• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENENTU KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUMEDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR PENENTU KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUMEDANG"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENENTU KETAHANAN

PANGAN RUMAH TANGGA DI

KABUPATEN SUMEDANG

Perencana Ahli Muda

Badan Perencanaan Pembangunan,

Penelitian dan Pengembangan Daerah

Kabupaten Sumedang

STIE Sebelas April Sumedang

(2)

OUTLINE

• Pendahuluan

• Metode Penelitian

• Hasil & Pembahasan

• Kesimpulan & Saran

(3)
(4)

STRUKTUR PEREKONOMIAN

DALAM 8 TAHUN TERAKHIR (2010 – 2017), STRUKTUR EKONOMI KAB. SUMEDANG MASIH BERCIRIKANAGRARIS, DAN TETAP DIDOMINASI OLEH 3 SEKTOR UTAMA (PERTANIAN, INDUSTRI, DAN PERDAGANGAN), SEKALIPUN KONTRIBUSINYA MENUNJUKKAN TREN MENURUN. SEMAKIN MENURUNNYA KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DIKHAWATIRKAN DAPAT MENURUNKAN

(5)

2.040,69 ha sawah terkonversi

Waduk Jatigede

142,61 ha sawah terkonversi

Jalan Tol Cisumdawu

Alih fungsi lahan sawah akibat Proyek Nasional

di Kabupaten Sumedang

(Bappeda, 2011)

Jika diasumsikan produktivitas rata-rata 6 ton/ha dengan 2 kali panen/tahun,

maka potensi kehilangan hasil produksi padi sebesar 26.199,6 ton

(6)

Kerentanan Pangan (FSVA)

Kabupaten Tahun 2017

No Kabupaten Prioritas 1 (Desa) Prioritas 2 (Desa) Prioritas 3 (Desa) Prioritas 4 (Desa) Jumlah Desa/Kab 1 Bandung 37 50 106 87 280 2 Bandung Barat 1 6 18 140 165 3 Bekasi 1 5 42 139 187 4 Bogor 8 52 118 256 434 5 Ciamis 6 33 124 102 265 6 Cianjur 2 21 53 284 360 7 Cirebon 1 5 61 357 424 8 Garut 2 43 153 244 442 9 Indramayu 2 19 116 180 317 10 Karawang 2 18 145 144 309 11 Kuningan 0 2 45 329 376 12 Pangandaran 6 7 38 42 93 13 Purwakarta 0 7 11 174 192 14 Majalengka 32 57 121 133 343 15 Tasikmalaya 1 4 88 258 351 16 Subang 0 1 4 248 253 17 Sukabumi 2 28 148 208 386 18 Sumedang 35 78 107 63 283

Jumlah Desa Prioritas 138 436 1498 3388 5460 Persentase 2,53% 7,99% 27,44% 62,05%

10,51% 89,49%

Keterangan:

Prioritas 1 = rentan

Prioritas 2 = cukup rentan Prioritas 3 = cukup tahan Prioritas 4 = tahan

untuk Kota belum ada indikator FSVA dari Kementan sehingga belum ada penyusunan FSVA Kota

(Sumber: DKPP Jabar, 2018) 1 2 13 11 1 0 2 4 6 8 10 12 14 P E R D A G A N G A N P E R T A N I A N … P E R T A N I A N ( P A D I ) P E R T A N I A N ( P A L A W I J A ) P E R T A N I A N ( P E R K E B U N A N )

SUMBER PENDAPATAN MASYARAKAT DI 28 DESA POTENSI RAWAN PANGAN

KABUPATEN SUMEDANG (BKPD JABAR, 2013 & BPS, 2014)

Terjadi peningkatan Desa Rentan

Pangan di Kab. Sumedang dari 28 desa

(7)

Indikator dalam FSVA yang menjadi perhatian DKPP Prov Jabar

Persentasi Balita Tinggi Kurang (Stunting)

Persentasi stunting merupakan salah satu indikator yang cukup penting, mengingat stunting membatasi potensi individu dan pada akhirnya potensi sebuah bangsa, maka stunting merupakan hambatan yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

Untuk mempercepat penurunan angka underweight serta stunting yang masih tinggi , maka sangatlah penting untuk merencanakan dan mengimplementasikan intervensi gizi secara lebih efektif pada semua tingkat, mulai dari rumah tangga sampai tingkat masyarakat. Serta target kelompok yang diintervensi adalah kelompok rentan masalah gizi, yaitu: anak dibawah dua tahun; anak-anak gizi kurang atau gizi buruk; ibu hamil dan menyusui; penderita penyakit kronis dan semua umur yang menderita kekurangan gizi mikro.

Sumedang merupakan wilayah

prioritas penanganan stunting

bersama 12 kab. Lain di Jabar,

dengan persentase balita

(8)

Company NAME 2015

Hasil Pengolahan

Sementara FSVA

Kabupaten

Sumedang

(Bappppeda Kab.

Sumedang, 2019)

Nama Desa/ Kelurahan PRIORITAS KOMPOSIT SINDULANG 1 BANGBAYANG 1 CIMUNGKAL 1 BANYURESMI 1 GANJARESIK 1 TEGALMANGGUNG 1 KAREDOK 1 SUKAPURA 2 CILENGKRANG 2 CIMARGA 2 MEKARRAHAYU 2 KIRISIK 2 SINDANGSARI 2 SUKAJADI 2 CISAMPIH 2

(9)

Hasil Pengolahan Sementara FSVA Kabupaten Sumedang (Bappppeda Kab. Sumedang, 2019)

Nama Kecamatan

Nama Desa/

Kelurahan

1. Rasio

Lahan

2. Rasio

Sarana

3. Rasio

Pddk

Tidak

Sejahtera

4.

Akses

Jalan

5. Rasio

Tanpa Air

Bersih

6. Rasio

Pddk per

Tenkes per

Density

INDEKS

KOMPOSIT

PRIORITAS

KOMPOSIT

CIMANGGUNG

SINDULANG

1

3

1

4

1

1

37,78

1

SITURAJA

BANGBAYANG

1

4

1

4

1

1

39,58

1

WADO

CIMUNGKAL

1

1

1

4

1

1

40,61

1

SUKASARI

BANYURESMI

1

4

1

4

1

1

40,65

1

WADO

GANJARESIK

1

2

1

4

1

3

46,61

1

CIMANGGUNG

TEGALMANGGUNG

2

6

1

4

1

3

47,39

1

JATIGEDE

KAREDOK

2

1

1

1

5

1

47,72

1

WADO

SUKAPURA

2

2

1

4

2

1

50,45

2

WADO

CILENGKRANG

1

4

1

4

1

2

50,64

2

CISITU

CIMARGA

1

6

1

4

1

1

51,16

2

SUMEDANG SELATAN MEKARRAHAYU

2

4

1

4

1

3

51,38

2

JATINUNGGAL

KIRISIK

6

4

1

4

1

1

51,46

2

SUKASARI

SINDANGSARI

2

1

1

4

1

3

51,98

2

WADO

SUKAJADI

2

2

1

4

1

1

52,06

2

(10)

DAYA DUKUNG PANGAN

(Hasil Kajian Tim KLHS RPJMD Kab. Sumedang 2018 – 2023)

• Perhitungan daya dukung pangan menggunakan Permen

LH No. 17 tahun 2009 tentang Daya Dukung Lingkungan

Hidup dengan pendekatan

produksi beras

.

• Produksi beras Kab. Sumedang saat ini mencapai

591.696 ton/tahun dari luas sawah 95.054 Ha. Dilihat

dari Rencana pola ruang RTRW Kab. Sumedang,

diperkirakan terjadi

penyusutan luas sawah

menjadi

60.138 Ha (pada tahun 2023) dan menyebabkan

penurunan daya dukung pangan.

Aspek

Ketersediaan

Pangan

masih

aman

sekalipun

mengalami

penurunan,

namun

bagaimana

dengan

aspek

Akses

Pangan

masyarakat, khususnya di level individu/rumah

tangga ?

(11)

Food security exists

when

all people

at all

times have physical

and economic access

to sufficient food to

meet their dietary

needs for a

productive and

healthy life

C. Peter Timmer, 2009.

(12)

?

Pemerintah Kabupaten Sumedang sedang menyusun FSVA

(Food Security and Vulnerability Atlas) untuk pemetaan

ketahanan pangan di level wilayah (desa/kelurahan), namun

informasi terkait faktor penentu ketahanan pangan di level

mikro (rumah tangga) belum diketahui secara empiris.

(13)

Mengetahui faktor penentu

ketahanan pangan di tingkat

rumah tangga sebagai bahan

rekomendasi kebijakan bagi

Pemerintah Kabupaten Sumedang

Tujuan Penelitian

(14)
(15)

Referensi

Penelitian

Terdahulu

Variabel yang tidak

diteliti pada

penelitian

sebelumnya adalah

domisili rumah

tangga (desa vs

kota)

, dan pekerjaan

di sektor pertanian

dibedakan lebih

spesifik antara

buruh

tani vs petani

(16)

Metode

Penelitian

(17)

Metode Penelitian

Kuantitatif

– kausalitas

Pendekatan

Susenas Tahun 2015 dan 2017

pooled cross section

Sumber &

jenis data

688 rumah tangga (2015)

792 rumah tangga (2017)

Unit analisis

Regresi Logit

Teknik

analisis

Stata versi 14

Software

(18)

No

Nama Variabel

Definisi Operasional

A Terikat

1 tahan pangan

Probabilitas rumah tangga tahan pangan

1 : rumah tangga tahan pangan ; 0 : bukan rumah tangga tahan pangan

B Bebas

1 Buruh_tani

Dummy jika pendapatan terbesar rumah tangga dari sektor pertanian sebagai buruh tani

1: buruh tani, 0: bukan buruh tani

2 petani_penggarap

Dummy jika pendapatan terbesar rumah tangga dari sektor pertanian sebagai petani penggarap

1: petani penggarap, 0: bukan petani penggarap

3 desa

Dummy domisili rumah tangga (1: perdesaan, 0: perkotaan)

4 jumlah_ART

Jumlah anggota rumah tangga (orang)

5 KRT_SD

Dummy pendidikan tertinggi kepala rumah tangga

1: pendidikan tertinggi SD , 0: lainnya

6

KRT_SLTP

1: pendidikan tertinggi SLTP , 0: lainnya

7

KRT_SLTA

1: pendidikan tertinggi SLTA , 0: lainnya

8 KRT_umur

Umur kepala rumah tangga (tahun)

9 KRT_ umur

2

Umur kuadrat kepala rumah tangga (tahun)

10 KRT_merokok

Dummy status merokok kepala rumah tangga (1: merokok, 0: tidak merokok)

𝑇𝑎ℎ𝑎𝑛

𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

= 𝛽

0

+ 𝛽

1

𝑏𝑢𝑟𝑢ℎ

𝑡𝑎𝑛𝑖

+ 𝛽

2

𝑝𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖

𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑝

+ 𝛽

3

𝑑𝑒𝑠𝑎 + 𝛽

4

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ_𝐴𝑅𝑇 + 𝛽

5

𝐾𝑅𝑇_𝑆𝐷 + 𝛽

6

𝐾𝑅𝑇

𝑆𝐿𝑇𝑃

+ 𝛽

7

𝐾𝑅𝑇

𝑆𝐿𝑇𝐴

+ 𝛽

8

𝐾𝑅𝑇_𝑢𝑚𝑢𝑟 + 𝛽

9

𝐾𝑅𝑇

𝑢𝑚𝑢𝑟2

+ 𝛽

10

𝐾𝑅𝑇_𝑚𝑒𝑟𝑜𝑘𝑜𝑘 + 𝑈

𝑖

(19)

Hasil &

(20)

Karakteristik

Responden

merokok 688 .7311047 .443708 0 1 umurSQ 690 2627.645 1341.384 361 7396 umur 690 49.54638 13.15493 19 86 KRT_SLTA 690 .157971 .3649784 0 1 KRT_SLTP 690 .157971 .3649784 0 1 KRT_SD 690 .6318841 .4826429 0 1 JART 690 3.447826 1.359064 1 9 desa 690 .6101449 .488071 0 1 petani_pen~p 690 .1971014 .3980982 0 1 buruh_tani 690 .0898551 .2861815 0 1 tahan_pangan 690 .3695652 .4830372 0 1 Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max merokok 792 .2979798 .4576596 0 1 umurSQ 828 2770.169 1587.301 289 9409 umur 828 50.30918 15.474 17 97 KRT_SLTA 828 .1823671 .3863802 0 1 KRT_SLTP 828 .173913 .3792638 0 1 KRT_SD 828 .5567633 .4970677 0 1 JART 828 3.222222 1.428299 1 11 desa 828 .5748792 .4946601 0 1 petani_pen~p 828 .2041063 .4032906 0 1 buruh_tani 828 .0736715 .2613934 0 1 tahan_pangan 828 .4118357 .4924632 0 1 Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max

Susenas 2015

(21)

Potret Ketahanan Pangan Rumah

Tangga di Kabupaten Sumedang

(Susenas, 2015 & 2017)

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X

tahun

2014

merekomendasikan

kriteria

konsumsi energi ditetapkan minimal 2.150

kkal/kapita/hari.

37,1 7,6 45,8 9,5 42,3 10,5 39,8 7,4 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Tahan pangan Kurang pangan Rentan pangan Rawan pangan

Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Indikator

Ketahanan Pangan di Kab. Sumedang (Persen)

Susenas 2015 Susenas 2017

Terjadi perbaikan kondisi ketahanan pangan rumah tangga

pada tahun 2017 dibandingkan 2015.

Mengapa ???

• Meningkatnya aktivitas perekonomian masyarakat, yang ditandai

laju pertumbuhan ekonomi

Kab. Sumedang tahun 2017 adalah

6,23 persen

, sementara 2015 hanya 5,25 persen.

• Pertumbuhan sektor pertanian

bahkan melejit hingga

6,79 persen

(22)

Marginal Effect REGRESI LOGIT – Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Karakteristik RT

2015

2017

buruh_tani

-0.148**

-0.100

petani_penggarap

-0.022

0.085**

desa

-0.068*

0.014

jumlah_ART

-0.044***

-0.078***

KRT_SD

-0.273***

-0.509***

KRT_SLTP

-0.184**

-0.416***

KRT_SLTA

-0.019

-0.347***

KRT_umur

0.029***

0.028***

KRT_umur_kuadrat

-0.000***

-0.000***

KRT_merokok

-0.091***

-0.094***

Jumlah Observasi

688

792

LR chi

2

80.084

110.465

* p<0.1, ** p<0.05, *** p<0.01

• Perbaikan

ketahanan

pangan

rumah

tangga terjadi pada mereka yang bekerja di

sektor pertanian, baik pada buruh tani

terlebih petani penggarap, juga mereka

yang berdomisili di perdesaan.

• Rumah tangga dengan jumlah anggota

lebih banyak cenderung lebih rendah

katahanan pangannya.

• Pendidikan

kepala

rumah

tangga

berkontribusi

secara

positif

terhadap

ketahanan pangan.

• Umur

KRT

konsisten

meningkatkan

ketahanan

pangan

(diminishing),

sementara rumah tangga yang memiliki

KRT perokok cenderung lebih rendah

ketahanan pangan rumah tangganya.

(23)

Temuan hasil

Penelitian

Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian

berdampak pada peningkatan

ketahanan pangan rumah tangga petani yang mayoritas berdomisili di

perdesaan.

Pendidikan

kepala rumah tangga merupakan faktor penentu yang

paling dominan dalam mempengaruhi ketahanan pangan rumah

tangga.

Ketahanan pangan rumah tangga berkorelasi dengan

siklus hidup

kepala rumah tangga, terutama dikaitkan dengan produktivitas

kepala rumah tangga dalam mencari nafkah

Kebiasaan

merokok

memiliki konsekuensi menurunkan ketahanan pangan

rumah tangga, terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah.

(24)

Kesimpulan & Saran

Faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga di kabupaten sumedang

berdasarkan karakteristik rumah tangga adalah

jumlah anggota rumah tangga, serta

karakteristik kepala rumah tangga (pendidikan, usia, dan kebiasaan merokok)

Kesimpulan

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk

menjaga ketahanan pangan rumah tangga adalah :

• Mendorong

aktivitas perekonomian masyarakat di perdesaan

yang umumnya

berbasis pertanian, tidak hanya sebagai penyedia pangan namun menciptakan

produk pertanian bernilai tambah tinggi.

• Peningkatan

aksesibilitas pendidikan

masyarakat

• Optimalisasi program

keluarga berencana

, dan

• Peningkatan pengetahuan serta kesadaran

(edukasi) perilaku hidup sehat

dengan

mengurangi kebiasaan merokok dan beralih pada konsumsi pangan bernutrisi.

(25)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Anda dapat mengenakan biaya untuk tindakan fisik transfer salinan dan dapat menawarkan perlindungan jaminan berbayar. Anda dapat memodifikasi satu atau beberapa salinan Program

[r]

Kuasa Pengguna Anggaran Madrasah Tsanawlyah Negeri Bola Alamat Jalan Gajah Mada Desa Bola Kecamatan Batauga Kabupdten Buton. mengumumkan Rencana Umum Pengadaan

[r]

Perkembangan Teknologi dan Informasi yang maju dan pesat ini, sangat diperlukan kecepatan dan keakuratan dalam mendapatkan suatu informasi, sehingga dapat mempermudah dalam

Setelah penulis mengadakan penelitian tentang Kompetensi Profesional Guru rumpun Pendidikan Agama Islam di MTs Negeri Karanganyar Kecamatan Karanganyar Kabupaten

Penelitian dilakukan dengan membuat 3 formula pasta gigi ekstrak maserasi daun mahkota dewa dengan etanol 70% dengan konsentrasi Tragakan yang berbeda yaitu 0,5% (F.. I), 1,0% (F

(1) Dilihat dari nomor urut yang diajukan oleh partai politik, mta-rata caleg perempuan berada pada nomor yang berada perioritas ketiga. Artinya, penempatan perempuan