• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Maria Chatarina Adharti Sri Susriyamtini ; Suci Paresti ; Maria Listiyanti ; Sapto Aji Wirantho ; Budi Santosa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Maria Chatarina Adharti Sri Susriyamtini ; Suci Paresti ; Maria Listiyanti ; Sapto Aji Wirantho ; Budi Santosa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PELAKSANAAN

KEGIATAN IDENTIFIKASI DAN ANALISIS

KEBUTUHAN LAPANGAN PADA PENGEMBANGAN

MODEL KURIKULUM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT PESISIR BERBASIS EKONOMI

PRODUKTIF

Oleh

Maria Chatarina Adharti Sri Susriyamtini ; Suci Paresti ; Maria Listiyanti ; Sapto Aji Wirantho ; Budi Santosa

Kerjasama Kemdikbud dengan Kemristek melalui Program PKPP

PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(2)

A. PENGANTAR

Masyarakat pesisir sejauh ini dianggap sebagai bagian dari kelompok masyarakat termiskin. Untuk itu program pemberdayaan masyarakat pesisir merupakan keharusan bagi pembangunan sumberdaya pesisir secara komprehensif. Salah satu gagasan untuk proses pemberdayaan tersebut adalah melalui pengembangan sumberdaya manusia yang pada gilirannya mampu mengelola sumberdaya lingkungan pesisir yang mereka geluti selama ini. Meskipun beragam proses dan program telah ada dalam pemberdayaan masyarakat pesisir, namun pengembangan sumberdaya manusia menjadi salah satu pendekatan yang strategis. Hal ini salah satunya dijawab dengan pengembangan kurikulum pengembangan kapasitas masyarakat pesisir.

Sebagaimana tujuannya, pemberdayaan masyarakat perlu didesain dengan pendekatan konsultatif dengan masyarakat oleh perancang program tersebut, bisa saja oleh pemerintah maupun penggiat pemberdayaan lainnya. Pendekatan ini diasumsikan bahwa pemberdayaan masyarakat diawali dengan membangun dari yang mereka miliki dan butuhkan serta kemampuan mereka dalam menjangkau perubahan untuk pemberdayaan tersebut. Inilah yang disebut dengan partisipasi.

Pendidikan untuk pengembangan masyarakat pesisir hendaknya memperhatikan karakteristik dan kebutuhan spesifik masyarakat pesisir. Selama ini pengembangan dan pemberdayaan masyarakat pesisir belum memiliki acuan atau pedoman untuk pembuatan suatu program kegiatan. Oleh karenanya, dengan hasil kajian lapangan dengan memperhatikan profil dan kebutuhan pengembangan kapasitas pendidikan bagi masyarakat pesisir disusun suatu model kurikulum pemberdayaan masyarakat pesisir untuk membuka ruang bagi calon warga belajar dan masyarakat pesisir guna mengelola sumberdaya pesisir dan lingkungannya. Hal ini sejalan dengan nafas pemberdayaan itu sendiri, bahwa kebutuhan pendidikan dan pengembangan kurikulumnya dikembangkan melalui proses diskusi dan kajian kebutuhan partisipatif.

B. Tujuan

Kegiatan Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Lapangan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat pesisir yang

(3)

akan dipergunakan sebagai landasan dalam pengembangan kurikulum sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

C. Strategi Kegiatan Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Lapangan

Kegiatan ini dilakukan dengan observasi lapangan dan diskusi fokus untuk mengidentifkasi kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir berbasis ekonomi produktif, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan tim peneliti Puskurbuk, tokoh masyarakat setempat, dosen, juragan/pemilik modal, tutor, dan nelayan. Melalui kegiatan ini diharapkan berbagai informasi yang diperlukan seperti: gambaran tentang struktur sosial masyarakat setempat, budaya masyarakat setempat, kondisi ekonomi, upaya pemberdayaan yang telah dilakukan, partisipasi komunitas setempat, pendidikan serta kurikulum yang digunakan, dapat diperoleh.

2. Wawancara dengan nelayan setempat. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai kondisi ekonomi nelayan setempat, pendidikan, kompetensi yang dimiliki, hubungan sosial, permasalahan-permasalahan yang dihadapi, serta kebutuhan yang diperlukan,

3. Observasi kondisi lingkungan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang nyata mengenai kondisi masyarakat nelayan, mulai dari kondisi rumah tempat tinggal, kondisi lengkungan sekitar, dsb.

D. Waktu dan Tempat Ujicoba

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 s.d 7 Mei 2012 di PKBM Mentari Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dan PKBM Nurul Bahari Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan

(4)

E. Daftar Acara

Hari/Tanggal Acara Keterangan

Hari – I

08.00 – 14.00 Berangkat dari Jakarta Hari – II

08.00 – 09.00 Pembukaan oleh Kepala Dinas/Kabid PNFI Kadis 09.00 – 09.30 Penjelasan teknis kegiatan Tim Peneliti/

Perekayasa 09.30 – 10.30 Diskusi Fokus Tim & Responden 10.30 – 10.45 Istirahat

10.45 – 12.00 Diskusi Fokus Tim & Responden 12.00 – 13.30 Isoma

13.30 – 16.00 Diskusi Fokus Tim & Responden Hari – III

08.00 – 09.45 Diskusi Fokus dengan nelayan Tim & Responden 09.45 – 10.00 Istirahat

10.00 – 12.00 Observasi kehidupan masyarakat pesisir Tim & Responden 12.00 – 13.00 Isoma

13.00 – 17.00 Pembuatan laporan Tim Peneliti/ Perekayasa Hari – IV

Kembali ke Jakarta Tim

F. Responden

Responden yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ujicoba sebagai berikut:

NO INSTANSI JUMLAH

1 Pemuka Masyarakat (Kyai, Pengamat, Pemerhati Sosial Budaya, Perguruan Tinggi setempat, Ketua RT/RW, Lurah/Camat)

4

2 Ketua Komunitas 2

3 Anggota Komunitas (nelayan) 10

4 Juragan/Pemilik Modal 2

(5)

H. Pelaporan

Sistematika laporan identifikasi dan analisis kebutuhan lapangan ebagai berikut.

NO. BAB JUDUL BAB DAN ISI

I. PENDAHULUAN

a. Latar belakang (diambil dari panduan ini) b. Tujuan (diambil dari panduan ini)

c. Pelaksanaan Kegiatan  Waktu dan Tempat  Responden

 Jadwal Acara (diambil dari panduan ini) d. Strategi Kegiatan (diambil dari panduan ini) II. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN UJICOBA

a. Diskusi fokus b. Wawancara c. Observasi III. PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran/Rekomendasi IV LAMPIRAN

 Dokumentasi foto kegiatan identifikasi dan analisis kebutuhan lapangan

(6)

INSTRUMEN IDENTIFIKASI DAN ANALISIS

KEBUTUHAN LAPANGAN PADA

PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT PESISIR

BERBASIS EKONOMI PRODUKTIF

Oleh

Maria Chatarina Adharti Sri Susriyamtini Suci Paresti

Maria Listiyanti Sapto Aji Wirantho

Budi Santosa

Kerjasama Kemdikbud dengan Kemristek melalui Program PKPP

PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(7)

Desain Need Assessment

Pengembangan Kapasitas – Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

Secara umum masyarakat pesisir dihadapkan pada tiga aspek utama:

1. Aspek ekologis:

Ini menyangkut praktek/cara mereka melakukan penghidupan di laut. Misalnya penggunaan teknologinya ramah lingkungan atau tidak, seperti penggunaan bahan kimia, pukat besar dan lain-lain. Ini perlu dipetakan karena praktik yang merusak lingungan akan menganggu ekosistem dan dalam jangka panjang akan merugikan masyarakat sendiri karena berkurangnya pasokan tangkapan di laut yang mereka kelola selama ini. Ini terkait dengan misalnya, usaha penangkapan ikan, budidaya rumput laut, dll.

2. Aspek Sosio-kultural:

Ini menyangkut norma dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pesisir. Misalnya musim melaut, atau keterlibatan tetua dalam upacara sebelum melaut, dll. Pemetaan ini bisa menggambarkan kebiasaan yang terjaga dan masih dilakukan ataupun yang telah bergeser dan alasan pergeseran tersebut. Dalam pemetaan aspek ini juga bisa diidentifikasi kelompok-kelompok (strata sosial) dalam masyarakat pesisir. Dalam konteks masyarakat Bugis atau Makassar misalnya, ada yang disebut ponggawa (pemilik kapal/perahu) dan sawi (yang menyewa atau menjalankannya ke laut). Pola relasi mereka tidak sekadar hubungan transaksional ekonomi (yang bisa bersifat eksploitatif) namun juga hubungan kultural yang tidak mudah diurai. Dalam aspek ini juga akan dipetakan pola pengambilan keputusan dan tingkat partisipasi masyarakat pesisir, termasuk kelompok perempuan.

3. Aspek Sosial Ekonomi

Aspek ini relatf mudah dipetakan akrena menyangkut aset yang mereka miliki. Namun dalam pemetaan aspek ini yang perlu diperdalam adalah akses dan kontrol kelompok masyarakat terhadap sumberdaya yang ada di

(8)

lingkungannya. Ini penting untuk memetakan sejauh mana mereka memiliki peluang penggunaan aset secara jangka panjang, dan sejauh mana mereka punya kepemilikan akan aset secara jangka panjang, termasuk peluang pada pasar dan perubahan pasar. Perubahan pasar dan peluang serta pola kepemilikan aset masyarakat pesisir bisa juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Contoh yang sangat mudah dipakai adalah: kebijakan impor garam yang berimplikasi langsung kepada masyarakat pesisir terutama petani garam.

Dengan menggunakan temuan Smith (1979) yang menyatakan bahwa salah satu kubangan kemiskinan masyarakat pesisir adalah rendahnya tingkat likuiditas aset yang mereka miliki. Analisa kebutuhan (need assessment) pemberdayaan (ekonomi) masyarakat pesisir bisa dipetakan dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan yang diarahkan untuk penghidupan yang berkesinambungan (sustainable livelihood) sebagaimana yang dikembangkan oleh DfID. Temuan analisis pengukuran kebutuhan inilah yang nantinya akan diterjemahkan sebagiannya ke dalam bentuk pengembangan kapasitas yang diwadahi dalam bentuk kurikulum. Tentu ini hanya sebagian, karena pemberdayaan masyarakat pesisir tidak hanya dijawab dengan pengembangan kapasitas, namun juga strategi lain.

Dalam kerangka sustainbale livelihood yang dikembangkan DfID ada tiga hal utama yang harus diidentifikasi:

1. Pemetaan aset (lima aset) 2. Analisis faktor kerentanan

3. Analisis kebijakan yang berpengaruh (termasuk proses pengambilan kebijakan yang berimplikasi pada masyarakat miskin pesisir)

Untuk kebutuhan analisis di lapangan, berikut adalah kisi-kisi diskusi dan pemetaan yang bisa dilakukan:

Informasi I Teknik Penggalian

Informasi 1. Pemetaan Sumberdaya alam

(9)

- Pola kepemilikan/penguasaan - Akses terhadap sumberdaya

- Apa yang dianggap potensi, mengapa

menggunakan teknik PRA:Pemetaan sumberdaya lingkungan dan observasi lapangan 2. Pemetaan sumberdaya manusia

- Jumlah yang produktif

- Jenis keahlian yang dimiliki oleh laki-laki dan keahlian yang dimiliki oleh perempuan

- Akses dan kontrol terhadap keahlian baik oleh laki-laki maupun oleh perempuan

- Apa punya keahlian untuk mengelola SDA yang dianggap potensi

- Apa teknologi yang tersedia, apa yang dikuasai? Kalau tidak dikuasai bagaimana mengakses teknologi tersebut?

Bisa FGD

3. Pemetaan sumberdaya Financial:

- Sumber keuangan untuk usaha produktif dari keluarga - Sumber keuangan lain yang bisa diakses oleh laki-laki

maupun oleh perempuan

- Mekanisme mengakses sumber keuangan oleh laki-laki maupun oleh perempuan

- Bagaimana mekanisme memobilisasi sumberdaya keuangan

-

Bisa FGD atau menggunakan teknik PRA: diagram venn

4. Pemetaan sumberdaya sosial:

- Bagaimana sistem kekerabatan dalam masyarakat (apa peran laki-laki dan apa peran perempuan dalam usaha produktif)

- Apa Lembaga/organisasi yang ada di masyarakat (diikuti oleh laki-laki maupun yang diikuti oleh perempuan)

- Bagaimana mekanisme kerja organisasi tersebut? - Bagaimana mengakses organisasi tersebut?

Bisa FGD atau menggunakan teknik PRA: diagram venn

5. Pemetaan sumberdaya fisik:

- Bagaimana kondisi infrastruktur di wilayah masyarakat?

- Apa jenis infrastruktur yang paling berpengaruh bagi penghidupan masyarakat: laki-laki maupun perempuan? Bagaimana kondisinya?

-

FGD dan teknik PRA: observasi dan transeck

Informasi II

Identifikasi faktor kerentanan:

1. Faktor ‘shock” atau hal yang dianggap menciptakan perubahan yang secara cepat dan signifikan yang tidak mudah dilakukan pemulihan

(10)

2. Faktor tendensi perubahan (karena musim, pola berkurangnya sumberdaya alam, berkurangnya ketertarikan masyarakat melakukan kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengelolaan pesisir, kebijakan yang tidak membuka insentif bagi kelompok masyarakat pesisir, dll)

3. Kebencanaan

Informasi III

Identifikasi kebijakan yang berkaitan atau mempengaruhi penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat pesisir, Misalnya reklamasi pantai, perubahan kebijakan RT/RW oleh pemda, kebijakan harga atau control pasar, dll. kebijakan ini bisa berasal dari pemerintah kabupaten/propinsi ataupun nasional.

Informasi IV:

Analisis kebutuhan prioritas oleh kelompok berdasarkan kapasitas yang mereka miliki.

PRA: teknik scoring

OBSERVASI

butir pertanyaan ini silahkan digunakan apabila diperlukan dan dilihat dari keadaan respondennya – jangan lupa difoto dan ditulis/direkam

N O

Obyek Aspek yang Dilihat Hasil yang diamati

1. Rumah dan sekitarnya  Amati rumah responden yg kaya (pendapatannya besar) dan miskin (pendapatannya kecil) – luar dan dalam rumah

 tingkat kekayaan/kemiskinan (bentuk rumah, harta benda yang dimiliki)

 jumlah orang yang di rumah

 jumlah orang yang bekerja/produktif di rumah

 hubungan kekerabatan

 kebersihan, kesehatan, dan keindahan

 Amati tetangga sekitar rumah responden pada butir a

 tingkat kekayaan/kemiskinan (bentuk rumah, harta benda yang dimiliki)

 jumlah orang yang di rumah

 jumlah orang yang bekerja/produktif di rumah

 hubungan kekerabatan

 kebersihan, kesehatan, dan keindahan

 Amati sekelillingnya pada butir a dan b

 potensi alam

 hubungan kekerabatan

(11)

2. Komunitas /PKBM dan sekitarnya Amati tempat berkumpul/belajar  ruang berkumpul/belajar  tenaga pengajar

 sarana yang ada

 prasarana yang ada

 hubungan kekerabatan

 kebersihan, kesehatan, dan keindahan Dokumen  kurikulum  bahan ajar  KBM 3. Pesisir Pantai Amati responden/nelayan yang sedang dalam proses melaut  jenis kapal/perahu  kepemilikan kapal/perahu  kelengkapan melaut  kerja sama  hubungan kekerabatan

Referensi

Dokumen terkait

❖ Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi aneka pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan yang disajikan dan dijawab melalui

Berbagai studi memperlihatkan bahwa ada empat lubang kerawanan pada sistem yang paling sering dimanfaatkan oleh penyerang dalam melakukan serangan, masing-masing terkait dengan:

Chairuddin Panusunan Lubis, DTM&H, Sp.A(K) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik di Departemen

(mekanik, sales motor, dan dosen) dan responden (konsumen). Adapun langkah yang diambil untuk mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah melalui

Niku-juban (niku: daging; juban: pakaian): pakaian atau baju ketat dari bahan yang sangat tipis, yang berwarna menyerupai kulit, pada pakaian tersebut sudah tercetak atau

Massa mendesak Ahok jangan pura-pura tidak tahu kesengsaraan rakyat kecil. “Pak Ahok harus tahu, kajian yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk mengurangi angka

Selain itu, untuk membantu agar jumlah data yang di outlier tidak terbuang banyak, maka ditambahkan rumus logaritma natural pada dua variabel independen yaitu ukuran

kaum perempuan dan mencoba sebagai rekan perempuan, sedangkan maskulinitas atau kelelakian identik dengan sifat kuat, berotot, superior, dan berkuasa (Riyadi