PAJAK UNTUK BANTUAN SOSIAL
KEMENTERIAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
TINGGI
Bekerja sama dengan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
TINGGI
DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Dasar Hukum Penunjukan Bendahara Pemerintah / Badan
sebagai
PEMUNGUT/PEMOTONG PAJAK
PEMUNGUT/PEMOTONG PAJAK
UU
- UU No. 6 Th 1983 stdtd UU No. 28 Th 2007 (KUP)
- UU No 7 Th 1983 stdtd UU No 36 Th 2008 (PPh)
UU
UU No. 7 Th 1983 stdtd UU No. 36 Th 2008 (PPh)
- UU No. 8 Th 1983 stdtd UU No. 18 Th 2000 (PPN)
-PP No. 80 Th 2007 (Peraturan Pelaksanaan UU KUP)
PP No 132 Th 2000 (PPh atas hadiah Undian)
PP
-PP No.132 Th 2000 (PPh atas hadiah Undian)
-PP No.51 Th.2008 (Jasa Kosntruksi)
-PP No.71 Th.2008 (PPh Pengalihan Hak Tanah/Bngnan)
-PP No.15 Th.2009 (PPh atas Bunga Koperasi)
-PP No.143 Th 2000 jo PP 24/2002 (Pelaksanaan UU PPN)
PP No.143 Th 2000 jo PP 24/2002 (Pelaksanaan UU PPN)
-PP No.146 Th 2000 jo PP 38/2003 (PPN dibebaskan)
-PP No.21 Th 2001 jo PP 31 Tahun 2007 (PPN Brg Strategis)
-PMK No. 181 Th 2007 (Bentuk dan Isi SPT)
-PMK No 184 Th 2007 (Tgl jatuh tempo pembayaran pelaporan)
PERMENKEU
-PMK No. 184 Th 2007 (Tgl jatuh tempo pembayaran,pelaporan)
-PMK No.186 Th 2007 (Dikecualikan dari pengenaan sanksi)
-PMK No.190 Th 2007 (Pengembalian pajak yg seharusnya tdk terutang)
-PMK No.252 Th 2008 (Petunjuk pemotongan Pph Pasal 21)
-PMK No.246 Th 2008 (Bea siwa dikecualikan dari Objek PPh)
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 22
(
j
)
-PMK No.250 Th 200 (Biaya jabatan dan Biaya Pensiun)
-PMK No.254 Th 2008 (PTKP untuk Pegawai Harian dan Mingguan)
-PMK No.244 Th 2008 (Jenis Jasa Objek Pemotongan PPh Pasal 23)
BANTUAN
BANTUAN
APBN/APBD
APBN/APBD
DIKELOLA
DIKELOLA
APBN/APBD
APBN/APBD
INSTANSI PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
INSTANSI PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
LEMBAGA NEGARA
LEMBAGA NEGARA
LEMBAGA NEGARA
LEMBAGA NEGARA
MELALUI SUATU
MELALUI SUATU
KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
BENDAHARA/PEMEG.KAS
BENDAHARA/PEMEG.KAS
/
/
G
G
S
S
WAJIB MELAK.PEMOTONGAN DAN
WAJIB MELAK.PEMOTONGAN DAN
PEMUNGUTAN PAJAK PUSAT
PEMUNGUTAN PAJAK PUSAT
PPh PASAL 4 AYAT (2), 21, 22, 23 DAN 26
PPN & PPnBM
BANTUAN
BANTUAN
APBN/APBD
APBN/APBD
DIKELOLA
DIKELOLA
APBN/APBD
APBN/APBD
BADAN (PT, CV, YAYASAN, KOPERASI,
KUMPULAN DLL)
KUMPULAN, DLL)
MELALUI SUATU
MELALUI SUATU
KEGIATAN
KEGIATAN
KEWAJIBAN YGTELAH ADA KETIKA BADAN ITU BERDIRI
& MEMILIKI NPWP
KEGIATAN
KEGIATAN
WAJIB MELAK PEMOTONGAN
WAJIB MELAK PEMOTONGAN
& MEMILIKI NPWP
WAJIB MELAK.PEMOTONGAN
WAJIB MELAK.PEMOTONGAN
PAJAK PUSAT
PAJAK PUSAT
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 44
KETENTUAN KEWAJIBAN NPWP BAGI SEKOLAH
LEMBAGA/SEKOLAH/
YAYASAN/LEMBAGA/
KURSUS/PKBM
PELATIHAN NEGERI
KURSUS/PKBM
SWASTA
WAJIB MEMILIKI NPWP DGN MENDAFTARKAN
KE KPP/KP2KP,
1. A.N “BENDAHARA SKB PEMDA WONOSOBO”
WAJIB MEMILIKI NPWP PADA SAAT DIDIRIKAN
DGN MENDAFTARKAN KE KPP/KP2KP,
1. A.N BENDAHARA SKB PEMDA WONOSOBO
ATAU
2. A.N “BENDAHARA UNIVERSITAS NEGERI
JAMBI”
,
1. A.N “PKBM SOLOTIGO” ATAU
2. A.N “YAYASAN PENDIDIKAN X” ATAU
3. A.N “LEMBAGA KURSUS KECANTIKAN..”
JENIS WP SEBAGAI PEMUNGUT JENIS WP SEBAGAI WP BADAN (PUSAT)ATAU WP BADAN (CABANG) YG HANYA
MELAKSANAKAN PEMOTONG MELAKSANAKAN PEMOTONG
BADAN
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
Pasal 1 ayat (3) UU KUP
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha
milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap
kolektif dan bentuk usaha tetap.
.
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
Pasal 1 butir 2 UU KUP
LANDASAN HUKUM
LANDASAN HUKUM
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak,
yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
g
p
p
g
g
p
p j
Pasal 2 ayat (1) UU KUP
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak
yang menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan
untuk melakukan pemotongan/ pemungutan sesuai dengan
UU PPh
UU PPh
ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya.
UU PPh
Setiap Wajib Pajak Orang Pribadi yg
mempunyai
penghasilan
diatas
PTKP
UU PPh
Setiap Wajib Pajak Badan yg
mulai DIDIRIKAN
Kewajiban Mendaftarkan Diri
Kewajiban Mendaftarkan Diri
Pasal 2 ayat (1) UU KUP Pasal 2 ayat (1) UU KUP
Bendahara
Badan (mis PT, CV, Yayasan, dll
Termasuk cabang2nya)
yang Mengelola APBN/APBD
Termasuk cabang2nya)
yang dibentuk/didirikan
Wajib
Mendaftarkan Diri
Untuk Mendapatkan NPWP
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
OBJEK PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN YG
DILAKUKAN BENDAHARA
¾
PPh Pasal 21
: Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan
kepada org pribadi sehubungan dengan
pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan.
¾
PPh Pasal 4 ayat (2): Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan
sehubungan jasa tertentu & sumber tertentu.
¾
PPh Pasal 22
: Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan
sehubungan dengan pembelian Barang.
g
g
p
g
¾
PPh Pasal 23 : Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan
berupa hadiah, bunga, deviden, sewa, royalty
dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21.
PPh P
l 26 P
b
t
h
il
k
d W jib
¾
PPh Pasal 26 : Pembayaran atas penghasilan kepada Wajib
Pajak Luar Negeri.
¾
PPN dan PPnBM : Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar
sendiri sehubungan penyerahan Barang Kena
P j k & J
K
P j k
Pajak & Jasa Kena Pajak.
¾
Bea Materai : Pembayaran atas pemanfaatan dokumen2
OBJEK PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN
YG DILAKUKAN BADAN
(PT,CV,YAYASAN, KUMPULAN DLL BAIK PUSATNYA
MAUPUN CABANGNYA)
¾
PPh Pasal 21
: Pemotongan atas penghasilan yg
dibayarkan kepada org pribadi
h b
d
k j
sehubungan dengan pekerjaan
jabatan, jasa & kegiatan.
¾
PPh Pasal 4 ayat (2): Pemotongan atas penghasilan yg
dibayarkan sehubungan jasa tertentu
dibayarkan sehubungan jasa tertentu
& sumber tertentu.
¾
PPh Pasal 23 : Pemotongan atas penghasilan yg
dibayarkan berupa hadiah, bunga,
y
p
,
g ,
deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa
lainnya selain Objek PPh Psl 21.
¾
PPh Pasal 26 : Pemotongan atas penghasilan yg
dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar
dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar
Negeri.
¾
Bea Materai : Pembayaran atas pemanfaatan
dokumen2 tertentu.
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
MENGAPA LSM, YAYASAN SWASTA, KURSUS,
LEMBAGA SWASTA LAINNYA TIDAK
DIWAJIBKAN MEMUNGUT PPh PASAL 22 ?
JAWABANNYA
BUNYI UU NO.36 TH 2008 TTG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
JAWABANNYA
"Pasal 22
(1) Menteri Keuangan dapat menetapkan :
bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang
;
Penjelasan Pasal 22
Berdasarkan ketentuan ini yang dapat ditunjuk sebagai pemungut pajak adalah :
Berdasarkan ketentuan ini yang dapat ditunjuk sebagai pemungut pajak adalah :
Bendahara pemerintah, termasuk bendahara pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga
negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang. termasuk
j
d l
ti
b d h
d l h
k
d
j b t l i
juga dalam pengertian bendahara adalah pemegang kas dan pejabat lain yang
menjalankan fungsi yang sama;
MENGAPA LSM, YAYASAN SWASTA, LEMBAGA SWASTA
LAINNYA TIDAK DIWAJIBKAN MEMUNGUT PPN ?
LAINNYA TIDAK DIWAJIBKAN MEMUNGUT PPN ?
BUNYI UU NO 18 TH 2000 TTG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG UNDANG
JAWABANNYA
"Pasal 16A
(1) Pajak yang terhutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan
BUNYI UU NO.18 TH 2000 TTG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG –UNDANG
NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PPN DAN PPnBM
(1) Pajak yang terhutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan
Jasa Kena Pajak kepada
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
, dipungut,
disetor dan dilaporkan oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
(2) Tata cara pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak oleh Pemungut Pajak
( ) a a a a p
u gu a , p y o a da p apo a paja o
u gu aja
Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan oleh
Menteri Keuangan."
O
3/
03/2003
BUNYI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO.563/KMK.03/2003 TTG PENUNJUKAN
BENDAHARAWAN PEMERINTAH & KPKN UTK MEMUNGUT , MENYETOR & MELAPORKAN PPN
& PPnBM BESERTA TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORANNYA
Pasal 2
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 1212
Pasal 2
(1) Bendaharawan Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
ditetapkan sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
PERLAKUAN PERPAJAKAN
PERLAKUAN PERPAJAKAN
ATAS PROGRAM
ATAS PROGRAM--PROGRAM
PROGRAM BANSOS
BANSOS
ATAS PROGRAM
ATAS PROGRAM PROGRAM
PROGRAM BANSOS
BANSOS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
BANTUAN/
BANTUAN/
SUBSIDI
SUBSIDI
DARI APBN
DARI APBN
BUKAN OBJEK
BUKAN OBJEK
PPh & PPN
PPh & PPN
1 ORANG PRIBADI
(Rp)
(Rp)
Penjls. Pasal 4 ayat (3) UU PPh
Penjls. Pasal 4 ayat (3) UU PPh
Pasal 4 UU PPN
Pasal 4 UU PPN
1. ORANG PRIBADI
2. ORGANISASI SOSIAL
3. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
4. LEMBAGA KURSUS
4. LEMBAGA KURSUS
5. INSTANSI/LEMBAGA PEMERINTAH
6. PTN BHMN DAN NONBHMN
7. SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB),
Penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf a UU PPh
Penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf a UU PPh
Penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf a UU PPh
Penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf a UU PPh
¾
Bantuan atau sumbangan bagi pihak yg menerima bukan
merupakan objek pajak sepanjang diterima tdk dlm rangka
hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan atau
hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan atau
hubungan pengusaan antara pihak-pihak yg bersangkutan
¾
Harta hibahan bagi pihak yg menerima bukan merupakan objek
pajak apabila diterima keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus
satu sederajat dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan
satu sederajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan
atau badan sosial termasuk yayasan atau pengusaha kecil
termasuk koperasi yg ditetapkan Menkeu, sepanjang diterima
tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan
kepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yg
b
k t
bersangkutan.
Penjelasan Pasal 4 UU PPN
Penjelasan Pasal 4 UU PPN
Penjelasan Pasal 4 UU PPN
Penjelasan Pasal 4 UU PPN
PPN dikenakan atas :a) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean,
b) Import Barang Kena Pajak (BKP); c)penyerahan Jasa Kena Pajak di dlm
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 1414
daerah pabean; d) pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean
di dlm daerah pabean; e)pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dlm daerah
Pabean atau; f)eksport BKP oleh Pengusaha Kena Pajak
PERLAKUAN PERPAJAKAN
ATAS PROGRAM-PROGRAM BANSOS
ATAS PROGRAM PROGRAM BANSOS
BANTUAN/
SUBSIDI DARI APBN
(Rp)
Lembaga/Org./Badan/Sekolah Lembaga/Org./Badan/Sekolah
Orang Pribadi
Milik Swasta Milik Negeri (beasiswa)
Kegiatan Kegiatan Belajar
Wajib Potong
PPh Pasal 21, PPh Pasal 23,
Wajib Potong & Pungut
PPh Pasal 21, PPh Pasal 22
PPh Pasal 23 PPh Pasal 4 ayat (2)
Tidak Dipotong
PPh dan
PPh Pasal 4 ayat (2)
PPh Pasal 23, PPh Pasal 4 ayat (2)
Lembaga/Org./Badan/Sekolah
Milik Swasta
Digunakan untuk honor pelatih/panitia, honor tutor, uang transpor,
honor penyelenggara dan honor lainnya, konsumsi peserta/pelatih, ATK
& bahan habis pakai, buku,
1
Untuk honor pelatih/panitia/penyelenggara/tutor/penyusunan
1.
Untuk honor pelatih/panitia/penyelenggara/tutor/penyusunan
test/evaluasi/supervisi/monitoring yg diterima oleh bukan pegawai
dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif progresif (Pasal 17
UU PPh) dari penghasilan bruto. Tarif Pasal 17 UU PPh yaitu dimulai
tarif 5% untuk penghasilan s.d Rp
50.000.000,-Apabila
Apabila Honor yang
Honor yang dibayarkan
dibayarkan secara
secara berkesinambungan
berkesinambungan ((lebih
lebih dari
dari
Apabila
Apabila Honor yang
Honor yang dibayarkan
dibayarkan secara
secara berkesinambungan
berkesinambungan ((lebih
lebih dari
dari
satu
satu kali
kali dalam
dalam 1
1 tahun
tahun),
), maka
maka Penghitungan
Penghitungan PPh
PPh Pasal
Pasal 21
21--nya :
nya : Jumlah
Jumlah
Bruto
Bruto Honor
Honor sebulan
sebulan dikurangi
dikurangi PTKP.
PTKP.
Bagi pelatih/panitia/penyelenggara/tutor/penyusun yang tidak
memiliki NPWP akan dikenai tarif 20% lebih tinggi dari yg memiliki
NPWP, jadi tarifnya 6% dari jumlah bruto.
Objek Pemotongan Pph Pasal
NPWP, jadi tarifnya 6% dari jumlah bruto.
Objek Pemotongan Pph Pasal
21 diatur PMK No.252/PMK.03/2008
dan
Perdirjen No.31/PJ./2009
2.
Uang Transport kepada tenaga pengajar dipotong PPh Pasal 21 dengan
tarif 5% atau 6% (bila penerima tidak memiliki NPWP) sepanjang tidak
bisa membuktikan bukti-bukti pengeluarannya
P
d
k
i d
ATK
B h
h bi
k i b k
d
3.
Pengadaan konsumsi dan ATK + Bahan habis pakai, buku, pengadaan
konsumsi, dan pengadaan barang lainnya tidak dipungut PPh Pasal 22
dan tidak dipungut PPN.
4.
Jasa catering dipotong PPh Pasal 23 dengan tarif 2% atau 4% (bila
pemberi jasa catering tidak memiliki NPWP) dari jumlah bruto
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 1616
p
j
g
)
j
pembayaran (tidak ada batasannya).
Objek Pemotongan PPh Pasal 23
Digunakan untuk Honor pelatih/panitia uang transport konsumsi peserta/pelatih
LEMBAGA/ORG./BADAN/SEKOLAH
MILIK PEMERINTAH
Digunakan untuk Honor pelatih/panitia, uang transport, konsumsi peserta/pelatih,
ATK & bahan habis pakai
1. Untuk honor pelatih/panitia/penyelenggara dan sejenisnya yg diterima PNS/TNI/Polri dikenakan pemotongan PPh pasal 21 dengan tarif 15% dari penghasilan bruto
(bersifat final) sepanjang pangkat PNS tersebut golongan III a ke atas atau (be s at a ) sepa ja g pa g at S te sebut go o ga a e atas atau sepangkatnya.
Bila honor diterima mahasiswa/masyarakat lainya dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif progresif (Pasal 17 UU PPh) yaitu mulai 5% atau 6% (bagi penerima yg tidak memiliki NPWP) untuk penghasilan s.d Rp 50.000.000,-.
Apabila yang dibayarkan secara berkesinambungan (lebih dari satu kali dalam 1 Apabila yang dibayarkan secara berkesinambungan (lebih dari satu kali dalam 1
tahun), maka Penghitungan PPh Pasal 21-nya: Jumlah Bruto Honor sebulan dikurangi PTKP.
2. Uang Transport kepada tenaga pengajar dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif 15% final bila yg menerima PNS/TNI/Polri atau tarif Pasal 17 yaitu 5% atau 6% (bagi penerima bila yg menerima PNS/TNI/Polri atau tarif Pasal 17 yaitu 5% atau 6% (bagi penerima yg tidak memiliki NPWP) bila yg menerima bukan PNS/TNI/Polri, sepanjang tidak bisa membuktikan bukti-bukti pengeluarannya
3. Pengadaan konsumsi dan ATK + Bahan habis pakai, buku dan pengadaan barang
lainnya yang jumlah pembayarannya melebihi Rp 1 juta (tidak termasuk PPN-nya)
di h l b (b i j l b id k iliki
dipungut PPh Pasal 22 sebesar 1,5% atau 3% (bagi penjual barang yg tidak memiliki NPWP) dari jumlah bruto, dan dipungut PPN juga sebesar 10% dari jumlah bruto apabila pembayarannya (nilai kuitansi) diatas Rp 1 juta.
4. Jasa catering dipotong PPh pasal 23 sebesar 2% atau 4% (bagi pemberi jasa yang
tidak memiliki NPWP) dari jumlah bruto pembayaran dan pengenaan pemotongan PPh ) j p y p g p g Pasal 23 ini tanpa batasan jumlah rupiahnya. Apabila pembayaran Rp 1 juta lebih, maka dipungut PPN sebesar 10% dari dasar pengenaan pajak (nilai jasa tanpa PPN).
BANTUAN SOSIAL BERUPA BEASISWA
Dasar hukum :
1.
Pasal 4 ayat (3) huruf l UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan
2.
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 246/PMK.03/2008
tanggal
31
Desember
2008
tentang
Beasiswa
yang
Dikecualikan dari Objek Pajak
Beasiswa (biaya pendidikan yang dibayar ke sekolah,
meliputi biaya ujian, biaya penelitian, biaya pembelian
buku dan biaya hidup yang wajar) yang diterima atau
buku dan biaya hidup yang wajar) yang diterima atau
diperoleh WNI dari Wajib Pajak pemberi Beasiswa
(harus tidak mempunyai hubungan istimewa)
dalam rangka mengikuti pendidikan di dalam negeri
pada tingkat pendidikan dasar,
p
g
p
,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 1818
HAL-HAL YG PERLU DIKETAHUI UNTUK DUNIA PENDIDIKAN
PASAL 6 AYAT (1) UU PPh (PERUBAHAN TERAKHIR)
SUMBANGAN TERTENTU ANTARA LAIN
SUMBANGAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN YANG
DILAKUKAN DI INDONESIA,
BIAYA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR SOSIAL,
SUMBANGAN FASILITAS
PENDIDIKAN, SUMBANGAN
PEMBINAAN OLAHRAGA
BIAYA PENGURANG
PENGHASILAN BRUTO
(BISA MENGURANGI PPh
YG TERUTANG BAGI
YG TERUTANG BAGI
PERUSAHAAN)
SANKSI PERPAJAKAN
SANKSI
ADMINISTRASI
SANKSI
PIDANA
K
D
E
N
B
U
N
K
E
N
A
I
KURUNGAN
DAN
PENJARA
DAN
ALPA
SENGAJA
D
A
G
A
I
K
A
N
DENDA
DENDA
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
SANKSI ADMINISTRASI
DENDA
Ps. 7 UU KUPBUNGA
Ps.8(2), 13(2), 14(3), 19(2)&(3) UU KUPKENAIKAN
Ps. 13(3), 15(2) UU KUPRp 100.000
• SPT MASA PPh 2%/BULAN maks 24 BULAN • PEMBETULAN SENDIRI50%
SPT TERLAMBAT/TIDAK DISAMPAIKAN SETELAH DITEGUR TERTULISRp500 000
Ps.21/22/23/26 TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN SPT • HASIL PENELITIAN SPT AKIBAT SALAH TULIS DAN/ATAU SALAH HITUNG HASIL PEMERIKSAAN100%
PPh TIDAK/KURANG DIPUNGUT/ DIPOTONG/ DISETORRp500.000
• SPT MASA PPN DAN PPnBM TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN • HASIL PEMERIKSAAN (SKPKB) • DITERBITKAN NPWP DAN PKP SECARA JABATAN • IZIN PENUNDAAN DISETOR 100% KARENA DITERBITKAN SKPKBT IZIN PENUNDAAN PENYAMPAIAN SPT• IZIN MENGANGSUR ATAU MENUNDA PEMBAYARAN
Rp 100.000
• SPT TAHUNAN PPh Ps. 21 TERLAMBAT/ TIDAK 200% DITERBITKAN SKPKB KARNA ALPA PERTAMA KALIDirektorat Penyuluhan Pelayanan
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
PAJAK YANG TIDAK/
DARI
TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN
SANKSI PIDANA
ALPA
Ps. 38 UU KUP
SENGAJA
Ps. 39 UU KUP
TIDAK MENDAFTARKAN DIRI MENYALAHGUNAKAN • TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
• MENYAMPAIKAN SPT: ¾ISINYA TIDAK BENAR
• TIDAK MENDAFTARKAN DIRI, MENYALAHGUNAKAN NPWP/NPPKP
• TIDAK MENYAMPAIKAN SPT • MENYAMPAIKAN SPT:
¾ISINYA TIDAK BENAR ¾TIDAK LENGKAP
¾MELAMPIRKAN KETERANGAN YANG ISINYA TIDAK BENAR
¾ISINYA TIDAK BENAR ¾TIDAK LENGKAP
• MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN/ PENCATATAN PALSU • TIDAK MENYELENGG. PEMBUKUAN/PENCATATAN • TIDAK MENYETORKAN PAJAK YANGDIPUNGUT
/DIPOTONG
•• MENYALAHGUNAKANMENYALAHGUNAKAN ATAUATAU MENGGUNAKANMENGGUNAKAN TANPATANPA HAKHAK
NOMOR
NOMOR POKOKPOKOK WAJIBWAJIB PAJAKPAJAK ATAUATAU PENGUKUHANPENGUKUHAN PENGUSAHA
PENGUSAHA KENAKENA PAJAKPAJAK;;
MENIMBULKAN KERUGIAN PADA PENDAPATAN NEGARA
;;
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 2222
KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BLN ATAU PALING LAMA 1 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT 1 KALI DARI PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 KALI DARI PAJAK TERHUTANG
PENJARA PALING SINGKAT 6 BULAN DAN PALING LAMA 6 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT
2 X DARI JML PAJAK TERUTANG DAN PALING BANYAK 4 KALI DARI JML PJK TERHUTANG
SANKSI PERPAJAKAN
BAGI PETUGAS PAJAK
(
36
)
(Pasal 36 A UU UP)
PETUGAS PAJAK
DALAM MENGHITUNG
ATAU MENETAPKAN PAJAK
U
J
TIDAK SESUAI DENGAN UU
PERPAJAKAN YG BERLAKU
PERPAJAKAN YG BERLAKU
BERAKIBAT
MERUGIKAN NEGARA
DIKENAKAN SANKSI SESUAI
Hubungi kami di:
500-200
Kring Pajak
SMS
0813 178 72525
( 0813 178 PAJAK )
( 0813 178 PAJAK )
Email : humas@pajak.go.id pengaduan@pajak.go.id Website: www.pajak.go.idDirektorat Penyuluhan Pelayanan
TENAGA AHLI YG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
(BUKAN PEGAWAI)
(BUKAN PEGAWAI)
TERDIRI DARI :
- PENGACARA
- KONSULTAN
- AKUNTAN
- NOTARIS
- ARSITEK
- PENILAI
- DOKTER
- AKTUARIS
- DOKTER
- AKTUARIS
MENERIMA PENGHASILAN BERUPA
HONORARIUM, KOMISI, FEE, DAN IMBALAN SEJENISNYA
DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN
DIPOTONG PPH PS.21
DENGAN TARIF PASAL 17
DARI DASAR PENGENAAN &
PEMOTONGAN PPh PASAL 21
DASAR PENGENAAN &
PEMOTONGAN
PPh PASAL 21 ADALAH
50% DARI JUMLAH
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 2626
Dit.P2Humas
PENGHASILAN BRUTO
JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
PENGHASILAN BRUTO
HONORARIUM,KOMISI DAN FEE
SENIMAN, OLAHRAGAWAN;
PENASEHAT, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH,
ANGGOTA PANITIA, PESERTA PENDIDIKAN, PELATIHAN & MAGANG DLL;
PEMBAWA PESANAN/PENEMU
BUKAN PEGAWAI
PENYULUH & MODERATOR,
PENGARANG PENELITI, DAN PENERJEMAH;
PEMBERI JASA DLM SEGALA BDG TERMASUK TEKNIK, KOMPUTER DAN SISTEM APLIKASINYA
TELEKOMUNIKASI, ELEKTRONIKA, FOTOGRAPHI, EKONOMI DAN SOSIAL
PEMBAWA PESANAN/PENEMU LANGGANAN/PERANTARA
DISTRIBUTOR PERUSAHAAN MULTILEVEL MARKETING ATAU DIRECT SELLING
PETUGAS DINAS LUAR ASURANSI YG TDK BERSTATUS SBG PEGAWAI;
EKONOMI DAN SOSIAL AGEN IKLAN;
PENGAWAS, PENGELOLA PROYEK;
PESERTA PERLOMBAAN, PESERTA RAPAT, KONFERENSI, PERTEMUAN ATAU KUNJUNGAN KERJA, PESERTA ATAU
PENJAJA BARANG DAGANGAN YG TDK BERSTATUS PEGAWAI; DAN/ATAU
PENERIMA PENGHASILAN BUKAN PEGAWAI LAINNYA
D I K
PENERIMANYA PUNYA NPWP & HANYA MENERIMA PENGHASILAN DARI 1 PEMBERI KERJA SERTA
PENGHASILANNYA BERKESINAMBUNGAN
PENERIMANYA TIDAK PUNYA NPWP ATAU MENERIMA PENGHASILAN LAIN DILUAR PEMBERI KERJA ATAU
PENGHASILANNNYA TIDAK BERKESINAMBUNGAN
U R A N G I
TARIF PS.17 UU PPh
PTKP
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
PENGHASILAN KENA PAJAK
(dibulatkan ke bawah hingga ribuan penuh)
KARENA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA
CONTOH PENGHITUNGAN BUKAN PEGAWAI
• POLAN, PENGAJAR (BUKAN PEGAWAI), MENERIMA HONORARIUM DARI LEMBAGA
POLAN, PENGAJAR (BUKAN PEGAWAI), MENERIMA HONORARIUM DARI LEMBAGA
KURSUS MENJAHIT SEBESAR Rp250.000,-/BULAN DARI JULI S.D
DESEMBER 2009. PPh PASAL 21 TERUTANG SETIAP BULANNYA :
PENGHASILAN SEBULAN – PTKP SEBULAN =
R 250 000 R 1 320 000
NIHIL
Rp250.000
–
Rp1.320.000 = NIHIL
• PILON, PELATIH (BUKAN PEGAWAI), MENERIMA HONORARIUM DARI SANGGAR DKI
SEBESAR Rp250.000,- YG HANYA DIBERIKAN SEKALI PADA BULAN AGUSTUS 2009.
PILON PUNYA NPWP PPh PASAL 21 TERUTANG PADA BULAN AGUSTUS
PILON PUNYA NPWP. PPh PASAL 21 TERUTANG PADA BULAN AGUSTUS :
PENGHASILAN SEBULAN X TARIF PASAL 17 =
Rp250.000 X 5% =
Rp12.500,-• POLIN, PENGAJAR (BUKAN PEGAWAI) MENERIMA HONORARIUM DARI PKBM KASIH
RP250.000,-/BULAN DARI AGUSTUS S.D DESEMBER 2009. POLIN PUNYA NPWP DAN
JUGA SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH LAIN.
PPh PASAL 21 TERUTANG SETIAP BULANNYA :
PENGHASILAN SEBULAN X TARIF PASAL 17 =
Rp250.000 X 5% = Rp12.500*
PPh PASAL 21 MENJADI TERUTANG SEBESAR Rp12.500,- SETIAP BULANNYA
KARENA POLIN MENDAPATKAN PENGHASILAN LAIN DI LUAR PENGHASILAN DARI
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 2828
KARENA POLIN MENDAPATKAN PENGHASILAN LAIN DI LUAR PENGHASILAN DARI
TK KASIH
TATA CARA PENYETORAN
TATA CARA PENYETORAN
PPh PASAL 21
PPh PASAL 21
PPh PASAL 21
PPh PASAL 21
PPh YANG DIPOTONG
BENDAHARA
DISETOR
DGN
SSP
KE:
- BANK PERSEPSI, ATAU
- KANTOR POS GIRO
PALING LAMBAT
TGL 10 BLN BERIKUTNYA
BILA JATUH PADA
HARI LIBUR PENYETORAN
HARI LIBUR PENYETORAN
TATA CARA PELAPORAN
PPh PASAL 21
PPh YANG DIPOTONG
BENDAHARA
DILAPORKAN
DGN SPT MASA PPh
PASAL 21 KE KPP/KP2KP
PLG LAMBAT TGL 20
BULAN TAKWIM
PASAL 21 KE KPP/KP2KP
BULAN TAKWIM
BERIKUTNYA
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 3030
JIKA JATUH PADA
HARI LIBUR
PADA HARI KERJA
BERIKUTNYA
Contoh Formulir PPh Ps.21 Yg Harus Buat & Dilaporkan
ke KPP mulai Masa Juli 2009 (Perdirjen Nomor : 32/PJ/2009)
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak Lembar ke 2 untuk : Pemotong Pajak
N P W P : - - - - - (3)
N W jib P j k
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK ………...…………. (1)
NOMOR : ……… (2)
Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-32/PJ/2009 Tanggal: 25 Mei 2009
Nama Wajib Pajak : Alamat :
Upah Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas
1. (1)
No. Jenis Penghasilan
(2) Tarif (5) (6) PPh yang Terutang (Rp) Tarif lebih tinggi 20% (Tidak Ber-NPWP) (4)
Jumlah Penghasilan Bruto (Rp)
(3)
Perubahan
Imbalan Distributor MLM
Imbalan Petugas Dinas Luar Asuransi Imbalan kepada Penjaja Barang Dagangan Imbalan Kepada Tenaga Ahli
Honorarium atau Imbalan kepada Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau Imbalan Lain kepada Mantan Pegawai
7. 3. 6. 2. 4. 5.
Penarikan Dana Pensiun oleh Pegawai Imbalan kepada Peserta Kegiatan Imbalan kepada Bukan Pegawai yang bersifat berkesinambungan
Imbalan kepada Bukan Pegawai yang tidak bersifat berkesinambungan
Penghasilan kepada Pegawai atau Pemberi Jasa sebagai Wajib Pajak Luar Negeri
Jumlah 8. 9. 10. 11. 12. Jumlah Terbilang :
*) Lihat petunjuk pengisian
Perhatian : ………., ………. 20 ……. (4)
1.
N P W P : - - - -
-N a m a :
2 Bkti P t ii di h bil Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong di atas merupakan Angsuran atas Pajak Penghasilan yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan. Simpanlah bukti pemotongan ini baik-baik untuk diperhitungkan sebagai kredit pajak dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi.
Pemotong Pajak (5)
………
2.Bukti Pemotongan ini dianggap sah apabila diisi dengan lengkap dan benar.
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak
………...…………. (1)
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
N P W P : - - - - - (3)
Nama Wajib Pajak :
(FINAL)
NOMOR : ……… (2)
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21
Alamat :
Uang Pesangon, Uang Tebusan Pensiun, Tunjangan Hari Tua/Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus.
(4) (1)
No. PPh yang dipotong
(5) (2)
Jenis Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto Tarif
(3)
1.
Perubahan
Honor & Imbalan lain yang dibebankan kepada APBN atau APBD yang diterima oleh PNS, Anggota TNI/ POLRI dan Pensiunan.
Terbilang :
2.
………
JUMLAH
*) Lihat petunjuk pengisian
Pemotong Pajak (5)
N P W P : - - - -
-N a m a :
………., ………. 20 ……. (4)
Perhatian :
1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Tanda tangan, nama dan cap
dipotong di atas bukan merupakan kredit pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi. 2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah
apabila diisi dengan lengkap dan benar.
... (6)
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 3232
B kti P t Jumlah Objek PPh Pasal 21 Departemen Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 (TIDAK FINAL)
Masa Pajak
(Bulan/Tahun)
/ 2 0
No NPWP Nama Wajib Pajak
Bukti Pemotongan Jumlah Objek PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Dipotong Nomor Tanggal (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Perubahan 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Jumlah
Halaman ke dari halaman
Bukti Pemotongan Jumlah Objek PPh Pasal Departemen Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 (FINAL) Masa Pajak (Bulan/Tahun) / 2 0
No NPWP Nama Wajib Pajak
g PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 21dan/atau Pasal 26 yang Dipotong Nomor Tanggal (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 Perubahan 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 3434
Jumlah
Halaman ke dari halaman
SPT Normal
SPT Pembetulan Ke-____ SPT Masa
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26
Tahun Kalender
For m ulir ini digunak an untuk m e lapork an k e w ajiban Pe m otongan Pajak Pe nghas ilan Pas al
21 dan/atau Pas al 26 20 Departemen Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Formulir 1721
x
1 Masa Pajak 21 dan/atau Pas al 26 20 0 1721 2 (Bulan/Tahun) / 2 -NPWP Nama WPBagian A – Informasi Identitas Wajib Pajak
J uml a h P e ne r i ma P e ng ha s i l a n G o l o ng a n P e ne r i ma P eng ha si l an 4 3 (1) (2 ) 5 (3) No mo r Telepo n Alamat 6 Pegaw ai Tetap N o J uml ah P aj a k T e r ut a ng ( R p ) (4) (5) A lamat Email J uml a h P eng ha si l an B r ut o ( R p )
Bagian B – Objek Pajak
Perubahan
Distributor MLM
Petugas Dinas Luar Asuransi Penjaja Barang Dagangan 8
Tenaga Ahli
Anggota Dew an Komisaris atau Dew an Pengaw as yang tidak Merangkap sebagai Pegaw ai Tetap
Mantan Pegaw ai yang Menerima Jasa Produksi, 10
9 11
Pegaw ai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas
12 13 14
Penerima Pensiun Berkala 7
20 15
Jumlah Bagian B
(Penjumlahan Angka 6 s d 19)
Tantiem, Bonus atau Imbalan Lain
Pegaw ai yang Melakukan Penarikan Dana Pensiun Peserta Kegiatan
Bukan Pegaw ai yang Menerima Penghasilan yang Bersif at Berkesinambungan
Pegaw ai atau Pemberi Jasa sebagai Wajib Pajak Luar Negeri
Bukan Pegaw ai yang Menerima Penghasilan yang Tidak Bersif at Berkesinambungan 14 16 17 18 19
Kelebihan setor PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 dari:
(Penjumlahan Angka 6 s.d. 19) 21 22 Masa Pajak 23 1 7 8 9
25 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor (angka 20 – angka 24) 24
STP PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 (hanya Pokok Pajak)
Jumlah (angka 21 + angka 22 + angka 23)
6
2 3 4 5
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang telah Disetor pada Masa Pajak Januari s.d. November
(Diisi hanya pada Masa Pajak Desemb er)
10 11 12
Tahun Kalender
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Dit.P2Humas 35
Jika SP T P embetulan, maka dilanjutkan ke angka 26 dan 27
25b. Penyetoran dengan SSP
25a. Penyetoran dengan SSP PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah
(1)
Bagian C – Objek Pajak – Final
N o J uml a h P e ne r i ma P e ng ha s i l a n (3 ) J uml a h P a j a k T e r ut a ng ( R p ) (5) J uml a h P e ng ha s i l a n B r ut o ( R p ) (4 ) G o l o ng a n P e ne r i ma P e ng ha s i l a n 29 (2 )
P enerima Uang P es ango n, Uang M anfaat P ensiun, Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, dan P embayaran Lain
Formulir 1721 – I
(Di sa mpa i k a n ha nya pa da M a sa
Daf tar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Final
29
Surat Setoran Pajak ____ lembar
Daf tar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Tidak Final
Surat Kuasa Khusus/Surat Keterangan Kematian c)
Bagian D – Lampiran
Surat Setoran Pajak PPh Pasal 21 DTP 30 Jumlah B agian C (P enjumlahan A ngk a 29 s.d 30) 31 d) b) a)
Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, dan P embayaran Lain Sejenis yang Dibayarkan Sekaligus
P ejabat Negara, P egawai Negeri Sipil, A nggo ta TNI/P OLRI dan P ensiunan yang M enerima Ho no rarium dan Imbalan Lain yang Dibebank an Kepada Keuangan Negara/Daerah
f ) e)
PEMOTONG PAJAK (PIMPINAN) Kuasa Wajib Pajak
Pa j a k Desember )
i)
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi - sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahw a apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
SPT Masa Diterima: Bagian E – Pernyataan dan Tanda Tangan
Daf tar Biaya untuk Wajib Pajak yang Tidak Wajib Menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan (Di sa mpa i k a n
ha nya pa da M a sa Pa j a k
Formulir 1721 – II
(D isampaikan hanya pada M asa P ajak
t erjadi perubahan P egawai T et ap)
Diisi oleh Petugas
g) h)
Perubahan
Tanda Tangan Tanggal (dd/mm/yyyy)
____/_____/____ TARIF PPh PASAL 21 MENGGUNAKAN TARIF PASAL 17 UU PPh ___/___/_____ Nama Melalui Pos Tand a Tang an Tang g al (d d / mm/ yyyy) NPWP Langsung dari WP
Dalam ketentua n baru ini, tarif pemotongan PPh Pasal 21 adalah dengan menggunaka n ta rif Pasa l 17 aya t (1) huruf a UU PPh a tas pengha silan ya ng diterima oleh: 1. Pega wa i tetap.
2. Penerima pens iun yang diba yarkan secara bula nan.
3. Pega wa i tidak tetap a ta u tena ga kerja lepas yang dibayarka n seca ra bulana n.
4. Pega wa i tidak tetap a ta u tena ga kerja lepas berupa upah ha rian, upah mingguan, upah sa tuan, upah boronga n dan ua ng saku ha ria n yang tidak dibaya rkan secara bulanan.
5. Buka n pega wa i yang menerima pembayaran yang bersifat tida k berkesina mbungan. 6. Peserta kegiatan setiap ka li menerima pemba yaran ya ng bersifat utuh da n tida k dipecah. 7. Buka n pega wa i yang menerima imbalan ya ng berkesinambungan.
8. Anggota dewan komis aris ata u dewan penga was yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap yang menerima ata u memperoleh honorarium atau imbalan yang bersifa t tidak teratur.
9. Mantan pegawa i yang menerima atau memperoleh jas a produksi, tantiem, gratifikas i, bonus a tau imbalan lain yang bersifat tidak teratur. 10 Peserta program pensiun yang berstatus sebaga i pegawai yang melakukan pena rika n Dana Pensiun
10. Peserta program pensiun yang berstatus sebaga i pegawai yang melakukan pena rika n Dana Pensiun. (Pasal 13, 14, 15 dan 16 PMK 252/PMK.03/2008)
PTKP BAGI PENERIMA PENGHASILAN BUKAN PEGAWAI
BIAYA JABATAN
Biaya Jaba tan ditetapkan sebesa r 5% dari penghas ilan bruto dengan jumlah setinggi‐tingginya Rp 6.000.000,00 seta hun ata u Rp 500.000,00 sebula n. Biaya Pensiun ditetapkan sebesa r 5% dari penghas ilan bruto dengan jumlah setinggi‐tingginya Rp 2.400.000,00 seta hun ata u Rp 200.000,00 sebula n. (Pasal 1 PMK 250/PMK.03/2008)
Syarat ba gi penerima penghasilan bukan pegawa i untuk mendapatkan pengurangan PTKP yaitu ora ng pribadi bukan pegawai penerima penghasilan ters ebut ha rus memiliki NPWP (untuk wa nita kawin, maka suaminya ha rus memiliki NPWP) da n memberika n fotokopi kartu NPW
PTKP Bagi ora ng pribadi bukan Pegawai seperti petugas dinas luar asura nsi ya ng tidak bersta tus seba gai pega wa i, distributor MLM a ta u direct selling, penjaja bara ng daga nga n ya ng tidak bersta tus pega wai ata u penerima penghasilan lainnya ya ng menerima pengh
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 3636
(Pasal 1 PMK 250/PMK.03/2008)
BATAS UPAH HARIAN YANG TIDAK DIPOTONG PPh PASAL 21
PEMOTONGAN PPh PASAL 21 YANG TIDAK MEMILIKI NPWP
Batas penghasila n bruto yang diterima a ta u diperoleh pega wa i ha ria n, mingguan dan pegawai tida k teta p lainnya sa mpai dengan jumlah Rp 150.000,00 s eha ri tidak dipotong PPh Pa sal 21. Namun ketentuan ini tidak berla ku jika pengha sila n bruto ini telah melebih
Atas pengha silan ya ng dibayarkan kepada pega wai da n buka n pega wai ya ng tida k memiliki NPWP, dikenaka n Pemotonga n PPh Pasa l 21 denga n tarif yang lebih tinggi 20% daripada tarif yang ditera pkan dalam PPh Pa sal 21, sehingga jumlah PPh yang dipotong tarifnya
1721 - I Tahun Kalender
Departemen Keuangan RI Direktorat
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26
Contoh Formulir yg dilampirkan hanya pada masa Desember
2 0
A.
No Nama Wajib Pajak Penghasilan Bruto (Rupiah)
Tahun Kalender
DAFTAR PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN ATAU THT/JHT YANG PENGHASILAN NETONYA MELEBIHI PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
Jenderal Pajak
UNTUK PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN BERKALA
NPWP PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 Terutang (Rupiah) (1) 1. 2. 3. 4. 5 (5) (3) (4) (2) (Rupiah) 5. 6. 7. 8. 9. 10 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun atau THT/JHT yang Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun atau THT/JHT yang Penghasilan Netonya Melebihi PTKP (jumlah nomor 1 s.d. 20) Penghasilan Netonya tidak Melebihi PTKP ……. Orang
A1.
/ 2 0 DAFT AR PERUBAHAN PEGAWAI T ET AP
1721 - II
MASA PAJAK (Bulan/Tahun ) Departemen Keuangan RI Direktorat Jenderal P j kContoh Formulir yg dilampirkan hanya pada masa Desember
/ 2 0
A. Pegawai Tetap yang Keluar
No
(1) (4) (5)
Penghasilan Bruto (Rupiah) NPWP Nama Wajib Pajak
(3) PPh Pasal 21 Dan/Atau Pasal 26 Terutang (Rupiah) (2) Pajak (1) 1. 2. 3. 4. 5. (4) (5) (3) (2)
B. Pegawai Tetap yang Masuk
(1)
1.
No NPWP Nama Wajib Pajak
Status Karyaw an (TK, K, K/I, PH, HB) Jum lah Tanggungan (2) (3) (4) (5) 2. 3. 4. 5.
C. Pegawai yang Baru Memiliki NPWP
No (1) 1. 2. 3. NPWP Tanggal
Terdaftar Nama Wajib Pajak
(2) (3) (4)
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas dan Humas 3838 Dit.P2Humas 38 4. 5. halaman
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Departemen
Keuangan RI DAFTAR PEGAWAI
1721 - T
Contoh Formulir Yang Wajib Dilampirkan Untuk Laporan Pertama Atau Hanya Pada Masa Juli 2009 untuk Yang Sudah Pernah Melapor/ 2 0
(1)
No NPWP* Nama Wajib Pajak (3) Status Karyawan (TK, K, K/I, PH, HB) (4) Jum lah Tanggungan (5) Direktorat Jenderal Pajak TETAP/PENERIMA PENSIUN BERKALA MASA PAJAK (Bulan/Tahun ) (2) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Dit.P2Humas 39
26. 27. 28. 29.
LEMBAR U k A i W jib P j k SURAT SETORAN PAJAK
(SSP)
DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 1Contoh Surat Setoran Pajak (SSP) yang Baru
Hanya diisi Dlm transaksi Pengalihan hak
Atas tanah dan Untuk Arsip Wajib Pajak
: ………….………...……….……… ………….………...……….……… ………….………...……….………
(
)
ALAMAT WP NOP Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki NPWP : NAMA WP : :Atas tanah dan Atau bangunan Dan Kegiatan Membangun sendiri : Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak Masa Pajak ALAMAT OP NOP Uraian Pembayaran : ………...……… : ………….………...……….……… ………….………...……….……… Kode Akun Pajak Kode Jenis Setoran ………...………..……… ………...………..……… ………...………..……… Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT Jumlah Pembayaran : T bil Masa Pajak / Okt
Sep Nov Des Tahun Pajak
/ Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan
:
Jan Feb Mar Apr Ags
Diisi Tahun terutangnya Pajak Nomor Ketetapan Diisi dengan rupiah penuh / ……….……… /
Mei Jun Jul
Perubahan
Terbilang : ……… , Tanggal ………...…………. Cap dan tanda tangan Tanggal Wajib Pajak/Penyetor ……….. Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Cap dan tanda tangan ……….…….………...……… ……….…….………...……… ……….………...………...……… Nama Jelas : ………. Nama Jelas : ……….. Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran " Terima kasih Telah Membayar Pajak ‐ Pajak Untuk Pembangunan Bangsa "Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
dan Humas 4040
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Untuk
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Untuk
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Untuk
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Untuk
Pemerintah
Pemerintah
No Objek Tarif Dasar
Penghitungan
Sifat Batas waktu penyetoran
Batas waktu pelaporan
1. Penyerahan Barang Kena Pajak Kecuali :
a. Barang hasil pertambangan atau hasil
10% Dasar Pengenaan Pajak Tgl 7 bln berikutnya (utk Tgl 14 bln berikutnya (utk bendahara) a. Barang hasil pertambangan atau hasil
pengeboran, yang diambil langsung dari sumbernya ;
b. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak ; c. Makanan dan minuman yang disajikan
(utk bendahara) Tgl 15 bln berikutnya (utk non bendahara) Tgl 20 bln berikutnya (utk non bendahara) dihotel, restoran, rumah makan, warung.
dan sejenisnya ;
d. Uang , emas batangan, dan surat-surat berharga
No Objek Tarif Dasar P hit
Sifat Batas waktu penyetoran
Batas waktu pelaporan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
…lanjutan
Penghitungan penyetoran pelaporan 2. Penyerahan Jasa Kena Pajak
Kecuali :
a. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik; 10% Dasar Pengenaan Pajak Tgl 7 bln berikutnya Tgl 15 bln Tgl 14 bln berikutnya Tgl 20 bln b. Jasa dibidang pelayanan sosial;
c. Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko;
d. Jasa dibidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi; e Jasa dibidang keagamaan;
berikutnya (utk non bendahara)
berikutnya (utk non bendahara)
e. Jasa dibidang keagamaan; f. Jasa dibidang pendidikan;
g. Jasa dibidang keseniaan dan hiburan yang telah dikenakan Pajak Tontonan; h. Jasa dibidang penyiaran yang bukan
bersifat iklan ; bersifat iklan ;
i. Jasa dibidang angkutan umum di darat dan di air;
j. Jasa dibidang tenaga kerja; k. Jasa di bidang perhotelan ;
l. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum.
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
Atas Impor Barang Kena Pajak, yaitu :
a. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan
terpasang maupun terlepas tidak termasuk suku cadang yang
terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang, yang
diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena
Pajak tersebut
j
b. Makanan ternak, unggas, dan ikan dan atau bahan baku untuk
pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan
c. Bibit dan atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, penangkaran atau perikanan
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
At
h
di d l
i
Atas penyerahan di dalam negeri:
a. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan
terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang, yang
p
g
p
p
,
g, y
g
diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena
Pajak tersebut
b M k
t
k
d
ik
d
t
b h
b k
t k
b. Makanan ternak, unggas, dan ikan dan atau bahan baku untuk
pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan
c. Barang hasil pertanian yang dipetik langsung, diambil langsung atau
disadap langsung dari sumbernya termasuk hasil pemrosesannya
disadap langsung dari sumbernya termasuk hasil pemrosesannya
yang dilakukan dengan cara tertentu
d. Bibit dan atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, penangkaran atau perikanan
e. Air bersih yang dialirkan melalui pipa atau dialirkan dengan cara lain
baik oleh Perusahaan Air Minum milik Pemerintah maupun Swasta
f. Listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6600 Watt
Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
h.
h. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
(PIN);
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
…lanjutan
(PIN); (PIN); i.
i. BukuBuku--buku pelajaran umum, kitab suci dan bukubuku pelajaran umum, kitab suci dan buku--buku pelajaran agama;buku pelajaran agama; j.
j. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal
angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan kapal tongkang dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran ikan kapal tongkang dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran ikan, kapal tongkang dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran ikan, kapal tongkang dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diserahkan kepada dan digunakan atau alat keselamatan manusia yang diserahkan kepada dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional;
ikan nasional; k.
k. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diserahkan kepada dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan yang diserahkan kepada dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional;
Udara Niaga Nasional; l.
l. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan serta prasarana yang diserahkan kepada dan digunakan pemeliharaan serta prasarana yang diserahkan kepada dan digunakan pemeliharaan serta prasarana yang diserahkan kepada dan digunakan pemeliharaan serta prasarana yang diserahkan kepada dan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia;
oleh PT Kereta Api Indonesia; m.
m. Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan photo udara Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia kepada Tentara Nasional Indonesia. wilayah Negara Republik Indonesia kepada Tentara Nasional Indonesia.
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
Atas
Atas penyerahan
penyerahan dalam
dalam negeri
negeri berupa
berupa::
…lanjutan
a.
a. jasajasa yang yang diterimaditerima oleholeh Perusahaan Perusahaan PelayaranPelayaran NiagaNiaga NasionalNasional atauatau perusahaan
perusahaan penangkapanpenangkapan ikanikan nasionalnasional yang yang meliputimeliputi :: 1.
1. JasaJasa persewaanpersewaan kapalkapal;; 2.
2. JasaJasa. . kepelabuhanankepelabuhanan meliputimeliputi jasajasa tunda,jasatunda,jasa pandu,jasapandu,jasa tambattambat, , dandan jj l b hl b h
jasa
jasa labuhlabuh;; 3.
3. JasaJasa perawatanperawatan atauatau reparasireparasi (docking) (docking) kapalkapal;; b.
b. JasaJasa yang yang diterimaditerima oleholeh Perusahaan Perusahaan PelayaranPelayaran NiagaNiaga NasionalNasional atauatau perusahaan
perusahaan penangkapanpenangkapan ikanikan nasionalnasional yang yang meliputimeliputi :: 1
1 JJ tt dd
1.
1. JasaJasa persewaanpersewaan pesawatpesawat udaraudara;; 2.
2. JasaJasa perawatanperawatan atauatau reparasireparasi pesawatpesawat udaraudara;; c.
c. JasaJasa perawatanperawatan atauatau reparasireparasi keretakereta apiapi yang yang diterimaditerima oleholeh PT PT KeretaKereta ApiApi Indonesia;
Indonesia; d
d JJ didi hkhk l hl h kk kk kk bb bb bb d.
d. JasaJasa yang yang diserahkandiserahkan oleholeh kontraktorkontraktor untukuntuk pemboronganpemborongan bangunanbangunan berupaberupa rumah
rumah sederhanasederhana, , rumahrumah sangatsangat sederhanasederhana, , rumahrumah susunsusun sederhanasederhana, , pondok
pondok boroboro, , asramaasrama mahasiswamahasiswa dandan pelajarpelajar sertaserta perumahanperumahan lainnyalainnya, yang , yang batasannya
batasannya ditetapkanditetapkan oleholeh MenteriMenteri KeuanganKeuangan setelahsetelah mendengarmendengar pertimbangan
pertimbangan MenteriMenteri PemukimanPemukiman dandan PrasaranaPrasarana Wilayah Wilayah dandan pembangunanpembangunan pe t ba ga
pe t ba ga e tee te e ue u aa dada asa a aasa a a ayaaya dada pe ba gu ape ba gu a tempat
tempat yang yang sematasemata--matamata untukuntuk keperluankeperluan ibadahibadah;; e.
e. JasaJasa persewaanpersewaan rumahrumah susunsusun sederhanasederhana, , rumahrumah sederhanasederhana, , dandan rumahrumah sangat
sangat sederhanasederhana; ; dandan,, f.
f. JasaJasa yang yang diserahkandiserahkan oleholeh TentaraTentara NasionalNasional Indonesia Indonesia dalamdalam rangkarangka Direktorat Penyuluhan Pelayanan
Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas
dan Humas 4646
tersedianya
Hubungi kami di:
500-200
Kring Pajak
SMS
0813 178 72525
( 0813 178 PAJAK )
( 0813 178 PAJAK )
Email : humas@pajak.go.id pengaduan@pajak.go.id Website: www.pajak.go.idDirektorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas