1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi pada saat ini telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari suatu perusahaan. Perkembangan teknologi informasi
yang pesat ini, membuat banyak perusahaan tidak lagi memandang dalam
divisi teknologi informasi hanya sebagai pendukung semata. Dalam
memenuhi kebutuhan perusahaan, teknologi informasi menjadi salah satu
sumber daya utama untuk meningkatkan daya saing terhadap para
pesaingnya. Setiap perusahaan mencoba untuk menerapkan teknologi
informasi agar dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam proses
bisnis dan juga mampu memberikan nilai tambah yaitu berupa competitive
advantage.
Teknologi informasi juga menjadi hal yang penting dalam
pendukung kegiatan ekonomi seperti halnya adalah dalam kegiatan bayar
membayar saat ini dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Transaksi
ekonomi tidak hanya difasilitasi dengan uang tunai tapi telah merambah
dengan menggunakan instrumen non tunai seperti transfer, kartu kredit,
kartu ATM dan uang elektronik. Perkembangan inovasi dalam sistem
pembayaran telah membuat mekanisme pembayaran yang praktis, efisien,
aman dan nyaman dalam mendukung aktivitas ekonomi. Berikut adalah
2 Laporan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang tahun 2012 yang di
unduh dari www.bi.go.id. (Perkembangan Transaksi Sistem Pembayaran
dari tahun 2006 sampai 2010 terdapat di halaman lampiran).
Tabel 1.1 Perkembangan Transaksi Sistem Pembayaran 2012
Sumber: www.bi.go.id
Gambar 1.2 Perkembangan Transaksi Sistem APMK (Alat Pembayaran
3 Seperti yang terjadi tahun 2012, perkembangan transaksi keuangan
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan
nilai transaksi mencapai Rp 104,84 ribu triliun atau meningkat 46,52%
dari sebelumnya tahun 2011 tercatat sebesar Rp 71,55 ribu triliun.
Sementara itu, dari sisi volume transaksi terjadi peningkatan sebesar
24,42% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Volume transaksi
sepanjang tahun 2012 mencapai 3,27 miliar transaksi. (Sumber : Laporan
Sistem Pembayaran 2012, www.bi.go.id). Sistem pembayaran yang
diselenggarakan oleh pihak di luar Bank Indonesia meliputi
penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu atau yang
biasa disebut APMK (kartu kredit, kartu ATM dan kartu debet), uang
elektronik dan kegiatan usaha pengiriman uang atau transfer dana. Seperti
yang terdapat pada gambar 1.2 bahwa untuk transaksi APMK mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada 2011, Bank Indonesia memfokuskan 4 pengembangan sistem
pembayaran. Pertama melanjutkan tahapan pengembangan Sistem
BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II. Kedua, melanjutkan inisiasi
pengembangan National Payment Gateway (NPG). Ketiga, mendorong
interoperabilitas industri uang elektronik. Keempat, penerapan chip dan
PIN paling kurang 6 digit untuk kartu ATM/Debet (Direktorat Akunting
dan Sistem Pembayaran, 2012).
NPG (National Payment Gateway) merupakan salah satu stategi
4 Efisiensi nasional yang ditekankan pada pengembangan NPG adalah
saling menghubungkan sistem pembayaran APMK (Alat Pembayaran
dengan Menggunakan Kartu) di seluruh Indonesia. Upaya efisiensi ini
mendorong industri sistem pembayaran agar saling terhubung satu sama
lain.
Dari sisi penjagaan kepercayaan terhadap alat bayar, khususnya
APMK, Bank Indonesia telah mewajibkan untuk menerapkan chip dan
PIN paling kurang 6 digit bagi industri kartu ATM dan Debet. Penerapan
chip bertujuan untuk mengurangi risiko fraud atau pencurian data yang
terdapat pada kartu ATM dan Debet berbasis magnetic stripe.
Dengan melihat pertumbuhan dari transaksi sistem pembayaran ini
terutama sistem pembayaran nontunai dapat dikatakan bahwa hal tersebut
memiliki potensi pasar yang semakin besar. Dalam menghadapi
persaingan bisnis seperti ini, Information Technology (IT) menjadi sesuatu
yang fundamental untuk diintegrasikan ke dalam setiap departemen pada
perusahaan. Perusahaan harus menggunakan IT sebagai objek utama
dalam membantu perusahaan untuk mencapai tujuan mereka (Hendarti dan
Kurniawan, 2011).
Adanya persaingan dan kompetisi dalam mendapatkan
proyek-proyek sistem pembayaran yang semakin ketat dalam lingkungan industri
sistem pembayaran menuntut perusahaan untuk mempunyai strategi yang
menekankan kepada keunggulan bersaing. Strategi tersebut bertujuan
5 diformulasikan dengan mengacu kepada evaluasi kinerja perusahaan
terutama pada Divisi IT perusahaan yang telah dilalui. Pengukuran kinerja
merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi suatu perusahaan
untuk mengetahui apakah peran divisi teknologi informasi memang
termasuk yang memberikan kontribusi yang besar dalam suatu perusahaan.
Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu perusahaan,
pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen
untuk mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
masing-masing unit bisnis yang dibandingkan dengan tolak ukur yang
telah diterapkan.
Saat ini masih banyak unit-unit bisnis masih menggunakan sistem
pengukuran kinerjanya hanya berdasarkan aspek keuangan saja. Padahal
dalam menghadapi dunia bisnis yang semakin kompleks dengan
persaingan yang bergerak cepat, pengukuran hanya berdasarkan aspek
keuangan saja sudah tidak memadai lagi. Dengan kelemahan metode
tradisional ini membuat para pelaku bisnis untuk memikirkan alternatif
yang lebih menguntungkan.
Balanced scorecard (BSC) merupakan salah satu metode yang
menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek non
keuangan. Balanced scorecard mengklasifikasikan pengukuran kinerja
kedalam 4 prespektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan
pembelajaran dan pertumbuhan. Metode balanced scorecard ini pertama
6 1996. Balanced scorecard (BSC), merupakan salah satu metode
pengukuran dan manajemen kinerja untuk faktor internal dan eksternal
dari suatu perusahaan. BSC merupakan sebuah sistem manajemen populer
yang digunakan untuk memperjelas perusahaan dalam menerjemahkan
strategi, visi dan misi perusahaan mereka ke dalam tindakan. Oleh karena
itu sangat dimungkinkan para eksekutif untuk mencapai strategi mereka
dengan cara yang efektif (Kaplan, 2010).
BSC tradisional telah berkembang dalam menjadi metode
pengukuran kinerja. Pada tahun 1997, Van Grembergen dan Van Bruggen
mengadopsi Balanced Scorecard untuk digunakan pada departemen
Teknologi Informasi dalam suatu perusahaan. Menurut pandangan mereka,
dalam departmen Teknologi Informasi merupakan penyedia layanan dalam
internal perusahaan dengan kata lain penggguna mereka adalah pegawai
internal. Mereka memodifikasi dari BSC tradisional dengan menciptakan
IT Balanced Scorecard dengan empat perspektif baru yaitu kontribusi
perusahaan (corporate contribution), orientasi pengguna (user
orientation), penyempurnaan operasional (operational excellence) dan
7 BSC Tradisional
1. Financial 2. Customer
3. Internal Business Process 4. Learning & Growth
Gambar 1.3 BSC Tradisional & IT BSC
Perspektif-perspketif yang ada pada BSC Tradisional dengan IT
BSC bisa dikatakan hampir serupa, hanya terdapat perspektif yang
benar-benar terlihat berbeda yaitu antara financial dengan corporate
contribution. Penggunaan IT BSC merupakan salah satu cara yang paling
efektif untuk membantu dalam penyelarasan sisi IT dengan sisi bisnis.
Tujuannya adalah membuat sebuah fasilitas bagi pelaporan manajemen,
menumbuhkan konsensus diantara stakeholder kunci mengenai tujuan
strategis IT, menunjukkan efektifitas dan nilai tambah dari IT dan
mengkomunikasikan kinerja, resiko dan kemampuan IT (Grembergen et
al., 2003).
PT Alpha merupakan perusahaan yang menyediakan jasa koneksi
atau jaringan antar bank. PT Alpha memiliki bidang usaha dalam sistem
pembayaran tidak terlepas dari peran teknologi informasi sehingga dalam
mendukung proses bisnisnya. Dalam menjalankan bisnisnya di industri
sistem pembayaran PT Alpha dituntut mampu bersaing dalam kompetisi
yang ketat dalam lingkungan industri sistem pembayaran. Strategi tersebut
diformulasikan dengan mengacu kepada evaluasi kinerja perusahaan IT BSC
1. Corporate Contribution 2. User Orientation 3. Operational Excellence 4. Future Orientation
8 terutama pada Divisi IT perusahaan yang telah dilalui. Dengan pengukuran
kinerja tersebut perusahaan dapat melihat keberhasilan atas kinerja dari
Divisi IT dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan, maka peneliti ingin mengukur kinerja perusahaan
khususnya pada Divisi IT PT Alpha menggunakan empat perspektif yang
dimiliki IT Balanced Scorecard.
1.2 Rumusan Masalah
Adanya persaingan dan kompetisi dalam mendapatkan
proyek-proyek sistem pembayaran yang semakin ketat dalam lingkungan industri
sistem pembayaran menuntut PT Alpha untuk mempunyai strategi yang
menekankan kepada keunggulan bersaing. Dalam menjalankan bisnisnya,
perusahaan memiliki strategi dalam bersaing di industrinya. Strategi
tersebut bertujuan untuk mewujudkan visi, misi serta tujuan perusahaan.
Strategi tersebut diformulasikan dengan mengacu kepada evaluasi kinerja
perusahaan terutama pada Divisi IT perusahaan yang telah dilalui.
Sehingga dapat diketahui keadaan perusahaan saat ini, hal apa yang telah
memenuhi target, hal apa yang perlu dipertahankan serta hal apa yang
belum optimal yang perlu ditingkatkan lagi. Dengan demikian perusahaan
paham betul posisi yang ingin dicapai dimasa yang akan datang dan
9
1.3 Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah difokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan
terutama pada Divisi IT pada PT Alpha. Dengan begitu pertanyaan
penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pencapaian kinerja Divisi IT PT Alpha dalam perspektif IT
Balanced Scorecard?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pencapaian
kinerja sesuai dengan perspektif IT Balanced Scorecard?
3. Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja
sesuai dengan perspektif IT Balanced Scorecard?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pengukuran kinerja perusahaan terutama Divisi IT
pada PT Alpha yaitu:
1. Mengevaluasi kinerja Divisi IT PT Alpha berdasarkan perspektif IT
Balanced Scorecard.
2. Mengindentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam
pencapaian kinerja sesuai dengan perspektif IT Balanced Scorecard.
3. Merumuskan upaya dalam perbaikan untuk meningkatkan kinerja
10
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengukuran
kinerja pada Divisi IT di PT Alpha menggunakan metode IT balanced
scorecard. Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan sebagai
masukkan tentang pengukuran kinerja menggunakan metode IT balanced
scorecard serta memberikan manfaat dalam menetapkan pengukuran
kinerja yang lebih komprehensif. Penelitian ini juga bermanfaat bagi para
akademisi untuk menambah wawasan tentang penggunaan metode IT
balanced scorecard sebagai suatu sistem pengukuran kinerja pada
perusahaan.
1.6 Batasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT Alpha khusus pada
Divisi IT. Ruang lingkup penelitian dipersempit hanya pada satu divisi
dikarenakan pada setiap divisi memiliki karateristik yang berbeda
sehingga sebuah alat ukur yang diaplikasikan pada suatu divisi belum
tentu dapat dapat diaplikasikan pada divisi lainnya. Permasalahan yang
diteliti adalah pengukuran kinerja berdasarkan perspektif IT balanced
scorecard sebagai suatu alat ukur dengan ukuran yang terbagi dalam
empat perspektif yaitu corporate contribution, user orientation,
operational excellence dan future orientation.
1.7 Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun ke dalam lima bab, dengan sistematika
11 Bab I. Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang penelitian, perumusan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Di dalam bab ini dipaparkan beberapa teori yang menjadi landasan
konseptual dalam penyusunan penelitian yaitu mengenai perspektif IT
balanced scorecard.
Bab III. Metodologi & Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan menjelaskan mengenai metode yang
dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, serta memberikan
gambaran umum mengenai profil perusahaan, termasuk di dalamnya
adalah tentang Divisi IT pada perusahaan.
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian ini memaparkan analisis dan pembahasan dari
pengaplikasian perspektif pada metode IT balanced scorecard untuk
mengevaluasi kinerja Divisi IT perusahaan.
Bab V. Simpulan dan Saran
Bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian dan analisis yang telah dilakukan serta saran yang dapat menjadi