ANALISIS DAN PERANCANGAN LIPSYNC PADA PEMBUATAN
ANIMASI KARTUN “HUJAN” DENGAN
MENGGUNAKAN AFTER EFFECT
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Virgiawan Eko Atmojo
11.11.5100
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
1
ANALISIS DAN PERANCANGAN LIPSYNC PADA PEMBUATAN
ANIMASI KARTUN “HUJAN” DENGAN
MENGGUNAKAN AFTER EFFECT
Virgiawan Eko Atmojo
1), Agus Purwanto
2),
1)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
2)
Magister Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YogyakartaJl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email : virgiawan.a@students.amikom.ac.id), agus@amikom.ac.id)
Abstract - Use lipsync in the design 2d cartoon is very important, because the mouth movement should be true with the sound issued. Sometimes lipsync be very troublesome when using the manual method, that is drawing every movement of the mouth. If you use after effects can help design automatic lipsync, it can be quickly.
The mouth movement is one of the important aspects in the dialogue film animated. In the develop of two-dimensional animation in particular, create a controller characters at the design there are several steps that need to be prepared like, dialogue, phonetic and dope sheet.
This research aim to Designing and analyze lip sync using teknique control character and helping animator to animate mouth easily
Keywords -
L
ipsync, 2D Cartoon, Dope Sheet, ControlCharacter.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini mempengaruhi masuknya teknologi baru ke negara berkembang seperti Indonesia. Perkembangan teknologi dimanfaatkan juga dalam sebuah industri kreatif untuk menghasilkan karya yang memiliki nilai bisnis. Terdapat beberapa jenis animasi yang sering di produksi antara lain animasi 2 dimensi dan animasi 3 dimensi. Model animasi 2 dimensi merupakan salah satu hasil dari audio visual yang saat ini banyak digunakan dalam proses pembuatan film, vieo clip dan iklan.
Pembuatan objek animasi awal nya hanya diproduksi secara manual dengan cara menggambar di atas kertas frame per frame yang menghabiskan waktu sangat lama. Namun ada beberapa proses yang masih ada pengerjaan nya cukup memakan waktu yang lama yaitu pengisian suara.
Dalam pembuatan animasi 2 dimensi kususnya, pembuatan objek terdapat teknik untuk menyelesaikan produksi dengan mudah dan tidak harus memakan waktu yang sangat lama, yaitu dengan membuat controler pada
karakter. Controler karakter adalah teknik yang digunakan untuk mengontol pergerakan animasi pada karakter secara otomatis, sehingga animator membuat pergerakan karakter melalui controller. Dari suatu permasalahan yang telah diuraikan penulis di atas, maka skripsi ini mengambil judul “Analisis dan Perancangan Lipsync Pada Pembuatan Animasi Kartun "Hujan" Dengan Menggunakan After Effect”.
1.1 Tinjauan Pustaka
Ajeng Putri Lembayung (2013), penggunaan teknik digital dalam pembuatan film kartun membuat proses lebih cepat dan mudah tanpa harus menggunakan proses scanning dan tracing. Proses pengisian suara pada perancangan film kartun ini dilakuakan setelah animasi selesai dibuat [1].
Usman Arifin (2012), proses pembuatan lip-sync yang disesuaikan dengan 8 standar lip-sync berupa
consonant (konsonan) dan vowel (vokal) atau disebut
menggunakan tool Lips-sync Mapping pada Toonboom
Studio 5. Standar visemes ini digunakan agar karakter
kartun saat percakapan menjadi lebih rapi. Perbedaan perancangan film kartun ini adalah lip-sync dilakuakan dengan bantuan Lips-sync Mapping pada Toonboom
Studio 5 [2].
Mochamad Saiful (2013), memanfaatkan Toon Boom Animate Pro 2 sangat membantu jika digunakan secara optimal, Toon Boom Menyediakan fitur-fitur khusus animasi 2D yang dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam proses produksi. Sebagai contoh, fitur Lip-Sync sangat menghemat waktu sinkronisasi suara. [3].
1.2 Landasan Teori 1.2.1 Pengertian Animasi
Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Berdasarkan arti harfiah, Animasi adalah menghidupkan. Yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri [4].
1.2.2 Pengertian Lip Sync pada Kartun
Pada film kartun yang menggunakan dialog diperlukan teknik sinkronisasi antara gerakan mulut dengan suara yang diucapkan. Berbeda dengan film kartun bisu, dialog dan suara sangat diperlukan. Dialog
2
untuk film kartun direkan terlebih dahulu, agar nanti gerakan-gerakan tokoh kartun dapat disesuaikan dengan dialog tersebut [5].
1.2.2.1 Dialog
Di dalam penulisan naskah, dialog mereferensikan kata yang terdengar di layar, yang keluar dari mulut seseorang baik orang tersebut kelihatan maupun tidak kelihatan di layar [6].
1.2.2.2 Penyesuaian Gambar dan Suara
Teknik dubbing basah yaitu penyusunan animasi gerakan mulut dengan file suara yang sudah ada dibuat terlebih dahulu sehingga penulis tinggal menyesuaikan gerakan mulut dengan suara yang sudah ada. Sedangkan teknik dubbing kering yaitu penyusunan animasi gerakan mulut dengan file suara yang belum dibuat, sehingga penulis harus menentukan berapa lama animasi mulut tersebut diperlukan [5].
1. Pengertian Phrasing Pada Kartun
Phrasing atau pengucapan dalam kartun sangat penting karena berhubungan dengan bentuk dan gerak mulut. Standart bentuk mulut saat menyuarakan dialog/kata-kata berdasarkan vocal dan konsonan dalam industry animasi disebut Visemes [5]. Aturan standar mengenai huruf vocal A, I, U, E, O akan selalu menggunakan bentuk mulut yang terbuka. Sedangkan aturan standar huruf konsonan seperti M, P, B, akan selalu menggunakan bentuk mulut yang tertutup rapat [7].
2. Aksen pada Animasi
Aksen adalah cara mengucapkan kata atau lekuk lidah yang khas, yang dimiliki oleh masing-masing orang sesuai dengan asal daerah ataupun suku bangsa. Dalam animasi ketika perubahan nada menjadi tinggi biasa nya para ahli memberikan aksi fisik dan perubahan kepala 3 atau 4 frame di depan dalam pengaturan., mereka memeberika aksi pada mulut ataupun hidung [7].
3. Dope Sheet
Dope sheet digunakan sebagai panduan bagi animator mengenai penempatan animasi sesuai dengan pewaktuan dan lip sync dari dialog dan sound, serta perpaduan pandang kamera.
1.2.2.3 Animatik
Animatik atau lebih dikenalnya dengan storyboard animatic yang berisi gambar-gambar dari storyboard tetapi lebih lengkap dengan waktu dan dialog dan dicapture dalam format digital [8].
2. Pembahasan
2.1 Analisis dan Perancangan
Dalam perancangan system, peneliti mendefinisikan kebutuhan sistem dan proses apa saja yang akan dilakukan oleh sistem. Kebutuhan sistem
sendiri terbagi menjadi dua yaitu kebutuhan functional dan kebutuhan nonfunctional.
2.1.1 Analisis Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dapat dilakukan oleh perancangan lip-sync pada animasi kartun. Diharapkan perancangan lip-sync pada animasi kartun ini mampu melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Perancangan lip-sync pada animasi kartun 2D ini sesuai pada pergerakan mulut dengan suara yang keluar.
2. Mampu mengatur lip-sync melalui kontrol karakter.
3. Mampu menyajikan cerita dengan baik.
4. Mampu memudahkan animator dalam proses animasi.
5. Mampu mengaplikasikan story board dan animatik dengan baik sebagai acuan dalam penyajian animasi maupun cerita.
2.1.2 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional
Kebutuhan Non-Fungsional adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem. Berikut adalah kebutuhan Non-Fungsional yang ada pada perancangan animasi ”Hujan” yang akan dibuat :
1. Hardware
a. Processor Intel(R) Core(TM)i5-4570 CPU @ 3.20GHz.
b. Motherboard MSI H81M-P32L. c. Memory 1 x 8GB Apotop DDR3
d. Graphic Processing Unit (GPU) AMD Radeon R7 200 Series 2GB.
e. Hard Disk TOSHIBA 3.5" 1TB f. Monitor ASUS 19” LED
g. Power Supply Unit (PSU) Cooler Master Elite v2 500w
h. Keyboard dan Mouse Logitech i. Wacom Intuos
j. Speaker GMC 2. Software
a. Sistem operasi Microsoft Windows 7 Ultimate 64bit
b. Adobe After Effects CS6 x64 c. Adobe Photoshop CS6 x64 d. Adobe Audition CS6 x64 e. Microsoft Office 2010
2.2 Perencanaan
1. Referensi foto, gambar, dan video dialog kartun yang dijadikan acuan dalam perancangan lip-sync Animasi 2D.
2. Karakter beserta Phonetic Sound nya.
3. Background yang akan digunakan dalam animasi.
3
5. Dope Sheed sebagai panduan mengenai penempatan animasi dengan pewaktuan dan lip-sync.
2.3 Alur Perancangan
Gambar 1. Diagram Rencana Kerja Pembuatan Lipsync 2.4 Tahap Perancangan
2.4.1 Dialog
Proses pembuatan dialog pada proses ini merupakan kelanjutan dari proses script
2.4.2 Penyesuaian Gambar dan Suara
Adapun proses penyesuaian gambar dan suara di mulai dari perkaman suuara, penyusunan suara, perancangan phonetic dan dilanjutkan dengan dope sheet.
2.4.2.1 Perekaman Suara
Untuk proses perekaman suara menggunakan bantuan alat berupa michropone dan speaker. Suara yang di ambil sesuai dengan dialog yang telah di berikan pada script. Pengambilan suara ini di fungsikan untuk menentukan pewaktuan yang akan diaplikasikan dalam dope sheet.
2.4.2.2 Penyusunan Suara
Jika pada proses sebelumnya dilakauakan perekaman suara, maka dalam implementasi ini dilakukan penyusunan suara sesuai dengan dialog yang ada.
2.4.2.3 Perancangan Phonetic
Berikut adalah perancangan phonetic sebagai dasar bentuk mulut :
Gambar 2. Rancangan Standart Phonetic 2.4.2.4 Perancangan Dope Sheet
Dope Sheet berfungsi sebagai acuan pada proses animasi, berikut adalah gambar dope sheet pada animasi Hujan .
Gambar 3. Tampilan Dope Sheet Hujan 2.5 Tahap Produksi
2.5.1 Pengaturan Kontrol Lip-Sync
Proses kontrol lip-sync akan melalui dua proses yaitu rigging replacement menggunakan time remapping yang di bantu slider control dan proses yang ke dua adalah kontrol lip-sync yang dibantu menggunakan DuIK.
Gambar 4. Tampilan Kontrol Mulut 2.5.2 Pengecekan
Gambar 5. Tampilan Pengecekan Animasi
Pada gambar contoh pengecekan terdapat tampilan Scene Cut, waktu, dan jumlah frame. Tampilan tersebut adalah sebagai bantuan dalam proses pengecekan jika ada kesalahan, akan langsung diketahui kesalahan ada ada pada scene, waktu dan frame keberapa jika dikerjakan dalam suatu team maka akan bisa dengan cepat diperbaiki oleh yang bersangkutan. Berikut adalah tampilan tabel pengecekan :
4
Gambar 6. Tabel Pengecekan 2.6 Pembahasan
Pembahasan hasil akhir adalah tentang pemenuhan hasil akhir dengan kebutuhan fungsional. Berikut adalah pembahasana pemenuhan kebutuhan fungsional dengan hasil akhir :
1. Hasil akhir mampu merancang lip-sync pada animasi kartun 2D ini sesuai pada pergerakan mulut dengan suara yang keluar. Dalam proses perancangan lip-sync menggunakan bantuan dope sheet yang berfungsi sebagai acuan pergerakan mulut dalam animasi.
2. Hasil akhir mampu mengatur lip-sync melalui kontrol karakter. Proses lip-sync dalam penganimasian menggunakan kontrol karakter dan dilakukan hanya dengan memindahkan kontrol mulut sesuai dengan dope sheet yang sudah ditentukan.
3. Hasil akhir mampu menyajikan cerita dengan baik berdasarkan hasil akhir yang mengikuti dope sheet.
3. Kesimpulan 3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang sudah dilakukan pada Analisis dan Perancangan Lipsync Pada Pembuatan Animasi Kartun "Hujan" Dengan Menggunakan After Effect dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pembuatan lipsync perlu adanya referensi – referensi mulut secara nyata. Seperti video agar hasil penselarasan animasi mulut dapat sesuai. 2. Panjang pendek durasi animasi mulut ditentukan
sesuai dope sheet yang telah dibuat.
3. Lip-sync menggunakan kontrol karakter dan dibantu dengan dope sheet sebagai acuan dalam prosesnya mempermudah proses lip-sync.
4. Proses pengecekan sebagai proses terakhir berfungsi sebagai Quality Control dalam animasi yang dikerjakan, agar kualitas terjaga dan tidak terjadi kesalahan pada hasil.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang diberikan penulis kepada animator dan peneliti selanjutnya adalah :
1. Untuk perancangan template lipsync tidak hanya dibuat dalam standart phonetic biasa namun buat template beserta dengan aksennya.
2. Ada beberapa huruf pada standar phonetic yang tidak sesuai pengucapan dalam bahasa Indonesia seperti huruf I dan R. Untuk perancangan lipsync selanjutnya sebaiknya menggunakan standart phonetic Indonesia.
Daftar Pustaka
[1] Lembayung, Ajeng Putri, Pembuatan Film Kartun
Pendek “LOON” Dengan Penerapan Prinsip-Prinsip Animasi, (2014).
[2] Arifin, Usman, Pembuatan Animasi 2D”Bad
Day”Dengan Teknik Gerak Mulut Menggunakan Software Toon Boom Studio 5, (2012).
[3] Saiful, Mochamad, Pembuatan Film Animasi 2
Dimensi ”Cerita Anak Nusantara” Menggunakan Toon Boom Animated Pro 2, (2013).
[4] McGraw, Ibiz Fernandez. 2002, Macromedia Flash
Animation & Cartooning. California.
[5] Suyanto,M.,Aryanto Yuniawan. 2006, Merancang
Film Kartun Kelas Dunia.Yogyakarta: Andi Offset.
[6] Suyanto, M , 2013, The OSCAR Winners and Box
Office : The Secret of Screenplay, Yogyakarta :
Andi Offset. Hal 368.
[7] Thomas, Frank., Ollie Johns.1981, The Illusion Of
Life Disney Animation. New York.
[8] Williams, Richard, 2012, The Animator's Survival
Kit, Hal : 311.
[9] Marx, Christy, 2007, Writing for animation, comic,
and game .USA : Focal Press. Hal : 27.
Biodata Penulis
Virgiawan Eko Atmojo, memperoleh gelar Sarjana
Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. Saat ini menjadi Designer di DRDK Cloth di Batam.
Agus Purwanto, memperoleh gelar Sarjana Komputer
(S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2006. Memperoleh gelar Magister (M.Kom), Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2013. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.