BAB I
PENDAHULUAN
aat ini setiap organisasi publik dituntut untuk lebih terbuka dan dapat memberikan transparansi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Untuk itu, organisasi publik diharapkan dapat membuat suatu Penetapan Kinerja, Rencana Kinerja Tahunan (RKT/Performance Plan), dan Laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Performance Accountability Report) yang mencerminkan transparansi dan akuntabilitasnya. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 setiap instansi pemerintah diharuskan menyelenggarakan suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) sebagai instrumen untuk menyediakan suatu media
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan teratur.
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai salah satu unit pelaksana BPKP di daerah, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-06.00.00-286/K/2002 tanggal 31 Mei 2002, dan terakhir telah diperbaharui dengan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP-713/SU/2002 tanggal 15 Oktober 2002, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;
2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan pengurusan barang milik/ kekayaan negara;
3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/ kekayaan daerah atas permintaan daerah;
4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan/ atau lintas departemen/ lembaga/ wilayah;
5. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi
6. Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah;
7. Bimtek/Asistensi/Konsultasi/Pendampingan Simda;
8. Pemeriksaan terhadap badan usaha milik negara, Pertamina, cabang usaha Pertamina, Kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pinjaman/ bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 9. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan
akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, Pertamina, cabang usaha Pertamina, kontraktor bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
10. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan usaha milik negara dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya;
11. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan;
12. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
Sebagai auditor yang bertanggungjawab kepada Presiden sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, BPKP berperan mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan negara mempunyai wewenang:
1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi (Pasal 49), yaitu:
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah kementerian negara/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan kewenangan,
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Khusus dalam rangka pelaksanaan pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara, Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan instansi pemerintah lainnya,
Kegiatan lain berdasarkan penugasan Presiden.
2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah (Pasal 59), 3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri
Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4),
4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari hasil pengawasan BPKP dan APIP lainnya) sebagaimana tertuang dalam Pasal 54 ayat 3.
B. Aspek Strategis Organisasi
Sebagai ujung tombak di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu perlu menindaklanjuti mandat sebagai Auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas negara dan sebagai Pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. BPKP harus dapat menunjukkan paradigma barunya melalui unjuk kerja yang optimal sehingga peran BPKP di daerah semakin nyata dalam memberikan masukan untuk membantu pemerintah daerah menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Strategi penguatan BPKP melalui product differences (penguatan kualitas produk bersifat strategis, makro, lintas sektoral), market differences (mengenali market
pengawasan) dan methodology differences (pengembangan metodologi
pengawasan yang kontemporer, spesifik dan bermanfaat) yang tentunya secara hirarkis perlu diterapkan dalam setiap aspek pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas sistem pengendalian intern pemerintah di daerah, Perwakilan BPKP sebagai bagian dari APIP melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraannya.
Dalam upaya mewujudkan tuntutan tersebut sesuai amanat PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP dengan cakupan penugasan yang semakin luas, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu lebih mengedepankan aspek pencegahan, dengan lebih menekankan membangun sistem yang mampu mencegah kecurangan/ penyimpangan atau memudahkan mendeteksi adanya kecurangan/penyimpangan.
stakeholder untuk memberikan keyakinan yang memadai atas pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Jasa assurance dilakukan melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan, sedangkan
consulting antara lain berupa sosialisasi, pendidikan dan pelatihan pengawasan,
pembimbingan dan konsultansi, penglolaan hasil pengawasan dan pemaparan hasil pengawasan.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Sesuai dengan Renstra, Pewakilan BPKP Provinsi Bengkulu melaksanakan kegiatan-kegiatan pengawasan sebagai berikut:
1. Pre-emptif
Kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan pemberantasan KKN. Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit birokrasi yang bersifat laten.
2. Preventif
Kelompok kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan peringatan dini (early warning system) atas proses governance.
3. Represif
Kelompok kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi
perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak
diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.
Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu memfasilitasi pelaksanaan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan di daerah, antara lain:
1. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA); 2. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
3. Sosialisasi GCG BUMD/PDAM;
4. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO; 5. Asistensi Penyusunan Corporate Plan PDAM;
8. Fraud Control Plan (FCP);
9. Sosialisasi dan Bimtek SPIP; serta
10. Sosialisasi dan Bimtek Peningkatan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Daerah.
D. Struktur Organisasi
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya yang telah dibebankan, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
Catatan:- - - = Penugasan JFA melalui Bidang Pengawasan/Teknis
Adapun tugas pokok pada masing-masing bagian/bidang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagian Tata Usaha
Tugas pokok Bagian Tata Usaha adalah melaksanakan penyusunan rencana dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan pelaporan hasil pengawasan.
Fungsi yang diselenggarakan adalah:
a. Penyusunan rencana dan program pengawasan;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan, dan rumah tangga;
d. Penyusunan laporan berkala hasil pengawasan. Bagian Tata Usaha memiliki sub-sub bagian, yaitu:
1) Subbagian Program dan Pelaporan, dengan tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program serta penyusunan laporan berkala hasil pengawasan;
2) Subbagian Kepegawaian, dengan tugas melakukan urusan kepegawaian dan pengembangan pegawai;
3) Subbagian Keuangan, dengan tugas melakukan urusan keuangan;
4) Subbagian Umum, dengan tugas melakukan urusan persuratan,
perlengkapan, urusan dalam, dan rumah tangga serta pengelolaan perpustakaan.
2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
Tugas pokok Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat adalah melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat serta pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil pengawasan.
3. Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah
Tugas pokok Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah adalah melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas, dan evaluasi hasil pengawasan.
4. Bidang Akuntan Negara
Tugas pokok Bidang Akuntan Negara adalah melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan
good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja badan usaha milik
negara, Pertamina, cabang usaha Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan.
5. Bidang Investigasi
Tugas pokok Bidang Investigasi adalah melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di
kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya.
Dalam mencapai tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu didukung: 1. Sumber Daya Manusia
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu per 31 Desember 2013, didukung dengan sumber daya manusia sebanyak 107 orang, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.1
Sumber Daya Manusia Per 31 Desember 2013 No Uraian
Golongan
Jumlah
Pendidikan
Jumlah
IV III II S2 S1 DIII SLTA
1 Struktural 6 4 - 10 1 8 1 - 10 2 PFA 6 26 21 53 1 33 19 - 53 3 Calon PFA - 1 24 25 - 2 23 - 25 4 Prakom - 1 - 1 - - - 1 1 5 Arsiparis - 3 - 3 - 1 - 2 3 6 PFU - 17 - 17 - 8 - 9 17 Jumlah 12 52 45 109 2 52 43 12 109 Gambar 1.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan
Tabel 1.2
Jumlah Pegawai menurut Jabatan
Jabatan Jumlah (orang)
Struktural
o Eselon II 1
o Eselon III 5
o Eselon IV 4
Pejabat Fungsional Auditor
o Pengendali Teknis 8
o Ketua Tim 10
o Anggota Tim 60
Pejabat Fungsional Pranata Komputer 1 Pejabat Fungsional Arsiparis 3 Pejabat Fungsional Umum 17
Total 109 Gambar 1.4
2. Keuangan
Dana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu yang bersumber dari DIPA seluruhnya sebesar Rp11.987.026.000,00 dengan realisasi sebesar Rp11.864.804.714,00 atau 98,98%, rincian jumlah anggaran dan realisasi anggaran serta sumber dana tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3
Anggaran dan Realisasi Tahun 2013
Jenis Belanja Anggaran 2013
Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %
Belanja Pegawai 5.738.926.000 5.679.058.137 98,96 Belanja barang 5.908.100.000 5.846.397.577 98,96 - Perjalanan Dinas PKAU 1.001.602.000 999.784.750 99,82 - Perjalanan Dinas PKP2T 3.328.041.000 3.294.736.550 98,99 - Non Perjalanan Dinas 1.578.457.000 1.551.876.277 98,32 Belanja Modal 340.000.000 339.349.000 99,81
Jumlah 11.987.026.000 11.864.804.714 98,98
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP
Provinsi Bengkulu meliputi tanah, bangunan, kendaraan dinas,
inventaris/peralatan kantor, dan perlengkapan lainnya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.4
Daftar Sarana dan Prasarana
No Uraian Nilai (Rp)
1 Tanah 2.301.893
2 Peralatan dan Mesin 345.686.711 3 Gedung dan Bangunan 6.548.663.469 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 175.743.750 5 Aset Tetap Lainnya 23.000.000
Jumlah 7.095.395.823
Sarana dan prasarana tersebut di atas telah cukup memadai guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, serta nilainya telah memperhitungkan akumulasi penyusutan. Tanah dan bangunan diperuntukkan sebagai bangunan kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dan rumah negara. Selain ruang untuk bekerja, bangunan kantor dilengkapi dengan sarana/ruang untuk poliklinik, perpustakaan, arsip, aula, koperasi, sarana ibadah dan kantin.
4. Hasil Pengawasan
Saldo temuan hasil pengawasan yang belum ditindaklanjuti (TPB) per 31
Desember 2013 adalah sebanyak 1.134 kejadian dengan nilai
Rp11.468.257.361,07 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1.5
Saldo TPB sampai dengan 31 Desember 2013
5. Rencana dan Realisasi PKP2T
Realisasi pelaksanaan PKP2T tahun 2013 melampaui target dari PKP2T, yaitu sebesar 138,81% atau mencapai 676 laporan dari target sebanyak 487. Hal ini disebabkan peningkatan kepercayaan stakeholders/mitra kerja kepada Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu untuk memfasilitasi kegiatan peningkatan pengelolaan keuangan negara/daerah melalui kegiatan asistensi/bimtek/ sosialisasi dan pendampingan. Capaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.5
Rencana dan Realisasi PKP2T Tahun 2013
Bidang/ Bagian Rencana Realisasi
PP HP LHP PP %PP HP %HP LHP %LHP Tata Usaha 60 4.665 60 60 100,00 7.268 155,80 60 100,00 IPP 124 3.622 124 210 169,35 5.172 142,79 195 157,26 APD 120 4.574 120 240 200,00 7.656 167,38 160 133,33 AN 26 1.253 26 51 196,15 2.197 175,34 42 161,54 INV 84 4.017 84 108 128,57 3.807 94,77 52 61,90 Jumlah 354 13.466 354 609 172,03 18.832 139,85 449 126,84 E. Sistematika Penyajian
Laporan akuntabilitas kinerja tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu melaporkan pencapaian kinerja perwakilan selama tahun 2013. Capaian kinerja 2013
keberhasilan tahunan organisasi. Tapkin sendiri merupakan penjabaran Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu Tahun 2010-1014.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2013 memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) yang dijadikan sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Laporan akuntabilitas kinerja tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Gambar 1.6
Sistematika Penyusunan LAKIP 2013
Bab IV Pentutup Bab I Pendahuluan Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja
Menyajikan data umum mengenai perwakilan yang mencakup tugas pokok dan fungsi, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, serta struktur organisasi dan faktor-faktor yang berpengaruh
Menyajikan beberapa hal dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja) Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
Menyajikan capaian kinerja dalam tahun yang bersangkutan, memuat hasil pengukuran kinerja yang menguraikan keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja
Menyajikan simpulan atas capaian kinerja dalam tahun yang bersangkutan
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2010-2014
Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu merupakan bagian dari Rencana Strategis BPKP yang mengacu kepada perencanaan nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah. Penyusunan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu merupakan perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra tersebut merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan dari Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008, BPKP memperoleh mandat baru sebagai auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran pembina SPIP terkait erat dengan peran pengawasan intern, karena dengan penguatan SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi semakin terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan.
1. Pernyataan Visi
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat baru sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP, termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu menegaskan jati dirinya sebagai Auditor Presiden. Konsekuensinya, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dituntut untuk dapat memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dari hasil pengawasan yang dilakukan dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintahan. Kontribusi Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu tersebut dimaksudkan untuk membantu pemerintah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Akuntabilitas
keuangan negara yang berkualitas merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu yang merepresentasikan manfaat yang dapat
diberikan Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu kepada shareholder/
stakeholdernya. Komitmen tersebut selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai berikut:
2. Pernyataan Misi
Misi merupakan menjabarkan lebih lanjut visi dan berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu. Tugas dan kewenangan BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Selanjutnya, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN.
b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.
c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten.
d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah
VISI
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas
Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:
Misi ini berkaitan dengan aktualisasi peran BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara, sekaligus menegaskan bahwa misi ini dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan upaya pencegahan KKN. Inti misi ini terkait dengan kegiatan pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya bertujuan memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran utama yaitu aktivitas
assurance dan consulting. Dengan peran tersebut, fungsi utama BPKP termasuk
Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu adalah memberikan umpan balik (feedback) sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara, memberikan rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), serta membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya. Dalam misi ini, tercakup seluruh kegiatan utama (core business) Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu, baik dalam aktivitas assurance yang dilakukan dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, maupun aktivitas consulting yang dilakukan dalam bentuk sosialisasi, bimbingan teknis/asistensi, konsultansi, pengembangan sistem.
Mandat BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin jelas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam Pasal 49 Ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga Misi 1: Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehinga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.
Dengan mengacu kepada UU Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 2, kegiatan BUN terdiri atas delapan bidang yaitu pelaksanaan pendapatan dan belanja negara, pengelolaan uang negara, pengelolaan piutang, pengelolaan utang, pengelolaan investasi, pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN, dan regulator di bidang keuangan negara. Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan dapat memberi masukan dan feed back kepada Menteri Keuangan selaku BUN mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu. Peran BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dalam mengawasi kegiatan-kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya.
Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden merupakan kegiatan BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dalam rangka merespon permasalahan-permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan-penugasan tersebut merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai Auditor Presiden/pemerintah.
Selain itu, berdasarkan Pasal 57 ayat (4) PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP juga dimandatkan untuk melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden. Reviu tersebut terkait atas reviu atas laporan keuangan Kementrian/ Lembaga oleh APIP, terkadang dilakukan pendampingan reviu maupun penyusunan laporan keuangan oleh BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu.
D
Misi 2: Membina secara efektif penyelenggaraan sistem
pengendalian intern pemerintah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
Dalam misi 1 termasuk juga kegiatan dalam rangka membantu aparat penegak hukum dan pemerintah untuk mencegah dan mengurangi KKN, yang dilakukan dalam bentuk pengawasan investigatif, pemberian keterangan ahli, dan perhitungan kerugian negara.
Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan
pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan
berpedoman pada SPIP seperti diatur dalam PP tersebut. Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan SPI di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdiri dari BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu, Itjen Kementerian, Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota.
Selain itu, untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden. Akuntabilitas kinerja Presiden merupakan suatu kesatuan akumulatif-integratif dari kinerja berbagai Kementerian/Lembaga dan juga Pemerintah Daerah, sehingga perlu juga dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.
Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:
b. Sosialisasi SPIP
c. Pendidikan dan pelatihan SPIP d. Pembimbingan dan konsultansi SPIP
e. Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah
Kegiatan pembinaan butir a sampai dengan butir d merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi kedua ini. Sedangkan butir e lebih spesifik terkait peningkatan kemampuan/ kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten. Pada prinsipnya misi kedua lebih menekankan kepada pembinaan SPIP kepada instansi pemerintah, sedangkan misi ketiga terkait dengan pembinaan terhadap auditor (APIP).
Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan penyusunan pedoman-pedoman terkait SPIP (pedoman umum dan pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Selain itu, kegiatan penyusunan modul dan penyelenggaraan diklat SPIP menjadi kegiatan penting untuk membentuk personil yang memahami seluk beluk SPIP dan kompeten untuk menerapkan SPIP di instansi masing-masing. Pada tahap penerapan SPIP, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu siap untuk membimbing dan memberikan konsultansi kepada seluruh instansi pemerintah dilingkungan Provinsi Bengkulu.
M i M
Misi ketiga adalah misi pengimbang yang disusun dalam kesadaran bahwa kinerja yang berorientasi ke luar tak mungkin terwujud tanpa adanya proses kerja internal yang baik maupun proses kerja sesama APIP yang sinergis. Dengan adanya proses kerja sesama APIP yang sinergis diharapkan akan menghasilkan kinerja APIP yang maksimal. Hal ini merupakan jawaban atas arahan Presiden akan perwujudan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberi nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, dan berorientasikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Misi 3: Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
Kinerja APIP yang maksimal dapat diperoleh jika pemberdayaan APIP dijalankan dalam semangat profesionalitas dan kesetaraan antar APIP. Namun, efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, misi ketiga diperlukan sebagai pembimbing berbagai strategi pemberdayaan, pembelajaran, dan pertumbuhan kapasitas Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sendiri maupun kapasitas APIP secara umum. Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
sebagai anggota komunitas pengawasan untuk turut serta dalam
mengembangkan sistem pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan nasional tentunya dilakukan bersama-sama, baik dengan BPK, Inspektorat Jenderal Kementerian, Unit Pengawasan LPND, Badan Pengawasan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL, maupun dengan Instansi Pemerintah lainnya yang mengkoordinasikan kegiatan pengawasan seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Kementerian Dalam Negeri pada saat ini, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Lebih luas lagi, dilakukannya pengawasan secara bersinergi akan menjadi agenda yang penting Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu bersama-sama dengan DPRD, Kejaksaan, Kepolisian, maupun masyarakat.
Arti penting dari ditetapkannya misi ini terletak pada adanya kesadaran Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu untuk turut serta membenahi hal-hal yang kontra produktif dalam kegiatan pengawasan, misalnya bertubi-tubinya dan tumpang tindihnya pelaksanaan kegiatan pengawasan di lapangan. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian masukan mengenai arah dan kebijakan pengawasan nasional/makro kepada Pemerintah. Substansi arah dan kebijakan yang dimaksud tentunya sejalan dengan program-program Pemerintah yang menjadi prioritas, berskala nasional, memperhatikan analisis risiko per masing-masing sektor dan bidang kegiatan pemerintahan, mencerminkan sinergi APIP, dan menunjukkan dukungan bagi pelaksanaan pengawasan oleh auditor eksternal.
Penjabaran misi ini terus dioptimalkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu agar hasil pengawasannya mempunyai manfaat dan memberikan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan, terutama stakeholders utama, yang
tercermin dari tanggapan positif ataupun apresiasi para pengguna atas produk-produk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu. Untuk itu perlu terus diagendakan dan diberikan perhatian yang memadai terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya, kepatuhan pada standar profesi, penataan proses kerja internal, dan sistem kendali mutu yang dapat menunjang peningkatan kualitas hasil pengawasan. Dengan demikian, produk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu diharapkan akan bermanfaat sebagai umpan balik (feed back) bagi penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam rangka peningkatan
kinerja Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan
BUMN/BUMD/BUL.
Peran BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu mengembangkan kapasitas APIP baik dari sisi SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup:
• Pembinaan kompetensi APIP dengan pendidikan dan pelatihan auditor (pasal 59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008)
• Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2 dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008)
• Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Prosedur Pengawasan • Pengembangan Kapasitas Internal Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu • Pemeriksaan/pengawasan internal Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu • Pendukung/fasilitasi pengawasan
• Sinergi dengan APIP lain. M
i s
Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.
Sistem pelaporan kinerja dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara yang ada saat ini belum menjamin bahwa Presiden memperoleh informasi yang utuh/menyeluruh atas implementasi akuntabilitas Presiden.
Misi 4: Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan
keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
Kondisi tersebut kontradiktif dengan kedudukan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan yang juga memegang kekuasaan tunggal pengelolaan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan (UU Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 6 ayat 1). Meskipun telah secara jelas diatur bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara dikuasakan kepada Menteri Keuangan (selaku BUN) dan menteri/pimpinan lembaga (selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang), serta diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala daerah untuk mengelola keuangan daerah, namun sejatinya bukan berarti bahwa akuntabilitas pengelolaan keuangan negara diserahkan keseluruhan ke menteri, pimpinan lembaga, gubernur, bupati, atau walikota. Akuntabilitas pengelolaan keuangan negara tetap melekat kepada Presiden yang menerima amanah dari rakyat, sehingga Presiden juga harus berakuntabilitas kepada rakyat.
Berbagai peraturan yang telah diterbitkan terkait Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (PP Nomor 6 Tahun 2008), Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP Nomor 39 Tahun 2006), dan Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintah Daerah-LPPD (PP Nomor 3 Tahun 2007), belum dapat menjamin bahwa Presiden memperoleh informasi periodik, up to date, dan mendekati real-time tentang akuntabilitas kinerja dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara.
Kondisi di atas memunculkan fenomena baik di pusat dan daerah, yaitu (i) penyerapan anggaran yang rendah, (ii) kurang sinkronnya rencana pembangunan di pusat dan daerah (karena persepsi yang sempit terhadap perundang-undangan yang ada), dan (iii) tidak adanya informasi capaian kinerja kumulatif/aggregasi dari kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang dapat dilaporkan kepada Presiden secara tepat waktu (up to date), yang mendekati real-time. Hal tersebut menyulitkan Presiden untuk dapat menilai apakah agenda-agenda Presiden yang tertuang di RPJMN telah dilaksanakan oleh pimpinan kementerian/lembaga dan kepala daerah sesuai dengan target atau harapan Pemerintah dan rakyat.
Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk membuat indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden untuk menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya Sistem Akuntabilitas
Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing-link) proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, mensinergikan sumber-daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah) sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, dan memudahkan Presiden untuk
memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing
program/agenda Pemerintah.
Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai penunjang pelaksanaan tugas BPKP Pusat untuk menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
3. Tujuan Strategis
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Formulasi tujuan strategis memungkinkan BPKP untuk mengetahui secara tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam memenuhi visi dan misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan. Hal ini juga memungkinkan BPKP untuk mengukur tingkat ketercapaian visi dan misi yang telah disepakati. Untuk itu, setiap tujuan strategis yang ditetapkan harus memiliki indikator kinerja yang terukur sehingga capaiannya dapat diukur.
Tujuan utama BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu.
b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu.
c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu.
d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu.
e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu.
f. Terselenggaranya sistim dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu.
4. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Delapan sasaran strategis yang diharapakan di akhir periode Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu 2010-2014, yaitu:
1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD.
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50%.
3) Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan Terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD.
4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%.
5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda.
6) Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda.
7) Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaaan Keuangan Sebesar 100%.
8) Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan.
5. Indikator Kinerja Utama
Setiap program dan kegiatan dalam Renstra selanjutnya dinyatakan dalam suatu indikator kinerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu. Hanya dengan indikator kinerja yang memenuhi kelima karakteristik kualitatif inilah keberhasilan pencapaian program dan kegiatan nantinya dapat dilakukan. Keberhasilan program diukur dengan indikator hasil (outcome), sedangkan
keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Penetapan indikator program dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan program dan kegiatan-kegiatan yang mendukung program tersebut.
Indikator kinerja utama BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP. Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama
No Indikator Kinerja Utama
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu 1.1. Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan 1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar 1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat
1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat
1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi 1.2. Sasaran Strategis : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
1.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti 1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
1.2.3 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit Tujuan 2 : Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu 2.1. Sasaran Strategis : Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Tujuan 3 : Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
1.1. Sasaran Strategis : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
3.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
3.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/ evaluasi FCP
3.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK 3.1.4 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
3.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi/PKKN/PKA
3.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang 3.1.7 persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
3.1.8 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Tujuan 4 : Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
4.1. Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda 4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
No Indikator Kinerja Utama
4.1.3 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Tujuan 5 : Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
1.1. Sasaran Strategis : Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda
5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
1.2. Sasaran Strategis : Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%
5.1.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 5.1.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP 5.1.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 5.1.4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
5.1.5 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur 5.1.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
5.1.7 Persentase pemanfaatan aset
5.1.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 5.1.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 5.1.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
5.1.11 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP 5.1.12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Tujuan 6 : Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
1.1. Sasaran Strategis : Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan 6.1.1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Penetapan indikator-indikator kegiatan utama tersebut menjadi dasar bagi penetapan dan indikator-indikator kegiatan-kegiatan penunjang pada Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu. Logika pengembangan indikator-indikator penunjang ini diletakkan pada suatu peta strategi yang menggambarkan kaitan sebab-akibat yang menyeimbangkan pengembangan aspek manajemen internal seperti kapasitas kelembagaan dan proses internal dengan aspek ’pemasaran’ yang akan meningkatkan penerimaan (akseptasi) pihak eksternal atas peran dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu. Seluruh indikator kinerja kegiatan-kegiatan penunjang ini diletakkan pada perspektif pendekatan terhadap pelanggan (pemasaran), peningkatan kualitas proses internal dan peningkatan kapasitas kelembagaan.
6. Program dan Kegiatan
Penyusunan program dan kegiatan pada Renstra BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu 2010-2014 mengacu pada kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan yang diterapkan dalam penyusunan RPJMN tahun 2010-2014. Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu/lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh K/L. Program Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dan memberikan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh di lingkungan satuan kerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu.
Penetapan program adalah untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian, kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu. Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis yang berturut-turut diarahkan untuk mencapai tujuan dan visi Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu, dan berdimensi waktu satu tahun.
Berdasarkan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2014, ikhtisar Program dan Kegiatan dapat diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 2.2
Program, Sasaran Strategis dan Kegiatan
No. KEGIATAN
Program 1 : Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1. Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas LKPP 95% dan 95% LKPD
1. Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian 2. Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam 3. Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKPD
4. Pengawasan Proyek PHLN
5. Pengawasan lintas sektor bidang Perekonomian 6. Pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam 7. Pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah 8. Pengawasan atas Permintaan Presiden Bidang Polsoskam 9. Pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian 10. Pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam 11. Pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah 12. Bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD
2. Sasaran Strategis : Tercapainya optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
1. Pengawasan BUN Bidang Perekonomian 2. Pengawasan BUN Bidang Polsoskam 3. Pengawasan BUN Bidang Keuangan Daerah
4. Pengawasan Atas Penerimaan Negara Bidang Perekonomian 5. Pengawasan Atas Penerimaan Negara Bidang Polsoskam
3. Sasaran Strategis : Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
1. Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik Bidang Keuangan Daerah 2. Bimbingan teknis/asistensi GCG/KPI sektor Korporat
3. Pengawasan atas kinerja BUMD
BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan korupsi Menjadi 80%
1. Sosialisasi Masalah Korupsi 2. Bimtek/Asistensi Implementasi FCP 3. Kajian Pengawasan
4. Audit Investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim
5. Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Keuangan Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas permintaan Instansi Penyidik
5. Sasaran Strategis : Meningkatnya kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L, Pemda 1. Dukungan pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah
Program 2 : Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya – BPKP
6. Sasaran Strategis : Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
1. Pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP
2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas teknis Lainnya
Program 3 : Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP 1. Penyediaan dan pengelolaan sarana prasarana
2. Penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan Pemerintah/Presiden dan internal BPKP
B. Perjanjian Kinerja 2013
Penetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluru anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap program dan kegiatan yang dilakukan.
Sesuai dengan Renstra dan Dokumen Penetapan Kinerja, indikator hasil program tahun 2013 terdiri atas:
Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja Tahun 2013
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
1. Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas 80% LKKL, dan 85% LKPD
1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan Persen 90,00 1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persen 90,00 1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini
dukungan Wajar
Persen 82,00 1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat Persen 81,25 1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke
Pusat
Persen 68,00 1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan
bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
Persen 86,67 1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Persen 55,00 2. Sasaran Strategis : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
2.1.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
Persen 80,00 2.1.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Persen 78,75
2.1.3 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
Persen 8,00 3. Sasaran Strategis : Terselenggaranya SPM pada 40% IPD dan terselenggaranya GG pada 55% BUMN/BUMD
3.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Persen 45,00 3.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persen 65,00 3.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 60,00 4. Sasaran Strategis : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 75%
4.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi Kelompok 3 4.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/ evaluasi FCP
Instansi 4 4.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang
berpotensi TPK
Peraturan 1 4.1.4 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persen 84,00 4.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi/PKKN/PKA Persen 85,00 4.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang Persen 40,00 4.1.7 persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Persen 85,00 4.1.8 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persen 10,00 5. Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 50% K/L/Pemda
5.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 60,00 5.1.2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No
60 Tahun 2008
IPD 3 5.1.3 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern IPD 3 6. Sasaran Strategis : Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 80% dan kualitas
pengelolaaan keuangan sebesar 100%
6.1.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persen 85,00 6.1.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persen 100 6.1.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian skala
likert 1-10
7,8 6.1.4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persen 95,00 6.1.5 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan
sesuai prosedur
skala likert 1-10
8,25 6.1.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Publikasi 24 6.1.7 Persentase pemanfaatan asset Persen 100 6.1.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras skala
likert 1-10
8,1 6.1.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Persen 77,00 6.1.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Masukan 1 6.1.11 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata
kelola APIP
APIP 3 6.1.12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat skala
likert 1-10
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
ntuk dapat melihat sejauh mana hasil yang diharapkan, yang telah dirumuskan dalam Rencana Kinerja Tahunan dapat tercapai, harus
dilakukan pengukuran, evaluasi, dan analisis melalui media
pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja yang ditetapkan pada Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu Tahun 2012.
A. CAPAIAN KINERJA
Tahap pengukuran kinerja merupakan tahapan untuk melihat capaian kinerja dengan cara membandingkan rencana kinerja yang merupakan komitmen dari pimpinan dan seluruh personil Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu, dengan realisasinya pada akhir tahun.
Pengukuran kinerja dilakukan utamanya dengan membandingkan realisasi pencapaian output dengan target output yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja. Sesuai dengan Permenpan dan RB nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu diukur berdasarkan capaian kinerja masing- masing indikator sasaran (output) dan tidak disimpulkan capaian kinerja berdasarkan program (outcome) ataupun indikator secara total (seluruh sasaran pada Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu).
Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu secara keseluruhan adalah sebesar 138,79%, atau termasuk dalam kategori “memuaskan”. Nilai capaian tersebut merupakan rata-rata capaian seluruh indikator output yang ditetapkan, dengan gambaran sebagai berikut:
SASARAN STRATEGIS OUTPUT
INDIKATOR KINERJA
OUTPUT Satuan Target Realisasi % Pengendalian/Pelaksanaan
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Kementerian/Lembaga/ BUMN/BUMD
Hasil Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan Penyelenggaraan SPIP Kementerian/ Lembaga/BUMN/BUMD Laporan 358 681 190,22 Kegiatan 11 13 118,18 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Hasil Penyelenggaraan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 60 86 143,33
Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP
Hasil Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP Unit 68 78 114,71 JUMLAH Laporan 418 767 183,49 Kegiatan 11 13 118,18 Unit 68 78 114,71
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Rata-rata capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu tahun 2012 secara keseluruhan adalah 138,79% atau termasuk kategori “memuaskan”. Capaian tersebut terdiri dari tiga program, yaitu:
1. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
2. Dukungan Manajemendan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya – BPKP; 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP.
Analisis atas capaian kinerja masing-masing program di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Dalam tahun 2012, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu telah melaksanakan Program
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) untuk mencapai dua sasaran strategis, yaitu:
• Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada
kementerian/lembaga/pemda/ BUMN/BUMD;
P
P
r
r
o
o
g
g
r
r
a
a
m
m
1
1
Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem• Meningkatnya K/L dan Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai ketentuan yang berlaku.
Capaian kinerja kegiatan dalam program ini diukur berdasarkan rata-rata capaian dari 29 indikator kinerja output, dengan rincian sebagai berikut:
INDIKATOR HASIL PROGRAM SAT TARGET REALISASI
CAPAIAN KINERJA
(%) 1.01 Laporan hasil pengawasan lintas
sektor bidang Perekonomian
lap 20 31 155,00
1.02 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Perekonomian
lap 7 12 171,43
1.03 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian
lap 4 13 325,00
1.04 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Perekonomian
lap 1 3 300,00
1.05 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
lap 27 31 114,81
1.06 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam
lap 32 48 150,00
1.07 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam
lap 13 43 330,77
1.08 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden bidang Polsoskam
lap 10 18 180,00
1.09 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
lap 11 33 300,00
1.10 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam
lap 4 0 0,00
1.11 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam
lap 2 9 450,00
1.12 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah
lap 2 2 100,00
1.13 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah
lap 56 68 121,43
1.14 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah
lap 3 4 133,33
1.15 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Bidang Keuangan Daerah
lap 31 141 454,85
1.16 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah
lap 9 21 233,33
1.17 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah
lap 6 9 150,00
1.18 Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah
lap 15 30 200,00
GCG/KPI sektor korporat
1.20 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
lap 6 10 166,67
1.21 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
lap 5 27 540,00
1.22 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
lap 5 28 560,00
1.23 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
lap 3 4 133,33
1.24 Laporan hasil kajian pengawasan lap 1 0 0,00
1.25 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim
lap 4 0 0,00
1.26 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
lap 77 89 115,58
1.27 Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
lap 4 6 150,00
1.28 Sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
lap 7 7 100,00
1.29 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
lap 2 2 100,00
Dari 29 indikator kinerja output yang ditargetkan tersebut, 26 indikator mencapai target (capaiannya lebih atau sama dengan 100%) dan 3 indikator tidak terealisasi (0%). Capaian tertinggi terjadi pada dua indikator yaitu Laporan Hasil Sosialisasi Masalah Korupsi (560,00%, target 5 lap, realisasi 28 lap) dan Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD (540,00%, target 5 lap, realisasi 27 lap).
Capaian terendah sebesar 100,00% pada 3 indikator yaitu Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor Bidang Keuangan Daerah (target sama dengan realisasi sebanyak 2 lap); Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tatakelola APIP Daerah (7 lap) dan Laporan Evaluasi Penerapan Tatakelola APIP Daerah (2 lap).
Tiga indikator yang tidak terealisasi adalah:
1) Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam, 4 lap; 2) Laporan hasil kajian pengawasan, 1 lap;
3) Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim, 4 lap.
Capaian kinerja per indikator output dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Perekonomian
Capaian indikator sebesar 155,00% (target 20 lap, realisasi 31 lap). Pengawasan lintas sektor perekonomian diantaranya audit kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP). Audit selain dilaksanakan di satuan kerja PPIP di tingkat provinsi dan kabupaten, juga dilaksanakan uji petik pelaksanaan kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan infrastruktur perdesaan pada 97,22% desa atau 35 desa dari 36 desa di 4 (empat) kabupaten atau 100% dari 4 (empat) kabupaten yang menerima dana PPIP di Provinsi Bengkulu.
Hasil audit kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2011 pada Provinsi Bengkulu memperoleh skor 79,60 dari nilai maksimum 100 yang mencerminkan PPIP tahun 2011 di Provinsi Bengkulu telah dilaksanakan dengan predikat “Cukup Berhasil”.
Capaian melebihi target disebabkan adanya realisasi 11 laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Perekonomian yang merupakan penugasan Non PKPT, yaitu: 1) Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun
Anggaran 2011 pada Kabupaten Kaur;
2) Exit Meeting Laporan Hasil Audit PPIP Tahun 2011;
3) Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastuktur Perdesaan (PPIP) Tahun Anggaran 2011 (APBN-P) dan 2012 (Interim) Provinsi Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Bengkulu Tengah (4 lap);
4) Exit Meeting Laporan Hasil Audit PPIP Tahun 2012;
5) Penyusunan Laporan Kegiatan Bulan September 2012, Bulan Oktober 2012, Bulan November 2012 dan Bulan Desember 2012 (4 lap).
2. Laporan hasil pengawasan BUN bidang Perekonomian
Capaian indikator sebesar 171,43% (target 7 lap, realisasi 12 lap). Capaian melebihi target disebabkan adanya realisasi lima laporan hasil pengawasan lintas BUN Bidang Perekonomian yang merupakan penugasan Non PKPT, yaitu:
1) Evaluasi Penyerapan Anggaran Dana APBN Tahun Anggaran 2012 pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera VII Provinsi Bengkulu;
2) Evaluasi Penyerapan Anggaran Dana APBN Semester I 2012 pada Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Bengkulu;
3) Evaluasi Penyerapan Anggaran Dana APBN Semester I 2012 pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I, Wilayah II Provinsi Bengkulu (2 lap); 4) Evaluasi Penyerapan Anggaran Dana APBN Semester I 2012 pada Kantor
Pengembangan LLAJ Provinsi Bengkulu;
3. Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian Capaian indikator sebesar 325,00% (target 4 lap, realisasi 13 lap). Kegiatan Pendampingan dilaksanakan pada satker-satker unit akuntansi wilayah di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Sosial, Kementerian