• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU CAIR ULTRA MILK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU CAIR ULTRA MILK"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELIAN SUSU CAIR ULTRA MILK

(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)

Oleh

LINDA DWI ROSWITASARI

H24080118

DEPERTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(2)

consumers’ attitude towards a decision of buying of Ultra Milk’s liquid milk (A study case of a student of bachelor degree of Bogor Institute of Agriculture).under a guidance ofEDWARD H. SIREGAR

Indonesian people’s growing awareness of the impotance of liquid milk as a product for maintaining health, brings about an opportunity of marketing a product of liquid milk. A liquid milk industry is in fact dominated by popular players, among other things, Ultra Milk. Therefore, to maintain its market, Ultra Milk is supposed to know the factors influencing the making of the desicion of buying liquid milk. The consumers who have become a research target is a student of bachelor degree of Bogor Institute of Agriculture who has bought some liquid milk of Ultra Milk. This research is intended to as follows : (1) to identify the characteristic of the costumers of Ultra Milk, (2) to identify a process of deciding to buy Ultra Milk, (3) to analyze the factors influencing the customers’ decision to buy Ultra Milk, (4) to analyze customers attitude towards the attributes owned by Ultra Milk.

The data used in this research are primary and secondary. The primary data are taken from the spreading of questionaires and the secondary data are taken from a library study, information on the internet, and a study of references. Secondary data are taken frombook’s study, internet and literature’s study.The technique to take samples used in this research is a quota sampling. The means of analyzing are the descriptive analysis, the factor analysis and a model of MultiattributeFishbein analysis with the help of SPSS software version 17 and Microsoft Excel.

The results of the research show that the majority of the customers of Ultra Milk’s liquid milk are the female university students (62%), aged 21 years old (46%), their origins of Jakarta, Bogor, Tangerang and Bekasi (41%). Their average monthly expenses are from 500,001 rupiahs to 1,000,000 rupiahs ( 67%). The process to decide on buying the customers of Ultra Milk’s liquid milk goes through 5 phases namely, recognizing the need, searching for the information, evaluating the alternatives, buying and evaluating the. Referring to the factor analysis, there are 3 factors which are seen, among other things, the factors of individual characteristic, the knowledge of a product and a personality, and the source of information. Referring to the analysis of multiattributeFishbein, the customers put emphasis on the halal of a product, the quality of product and the security of a consuming process while buying liquid milk. The customers see Ultra Milk’s liquid milk from the quality of a product, the halal of a product and the security of a consuming process. Referring to the Fishbein score of 258.68, it is concluded that the product of Ultra Milk’s liquid milk is considered as a good category.

(3)

Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Susu Cair Ultra Milk (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor). Di Bawah Bimbingan EDWARD H. SIREGAR

Tumbuhnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya susu cair sebagai produk untuk menjaga kesehatan, membuat terbukanya peluang dalam memasarkan produk susu cair. Industri susu cair ternyata telah dikuasai oleh pemain yang tidak asing lagi, salah satunya adalah Ultra Milk. Oleh karena itu, untuk mempertahankan pangsa pasarnya Ultra Milk perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian susu cair. Konsumen yang menjadi target penelitian yaitu mahasiswa Strata 1 IPB yang telah melakukan pembelian susu cair Ultra Milk. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen Ultra Milk, (2) Mengidentifikasi proses keputusan pembelian Ultra Milk, (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian Ultra Milk, (4) Menganalisis sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki Ultra Milk.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner dan data sekunder diperoleh dari studi pustaka, internet dan studi literatur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Analisis Faktor dan Model Analisis Multiatribut Fishbein dengan bantuan software SPSS versi 17 dan Microsoft

Excel.

Hasil penelitian memperlihatkan mayoritas konsumen susu cair Ultra Milk adalah mahasiswa perempuan (62%), berusia 21 tahun (46%), asal daerah Jabodetabek (41%), dengan pengeluaran rata-rata per bulan Rp 500.001- Rp 1.000.000 (67%). Adapun proses pengambilan keputusan pembelian konsumen susu cair Ultra Milk melalui lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Berdasarkan analisis faktor, terdapat tiga faktor yang terbentuk, antara lain faktor karakteristik individu, faktor pengetahuan tentang produk dan kepribadian, dan yang terakhir adalah faktor sumber informasi. Berdasarkan analisis multiatribut

Fishbein, atribut yang dipentingkan konsumen dalam pembelian susu cair adalah

kehalalan produk, kualitas produk dan keamanan mengkonsumsi sedangkan atribut yang dipercaya konsumen melekat pada susu cair Ultra Milk adalah kualitas produk, kehalalan produk, keamanan mengkonsumsi. Berdasarkan hasil skor Fishbein yang diperoleh sebesar 258,68 dapat dikatakan produk susu cair Ultra Milk termasuk dalam kategori baik.

(4)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN

PEMBELIAN SUSU CAIR ULTRA MILK

(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LINDA DWI ROSWITASARI

H24080118

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(5)

ii

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalamKeputusan Pembelian Susu Cair Ultra Milk (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)

Nama : Linda Dwi Roswitasari NIM : H24080118

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(Drs. Edward H. Siregar, SE, MM) NIP : 19570622 198601 1 001

Mengetahui, Ketua Departemen

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : 19610123 198601 1 002

(6)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 29 September 1990 di Sumedang, Jawa Barat, merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Sarifin Satriadi dan Ibu Rosmala. Peneliti menempuh pendidikan formal pada Sekolah Dasar Negeri Polisi 1 Bogor tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Penulis kemudian melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bogor lulus pada tahun 2005 dan menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bogor pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN (Seleksi Negara Masuk Perguruan Tinggi Negeri), diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada masa perkuliahan, aktif dalam berbagai kegiatan kepanitian di Departemen Manajemen dan dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penulis juga bergabung dalam Himpunan ProfesiCentre of Management (COM@) tahun 2009-2011 dan Coast Tari FEM.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dalam menyusun penelitian ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Segala kesempatan, kemudahan dan kelancaran yang telah diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Susu Cair Ultra Milk (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan maupun keterbatasan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya penelitian berikutnya sebagai penyempurna skripsi ini.

Bogor, April 2012

(8)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua saya Sarifin Satriadi dan Rosmala, yang selalu mencurahkan kasih sayang, dukungan serta do‟a yang tiada henti bagi anaknya.

2. Drs. Edward H. Siregar, SE, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, inspirasi, pengarahan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB.

4. Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, Spt, MM dan Dr. Ir Jono M. Munandar M.sc selaku dosen penguji sidang yang bersedia meluangkan waktunya menjadi dosen penguji sidang dan memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/i Departemen Manajemen, FEM IPB yang telah membantu memfasilitasi segala keperluan kuliah dan birokrasi yang harus diselesaikan penulis.

6. Ray Rahadian Rayendratama yang selalu menemani, membantu, menasihati dan memberi dukungan serta doa.

7. Sahabat-sahabatku tersayang Girisa Hartiwi, Yuviani Kusumawardhani, Annisa Nadia, Chalida Putri, Regita Van Empel, dan Hana Khairunisa yang telah mendukung dan memberikan semangat.

8. Teman kosan Pondok Nuansa Sakinah 2: Latifah Hanum Nasution, Darina Putri, Kurnia Nuraeni, Miftahurrohmah, Zola dan Liza Amini, terimakasih atas hiburan dan semangatnya selama ini.

9. Teman–teman satu bimbingan Annisa Bunga Kharisma dan Ira Agustina yang selalu menemani dalam suka dan duka selama proses pengerjaan skripsi, terimakasih atas kerjasamanya.

10. Teman–teman Com@ telah banyak memberi pengalaman dan pelajaran hidup yang luar biasa.

(9)

vi

11. Teman – teman Manajemen 45 serta FEM atas segala dukungan dan semangat untuk penulis, terima kasih atas semua kenangan indah selama tiga tahun yang tak terlupakan.

12. Seluruh responden yang sudah membantu penulis untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Terakhir pada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung selama perkuliahan dan penyusunan skripsi.Semoga segala kebaikan dan keiklasan mereka semua mendapatkan balasan dari Allah SWT.

(10)

vii DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 3 1.3. Tujuan Penelitian ... 4 1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Susu UHT ... 5

2.2. Konsumen ... 6

2.2.1 Konsumen Individu ... 6

2.2.2 Konsumen Organisasi ... 6

2.3. Perilaku Konsumen... 6

2.4. Proses Pengambilan Keputusan ... 8

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen ... 9

2.5.1 Pengaruh Lingkungan ... 10 2.5.2 Perbedaan Individu... 11 2.5.3 Proses Psikologi ... 13 2.6. Konsep Produk ... 14 2.6.1 Definisi Produk ... 14 2.6.2 Klasifikasi Produk ... 14 2.6.3Atribut Produk ... 15 2.7. Penelitian Terdahulu ... 16

III. METODE PENELITIAN... 18

3.1. Kerangka Pemikiran ... 18

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

3.3. Pengumpulan Data ... 20

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 22

3.4.1 Analisis Kualitatif ... 22

(11)

viii

3.4.3 Analisis Deskriptif ... 24

3.4.4 Analisis Faktor ... 25

3.4.5 Model Analisis Fishbein ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 27

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 27

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 28

4.2. Produk ... 29

4.3. Analisis Data Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 30

4.3.1 Uji Validitas Kuesioner ... 30

4.3.2 Uji Reliabilitas Kuesioner ... 30

4.4. Karakteristik Responden ... 30

4.4.1 Jenis Kelamin ... 31

4.4.2 Usia ... 31

4.4.3 Asal Daerah ... 32

4.4.4 Pengeluaran ... 32

4.5. Proses Pengambilan Keputusan ... 33

4.5.1 Pengenalan Kebutuhan ... 33

4.5.2 Pencarian Informasi ... 35

4.5.3 Evaluasi Alternatif ... 37

4.5.4 Proses Pembelian ... 39

4.5.5 Pasca Pembelian ... 41

4.6. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Susu Cair Ultra Milk ... 45

4.7. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Susu Cair Ultra Milk ... 49

4.7.1 Analisis Tingkat Kepentingan (ei) ... 49

4.7.2 Analisis Tingkat Kepercayaan (bi) ... 51

4.7.3 Analisis Sikap Konsumen ... 52

4.9. Implikasi Manajerial ... 54

KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

1. Kesimpulan ... 57

2. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(12)

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Market Share susu Cair ... 2

2. Populasi mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor ... 21

3. Sampel mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor... 22

4. Komposisi karyawan menurut penempatan ... 29

5. Komposisi karyawan menurut jenjang pendidikan ... 29

6. Tahap-tahap proses keputusan untuk membeli susu cair Ultra Milk. ... 44

7. Ringkasan nilai MSA ... 46

8. Nilai communalities ... 47

9. Pembagian variabel-variabel ke dalam faktor-faktor ... 48

10. Peringkat tingkat kepentingan (ei) atribut konsumen susu cair Ultra Milk ... 50

11. Peringkat skor kepercayaan (bi) atribut konsumen susu cair Ultra Milk ... 51

12. Hasil analisis sikap multriatribut Fishbein terhadap konsumen ... 53

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya ... 8

2. Hierarki kebutuhan maslow ... 12

3. Bagan aliran kerangka pemikiran ... ... 19

4. Struktur organisasi PT Ultrajaya ... 28

5. Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis kelamin ... 31

6. Karakteristik mahasiswa berdasarkan usia ... 32

7. Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis asal daerah ... 32

8. Karakteristik mahasiswa berdasarkan pengeluaran ... 33

9. Motivasi Utama konsumen membeli Ultra Milk ... 34

10. Manfaat yang dicari konsumen dari Ultra Milk ... 34

11. Pengalaman konsumen melihat promosi Ultra Milk ... 35

12. Sumber Informasi tentang Ultra Milk ... 36

13. Fokus perhatian saat mendapatkan informasi Ultra Milk ... 36

14. Pengaruh promosi terhadap pembelian ... 37

15. Pertimbangan awal memutuskan membeli Ultra Milk ... 38

16. Pengkonsumsian susu cair selain Ultra Milk ... 38

17. Alasan menggunakan merek lain ... 39

18. Orang yang paling mempengaruhi pembelian ... 39

19. Cara memutuskan pembelian Ultra Milk ... 40

20. Tempat pembelian Ultra Milk ... 41

21. Tingkat kepuasan konsumen Ultra Milk ... 41

22. Tindakan jika Ultra Milk tidak tersedia ... 42

23. Tindakan jika harga Ultra Milk naik ... 42

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian ... 60

2. Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan ... 66

3. Hasil uji validitas dan reliabilitas evaluasi kepercayaan ... 67

4. Hasil uji validitas dan reliabilitas faktor-faktor ... 68

5. Analisis faktor ... 69

6. Anti images matrices ... 70

7. Communalities ... 72

8. Total variance explained ... 73

9. Component matrix (a) ... 74

10. Rotated component matrix (a) ... 74

11. Component transformation matrix ... 76

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan dalam dunia bisnis tidaklah mudah untuk dihadapi.Perusahaan perlu menciptakan dan mempertahankan loyalitas pelanggan agar mampu mencapai tujuan perusahaan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berusaha untuk menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan kualitas dan harga yang terjangkau. Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya dan mengenali secara dini apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun masa yang akan datang. Hal ini harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat mengikuti perubahan yang terus-menerus. Salah satu hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah merancang bauran pemasaran yang tepat.

Persaingan antar perusahaan juga terjadi pada industri susu. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya kesehatan, hal ini berimplikasi pada tingginya permintaan konsumen terhadap produk-produk yang memiliki nilai kandungan gizi tinggi seperti produk susu cair dalam kemasan. Susu sebagai salah satu hasil komoditas penting perternakan merupakan bahan makanan yang menjadi sumber gizi atau protein hewani (Baga et al, 2011). Selain itu susu dikenal sebagai minuman penguat tulang dan gigi karena kandungan kalsium yang dimilikinya. Tetapi sebenarnya banyak kandungan nutrisi yang terkandung, misalnya fosfor, zinc, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, vitamin B2, asam amino dan asam pantotenat. Tentu kandungan nutrisi ini bermanfaat untuk menunjang kesehatan tubuh1

Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dibanding negara-negara ASEAN. Konsumsi susu oleh masyarakat Indonesia tahun lalu lebih rendah dibanding Vietnam sebesar 2,95 kilogram per kapita, Malaysia 8,06 kilogram per kapita, dan Thailand yang tertinggi

1

(16)

sebesar 15,64 kilogram per kapita. Namun jumlah konsumsisusu untuk masyarakat Indonesia beranjak naik dari tahun ke tahun. Konsumsi susu pada tahun 2010 mencapai 2,57 kilogram per kapita, naik dibanding 2006 sebesar 2,27 kilogram per kapita2. Hasil riset tersebut menunjukan bahwa pangsa susu nasional masih sangat besar dan berpotensial untuk dimasuki. Hal ini membuat banyaknya produsen yang berlomba-lomba untuk bersaing di Industri susu, salah satunya susu cair.

Industri susu cair ternyata telah dikuasai oleh pemain-pemain yang sudah tidak asing lagi. PT Ultrajaya menguasai 60% pangsa pasar susu Ultra

high temperature (UHT) di Indonesia, diikuti oleh PT Frisian Flag yang

menguasai yang menguasai sebesar 30% dan sisanya 10% dikuasai oleh kompetitor lainnya3. Berdasarkan data yang diperoleh, PT Ultrajaya merupakan perusahaan dengan pangsa pasar terbesar dalam industri susu

dengan teknologi UHT.

Tabel 1. Market share susu cair

No Nama Perusahaan Pangsa Pasar Susu Cair (%)

1 PT Ultrajaya Tbk 60

2 PT Frisian Flag 30

3 Lainnya 10

Sumber: Kontan (2010)

PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia

2

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/16409/Konsumsi-Susu-di-Indonesia-Tumbuh-Tertinggi -di-ASEAN. [17 Desember 2011]

(17)

Tenggara.PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company didirikan pada tahun 1975. Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia juga memproduksi jus dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo.

PT Ultrajaya kini berfokus dalam menggarap susu UHT sehingga dapat menguasai pangsa pasar susu UHT Indonesia. Hal ini cukup membanggakan pihak PT Ultra Jaya, namun persaingan dalam industri susu cair makin meningkat. Jumlah produsen susu dan minuman yang menggarap pasar susu UHT terus bertambah. Mereka berupaya memperbesar pasar dengan memperkenalkan produk yang unik untuk membidik target mereka4.

Selain manfaat yang besar susu cair dalam kemasan ini juga praktis diminum dan mudah dibawa kemana saja yang membuat susu jenis ini dipilih oleh masyarakat, terutama mahasiswa. Mahasiswa yang tidak ingin repot menyeduh susu terlebih dahulu, lebih memilih untuk mengkonsumsi susu siap minum dalam kemasan. Apalagi ada varian rasa yang dapat dipilih oleh mahasiswa selera.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini berusaha mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian susu cair dalam kemasan merek Ultra Milk.

1.2.Perumusan Masalah

Persaingan yang semakin ketat pada industri susu cair, mendorong Ultra Milk untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen terhadap produknya. Mahasiswa selaku salah satu konsumen potensial dari Ultra Milk menyukai susu cair dalam kemasan karena praktis dan mudah dibawa kemana saja. Mengacu pada permasalahan diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik konsumen Ultra Milk? 2. Bagaimana proses keputusan pembelian Ultra Milk?

4

www.frisianflag.com/id/ruang-media/liputan-media/5222-susu-cair-makin-dicari-produsen- giat-produksi. [22 April 2012]

(18)

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pengambilan keputusankonsumen dalam pembelian Ultra Milk?

4. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki Ultra Milk?

1.3.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen Ultra Milk. 2. Mengidentifikasi proses keputusan pembelian Ultra Milk.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian Ultra Milk.

4. Menganalisis sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki Ultra Milk.

1.4.Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Dapat memberikan gambaran dan informasi yang berguna bagi perusahaan dalam melakukan kebijakan dan strategi pemasaran yang berkaitan dengan keputusan pembelian Ultra Milk.

2. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terutama berhubungan dengan kepuasan konsumen.

1.5.Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini hanya difokuskan pada mahasiswa Strata1 IPB semester 3-8 yang pernah mengkonsumsi Ultra Milk. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dibatasi pada susu cair Ultra Milk siap minum dalam kemasan karton.

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Susu UHT

Susu cair segar UHT (Ultra High Temperature) dibuat dari susu cair segar yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untuk membunuh seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik5. Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT adalah bahan baku, proses pengolahan dan pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen yang terintegrasi.

Pakan sapi harus diatur agar bermutu baik dan mengandung zat-zat gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan bahan-bahan toksis lainnya. Dengan demikian, sapi perah akan menghasilkan susu dengan komposisi gizi yang baik. Mutu susu segar juga harus didukung oleh cara pemerahan yang benar termasuk di dalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis dengan sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja. Susu segar yang baru diperah harus diberi perlakuan dingin termasuk transportasi susu menuju pabrik.

Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar menjadi susu UHT juga harus dilakukan dengan sanitasi yang maksimum yaitu dengan menggunakan alat-alat yang steril dan meminimumkan kontak dengan tangan. Seluruh proses dilakukan secara aseptik. Susu UHT dikemas secara higienis dengan menggunakan kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih.

Kemasan multilapis ini kedap udara sehingga bakteri pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas bakteri perusak minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan multilapis susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga cahaya ultra violet tak akan mampu menembusnya dengan terlindungnya dari sinar ultra violet maka kesegaran susu UHT pun akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptik

(20)

multilapis susu UHT disterilisasi satu per satu secara otomatis sebelum diisi dengan susu. Proses tersebut secara otomatis dilakukan hampir tanpa adanya campur tanganmanusia sehingga menjamin produk yang sangat higienis dan memenuhi standar kesehatan internasional.

Dengan demikian teknologi UHT dan kemasan aseptik multilapis menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan lama tidak membutuhkan bahan pengawet dan tak perlu disimpan di lemari pendingin hingga 10 bulan setelah diproduksi.

2.2. Konsumen

Menurut Sumarwan (2004), konsumen dibedakan dalam dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu dan konsumen organisasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi.

2.2.1 Konsumen Individu

Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya.Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu dan sering disebut sebagai pemakai akhir atau konsumen akhir.Konsumen individu langsung mempengaruhi kemajuan dan kemunduran perusahaan. Produk sebaik apapun tidak akan ada artinya bagi perusahaan jika ia tidak dibeli oleh konsumen individu.

2.2.2 Konsumen Organisasi

Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintahan, dan lembaga lainnya. Semua jenis organisasi ini harus membeli produk, peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

2.3. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen didefinisikan oleh Engel, Blackweel dan Miniard (1994) sebagai tindakan langsung yang terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan yang

(21)

mendahului dan menyusul tindakan itu. The American Marketing Association (Setiadi, 2008) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut:

“Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka (American Marketing Association).

Dari definisi tersebut diatas terdapat 3 (tiga) ide penting, yaitu : 1. Perilaku konsumen adalah dinamis

Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena perilaku seseorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Sifat yang dinamis tersebut menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi

Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan dan tindakan manusia serta lingkungan. Perusahaan akan dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen apabila perusahaan dapat memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran.

Perilaku konsumen melibatkan pertukan antar manusia. Dengan kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.

Elemen penting dari perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik. Kedua elemen tersebut melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis. Dalam pengambilan keputusan ada tiga faktor yang ikut membentuk dan mempengaruhi perilaku konsumen (Engel et al, 1994). Faktor-faktor tersebut adalah pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologi. Ketiganya mempengaruhi proses keputusan yang akan menghasilkan suatu keputusan pembelian. Faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku konsumen dapat dilihat pada Gambar 1.

(22)

Gambar 1.Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Engel et al, 1994).

2.4.Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Kotler dan Amstrong (2008) menjelaskan mengenai proses keputusan pembelian oleh konsumen yang terdiri dari lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan tingkah laku pasca pembelian. Namun dalam pembelian rutin, konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Berikut ini adalah tahapan-tahapan pengambilan keputusan menurut Kotler dan Amstrong (2008): a. Pengenalan kebutuhan.

Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

b. Pencarian informasi.

Konsumen mencari informasi yang disimpan dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal). Informasi yang dicari meliputi berbagai produk dan merek yang dianggap bisa memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhannya. Kemudian konsumen akan berfokus pada produk dan merek yang sangat dikenalnya. Lalu ia akan membaginya kedalam tiga kumpulan kategori produk, yaitu dipertimbangkan, netral, dan tidak diterima. Jika pemecahannya tidak

Pengaruh Lingkungan

Proses Keputusan Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif Pembelian dan Kepuasan

Strategi Pemasaran

Proses Psikologi Perbedaan

(23)

diperoleh melalui pencarian internal, maka proses pencarian difokuskan pada stimuli eksternal yang relevan dalam menyelesaikan masalah (pencarian eksternal). Pencarian informasi ditentukan oleh situasi, produk, pengecer dan karakteristik konsumen (pengetahuan, keterlibatan, kepercayaan dan sikap, serta karakteristik demografi).

c. Evaluasi alternatif.

Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih . d. Pembelian.

Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang diterima bila perlu. Konsumen melakukan pembelian yang nyata berdasarkan alternatif yang telah dipilih. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, keputusan membeli atau tidak, waktu pembelian, dimana dan bagaimana cara pembayarannya.

e. Tingkah laku pasca pembelian.

Proses pengambilan keputusan tidak berhenti pada proses mengkonsumsi saja melainkan berlanjut ke evaluasi produk yang dikonsumsi, yang mengarah pada respon puas atau tidak puas. Setelah melakukan pembelian, konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan. 2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Engel et al (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk dalam proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Proses pengambilan keputusan pembelian pada konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individual, dan pengaruh psikologi. 2.5.1 Pengaruh lingkungan

Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks. Perilaku proses keputusan mereka dipengaruhi oleh budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi:

(24)

a. Budaya

Budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Standar suatu budaya belum tentu sama dengan di tempat lain. Pemasar seharusnya mengetahui bahwa pemasaran merupakan saluran tempat makna budaya ditransfer ke barang konsumen.

b. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat dan perilaku yang sama. Mereka dibedakan oleh perbedaan status sosioekonomi yang berjajar dari yang rendah hingga yang tinggi. Status kelas sosial kerap menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda.

c. Pengaruh pribadi

Sebagai konsumen, perilakunya kerap dipengaruhi mereka yang berhubungan erat dengannya. Kita mungkin berespon terhadap tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan orang lain.

d. Keluarga

Keluarga telah menjadi fokus penelitian di bidang penelitian konsumen sejak dahulu. Keluarga kerap menjadi unit pengambilan keputusan utama, tentu saja dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi.

e. Situasi

Jelas bahwa perilaku berubah ketika situasi berubah. Kadang perubahan ini tak menentu dan tidak dapat diramalkan. Namun perubahan tersebut dapat diramalkan melalui penelitian dan dimanfaatkan dalam strategi pemasaran.

(25)

2.5.2 Perbedaan Individu

Beranjak dari faktor lingkungan luar ke faktor internal yang menggerakan dan mempengaruhi perilaku. Perbedaan ini memasukan lima cara penting di mana konsumen mungkin berbeda, yaitu sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian, gaya hidup, dan demografi yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Sumber Daya Konsumen

Setiap orang membawa tiga sumber daya kedalam setiap situasi keputusan yaitu waktu, uang dan perhatian.Umumnya terdapat keterbatasan yang jelas pada ketesediaan masing-masing, sehingga memerlukan semacam alokasi yang cermat. Misalnya saja seorang individu memiliki pekerjaan yang sibuk dengan pendapatan tinggi, maka ia akan memiliki keterbatasan masalah waktu dan perhatian.

b. Motivasi dan Keterlibatan

Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan.Kebutuhan diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan. Hal ini menimbulkan dorongan untuk memenuhi keinginan tersebut yang disebut motivasi. Kehadiran atau ketidakhadiran mempengaruhi perilaku proses keputusan. Keterlibatan juga merupakan pemotivasi yang utama dalam pembelian.

c. Pengetahuan

Pengetahuan didefinisikan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan konsumen mencakup susunan luas informasi, ketersediaan, dan karakteristik produk dan jasa, di mana dan kapan untuk membeli dan bagaimana menggunakan produk.

(26)

Gambar 2. Hierarki kebutuhan menurut Maslow (Kotler dan Amstrong, 2008)

d. Sikap

Sikap diartikan sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Bila semua yang lain sama, orang biasanya berperilaku dengan cara yang konsisten dengan sikap dan maksud mereka.

e. Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi

Di dalam perilaku konsumen, kepribadian didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Keadaan organisasi dalam diri individu, yang diacu sebagai kepribadian, mengadakan persiapan untuk pengalaman yang berhubungan secara rapi dan koheren. Dalam implikasinya, strategi

Kebutuhan aktualisasi diri Kebutuhan akan penghargaan Kebutuhan sosial Kebutuhan Keselamatan Kebutuhan fisiologi

(27)

pemasaran harus berfokus pada pencocokan kepribadian konsumen dengan kepribadian produk.

Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Gaya hidup seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan sekitarnya.

Demografi adalah mendeskripsikan pangsa pasar konsumen dalam istilah seperti usia, pendapatan dan pendidikan. Bila disertai dengan penelitian psikografik, demografi dapat memberikan keterangan mengenai sifat dan komposisi pasar.

2.5.3 Proses Psikologi

Pengolahan Informasi manusia, pembelajaran, dan perubahan sikap semua merupakan minat utama dari penelitian konsumen. Sesungguhnya disinilah beberapa dari sumbangan terbesar telah dibuat untuk memahami perilaku konsumen.

a. Pengolahan Informasi

Komunikasi adalah kegiatan pemasaran inti. Oleh karena itu, penelitian konsumen sudah lama berkepentingan dengan penemuan bagaimana orang menerima, pengolah, dan mengerti komunikasi pemasaran.

b. Pembelajaran

Siapa saja yang berusaha mempengaruhi konsumen sebenarnya sedang mencoba menghasilkan pembelajaran, yaitu proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku.

c. Perubahan Sikap dan Perilaku

Perubahan sikap dan perilaku adalah sasaran pemasaran yang lazim. Proses ini mencerminkan pengaruh psikologis dasar yang menjadi subjek dari beberapa penelitian.

(28)

2.6. Konsep Produk 2.6.1 Definisi Produk

Produk menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Menurut Kotler (2005) ada lima tingkatan produk, yaitu manfaat inti, produk dasar, produk yang diharapkan, produk yang ditingkatkan dan calon produk. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :

a. Manfaat inti yaitu manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.

b. Produk dasar yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.

c. Produk yang diharapkan yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.

d. Produk yang ditingkatkan yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

e. Calon produk yaitu segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang mungkin dialami produk atau tawaran tersebut pada masa mendatang.

2.6.2 Klasifikasi Produk

Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2005) produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1. Berdasarkan aspek daya tahan dan wujud produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a) Barang tidak tahan lama

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

(29)

pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.

b) Barang tahan lama

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya: lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

c) Jasa

Produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis.Contohnya mencakup pemotongan rambut dan perbaikan barang.

2. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a) Barang konsumsi

Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.

b) Barang industri

Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu.B iasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.

2.6.3 Atribut Produk

Atribut produk menurut Tjiptono (1997) adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, pemberian label, pelayanan pelengkap dan jaminan garansi yang dijabarkan sebagai berikut:

(30)

1. Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.

2. Kemasan

Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.

3. Pemberian label

Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label

merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk.

4. Layanan Pelengkap

Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan yang lain, tetapi layanan pelengkapnya memiliki kesamaan.

5. Jaminan (garansi)

Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

2.7. Penelitian Terdahulu

Rauf (2010) melakukan penelitian mengenai analisis pengambilan keputusan dan preferensi konsumen terhadap Restoran Gurih 7, Bogor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa atribut yang paling dipentingkan dalam faktor Reliability adalah keterampilan pramusaji

(31)

dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Pada faktor

Responsiveness , atribut kecepatan pramusaji dalam melayani konsumen dan

menanggapi keluhan mempunyai nilai kepentingan sama besar. Pada faktor

Assurance yang paling dipentingkan adalah keramahan dan kesopanan

pramusaji dalam melayani konsumen. Faktor Tangible yang paling dipentingkan adalah penataan interior dan eksterior restauran, serta faktor

Emphaty yang paling dipentingkan adalah upaya restauran memenuhi

kebutuhan konsumen.

Erika (2010) melakukan penelitian mengenai analisis perilaku konsumen dalam keputusan pembelian frozen yoghurt, studi kasus gerai

frozen yoghurt Sour Sally Mall Senayan City. Berdasarkan penelitian

didapatkan hasil analisis faktor bahwa enam faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian frozen yoghurt. Berdasarkan hasil analisis multiatribut Fishbein, atribut yang dipentingkan konsumen dalam pembelian frozen yoghurt adalah kebersihan, rasa, dan kehalalan. Atribut yang dipercaya konsumen melekat pada frozen yoghurt Sour Sally adalah rasa, kebersihan dan kehalalan. Berdasarkan hasil skor Fishbein yang diperoleh yaitu sebesar 16,273 dapat dikatan produk frozen yoghurt Sour Sally termasuk kategori baik.

(32)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan turut berimplikasi pada naiknya permintaan akan produk-produk yang dinilai memiliki gizi tinggi,salah satunya susu cair. Hal ini menyebabkan timbulnya persaingan antar pelaku usaha, sehingga diperlukannya mempelajari apa yang dibutuhkan dan diharapkan konsumen. Salah satu merek susu cair yang menguasai pangsa pasar Industri susu cair di Indonesia adalah Ultra Milk.

PTUltrajaya selaku produsen dari Ultra Milk menyadari akan perkembangan susu cair dalam kemasan sehingga munculnya persaingan yang ketat dari produsen lain. Dalam rangka meningkatkan pangsa pasar yang tersedia, maka manajemen harus mengetahui secara mendalam mengenai perilaku konsumen yang akan menjadi sasarannya termasuk didalamnya karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan pembelian konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian konsumen, serta sikap konsumen Ultra Milk.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis faktor dan analisis multiatribut Fishbein. Analisis deskriptif digunakan untuk mengkaji karakteristik konsumen pada Ultra Milk yang meliputi, jenis kelamin, pengeluaran, asal daerah dan lain-lain. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Analisis Fishbein digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana konsumen merangkai kepercayaan terhadap atribut suatu produk sehingga membentuk sikap tentang berbagai objek. Hasil dari ketiga analisis ini akan menghasilkan „„Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Susu Cair Ultra Milk”. Bagan aliran kerangka pemikiran secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.

(33)

Gambar 3.Kerangka pemikiran

Persaingan yang semakin ketat pada Industri susu cair

Studi perilaku konsumen Ultra Milk

Karakteristik Konsumen dan Proses Keputusan

Pembelian

Analisis Deskriptif

Sikap Konsumen Terhadap Atribut

Analisis Multiatribut

Fishbein

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan

Pembelian Susu Cair Ultra Milk

Rekomendasi Bagi Perusahaan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Analisis Faktor pentingnya susu Kepercayaan Evaluasi

(34)

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Institut Pertanian Bogor, Darmaga. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu pada bulan Desember 2011 sampai Maret 2012.

3.3.Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan disusun bagi penelitian yang dilakukan. Data tersebut diperoleh dengan cara mengamati langsung di lapangan, penyebaran kuesioner, dan wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui bahan buku pustaka, buku-buku, literatur-literatur yang isinya terkait dengan penelitian ini.

Pengambilan contoh sampel dilakukan dengan quota sampling, dimana sampel dibagi berdasarkan fakultas yang ada. Populasi dari sampel adalah jumlah mahasiswa S1. Populasi mahasiswa S1 IPB per Desember 2011 terlihat pada Tabel 2.

Pertama penentuan jumlah sampel dilakukan berdasarkan rumus slovin (Umar, 2010), yaitu:

……….……….... (1)

Keterangan:

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan yang digunakan 10%

Berdasarkan rumus Slovin didapat jumlah responden sebanyak 100 responden.

(35)

Tabel 2.Populasi mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor

Fakultas Laki- laki

(orang) Perempuan (orang) Jumlah (orang) Pertanian 449 716 1165 Kedokteran Hewan 218 295 513

Perikanan dan Ilmu kelautan 437 546 983

Peternakan 236 386 622

Kehutanan 465 583 1048

Teknologi Pertanian 608 580 1188

Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam 771 1092 1863

Ekonomi dan Manajemen 411 972 1383

Ekologi Manusia 195 667 862

Jumlah 3790 5837 9627

Sumber: Direktorat AJMP-IPB (2011)

Selanjutnya dilakukan pembagian jumlah responden dari setiap fakultas yang ada agar respondennya terwakili.

FAPERTA : FKH : FPIK : FAPET : FAHUTAN : FATETA : FMIPA : FEM : FEMA :

Berdasarkan hasil perhitungan quota sampling maka didapat jumlah mahasiswa yang akan dijadikan responden untuk tiap fakultas.Hasil dapat dilihat pada Tabel 3.

(36)

Tabel 3.Sampel mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor

Fakultas Jumlah Responden

(orang)

Pertanian 12

Kedokteran Hewan 5

Perikanan dan Ilmu kelautan 10

Peternakan 7

Kehutanan 11

Teknologi Pertanian 12

Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam 19

Ekonomi dan Manajemen 15

Ekologi Manusia 9

Jumlah 100

Sumber : Data olahan (2012) 3.4.Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan bentuk analisis yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis kualitatif ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian dalam bentuk kalimat.

3.4.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka–angka dan cara pembahasannya. Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows ver 17.0. 1. Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya (Wijaya, 2009). Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel untuk

(37)

adalah jumlah konstruk. Jika r-hitung > r-tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid.

Dimana:

rxy

√ √ ... …(2) Keterangan:

rxy = Korelasi antara X dan Y

X = Skor masing-masing pertanyaan

Y = Skor total semua pertanyaan dari setiap responden n = Jumlah responden

2. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap instrument (Wijaya, 2009). Suatu instrument dapat memiliki tingkat kepercayaan tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrument tersebut menunjukan hasil yang tetap. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik

Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai α > 0,60.

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Umar, 2010). Uji reliabilitas alat untuk penelitian kali ini menggunakan teknik Spearman-Brown dan metode

Cronbach. Rumus dari Spearmen-Brown, yaitu:

……….…………...……....(3)

Tetapi terlebih dahulu dihitung korelasi antara belahan ganjil-genap dengan rumus:

√⌊ ⌋[ ]…..….………..(4) Metode Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7. Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut (Umar, 2010):

(38)

( )( )

.………

(5)

Keterangan:

rII = Reliabilitas instrument k = banyak butir pertanyaan = varian total

= jumlah varian butir

Jumlah varian butir dicari dulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir kemudian jumlahkan, (Umar, 2010) seperti yang dipaparkan berikut ini :

...(6) Keterangan:

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

3.4.3 Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen dan mengetahui keputusan pembelian Ultra Milk. Dilakukan secara deskriptif melalui perhitungan persentase jawaban responden dalam bentuk tabulasi sederhana. Persentase tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

... …..(7)

Keterangan :

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu

∑fi =Total Jawaban 3.4.4 Analisis Faktor

Analisis faktor menganalisis interaksi antarvariabel, semua valiabel berstatus sama. Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel maupun antar responden (Simamora, 2005). Dalam penelitian ini data tentang

(39)

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian Ultra Milk akan dianalisis dengan metode ekstraksi Principal Component Analysis (PCA). Untuk keperluan perhitungan dipergunakan bantuan Software Excell dan SPSS for windows 17,0.

3.4.5 Model Analisis MultiatributFishbein

Sikap dan perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep perilaku konsumen yang lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku konsumen dapat dilakukan dengan model multiatribut. Salah satu model sikap yang terkenal adalah model sikap multiatribut

Fishbein. Model sikap Fishbein ini berfokus pada prediksi sikap yang

dibentuk seseorang terhadap obyek tertentu. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek produk ditentukan oleh dua hal, yaitu kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek (komponen bi), dan evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen ei) (Sumarwan, 2011). Model ini digambarkan oleh formula berikut.

…….………(8)

Keterangan:

Ao = Sikap terhadap suatu objek

bi = Kekuatan kepercayaan bahwa ojek tersebut memiliki atribut i ei = Evaluasi terhadap atribut i

N = Jumlah atribut yang dimiliki objek

Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu objek ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Model ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap berbagai merek dari suatu produk. Model Fisbein mengemukakan tiga konsep utama, yaitu sebagai berikut:

1. Atribut

Atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Salient

belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki

(40)

2. Kepercayaan

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya, langkah ini digambarkan oleh bi yang mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek.

3. Evaluasi Atribut

Evaluasi atribut menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan mengidentifikasi atribut-atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi. Komponen ei mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi tingkat kepentingan tersebut.

(41)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum PT Ultra Jaya

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Ultra Jaya.PT Ultrajaya Milk Industry and Trading

Company,Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi

minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia6. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara. PT Ultrajaya Milk, Tbk. menggunakan sistem komputerisasi yang sudah terintegrasi, yaitu SAP, sejak tahun 2002. Bahkan perusahaan ini merupakan salah satu rujukan implementor SAP yang dinilai cukup sukses di dalam mengadopsi hampir semua modul SAP.

PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company didirikan pada tahun 1975. Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT Unilever Indonesia, Tbk.

Perseroan ini memiliki visi menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, dan menjungjung tinggi kepercayaan para pemegang saham serta mitra kerja perusahaan.Untuk mencapai visi tersebut, perusahaan memiliki misi yaitu menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk senantiasa berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta

6

(42)

kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung jawaban kepada pemegang saham.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4. Struktur organisasi PT Ultrajaya Tbk

PT Ultrajaya memiliki stuktur organisasi yang cukup kompleks, mengingat perusahaan ini merupakan perseroan yang besar dan memiliki unit usaha yang cukup banyak. Berdasarkan akta risalah Rapat Umum Pemegang Saham no. 12 tanggal 29 Juni 2004 dari Ny. Fani Andayani, S.H., Notaris di Cimahi, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang saat ini menjabat ditetapkan untuk masa jabatan sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2009, dan pada tanggal 31 Desember 2007 komposisinya adalah:

1. Dewan Komisaris:

• Tn. Supiandi Prawirawidjaja - Presiden Komisaris • Tn. drh. Endang Suharya - Komisaris Independen • Tn. Soeharsono Sagir, S.E. – Komisaris

(43)

2. Direksi:

• Tn. Sabana Prawirawidjaja - Presiden Direktur • Tn. Samudera Prawirawidjaja - Direktur • Tn. Ir. Jutianto Isnandar – Direktur

Berikut merupakan informasi yang menunjukan komposisi karyawan PT Ultrajaya menurut penempatan dan jenjang pendidikan.Informasi ini dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Komposisi karyawan menurut penempatan

Divisi / Division Jumlah

(orang)

Sales & Distribution 530

Marketing 12

Plant / Manufacturing 488

Personnel & General Affairs 93

Finance & Accounting 23

I.T. 13

Engineering 43

Internal Audit 14

Management 23

Sumber: Annual Report(2008)

Tabel 5.Komposisi karyawan menurut jenjang pendidikan Pendidikan / Education Jumlah

(orang) S-1 dan S-2 / Undergraduate and Master

degrees 202

D-1, D-2 dan D-3 / Bachelor 123 SMA dan sederajat / Senior highschool 745 SMP dan sederajat / Junior highschool 120 SD dan sederajat / Primary school 49 Sumber: Annual Report (2008)

4.2. Produk

Susu cair Ultra Milk merupakan susu segar berkualitas tinggi mengandung manfaat alami dan seimbang dari protein, karbohidrat, vitamin, mineral seperti Kalsium, Magnesium, Fosfor, dan dicampur dengan gula dan bahan baku lainnya seperti bubuk coklat, sari buah stroberi atau bubuk kopi. sehingga menjadikan susu sebagai makanan yang lengkap. Susu Ultra Milk

(44)

diproses melalui proses Ultra High Temperature (UHT) dengan suhu 140 oC selama 4 detik. Hal ini dilakukan untuk membunuh bakteri yang berbahaya bagi tubuh dengan meminimalisasi kerusakan gizi yang terkandung. Setelah diproses secara UHT, lalu susu dikemas dengan kemasan aseptik 6 lapis yang menjaga susu tetap awet selama 10 bulan tanpa bahan pengawet.

4.3. Analisis Data Validitas dan Reabilitas Kuesioner 4.3.1. Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya (Wijaya, 2009). Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya diukur dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Pearson Product

Moment dan hasilnya dibandingkan dengan nilai angka tabel korelasi

nilai r. Sebagai penelitian awal, kuesioner disebarkan sebanyak 30 kuesioner kepada responden. Setelah dilakukan uji validitas, didapatkan 45 pertanyaan sahih. Artinya seluruh pertanyaan tersebut memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel, dimana r tabel= 0,361 untuk n= 30 pada α = 5%). Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2,3 dan 4.

4.3.2 Uji Reliabilitas Kuesioner

Uji reliabilitas adalah suatu uji untuk mengukur kepercayaan terhadap instrumen. Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrumen tersebut menunjukan hasil yang tetap (Wijaya, 2009). Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s

Alpha. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai 0,9026 untuk variabel

kekuatan kepentingan, nilai 0,8879 untuk evaluasi kepercayaan dan 0,8586 untuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. 4.4. Karakteristik Responden

Pertanyaan untuk karakteristik responden meliputi nama, no telepon, jenis kelamin, usia, departemen/angkatan, daerah asal dan pengeluaran

(45)

responden. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 IPB dari semester 3 hingga semester 8 yang pernah meminum susu cair Ultra Milk.

4.4.1 Jenis Kelamin

Karakteristik konsumen susu cair Ultra Milk berdasarkan jenis kelamin adalah mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 62% dan selebihnya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 38%. Hal ini menjelaskan bahwa perempuan lebih banyak mengkonsumsi susu cair Ultra Milk dibandingkan laki-laki. Konsumen dengan jenis kelamin perempuan cenderung lebih memperhatikan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh dibandingkan laki-laki. Karakteristik konsumen susu cair Ultra Milk berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis kelamin

4.4.2 Usia

Karakteristik konsumen susu cair Ultra Milk berdasarkan usia kepada 100 mahasiswa adalah 46% berusia 21 tahun, 27% mahasiswa berusia 20 tahun, 14% mahasiswa berusia 19 tahun, 12% mahasiswa berusia 22 tahun dan 1% mahasiswa berusia 18 tahun. Usia yang paling banyak adalah 44% mahasiswa berusia 21 tahun, hal ini dikarenakan oleh penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa yang rata-rata berkisar 18 tahun - 22 tahun, seperti dimuat pada Gambar 6 .

62% 38%

Perempuan Laki-laki

(46)

Gambar 6. Karakteristik mahasiswa berdasarkan usia

4.4.3 Asal Daerah

Karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi susu cair Ultra Milk berdasarkan asal daerah adalah mayoritas berasal dari Jabodetabek sebesar 41% dan minoritas berasal dari Yogyakarta, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Irian jaya sebesar 0% atau tidak ada sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen dengan daerah asal Jabodetabek lebih banyak mengkonsumsi susu cair dibandingkan daerah lain. Karakteristik konsumen yang didapatkan berdasarkan asal daerah ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis asal daerah

4.4.4 Pengeluaran

Karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi susu cair Ultra Milk berdasarkan pengeluaran rata-rata per bulan adalah mayoritas memiliki pengeluaran sebesar Rp500.0001– Rp 1.000.000 sebesar 67% dan minoritas memiliki pengeluaran sebesar > Rp 2.000.001 sebesar

1% 14% 27% 46% 12% 18 19 20 21 22 41% 10% 20% 1% 28% Jabodetabek Jawa Tengah Jawa Barat Jawa Timur Sumatera

(47)

3%. Hasil tersebut dapat menginformasikan bahwa sebagian besar konsumen mahasiswa memiliki pengeluaran yang tidak terlalu besar, dapat dikaitkan dengan pendapatan konsumen mahasiswa yang umumnya masih terbatas. Karakteristik konsumen yang didapatkan berdasarkan pengeluaran ditunjukan Gambar8 .

Gambar 8. Karakteristik mahasiswa berdasarkan pengeluaran

4.5. Proses Pengambilan Keputusan

Pembelian terjadi apabila seseorang merasakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam proses tersebut terdapat langkah-langkah yang umumnya dilakukan seseorang jika ingin memutuskan membeli sesuatu. Proses keputusan pembelian itu meliputi lima tahap, antara lain: (a) pengenalan kebutuhan, (b) pencarian informasi, (c) evaluasi alternatif, (d) keputusan pembelian, (e) pasca pembelian. Data mengenai proses pengambilan keputusan diperoleh dari konsumen yang melakukan pembelian susu cair Ultra Milk pada mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor.

4.5.1 Pengenalan Kebutuhan

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal maupun eksternal. Faktor-faktor seperti motivasi dan manfaat akan mempengaruhi tindakan untuk memenuhi kebutuhan. Motivasi

7% 67% 18% 5% 3% < Rp. 500.000 Rp.500.001-Rp.1.000.000 Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 Rp.1.500.001-Rp.2.000.000 >Rp.2.000.001

(48)

utama konsumen dalam pembelian susu cair Ultra Milk dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Motivasi utama konsumen membeli Ultra Milk

Berdasarkan hasil penelitian, motivasi utama konsumen dalam membeli susu cair Ultra Milk adalah sebagai pengganti sarapan sebesar 43%. Untuk motivasi kedua terbanyak adalah untuk menjaga menjaga kesehatan sebesar 39%. Sedangkan motivasi paling sedikit adalah karena dorongan iklan/promosi sebesar 3% dan saran dari teman sebesar 0%. Hasil tersebut menunjukan bahwa motivasi konsumen dalam mengkonsumsi susu cair Ultra Milk belum didasarkan keinginan menjaga kesehatan, tetapi lebih sebagai pengganti sarapan.

Gambar 10. Manfaat yang dicari konsumen dari Ultra Milk 39% 43% 3% 3% 12% Menjaga kesehatan Pengganti sarapan Coba-coba Dorongan iklan/promosi Rasa produk 79% 19% 2%

Tubuh yang sehat Menjadi gaya hidup Menunjukan status sosial

Gambar

Gambar 1.Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan                      faktor-faktor yang mempengaruhinya (Engel et al, 1994)
Gambar 2. Hierarki kebutuhan menurut Maslow (Kotler dan  Amstrong, 2008)
Gambar 3.Kerangka pemikiran Persaingan yang semakin ketat
Tabel 2.Populasi mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa uraian dari definisi bank dapat diambil kesimpulan bahwa bank adalah suatu lembaga usaha keuangan yang bertugas menghimpun dana masyarakat yang lebih dan

Hasil analisis BNT 0,05 menunjukkan, bahwa galur asal Bogor menghasilkan jumlah polong, bobot basah dan bobot kering polong serta bobot kering 100 biji lebih tinggi

Pada bulan Juli 2017 kelompok komponen yang memberikan sumbangan terhadap Inflasi/Deflasi kota Lubuk Linggau adalah komponen inti, inflasi (0,0213 persen) dengan

25 Milyar yang semakin kecil, kinerja reksadana saham tidak hanya melihat return (metode raw return) saja namun juga memperhatikan risiko sehingga perlu menganalisis

Ada beberapa perusahaan yang membuat aplikasi game yang dapat dijalankan pada sistem operasi berbasis linux tetapi jumlahnya terbatas dan dari sisi grafis

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang komperehensip mengenai kemampuan menejerial kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru bimbingan

Didalam modul tersebut, terdapat sub-modul purchase requisition dan purchase order tetapi tidak menangani permintaan Quotation , tidak menangani Quotation

Dari Gambar 3 yang menggambarkan pengaruh tingkat kevakuman terhadap kekerasan paduan aluminium yang dideposisi dengan ion Ti + N pada, suhu substrat 100 DC,