• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAYANGAN FILM KARTUN KOMEDI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SEBELUM OSCE PADA MAHASISWA PSIK FK UNLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENAYANGAN FILM KARTUN KOMEDI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SEBELUM OSCE PADA MAHASISWA PSIK FK UNLAM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENAYANGAN FILM KARTUN KOMEDI TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN SEBELUM OSCE PADA MAHASISWA PSIK FK UNLAM

Hasby Pri Choiruna1, Neka Erlyani2, Rismia Agustina3 1

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat 2

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat 3

Bagian Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRAK

Mahasiswa sering mengalami kecemasan sebelum mengikuti OSCE. Kecemasan membuat mahasiswa tidak dapat berkonsentrasi dan kesulitan untuk meraih prestasi maksimal. Kecemasan dapat diatasi dengan mengembangkan humor yaitu dengan penayangan film kartun komedi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penayangan film kartun komedi terhadap tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental dengan

one-group pre–post test design. Penelitian ini dilakukan pada 32 mahasiswa yang diambil dengan teknik purposive sampling. Film kartun komedi ditayangkan selama 15 menit. Sebelum penayangan film kartun

komedi, didapatkan tingkat kecemasan mahasiswa yaitu 12% kecemasan ringan, 34% kecemasan sedang, 41% kecemasan berat, dan 13% kecemasan berat sekali. Setelah penayangan film kartun komedi, didapatkan tingkat kecemasan mahasiswa yaitu 3% tidak ada kecemasan, 41% kecemasan ringan, 31% kecemasan sedang, 12% kecemasan berat, dan 13% kecemasan berat sekali. Terdapat perubahan tingkat kecemasan ke tingkat yang lebih rendah pada 53% mahasiswa. Hasil uji statistik dengan Wilcoxon Signed

Rank Test didapatkan p = 0,001 (p < 0,1) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

kecemasan sebelum dan setelah penayangan film kartun komedi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penayangan film kartun komedi terhadap tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam.

Kata-kata kunci: film kartun komedi, mahasiswa, tingkat kecemasan

ABSTRACT

Students often feel anxious before following OSCE. Anxiety makes students can not concentrate and difficult to get maximum achievement. Anxiety can be decreased by developing of humor with comedy cartoon movie presentation. The aim of this study was to find out the influence of comedy cartoon movie presentation towards anxiety level before OSCE of PSIK FK Unlam students. It was a pra-experimental study with one-group pre–post test design. The subject of the study were 32 students who were taken by purposive sampling technique. Comedy cartoon movie was presented for 15 minutes. Before comedy cartoon movie presentation, anxiety level of students were 12% mild anxiety, 34% moderate anxiety, 41% severe anxiety, and 13% panic. After comedy cartoon movie presentation, anxiety level of students were 3% no anxiety, 41% mild anxiety, 31% moderate anxiety, 12% severe anxiety, dan 13% panic. There was change of anxiety level to lower level on 53% students. Statistic’s result of Wilcoxon Signed Rank Test was p = 0.001 (p < 0.1). It showed that there was difference of anxiety level before and after comedy cartoon movie presentation. Based on result of the study, it was concluded that there was influence of comedy cartoon movie presentation towards anxiety level before OSCE of PSIK FK Unlam students. Keywords: anxiety level, comedy cartoon movie, students.

(2)

2 PENDAHULUAN

Mahasiswa keperawatan dalam kesehariannya memiliki banyak kegiatan yang harus dilakukan berupa tuntutan pembelajaran dari institusi pendidikan ilmu keperawatan. Tuntutan tersebut antara lain perkuliahan, tugas individu, tugas kelompok, tutorial, dan lab skills.

Pembelajaran yang telah dilakukan selalu dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan mahasiswa sehingga memenuhi tuntutan pendidikan ilmu keperawatan. Salah satu bentuk evaluasi dari proses belajar dengan metode lab skills yaitu OSCE (Objective

Structured Clinical Examination) memiliki

pengaruh dengan persentase sebesar 25%-30% terhadap nilai akhir yang diperoleh mahasiswa dalam suatu mata kuliah. OSCE merupakan bentuk ujian terstruktur yang bersifat objektif untuk mengevaluasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada keterampilan keperawatan yang telah dipelajari sebelumnya oleh mahasiswa dan bersifat individual (1).

Mahasiswa yang menghadapi ujian biasanya mengalami kecemasan tinggi (2). Kecemasan adalah perasaan ketakutan (baik realistis maupun tidak realistis) yang disertai dengan keadaan peningkatan reaksi kejiwaan. Selama bertahun-tahun mahasiswa memberikan reaksi cemas yang hebat terhadap ujian. Biasanya mereka menganggap ujian merupakan mimpi buruk yang sangat menakutkan. Jika memikirkan ujian, perut akan terasa sakit, muncul perasaan gelisah, menggigil, berkeringat, dan sering ke kamar kecil. Ketika ujian dimulai, mahasiswa merasa panik, takut gagal, dan tidak dapat berkonsentrasi sehingga menghambat penyelesaian ujian (3,4).

Hasil studi pendahuluan tentang tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam pada tanggal 16 April 2012 dengan menggunakan skala kecemasan yang sudah valid dan reliabel menunjukkan 9% mahasiswa mengalami kecemasan berat, 32% mahasiswa mengalami kecemasan sedang, 54% mahasiswa mengalami kecemasan ringan, dan 5% mahasiswa tidak mengalami kecemasan. Penelitian yang dilakukan oleh Sarason (1990) dalam Djiwandono menemukan bahwa mahasiswa yang mempunyai kecemasan tinggi cenderung

mendapat skor yang lebih rendah daripada skor mahasiswa yang kurang cemas (2). Jika mahasiswa memiliki perasaan takut gagal atau merasa panik dalam menghadapi ujian, mereka akan mengalami kesulitan untuk dapat meraih prestasi maksimal (5). Hal ini menunjukkan pentingnya kecemasan harus diatasi atau dikurangi.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk mengatasi rasa cemas dalam menghadapi suasana ujian. Salah satu cara yang dipakai adalah dengan mengembangkan humor (5). Menurut Gomes dalam Zulkarnain, humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat terbaik untuk melawan perasaan cemas dan tertekan (5). Pendapat ini juga didukung oleh hasil penelitian Hasanat yang menyatakan bahwa senyum merupakan bentuk tawa yang ringan yang dapat mengurangi tingkat ketegangan yang dialami seseorang (6).

Salah satu upaya untuk menimbulkan humor agar mahasiswa dapat tertawa atau tersenyum adalah dengan menonton tayangan film kartun komedi. Penayangan film kartun yang mengandung unsur humor sebelum ujian telah terbukti membuat partisipan merasakan kecemasan yang ringan ketika mengikuti ujian (4). Penayangan film kartun juga merupakan intervensi yang praktis, mudah, rendah biaya, dan menggunakan waktu yang singkat dengan durasi sekitar 15 menit (7). Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penayangan film kartun komedi terhadap tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam.

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penayangan film kartun komedi terhadap tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam. Tujuan khusus penelitian ini yaitu mengidentifikasi tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam sebelum penayangan film kartun komedi, mengidentifikasi tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam setelah penayangan film kartun komedi, dan menganalisis pengaruh penayangan film kartun komedi terhadap tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam.

Manfaat praktis penelitian ini yaitu menjadi sumber informasi untuk

(3)

3 menemukan upaya menurunkan tingkat

kecemasan, sebagai masukan bagi mahasiswa yang mengalami kecemasan sebelum OSCE untuk mengurangi kecemasan dengan cara menonton tayangan film kartun komedi, dan penayangan film kartun komedi dapat digunakan oleh perawat sebagai alternatif intervensi keperawatan pada klien yang mengalami kecemasan. Manfaat teoritis penelitian ini yaitu sebagai masukan bagi pendidikan tinggi keperawatan tentang pengembangan intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan klien dan sebagai sumber data dan informasi untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

one-group pre–post test design. Populasi

penelitian ini adalah semua mahasiswa PSIK FK Unlam yang mengikuti OSCE berjumlah 85 mahasiswa yang berasal dari angkatan 2008, 2009 dan 2010. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive

sampling. Sampel pada penelitian ini

berjumlah 32 responden yang berasal dari mahasiswa PSIK FK Unlam angkatan 2010 yang mengikuti OSCE serta memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.

Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu mahasiswa yang telah mengikuti metode belajar lab skills secara terbimbing dan mandiri, mahasiswa yang mengikuti OSCE dengan materi ujian sama yaitu administrasi obat, dan mahasiswa yang bersedia menjadi subjek penelitian dengan mengisi lembar informed consent. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa yang tidak mengikuti keseluruhan proses penelitian sesuai waktu yang ditetapkan yaitu selama 25 menit.

Penelitian ini menggunakan film kartun komedi berjudul Larva yang ditayangkan selama 15 menit melalui laptop dan earphone. Instrumen pengumpulan data untuk mengukur tingkat kecemasan pada penelitian ini adalah skala kecemasan yang diadaptasi berdasarkan komponen Hamilton

Anxiety Rating Scale (HARS) dan telah diuji

validitas dan reliabilitasnya. Instrumen ini

mengukur tingkat kecemasan yang terdiri dari 49 pernyataan tentang gejala kecemasan yang dirasakan mahasiswa. Analisis data penelitian tentang tingkat kecemasan sebelum dan setelah penayangan film kartun komedi menggunakan Wilcoxon Signed

Rank Test melalui program statistik dengan

tingkat signifikansi 10%. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan usia

Hasil penelitian tentang karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mahasiswa PSIK FK Unlam berusia 20 tahun yaitu sebanyak 16 responden (50%).

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Hasil penelitian tentang karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 3% 41% 50% 6% 18 tahun 19 tahun 20 tahun 22 tahun 34% 66% Laki-laki Perempuan

(4)

4 Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden mahasiswa PSIK FK Unlam adalah perempuan yaitu sebanyak 21 responden (66%).

Tingkat Kecemasan Sebelum OSCE Pada Mahasiswa PSIK FK Unlam Sebelum Penayangan Film Kartun Komedi

Hasil penelitian tentang tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam sebelum penayangan film kartun komedi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Tingkat Kecemasan Sebelum OSCE Pada Mahasiswa PSIK FK Unlam Sebelum Penayangan Film Kartun Komedi

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam sebelum penayangan film kartun komedi, maka hasil yang diperoleh yaitu 100% mahasiswa mengalami kecemasan dengan 4 mahasiswa (12%) pada tingkat kecemasan ringan, 11 mahasiswa (34%) pada tingkat kecemasan sedang, 13 mahasiswa (41%) pada tingkat kecemasan berat, dan 4 mahasiswa (13%) pada tingkat kecemasan berat sekali.

Keseluruhan responden mengalami kecemasan dengan persentase tertinggi pada tingkat kecemasan berat (41%) membuktikan bahwa saat menghadapi tes atau ujian berupa OSCE akan timbul kecemasan pada mahasiswa (2). Kecemasan berat yang dialami mahasiswa dapat disebabkan karena mahasiswa terlalu memikirkan tentang OSCE yang akan dihadapi, memiliki perasaan tidak siap menghadapi OSCE, menganggap OSCE sebagai mimpi buruk yang menakutkan, dan memiliki perasaan takut gagal menyelesaikan OSCE sehingga khawatir

jika mendapatkan nilai di bawah standar (5,8).

Tingkat Kecemasan Sebelum OSCE Pada Mahasiswa PSIK FK Unlam Setelah Penayangan Film Kartun Komedi

Hasil penelitian tentang tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam setelah penayangan film kartun komedi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Tingkat Kecemasan Sebelum OSCE Pada Mahasiswa PSIK FK Unlam Setelah Penayangan Film Kartun Komedi

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam setelah penayangan film kartun komedi, maka hasil yang diperoleh yaitu 1 mahasiswa (3%) tidak mengalami kecemasan dan 97% mahasiswa mengalami kecemasan dengan 13 mahasiswa (41%) pada tingkat kecemasan ringan, 10 mahasiswa (31%) pada tingkat kecemasan sedang, 4 mahasiswa (12%) pada tingkat kecemasan berat, dan 4 mahasiswa (13%) pada tingkat kecemasan berat sekali.

Penurunan persentase mahasiswa yang mengalami kecemasan sedang dari 34% menjadi 31% dan kecemasan berat dari 41% menjadi 12% serta peningkatan persentase mahasiswa yang tidak mengalami kecemasan dari 0% menjadi 3% dan mahasiswa dengan kecemasan ringan dari 12% menjadi 41% menunjukkan terjadinya perubahan tingkat kecemasan mahasiswa ke tingkat yang lebih rendah. Persentase tertinggi terdapat pada tingkat kecemasan ringan (41%). Kecemasan ringan yang dialami mahasiswa dapat disebabkan karena mahasiswa tersenyum atau tertawa setelah menonton tayangan film kartun komedi

12% 34% 41% 13% Tidak Ada Kecemasan Kecemasan Ringan Kecemasan Sedang Kecemasan Berat Kecemasan Berat Sekali 3% 41% 31% 12% 13% Tidak Ada Kecemasan Kecemasan Ringan Kecemasan Sedang Kecemasan Berat Kecemasan Berat Sekali

(5)

5 sehingga mengurangi rasa tegang dan

tertekan (5,6) meskipun mahasiswa masih memiliki rasa gugup dan kewaspadaan yang ringan (9). Mahasiswa dengan tingkat kecemasan ringan dapat dikategorikan dalam tingkat kecemasan yang bermakna positif karena mahasiswa yang mengalami kecemasan ringan akan terdorong untuk belajar, yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas (9).

Pengaruh Penayangan Film Kartun Komedi Terhadap Tingkat Kecemasan Sebelum OSCE Pada Mahasiswa PSIK FK Unlam

Hasil penelitian tentang perubahan tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam setelah penayangan film kartun komedi dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Perubahan Tingkat Kecemasan Sebelum OSCE Pada Mahasiswa PSIK FK Unlam Setelah Penayangan Film Kartun Komedi

Berdasarkan hasil penelitian tentang perubahan tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam setelah penayangan film kartun komedi, maka hasil yang diperoleh yaitu 17 mahasiswa (53%) tingkat kecemasannya turun, 12 mahasiswa (38%) tingkat kecemasannya tetap, dan 3 mahasiswa (9%) tingkat kecemasannya naik.

Pengaruh penayangan film kartun komedi terhadap tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam dapat diketahui dengan menguji nilai tingkat kecemasan sebelum dan setelah penayangan film kartun komedi. Hasil uji statistik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Uji Non-Parametrik Wilcoxon Signed

Rank Test Pengaruh Penayangan Film Kartun

Komedi Terhadap Tingkat Kecemasan Sebelum OSCE Pada Mahasiswa PSIK FK Unlam

Test Statisticsb

Post – Pre Z -3.186a Asymp. Sig. (2-tailed) .001 a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan hasil uji statistik non-parametrik Wilcoxon Signed Rank Test dengan menggunakan program statistik untuk desain pre dan post test pada satu kelompok dengan jumlah sampel 32 responden didapatkan nilai p = 0,001 yang berarti p < α dengan nilai α = 0,1. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara sebelum penayangan film kartun komedi dengan setelah penayangan film kartun komedi.

Kecemasan yang dialami mahasiswa sebelum OSCE merupakan kecemasan temporer (state anxiety) yang berupa perasaan tidak menentu, takut, gelisah, khawatir, dan gugup terhadap sesuatu yang spesifik yaitu proses dan hasil OSCE itu sendiri (10). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum penayangan film kartun komedi dengan setelah penayangan film kartun komedi. Perbedaan tingkat kecemasan tersebut akibat perubahan tingkat kecemasan yang dialami mahasiswa yaitu sebanyak 53% mahasiswa mengalami penurunan tingkat kecemasan. Penurunan tingkat kecemasan mengindikasikan bahwa intervensi berupa penayangan film kartun komedi berpengaruh terhadap tingkat kecemasan mahasiswa.

Penayangan film kartun komedi yang mengandung unsur humor menimbulkan perasaan senang atau gembira bagi mahasiswa yang menontonnya sehingga dapat meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh. Menurut Berk (2006) dalam Royce, endorfin dapat meningkat saat tersenyum (11). Endorfin juga dapat meningkat saat seseorang tertawa (12). Endorfin yang meningkat menimbulkan efek analgesia dan distraksi terhadap kecemasan sehingga

53% 38% 9% Turun Tetap Naik

(6)

6 tingkat kecemasan mahasiswa menurun

(13).

Penelitian ini sesuai dengan pernyataan Bennet (1997) dalam Zulkarnain bahwa humor dapat menjadi terapi efektif untuk menurunkan rasa cemas (5). Sudut pandang psikodinamis Freud (1960) dalam Penson juga menjabarkan bahwa humor adalah salah satu mekanisme defensif terkuat yang dapat membuat individu menghadapi masalah dan menghindari emosi negatif (14).

Penelitian Ford et al menunjukkan bahwa humor berupa kartun yang dipaparkan sebelum ujian membuat kecemasan temporer menjadi rendah (4). Penelitian Cohen et al juga memaparkan bahwa distraksi menggunakan film kartun merupakan intervensi yang praktis dan efektif untuk mengurangi rasa tertekan dan meningkatkan koping (7). MacLaren dan Cohen dalam penelitiannya juga membuktikan bahwa distraksi pasif menggunakan film kartun lebih efektif untuk mendistraksi dan menurunkan perasaan tertekan (15).

Berdasarkan interpretasi hasil uji statistik dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penayangan film kartun komedi terhadap tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam.

PENUTUP

Simpulan dari penelitian ini yaitu: 1. Tingkat kecemasan sebelum OSCE

pada mahasiswa PSIK FK Unlam sebelum penayangan film kartun komedi yaitu 12% kecemasan ringan, 34% kecemasan sedang, 41% kecemasan berat, dan 13% kecemasan berat sekali.

2. Tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam setelah penayangan film kartun komedi yaitu 3% tidak ada kecemasan, 41% kecemasan ringan, 31% kecemasan sedang, 12% kecemasan berat, dan 13% kecemasan berat sekali.

3. Terdapat pengaruh penayangan film kartun komedi terhadap tingkat kecemasan sebelum OSCE pada mahasiswa PSIK FK Unlam.

Mahasiswa yang mengalami kecemasan sebelum OSCE dapat menonton

tayangan film kartun komedi untuk menurunkan tingkat kecemasan. Perawat juga diharapkan dapat menayangkan film kartun komedi sebagai salah satu alternatif upaya untuk menurunkan tingkat kecemasan dalam rencana asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien. Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian dengan desain penelitian menggunakan kelompok kontrol dan randomisasi serta menemukan potensi lain dari film kartun komedi untuk mengatasi kecemasan umum (trait anxiety). KEPUSTAKAAN

1. McAleer S and R Walker. Objective structured clinical examination (OSCE). Occas Pap R Coll Gen Pract 1990; (46): 39-42.

2. Djiwandono SEW. Psikologi pendidikan. Jakarta: Grasindo, 2002. 3. Calhoun JF dan JR Acocella. Psikologi

tentang penyesuaian dan hubungan kemanusiaan edisi keempat. Semarang: IKIP Semarang Press, 1995.

4. Ford TE, BL Ford, CF Boxer, et al. Effect of humor on state anxiety and math performance. National Science and Technology Council 2012; 25 (1): 59-74.

5. Zulkarnain dan F Novliadi. Sense of humor dan kecemasan menghadapi ujian di kalangan mahasiswa. Majalah Kedokteran Nusantara 2009; 42 (1): 48-54.

6. Hasanat NU dan Subandi. Pengembangan alat kepekaan terhadap humor. Jurnal Psikologi 1998; 25 (1): 45-52.

7. Cohen LL, RL Blount, G Panopaulos. Nurse coaching and cartoon distraction: An effective and practical intervention to reduce child, parents, and nurse distress during immunizations. Journal of Pediatric Psychology 1997; 22 (3): 355-370.

8. Setyawan D dan S Ulliya. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan mahasiswa reguler angkatan 2007 program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran undip saat akan menghadapi praktek klinik yang pertama. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan 2010; 1 (3): 147-157.

(7)

7 9. Panitia SAK Komisi Keperawatan. Standar asuhan keperawatan pasien

jiwa: Kecemasan. Jakarta: St. Carolus, 1999.

10. Greenberg JS. Comprehensive stress management. New York: McGraw-Hill, 2002.

11. Royce E, IK Timotius, I Setyawan. Sistem pendeteksi senyum berdasarkan metode edge detection, histogram equalization, dan nearest neighbor. Jurnal Ilmiah Elektroteknika 2012; 11 (1): 75-82.

12. Sukadiyanto. Stress dan cara menguranginya. Cakrawala Pendidikan 2010; 29 (1): 55-66.

13. Soeparmin S, IK Suarjaya, MP Tyas. Peranan musik dalam mengurangi

kecemasan anak selama perawatan gigi. FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar (online), Volume 6, No. 1, (http://www.unmas.ac.id. , diakses 16 April 2012).

14. Penson RT, Rosamund AP, Pandora R,

et al. Update: Laughter: The best

medicine?. The Oncologist 2005; (10): 651-660.

15. MacLaren JE and LL Cohen. A comparison of distraction strategies for venipuncture distress in children. Journal of Pediatric Psychology 2005; 30 (5): 387-396.

Gambar

Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan  Jenis Kelamin  3%  41% 50% 6%  18 tahun19 tahun20 tahun22 tahun34% 66% Laki-lakiPerempuan
Gambar  5.  Perubahan  Tingkat  Kecemasan  Sebelum OSCE Pada Mahasiswa PSIK FK Unlam  Setelah Penayangan Film Kartun Komedi

Referensi

Dokumen terkait

Program aplikasi untuk perolehan data pada basisdata perundangan Pemerintah Kota Semarang adalah memanfaatkan akses node pada sebuah XPath dokumen XML dalam

Daftar Tabel Tabel 1 : Tabel Simbol-Simbol untuk Penyaringan Usaha Tabel 2 : Form Ide Usaha Tabel 3 : Daftar Pertanyaaan Diskusi Tabel 4 : Form Penilaian Pribadi Terkait

Sekarang sebagian besar pemain menggunakan motor yang mereka kredit sebagai alat transportasi dan tidak perlu sewa motor atau menumpang mobil angkutan barang/peralatan yang

Sehingga beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 1 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa yang tidak sesuai

sexangula pada media tumbuh yang tercemar oleh minyak mentah yang berasal dari UBP Lirik dengan konsentrasi berbeda di Kelurahan Pangkalan Sesai Kota Dumai, yang

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa komunikasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterlambatan penyusunan laporan keuangan Dinas

individu anak tunggal dewasa muda. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor penyebab kesepian pada anak tunggal dewasa muda adalah faktor internal dan eksternal. Cara yang

a. Perangkat hukum di daerah, terutama keberadaan perda yang ada masih didasarkan pada UU yang lama, sehingga potensi penerimaan yang ditemukan atau diperoleh