• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Labuhanbatu Selatan TA RPIJM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Labuhanbatu Selatan TA RPIJM"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 |bab 6

6.1 PETUNJUK UMUM

Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam penyusunan RIPJM pada dasarnya adalah dalam rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pembelanjaan prasarana Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yang meliputi:

1. Pembelanjaan untuk pengoperasiaan dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun;

2. Pembelanjaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada;

3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasarana baru.

Pembahasan aspek keuangan dalam penyusunan RPIJM perlu memperhatikan kemampuan keuangan daerah yang meliputi kemampuan penyediaan dana atau pendapatan daerah dan kebutuhan penggunaan dana atau belanja untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah yang menjadi urusan dan kewenangan daerah. Selain itu pendanaan RPIJM juga didukung dengan sumber dana lain yang bersumber baik dari masyarakat, swasta dan pemerintah atasan dalam bentuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota, maka Pemerintah Kabupaten mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan dan melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Sesuai dengan ketentuan tersebut daerah mampunyai kewenangan untuk melaksanakan 26 Urusan Urusan Wajib dan 8 Urusan Pilihan. Pada pembahasan aspek keuangan ini akan difokuskan pada keuangan daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten

(2)

2 |bab 6

6.2 KOMPONEN KEUANGAN

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur keuangan daerah terdiri dari:

a. Pendapatan Daerah b. Belanja Daerah c. Pembiayaan Daerah

6.2.1 PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan Daerah meliputi seluruh penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

Pendapatan Daerah terdiri atas: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD); b. Dana Perimbangan; dan

c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen Pendapatan dan gambaran umum tentang subkomponen Pendapatan di daerah pada umumnya.

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari:

a) Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak kendaraan diatas air, Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Penerangan Jalan (PPJ), Pajak Hotel, Pajak Restoran dan rumah makan, Pajak Hiburan, Pajak Reklame dan Pajak pengambilan bahan galian gol. C. Pajak-pajak Daerah ini diatur melalui Undang-undang No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 65/2001 tentang Pajak Daerah serta Peraturan Daerah untuk setiap jenis pajak daerah

b) Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Persampahan, Retribusi pemakaman, Retribusi Biaya Cetak KTP, Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dan lain-lain, sebagai mana diatur dalam Undang-undang No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentang Retribusi Daerah dan Peratutran Daerah.

(3)

3 |bab 6

c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain bagian laba penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan milik daerah (BUMD), perusahaan milik pemerintah (BUMN) ataupun perusahaan milik swasta.

d) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, merupakan pendapatan asli daerah yang tidak termasuk pajak daerah, retribusi daerah ataupun hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar, pendapatan dari pengembalian, dan lain-lain.

2) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas :

a) Dana Bagi Hasil merupakan dana yang bersumber dari pajak disebut dengan Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan Pajak (BHBP) atau yang bersumber dari Pengelolaan Sumber Daya Alam yang disebut dengan Bagi Hasil Sumber Daya Alam. Dana BHP antara lain: Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi; sedangkan dana BH-SDA atara lain : kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.

b) Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan Dalam Negeri Netto, yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan “Celah Fiskal” yaitu selisih antara Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal daerah ditambah Alokasi Dasar.

c) Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersumber dari APBN yang diokasikan kepada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah seperti: Reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana alam.

6.2.2 BELANJA DAERAH

Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kuajiban daerah dalam satu tahun anggaran, yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Menurut kelompoknya belenja daerah terdiri atas Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.

(4)

4 |bab 6

1) Belanja Tidak Langsung; merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja ini terdiri atas : a) Belanja pegawai;

b) Bunga; c) Subsidi; d) Hibah;

e) Bantuan Sosial; f) Belanja Bagi hasil; g) Bantuan Keuangan; dan h) Belanja Tidak Terduga

2) Belanja Langsung; merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja ini terdiri atas :

a) Belanja pegawai; merupakan pengeluaran honorarium/upah untuk melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah

b) Belanja barang dan jasa; merupakan pengeluaran untuk pembelian/ pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah.

c) dan Belanja modal; merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/ pengadaan atau pembangunan asset yang mempunyai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.

6.2.3 PEMBIAYAAN DAERAH

Pembiayaan meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup deficit atau untuk memanfaatkan surplus. Menurut kelompoknya pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

1. Pengeluaran pembiayaan mencakup antara lain sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA); pencairan dana cadangan dan lain-lain.

2. Pengeluaran pembiayaan mencakup antara lain pembentukan dana cadangan; pembayaran pinjaman daerah dan lain-lain.

(5)

5 |bab 6

6.3 PROFIL KEUANGAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN 6.3.1 KEUANGAN DAERAH

Bab ini menguraikan profil keuangan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam penyusunan RPIJM yang bertujuan untuk menghitung kemampuan dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan investasi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan termasuk program PU/Cipta Karya yang sasarannya adalah wilayah – wilayah yang memiliki potensi ekonomi maupun sosial.

Profil keuangan daerah merupakan gambaran umum kondisi keuangan daerah selama 4 tahun terakhir, serta rincian target dan realisasinya.

6.3.1.1 Gambaran Umum Dan Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Kondisi keuangan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan tergambar dalam APBD Kabupaten Labuhanbatu baik untuk pendapatan maupun belanja dan pembiayaan daerah, sebagaimana tertuang dalam tabel 6.1. Selain itu juga akan digambarkan struktur pendapatan, belanja dan pembiayaan secara rinci berserta kecenderungan perkembangannya pada tabel berikutnya. Gambaran umum keuangan daerah juga akan mengambarkan penerimaan yang bersumber dari tugas pembantuan.

1. Pendapatan Daerah

Struktur Pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Pendapatan lain yang sah berupa bantuan/hibah. Selama 3 tahun terakhir Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan selalu mengalami peningkatan dengan laju peningkatan rata-rata 40,81% per tahun.

Secara rinci perkembangan realisasi pendapatan daerah untuk masing masing jenis pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL 6.1

REALISASI PENDAPATAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2009 – 2011

NO

TAHUN

REALISASI

KENAIKAN

REALISASI

(%)

1

2009

224.006.052.710,00

-

2

2010

363.013.620.312,57

62,06%

3

2011

434.071.969.292,45

19,57%

(6)

6 |bab 6 Kondisi umum masing-masing sumber pendapatan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari: a. Pajak Daerah;

b. Retribusi Daerah c. Penerimaan lain-lain

Perkembangan Pos Pajak Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan selama tiga tahun terakhir dapat di lihat pada Tabel 6.2.

TABEL 6.2

PERKEMBANGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2009 – 2011

NO

TAHUN

REALISASI

KENAIKAN

REALISASI (%)

1

2009

30.965.000,00

-

2

2010

1.001.128.790,00

3133,10

3

2011

9.194.158.569,00

818,38

Data tabel di atas menunjukkan bahwa penerimaan pajak daerah selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami kenaikan rata-rata 1975,74%. Kenaikan terbesar dan sangat signifikan terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 3133 %.

Perkembangan penerimaan yang bersumber dari Retribusi daerah dapat dilihat pada Tabel 6.3 Berikut:

(7)

7 |bab 6

TABEL 6.3

PERKEMBANGAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2009 – 2011

NO

TAHUN

REALISASI

KENAIKAN

REALISASI (%)

1

2009

530.618.970,00

-

2

2010

2.260.595.904,25

326,03

3

2011

1.560.366.292,00

(30,98)

Data tabel di atas menunjukkan bahwa penerimaan yang bersumber dari retribusi daerah selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami kenaikan rata-rata 147,52%. Akan tetapi terjadi penurunan persentase kenaikan penerimaan yang cukup signifikan pada tahun 2011 yaitu sebesar 30,98% .

Perkembangan penerimaan lain-lain Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan selama

tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 6.4

TABEL 6.4

PERKEMBANGAN PENERIMAAN LAIN-LAIN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2009 – 2011

NO

TAHUN

REALISASI

KENAIKAN

REALISASI (%)

1

2009

1.832.581.566,00

-

2

2010

5.110.201.713,32

178,85%

3

2011

6.326.747.050,45

23,80%

Data tabel di atas menunjukkan bahwa penerimaan yang bersumber dari penerimaan lain-lain daerah selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami kenaikan rata-rata 101,33%. Persentase Kenaikan penerimaan lain-lain yang signifikan terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 178,85%.

(8)

8 |bab 6 2. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan Kabupaten Labuhanbatu Selatan bersumber dari: a. Bagi Hasil Pajak

b. Bagi Hasil Bukan Pajak c. Dana Alokasi Umum d. Dana Alokasi Khusus

Adapun kontribusi Dana Perimbangan yang diterima Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat di rinci dalam Tabel 6. 5.

TABEL 6. 5

PERKEMBANGAN DANA PERIMBANGAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2009-2011

No Tahun Sumber Dana Realisasi

Kenaikan Realisasi

(%)

1. 2009 - Bagi Hasil Pajak

- Bagi hasil bukan Pajak - Dana Alokasi Umum

- Dana Alokasi Khusus

42.176.426.974,00 582.541.475,00 158.675.178.000,00

1.106.700.000,00

SUB JUMLAH 202. 540. 846.449,00 -

2 2010 - Bagi Hasil Pajak

- Bagi Hasil Bukan Pajak - Dana Alokasi Umum - Dana Alokasi Khusus

51.246.613.341,00 547.518.330,00 249.091.013.000,00

29.993.000.000,00

(9)

9 |bab 6

3 2011 - Bagi Hasil Pajak/ bagi

hasil bukan pajak -- Dana Alokasi Umum - Dana Alokasi Khusus

48.172.886.285,00 266.922.749.000,00

35.433.200.000,00

SUB JUMLAH

350.528.835.285,00 5,94

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Dana Perimbangan Kabupaten Labuhanbatu Selatan selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami fluktuasi walaupun apabila dirata-rata kenaikannya sebesar 34,65 %. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2010 sebesar 63,36 % dan penurunan persentase kenaikan penerimaan terjadi pada tahun 2011 sebesar 5,94 %.

3. Bantuan / Hibah

Kontribusi Bantuan / Hibah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dirinci pada Tabel VI.6.

TABEL 6.6

PERKEMBANGAN PENERIMAAN BANTUAN/HIBAH DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2009 – 2011

NO

TAHUN

REALISASI

KENAIKAN REALISASI

(%)

1

2009

4.000.000.000,00

-

2

2010

283.914.000,00

(92,90)

3

2011

78.764.718,00

(72,26)

Data tabel di atas menunjukkan bahwa penerimaan yang bersumber dari Bantuan/Hibah selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan , dimana terjadi penurunan penerimaan bantuan/hibah yang sangat signifikan pada tahun 2010 sebesar (92,90)%. Manakala pada tahun 2011 penerimaan bantuan hibah juga mengalami penurunan sebesar 72,26%

(10)

10 |bab 6

2. Belanja Daerah

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja dalam rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi keunggulan daerah, seperti: perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata.

Komponen pengeluaran Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan meliputi:

a. Pengeluaran Aparatur Daerah, terdiri dari : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan jasa, Belanja Modal, Belanja Perjalanan Dinas serta Belanja Pemeliharaan.

b. Pengeluaran Pelayanan Publik

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada Tabel 6.7 berikut:

TABEL 6.7

PERKEMBANGAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2009-2011

No Tahun Realisasi (Rp) Kenaikan Realisasi (%)

1 2009 142.818.561.083,00 -

2 2010 323.127.356.641,86 126,25

3 2011 433.131.382.168,80 34,04

Dari tabel di atas menunjukan bahwa Belanja Daerah Kabupaten Labuhan Batu Selatan terus mengalami peningkatan. Adapun peningkatan terbesar pada tahun 2010 yaitu sebesar 126,25%. Sedangkan rata-rata kenaikan Belanaja Daerah Kabupaten Labuhan Batu Selatan sebesar 80,145%.

Selanjutnya untuk lebih jelasnya perkembangan pengeluaran daerah di Kabupaten Labuhan batu Selatan dapat dilihat pada Tabel 6.8 berikut:

(11)

11 |bab 6

TABEL 6.8

PERKEMBANGAN PENGELUARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN MENURUT JENIS PENGELUARAN

NO TAHUN JENIS PENGELUARAN KENAIKAN

REALISASI % KENAIKAN REALISASI 1 2009 2010 2011 Belanja Pegawai 71.225.324.562,00 141.100.971.500,00 192.234.120.513,00 - 69.875.646.938 51.133.149.013 - 98,11 36,24 2 2009 2010 2011

Belanja Barang dan Jasa

21.154.936.575,00 50.433.242.986,00 71.177.819.574,00 - 29.278.306.411 20.744.576.588 - 138,40 41,13 3 2009 2010 2011 Belanja Hibah 633.459.800,00 16.331.160.200,00 9.437.106.900,00 - 15.697.700.400 (6.894.053.300) - 2,48 (42,21) 4 2009 2010 2011

Belanja Bantuan Sosial

1.450.346.900,00 4.601.882.454,00 5.507.716.618,00 - 3.151.535.554 905.834.164 217,30 19,68

(12)

12 |bab 6

NO TAHUN JENIS PENGELUARAN KENAIKAN

REALISASI % KENAIKAN REALISASI 5 2009 2010 2011 Belanja Bantuan Keuangan 2.266.900.000,00 2.015.700.000,00 2.262.100.000,00 - (251.200.000) 246.400.000 - (11,08) 12,22 6 2009 2010 2011 Belanja Modal 38.553.403.696,00 98.805.203.478,00 146.176.750.579,00 - 60.251.799.782 47.371.547.101 - 156,28 47,94 7 2009 2010 2011

Belanja Tak Terduga

- 2.296.006.500,00 2.335.767.985,00 - - 39.761.485 - - 1,73 8 2009 2010 2011 Bagi Hasil 7.534.189.550 7.543.189.523,86 3.999.999.999,80 - 8.999.973,86 (3.543.189.524.06) 0.12 (46.97)

Berdasarkan Tabel 6.8 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan Pengeluaran Aparatur Daerah. Belanja Pegawai mengalami Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 98.11%. Disamping itu, Belanja Barang dan Jasa juga menunjukkan peningkatan yang

(13)

13 |bab 6 cukup signifikan, dimana terjadi peningkatan kenaikan Belanja barang dan jasa pada tahun 2010 sebesar 138,40%. Pada tahun 2011 peningkatan belanja barang dan jasa juga masih berlangsung, menunjukkan kenaikan sebesar 41,13%. Sementara itu, untuk belanja hibah, terjadi peningkatan pada tahun 2010 yaitu sebesar 2,48%, kemudian pada tahun 2011 terajdi penurunan yang signifikan sebesar (42,21%), hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun itu pemerintah memprioritaskan pemanfaatan dana untuk pemenuhan kebutuhan operasional pemerintahan.

Sementara itu, Belanja bantuan sosial menunjukkan peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2010 peningkatannya sebesar 217,30%. Selanjutnya pada tahun 2011 mulai terjadi penurunan yang signifikan terhadap peningkatan belanja bantuan sosial yaitu sebesar 19,68%. Fenomena ini menunjukkan pemanfaatan dana yang ada fokus kepada kegiatan operasional pemerintahan dan pelaksanaan program pemerintah. Selanjutnya untuk kategori belanja modal juga menunjukkan peningkatan yang cukup pesat, dimana pada tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 156,28%, dan tahun 2011 belanja modal juga menunjukkan peningakatan sebesar 47,94%. Hal ini sangat relevan dengan kondisi Labuhan batu Selatan yang baru berdiri membutuhkan sarana dan prasarana yang baru dalam menjalankan kegiatan dan program pemerintah terutama kaitannya kepada kegiatan pelayanan kepada masyarakat.

Selanjutnya terjadi peningkatan yang tidak begitu sifnifikan terhadap belanja tak terduga pada tahun 2011 sebesar 1,73%. Kondisi ini perlu mandapat perhatian mengingat pengalokasian dana yang cukup besar sehingga diperlukan pengawasan agar tidak terjadi inefisiensi penggunaan anggaran. Selain itu, terjadi tingkat penurunan yang signifikan terhadap belanja bagi hasil, dimana pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 46,97%. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan terhadap pemberian dana ataupun bantuan ke desa-desa yang mungkin saja masih memerlukan dana untuk pengembangan wilayah desa tersebut.

Untuk lebih jelas bagaiamana realisasi penerimaan dan pengeluaran daerah Kabupaten Labuhan Batu Selatan untuk TA 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(14)

14 |bab 6

TABEL 6.9

REALISASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TA 2011 JENIS PENERIMAAN/ PENGELUARAN REALISASI (Rp) % JENIS PENERIMAAN/PENGELUARAN TERHADAP TOTAL PENERIMAAN/PENGELUARAN Pendapatan 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2. Pendapatan Transfer 3. Lain-lain Pendapatan yang sah Total Pendapatan 17.081.271.911,45 350.528.835.285 66.461.862.096 434.071.969.292,45 3,94 80,75 15,31 Belanja 1 Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa 3. Belanja Hibah 4.Belanja Bantuan Sosial 192.234.120.513,00 71.177.819.574,00 9.437.106.900,00 5.507.716.618,00 44,38 16,43 2,18 1,27

(15)

15 |bab 6 5.Belanja Bantuan Keuangan 6. Belanja Modal 7. Belanja tak terduga 4 Transfer/Bagi Hasil ke Desa Total Belanja 2.262.100.000,00 146.176.750.579,00 2.335.767.985,00 3.999.999.999,80 433.131.382.168,80 0,52 33,75 0,54 0,92 SURPLUS 940.587.123,65

Berdasarkan Tabel 6.9 diketahui bahwa kontribusi yang terbesar bagi penerimaan ataupun pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah dari pendapatan transfer yaitu sebesar 80,75%. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah hanya memberikan kontribusi sebesar 3,94%. Sementara itu pada sisi Belanja diketahui bahwa belanja yang terbesar kontribusinya terhadap total pengeluaran adalah belanja operasi yang terdiri dari belanja pegawai sebesar: 44,38% dan Belanja Barang dan Jasa sebesar 16,43% Manakala transfer/bagi hasil ke desa hanya sebesar 0,92%.

6.3.1.2 PERMASALAHAN

Dari kondisi dan analisis keuangan daerah yang telah disajikan dapat dikemukakan beberapa permasalahan yang dihadapi dalam keuangan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagai berikut:

1. Permasalahan utama adalah adanya ketergantungan kemampuan keuangan daerah yang sangat tinggi terhadap pemerintah pusat yang ditunjukkan oleh besanya kontribusi dana perimbangan terhadap penerimaan daerah. Manakala Pendapatan Asli daerah hanya memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap total penerimaan daerah. Hal

(16)

16 |bab 6 ini berarti Pemerintah Daerah harus mengoptimalkan aset daerah agar PAD meningkat. Disamping itu, perlu usaha untuk meningkatkan efektifitas sistem pemungutan pajak dan kesadaran wajib pajak juga retribusi dan perlunya pendataan yang akurat.

2. Berdasarkan hasil Analisis pendapatan dan belanja terlihat bahwa biaya operasi sangat signifikan memberikan kontribusi terhadap total pengeluaran yaitu sebesar: 44,38%. Disamping itu masih terus terjadi kenaikan pada Pengeluaran Aparatur Daerah sebesar 36,24% pada tahun 2011. Oleh karena itu sangat diperlukan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

(17)

17 |bab 6 TABEL 6.10

PROYEKSI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN 2013-2017

-

Realisasi Anggaran perubahan Rate PROYEKSI

2009 2010 2011 2012 2013-2014 2015-2017 2013 2014 2015 2016 2017

PENDAPATAN

224.006.052.710,00 363.013.620.312,57 434.071.969.292,45 522.099.318.771,00 607.593.961.618,81 712.792.688.518,13 855.351.226.221,76 1.026.421.471.466,11 1.231.705.765.759,33

PENDAPATAN ASLI DAERAH 2.394.165.536,00 8.371.926.407,57 17.081.271.911,45 20.795.500.000,00 23.875.723.000,00 27.421.782.550,00 32.906.139.060,00 39.487.366.872,00 47.384.840.246,40

Pendapatan Pajak Daerah 30.965.000,00 1.001.128.790,00 9.194.158.569,00 10.460.400.000,00 16% 20% 12.134.064.000 14.075.514.240 16.890.617.088 20.268.740.506 24.322.488.607

Hasil Retribusi Daerah

530.618.970,00 2.260.595.904,25 1.560.366.292,00 2.395.100.000,00 9,00% 8% 2.610.659.000 2.845.618.310 3.414.741.972 4.097.690.366 4.917.228.440

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 1.832.581.566,00 5.110.201.713,32 6.326.747.050,45 7.940.000.000,00 15% 5% 9.131.000.000 10.500.650.000 12.600.780.000 15.120.936.000 18.145.123.200

Dana Perimbangan 202.540.846.449,00 330.878.144.671,00 350.528.835.285,00 424.226.808.575,00 483.241.399.861,25 551.038.888.390,44 661.246.666.068,53 793.495.999.282,23 952.195.199.138,68

Dana Bagi hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 42.758.968.449,00 51.794.131.671,00 48.172.886.285,00 55.496.524.575,00 15% 14% 63.821.003.261 73.394.153.750 88.072.984.501 105.687.581.401 126.825.097.681

Dana alokasi umum

158.675.178.000,00 249.091.013.000,00 266.922.749.000,00 334.512.284.000,00 15% 6,50% 384.689.126.600 442.392.495.590 530.870.994.708 637.045.193.650 764.454.232.380

Dana alokasi khusus 1.106.700.000,00 29.993.000.000,00 35.433.200.000,00 34.218.000.000,00 1,50% 1,50% 34.731.270.000 35.252.239.050 42.302.686.860 50.763.224.232 60.915.869.078

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 19.071.040.725,00 23.763.549.234,00 66.461.862.096,00 77.077.010.196,00 100.476.838.757,56 134.332.017.577,69 161.198.421.093,23 193.438.105.311,88 232.125.726.374,25

Pendapatan Hibah 4.000.000.000,00 283.914.000,00 78.764.718,00 - - - - - - - Pendapatan Lainnya 3.717.760.000,00 12.517.747.000,00

Dana Bagi Hasil pajak dari provinsi dan pemda lainnya 10.879.815.725,00 11.356.558.934,00 13.774.468.778,00 11.849.786.196,00 11% 12% 13.153.262.678 14.600.121.572 17.520.145.887 21.024.175.064 25.229.010.077

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

4.191.225.000,00 8.405.316.300,00 40.090.881.600,00 24.458.744.000,00 7% 6,50% 26.170.856.080 28.002.816.006 33.603.379.207 40.324.055.048 48.388.866.058

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya - 40.768.480.000,00 50% 5% 61.152.720.000 91.729.080.000 110.074.896.000 132.089.875.200 158.507.850.240

(18)

18 |bab 6

BELANJA 142.818.561.083,00 323.127.356.641,86 433.131.382.168,80 662.892.962.876,50 579.496.950.686,07 617.051.626.749,50 737.639.952.099,40 882.345.942.519,28

1.055.993.131.023,13

Belanja Pegawai 71.225.324.562,00 141.100.971.500,00 192.234.120.513,00 256.958.164.407,00 5% 2,50% 269.806.072.627 283.296.376.259 339.955.651.510 407.946.781.813 489.536.138.175

Belanja Barang dan Jasa

21.154.936.575,00 50.433.242.986,00 71.177.819.574,00 122.634.445.223,00 12% 10% 137.350.578.650 153.832.648.088 184.599.177.705 221.519.013.246 265.822.815.896 Belanja Hibah 633.459.800,00 16.331.160.200,00 9.437.106.900,00 27.589.950.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00

Belanja Bantuan Sosial 1.450.346.900,00 4.601.882.454,00 5.507.716.618,00 50.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00

Belanja Bantuan Keuangan 2.266.900.000,00 2.015.700.000,00 2.262.100.000,00 3.538.363.635,00 60.000.000,00 60.000.000,00 60.000.000,00 60.000.000,00 60.000.000,00

Belanja Modal 38.553.403.696,00 98.805.203.478,00 146.176.750.579,00 239.973.228.315,50 5% 5% 150.000.000.000 157.500.000.000 189.000.000.000 226.800.000.000 272.160.000.000

Belanja tak terduga

- 2.296.006.500,00 2.335.767.985,00 8.148.811.296,00 1% 1% 8.230.299.409 8.312.602.403 9.975.122.884 11.970.147.460 14.364.176.952 Bagi Hasil 7.534.189.550,00 7.543.189.523,86 3.999.999.999,80 4.000.000.000,00 - - 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 SURPLUS/ DEFISIT 81.187.491.627,00 39.886.263.670,71 940.587.123,65 (140.793.644.105,50) 28.097.010.932,74 95.741.061.768,63 117.711.274.122,36 144.075.528.946,83 175.712.634.736,19

(19)

19 |bab 6

Beberapa asumsi dalam membuat proyeksi PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN

2013-32017

Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri atas pendapatan pajak daerah, hasil retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah mengalami peningkatan mulai dari 2009 sampai 2012, terutama dari komponen pendapatan pajak daerah.

Saat ini Labuhan Batu Selatan mempunyai objek wisata berupa Pemandian Alam Sampuran, Danau Buatan Simatahari, Pusat Pelatihan Gajah, Kawasan Wisata Outbound di Bumi Perkemahan Asam Jawa, dan Danau Seberang. Hal ini bila terus dikembankan akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di tahun-tahun berikutnya.

Berdasarkan kondisi tersebut maka dalam proyeksi PAD diambil beberapa asumsi berikut : (a) Pertumbuhan pendapatan pajak daerah diperoleh kecenderungan tahun 2 tahun

terakhir serta mempertimbangkan kondisi bahwa Pajak Bumi Bangunan akan didaerahkan sehingga dapat meningkatkan pendapatan pajak daerah. Dengan demikian laju pertumbuhan pajak diperkirakan sebesar 16% untuk tahun 2013-2014 dan seterusnya adalah 20%. Laju yang berbeda ini disebabkan karena tahun 2013-2014 daerah ini masih dalam taraf belajar setelah dimekarkan, selanjutnya diperkirakan dapata stabil.

(b) Hasil retribusi daerah mengalami peningkatan mulai 2009 sampai 2012. Sebagai daerah yang baru dimekarkan, diperkirakan bahwa Labuhan Batu Selatan dapat terus meningkatkan retribusi daerahnya. Laju pertumbuhannya sesuai industri menurut data Biro Pusat Statistik juga menunjukkan peningkatan dengan demikian laju pertumbuhan diperkirakan sebesar 9% untuk tahun 2013-2014 dan seterusnya adalah 8%.

(c) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah mengalami peningkatan pesat dari 2009 ke 2010 yaitu sebesar 178,85% dan kenaikan 23,80% dari tahun 2010-2011. Laju pertumbuhan diperkirakan sebesar 15% untuk tahun 2013-2014 dan seterusnya adalah 5%.

2. Dana Perimbangan

Dana perimbangan merupakan dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat yang terdiri atas Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Mengingat alokasi dana perimbangan terutama DAU bersifat pemberian yang besarannya ditentukan oleh pemerintah pusat dan tujuannya untuk meningkatkan kemampuan fiskal daerah dalam pelaksanaan otonomi maka pada awalnya diperkirakan jumlahnya agak besar, yaitu 15% untuk 2013-2014 karena daerah ini baru dimekarkan. Selanjutnya diperkirakan stabil pada 6,5%. Untuk Dana Alokasi Khusus diperkirakan laju pertumbuhan adalah 1,5%.

(20)

20 |bab 6 3. Lain-Lain Pendapatan yang Sah

Lain-lain pendapatan yang sah terdiri atas Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, serta Bantuan Kuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya. Untuk Pendapatan Hibah, jumlahnya menurun dari 2009 sampai 2010 sebesar -92,90% dan pada tahun 2011 sebesar -72.26%. Di tahun 2012 tidak ada pendapatan hibah. Berdasarkan refleksi tahun 2012 tersebut, diperkirakan daerah sudah cukup mampu sehingga dalam proyeksi laju pertumbuhan pendapatan hibah ditetapkan sebesar 0%.

Belanja Daerah

Belanja daerah terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan, belanja modal, dan belanja tak terduga. Dalam memproyeksikan belanja-belanja ini digunakan beberapa asumsi yang akan diuraikan berikut ini.

1. Belanja pegawai

Karena daerah ini baru terbentuk karena pemekaran maka diperkirakan memerlukan lebih banyak pegawai sehingga laju pertumbuhannya adalah 5% untuk 2013-2014, selanjutnya diperkirakan stabil pada 2,5%. Angka 2,5% ini untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga,, kenaikan pangkat, dan pegawai yang dimutasi. Asumsi lainnya adalah kenaikan gaji PNS berikutnya tidak diproyeksikan karena di luar kewenangan pemerintah kabupaten dan kebijakan kenaikan gaji akan diikuti dengan kenaikan alokasi dari pemerintah

2. Belanja Barang dan jasa

Karena daerah ini baru terbentuk dari pemekaran maka diperkirakan memerlukan lebih barang sehingga laju pertumbuhannya adalah 12% untuk 2013-2014, selanjutnya diperkirakan stabil pada 10%. Angka 10% ini diasumsikan untuk mengantisipasi adanya kenaikan tingkat inflasi di tahun-tahun mendatang dan pertumbuhan disesuaikan laju rata-rata semua komponen pendapatan agar tidak terjadi defisit anggaran.

3. Belanja Hibah

Belanja hibah selama periode proyeksi diperkirakan tetap yaitu sepuluh milyar rupiah mendekati keadaan pada 2011. Diharapkan belanja ini tidak terlalu besar agar tercapai efisiensi anggaran.

4. Biaya Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Sosial selama periode proyeksi diperkirakan tetap yaitu lima puluh juta rupiah sebagaimana yang terdapat dalam Anggaran Perubahan 2012. Untuk efisiensi anggaran, diharapkan belanja ini tidak mengalami perubahan.

(21)

21 |bab 6 5. Belanja Bantuan Keuangan

Belanja Bantuan Sosial selama periode proyeksi diperkirakan tetap yaitu enam puluh juta rupiah. Diharapkan belanja disesuaikan dengan kekuatan keuangan daerah.

6. Belanja tak Terduga

Belanja tak Terduga diperkirakan meningkat 1% selama periode proyeksi untuk mengantisipaasi peningkatan harga.

Referensi

Dokumen terkait

Dan penelitian yang dilakukan oleh Susyana (2014) yang meneliti tentang pengaruh motivasi, lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja guru madrasah dalam

Meskipun serat tebu yang digunakan mengalami perlakuan alkali dengan larutan NaOH yang berbeda konsentrasinya, yaitu 8% berat selama 1 jam pada temperatur kamar,

Peningkatan skor warna dan konsistensi cairan epididymis terjadi karena semakin tingginya konsentrasi sperma akibat semakin bertambahnya ukuran lingkar skrotum sapi

““ Buku ini juga mengungkap Buku ini juga mengungkap sejarah politik Soeharto yang dengan instink politik dan sejarah politik Soeharto yang dengan instink politik dan ketrampilan

Berdasarkan gambar 5, setelah didapatkan level daya yang terukur dalam dBm dan diberikan nilai threshold tersebut dibedakan kedalam 2-state, maka dalam nilai

Stunting memiliki frekuensi kejadian sakit infeksi sperti diare, panas, batuk dan pilek lebih sering dibandingkan dengan balita normal karena intake protein dan

Q.S An- Nisa’86). Sikap inilah yang harus dilakukan oleh karyawan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dari beberapa ayat Al- Qur’an dan Hadits diatas,

Melihat permasalahan yang timbul dari proses persetujuan kredit mobil tersebut, maka penulis bermaksud untuk membangun suatu sistem pengambilan keputusan dengan