A. Pengertian Indikator Penelitian
1. Menurut KBBI, indikator adalah sesuatu yang dapat menjadi petunjuk atau keterangan.
2. Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi. (Wilson 1993)
3. Menurut Green (1992), indikator adalah variabel yang mengindikasikan atau menunjukan satu kecendrungna situasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan.
4. Menurut WHO (1981), Indikator adalah variabel untuk mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung. (WHO, 1981).
5. Indikator sebagai alat atau petunjuk untuk mengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan.
B. Fungsi Indikator Penelitian
1. Untuk mewakili permasalahan pokok dalam penelitian. 2. Untuk menyusun butir-butir pertanyaan dalam penelitian. C. Menyusun Indikator Penelitian
1. Peneliti dapat mengutip dari pendapat ahli.
2. Peneliti dapat membuat sendiri disesuaikan dengan kebutuhan penelitian peneliti.
D. Pengertian Instrumen Penelitian
Kata instrumen pengumpulan data penelitian tersebut mengandung makna sebagai alat untuk mengukur atau mengungkap keadaan suatu variabel penelitian. Instrumen pengumpulan data tersebut juga memiliki konotasi sebagai alat untuk membimbing, mengarahkan, serta memudahkan para peneliti dalam pengumpulan data penelitian sehingga peneliti dapat memperoleh data penelitian secara valid, artinya data yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dikehendaki, dengan instrumen penelitian yang baik ( Masyud, 2012:202). Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif maupun kualitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
E. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian
Banyak ragam instrumen pengumpulan data penelitian, namun secara garis besar instrumen pengumpulan data tersebut dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: (1) instrumen tes (2) instrumen non tes. Dalam buku Wagiran terdapat tiga jenis tes yaitu: tes lisan (oral tes), tes tertulis (writing test), dan tes perbuatan (performance test).
1. Tes lisan. Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara lisan tentang aspek-aspek psikologissebagai data yang
berhubungan dengan masalah penelitian yang harus dijawab secara lisan pula.
2. Tes tertulis. Tes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan tertulis untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan aspek psikologis yang harus dijawab secara tertulis pula. Berbagai macam tes tertulistersebut antara lain:
a. Tes essay. Tes ini disebut pula tes subjektif terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian, yang harus dijawab dalam bentuk uraian tertulis atau berupa kalimat beba yang disusun oleh peserta tes.
b. Tes objektif. Tes objektif merupakan tes yang mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih oleh peserta tes. Bentuk tes ini tidak banyak berbeda dengan angket terstruktur, khususnya angket dengan pertanyaan tertutup. Beberapa macam tes objektif antara lain:
1) Tes betul salah adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai alternatif jawaban benar dan salah. 2) Tes pilihan ganda adalah tes yang berbentuk satu
pertanyaan atau pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif jawaban.
3) Tes menjodohkan adalah salah satu tes yang terdiri dari sejumlah item yang masing-masing item tersebut terbagi dalam dua jalur.
3. Tes perbuatan. Tes perbuatan merupakan tes yang memberikan perintah kepada pserta tes untuk melakukan suatu gerakan/perilaku tertentu yang berhubungan dengan masalah atau tujuan penelitian.
4.
1. Instrumen Pengumpul Data (Tes)
Tes sebagai instrumen pengumpulan data penelitian adalah merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur potensi individu (Arikunto, 2013).
a. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar (achievement test) yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Biasanya tes hasil belajar ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif dampak penerapan metode tertentu atau penerapan model tertentu dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian yang bersifat eksperimental dan PTK, tes hasil belajar menjadi instrumen yang paling utama. Tes hasil belajar tersebut memiliki beberapa bentuk yaitu bentuk uraian, bentuk obyektif dan sikap. Tes uraian umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengandung permasalahan, uraian atau penjelasan. Tes obyektif merupakan tes yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang sudah terstruktur secara sempurna dan jawabannya bersifat pasti. Tes perbuatan merupakan tes yang menghendaki siswa untuk bekerja atau melakukan aktivitas guna memperlihatkan produk tertentu.
b. Tes Intelegensi (tes IQ)
Tes intelegensi merupakan tes untuk mengungkap potensi dasar yang dimiliki individu. Potensi dasar tersebut berkaitan dengan potensi bahasa, aritmatika, logika (baik ,logika bahasa, matematika, maupun logika gambar).
c. Tes Kepribadian
Tes kepribadian merupakan salah satu jenis tes dimaksudkan untuk mengungkap bagaimana kepribadian yang dimiliki individu. Tes kepribadian tersebut dapat mengungkapkan kecondongan kepribadian individu apakah bergerak kearah positif atau negatif.
d. Tes Bakat
Tes ini dimaksudkan untuk mengungkap atau mengetahui kecenderungan bakat individu, apakah mengarah pada bakat tertentu, misalnya bakat bahasa, matetematika, IPA atau bakat lainnya
e. Tes Sikap
Tes sikap, merupakan tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang (Arikunto 1996:139). Tujuan penggunaan tes ini adalah untuk mengetahui kecenderungan sikap individu dalam menghadapi suatu permasalahan. Kadangkala seorang peneliti membutuhkan data tentang sikap individu dikaitkan dengan variabel lainnya, misal: hasil belajar, kedisiplinan, atau kebiasaan belajar. 2. Instrumen Pengumpul Data Non Tes
Jenis instrumen pengumpulan data kedua adalah instrumen non tes. Instrumen non tes tersebut meliputi: Kuesioner atau angket, Panduan wawancara, Panduan Observasi, Check list, Rating scale, dan Panduan dokumentasi.
a. Kuesioner atau Angket
Kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner (Faisal, 1982:176). Dilihat dari segi menjawab maka kuesioner dibedakan menjadi 2 yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup.
1) Kuesioner terbuka, merupakan tes yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. verifikasi dan analisis data. Di samping itu penskorannya membutuhkan waktu yang relatif lama (Masyud, 2012:206).
2) Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian lupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karateristik dirinya.
Dilihat dari jawaban yang diberikan kuesioner dibedakan menjadi 2 yaitu: kuesioner langsung dan kuesioner tak langsung.
1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. 2) Kuesioner tak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
Dipandang dari bentuknya maka tes dibedakan menjadi 4 yaitu: Kuesioner pilihan ganda, Kuesioner isian, Check list, Rating scale.
1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.
2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3) Check list, adalah sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.
4) Rating scale, yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke tingkat tidak setuju (Arikunto 1996:140).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket antara lain adalah berkaitan dengan:
1) Isi dan tujuan pertanyaan harus sesuai dengan tujuan dilakukan penelitian yang tercermin dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian.
2) Bahasa yang digunakan dalam angket disesuaikan dengan kondisi responden.
3) Tipe pertanyaan dalam angket harus dirancang secara tepat sesuai dengan jenis data yang kita temukan.
4) Dalam menyusun pertanyaan dalam angket perlu diperhatikan hendaknya pertanyaan tidak ganda atau mendua arti (ambigu). 5) Peneliti hendaknya tidak memaksa untuk menanyakan pada
responden mengenai hal yang sudah terlalu lama dan responden sudah lupa kejadiannya.
6) Pertanyaan yang dituangkan dalam angket hendaknya tidak menggiring pada kecenderungan jawaban tertentu, terutama dalam angket tertutup.
7) Pertanyaan jangan terlau panjang dan jangan terlau pendek. 8) Pertanyaan hendaknya disusun secara sistematis.
9) Penyusunan pertanyaan dalam angket juga harus memperhatikan prinsip- prinsip pengukuran agar hasil jawaban responden mudah untuk ditindak lanjuti.
10) Petunjuk atau perintah untuk mnegerjakan angket harus jelas agar responden tidak mengalami kebingungan dalam mengerjakan angket yang diberikan peneliti.
11) Setelah penyusunan angket selesai dilakukan secara keseluran, maka langkah berikutnya yang perlu diperhatikan oleh peneliti sebelum dilakukan pengumpulan data adalah lay out angket sebelum dicetak.
Kelebihan kuesioner:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden
4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab
5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Kelemahan kuesioner:
1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati, padahal kuesioner hanya diberikan satu kali dan tidak akan diberikan lagi.
2) Seringkali sukar dicari validitasnya
3) Walaupun dibuat anonim, responden kadang-kadang dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
4) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada.
Contoh Angket atau instrumen:
ANGKET MOTIVASI BERPESTASI
Mata Pelajaran : Matematika pokok bahasan system persamaan linear dua variable (SPLDV)
Nama/ NIS :
Kelas/ Semester : VIII / II Hari/tanggal :
PETUNJUK
1. Pada kuesioneriniterdapat20pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap pertanyaan dalamkaitannya dengan materipembelajaran matematika, dan tentukan kebenarannya. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihan anda.
2. Pertimbangkan setiap pertanyaansecara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawaban andajangan dipengaruhioleh jawaban orang lain. 3. Catatrespon anda pada lembarjawaban yang tersedia, dan
ikutipetunjuk-petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembarjawaban. Terimakasih.
KeteranganPilihanjawaban:
Selama anda mengikuti mata pelajaran matemaika sebanyak 7 kali pertemuan, maka yang dimaksud sebagai berikut adalah:
SL = Selalu (jika kondisi dialami selama 7 kali) SR =Sering (jika kondisi dialami 5-6 kali)
JR = Jarang (jika kondisi dialami 3-4 kali)
HTP =Hampir tidak pernah (jika kondisi dialami 1-2 kali)
TP = Tidak pernah (jika kondisi tidak pernah dialami sama sekali)
No. PERTANYAAN
(Senang Terhadap Pelajaran Matematika.) JAWABAN 1 Apakah anda merasa sangat bersemangat ketika
belajar matematika? SL SR JR HTP TP
2 Apakah belajar matematika merupakan
kebutuhn bagi anda? SL SR JR HTP TP
3 Apakah anda merasa bangga jika berprestasi
dalam matematika? SL SR JR HTP TP
No. PERTANYAAN
(Kesadaran Siswa untuk Mendalami Bahan) JAWABAN 4 Apakah anda sering mendiskusikan soal-soal
matematika jika ada waktu luang? SL SR JR HTP TP 5 Apakah anda belajar sendiri jika guru
matematika anda tidak masuk mengajar? SL SR JR HTP TP 6 Apakah anda mempelajari kembali materi
matematika dirumah? SL SR JR HTP TP
7 Apakah anda mempersiapkan diri dengan
matang sebelum ujian matematika? SL SR JR HTP TP 8 Apakah anda percaya dengan kemampuan anda
sendiri pada saat ujian matematika? SL SR JR HTP TP
No. PERTANYAAN
(Kemauan Siswa Mengerjakan PR) JAWABAN
9 Apakah anda melakukan banyak usaha untuk
berprestasi dalam matematika? SL SR JR HTP TP 10 Apakah anda berusaha memahami pelajaran
Matematika dengan baik? SL SR JR HTP TP 11 Saya merasa senang jika diberi tugas atau PR
matematika SL SR JR HTP TP
12 Apakah anda senang mengerjakan hal-hal yang
berkaitan dengan matematika? SL SR JR HTP TP 13 Apakah mengerjakan PR matematika
menantang anda untuk belajar lebih giat? SL SR JR HTP TP
No. PERTANYAAN
(Senang Terhadap Guru Matematika) JAWABAN 14 Apakah anda selalu bertanya pada guru
matematika SL SR JR HTP TP
15 Apakah guru matematika anda memotivasi
No. PERTANYAAN
(Sarana dan Prasarana) JAWABAN
16 Apakah sekolah anda menyiapkan alat peraga
matematika yang memadai? SL SR JR HTP TP 17 Apakah perpustakaan anda menyiapkan buku
matematika yang anda butuhkan? SL SR JR HTP TP
No. PERTANYAAN
(Dorongan dari Orang Tua Siswa) JAWABAN 18 Apakah orang tua anda memberikan semacam
hadiah jika berprestasi dalam matematika SL SR JR HTP TP 19 Apakah orang tua anda cukup memberi fasilitas
belajar? SL SR JR HTP TP
20 Apakah orang tua anda memberi motivasi agar
berprestasi dalam matematika? SL SR JR HTP TP
b. Panduan Wawancara
Panduan wawancara berisi poin-poin yang akan ditanyakan pada responden pada wawancara. Penyusunan panduan wawancara juga harus dirancang secara tepat sehingga dapat menjamin perolehan data penelitian yang valid. Prinsip dasar yang harus dipegang dalam penyusunan panduan wawancara adalah sebagai berikut:
1) Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2) Responden dapat dipercaya.
3) Responden dan peneliti memiliki interpretasi yang sama. Terdapat dua jenis pertanyaan dalam panduan wawancara, yaitu:
1) Pertanyaan tersruktur. Pertanyaan terstruktur merupakan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam wawancara terstruktur 2) Pertanyaan tidak terstruktur. Pertanyaan tidak terstruktur merupakan
instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam wawancara yang tidak terstruktur.
3)
c. Panduan Observasi
Observasi sering kali diartikan sebagai aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Dalam Pengertian psikologi, observasi disebut pula pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Observasi non sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
2) Observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
d. Check List
Check list merupakan salah satu instrumen penelitian yang biasanya digunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data dengan metode observasi. Check list berisi sederet daftar pertanyaan yang berkaitan dengan indikator variabel yang diteliti yang disampingnya disediakan kolom untuk memberi tanda check sesuai dengan fakta atau fenomena yang diobservasi.
Contoh check list sederhana tentang keaktifan mahasiswa dalam latihan micro teaching sebagai berikut:
No Jenis Kegiatan Ya Tidak
1 Siswa menunjukkan ide kreatif dalam pembelajaran
2 Siswa bertanya tentang kesulitan
yang dihadapi
3 Siswa aktif mengemukakan
pendapat dalam diskusi kelompok
4 Siswa mencatat atau merekam
balikan yang diterima
5 Siswa mengemukakan alternative
solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam diskusi kelompok
6 Siswa berdiskusi alternative solusi dengan guru
7 Siswa mendiskusikan alternative
solusi dengan sesama siswa
Jumlah 4 3
e. Rating Scale
Skala penilaian merupakan salah satu instrumen penelitian yang biasanya digunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data dengan metode observasi. Ada beberapa skala pengukuran yang bisa dipakai dalam pengukuran untuk penelitian anatara lain Thurstone dan skala Likert.
1) Thurstone. Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika disusun, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Contoh:
Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan sangat relevan.
Contoh lain : Angket yang disajikan menggunakan skala thurstone Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan nomor pernyataan di dalam tanda kurung.
( ) 1. Saya senang belajar matematika
( ) 2. Matematika adalah segalanya buat saya
( ) 3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika
( ) 4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif ( ) 5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika
( ) 6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain
( ) 7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya dalam matematika
( ) 8. Pelajaran matematika sangat menjemukan
( ) 9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika
2) Skala Likert.
Metode ini dapat disusun tanpa menggunakan bantuan dewan juri, metode ini menghasilkan skor yang hampir sama dengan skor yang diperoleh teknik Thurstone. Langkah pertama dalam menyusun Likert adalah mengumpulkan sejumlah pernyataan mengenai suatu pokok persoalan. Dalam Penggunaan skala likert akan ditemui pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya positif atau negatif. Contoh Pernyatann positif:
a) Saya lebih suka pelajaran matematika daripada pelajaran lain b) Bagi saya matematika adalah pelajaran yang menyenangkan c) Matematika sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai Skal
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Tidak Menjawab 3
Tidak Setuju 2
Jika respon yang diharapkan sebaliknya maka item-itemnya diberi skor sebaliknya dengan skor sebaliknya juga.Contoh pernyataan negatif:
a) Saya terpaksa mengikuti pelajaran matematika karena merupakan salah satu pelajaran yang wajib.
b) Pelajaran matematika sangat merepotkan karena harus dipersiapkan secara khusus.
c) Pembelajaran matematika dengan metode seperti ini tidak menyenangkan dan membosankan.
Nilai Skal
Sangat Setuju 1
Setuju 2
Tidak Menjawab 3
Tidak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 5
f. Panduan Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Cara pemberian nilai dalam panduan dokumentasi tersebut secara garis besar ada dua macam, yaitu skala yang kasar yang hanya memberi nilai ada dan tidak ada. Sedangkan cara pemberian nilai yang kedua adalah penelitian yang sudah menunjukkan gradasinya. Misalnya penilaian sebagai berikut: Nilai 0, jika unsur yang dicari tidak ada. Nilai 1, jika unsur yang dicari ada tapi kurang relevan. Nilai 2, jika unsur yang dicari ada dan relevan Nilai 3, jika unsur yang dicari ada dan sangat relevan.
F. Pemilihan Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data penelitian banyak ragam dan jenisnya. Pemilihan jenis-jenis instrumen manakah yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian, didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
1. Jenis data yang dikumpulkan
Jenis data yang akan dikumpulkan sangat berpengaruh terhadap jenis instrumen pengumpulan data yang akan digunakan. Kondisi responden penelitian
2. Kondisi peneliti
Kondisi peneliti adalah keadaaan peneliti terutama yang berkaitan dengan kemampuan, kesempatan, ketersediaan data. Kondisi peneliti juga menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan instrumen penelitian..
3. Kondisi Lokasi Penelitian
Jika kondisi lokasi penelitian terpencar jauh antara lokasi yang satu dengan yang lain disarankan menggunakan instrumen angket. Sebab dengan
angket pelaksanaan penelitian bisa efisien. Di lokasi yang terpencar tersebut dapat dilakukan pengumpulan data secara serentak.
G. Persyaratan Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data hendaknya disusun dengan memperhatikan syarat minimal instrumen yang baik. Menurut Suharsimi Arikunto syarat instrumen yang baik terletak pada validitas dan reliabilitas instrumennya. Sedangkan menurut Sulthon Masyud syarat instrumen yang baik itu adalah :
1. Validitas Instrumen. Instrumen dikatakan memenuhi syarat valid jika instrumen tersebut bisa mengukur semua yang seharusnya diukur, sehingga instrumen tersebut benar- benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur.
2. Reliabilitas instrumen. Instrumen dikatakan memenuhi syarat reliablitas, jika instrumen tersebut mampu menghasilkan hasil yang benar-benar dapat dipercaya.
3. Kepraktisan. Disamping validitas dan reliabiltas instrumen hendaknya memiliki kepraktisan dalam artian proses persiapan, pelaksaaan, dan pemeriksaan hasil instrumen serta interpretasi hasil instrumen dapt dilakukan secara hemat dan mudah.
H. Teknik Penyusunan Intrumen
Langkah-langkah penyusunan instrumen pengumpulan data mencakup beberapa tahapan sebagi berikut:
1. Melakukan idendifikasi terhadap semua variabel yang ada dalam judul atau masalah penelitian yang telah dibuat sebelumnya.
2. Menjabarkan setiap variabel penelitian menjadi sub-sub variabel penelitian.
3. Menjabarkan setiap sub variabel penelitian tersebut menjadi indikator-indikator. Yang harus diingat adalah penjabaran sub-sub variabel harus sesuai dengan poin-poin indikator yang ada dalam definisi operasional variabel.
4. Membuat deskripsi dari semua indikator yang telah dibuat.
5. Merumuskan deskripsi tersebut kedalam butir-butir istrumen penelitian . 6. Melengkapi instrumen yang dibuat tersebut dengan petunjuk atau panduan
untuk menjawab serta melengkapi pula denga kata pengantar. Langkah-langkah penyusunan instrumen:
1. Menetapkan variabel yang akan diteliti
2. Analisis dan sintesis teori sehingga menghasilkan definisi konseptual 3. Merumuskan definis operasional
4. Merumuskan kisi-kisi instrumen 5. Menyusun butir-butir instrumen
Tidak Vali Ya Tidak Ya Tidak Ya Kisi-kisi instrumen/indikator Butir-butir instrumen Validasi Isi Variabel
Teori A Teori B Teori C Teori D
Definisi Konseptual Definisi Operasional Revisi Validasi Konstruk Revisi Reliabilit as Revisi Instrumen Final Pengumpulan data Analisis data
Daftar Pustaka
Anonim. Lampiran. Di akses dari
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_d5051_060920_chapter5.pdf, pada tanggal 15 Oktober 2016.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faisal, Sanapiah. 1882. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya : Usaha Nasional.
Hartanto, Eko. Cara menyusun instrumen penelitian untuk penelitian kuantitatif.
Diakses dari
https://www.academia.edu/21912990/CARA_MENYUSUN_INDIKATOR_P ENELITIAN pada tanggal 25Oktober 2016.
Mesta Erlanda, Agung. 2013. Definisi-definisi Teori, Konsep, Variabel, Indikator, dan Hipotesis Menurut Beberapa Ahli . Diakses dari
http://privatefreakystory.blogspot.co.id/2013/10/definisi-definisi-teori-konsep-variabel.html , pada tanggal 24 Oktober 2016.
Masyud, Sulthon. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Jember : Lembaga Pengembangan Manajemen dan Profesi Kependidikan.
Wagiran, (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan (teori dan implementasi). . Yogyakarta : Penerbit Deepublish (CV BUDI UTAMA).