• Tidak ada hasil yang ditemukan

EV ALUASI RADIONUKLIDA DALAM CUPLlKAN INDlKA TOR LINGKUNGAN DI DAERAH LEMAHABANG MURIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EV ALUASI RADIONUKLIDA DALAM CUPLlKAN INDlKA TOR LINGKUNGAN DI DAERAH LEMAHABANG MURIA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

R ositJi, dkk. ISSN 0216 - 3128

-

/03

EV ALUASI RADIONUKLIDA

DALAM CUPLlKAN

INDlKA-TOR LINGKUNGAN

DI DAERAH

LEMAHABANG

MURIA

Rosidi, Sukirno

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

ABSTRAK

EVALUASI RADlONUKLlDA DALAM CUPLIKAN INDIKATOR L1NGKUNGAN DI DAERAH

LEMAHABANG MURIA. Te/ah dilakukan eva/uasi radionuklida da/am sedimen, air sungai dan kangkung di beberapa lokasi di daerah teresterial Lemahabang. Tujuan utama evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui radioaktivitas gamma serta radionuk/ida lingkungan yang terdapat dalam cuplikan sedimen air sungai dan kangkung. Pengambilan cuplikan, preparasi maupun analisisnya mengacu pada prosedur ana/is is cup/ikan radioaktivitas lingkungan. Instrumen yang digunakan adalah Maestro II H;&G spektrometer r Ortec dengan detekJor Ge(Li). Ifasil identijikasi radionuk/ida alam pemancar r dengan teknik spektrometri r menunjukkan ada enam jenis radionuklida alam yang teridentijikasi yaitu Ra-226 (/86,52 keV), Pb-212 (238.75 keV), Pb-214 (395,94 keV), 7'1-208 (583,19 keV), Ac-288 (911,07 keV) dan K-40 (/460,7 ke V). RadioakJivitas r untuk semua radionuk/ida dalam air sungai masih di bawah nilai batas radioaktif lingkungan menurut SK Kepala BAPETEN NomoI' 02/Ka.BAPETEN/V-99. Radioaktivitas pemancar r tertinggi dalam air sungai adalah K-40 terukur dengan konsentrasi 1.32:tO,10 mBq/lt, sedangkan aktivitas tertinggi yang diijinkan 104 Bq/lt.

ABSTRACT

EVALUATION OF RADlONUCLlDES IN THE ENVIRONMENTAL INDICATOR SAMPLES OF

LEMAHABANG MURIA TERESTRIAL. A measurement of radio nuclides concentrations in sediment, river water and kangkung has been carried out at several locations in the Lemahabang. The main objective of the measurement was carried outte> know the radioactivity rand identijication of environment radionuclides in the kangkzmg, sediment and river water. Sampling, preparation and analysis based on the procedures of environment radioactivity analysis. The instrument used for the analysis radioactivity were Maestro II

£G&G spectrometer r Ortec with detector Ge(Li). The r spectrometry technique could identifY six natural radionuclides of r emilieI' were Ra-226 (/86.52 ke V), Pb-212 (238.75 ke V), Pb-214 (395,94 ke V), Tl-208 (583,19 keV), Ac-288 (9/1,07 keV) and K-4() (/46().7 keV). Gamma Radioactivity for all of radionuclides from sea water are lower than the threshold value of environmental radioactivity from Act of Kepala

13AP/~T£N No ()2/Ka.BAPETEN/V-99. The highest radioactivity of y emilieI' in sea water was K-4() of I. 32:tO, I() mBq/lt. whereas the highest permissible activity was 1()4Bq/lt.

PENDAHULUAN

Disadari

penyinaranatau tidak pen dud uk di duniaradiasi dari bermacam-macammenerima sumber, sebagian besar berasal dari radiasi alam, yaitu radiasi dari dalam bumi dan kosmik sedangkan sebagian kecil dari sumber buatan manusia. Radioaktivitas alam sudah ada sejak terbentuknya bumi dan alam semesta yang disebut primordial yang dapat berasal dari deret uranium, thorium, K-40 serta dari luar bumi disebut kosmigetik, yang merupakan radionuklida yang terbentuk sebagai hasil interaksi an tara sinar kosmik dengan atom-atom unsur di atmosfer(I,2). Intensitas radiasi kosmik bervariasi bergantung pada ke-tinggiannya, garis lintang geografis dan pengaruh l11edan magnit bumi. Semakin menjauh dari permu-kaan bumi, penerimaan dosis radiasi kosmik sel11akin l11eningkat.

Oemikian pula pada Semenanjung Muria yang terletak di daerah tingkat II Jepara Jawa

Tengah, akan dijadikan tempat pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap (PL TU) yang diperkirakan tahun 2005 akan mulai beroperasi, juga telah dipilih sebagai lokasi pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PL TN) pertama di Indonesia. Oampak adanya 2 PPL (Pusat Pembangkit Listrik) dan disusul pembangunan industri-industri yang beroperasi disekitar Muria tersebut, tidak menutup kemungkinan adanya polusi zat radioaktif maupun non radioaktif. Sebagai calon lokasi tapak PL TN, di kawasan ini memerlukan pemantauan yang berkesinambungan khususnya guna memperoleh 'base line' radioekologi dan radioaktivitas(3). Oleh karena itu perlu sedini mungkin diamati terjadinya polusi lingkungan pada waktu sekarang dan akan datang disekitar daerah tesebut, akibat radioaktif, logam berat, beracun dan berbahaya sebelum dan sesudah beroperasinya dua PPL tersebut.

Penggunaan bioindikator dalam ekosistem akuatik seperti tanaman air dan ikan sangat efektif

(2)

104

-

ISSN 0216 - 3128 RO.fidi, dkk.

Rumus yang dipakai untuk mengukur radioaktivitas sinar y

Efisiensi detektor (E = %) dengan sumber eksitasi Eu-] 52 dihitung dengan menggunakan persamaan

(I

)(6).

tumbuhan kangkung diambil sebagai sampling adalah Sungai Kancilan~ Suru, Wareng, Salong dan Gelis. Sampling dilakukan pad a musim kemarau pad a bulan ]9 Agustus 2003. Sedimen diambil sekitar 5 kg di tempatkan dalam plastik klip, air sungai 5 L dalam botol plastik yang kemudian ditetesi HN03 5 ml, kangkung 3 kg di tempatkan dalam plastik klip.

Preparasi cuplikan

Sedimen dijemur dalam ruangan, setelah kering dibersihkan dari kotoran, ditumbuk dan diayak lolos 100 mesb, dihomoginkan dan kemudian ditimbang 200 g dalam vial pencacahan untuk dicacah. Tumbuhan kangkung dibersihkan dari kotoran ditimbang dikeringkan dengan bantuan lampu pengering (90

0c)

dan ditimbang, ditumbuk dalam lumpang stainless steel dan diayak lolos 50 mesh, diserba-samakan dan kemudian ditimbang 50 g dalam vial pencacahan. Air sungai diuapkan dalam cawan (2 liter) dengan pemanas kompar listrik hingga terjadi kristal kemudian dimasukkan da]am vial pencacahan.

Semua cuplikan yang telah dimasukkan dalam vial pencacah, dicacah dengan menggunakan spektrometri y, Maestro II EG&G dengan detektar Ge(Li), dan semua cuplikan dicacah dengan waktu 7200 detik.

untuk menentukan tingkat polusi radionuklida atau radioaktivitas dan logam-Iogam berat dan beracun. Oengan menentukan konsentrasi radioaktivitas dalam cuplikan bioindikator perairan sungai dapat diperkirakan tingkat pencemaran yang terjadi dalam peri ode atau rentang waktu tertentu. Oisamping itu dari data yang diperoleh ada peluang untuk dilakukan prediksi ada tidaknya korelasi antara beberapa macam indikator alternatif yang dipilih dalam kaitannya dengan rantai kehidupannya.

Rantai makanan berperan penting sebagai faktor perunut dan daur radionuklida di perairan sungai karena setiap rantai dapat menyerap radionuklida dan proses perpindahan antar rantai memiliki faktor serapan yang relatif tetap(4.5). Organisme yang sering dijadikan bioindikator dalam perairan sungai antara lain adalah kangkung. organisme ini merupakan salah satu spesies yang digunakan secara luas sebagai indikator. Spesies ini terdistribusi luas dari hulu hingga ke hilir atau muara dan mengakumulasi beberapa radionuklida dengan faktor konsentrasi yang sangat tinggi. Secara radioekologis pemantauan radioaktivitas melalui tumbuhan kangkung sangat penting karena sebagian besar transfer radionuklida ke manusia dan lingkungan perairan sungai berlangsung melalui tumbuhan kangkung dan juga ikan.

Oalam rangka menunjang pembangunan dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan, perlu identifikasi radioaktivitas lingkungan di sekitar pesisir Lemahabang dengan tujuan mendapatkan rona awal radioaktivitas pemancar y dan membandingkan dengan radioaktivitas tertinggi yang diijinkan dalam air sungai, maka perlu dilakukan pengambilan cuplikan indikator (kangkung, sedimen

dan air) lingkungan di daerah Lemahabang. E N

AC Py

( I)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum alat digunakan untuk pencacahan dilakukan kalibrasi terhadap tenaga dan efisiensi dengan

A

=

Aktivitas radionuklida yang diperhatikan Bq/Kg atau Bg/L

W = Serat (Kg) atau volume (L) cuplikan dengan:

Ac =Aktivitas sumber Eu-152 pada saat pengukuran Py =Probalitas (intensitas) sinar y, Eu-152

Untuk mengukur radioaktivitas y dalam cuplikan, kangkung, sedimen sungai dan air sungai dengan menggunakan persamaan (2p·6).

N

E.Py.W

(2)

=

A Alat

Sampel kangkung, sedimen, air sungai, HN03

Sumber standar Eu-152

TAT A KERJA

Jiregen 5 L, plastik klip tempat sedimen basah/kering dan kangkung, , lumpang stainless steel, ayakan Karl Colb 100 mesh, timbangan analitik, lampu pengering, trezeer, mangkuk porselin, vial pencacahan, alat-alat gelas dan Maestro II EG&G spektrometer y Ortec dengan detektor Ge(Li).

Pengumpulan cuplikan :

Pengambilan cuplikan kangkung, sedimen dan air sungai dari tepi dan badan sungai tempat . Bahan

Prosiding PPI - PDIPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

(3)

Ro,\'idi, dkk, ISSN 0216 - 3128 f05

terlebih dahulu dengan menggunakan sumber eksitasi standar Eu-152, Hasil identifikasi radio-nuklida dalam euplikan kangkung, air dan sedimen sungai ditampilkan dalam Tabel I. Identifikasi radionuklida dilakukan dengan teknik spektrometri gamma dan analisis kualitatif puneak-puneak spektrum. Kemudian puneak-puneak tenaga

spektrum sinar y karakteristik yang diperoleh dieoeokan dengan tabel isotop(7). Dengan mengetahui tenaga puneak dapat teridentifikasi radionuklida yang terdapat dalam euplikan yang tereaeah, setelah mengetahui radionuklida yang diperhatikan kemudian dapat dilihat besaran intensitasnya

Tabel I. Hasil identifikasi radionuklida dalam, kangkung , air dan sedimen sungai. Radionuklida Tenaga (keY)SumberUmur paroIntesitas y

Ra-226

186,52Deret U-2380,03511.600 tahun Pb-212

238,750,4460Deret Th-23210,64 jam Pb-214

295,943, I menitDeret U-2380,1970 TI-208 583,19Deret Th-23226,8 menit0,8577 Ae-228 911,076,13 jamDeret Th-2320,2770 K-40 1460,8Alam0,10671,27.109 tahun

Hasil pengukuran radioaktivitas y dalam euplikan, kangkung, sedimen dan air sungai disajikan pada Tabel 3 atau pada perbandingan histogram pada Gambar I, 2 dan 3. Hasil yang tersaji dalam Tabel 3 merupakan perhitungan radioaktivitas gamma dari radionuklida yang terdeteksi da1am euplikan, dengan menggunakan persamaan (2). Dari ke 6 radionuklida yang ada, K-40 merupakan radionuklida yang sangat menonjol karena mempunyai aktivitas tertinggi dalam setiap euplikan, Aktivitas sinar y K-40 yang terbesar terdapat dalam sedimen 192,8±4,3 Bq/Kg, seperti dapat dilihat pad a perbandingan histogram pada Gambar I. K-40 yang terukur dalam sedimen diperRirakan memang sudah ada dilingkungan tersebut sejak tebentuknya sedimen itu sendiri juga berasal dari tanah atau batuan yang terlarut dan tersuspensi terbawa arus air yang kemudian mengendap bersama-sama sedimen.

Untuk mengetahui pengaruh lokasi sampling terhadap aktivitas radionuklida pada euplikan sedimen, air dan kangkung dilakukan uji statistik menggunakan metoda analisis varian model desain aeak sempurna, persamaan yang digunakan seperti yang telah diuaraikan oleh SUDJANA [8] dan perhitungan statistik yang telah dilakukan ROSIDI [9]. Berdasarkan data Tabel 3, Ililai kandungan radionuklida dalam euplikan sedimen dari lima lokasi sampling dilakukan uji distribusi F. Nilai distribusi Fhitung radionuklida hasil perhitungan

statistik dapat dilihat pada Tabel 2.

Radionuklida Ra-266, nilai distribusi Fhitllng

= 0,31 < nilai Flabel 0,05 = 3,49; untuk 212,

Pb-214, dan TI-208 masing-masing mempunyai Fhitung

adalah 3, I0; 2,31 dan 0,76 yang lebih keeil dari nilai Flabel 0,05 = 3,49. Dari distribusi FhilulIg dapat

diambil kesimpulan bahwa radionuklida Ra-266, Pb-212, Pb-214, dan TI-208 pada lokasi sampling tidak terdapat beda nyata, sedangkan untuk radionuklida Ae-228 dan K-40 mempunyai nilai distribusi Fhilung masing-masing adalah 38,73 dan

234,92 yang berarti nilai distribusi Fhilung lebih

besar daripada Flabel 0,05 = 3,49 hal ini dapat diambil

kesimpulan bahwa radionuklida Ae-228 dan K-40 ternyata beda seeara nyata disetiap lokasi sampling. Radionuklida yang terdapat dalam air sungai yang mempunyai aktivitas sangat kecil dan jauh lebih keeil dibandingkan aktivitas dalam sedimen, maka dapat dikatakan semua radionuklida yang terdapat dalam air tidak memepunyai berbedaan yang nyata.

200 /~: •Ra·226 ~ i cFb-212 CI ! D A:>214 ~ / ! c11-208 C1' 150 i cAc·228 en 14 C K·4Q ;; 100 / -.fI ~ 50 .10: <{ o

Kancilan Suru Wareng Balong Gelis

Nama Sungai (sampling sedimen) Gambar 1. Histogram perbandingan

aktivi-tas radionuklida dalam sedimen sungai.

Tabel2. Nilai distribusi Fhi'llng setelah dilakukan perhitungan secara statistik dan F,abeIO,05'

Sampel Distribusi Fhillln' dan nilai Flabel 005 = 3,49

Ra-226 Pb-212Pb-214TI-208 Ae-288K-40 Sedimen 0,31 3,102,310,76 38,73234,92 Kangkung 10,88 0,464

-

0,88 38,732,33

(4)

106 ISSN 0216 - 3128

~

Rosidi, dkk.

Nama Sungai (sa"1>ling air)

o ".__.~ ..

Kancilan Suru Wareng Balong Gehs

Gambar 2. Histogram perbandingan aktivitas radionuklida dalam air sungai. Radionuklida yang terdapat dalam kangkung disajikan pada Tabel 3dan dapat juga dilihat pada perbandingan histogram Gambar 3. Histogram yang terlihat bahwa radionuklida K-40 merupakan aktivitas yang tertinggi, pad a sungai Balong merupakan aktivitas tertinggi yaitu 8,9± I, I Bq/kg, sedangkan radionuklida Ac-228 dalam kangkung tidak dapat terdeteksi dan Pb-214 hanya terdapat dalam kangkung sungai Wareng dengan aktivitas sebesar 0,1 ±O,OI Bq/kg. Aktivitas radionuklida semua yang terdapat dalam kangkung pada sampling di kelima sungai diperkirakan masih jauh dari pada batas konsentrasi tertinggi yang diijinkan, pad a saat ini untuk padatan belum ada ketentuan yang berlaku.

oRa·226 • Pb-212 f _ OPb-214 oTI·208 ...•....•...•_ ..•.•..•_....•...

1.5/

--i!::cr 12"'

t

Hasil pengukuran radioaktivitas y dalam air sungai dan aktivitas tertinggi yang diijinkan (KTD), seperti pada lokasi sampling di lima sungai disajikan dalam Tabel 3. Aktivitas yang diperhatikan dalam Tabel 3, di mana radionuklida Ra-226 mempunyai aktivitas dari tidak terdeteksi sampai dengan 0,59 mBq/L sedangkan batas aktivitas tertinggi yang diijinkan adalah 40.000 mBq/L. Untuk radionuklida Pb-212 aktivitas 0,03 mBq/1 (KTD = 4.000 mBq/l), Pb-214 aktivitas 0,1 mBq/1 (KTD

=

4.000 mBq/I), TI-208 aktivitas 0,17 mBq/1 (KTD

=

4.000 mBq/I), Ac aktivitas 0,28 mBq/1 (KTD = 300.000 mBq/I), dan K-40 aktivitas 1,32 mBq/1 (KTD

=

1.000.000 mBq/I). Aktivitas semua radionuklida masih jauh dibawah batas aktivitas tertinggi yang diijinkan

menurut SK Kepala BAPETEN Nomor

02/Ka.BAPETEN/V-99(loJ. Hal ini menunjukkan bahwa secara radiologis air sungai masih di bawah ambang batas yang diperkenankan, sehingga radioaktivitas y yang tersajikan merupakan kondisi latar di sekitar pengambilan cuplikan.

Hasil pengukuran radiaktivitas ypada Tabel 3 dan Gambar 2 merupakan perbandingan histo-gram nantinya dibandingkan dengan pengambilan cuplikan, selanjutnya pemantauan radioaktivitas perairan setelah beroperasinya PLTU Tanjungjati B, yang diperkirakan beroperasi tahun 2005. Hasil dari pengukuran radioaktivitas, selanjutnya tersusun data rona awal (base line) radioaktivitas biota di daerah calon tapak PLTN Ujung Lemahabang, yang mengakomodasikan data Iingkungan terkini, dalam rangka mendukung izi:1tapak dan AMDAL PLTN.

Tabel3. Data hasil pengukuran radioaktivitas pada lingkungan di lima perairan sungai.

Nama Aktivitas Radionuklida dalam sedimen (Bq/kg)

Sungai Ra-226 Pb-212 Pb-214 TI-208 Ac-228K-40 Kancilan 89,3±3,4 117,9±9,922,HS, I 11,3±1.7 66,H6,873.S±8,6 Suru Wareng 76,S±3,O I03,7±3,328,8±6,3 42,2±3, I I02,O±3, II42,O±6,O Balong 77, 1±4,3 114,9±2,233,8±3,1 16,O±2,6 84,1±1,389,4± 1.7 Gelis I101,4±9,S 27,0±S,2 7,22±0,8 16,2±0,7 SS,3±S,116.7±14,7I SO,7±1,7 81,3+1,3 31,0±1,4 IS,3+1,4 60,S+I92,8±4,3I,8 Nama

Aktivitas Radionuklida dalam Kangkung Bq/kg) Sungai Ra-226 Pb-212 Pb-214 TI-208 Ac-228K-40 Kancilan 4,I±O,4 1,9±0,1 0,7±0,07 0,6±O,07tt 7.8±0,7 Suru Wareng 2,7±0,3 0,3±0,03O,9±0,1 O,3±O,O3tt 6.9±O.8 Balong 2,8±0,2 1,4±0,2 0,2±0,0 I O,S±O,04tt 7.S±O,2 Gelis 3,4±0,3 tt 0,1±0,018.9±1.IO,S±O,OStt 0,6±0,O7 O,S±O,OI O,S±0,04tt tt S,I±O,S Nama

Aktivitas Radionuklida dalam air sungai mBq/lt) Sungai Ra-226 Pb-212 Pb-214 TI-208Ac-228K-40 Kancilan O,59±0,02 0,0 I±O,OOITI 0,17±O,02O,04±O,OI0,SO±0,OO2

Suru Warcng O,14±O,OI 0,02±O,00 Itt 0.09±0,0 I0,12±0,020.41 ±O,OOI Balong O,38±0,0 I tt 0,1 ±O,OI0, 16±0,0 I0,06±O,O I0,62±O,OOS

Gclis 0,OHO,003O,11±0,02

II 0,16±0,O20,2S±0,040,S2±0,002 tt 0,02±0,O02 tt O,09±0,O IO,OS±O,Ol1,32+0.10 tt=tidak tcrdeteksi

Prosiding PPI - PDIPTN2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

(5)

Roshli, dkk. ISSN 0216 - 3128

-

/07

DAFT AR PUSTAKA

1. ISMONA, A., SUT ARMAN dan NAREH, M., Opaya Pemantauan Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan"., PIKRL., BATAN., Jakarta (1993)

Rosidi

- Sampling bulan Aguslus 2003, mewakili cuplikan

musim kemarau. Pebruari 2003 mewakili musim

penghujan.

2. IAEA., Reference Methods for Marine Radioactivity Studies., Technical report Series No 118., Yienna (1970)

3. SUKIRNO., SUDARMADJI., "Pengukuran Raioaktivitas Gammma, Beta dan Idifikasi Radionuklida dalam Sedimen dan Air Sungai"., Prosiding, PPI, P3TM BATAN., Yogyakarta (200 I )

dilakukan? dilakukan 4. IAEA., Guidelines for Agricultural Release of

Radionuc\ides., Yienna (1994)

5. IAEA., Measurement of Radionuc\ides in Food end The Environment., A Guide Book., Technical Report Series No 295,., Yienna ( 1989)

6. SUSETYO, W., Spektrometri Gamma., Gajah Mada University Press., Y ogyakarta (1988) 7. ERDTMANN. G., Neutron Activation Tables.,

New York (1989)

8. SUDJANA. Prof. DR., Desai dan Analisis Eksperimen. edisi ke III. TARSITO. Bandung ( 1989)

9. ROSIDI dan SUKIRNO. "Kajian Pb-210 dalam Biota, Air dan Sedimen Laut Sekitar Calon Tapak PL TN Ujung Lcmahabang". Prosiding PP!-PDIPTN. P#TM BATAN, Yogyakarta (2005)

10. BAPETEN., Surat Keputusan BAPETEN Nomor 02/Ka.BAPETEN/V -99., Jakarta (1999)

TANYAJAWAB

R. Subagiono

- Kapan pengambilan sample Kelihatannya tahun 2003 telah penelitian tentang itu.

9 / 0 Ra-226

f--Ci .'j 0Rr212 I ..•• 7,5 , oRr214 : c- ,: I 0TJ.208

r-oo 6' i .81-214 I := ;-- C Ac-228

f-~ 4 5

;i

K-40 i .= ' rf._~ _.._..". !:-.n-:::.=ra=__ .

~

3m

~ 1 ,5o ••'

~;U.MJ.JA,~'0tffi:lJ /

,

---,.---Kancilan Suru Wareng 8along Gelis Nama Sungai (sampling kangkung)

Untuk mengetahui pengaruh lokasi sampling

terhadap aktivitas radionuklida pada cuplikan kangkung. Berdasarkan data Tabel 3, dan nilai distribusi Fhitung radionuklida hasil perhitungan statistik dapat dilihat pada Tabel 2. Radionuklida Pb-2 12, Pb-214, TI-208 dan K-40 mempunyai nilai distribusi Fhitung= 0,3\

<

nilai Flabel0.05= 3,49; hal ini diambil keputusan bahwa radionuklida tersebut pada lokasi sampling tidak terdapat perbedaan yang nyata, sedangkan untuk radionuklida Ra-266 dan Ac-288 mempunyai nilai distribusi Fhitung masing-masing adalah 10,88 dan 38,73 yang berarti nilai distribusi Fhitunglebih besar daripada Ftabel0.05 = 3,49 hal ini dapat diambil keputusan bahwa radionuklida Ra-266 dan Ac-288 temyata beda secara nyata disetiap lokasi sampling.

KESIMPULAN

Gambar 3. Histogram perbandingan aktivitas radionuklida dalam kangkung.

Identitikasi radionuklida pemancar y yang terdapat dalam sedimen, air sungai, dan kangkung ada 6 jenis yaitu Ra-226 (186,52 keY), Pb-212 (238,75 keY), Pb-214 (395,94 keY), TI-208 (583,19 keY), Ac-288 (911,07 keY) dan K-40 (1460,7 keY). Radionuklida tersebut dalam air sungai masih jauh dibawah aktivitas tertinggi yang dij inkan menurut SK Kepala BAPETEN Nomor 02/Ka.BAPETEN/V-99, hal ini menunjukkan bahwa secara radiologis air sungai di beberapa lokasi di daerah teresterial Lemahabang masih dibawah am bang yang diperkenankan. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan metoda Anova model desain acak sempurna dengan derajat kepercayaan

a

=0,05 menunjukkan radionuklida Ra-2265, Pb-212, Pb-214 dan TI-208 lokasi sampling tidak mempunyai pengaruh bed a secara nyata, kecuali untuk Ac-288 dan K-40, sedangkan untuk aktivitas radionuklida dalam air sungai tidak mempunyai pengaruh secara nyata.

Gambar

Tabel I. Hasil identifikasi radionuklida dalam, kangkung , air dan sedimen sungai.
Gambar 2. Histogram perbandingan aktivitas radionuklida dalam air sungai.
Gambar 3. Histogram perbandingan aktivitas radionuklida dalam kangkung.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar keterampilan shooting lay up bola basket kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode penugasan

Metode kajian yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah Mengumpulkan data kebutuhan beban energi listrik di Pulau Penyengat dari PT.PLN Persero cabang Tanjung

Dengan nilai standar deviasi sebesar 0.52288 menjauhi angka nol menunjukan bahwa perolehan hasil dapat dijadikan representasi dari keseluruhan data Sehingga, hal

Paradigma menurut Denzin dan Lincoln (1994) dipahami sebagai sistem keyakinan dasar atau cara memandang dunia yang membimbing peneliti tidak hanya dalam memilih metode tetapi

Ada tiga masalah penting yang diungkap dalam penelitian ini, yakni (I) perancangan pembelajaran menulis cerpen berdasarkan &#34;WW&#34;, (2) pelaksanaan pembelajaran menu lis,

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam memberikan imunisasi campak pada ibu yang mempunyai bayi usia &gt; 9 – 11 bulan

Seiring perkembangan teknologi, ketika muncul media-media baru sebagai lahan desain, ketika media yang digunakan tidak lagi terbatas pada bidang datar/2 dimensi, lalu muncul benda

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, hal.. Pelaku perubahan dalam upaya memberdayakan masyarakat tidak