• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. banyaknya gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Selain itu teh juga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. banyaknya gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Selain itu teh juga"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Teh

Senyawa utama yang dikandung teh adalah katekin, yaitu suatu turunan tanin yang terkondensasi yang juga dikenal sebagai senyawa polifenol karena banyaknya gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Selain itu teh juga mengandung alkaloid kafein yang bersama sama dengan polifenol teh akan membentuk rasa yang menyegarkan. Beberapa vitamin yang dikandung teh diantaranya adalah vitamin C, vitamin B, dan vitamin A yang walaupun diduga keras akan menurun aktivitasnya akibat pengolahan, namun masih dapat dimanfaatkan oleh peminumnya. Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam teh, terutama fluorida yang dapat memperkuat struktur gigi (Kustamiyati, 2006).

Unsur unsur utama dalam teh adalah kafein, tanin dan minyak esensial. Unsur pertama memberikan rasa segar yang dapat mendorong dan meningkatkan kerja jantung manusia, tidak berbahaya karena kemurniannya rendah. Unsur kedua adalah sebagai pemberi cita rasa dan warna. Unsur ketiga memberi rasa dan bau harum yang merupakan faktor faktor pokok dalam menentukan nilai tiap cangkir teh untuk dijual dan diperdagangkan (Spilane, 1992).

Di Indonesia, sebagaian besar tanamannya berupa Camelia sinensis varietas Assamica. Salah satu kelebihan dari varietas Assamica ini adalah kandungan polifenolnya yang tinggi. Sehingga sangatlah beralasan bila teh Indonesia lebih berpotensi dalam hal kesehatan dibandingkan teh Jepang maupun teh China yang mengandalkan varietas sinensis sebagai bahan bakunya.

(2)

Komponen bioaktif utama dalam teh berperan dalam memberikan efek fisiologis disebut katekin. Katekin ini terdiri dari 4 jenis yaitu epicathecin (EC),

epigallocathecin (EGC), epicathecin gallate (ECG), dan epigallocathecin gallate

(EGCG). Komponen katekin ini lebih banyak terdapat dalam teh hijau dibandingkan teh hitam. Dalam teh hitam, sebagian besar katekin dioksidasi menjadi teaflavin dan tearubigin (Hartoyo,2009).

Teh mempunyai manfaat antara lain adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, dan melancarkan sirkulasi darah. Maka tidak heran bila minuman ini disebut sebut sebagai minuman kaya manfaat. Selain manfaat teh, ada juga zat yang terkandung dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh yaitu kafein. Batas aman untuk mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750 mg/hari atau setara dengan 5 cangkir teh berukuran 200 ml. Kafein yang dikonsumsi diatas batas aman dapat mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh.

(http://kesehatan.kompasiana.com, 2012).

Dalam perdagangan teh Internasional dikenal tiga golongan teh yang pengolahannya berbeda dari segi bentuk serta cita rasanya yaitu Black Tea (teh hitam), Green Tea (teh hijau) dan Oolong Tea (teh oolong). Perbedaan pokok antara teh hitam dan teh hijau adalah bahwa teh hitam mengalami proses fermentasi (proses pemeraman) yang merupakan ciri khasnya sedangkan teh hijau tidak mengenal fermentasi dalam proses pengolahannya. Sedangkan teh oolong adalah semacam pencampuran antara teh hitam dan teh hijau, takni mengalai setengah fermentasi (1-5 jam). Disamping itu teh hitam tidak mengandung

(3)

unsur-unsur lain di luar pucuk teh, sedangkan teh hijau karena bau daunnya tidak hilang (karena tidak mengalami proses fermentasi itu) harus dikompensasi dengan wangi-wangian dari bahan-bahan non teh (Radiana, 1985).

Komposisi Kimia Teh

Komposisi kimia daun teh segar dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia daun teh segar

Komponen Satuan (%)

Protein 16,0

Lemak 8,0

Klorofil dan Pigmen 1,5

Pektin 4,0

Pati 0,5

Polifenol yang dapat difermentasi 20,0

Polifenol lain 10,0

Kafein 4,0

Gum dan Gula gula 3,0

Asam Amino 7,0

Mineral (Abu) 4,0

Sumber. Departemen Kesehatan RI, 1996

Berikut ini adalah standar mutu dari teh hitam celup Tabel 2. SNI Teh Hitam Celup

Kriteria Uji Persyaratan Kadar (%bb)

Ekstrak dalam air Min. 32

Kadar Air Maks. 10

Serat Kasar Maks. 16,5

Abu 4-8

Abu larut dalam air Min. 45

Abu tidak larut dalam air Maks. 1

Sumber. BSN, 2010

Bahan-bahan kimia dalam daun teh yaitu sebagai berikut : Substansi fenol

Substansi fenol/ polifenol tersusun atas katekin dan flavonol. a. Katekin/tannin

(4)

tersusun atas : katekin, epikatekin, epikatekin galat, epigalo katekin, epigalo katekin galat. Dari seluruh berat kering daun teh terdapat katekin sekitar 20-30%. (Danang, 2011)

Senyawa ini tidak berwarna dan paling penting pada daun teh karena dapat menentukan kualitas daun teh dimana dalam pengolahannya, perubahannya selalu dihubungkan dengan semua sifat teh kering yaitu rasa, warna dan aroma.

Tanin teh merupakan flavonoid yang termasuk dalam kelas flavanol. Jumlah atau kandungan katekin ini bervariasi untuk masing-masing jenis teh. Adapun katekin teh yang utama adalah epicatehcin (EC), Epicatehcin galat

(ECG), Epigalochatechin dan Epichatecin gallate (EGCG). Katekin teh memiliki

sifat tidak berwarna, larut dalam air, serta membawa sifat pahit dan sepat pada seduhan teh.

Gambar 1. Struktur kimia katekin, epikatekin, epigalokatekin galat epigalokatekin (Ramayanti, 2003).

(5)

b. Flavanol

Flavonol memiliki rumus kimia hampir serupa dengan katekin tetapi berbeda pada tingkatan oksidasi dari inti difenilpropan primernya. Pada pengolahan teh hitam, sekitar 90-95% flavonol dalam daun teh mengalami oksidasi enzimatik membentuk produk oksidasi yaitu theaflavin (TF) dan

thearubigin (TR).

Theaflavin merupakan senyawa yang menentukan mutu teh hitam yang

dihasilkan. Senyawa ini berperan untuk membuat warna seduhan teh menjadi kuning dan karakter “briskness” dan “brightness”. Dan thearubigin membuat warna seduhan teh warna kecoklatan, membentuk kemantapan seduhan “body”

dan strength” (Harler, 1996).

Berikut ini adalah gambar stuktur kimia theaflavin (TF) dan thearubigin (TR)

Gambar 2. Stuktur kimia theaflavin dan thearubigin (www.rumahteh.com)

2. Substansi bukan fenol

Substansi teh bukan fenol tersusun atas a. Karbohidrat

Seperti tanaman lain, daun teh mengandung karbohidrat mulai dari gula sederhana sampai yang kompleks. Yang berperan penting adalah glukosa, sukrosa

(6)

dan fruktosa. Kandungan karbohidrat secara keseluruhan yaitu sebesar 0,75% dari berat kering daun.

b. Substansi pektin

Kandungan substansi pektin sebesar 4,9-7,6 % berat kering yang terdiri atas pektin dan asam pektat. Substansi ini dianggap menentukan sifat baik dari teh hitam karena pektin akan terurai menjadi asam pektat dan metil alkohol akibat adanya enzim pektin metil esterase. Metil alkohol ini akan menguap ke udara, tetapi sebagian yang kembali akan berubah menjadi ester-ester dengan asam organik yang ada. Seperti pada bahan makanan lain ester menyusun aroma. c. Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa kimia dalam daun teh yang dapat memberikan rasa segar. Komposisi alkaloid dalam daun teh sebesar 3-4% berat kering. Alkaloid yang utama dalam daun teh adalah kafein, theobromin, dan theofilin. Kafein tidak mengalami perubahan, selama pengolahan teh hitam tetapi akan bereaksi dengan katekin membentuk senyawa yang menentukan briskness dari seduhan teh. Kadar kafein yang tinggi merupakan petunjuk pucuk teh dapat menghasilkan kualitas teh yang baik. Berikut ini adalah gambar struktur kimia kafein.

(7)

Gambar 4. Pembentukan kafein pada tanaman teh (www.rumahteh). d. Protein dan asam-asam amino

Protein (1,4-5% dari berat kering daun) memiliki peranan dalam pembentukan aroma pada teh hitam. Selama proses pelayuan, terjadi pembongkaran protein menjadi asam-asam amino. Asam amino bersama karbohidrat dan katekin akan membentuk senyawa aromatis asam amino.

e. Klorofil dan zat warna lain

Selama proses pengolahan, klorofil akan mengalami pembongkaran menjadi foefitin yang berwarna hitam dan feoforbida (coklat). Karotenoid (zat warna jingga) dalam daun teh juga menentukan aroma teh karena oksidasinya menghasilkan substansi yang mudah menguap yang terdiri atas aldehid dan keton tidak jenuh.

(8)

f. Asam organik

Dalam proses metabolise terutama respirasi, asam organik berperanan penting sebagai pengatur proses oksidasi dan reduksi. Selain itu asam organik juga merupakan bahan untuk membentuk karbohidrat, asam amino dan lemak untuk tanaman. Asam organik dengan metil alkohol akan bereaksi membentuk ester yang memberi aroma sedap.

Proses pengolahan teh Pelayuan Teh

Di dalam praktek, pelayuan dilakukan dengan menggunakan kotak layuan (withering trough) atau dengan menggunakan rak-rak kayu yang ditumpuk.

Di ujung kotak atau rak terdapat kipas yang berfungsi untuk menarik hawa panas yang dihasilkan dari mesin pengeringan yang terletak disebelah bawah kamar pelayuan (PTM, 2011).

Tujuan Pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air daun teh hingga 70% (persentase ini bervariasi dari satu wilayah dengan yang lain). Daun teh ditempatkan diatas loyang logam (wire mesh) dalam ruangan (semacam oven). Kemudian udara dialirkan untuk mengeringkannya secara keseluruhan. Proses ini memakan waktu 12 hingga 17 jam. Pada akhir pemprosesan daun teh menjadi layu dan lunak hingga mudah untuk dipilin (Foodinfo, 2009).

Persyaratan pelaksanaan pelayuan antara lain :

1. Kadar air harus diturunkan sedemikian rupa sehingga mempermudah proses fermentasi.

(9)

2. Suhu udara panas harus sedemikian rupa sehingga reaksi-reaksi kimia yang menjadi dasar untuk fermentasi dapat berlangsung dengan baik, umumnya temperatur yang baik 28-30oC.

3. Pembalikan daun sebanyak 2-3 kali.

4. Waktu untuk melayukan harus cukup lama, sehingga reaksi-reaksi kimia dapat berlangsung dengan leluasa yaitu antara 16-18 jam dalam keadaan normal.

5. Umumnya persentase daun layu berkisar antara 47-49%, kondisi dan mutu dari daun sangat menentukan lama pelayuannya dan kadar air daun setelah pelayuan

(Hamdani et al, 2009).

Selama proses pelayuan, daun teh akan mengalami dua perubahan yaitu perubahan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam daun serta menurunnya kandungan air sehingga daun teh menjadi lemas. Proses ini dilakukan pada alat

withering trough selama 14-18 jam tergantung kondisi pabrik yang bersangkutan.

Hasil pelayuan yang baik ditandai dengan pucuk layu yang berwarna hijau kekuningan, tidak mengering, tangkai muda menjadi lentur, bila digengam terasa lembut dan bila dilemparkan tidak akan buyar serta timbul aroma yang khas seperti buah masak (Andrianis, 2009).

Untuk mencapai kadar air yang diinginkan maka dilakukan proses pembalikan. Langkah ini juga supaya pucuk teh tidak terbang tertiup blower.

Kemudian hamparan pucuk teh dibongkar untuk dimasukkan ke dalam

conveyor (semacam corong yang dihubungkan dengan alat penggiling)

(10)

Perubahan fisik yang jelas adalah melemasnya daun akibat menurunnya

kandungan air. Keadaan melemasnya daun ini memberikan kondisi mudah digiling pada daun. Selain itu, pengurangan air dalam daun akan

memekatkan bahan-bahan yang dikandung sampai pada suatu kondisi yang tepat untuk terjadinya peristiwa oksidasi pada tahap pengolahan berikutnya (Situmorang, 2010).

Penggilingan teh

Secara kimia, proses penggilingan merupakan awal proses terjadinya oksidasi enzimatis yaitu enzim polifenol oksidasi dengan bantuan oksigen. Pada proses tahap kedua ini mengakibatkan dinding sel pada daun teh menjadi rusak (Widhia, 2010).

Penggilingan akan mengakibatkan memar dan dinding sel pada daun teh menjadi rusak. Cairan sel akan keluar di permukaan daun secara rata. Proses ini merupakan dasar terbentuknya mutu teh (Andrianis, 2009).

Tujuan utama penggilingan dalam pengolahan teh hitam adalah :

Seluruh bagian pucuk dimemarkan dan digiling agar sebanyak mungkin sel-sel daun mengalami kerusakan sehingga proses fermentasi dapat berlangsung secara merata

1. Daun diperkecil agar tercapai ukuran yang sesuai dengan ukuran

grade-grade teh yang diharapkan oleh pemasaran

2. Cairan sel daun diperas keluar sehingga menempel pada seluruh permukaan partikel partikel teh (PTM, 2011).

(11)

Fermentasi Teh

Ketika proses penggilingan telah sempurna, daun teh ditempatkan dalam bak-bak atau diletakkan diatas meja, sehingga enzim-enzim yang ada di dalam daun teh bersentuhan dengan udara dan mulai teroksidasi. Hal inilah yang menghasilkan bau, warna dan mutu dari teh. Pada proses ini daun teh berubah warna hijau, menjadi coklat muda, lalu coklat tua dan perubahan warna daun ini terjadi pada temperatur 28-29oC. Tahap ini merupakan tahap kritis dalam menentukan rasa teh, jika oksidasi dibiarkan terlalu lama, rasa akan berubah menjadi seperti busuk. Proses oksidasi memakan waktu kurang lebih 1,5-2 jam (Foodinfo, 2009).

Selama fermentasi, warna daun berubah dan menjadi warna tembaga gelap.Waktu fermentasi dihitung dari waktu penggulungan dimulai dan itu seharusnya sesingkat mungkin dilakukan. Setelah 4 jam terjadi kehilangan kualitas yang cukup besar. Dari ilustrasi reaksi ini, pada 3 jam fermentasi ekstrak bahan larut air mungkin turun dari 50% menjadi 42% yang dihitung dari bahan

daun kering, pada waktu yang bersamaan bahan oksidasi menurun dari 330 menjadi 240 unit ( Eden, 1982).

Teh hitam, diperoleh melalui proses fermentasi oleh enzim yang terdapat di dalam daun teh itu sendiri (enzim polifenol oksidase). Prosesnya dimulai dengan melayukan daun teh tersebut pada palung pelayu, kemudian digulung sehingga sel-sel daunnya rusak.Selanjutnya dilakukan fermentasi pada suhu antara 22-28oC, dengan kelembaban sekitar 90%. Lamanya fermentasi sangat menentukan kualitas hasil akhir, biasanya dilakukan 2-4 jam (Fitriyanti, 2004).

(12)

Fermentasi optimum (warna dan mutu seduhan baik) Warna dan mutu belum

sempurna Warna dan mutu sudah

menurun

Lewat Fermentasi Kurang Fermentasi

Pemberhentian proses fermentasi yang terlalu awal akan menghasilkan teh yang warnanya terlalu muda, mutu rendah dan cita rasanya belum terbentuk sempurna. Sebaliknya waktu fermentasi yang terlalu lama akan menghasilkan teh yang berwarna gelap, cita rasa kurang dan aromanya mulai menurun. Hubungan antara waktu fermentasi dan karakteristik yang dihasilkan pada seduhan teh terlihat pada Gambar 5

Waktu Fermentasi

Gambar 5. Hubungan antara lama fermentasi dan mutu seduhan teh (Kamal, 1985).

Pengeringan Teh

Proses ini bertujuan untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis pada saat seluruh komponen kimia penting dalam daun teh telah secara optimal terbentuk. Proses ini menyebabkan kadar air daun teh turun menjadi 2,5-4%. Keadaan ini akan memudahkan proses penyimpanan dan transportasi. Mesin yang digunakan dapat berupa ECPD (Endless Chain Pressure Dryer) maupun FBD (Fluid Bed Dryer) pada suhu 90-95oC selama 20-22 menit (Andrianis, 2009).

(13)

Pengeringan akan menghentikan proses oksidasi pada saat jumlah zat-zat bernilai yang terkumpul mencapai kadar yang tepat. Suhu 95-98oC yang dipakai pada pengeringan akan mengurangi kandungan air teh menjadi 2-3% membuat tahan lama disimpan. Beberapa perubahan kimia lain selain aktivitas enzim adalah pembentukan rasa, warna dan bau spesifik (karena pembentukan karamel dari karbohidrat), walaupun minyak essensial yang sudah terbentuk 75-80% akan hilang (Alf, 2004).

Makin muda daun pucuk teh, makin tinggi kandungan bahan kimianya, yang tertinggi terdapat pada daun peko. Zat zat/senyawa senyawa tersebut antara lain adalah :

1. Katekin tidak berwarna tetapi mempengaruhi sifat teh jadi (bubuk teh) baik rasa, warna maupun aromanya. Tanin yang terkandung 20-30% dari berat

kering daun. Pada peko kandungan kimianya 30% dari berat kering, pada daun 2, 3 dan 4, masing-masing 21%, 18% dan 14% sedangkan pada tangkai

6-10% dari berat kering.

2. Karbohidrat : antara lain sukrosa, glukosa dan fruktosa, kandungan karbohidrat pada teh terkandung 0,75% dari berat kering.

3. Pektin : antara lain sifatnya membentuk lapisan yang mengkilat, beratnya 4,9-7,7% dari berat kering daun.

4. Kafein : Kafein akan menyusun 3-4% dari berat kering daun dan peko mengandung 3-4% dari berat kering, daun lainnya 1,5% dan tangkai 0,5%. 5. Protein : Seluruh protein dan asam amino berkisar antara 1,4%-5% dari berat

kering daun.

(14)

7. Mineral dalam daun teh + 4-5% dari berat kering daun

8. Enzim-enzim : amilase, glukosidase, oksimetialase, protease dan peroksidase

Tanaman Sirsak

Buah sirsak berukuran cukup besar, bentuknya tidak teratur. Kulit buahnya berwarna hijau tua agak kekuningan setelah tua. Banyak terdapat duri lunak yang pendek pada kulit buah ini. Daging buahnya berwarna putih, lunak, berserat, dan mengandung banyak air. Didalam buah sirsak terdapat banyak biji berukuran kecil berwarna hitam kecoklatan. Buah sirsak yang matang mengeluarkan aroma harum yang khas. Soursop, guanabana, graviola, dan zuurzak adalah beberapa nama lain sirsak di beberapa negara. Di Indonesia, sirsak disebut juga nangka belanda atau durian belanda. Tambahan nama “belanda” diberikan karena buah ini didatangkan ke Indonesia oleh Pemerintahan Kolonial Belanda pada abad ke-19. Nama sirsak juga berasal dari bahasa Belanda zuurzak yang berarti kantung yang asam.Rasa buah sirsak memang asam-manis menyegarkan sehingga buah ini sering dijadikan jus, es krim, es buah, sari buah, selai buah, atau sirop (Haryadi, 2011).

Tinggi pohon sirsak bisa mencapai 9 meter dan batang utamanya berukuran antara 10-13 cm. Tanaman sirsak memiliki daun yang agak tebal, berbentuk bulat telur, permukaan bagian atas licin berwarna hijau tua, permukaan bagian bawah berwarna lebih muda. Bunga sirsak berbentuk seperti kerucut, berwarna kuning muda, dasar bunga cekung, benang sari dan bakal buahnya banyak. Bunga ini ini muncul dari ketiak daun, ranting atau cabang

(Haryadi, 2011)

Buah sirsak memiliki rasa yang manis asam dan memiliki kandungan gizi yang baik sehingga menimbulkan sensasi bagi penggemarnya. Buah sirsak rendah

(15)

lemak (0,3 g/100g) sehingga cocok untuk diet. Kandungan mineral seperti fosfor dan kalsium yang berguna untuk pembentukan massa tulang serta mencegah osteoporosis alias rapuh tulang (Haryadi, 2011).

Daun sirsak mengandung alkaloid, tanin, dan beberapa kandungan kimia lainnya termasuk annonaceous acetogenins. Annonaceous acetogenins merupakan senyawa yang terdapat dalam familia Annonaceae yang diduga memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik adalah senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker (Zuhud,2011).

Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa dan mengandung nitrogen heterosiklik. Alkaloid umumnya bersifat toksik dan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Tanin termasuk senyawa fenol yang mempunyai aktivitas antioksidan, memiliki rasa sepat dan dapat menyamakkan kulit (Robinson, 1995).

Annonaceous acetogenins terdapat dalam famili Annonaceae.

Annonaceous acetogenins mempunyai fungsi yaitu dapat menghambat trasfer

elektron pada mitokondria (Colman, 2009).

Acetogenins menghambat ATP (adenosinetrifosfat). ATP merupakan sumber energi didalam tubuh. Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga membutuhkan banyak ATP. Acetogenins yang merupakan kumpulan senyawa aktif seperti muricatosin A, muricatosin B, annomuricin E, muricapentocin, annopencotin A, annopencotin B, annopencotin C masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi energi didalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati (Trubus, 2011).

(16)

Sel kanker memiliki kemampuan untuk membelah cepat, bahkan dalam hitungan jam yakni setiap 2-5 jam. Sedangkan sel normal biasanya 7-14 hari. Pembelahan yang cepat itu memerlukan energi yang cukup besar berasal dari ATP. Jika pasokan energi berkurang, aktivitas sel kanker melamban dan akhirnya terjadi apoptosis. Hebatnya acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan ATP. Senyawa itu tak menyerang sel sel lain yang normal didalam tubuh. Mitokondia atau kondriosom merupakan oraganel tempat berlangsungnya antara lain respirasi sel, metabolisme lemak, dan penghasil energi adenosine trifosfat (ATP) (Trubus, 2011).

Manfaat Daun Sirsak

Salah satu tanaman yang digunakan dalam pengobatan herbal yakni tanaman sirsak yang termasukdalam famili Annonaceae. Diperkirakan sejak tahun 1940 tanaman sirsak telah digunakan sebagai pengobatan herbal. Masyarakat Brasil merupakan masyarakat yang pertama kali memanfaatkan tanaman sirsak untuk dijadikan obat baik bagian daun, biji, buah, batang, dan akar. Daun sirsak dikatakan dapat berkhasiat untuk pengobatan kanker, yakni dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak.Selain itu, tanaman sirsak juga dimanfaatkan untuk pengobatan diare, anti kejang, anti jamur, gatal-gatal dan lain-lain (Taylor, 2002).

Hampir semua bagian dari tanaman sirsak dapat dimanfaatkan sebagai obat. Suku Indian di Amerika Selatan menggunakan mulai dari akar, kulit kayu, daun, daging buah, dan biji sirsak untuk mengobati beberapa macam penyakit. Untuk mengobati kanker, bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan buahnya. Bagian tanaman tersebut mengandung senyawa saponin, polifenol, dan

(17)

bioflavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan. Daun yang baik untuk digunakan sebagai obat kanker adalah daun yang tidak terlalu muda dan daun yang tidak terlalu tua. Hal ini berkaitan dengan kandungan senyawa acetoginin, senyawa yang bersifat anti kanker. Pada daun yang terlalu muda, acetoginin belum terbentuk, sedangkan pada daun yang terlalu tua, kandungan senyawa acetoginin sudah berkurang. Berdasarkan kriteria tersebut, daun keempat sampai keenam dari ujung ranting sangat baik digunakan (Haryadi, 2011).

Daun sirsak telah digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia untuk mengobati beberapa penyakit, diantaranya sebagai obat sakit pinggang, mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, reumatik, obat bisul, dan penurun panas. Bahkan dikatakan dapat mengobati penyakit kanker, beberapa pasien yang mengidap penyakit kanker sembuh dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Masyarakat juga memanfaatkan daun sirsak untuk mengusir serangga dan sebagai pestisida (Mardiana, 2011).

Tanaman sirsak dapat menyembuhkan 12 jenis kanker sekaligus.Beberapa diantaranya adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker hati, kanker prostat, kanker usus besar. Dan juga dapat mengobati darah tinggi, asam urat, ambeien, sakit pinggang, bisul, penyakit kandungn kemih, keputihan. Mengkonsumsi daun dan buah sirsak tidak hanya baik untuk penderita kanker, tetapi juga untuk orang yang sehat. Kandungan Vitamin C yang tinggi pada sirsak merupakan antioksidan yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah sakit dan memperlambat penuaan sehingga terlihat awet muda. Kandungan serat yang tinggi bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan sehingga bisa mencegah dan mengobati sembelit atau susah buang air

(18)

besar. Selain itu, mengkonsumsi daun dan buah sirsak dipercaya bisa meningkatkan nafsu makan.

Bagian sirsak yang bermanfaat antara lain adalah : Buah sirsak

Bagian terbesar dari buah adalah kandungan air yang mencapai 82% dari seluruh bagian daging buah. Kandungan karbohidrat sekitar 16% yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Buah sirsak juga mengandung zat besi, fosfor dan kalium. Sedangkan vitamin yang terkandung adalah vitamin A, B1, B2 dan C. Vitamin paling dominan adalah vitamin C. Vitamin C dalam sirsak berperan sebagai antioksidan yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperlambat proses penuaan, menjadi awet muda. Senyawa-senyawa fitokimia yang terkandung di dalam buah sirsak :

annonain, acetaldehyde, muricine, muricinine, tannin, ananol, anomurine.

Buah sirsak juga mengandung serat yang tinggi, sangat baik untuk membantu proses pencernaan

Daun sirsak

Seperti juga buahnya, daun sirsak mengandung berbagai zat aktif yang berkhasiat untuk penobatan atau penyembuhan beragam penyakit. Senyawa yang dimilikinya adalah: Annocatilin, annohexocin, annonacin, annomiricin.

Penyakit yang dapat disembuhkan dari daun sirsak antara lain: lever (penyakit hati), kejang, batuk, rematik, radang sendi, dan rasa nyeri pada sel saraf (neuralgia).

(19)

Khasiat bijih sirsak

Senyawa bioaktif yang terdapat pada biji sirsak adalah senyawa alkaloid yang terdiri dari annonaine dan acetogenins. Di Indonesia senyawa bioaktif ini biasa digunakan sebagai pestisida nabati. Bijih sirsak oleh sebagian masyarakat awam dimanfaatkan sebagai anti cacing (vermifuges) dan untuk membunuh kecoa. Akar sirsak.

Akar sirsak mengandung senyawa aktif annonain, tannin dan alkaloid. Sebagai bahan yang digunakan untuk obat, akar pohon sirsak biasanya dikonsumsi dalam bentuk teh. Akar ini digunakan sebagai obat penenang, antikejang, antidiabetes, dan menurunkan tekanan darah

Kulit batang pohon sirsak

Kulit batang pohon sirsak mengandung senyawa tannin, fitosterol, caoksalat,

murisine, dan alkaloid. Kulit batang biasa dikonsumsi setelah direbus dengan air.

Air rebusannya digunakan untuk pengobatan penyakit asma, batuk, penenang dan darah tinggi (hipertensi).

Gambar

Gambar 1. Struktur kimia katekin, epikatekin, epigalokatekin galat epigalokatekin  (Ramayanti, 2003)
Gambar 2. Stuktur kimia theaflavin dan thearubigin  ( www.rumahteh.com)  2. Substansi bukan fenol
Gambar 4. Pembentukan kafein pada tanaman teh (www.rumahteh).
Gambar 5. Hubungan antara lama fermentasi dan mutu seduhan teh                        (Kamal, 1985)

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas Antioksidan Dan Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor Dengan Variasi Lama Pengeringan Dan Penambahan Jahe Serta Lengkuas Sebagai Perasa Alami.. Surakarta :

Aktivitas Antioksidan Dan Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor Dengan Variasi Lama Pengeringan Dan Penambahan Jahe Serta Lengkuas Sebagai Perasa Alami.. Surakarta :

Contoh lain adalah senyawa oleandrin sebagai senyawa antikanker, selain dihasilkan oleh tanaman Nerium indicum, ternyata juga dihasilkan oleh kapang endofit yang diisolasi dari

Kualitas bunga anyelir dinilai dari batang yang kuat dan lurus dengan daun yang lebar, tangkai bunga kuat dan lurus, bunga berwarna cerah, tidak ada kerusakan pada petal,

Namun, pada tahun 1843 Robert Fortune menemukan bahwa teh hitam dan teh hijau dihasilkan dari daun tanaman yang sama dengan proses produksi yang berbeda.. Ada banyak nama yang mirip

Senyawa bioaktif yang terdapat dalam daun sirsak yaitu flavonoid,.. memiliki sifat antihiperglikemia, yaitu menurunkan konsentrasi

Metode pencarian dikatakan penting untuk perencanaan karena dalam sebuah permainan akan menentukan apa yang harus dilakukan, dimana setiap state menggambarkan

Beberapa sifat penting dari Micrococcus dalam mikrobiologi pangan adalah : (1) beberapa spesies dapat menggunakan garam amonium atau senyawa nitrogen sederhana sebagai