334 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
IBM BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN SECARA VERTIKULTUR
Gumoyo Mumpuni Ningsih1), Harun Rasyid2) dan Muhidin3)1,2,3
Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat Korespondensi ; Jl. Tlogo Suryo V/36 B RT 04/ RW 02 , Malang / 085815461174 Email : gumoyo.umm@gmail.com
ABSTRAK
Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur ini sangat penting diterapkan pada masyarakat kota Malang dengan sasaran ibu ibu rumah tangga dengan tujuan agar rumah tangga meningkat pendapatannya, dan juga agar ada pangan lestari. Ibu ibu rumah tangga disini yaitu ibu ibu PKK yang masuk dalam PKK RT 03/ RW 02 dan PKK RT 04/ RW 02, yang berada di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowok Waru, Kabupaten Malang. Mereka adalah kelompok PKK yang sebagaian ibu rumah tangganya menjadi pengangguran, karena mereka dulunya bekerja di pabrik kompor minyak tanah. Tetapi adanya pengalihan kompor minyak tanah menjadi menjadi kompor gas, akhirnya pabrik tutup dan mereka tidak bekerja. Selain untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga, dengan adanya Ipteks Bagi Masyarakat yang berupa budidaya Tanaman secara Vertikultur ini diharapkan bisa mencukupi kebutuhan pangan keluarga . Pengabdian ini dilakukan selama 8 bulan. Metode pengabdian dilakukan dengan cara memberi pelatihan dan pendampingan budi daya tanaman secara vertikultur, manajemen produksi dan manajemen pemasaran. Hasil Pengabdian menunjukkan bahwa ibu ibu PKK sangat senang diberi penyuluhan dan pelatihan. Mereka akhirnya bisa dan mampu mengerjakan budidaya tanaman sayuran secara vertikultur untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Mereka sudah mau melakukan manajemen produksi, dan mau mengadministrasi jumlah produksi.Mereka belum mau melakukan pemasaran karena produksinya baru sedikit. Jenis sayuran yang mereka sering tanam adalah sayuran yang disukai keluarganya, seperti bayam, sawi, kangkung, selada dan seledri.
Kata kunci : Budidaya sayuran, vertikultur, Ibu Ibu PKK 1. PENDAHULUAN
Pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan secara optimal melalui Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) telah menimbulkan inspirasi untuk mengimplementasi program MKRPL melalui teknologi hemat lahan yaitu “sistim vertikultur”. Teknologi hemat lahan sistim vertikultur yang telah di aplikasikan, dirasa sangat bermanfaat dan banyak diminati masyarakat kota Malang yang umumnya memiliki lahan pekarangan sempit, maka alat vertikulturnya yang cocok terutama adalah vertikultur berdiri menggunakan paralon. Vertikultur berdiri menggunakan bahan paralon selain dapat menghemat lahan juga dapat dimanfaatkan untuk menghias halaman rumah. Namun demikian, alat vertikulturnya bisa menggunakan apa saja yang penting bisa digunakan untuk menanam.Seperti bisa menggunakan bambu, atau botol plastic yang dirangkai secara vertikal.
Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur ini sangat penting diterapkan pada masyarakat kota Malang dengan sasaran ibu ibu rumah tangga dengan tujuan agar rumah tangga meningkat pendapatannya, dan juga agar ada pangan lestari. Ibu ibu rumah tangga disini yaitu ibu ibu PKK yang masuk dalam PKK RT 03/ RW 02 dan PKK RT 04/ RW 02, yang berada di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowok Waru, Kabupaten Malang. Mereka adalah kelompok PKK yang sebagaian ibu rumah tangganya menjadi pengangguran, karena mereka dulunya bekerja di pabrik kompor minyak tanah. Tetapi adanya pengalihan kompor minyak tanah menjadi menjadi kompor gas, akhirnya pabrik tutup dan mereka tidak bekerja. Selain untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga, dengan adanya Ipteks Bagi Masyarakat yang berupa budidaya Tanaman secara Vertikultur ini diharapkan bisa mencukupi kebutuhan pangan keluarga tentang kebutuhan gizi dari sayuran.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 335
Pasar Sayuran berprospek cerah karena setiap hari banyak rumah tangga maupun warung nasi yang butuh sayuran, karena kota Malng adalah kota pendidikan sehingga banyak mahasiswa yang butuh makan.. Harga sayuran per ikatnya antar Rp 1000 hingga Rp 20000 per ikat, sehingga sangat terjangkau. Prospek pemasarannya sangat cerah karena dekat dengan pasar dan banyak penduduk yang membutuhkan.
Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur setiap hari bisa diproduksi karena sayuran tidak ditanam di sawah, jadi tidak takut kena resiko kebanjiran. Dan jika musim kemarau tidak takut resiko kekeringan, karena bisa disiram tiap hari baik pagi maupun sore, yang penting rajin menyiram.Namun sayang sampai sekarang belum ada yang memproduksi karena tidak tau caranya yang benar yang mereka kerjakan baru seadanya, dan tidak tahu peralatannya.
Manajemen usaha pada ibu ibu PKK belum ada karena belum pernah melakukan usaha produksi tanaman secara vertikultur. , dan mereka ingin bisa melakukan manajemen usaha. Manajemen usaha disini meliputi manajemen waktu menabur benih, waktu memindah bibit, waktu menanam bibit, waktu memupuk, waktu panen sayauran dan sebagainya.
Berdasarkan analisis situasi dan hasil diskusi dengan mitra, maka permasalahan mitra yang ingin segera dituntaskan masalahnya yaitu :
1. Baik Mitra I maupun mitra II semua igin diajari tekknologi budidaya secara vertikultur dan igin dibantu diberi modal, yaitu untuk memproduksi.Yaitu mereka menginginkan diberi modal berupa benih, pralon, poly bag, benih dan pupuk.
2. Manajemen produksi. Menajemen produksi yang meliputi pemilihan jenis sayuran, waktu sebar benih, waktu pindah bibit, waktu tanam, waktu pemupukan, waktu pendangiran, dan lain lain.
3. Bussiness plan (Perencanaan usaha belum ada.).
4. Belum bisa memanajemen keuangan. Mitra igin segera bisa mengelola keuangan sehingga bisa mengetahui besarnya biaya dan penerimaan yang sesungguhnya, sehingga bisa menabung untuk membeli peralatan produksi maupun untuk mengembangkan usahanya.
5. Belum bisa manjemen pemasaran. Mitra ingin juga diajari manajemen pemasaran, sehingga usahanya bisa laku banyak di pasaran sehingga usahanya cepat berkembang.
Sedangkan Luaran dari pengabdian ini adalah : adanya Teknologi tepat guna yaitu teknologi budidaya tanaman secara vertikultur, 2) adanya makalah yang diseminarkan di pertemuan ilmiah nasional, 3) adanya produksi sayuran, 4) adanya administrasi dan manajemen produksi dan manajemen keuangan, 5) tersusunnya bussines plan ( Rencana Usaha) dari masing masing mitra.
2. METODE
Pengabdian dilakukan di PKK RT 03/ RW 02 dan PKK RT 04/RW 02 Kelurahan Tlogo Mas Kecamatan Lowok Waru Kota Malang. Pengabdian dilakukan selama 8 Bulan yaitu mulai Bulan April sampai bulan November 2016.
Adapaun pengabdiannnya dilakukan dengan cara :
1) Pelatihan dan Penyuluhan pada Ibu Ibu PKK (mitra), tentang peralatan peralatan dan bahan bahan yang dibutuhkan dalam produksi tanaman atau budi daya tanaman secara vertikultur. 2). Memberikan bantuan teknologi dan modal berupa teknologi budadaya sayuran secara
vertikultur dan bantuan bahan bahan budi daya seperti pralon, poli bag, benih, dan juga pupuk.
3) Pelatihan dan Pendampingan tentang budiyatanaman secara vertikultur, sehingga ibu ibu dapat melakukan budidaya tanaman secara vertikultur, minimal 5 jenis sayuran.
4) Pelatihan dan pendampaingan PKK tentang memanajemen produksi,
5) Penyuluhan dan pelatihan tentang membuat rencana usaha ( Bussiness Plan ), 6) Penyuluhan dan pelatihan tentang manajemen keuangan
336 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Supaya program pengabdian berjalan lancar dan tercapai targetnya, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan pada individu PKK atau ibu ibu yang tergabung dalam kelompok produksi tanaman secara vertikultur. Evalusi dilakukan tiap sebulan sekali. Adapun evaluasi yang akan dilakukan meliputi :
1. Monitoring kegiatan pelaksanaan pengabdian dan monitoring kegiatan pendampingan 2. Penjadwalan waktu pelaksanaan pengabdian
3. Memastikan semua proses dan seluruh tahapan pengabdian telah dilakukan sesuai dengan mekanisme yang telah disepakati
4. Mengendalikan kegiatan pengendian agar seseuai dengan rencana yang telah ditetapkan 5. Menjaga kualitas pengabdian agar memenuhi criteria kinerja yang telah ditetapkan.
6. Memastikan mitra aktif melakukan latihan latihan sesuai yang diajarkan baik dalam produksi sayuran, manajemen peroduksi, manajemen keuangan, manajemen pemasran, maupun dalam pembuatan bisnis plan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Produksi Tanaman Secara Vertikultur
Produksi tanaman secara vertikultur merupakan usaha memproduksi tanaman dengan cara menyusun tanaman yang ditanam secara vertikal ( ke atas) atau bertingkat baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas (sempit). Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. (www.pekalongankab.go.id).
Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.
Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, sawi, dan lain lain.
Teknik vertikultur ini memiliki banyak keunggulan diantaranya hemat lahan dan air, wadah media tanam dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan tertentu, vertikultur sangat mendukung sistem pertanian organik, umur tanaman relatif pendek, media tanam dapat digunakan dalam beberapa kali pakai, pemeliharaan tanaman sangat sederhana dan praktis, dapat dilakukan untuk semua kalangan (http://guruilmuan.blogspot.co.id/2015/06/teknik-vertikultur-cara-budidaya.html)
Beberapa rancangan wadah media tanam dengan teknik vertikultur yaitu; (1). Setiap wadah/media tanam umumnya disusun dalam posisi vertikal yaitu wadah disusun dalam posisi berdiri/tegak dan diberi lubang di bagian permukan wadah (sebagai lubang tanam). Kasus seperti ini banyak dijumpai misalnya pada saat menggunakan batang paralon besar untuk digunakan sebagai media tanam vertikultur. Dan biasanya untuk media vertikultur menggunakan paralon sangat cocok untuk menanam tanaman seperti seledri, sawi, kangkung, dan beberapa jenis tumbuhan sayur yang memiliki arah pertumbuhan bebas, dengan rimpang/stolon. (2). Wadah media gantung, biasanya disusun saling berhubungan, lalu digantung sehingga menyerupai pot-pot gantung yang berisi berbagai jenis tanaman di dalamnya. Wadah untuk media vertikultur dengan cara digantung biasanya banyak memanfaatkan botol minuman bekas seperti botol aqua, dan botol-botol plastik lainnya.
Adapun dalam pengabdian di PKK Tlogo mas ini menggunakan paralon yang dibawahnya diberi pot untuk yang diberi tanah untuk tempat menanam paralon dan menanam tanaman sekitar paralon. Paralon di beri lubang lubang tanam, sebagai tempat menanam tanaman. Selain menggunakan paralon, dalam pengabdian ini juga menggunakan botol botol plastic bekas
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 337
minuman, yang disusun vertikal dan dihubungkan dengan tali sehingga botol botolnya bertingkat ke atas.
Model wadah untuk media tanam secara vertikultur yang dibuat dari paralon yang bagian atasnya diberi botol sebagai tempat pengairannya. Paralon dalam pengabdian ini tingginya 180 cm. Satu paralon dilubangi sebanyak 15 lubang tanam, sehingga bisa ditanami sebanyak 15 tanaman. Sedangkan untuk wadah yang terbuat dari botol botol plastic dalam satu rangkain terdiri dari 5 botol plastic. Dan unbuk botol botolnya diletakkan mendatar yang pada bagian botol yang mengahadap ke atas di lubangi persegi panjang, sehingga dalam sati temapt botol bisa ditanami 2 tanaman. Sehingga dalam satu rangkaian bisa ditanamai sebanyak 10 tanaman.
Jenis tanaman yang dilatihkan pada ibu ibu PKK yaitu sayuran sawi, kangkung, bayam, selada, dan seledri. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang. Pengairannya menggunakan pengairan system tetes, diamna air ditaruh pada botol paling atas, dimana bagian bawah botol diberi lubang dan diberi sumbu dari kain sehingga air bisa menetes dari atas ke bawah.
Berdasarkan hasil evaluasi, diperoleh bahwa ibu ibu PKK sangat semangat untuk hadir dalam penyuluhan dan pelatihan budi daya secara vertikultur. Tingkat kehadiran pada waktu diadakan penyuluhan secara budidaya tanaman secara vertikultur, baik PKK RT 03 maunpun PKK RT 04 tingkat kehadiran lebih dari 90%. Adapun yang tidak hadir, karena sedang bepergian dan ada juga yang sedang sakit.
Pengetahuan ibu ibu PKK juga meningkat. Ibu ibu PKK sangat bersemangat. Terbukti pada waktu penyuluhan banyak yang bertanya karena keinginan tahu mereka. Apa yang diajarkan mereka perhatikan dan kemudian mereka menganalogikan. Dari pertanyaan pertanyaan mereka bisa menginspirasi teman temannya. Misalnya bolehkan paralon diganti dengan bambu?. Media tanam yang bagus campurannya apa? Apa benar micin atau bumbu masak bisa untuk memupuk sehingga tanaman bisa tumbuh subur? Kapan tanaman sawi ataupun bayam bisa dipindah bibitnya. Berapa lama tumbuhnya bibit dari biji yang ditanam? Berapa lama umur tanaman sawi, kangkun, maupun bayam? Apa tanda tanda tanaman boleh di panen?, dan lain sebagainya. Lebih dari 60% yang hadir mereka menanyakan hal hal yang berkaitan dengan penyuluhan dan pelatihan.
Berdasarkan hasil pengabdian, yang menerapkan budidaya secara vertikultur ada 90%. Namun yang ditanam tidak hanya sayuran, tetapi juga bunga seperti bunga kerokot, bunga air terjun, dan lain. Yang menanam sayuran secara individual ada 40% ibu ibu PKK. Sedangkan yang menanam dalam bentuk kelompok ada satu kelompok. Mereka ini terdiri dari 4 ibu PKK yang rumahnya berdekatan. Tanaman tanamannya ditaruh di pinggir jalan. Jenis tanaman yang ditanam seledri, bayam, sawi, selada, dan kangkung. Untuk tanaman seledri, dipakai untuk umum, siapa saja yang ingin memetik silahkan ambil, karena seledri menurut mereka penggunaanya penting sekali yaitu untuk penyedap masakan, namun yang digunakan sedikit. Mereka juga beinisiatif sendiri untuk menambah jenis tanaman, yaitu bawang Bombay, lombok dan tomat. Mereka juga menambah tempat media tanam yang dibuat dari botol botol yang dirangkai secara vertikal. Sehingga satu botol satu tanaman. Jika dalam satu rangkaian ada 5 botol, maka tanamannnya ada 5 tanaman.
Berdasarkan hasil pengabdian tersebut, maka bisa dikatakan ibu ibu PKK yang menerapkan inovasi teknologi budidaya secara vertikultur ada 90%, sedangakan yang menerapkan inovasi teknologi budidaya sayuran secara vertikultur ada 40%. Alasan ibu ibu yang mau menanam sayuran yaitu supaya tidak membeli sayuran di warung. Sedangkan alas an ibu ibu yang menanam bunga secara vertikultur adalah karena senang bunga dan mudah perawatannya.
3.2. Manajemen Produksi
Produksi tanaman sayuran secara vertikultur jika dikelola dengan baik maka akan mengahasilkan produksi yang banyak dan bagus kualitasnya. Pengelolaan produksi tanaman secara vertikultur ini meliputi waktu pengolahan lahan, penyebaran benih, penyiraman benih, perawatan bibit, pemindahan bibit tanaman, penanaman bibit, pemeliharaan tanaman, pengairan, pemupukan, perlindungan dari hama penyakit, panen dan pasca panen.
338 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Ibu ibu PKK rajin merawat tanaman. Mereka melakukan penyiraman tiap pagi dan sore. Kecuali hujan dan tanah masih basah, mereka tidak menyirami. Tiga hari sekali mereka melakukan pendangiran tanah, supaya oksigen masuk ke dalm media tanam. Mereka juga melakukan pemberantasan hama seperti telur kupu kupu, hama ulat, dan hama bekicot. Pemberantasan hama dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan menggunakan tangan. Ulat, atau telur, atau bekicot diambil dari tanaman dan dimatikan terus dibuangjauh.
Ibu Ibu PKK yang tergabung dalam kelompok budi daya sayuran sudah mau melakukan menajemen produksi. Bahkan mereka sudah terampil melakukan manajemen produksi. Mereka sampai paham betul kapan tanamannya harus dipindah bibitnya, bagaimana cara memindahnya, dan samapi kedalaman tanam seberapa menanamnya. Tangn mereka sudah terampil dalam usaha budiddaya sayuran. Mereka juga mau melakukan administrasi dalam budi daya sayuran. Administrasi yang dilakukan meliputu nama sayuran yang ditanam, tanggal sebar benih, tanggal pindah bibit, tanggal penanaman, jumlah bibit yang ditanam, jumlah bibit yang hidup, jumlah bibit yang mati, dan tanggal panen, serta jumlah produksi yang diperoleh. Sedangkan ibu ibu PKK yang mandiri yang usaha secara perseorangan, baru satu yang melakukan pencatatan administrasi untuk pedoman manajemen produksi. Sedangkan ibu ibu yang lain belum melakukan pencatatan administrasi. Mereka belum mau mencatat karena menurut mereka belum banyak yang dikelola. 3.3. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran dalam pengabdian ini masih sederhana. Manajemen pemasaran yang diajarkan dalam pengabdian ini yaitu meliputi berapa ikat jumlah sayuran yang dipasarkan, kemana saja sayurannya harus dipasarkan, jenis sayuran apa yang dipasarkan, berapa harga sayuran per ikatnya, dan juga di angkut dengan apa sayurannya, dikemas dengan apa sayurannya, serta berapa besarnya biaya pemasaran. Apabila dilakukan manajemen pemasaran, harapannya produksi bisa terjual dengan baik dan dengan harga yang baik, sehingga bisa diperoleh keuntungan yang optimal. Di Dalam manajemen pemasaran ini juga diajarkan tentang cara administrasinya. Meliputi jumlah sayuran yang dijual, tempat penjualan A misalnya permintaannya sekian ikat, jenis sayuran yang diminta yang dipesan, harga sayuran per ikat, jumlah ikat sayuran yang tidak terjual, dan sebagainya.
Di dalam manajemen pemasaran ini mereka sangat memperhatikan, tetapi sayangnya mereka belum mempraktekkan menjual, karena produksinya baru sedikit, dan untuk masih untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri. Baik untuk usaha produksi tanaman sayuran vertikultur secara kelompok maupun secara individual belum ada yang menerapkan. Namun demikian banayk ibu ibu yang sudah menerapkan pada bidang usahanya, seperti ibu ibu PKK yang memiliki usaha berjualan sedotan air minuman, melakukan administrasi manajemen pemasaran ini. Menurutnya dengan melakukan manajemen pemasaran sangan membantu dia dalam pemasaran sedotan, kapan dia harus setor sedotan ke warung warung ataupun ke toko toko.
Manajemen pemasaran dalam pengabdian ini, oleh oleh ibu ibuPKK belum diterapkan. Produksi yang masih sedikit, hanya bisa untuk kebutuhan keluarga, bahklan itupun masih kurang. Namun demikian mereka sudah bisa mencatat hasil panen mereka berapa ikat, kemudian jika dijual hasilnya berapa rupian, sehingga jika dijual nilainya berapa. Sehingga keluarganya karena mengkonsumsi produksi sendiri, maka tidak mengeluarkan uang berapa rupiah karena tidak membeli sayuran dari luar.
3.4. Manajemen Keuangan
Memanajemen keuangan dalam pengabdian disni meliputi pengelolaan besarnya keuangan untuk memproduksi sayuran dan untuk memasarkan sayuran. Pada prinsipnya besarnya uang yang dikeluarkan untuk produksi dan untuk memasarkan sayuran tidak melebihi besarnyanilai hasil penjualan sayuran ( penerimaan). Hal ini supaya memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan sebagaian bisa diguanakan untuk memperbesar usaha.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 339 Di dalam manajemen keuangan ini mereka belum melakukan. Manajemen keuangan yang mereka terapkan baru sekedar mencatat administrasi keuangan berupa biaya biaya untuk produksi tanaman. Penerimaan belum ada yang dicatat karena mereka belum menjual produksi.
3.5. Perencanaan Usaha / Bussiness Plan
Perencanaan usaha yang diajarkan dalam pengadian ini masih sederhana. Perencanaan usaha baru meliputi jenis sayuran apa yang akan diproduksi, berapa besarnya biaya untuk memproduksi, bahan dan alat alat apa yang digunakan untuk memproduksi, kemana harus menjual produksi, berapa jumlah yang harus dijual, berapa kebutuhan modalnya, dan lain lain.
Didalam perencanaan usaha ini mereka sudah bisa membuat rencana usaha walaupun sederhana, tetapi baru bisa diucapkan ditulis sedikit, ahnya inti intinya saja yang ditulis. Mereka belum menuliskan dalam bentuk ketikan atau belum menuliskan dalam buku, sehingga belum bisa dibaca oleh orang lain atau pihak lain.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengabdian maka dapat disimpulkan : ibu ibu PKK sangat senang diberi penyuluhan dan pelatihan. Mereka akhirnya bisa dan mampu mengerjakan budidaya tanaman sayuran secara vertikultur untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Mereka sudah mau melakukan manajemen produksi, dan mau mengadministrasi jumlah produksi.Mereka belum mau melakukan pemasaran karena produksinya baru sedikit, sehingga mereka belum melakukan manajemen pemasaran. Jenis sayuran yang mereka sering tanam adalah sayuran yang disukai keluarganya, seperti bayam, sawi, kangkung, selada dan seledri.
Daftar Pustaka
[1] Liferdi Lukman. Budi Daya Tanaman Secara Vertikultur. Balai Penelitian Tanaman
Sayuran Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) .
Indonesian Center for Horticulture Reseach and Development
(
http://www.pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/pertanian/3000-budidaya-tanaman-sayuran-secara-vertikultur-)
[2] Wahid Priyono. Cara Budidaya Tanaman Di Lahan sempit Yang Menguntungkan Bagi Petani.