• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Guru Aqidah Akhlak. Aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran agama yang bertujuan untuk mewujudkan pribadi peserta didik secara islami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. Guru Aqidah Akhlak. Aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran agama yang bertujuan untuk mewujudkan pribadi peserta didik secara islami"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

A. Guru Aqidah Akhlak.

Aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran agama yang bertujuan untuk mewujudkan pribadi peserta didik secara islami yakni memiliki pengetahuan yang luas tentang agama dan memiliki akhlak yang baik sebagaimana ajaran Islam.

Upaya mewujudkan tujuan pengajaran Aqidah akhlak sebagaimana dalam visi dan misi MA Nahdlatusy Syubban. Materi Aqidah akhlak seharusnya diberikan sesuai proses belajar mengajar adalah wahana yang paling penting terhadap pencapaian tujuan. Guru sebagaimana orang yang bertanggung jawab dalam proses KBM harus betul-betul menguasai bidang yang diajarkannya baik yang diperoleh dalam pendidikan formal maupun non-formal. Selain itu seorang guru harus menguasai landasan-landasan kependidikan. Sehingga strategi mengajar yang dipilih sesuai dengan kemampuan siswa, tujuan dan meteri.

Materi pelajaran Aqidah akhlak di MA Nahdlatusy Syubban khususnya kelas XI diampu oleh Bapak Masruri MHS secara akademik beliau telah menamatkan pendidikan formal di SPG tahun 1973. sedangkan pendidikan non-formal adalah pondok pesantren. Aktifitas lain selain mengajar adalah mubaligh. Beliau mengajar di MA Nahdlatusy Syubban sejak tahun 1987 dan sebagai guru Aqidah Akhlak dan Alqur’an Hadits kelas I.

Sebagai seorang guru yang cukup berpengalaman, walaupun beliau belum pernah mengenyam pendidikan keguruan di Perguruan Tinggi, beliau selalu komitmen dengan tugas dan tanggung jawabnya. Banyak cara yang telah dilakukan oleh guru ini untuk bisa mengikuti perkembangan zaman khususnya dalam dunia pendidikan, yaitu melakukan konsultasi dan selalu menerima kritik dan saran dari

(2)

guru-guru yang lain sebagai solusi terhadap kekurangannya khususnya yang berkaitan dengan cara mengajar, sehingga beliau tetap dapat mengajar dengan konsep mengajar yang benar dan baik.

B. Siswa

MA Nahdlatusy Syubban yang terdiri dari tiga kelas yaitu I, II, III. Secara keseluruhan memiliki 250 siswa kelas I terdiri ari 80 siswa, kelas II terdiri dari 80 siswa dan kelas III terdiri dari 90 siswa.6

Untuk mengetahui kinerja guru mata pelajaran agama dalam semester genap, kelas yang dipilih dalam penelitian adalah kelas II-1, dengan jumlah siswa 40 orang.

C. Deskripsi kinerja guru Aqidah Akhlak.

Kualitas pendidikan dapat dinilai dari kualitas mengajar seorang guru, baik yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, lebih lebih selama proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Arifin mengajar diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan menyampaikan bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran.9 Maka dari itu seorang guru harus mampu memancarkan nilai-nilai yang bersumber dari kasih, baik dalam penampilan dirinya secara pribadi maupun penampilan dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.

Keberhasilan seorang guru dalam kegiatan mengajar bukan dilihat dari kemampuan pribadi ataupun kemampuan sosialnya ketika di kelas, akan tetapi lebih terfokus pada kemampuan mengelola

6

Data Siswa MA Nahdlatusy Syubban 2004/2005

9

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Sinar Baru Algesindo, 2000) hlm.181

(3)

pembelajaran atau kompetensi profesionalnya selama proses pembelajaran.

Bentuk dari kinerja yang diperoleh setelah melakukan proses belajar mengajar oleh guru mata pelajaran agama di MA Nahdlatusy Syubban sebagai pengelola pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Membuat Rencana Pembelajaran.

Pada hakikatnya rencana pembelajaran merupakan persiapan yang dilakukan oleh seorang guru sebelum pembelajaran dimulai sebagai kontrol terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara mengajarnya.Disamping itu perencanaan akan menentukan langkah pelaksanan dan evaluasi. Ketergantungan pengajaran sebagai sistem bukan hanya antara komponen-komponen proses belajar mengajar, tetapi juga antara langkah yang satu dengan yang berikutnya.

Di MA Nahdlatus Syubban kegiatan membuat persiapan atau perencanaan telah dilakukan oleh guru Aqidah Akhlak. Perencanaan tertulis dilakukan dengan membuat program tahunan, program semesteran, satuan pelajaran dan rencana pelajaran.

Dari persiapan atau rencana tertulis yang telah dibuat, hal yang paling berpengaruh terhadap kinerja guru dan hasil belajar siswa yaitu pembuatan Satuan Pelajaran dan Rencana Pelajaran.

Program Satuan Pelajaran merupakan salah satu bagian dari program pelajaran yang memuat satuan bahasan untuk dijadikan dalam beberapa kali pertemuan, sedangkan Rencana Pelajaran merupakan rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan yang merupakan bagian dari program Satuan Pelajaran.

Pentingnya membuat rencana pembelajaran dan satuan pelajaran menurut pak Masruri (guru mata pelajaran Aqidah Akhlak) adalah supaya proses belajar mengajar dapat terlaksana secara efektif

(4)

dan efisien, juga rencana pembelajaran merupakan langkah terencana yang dijadikan pedoman atau acuan bagi guru selama kegiatan mengajar berlangsung.10

Secara umum untuk mengefektifkan pembelajaran Aqidah Akhlak supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, maka perencanaan yang dibuat berupa Rencana Pelajaran telah disesuaikan dengan konsep Rencana Pelajaran, yaitu terdapatnya komponen-komponen sebagai berikut:

1) Tujuan pembelajaran khusus.

Tujuan pengajaran merupakan komponen yang harus dirumuskan guru dalam proses belajarmengajar, karena tujuan merupakan sasaran dari proses balajar mengajar.

Dalam merumuskan tujuan intruksional khusus, masing-masing guru agama telah menyusun dengan berpedoman pada GBPP segaimana tertulis dalam rencana pelajaran. Hal ini karena tujuan instruksional khusu merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum. Juga dalam perumusannya telah memperhatikan ketentuan perumusan tujuan instruksional khusus, yaitu spesifik, operasional dan dapat diukur. Serta dari keseluruhan tujuan yang dibuat telah mencakup sasaran kognitif, afektif dan psikomotorik.

2) Materi atau bahan pelajaran.

Materi merupakan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dalam hal menentukan materi yang akan diajarkan, Guru Aqidah Akhlak mengambil keseluruhan urutan materi sesuai dengan GBPP, yaitu GBPP 1994, yakni mencakup: - Sikap Perwira dan Hikmahnya

10

(5)

- Hakikat Nafsu dan Pembagiannya

- Maqomat Ahwal menuju Ridho Allah SWT - Ksiah Orang Durhaka dan Orang Saleh - Aliran-Aliran dalam Aqidah Islam

Penentuan materi pelajaran berdasarkan GBPP 1994, karena memang di MA Nahdlatusy Syubban belum menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi.

3) Alokasi waktu.

Layaknya mata pelajaran yang lain, materi Aqidah Akhlak diajarkan sesuai dengan ketentuan waktu yang ada dalam GBPP, yakni 1 jam dalam satu kali tatap muka.

4) Metode mengajar.

Sebelum materi pelajaran disampaikan, guru sudah mempersiapkan bahan materi dengan memperhatikan GBPP yang ada sebagai jalan untuk mengadakan hubungan dengna peserta didik pada saat berangsungnya pembelajaran supaya meteri dapat diterima dengan mudah, maka metode yang dipakai untuk pembelajaran Aqidah Akhlak secara terus menerus adalah metode konvensional. Yaitu :

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian sebuah meteri pelajaran dengan cara penentuan lisan kepada siswa atau khalayak ramai.

Metode ini digunakan oleh guru Aqidah Akhlak untuk menerangkan semua materi-materi Aqidah Akhlak dan menjadi metode favorit. Hal ini karena metode inilah yang paling efektif digunakan mengingat jumlah materinya yang sangat banyak sedangkan alokasi waktunya yang diberikan

(6)

sangat sedikit. Sehingga salah satu alternatif adalah bagaimana materi bisa disampaikan semuanya walaupun guru harus berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab merupakan cara penyampaian materi melalui sebuah pertanyaan, sehingga peserta didik memiliki kewajiban untuk menjawabnya.

Metode tanya jawab dilakukan oleh guru aqida akhlak dengan maksud supaya peserta didik memiliki tetap berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Metode ini biasanya dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

c. Metode diskusi

Metode diskusi adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau menyanpaikan materi dengan jalan mendiskusikannya, dengan tujuan dapat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa.

Metode ini dilakukan oleh guru supaya peserta didik lebih aktif dan kreatif untuk mengeluarkan pendapat berkenaan dengan permasalahan yang timbul, dan cara ini akan menjadikan siswa menjadi krisis sehingga siswa mampu mencari jalan keluar terhadap permasalahan dengan tetep berpegang pada materi.

Metode-metode tersebut digunakan dengan mempertimbangkan dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan tujuan yang akan dicapai. Namun yang terlihat dalam setiap pembelajaran, dari sekian metode yang ada, yang paling dominan adalah metode caramah dan tanya jawab.

(7)

5) Sarana atau media belajar.

Dalam sebuah pembelajaran, seorang guru tidak mungkin tidak membutuhkan media atau alat yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi, baik itu berupa media cetak, gambar, tulis ataupun elektronik. Hal ini karena selain sebagai alat penunjang pembelajaran, media juga dapat memotivasi belajar siswa serta memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan.

Untuk menunjang pembelajaran mater Aqidah Akhlak, media yang dipakai oleh guru adalah peralatan kelas yakni papan tulis dan kapur.

Keseluruhan media yang digunakan dalam pembelajaran materi-materi agama menurut pak Masruri sudah dipertimbangkan sebelumnya dan alat tersebut sudah mempresentasikan alat pengajaran klasikal, individual dan peraga.

6) Sumber Belajar

Dalam rencana pembelajaran yang telah dibuat, sumber belajar yang digunakan selain guru adalah buku paket Aqidah Akhlak, Penerbit Depag, Toha Putra dan wicaksana.

7) Strategi evaluasi.

Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.

(8)

Untuk menilai keberhasilan pembelajaran yang telah berlangsung, sistem evaluasi yang dilakukan di MA Nahdlatusy Syubban berupa:

a. Penilaian proses belajar, yaitu penilaian terhadap siswa ketika sedang terjadi proses belajar, yang meliputi penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Penilaian hasil belajar, yaitu penilaian terhadap siswa melalui hasil yang dicapainya.

Secara umum bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut :

a. Tes Formatif atau Harian

- Tertulis, yaitu bentuk soal yang dilakukan oleh guru berupa soal-soal uraian.

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari yaitu setelah selesai proses belajar mengajar dan sebagai tugas individu. - Tidak tertulis, yaitu berupa tanya jawab dan demonstrasi

waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari yaitu selama proses belajar mengajar.

- Tes tengah semester yaitu tes yan dilakukan setiap satu kali dalam pertengahan semester.

b. Tes Sumatif

- Satu kali dalam setiap 6 bulan sekali11 8) Tindak Lanjut Hasil Evaluasi

Dan sebagai tindak lanjutnya setelah diketahui hasil evaluasi, maka guru mata pelajaran agama yang ada di MA Nahdlatusy Syubban biasanya mengadakan program remedial,

11

(9)

memberikan tugas secara rutin, mengulang materi yang belum dipahami, dan sebagainya.12

Selain persiapan mengajar berupa persiapan tertulis yang telah dibuat seperti diatas, juga ada persiapan atau rencana lain yaitu rencana tidak tertulis, misalnya:

a. Penguasaan Bahan Pelajaran.

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan perwujudan pelaksanaan program pelajaran yang telah digariskan dalam kurikulum, khususnya GBPP. Untuk dapat menyampaikan materi dengan baik, seorang guru dituntut untuk menjadi guru profesional, artinya ia harus menguasai ilmu dibidang tersebut secara mendalam dan meluas.

Secara keilmuan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak telah memiliki ilmu pengetahuan agama yang profesional, baik yang diperoleh melalui lembaga pendidikan ataupun dari pengalaman mengajar. Hal ini terlihat dari penyampaian materi yang telah dilakukan di dalam kelas.

b. Persiapan Mental

Sebagai pribadi yang selalu mendapat sorotan dari siswa, seorang guru harus bisa menjadi sosok yang dapat digugu dan ditiru baik dalam bentuk penampilannya maupun akhlaknya.

Secara fisik guru mata pelajaran Aqidah Akhlak yang ada di MA Nahdlatus Syubban tidak memiliki cacat fisik, juga tidak memiliki penyakit menular.

Dan secara mental, mereka telah menyiapkan segala sesuatunya berkaitan dengan keberadaanya selama berada di kelas.

12

(10)

Mereka telah menunjukan kesiapannya dalam mengelola kelas dengan sikap tegas dan percaya diri dan siap menerima serta menaggulangi kegagalan yang akan terjadi. Misalnya dalam menghadapi siswa yang nakal.

2. Pelaksanaan Pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran adalah proses dimana guru melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas dalam rangka mencapai tujuan instruksional, kegiatan ini akan menyangkut 3 kompentensi sekaligus yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

Dalam pembelajaran yang telah berlangsung di MA Nahdlatusy Syubban guru mata pelajaran Aqidah Akhlak telah konsisten dengan apa yang telah direncanakan dalam satuan pelajaran atau rencana pembelajaran. Sebagaimana yang telaah diketahui berikut ini:

Pertemuan Pertama

Dalam pembelajaran yang telah berlangsung di MA Nahdlatusy Syubba khususnya kelas XI sebagaimana hasil observasi tanggal 9 Mei 2005 maka dapat diketahui sebagaimana berikut. a. Pendahuluan

- Kegiatan pertama yang dilakukan oleh guru adalah membuka pelajaran dengan salam. Selanjutnya untuk mengkondisikan kelas dilakukan tanya jawab singkat selama 5 menit. Cara ini dilakukan selain agar suasana kelas menjadi tenang juga untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menangkap materi yang lalu.

(11)

Setelah melakukan pendahuluan berupa Quiz, Guru Aqidah Akhlak melanjutkan kegiatannya dengan menjelaskan materi tentang kisah orang durhaka. Dalam menyampaikan materi, metode yang dipakai adalah metode ceramah dan tanya jawab. Sedangkan metode diskusi tidak dilakukan. Hal ini karena materinya banyak berkaitan dengan cerita yaitu tentang kisah Nabi Nuh as dan Abu Lahab. Sehingga metode yang paling efektif adalah metode ceramah.

Selama proses pembelajaran, selain metode ceramah juga digunakan metode tanya jawab. Metode ini dilakukan oleh sebagai selingan untuk mengkonsentrasikan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, selain itu juga dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai yaitu sebagai post tes.

c. Penutup

Sebelum pertemuan diakhiri, hal yang dilakukan guru selain melakukan tanya jawab adalah memberikan tugas untuk merangkum materi.

Pertemuan Kedua 1. Materi

Materi pelajaran pada pembahasan ini adalah tentang aliran-aliran dalam aqidah Islam.

2. Pembukaan

Sebagai langkah awal dalam pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran dimulai dengan salam, mengabsen dan tanya jawab (Kuis).

3. Kegiatan Inti

Mengingat materi yang diajarkan mencakup beberap sub pokok bahasan tentang aliran-aliran dalam aqidah Islam, maka

(12)

metode yang dipakai adalah metode ceramah. Metode ini merupakan metode yang paling efektif karena banyaknya materi yang harus diajarkan dan ketidak siapan atau ketidak pahaman peserta didik terhadap materi tersebut.

Selain metode ceramah, metode yang lain yang digunakan adalah metode tanya jawab. Metode ini dilakukan pada saat proses pembelajaran, yakni ketika akan mengakhiri pelajaran, sebagai metode yang sekaligus dapat memberikan informasi akan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah disampaikan, maka tanya jawab dilakukan secara acak. Hal ini supaya semua peserta didik tetap berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

4. Penutup

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru aqidah akhlak selain melakukan post test secara lesan, juga melakukan evaluasi secara tertulis sebagai tugas pribadi. Hal ini karena materi-materi tentang aliran dalam aqidah Islam menyangkut keberagaman faham dalam aqidah Islam yang terlihat peserta didik kurang bisa menguasai materi.13

Pertemuan Ketiga

Sebagaimana proses belajar mengajar yang lain, kegiatan pada pertemuan ini hampir sama dilakukan pada pertemuan yang lalu.

1. Pembukaan

Kegiatan membuka pelajaran langsung dimulai dengan mengabsen, tidak ada kuis atau tanya jawab yang ditanyakan oleh guru.

13

(13)

2. Kegiatan Inti

Penjelasan materi tentang macam-macam aliran dalam aqidah Islam seperti khawarij, murji’ah, dan sebagainya dilakukan dengan menggunakan metode ceramah atau bercerita. Hal ini karena materi-materi yang cukup banyak tersebut harus bisa dimengerti dan dipahami oleh peserta didik, sehingga peserta didik bisa membedakan dan memahami tentang ajaran yang terkandung dalam setiap satu paham atau aliran dalam aqidah Islam.

3. Penutup

Mengingat pertemuan ini adalah pertemuan yang terakhir, maka sebelum pembelajaran diakhiri guru melakukan post test berupa tanya jawab atau soal lesan secara langsung. Ini sebagai bentuk evaluasi formatif yang dilakukan selama kegiatan proses belajar mengajar.14

Selain melaksanakan apa yang ada dalam rencana pembelajaran, hal lain yang juga perlu dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah:

1. Membuka pelajaran dengan melakukan pre test.

Pemberian pre test berupa tanya jawab pada awal pertemuan akan memberikan kontribusi positif baik bagi guru maupun bagi siswa. Guru akan lebih mudah mengatur dan menguasai kelas bilamana siswanya telah siap untuk menerima pelajaran. Sedangkan bagi siswa sendiri,mereka akan selalu berkompetesi untuk meningkatkan belajarnya.

14

(14)

Kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru Aqidah Akhlak secara keseluruhan adalah sama, yaitu didominasi dengan tanya jawab atau pertanyaan singkat dan appersepsi.15

2. Memberikan penguatan atau meningkatkan Motivasi siswa. Penguatan di samping melatih siswa mempertajam ingatannya. Juga meningkatkan motivasi siswa untuk menerima respon sehingga siswa ingin meningkatkan pengetahuannya setiap kali terjadi proses belajar mengajar. Memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali sehingga dapat mengarahkan siswa kepada cara berpikir yang baik dan inisiatif pribadi, disamping itu untuk meberikan penekanan kepada siswa materi mana yang harus dikuasai dan dimengerti secara baik.

Dalam rangka memotivasi siswa, penguatan dilakukan oleh guru Aqidah Akhlak dengan cara memberi nilai pada setiap evaluasi formatif, melakukan tugas individu berupa tes lisan, serta bekerja sama dengan siswa dalam mengatasi sebuah permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran, untuk dicari solusinya secara bersama.16

3. Menunjukkan sikap antusias.

Sebelum terjadinya proses belajar mengajar guru telah membangun hubungan yang baik dengan murid. Hubungan yang baik sudah barang tentu akan menciptakan suasana yang kondusif dan sangat penting untuk menunjang usaha untuk

15

Wawancara dengan siswa pada tanggal 7 Juni 2005

16

(15)

mencapai hasil dari proses belajar mengajar. Keantusiasan guru akan berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan siswa dalam belajar.

Sikap keantusiasan guru yang ditunjukkan berupa memulai pelajaran dengan tepat waktu, serta mengabsen siswa setiap pertemuan khususnya ketika jam pertama dan terakhir.

4. Memakai metode yang bervariasi.

Walaupun metode ceramah menjadi dominan digunakan oleh guru mata pelajaran Aqidah Akhlak. Namun sesuai dengan materi dan tujuannya, metode lain banyak digunakan oleh mereka yaitu metode tanya jawab. Metode diskusi dan metode nasihat, hanya saja presentasinya kecil.17 5. Merangkum materi pada akhir pengajaran.

Kesimpulan dari materi sangatlah penting, karena murid biasanya lebih menitik beratkan perhatiannya pada akhir pelajaran. Oleh karena itu rangkuman pada akhir pengajaran harus dapat lebih mudah dipahami dan diterima murid dengan singkat dan jelas rangkuman dari materi harus menjadi catatan penting bagi siswa dari sebuah keterangan.

Dalam rangka menggugah kreatifitas dan konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan, guru Aqidah Akhlak tidak melakukan kegiatan menyimpulkan pelajaran secara terus menerus. Bahkan kegiatan ini tidak pernah

17

(16)

dilakukan, paling hanya 10 % yang melakukan kegiatan ini selama satu semester.18

6. Menguasai Kelas.

Ketrampilan mengelola kelas merupakan keterangan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan yaitu bisa dengan cara mendisiplinkan atau melakukan remedial.

Kegiatan menguasai kelas atau mengelola kelas juga menyangkut kegiatan sebagi berikut :

- Mengatur tata ruang kelas, misalnya meja kursi, menempatkan papan tulis dan sebagainya

- Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, dalam arti guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku siswa agar tidak merusak suasana kelas.

3. Menilai Prestasi Belajar

Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru tentunya mengharapkan pembelajaran yang telah dilakukan mendapat hasil yang optimal, yaitu tercapainya tujuan pembelajaran.

Untuk mengetahui keberhasilantersebut, banyak skali alat yang dapat digunakan untuk mengetahuinya, misalnya dengan tes formatif dan tes sumatif.

Dalam pelaksanaannya, teknik evaluasi yang dilakukan di MA Nahdlatusy Syubban untuk materi plajaran agama telah sesuai

18

(17)

dengan apa yang telah direncanakan, yaitu dengan penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar.

Penilaian proses belajar atau yang biasa disebut dengan tes formatif dilakukan dalam bentuk pretest dan post test.

Pre test dilakukan ketika awal pelajaran, hal ini sebagai umpan untuk mengetahui keantusiasan dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Biasanya berupa pertanyaan singkat atau quiz, dan mnuut para pengajar cara ini merupakan cara yang paling efektif untuk mengetahui siswa semangat mengikuti pelajaran atau tidak

Sedangkan post test dilakukan biasanya pada saat akhir pelajaran atau selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menerima pelajaran, disamping itu juga umpan balik terhadap pembelajaran yang telah berlangsung, sehingga guru akan mengetahui bahwa cara mengajarnya bisa diterioma siswa atau tidak. Post test biasanya berupa tanya jawab, pekerjaan rumah (PR), wawancara kelompok atau pribadi.

Dalam kegiatan evaluasi ini, khususnya formatif dalam bentuk tertulis. Persiapan pembuatan soal tidak dilakukan oleh keempat guru agama, mereka memberikan soal tertulis secara spontanitas dan diambilkan dari bagian materi yang telah diajarkan. Jadi untuk dokumen soalnya tidak ada, sehingga buku digunakan sebagai pedoman utama dalam pembuatan soal.19

Setelah soal diberikan dan diketahui hasilnya, hal selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis hasil evaluasi. Ini menjadi penting bagi guru karena akan diketahui bahwa kegiatan proses pembelajaran sudah baik atau belum.

19

(18)

Dan untuk penilaian hasil belajar dilakukan secara bersama yaitu tes semesteran, dan untuk soalnya semua guru tidak membuat sendiri, akan tetapi sudah dibuatkan oleh Departemen Agama. Hasil tes inilah nantinya yang banyak menentukan akan prestasi siswa yang ditunjukan dalam raport.

4. Melaksanakan Tindak Lanjut

Sebagai langkah awal setelah terlaksananya evaluai, tentunya akan terlihat hasilnya baik berupa angka atau nilai. Tugas guru sebagai pelaksana evaluasi selanjutnya adalah menindak lanjuti dari hasil evaluasi tersebut.

Selama ini guru mata pelajaran agama di MA Nahdlatusy Syubban menindak lanjuti dengan mengadakan program remedial bagi siswa yang kurang mampu memahami materi, jelasnya yang memiliki nilai dibawah 6. Program ini dilaksanakan oleh mereka diluar jam pelajaran yaitu hari jum’at dan minggu, sebagai cara untuk membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya.

Sedangkan bagi siswa yang mendapat nilai baik akan selalu dipacu dengan diberikannya tugas baik secara kelompok maupun individual.

Jadi secara keseluruhan, kegiatan tindak lanjut yang dilakukan oleh guru Aqidah Akhlak adalah :

- Mengadakan program remedial. - Melakukan tanya jawab

- Memberikan tugas individu atau kelompok. - Appersepsi.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tingkat nyeri kala I fase aktif sebelum dilakukan massage effleurage: dua responden (7,1% ) mengalami tingkat nyeri ringan pada angka 1 dan 2

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang meliputi menyusun program kegiatan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan

tersebut untuk memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan informasi seputar kegiatan iLab perlu dilakukan evaluasi usabilitas untuk mengetahui apakah website tersebut

(BT+BM;(1+1)x(2x60”)) Tugas-2; Studi kasus farmakokinetika BT+BM;(1+1)x(2x60”)) Mahasiswa mencari informasi dari berbagai sumber (terutama Internet) Mendiskusikan topik yang

Berdasarkan paparan diatas, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan sifat biologi tanah, dalam hal ini kadar bahan organik, total mikroba dan

kilusios pasaulinės ekonomikos krizės laikotarpio duomenys tik patvirtino šią išvadą – ženkliai išaugus nedarbo lygiui, registruotų nusikaltimų (tarp jų ir vagysčių)

Karena, melalui kasus yang ada pun dapat terlihat jelas, bahwa negara-negara maju membutuhkan negara-negara berkembang dalam hal Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah,

Salah satu buah renungan Sjafruddin ialah harapannya akan sebuah tatanan ideal yang tidak bersifat utopia seperti digagas para sosialis utopian. Bagi Sjafruddin, arah