• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 1. perilaku yang baik dalam berinteraksi di lingkungannya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 1. perilaku yang baik dalam berinteraksi di lingkungannya."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Bahasa Arab

1. Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.1

Sedangkan menurut Miarso yang dikutip oleh Indah Komsiyah mengemukakan bahwa pembelajaran adalah usaha untuk mengelola lingkungan agar seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi

tertentu.2 Jadi menurut peneliti pembelajaran adalah suatu kegiatan

berupa interaksi antara guru dan peserta didik yang mempunyai tujuan supaya peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan serta memiliki perilaku yang baik dalam berinteraksi di lingkungannya.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang sudah lama dipelajari oleh para umat muslim di dunia. Di Indonesia, bahasa Arabdipelajari sejak usia dini, karena mayoritas masyarakat beragama Islam yang berpedoman dengan kitab Al-Qur’an yang diturunkan dengan

Bahasa Arab.3 Bahasa Arab di Indonesia, jika kita melihat gejala

1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. BAB I. hlm. 2.

2

Miarso, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 4. 3

Syaiful Mustafa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm. 26.

(2)

penggunaannya di masyarakat, bisa jadi sebagai bahasa asing, bisa juga sebagai bahasa kedua. Bahasa Arab sebagai bahasa asing, termasuk kedudukannya dalam kurikulum yaitu tidak digunakan sebagai bahasa

pengantar pelajaran, tetapi termasuk ke dalam materi pembelajaran.4

Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan pembelajaran Bahasa Arabdi Indonesia merupakan pembelajaran bahasa asing yang belum semua sekolah dapat menerapkannya, hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman terhadap materi-materi Bahasa Arab yang dikenal susah, masih minimnya guru pengajar Bahasa Arab , sulit menemukan metode yang sesuai untuk memudahkan pembelajaran Bahasa Arab , penggunaannya di lingkungan masyarakat tergolong sedikit serta belum diterapkan di sekolah-sekolah secara umum sebagai mata pelajaran wajib.

Pendidikan Islam berfungsi mengarahkan tujuan hidup manusia kepada titik optimal untuk memperoleh kesejahteraan hidup di akhirat. Dengan kata lain tujuan akhir pendidikan Islam adalah pada hakikatnya merupakan realisasi dari cita- cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah Swt,

lahir dan batin, dunia dan akhirat berdasarkan al-Qur’an dan Hadits.5

4

Chaedar Alwasilah, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 56-57.

5

Asna Andriani, Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pendidikan Islam, (Tulungagung: Ta’alum, 2015) Vol. 03, hal. 39-56

(3)

Allah SWT telah menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an, sehingga muncul beberapa peranan penting dalam kehidupan manusia. Peranan tersebut diklasifikasi sebagai berikut: Pertama, Bahasa Arab sebagai bahasa wahyu, sehingga menjadikannya bahasa istimewa.

Kedua, peranan Bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi umat

manusia kepada Allah SWT. Ketiga, Bahasa Arab internasional. Keempat peranan Bahasa Arab dalam kajian Islam digunakan dalam berbagai macam kitab-kitab Tafsir, Hadits, Tasawuf, Fiqih, Hukum dan lain-lain.

Sehingga untuk memahaminya diperlukan penguasaan Bahasa

Arabsecara komprehensif agar tidak menimbulkan pemahaman yang salah.

Oleh karena pendidikan Islam mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam masalah tersebut. Setiap agama mempunyai kitab suci yang dijadikan acuan dalam bersikap dan bertindak, termasuk Islam yang menjadikan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman hidup, oleh karena kedua sumber ajaran tersebut menggunakan Bahasa Arab , maka pembelajaran Bahasa Arab dirasa sangat penting sebagai penghantar untuk memahami secara tepat dan bijak tentang isi ajaran kedua sumber

tersebut.6

Jadi peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Arab itu sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari pedoman umat Islam yaitu

6

Asna Andriani, Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pendidikan Islam, (Tulungagung: Ta’alum, 2015) Vol. 03, hal. 39-56

(4)

Qur’an dan Hadist dimana keduanya menggunakan Bahasa Arab, serta pendapat-pendapat ulama sebagian besar juga menggunakan Bahasa Arab. Bahasa Arab saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup besar dan dijuluki sebagai Bahasa Istimewa. Selain itu Bahasa Arabjuga sebagai alat komunikasi antara umat Islam dengan Allah SWT, digunakan sebagai Bahasa Internasional, dan berperan dalam kajian Islam.

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

Pendidikan adalah suatu proses yang sadar tujuan. Pada umumnya, tujuan pembelajaran di Indonesia yang disebut dengan tujuan pendidikan nasional dijelaskan dalam UU. RI. Nomor 20 Tahun 2003, tentang tujuan pendidikan dan pengajaran nasional.

Kementerian Agama menjelaskan bahwa tujuan umum

pembelajaran Bahasa Arabadalah: (1) untuk dapat memahami al-Quran dan hadist sebagai sumber hukum ajaran Islam, (2) untuk dapat memahami buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam Bahasa Arab , (3) untuk dapat berbicara dan mengarang dalam Bahasa Arab , (4) untuk dapat digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain (supplementary), (5) untuk membina ahli Bahasa Arab , yakni

benar-benar profesional.7

7

Departemen Agama, Kurikulum IAIN/STAIN tahun 1999 yangdisempurnakan, (Jakarta: Ditbinperta, 1997), hlm. 117.

(5)

Tujuan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Arab akan mempermudah peserta didik untuk memahami Al-Qur’an, Hadist, serta kebudayaan Islam yang ditulis dalam Bahasa Arabdimana Al-Qur’an dan Hadist adalah sumber hukum dari ajaran Islam. Peserta didik juga bisa mempunyai keahlian dalam tambahan dalam berbahasa asing selain Bahasa Inggris. Selain itu tujuan dari pembelajaran sendiri adalah membentuk karakter dari peserta didik, dan mengembangkan kemampuan dasar yang sudah mereka miliki agar lebih baik sehingga kemampuan tersebut dapat dikembangkan untuk bekal di masa depan.

3. Materi Pembelajaran Bahasa Arab

Materi pembelajaran harus berdasarkan dengan rencana

pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya dan harus disesuaikan dengan kurikulum nasional.

Sebagai sekolah Muhammadiyah, Bahasa Arab menjadi kurikulum yang diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga diharapkan peserta didik mempunyai kemampuan berbahasa Arab lebih dari sekolah lainnya. Peneliti tertarik karena sekolah ini tidak hanya fokus mengutamakan pelajaran keagamaan, seperti Bahasa Arab, namun sekolah kejuruan yang didalamnya mengajarkan bidang keilmuan umum. Setelah peneliti meneliti disekolah tersebut, peneliti menemukan berbagai macam masalah, salah permasalahan yang paling mendasar

(6)

diantaranya adalah banyak peserta didik yang belum mahir membaca Al-Qur’an.

Tabel 2.1

Kompetensi Dasar (KD) dan Materi Pembelajaran

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

BERBICARA

2.1 Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan dengan lafal yang tepat

2.2 Melakukan dialogsesuai

konteks dengan tepat dan lancar Dialog tentang: a) Perkenalan , misalnya : ٌنييع ًلاسىا: ىفطصٍ لاٖسٗ لإأ ،الله خَحزٗ ًلاسىا ٌنييعٗ:ةلاطىا بح بّ٘خأ ٓرٕ ،يئبقدصأ بي ،ٌنث لإأ :ىفطصٍ ٍِ ًش ذي٘م بْفسشر :تىبطىا ؟لَسبٍ ،كزادقٍ الله فسش :ًشبح ىٍْ يزخأ ارٕٗ ،دَ٘حٍ يَسا :تىبطىا ؟بيسيّٗدّإ بّدلاث يف ليأز بٍ :دَ٘حٍ ٔضزأ يف الله خْج يٕ ،خييَج دلاث بّٖإ :ًشبح خييَج بضيأ ذي٘نىاٗ ،اسنش :ىٍْ هٗسزجىا خىٗد ،خيْغ خىٗد يٕ وث ،حيحص :دَ٘حٍ وضف لىذ :ًشبح ؟الله ٍِ ص خيجْجلأا ٌسقى خيثسعىا خغيىا سظّا( 1 )

b) Hubungan dengan Tetangga

؟ذبزسأ بي بٍٖسزحّ ُأ تجي ق٘قح زبجيى وٕ دبججاٗ ٔييعٗ ق٘قح زبجيى ،ٌعّ ؟ذبزسأ بي يٕ بٍٗ :بٍْٖ ،حسيثم يٕٗ ضسٍ اذإ ٔردبيع دبٍ اذإ ٔرشبْج عييشر خىإ ... حجّ اذإ ٔئيْٖر

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pelajaran Bahasa ArabSMK Muhammadiyah II Malang :

(7)

a. Menyimak

Memahami wacana lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja,

kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam,

kebudayaan Islam, kebudayaan arab, dan hari-hari besar Islam. b. Berbicara

Mengungkapkan makna secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, kebudayaan Islam, kebudayaan arab, dan hari-hari besar Islam. c. Membaca

Membaca dan memahami makna wacana tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, kebudayaan Islam, kebudayaan arab, dan hari-hari besar Islam.

d. Menulis

Mengungkapkan secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja,

kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam,

kebudayaan Islam, kebudayaan arab, dan hari-hari besar Islam.8

8 Permenag No 2 Tahun 2008, BAB III, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Mata

(8)

Dari beberapa Standar Kompetensi Lulusan untuk mata pelajaran Bahasa Arab, menurut peneliti peserta didik wajib menguasai semuanya. Hal tersebut tak lepas dari peran seorang guru untuk membimbing dengan telaten dan sabar, karena Bahasa Arabadalah pelajaran yang masih asing bagi peserta didik. Hal tersebut dikarenakan Bahasa Arabbukan bahasa sehari-hari mereka, sehingga mereka harus belajar dari awal untuk bisa mahir dan memenuhi Standar Kompetensi Kelulusan dari sekolah.

4. Metode Pembelajaran Bahasa Arab

Metode pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru agar proses pembelajaran tercapai sesuai dengan standar kompetensi. Beberapa metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa

Arabadalah9 :

a. Metode gramatikal terjemah

Metode ini memiliki tujuan yaitu mampu membaca karya sastra dalam bahasa target dan menekankan perkembangan kemampuan membaca, menulis dan menterjemahkan menggunakan bahasa asing. Metode ini menekankan nahwu dan menggunakannya untuk menganalisis gramatikal kalimat.

9Diah Rahmawati As’ari, Strategi dan Metode Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : Konferensi Nasional Bahasa Arab, 2015). ISBN 978-979-495-813-1

(9)

b. Metode langsung

Metode langsung merupakan proses pengajaran yang langsung dihubungkan dengan alat peraga, contoh langsung, role play, dan sebagainya.

c. Metode Membaca

Metode membaca merupakan metode yang menuntut peserta didik untuk bisa mengidentifikasi kata maupun kalimat dalam suatu bacaan,dan juga merupakan kemampuan menegnali dan memahami isi sesuatu yang tertukis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati.

d. Metode Audio Lingual

Tujuan metode ini supaya peserta didik secara seimbang menguasai kemahiran berbicara dan meyimak secara bersama-sama. e. Metode Elektik

Metode elektik adalah metode gabungan. Metode eklektik merupakan metode ideal jika guru menguasai berbagai metode pembelajaran lain, dan mampu memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan kebutuhan peserta didik.

Ada hal yang harus diperhatikan bahwa pengganbungan metode-metode hanya bisa dilakukan antar metode yang memiliki tujuan yang sama. Penggabungan lebih tepatnya dilakukan dalam

tataran teknik dan operasional10. Dalam menggabungkan dua

10

(10)

metode, guru harus menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan memilih metode yang sesuai.

Peneliti menyimpulkan, metode pembelajaran Bahasa Arabmemang bermacam-macam. Tidak semua metode bisa diterapkan untuk mengajar peserta didik. Metode yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan peserta didik, kemampuan guru, serta sarana-prasarana yang mendukung. Metode dalam pembelajaran Bahasa Arabdapat digunakan bersamaan, namun harus sama dan sesuai tujuannya. Jika memilih dua metode yang tujuannya tidak sama, mungkin akan membingungkan peserta didik sehingga hasil yang diinginkan tidak maksimal serta tujuan yang diinginkan tidak akan tercapai.

5. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab

Evaluasi merupakan kegiatan untuk memantau hasil belajar peserta didik sehingga guru dapat mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dan mengevaluasi apakah pembelajaran yang disampaikan telah mencapai target atau belum. Evaluasi Bahasa Arab dilihat dari kriteria cara mengerjakan, bentuk jawaban, dan cara penilaian. Evaluasi Bahasa Arab dilakukan secara lisan atau tulisan. Untuk memperoleh hasil yang sesuai standar perlu berbagai tahapan yang harus dipahami, meliputi persiapan, pemilihan materi tes, penentuan bentuk tes, penentuan jumlah butir soal, pembuatan kisi-kisi, penyusunan tes, uji coba, dan analisis

(11)

hasil.11 Peneliti menyimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran Bahasa

Arab adalah suatu kegiatan untuk mengetahui seberapa besar peserta didik mampu memahami dan menangkap materi yang telah diberikan oleh guru, seberapa besar keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik serta digunakan untuk melihat tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Arabitu sendiri. Melalui proses evaluasi ini, guru juga bisa memilih metode pembelajaran apa yang sesuai untuk peserta didiknya.

Menurut M. Ngalim Purwanto, terdapat empat tujuan dan fungsi

dari evaluasi pengajaran12, yaitu:

a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. hasil evaluasi digunakan untuk memperbaiki cara belajar serta menentukan kenaikan kelas serta lulus tidaknya peserta didik.

b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.

c. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Hasil evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan informasi untuk pelayanan Bimbingan Konseling.

d. Untuk keperluan pengembangan kurikulum sekolahyang

bersangkutan.

11

Dina Indriana, Evaluasi Pembelajaran dan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran

Bahasa Arab, (Al-Ittijah: 2018), Vol. 10, No. 02

12

Ubaid Ridho, Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: An-Nabighoh, 2018), Vol. 20, No. 01

(12)

Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan tujuan dari evaluasi ini untuk mengetahui perkembangan belajar peserta didik dan keberhasilan pembelajaran, untuk mengetahui langkah apa yang harus diambil di semester berikutnya jika peserta didik mendapatkan hasil yang kurang memuaskan dan bisa digunakan untuk perbaikan kurikulum.

Prinsip penilaian yang penting untuk diketahui, yaitu13: kepraktisan

(practicality), keterandalan (reliability), validitas (validity), dan

keotentikan (authenticity). Dikatakan praktis apabila tes itu tidak menghabiskan biaya yang banyak, tidak menyita waktu terlalu lama, mudah dilaksanakan, dan proses penilaian membutuhkan waktu yang cepat.

Tes yang dapat digunakan sebagai evaluasi pembelajaran Bahasa Arab , yaitu sebagai berikut :

a. Tes tulis digunakan untuk kemahiran istima’ (menyimak), kemahiran qira’ah (membaca) dan kemahiran kitabah (menulis).

b. Tes lisan digunakan untuk kemahiran kalam (berbicara), tes lisan ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana peserta didik dapat berbicara Bahasa Arabsehingga diharapkan mampu melakukan komunikasi dengan menggunakan Bahasa Arab dengan baik dan benar.

Dari penjelasan mengenai evaluasi pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa ada banyak cara yang dapat digunakan oleh seorang guru untuk mengevaluasi pembelajaran Bahasa Arab . Cara yang

13

Junda Miladya, Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : Konferensi Nasional Bahasa Arab, 2015). ISBN 978-979-495-813-1

(13)

dilakukan harus mempertimbangkan metode yang digunakan dan sarana prasarana yang tersedia di sekolah tersebut.

B. Pembelajaran Bahasa Arab di SMK Muhammadiyah

1. Posisi Bahasa Arab

Ciri dan keunggulan pendidikan Muhammadiyah adalah

diajarkannya ilmuagama Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba) dengan sistem pendidikan yang integratif-holistik, dimana lulusannya diharapkan menguasai ilmu pengetahuan umum dan agamaIslam, Kemuhammadiyahan serta Bahasa Arab dengan baik.

Dalam sistem integratif-holistik, keberadaan Ismuba

merupakanmateri yang berdiri sendiri, akan tetapi dalam proses pendidikannya teringrasidengan mata pelajaran dan program sekolah

yang lain 14 Jadi menurut peneliti, pembelajaran Bahasa Arabdi sekolah

Muhammadiyah merupakan kurikulum yang menjadi ciri khusus sekaligus unggulan, bersama dengan mata pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, diharapkan lulusan dari sekolah Muhammadiyah mampu menguasai Islam, dan Bahasa Arab dengan baik dikarenakan Ismuba menjadi standar kompetensi kelulusan wajib bagi sekolah Muhammadiyah. Walaupun mata pelajarannya berdiri sendiri, namun pelajaran ini tetap berintegrasi dengan pelajaran lain.

14

(14)

2. TujuanPembelajaran Bahasa Arab

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan,

tujuan pembelajaran Bahasa Arabdapat dipaparkan sebagai berikut:15

a. Peserta didik dapat membaca, memahaminya dengan benar, dan bisa mengambil pelajaran dari apa yang sudah dia baca untuk diterapkan dalam kehidupannya.

b. Mampu mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menyimak apa yang dia dengar dan mampu memahaminya.

c. Peserta didik dapat menyimpulkan kaidah dasar Bahasa Arab.

d. Peserta didik dapat menggunakan kamus dan menggunakan buku referensi Arab.

e. Peserta didik dapat memahami arti sebuah kalimat, ketika sedang membaca al-Qur’an dan melantunkan sya’ir.

f. Peserta didik dapat menulis Arab dengan tulisan yang jelas dan rapi. Peneliti menyimpulkan, bahwa tujuan pembelajaran Bahasa Arabsupaya peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tulisan menggunakan Bahasa Arabdimana bahasa tersebut merupakan ciri khas dari sekolah Muhammadiyah.

15

Hilda Qonita, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Bahasa Arab

(15)

3. Materi Pembelajaran Bahasa Arab

Gambar 2.1 Materi dan Kurikulum ISMUBA16

4. Metode Pembelajaran Bahasa Arab 17

Seorang guru menggunakan metode pembelajaran untuk

mewujudkan kondisi dan proses pembelajaran agar siswa mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang sudah ditentukan. Menurut peneliti, metode yang digunakan oleh guru harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik, kemampuan peserta didik dan guru serta sarana prasarana yang tersedia. Macam-macam metode yang dapat digunakan sudah

16

Majlis Dikdasmen PP Muhammadiyah untuk SMA/SMK Muhammadiyah, 2017:3

(16)

dijelaskan pada bahasan sebelumnya. Metode tersebut harus digunakan sesuai dengan KD yang sudah ditetapkan oleh Majlis Disdakmen Muhammadiyah.

5. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab

Evaluasi pembelajaran menggunakan pendekatan otentik yang meliputi kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Komponen tersebut akan menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap. Hasil penilaian ini digunakan pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, juga dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.

Evaluasi dilakukan saat proses pembelajaran menggunakan lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi ini dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir

pembelajaran.18 Jadi peneliti dapat menyimpulkan, bahwa evaluasi

pembelajaran ini harus dilakukan selama proses pembelajaran dan diakhir pembelajaran. Kedua hasil evaluasi tersebut yang akan dijadikan pertimbangan oleh guru dalam menilai kemampuan peserta didiknya. Tentunya evaluasi dilakukan jika peserta didik sudah mempunyai kesiapan dan bekal materi yang akan diujikan.

18

Gambar

Gambar 2.1 Materi dan Kurikulum ISMUBA 16

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

sama-sama menganalisis mengenai tindak tutur permintaan maaf dan pujian. Perbedannya terletak pada data yang digunakan, pada penelitian tersebut menggunakan data

Proses Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang telah di

Cara kerja dari sistem akuisisi data adalah membaca data analog dari tegangan dan arus dengan menggunakan adaptor dan sensor arus ACS712, kemudian diproses oleh

Test dan Hasil Tes Akhir/ Post Test Rekapitulasi ini dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan tingkat hasil belajar keterampilan menulis narasi siswa tunarungu melalui

[r]

Masyarakat Bugis yang menganut sistim bilateral memungkinkan seseorang untuk berubah status dalam waktu singkat akibat ikatan kekeluargaan istri atau suaminya. Hal ini

Adanya proses perubahan status tanah-tanah marga tersebut menjadi milik masyarakat umum dan ketika itu dilakukan dengan lisan dan ditambah dengan adanya