• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Bila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Bila"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi membuat perubahan yang begitu besar dalam kehidupan manusia. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Bila dilihat dari definisinya gadget dapat diartikan sebagai suatu perangkat yang memiliki fungsi lebih spesifik, bersifat praktis dan dirancang dengan teknologi canggih. Saat ini gadget dapat diperoleh dengan harga yang relatif terjangkau. Harga gadget yang relatif terjangkau memudahkan setiap masyarakat memiliki gadget terutama bagi kalangan sosial ekonomi menengah. Gadget memiliki berbagai manfaat seperti untuk berkomunikasi, menambah wawasan serta sebagai sarana hiburan. Jenis penggunaan Gadget yaitu Tablet, Laptop, Playstation, Smartphone (Supriati, 2012).

Sekarang ini penggunaan gadget tidak hanya digunakan oleh kalangan remaja dan dewasa. Akan tetapi, penggunaan gadget telah digunakan oleh kalangan anak usia sekolah. Tahap pengenalan gadget pada anak usia sekolah merupakan usia yang masih terlalu awal. Tahapan pengenalan gadget berdasarkan usia seharusnya dimulai pada usia 12 tahun, pada usia tersebut anak-anak mulai mengasah kemampuan dan berpikir, serta pada usia 12 tahun anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan bersosialisasi (Syamsu, 2004). Pada usia sekolah, permainan anak lebih disarankan pada permainan fisik, keterampilan intelektual, fantasi serta

(2)

terlibat dalam kelompok atau tim (Suherman, 2012). Hal ini mungkin menjadi suatu kebanggaan bagi orang tua karena anak mereka tidak ketinggalan zaman dengan mengikuti perkembangan teknologi.

Indonesia termasuk dalam peringkat lima besar negara pengguna gadget, khususnya smartphone. Pengguna aktif smartphone adalah sekitar 47 juta, atau sekitar 14 persen dari seluruh pengguna smartphone. Tahun 2017 setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja di Indonesia merupakan pengguna internet, dan media digital saat ini sebagai pilihan utama saluran komunikasi yang mereka gunakan (Pusat Data Informasi Kominfo RI, 2017).

Kemajuan teknologi yang semakin hari semakin canggih, ditambah dengan sajian aplikasi menarik membuat pengguna gadget tidak bisa lepas untuk menggunakannya (Anies, 2005). Perkembangan gadget yang begitu cepat dan tidak terkendali sehingga banyak dampak negatif yang ditimbulkan, namun tidak hanya dampak negatif saja yang ditimbulkan tetapi ada dampak positif yang ditimbulkan dari perkembangan gadget yaitu mempermudah komunikasi, mendapatkan informasi dalam proses pembelajaran, meningkatkan kemampuan berbahasa (Hadiwidjojo, 2014). Namun, penggunaan gadget yang salah seperti frekuensi penggunaan gadget yang berlebihan, posisi yang tidak benar dan intensitas pencahayaan yang tidak baik, berdampak terhadap ketajaman penglihatan pada anak-anak akan berakibat pada kesulitan anak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya (Tiharyo dkk, 2008).

Ketajaman penglihatan adalah kemampuan untuk membedakan bagian-bagian detail yang kecil, baik terhadap objek maupun terhadap permukaan (Sidarta,

(3)

2013). Mata adalah panca indera yang memiliki fungsi sangat vital selama masa perkembangan. Saat memasuki masa sekolah, penglihatan anak menjadi hal yang sangat penting. Penglihatan yang baik sangat diperlukan dalam menunjang proses pembelajaran dimana penglihatan menjadi salah satu jalur untuk menerima informasi yang diberikan dalam proses belajar (James, 2007). Pemeriksaan ketajaman penglihatan biasanya dilakukan dengan visus yaitu dengan metode pengukuran ketajaman penglihatan dengan menggunakan kartu snellen chart ( Sidarta, 2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Lely (2015) mengatakan bahwa ketajaman penglihatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetika orangtua menggunakan kacamata. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Ernawati (2015) pada anak usia sekolah (6- 12 tahun) menunjukkan bahwa penurunan ketajaman penglihatan dipengaruhi oleh posisi dan intensitas pencahayaan saat menggunakan gadget. Junaeti (2015) mengatakan bahwa sebagian besar responden yang mengalami gangguan ketajaman penglihatan melakukan kebiasaan melihat jarak yang dekat dan lama pada saat bermain video game. Hasil penelitian Anggityas (2015) memperlihatkan bahwa rata-rata durasi bermain game online pada anak usia sekolah sebesar 20,80 jam per minggu dan rata-rata nilai visus mata anak menurun dengan nilai 0,8 sebanyak 35 %.

Berdasarkan data dari RS.Mata Cicendo pada tahun 2013 - 2015 memperlihatkan bahwa 897 pasien anak usia 6-12 tahun mengidap miopia. Serta data dari RS Mata Cicendo yang dilakukan pada penelitian Ihsanti (2015)

(4)

menjelaskan bahwa sebagian besar anak berusia 10-14 tahun mengidap miopia sebesar 88,9 %.

Berita yang dilansir dari (Kompas, 2017) menunjukkan bahwa dari penelitian di Korea Selatan, yang di publikasikan melalui jurnal kesehatan BC Opthalmology dalam penelitan tersebut ditemukan bahwa anak yang menghabiskan lebih banyak waktunya untuk berinteraksi dengan smartphone mengakibatkan aktivitas di luar ruangan menjadi berkurang dan menyebabkan mudah terkena penyakit mata kering. Saat menatap layar smartphone, gadget, komputer atau sejenisnya, kedipan mata otomatis berkurang. Kedipan yang berkurang menyebabkan lapisan air mata lebih mudah menguap dan rentan mengakibatkan mata kering. Layar smartphone sendiri berukuran kecil, sehingga mesti dilihat dalam jarak yang lebih dekat dan dapat menyebabkan mata menjadi lebih lelah. Penyakit mata kering ini berdampak negatif pada penglihatan pengidapnya.

Ketajaman penglihatan ini merupakan masalah pada masyarakat yang akan selalu dijumpai selama tidak didapati adanya tindakan deteksi dini. Seperti yang kita ketahui penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan. Penglihatan juga merupakan jalur informasi utama. Oleh karena itu keterlambatan melakukan koreksi adanya gangguan ketajaman penglihatan terutama pada anak usia sekolah akan sangat mempengaruhi kemampuan menyerap materi pembelajaran. Hal ini dirasa penting untuk diteliti lebih jauh karena apabila tidak ditangani dengan baik, kemungkinan akan mengakibatkan dampak yang buruk

(5)

bagi ketajaman penglihatan anak, karena tahap pengenalan gadget pada anak usia sekolah merupakan usia yang masih terlalu awal. Oleh karena itu peneliti pun melakukan studi pendahuluan dan alasan peneliti memilih SDN Cibabat Mandiri 5 karena Sekolah Dasar tersebut memiliki akreditasi A sehingga aktivitas belajarnya lebih padat. Peneliti pun pada tanggal 10 Febuari 2018 melakukan survey kepada beberapa siswa dan hasilnya menunjukkan bahwa di Sekolah Dasar Negeri Cibabat Mandiri 5 Cimahi merupakan sebuah sekolah negeri yang terletak di daerah perkotaan Cimahi dengan jumlah siswa terdiri dari siswa perempuan 217 orang dan siswa laki-laki 218 serta jumlah kelas terdiri dari 14 kelas dari kelas 1 hingga kelas 6. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, ekonomi orang tua siswa rata-rata merupakan kelas menengah, sehingga paparan screen time seperti televisi, komputer, handphone, tablet, dan berbagai media lain diperkirakan sanggat tinggi, sehingga sekolah ini menjadi salah satu sekolah yang berisiko menggunakan gadget pada usia dini. Beberapa siswa mengatakan mereka senang bermain gadget dalam waktu yang cukup lama. Mereka biasanya menggunakan gadget untuk bermain game dan sosial media. Hal ini diperkuat dengan ditemukan beberapa siswa yang menggunakan kacamata.

Berdasarkan data dan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Ketajaman Penglihatan pada Anak Usia Sekolah Dasar yang Menggunakan Gadget di Sekolah Dasar Negeri Cibabat Mandiri 5 Cimahi.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditetapkan rumusan penelitian yakni bagaimana ketajaman penglihatan anak usia sekolah yang menggunakan gadget di Sekolah Dasar Negeri Cibabat Mandiri 5 Cimahi

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui ketajaman penglihatan anak usia sekolah

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam perancangan tugas akhir ini, peneliti mengaharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak sekolah, pemerintah, institusi pendidkan dan peneliti selanjutnya.

1.4.1 Bagi Pihak Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di lingkungan sekolah mengenai pentingnya menjaga kesehatan mata dan mengetahui ketajaman penglihatan anak serta dapat membuat kebijakan mengenai penggunaan gadget disekolah

(7)

1.4.2 Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak pelayanan kesehatan yaitu puskesmas untuk lebih meningkatkan pemeriksaan terhadap kesehatan anak khususnya kesehatan mata.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang keperawatan anak. 1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan ketajaman penglihatan.

Referensi

Dokumen terkait

1262 sayılı İspençiyari ve Tıbbi Müstahzarlar Kanunu’na dayanılarak insan sağlığında tedavi edici özelliği olan, uygun kalite, ge- rekli güvenilirlik ve

Oleh karena itu, pada praktek yang sering terjadi pengajuan gugatan antara wanprestasi dengan perbuatan melanggar hukum selalu terpisah, tetapi untuk keadaan tertentu

Menganalisis pengaruh earning per share (EPS), return on asset (ROA), stock offering, reputasi underwriter, dan umur perusahaan secara simultan terhadap tingkat

(1) Ketentuan Umum Peraturan Zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) huruf a, sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan Rencana Tata

Berdasarkanpadafokuspenelitian, paparan data dantemuanpenelitiansertapembahasan, makahasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut (1) Pengelolaan UKS di SDN Grogol

yang terisolasi pada VLAN yang berbeda di bawah kendali network administrator sehingga peneliti dapat mengontrol lalu lintas mereka sendiri, dan menambah ataupun

Menurut teorl poncegahan yang ldaslk yErE biassnya digambarl€r oebgai deror- rarEs bah,ra glek poncsgahan balk yeng aktusl atau yang dlsrEatnkan akan

Baik untuk konsentrasi inokulum awal 3 log CFU/ml maupun 5 log CFU/ml, tingkat kerusakan subletal yang terjadi pada ketiga galur Salmonella yang dibekukan pada es batu dan Koktil