• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL OPTIMALISASI LAHAN BUDIDAYA KUNYIT. Penanggung Jawab Kristin Damayanti, S.Si (Direktur Yayasan Kristen Trukajaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL OPTIMALISASI LAHAN BUDIDAYA KUNYIT. Penanggung Jawab Kristin Damayanti, S.Si (Direktur Yayasan Kristen Trukajaya)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL OPTIMALISASI LAHAN BUDIDAYA KUNYIT

Penanggung Jawab Kristin Damayanti, S.Si (Direktur Yayasan Kristen Trukajaya)

Tim Penyusun Eko Kristiyanti, SP

Widhi Nugraheni Dwi Lestari , SP Eunike Widhi Wardhani,SP

Diterbitkan oleh Yayasan Kristen Trukajaya Didukung : KIA Protestantse Kerk

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita panjatkan dihadapan Tuhan, oleh karena perkenanNya buku modul ini dapat disusun dengan baik dan diterbitkan. Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para trainer, petani dan pihak-pihak yang memerlukan panduan dalam rangka menjalankan usaha budidaya tanaman dan pemanfaatan lahan pekarangan.

Buku ini disusun berdasarkan pengalaman dan sumber-sumber informasi dari buku pustaka maupun internet sebagai acuan bagi fasilitator dalam membantu memberikan pemahaman kepada petani atau masyarakat damping nuntuk pemanfaatan lahan secara optimal dan dapat digunakan langsung oleh petani sebagai acuan dalam pemanfaatan lahan secara organik untuk budidaya tanaman.

Dengan mengacu buku modul ini, diharapkan hal-hal yang disampaikan dan ditulis dapat memberikan keyakinan bagi pemakai tentang kegunaannya dan manfaatnya.

Tentunya modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karenaitu kami mohon saran dan masukan demi kebaikan modul ini, terima kasih.

Salatiga, Januari 2021 Direktur Trukajaya

(3)

DAFTAR ISI

Lembar Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Tujuan, Metode, Waktu dan Proses Kegiatan 4

Materi Modul :

Pendahuluan 6

Teknik Budidaya Kunyit 7

Panen dan Pasca Panen 14

(4)

Tujuan Umum :

1. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan lahan dengan melakukan budidya secara organic

2. Mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan pertanian organic

Tujuan Modul :

1. Sebagai acuan bagi fasilitator dalam membantu memberikan pemahaman kepada petani atau masyarakat dampingan untuk pemanfaatan lahan secara optimal.

2. Memberikan pemahaman untuk petani atau masyarakat dampingan dalam melakukan pemafaatan lahan secara organic untuk budidaya tanaman.

Metode Pembelajaran :

a. Persiapan dan Penyampaian materi b. Diskusi

c. Praktek di lapang untuk budidaya tanaman d. Evaluasi

Waktu dan proses kegiatan

a. Pemaparan materi, diskusi tanya jawab untuk budidaya tanaman 90 menit.

(5)

Alat dan Bahan Praktek :

Untuk alat dan bahan praktek disesuaikan dengan masing-masing modul Langkah Fasilitasi :

a. Fasilitataor menyampaikan tujuan dan strategi pembelajaran kepada peserta pelatihan

b. Fasilitator menyampaikan materi dalam bentuk presentasi dilanjutkan dengan tanya jawab

c. Kegitan prkatek. Fasilitator dapat membagi peserta dalam kelompok dan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek sesuai modul yang disampaikan

d. Peserta dipandu Fasilitator melakukan praktekdi lapang sesuai materi yang disampaikan

Metode Evaluasi

Evaluasi atas kegiatan belajar dapat dilakukan oleh fasilitator secara langsung berupapertanyaan seputar materi maupun proses selama kegiatan berlangsung

(6)

BUDIDAYA TANAMAN DAN PASCA PANENNYA KUNYIT

1. PENDAHULUAN

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.) adalah salah satu tanaman rimpang berwarna kuning asli dari wilayah Asia Tenggara yang merupakan anggota dari kelompok Zingiberaceae (Temu-temuan). Diketahui kunyit memiliki banyak mengandung se-nyawa seperti kurkuminoid, minyak atsiri, mineral, arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar. Karena kandungan tersebut kunyit memiliki banyak manfaat seperti dapat melancarkan menstruasi atau haid, dapat membantu memperlancar asi dan lain seba-gainya. Sehingga kunyit banyak dipakai sebagai bahan baku jamu atau obat herbal, kosmetik, bumbu masak, dll. Dengan banyaknya penggunaan kunyit ini membuka peluang semakin banyaknya per-mintaan kunyit di pasar, dan ditunjang dengan mudahnya tanaman kunyit dibudidayakan, pada akhirnya mendorong orang untuk membudidayakannya. Varietas tanaman kunyit yang dikenal di Indonesia:

(7)

1). Kunyit gajah. Jenis ini memiliki ukuran rimpang yang besar, ruas rimpang lebih besar atau menggembung,

2). Kunyit lokal atau kunyit jawa. Ukuran rimpang dan ruas-ruas jenis ini kecil, agak rata sedikit menggembung. kandungan minyak atsirinya lebih tinggi dibanding kunyit gajah.

2. BUDIDAYA TANAMAN KUNYIT 2.1. Ekologi Tanaman Kunyit

Tanaman kunyit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis pada ketinggian 0–2000 meter di atas permukaan laut, dan akan tumbuh optimum pada ketinggian 200–600 meter di atas permukaan laut. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kunyit antara 2500 – 4000 mm per tahun dengan suhu rata-rata berkisar 280– 320C.

Karakteristik dan jenis tanah yang cocok untuk budidaya kunyit adalah tanah yang gembur, subur dan banyak mengandung ba-han organik. Jenis tanah yang paling baik untuk menanam kunyit adalah tanah andosol, latosol merah coklat, terutama pada lahan hutan yang baru dibuka. Keasaman tanah yang ideal untuk tanaman kunyit adalah pada pH 6,8 – 7,0.

2.2. Menyiapkan Benih Tanaman Kunyit

Menyiapkan benih tanaman kunyit merupakan tahap awal dalam melakukan budidaya tanaman kunyit. Diketahui bahwa tanaman kunyit diperbanyak secara vegetatif, yaitu dengan menumbuhkan tunas-tunas pada rimpang kunyit. Rimpang kunyit yang akan diguna kan sebagai benih diambil dari rimpang:

(8)

1). Berasal dari tanaman yang sehat dan bebas dari penyakit dan sudah tua, dipanen pada umur 10-12 bulan,

2). Rumpun induk pertumbuhannya normal, kekar dan tidak terserang hama maupun penyakit

3). Rimpang mulus, tidak ada bagian yang busuk, warna mengkilat dan bebas dari hama maupun penyakit.

Jika benih tanaman kunyit yang akan ditanam berasal dari pembelian pedagang benih, hal yang perlu diperhatikan adalah memilih rimpang mulus, tidak ada bagian yang busuk, mengkilat dan dalam kondisi kering angin.

Jika benih diambil dari tanaman sendiri perlu disimpan selama 1-1,5 bulan, caranya setelah dipanen rimpang kunyit dicuci ber-sih, terus dijemur sementara dan tidak sampai kering. Siapkan tem-pat penyimpanan bisa ditaruh dilantai atau dalam kotak. Sebelum rimpang disimpan, bagian alas tempat penyimpanan ditaburi abu dapur atau abu sekam setebal 1-3 cm, baru diatasnya ditaruh rim-pang kunyit dengan posisi mendatar satu lapis dan merata. Jika di atasnya akan ditaruh rimpang lagi bagian atas ditaburi dahulu abu dapur atau abu sekam setebal 1-3cm. Demikian seterusnya sampai semua rimpang tersimpan dan bagian paling atas juga ditaburi abu setebal 5 cm. Paling tidak seminggu sekali dikontrol dengan membongkar bagian atas saja, jika tidak menunjukkan adanya rimpang yang busuk, kembalikan keposisi semula. Jika ternyata ada beberapa rimpang yang menunjukkan gejala busuk, bongkar semua dan ambil semua rimpang yang busuk, kemudian rimpang yang sehat disimpan kembali keposisi semula. Untuk benih yang

(9)

diperoleh dari pembeli-an, jika masih cukup lama akan ditanam perlu disimpan dengan cara penyimpanan yang sama.

Perlakuan terhadap benih ditentukan oleh pola penanaman benih ke lahan, yaitu terdapat dua pola (1) benih rimpang langsung ditanam, (2) benih disemai terlebih dahulu. Untuk ke dua cara ini pa-da mulanya setelah benih dibongkar dari tempat penyimpanan, rimpang dipotong-potong menggunakan pisau yang bersih dan steril, dengan cara memotong tunas anakan dari rimpang induknya. Selan-jutnya setelah dipotong-potong dijemur selama kurang lebih 8 jam. Untuk benih yang akan langsung ditanam dicampur terlebih dahulu dengan abu secara merata dan disimpan terlebih dahulu selama 1-3 hari, baru ditanam. Untuk yang disemai terlebih dahulu, caranya:

1). Siapkan tempat atau lahan pesemaian dan diberi peteduh, kecuali dilakukan di tempat yang sudah ada peteduhnya, lalu bagian alas ditaburi abu dengan ketebalan 5-10 cm,

2). Letakan potongan rimpang tanaman kunyit yang akan disemai pada tempat pesemaian yang telah disiapkan, selanjutnya di-atas ditaburi abu secara merata setebal 5-10 cm,

3). Setiap hari dikontrol kelembabannya, jika kering perlu disiram air, 4). Dalam waktu 2-4 minggu, tunas-tunas sudah tumbuh, dan jika tunas

sudah berdaun di atas 3 lembar, dapat diambil dan dipin-dah tanamkan. Cara mengambilnya pisahkan tunas dengan ta-ngan dari rimpangnya.

Melalui cara menyemai dahulu ini akan mengurangi jumlah benih yang digunakan pada luas lahan yang sama, yaitu paling tidak 50%-nya.

(10)

2.3. Menyiapkan Lahan Tanaman

Menyiapkan lahan atau tempat menanam tanaman kunyit sangat tergantung dari cara atau pola tanamnya. Beberapa pola ta-nam dalam menanam tanaman kunyit diantaranya (1) ditanam di lahan yang berupa hamparan yang luas dan terbuka, (2) ditanam diantara tanaman yang ada sebagai tanaman tumpangsari,

Mempersiapkan lahan tanaman setidaknya dilakukan 1 bulan sebelum benih tanaman kunyit siap ditanam dan 1-2 bulan menjelang musim hujan tiba. Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan dari gulma rumput dan sisa-sisa tanaman sebelumnya. Kemudian lahan dicangkul atau dibajak kasar dengan kedalaman 25–35 cm, lalu lahan didiamkan selama kurang lebih 1 minggu.

Selanjutnya lahan ditaburi campuran pupuk kandang atau bokashi atau slury dan abu dapur atau abu sekam dengan perban-dingan 1:1 sebanyak 3-5 kg/10 m2, dan di atasnya ditaburi dolomite (kapur pertanian) sebanyak 0,5-1,0 kg/10 m2. Kemudian dibajak atau dicangkul untuk kedua kalinya agar menjadi gembur.

Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 90–120 cm, tinggi 25-30 cm sedang panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan lahan. Antar bedeng dibuat parit dengan ukuran lebar 40 - 60 cm. Untuk penanaman di lahan ternaungi ukuran bedeng menyesuaikan, yang penting masih mendapatkan sinar matahari secara cukup.

Dapat juga lahan tanaman disiapkan tanpa tanah diolah, ya-itu cukup dilobangi selebar dan sedalam cangkul dengan jarak 60 cm X 60 cm. Lobang tanaman diberi campuran pupuk kandang atau bokashi atau

(11)

slury dan abu dapur atau abu sekam dengan perban-dingan 1:1, kemudian diatasnya ditutup tanah.dan diatasnya lagi di-taburi dolomite. 2.4. Menaman Benih Tanaman Kunyit di Lahan Hamparan

Dalam menanam benih tanaman kunyit terdapat dua cara, yaitu benih rimpang kunyit ditanam langsung dan disemai terlebih dahulu. Jika penanaman benih dilakukan secara langsung, ambil rimpang dari tempat penyimpanan kemudian dipotong-potong dari rimpang induknya atau pangkalnya, lalu dicampur abu serta diperam selama 1-3 hari, kemudian setiap potongan ditanamkan ke dalam bedengan sedalam 3-5 cm, diletakkan dengan posisi rebah dan ma-ta tunas menghadap keatas, kemudian ditutup tanah. Jarak antar rimpang yang ditanam adalah 60 cm X 60 cm, sehingga bila lebar be-dengan 80 cm, akan dapat ditanami 2 baris rumpun tanaman. Namun jika lebar bedengan 120 cm, akan dapat ditanami 3 baris rumpun tanaman.

Jika menggunakan benih hasil semai, tunas yang telah berdaun 2-3 dilepas dari rimpang, kemudian 2-2-3 tunasnya ditanamkan pa-da bedengan masing-masing sedalam 3-5 cm dan diletakkan saling berdekatan berjarak 3-5 cm, sebagai satu kesatuan rumpun tunas. Sedang jarak tanamnya sama dengan cara menanam benih tanaman kunyit secara langsung.

Untuk lahan yang dipersiapkan dengan cara melobangi di tempat-tempat tertentu, potongan rimpang atau 2-3 tunas langsung ditanamkan pada 2-3 tempat tanam dibagian tengah-tengah lobang yang telah disiapkan, berjarak antar rimpang atau tunas 3-5 cm.

(12)

2.5. Pemeliharaan Tanaman Kunyit di Lahan Hamparan

Selama masa pertumbuhan kondisi lahan hamparan setiap hari perlu dikontrol agar pada kondisi lembab, jika ada tempat-tem-pat yang tergenangi air segera ditutup tanah dan bedengan atau tempat tumbuhnya rumpun tanaman diperbaiki, Jika tumbuh gulma segera dicabut, juga bila ada hama segera diambil dan dibunuh. Demikian juga kalau ditemukan tanaman yang mati atau terdapat ge-jala serangan penyakit, ambil seluruh rumpun tanaman berikut ta-nah disekitarnya dan singkirkan serta musnakan dengan dibuang atau dibenamkan di tempat lain. Tempat bekas tanaman ditutup dengan campuran pupuk kandang dengan abu dalam perbandingan 2:1 dan berikutnya dapat dilakukan penyulaman.

Pada umur tanaman 1-1,5 bulan ditaburi pupuk kandang atau bokashi atau slury ke dalam setiap bedengan atau disekitar rumpun tanaman setebal 2-3 cm, kemudian ditutup dengan tanah yang diambil dari parit atau tanah sekitarnya yang dikenal dengan sebutan pembumbunan, dan berikutnya diatas bumbunan tanah di-taburi abu setebal 1 cm. Hal yang sama dilakukan pada umur tanaman 3-4 bulan. Sedang pada umur 5, 6 dan 7 bulan cukup ditaburi abu setebal 1 cm, kecuali bila perlu dilakukan pembumbunan, dilakukan pembumbunan dahulu baru ditaburi abu. Dilakukan pembumbunan bila rimpang yang tumbuh terlihat menonjol ke atas.

Mengingat hama tanaman kunyit sebenarnya tidak terlalu merugikan baik dari aspek teknis maupun ekonomis, sehingga penyemprotan hanya akan dilakukan bila 20-30% tanaman terserang

(13)

hama. Yang berpotensi merugikan adalah (1) penyakit busuk rim-pang (Fusarium oxysporum), dan (2). penyakit bercak daun (Phyllos-ticta zingiberi). Untuk mengatasinya adalah rajin memonitor tanaman kunyit yang tumbuh, jika ketahuan ada yang menunjukkan gejala busuk, tanaman berikut media tanam disekitarnya diambil dan dibu-ang untuk dimusnakan. Disamping itu rajin menaburkan abu diseki-tar tanaman sesuai yang dianjurkan di muka. Jika terjadi serangan bercak daun yang cukup berat diatas 20% dapat dilakukan penyem-protan secara rutin dengan menggunakan fungisida organik dalam selang waktu 3-5 hari sekali sampai sembuh..

2.6. Pemanenan Tanaman Kunyit

Pemanenan tanaman kunyit dilakukan jika tanaman sudah berumur 10 -12 bulan setalah tanam, yaitu ditandai dengan mulainya batang semu dan daun menguning dan kering. Pemanenan tanaman kunyit pada lahan hamparan dilakukan dengan cara menggali secara hati-hati rimpang tanaman kunyit menggunakan cangkul atau garpu. Rimpang-rimpang yang dipanen dan dalam kondisi bagus dibersihkan dari media tanamnya dengan cara diketuk-ketukkan atau dicuci lalu ditiriskan dan dijemur hingga kering seperti kondisi kering sewaktu dipanen. Sembari membersihkan rimpang-rimpang sekali-gus dilakukan seleksi dan grading, yaitu memisah-misahkan rimpang ke dalam kelompok-kelompok ukuran tertentu, sesuai ukuran grading dari permintaan pasar. Tetapi jika akan diproses menjadi kunyit simplisia yaitu dirajang dan dikeringkan cukup dipisahkan ke dalam 2 grading, yaitu rimpang besar dan rimpang kecil. Pemanenan di lahan hamparan

(14)

harus dilakukan sebelum musim hujan tiba, jika sudah ke-hujanan dikhawatirkan tunas pada rimpang-rimpangnya akan tumbuh.

Gambar 2.1. Rimpang Kunyit Sewaktu Dipanen 3. PASCA PANEN

PENGERINGAN DAN DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN KUNYIT

Mutu kunyit dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang sangat penting adalah cara penanganan bahan. Pengeringan merupakan salah satu tahap penting dalam proses pasca panen. Pada saat panen biasanya kunyit mengandung kadar air sekitar 90% dan dikeringkan sampai kadar air 9%. Rimpang kunyit mengandung minyak atsiri, resin, lemak, pati, kurkumin, protein, selulosa dan mineral.

Beberapa produk olahan yang dihasilkan dari rimpang kunyit antara lain: 1) rimpang kunyit kering (kunyit gelondongan), 2) irisan kunyit kering, 3) tepung kunyit, 4) minyak atsiri kunyit, 5) oleoresin kunyit, dan 6) zat warna kurkuminoid.

Rimpang Kunyit Kering (Kunyit Gelondongan)

(15)

- Pencucian rimpang

- Perebusan dalam air atau pengukusan, selama 1 jam - Penjemuran selama 6-8 jam, sampai kadar air 8-10 %

- Pengupasan kulit luar Dengan cara disikat dengan tangan atau mesin

- Pelumasan/pelumuran dengan tepung kunyit Untuk meningkatkan warna gelondongan

- Pengkelasan, digolongkan menjadi jari rimpang atau umbi induk - Pengepakan dan penyimpanan

-- Gambar 2.2. Rimpang Hasil Panen Dalam Kemasan Bagor Jaring.

-Irisan Kunyit Kering

Rimpang induk dan anak rimpang yang sudah bersih diberi perlakuan blanching yaitu dengan cara diuapkan dengan uap air atau mencelupkannya ke dalam air mendidih. Rimpang-rimpang tersebut kemudian dirajang menjadi irisan tipis dengan ketebalan 3 - 4 mm. Selanjutnya dikeringkan di atas.

(16)

Hasil pengeringan akan lebih baik bila alas tersebut tidak bersentuhan dengan tanah. Hal ini selain untuk menghindari kontaminasi jamur juga untuk mempersingkat waktu pengeringan.

Pengeringan irisan kunyit juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengering tipe rak yang dimodifikasi dengan pengering sistim oven. Prinsip kerja alat ini ialah pemanasan udara lingkungan melalui pemanas pipa besi yang dipanaskan dengan kompor brander dan memindahkan panas tersebut keruang pengering secara konveksi bebas. Untuk mengefisienkan pemakaian panas, sebaiknya pengeringan dilakukan dengan ketebalan hamparan tiga lapis irisan. Tepung Kunyit

Bahan baku untuk membuat tepung kunyit pada umumnya bisa berasal dari anak rimpang kering, umbi atau belahan dan irisan keringnya. Ditinjau dari segi kemudahannya, bentuk irisan kering adalah yang paling mudah digiling, namun bentuk irisan kering tersebut belum banyak diperdagangkan untuk tujuan ekspor dan hanya dijual untuk keperluan dalam negeri saja. Di negara-negara konsumen seperti Amerika Serikat dan Inggris, tepung kunyit digunakan baik secara langsung sebagai bumbu pewarna makanan dan juga sebagai bahan baku untuk pembuat oleoresin. Syarat mutu terpenting dari kunyit kering yang akan digunakan sebagai bahan baku tepung kunyit, terutama adalah kadar kurkumin yang tinggi, kadar air dan kadar kotoran yang rendah serta kadar minyak atsiri yang rendah.

Karena dalam proses penepungan terbentuk panas yang dapat menyebabkan hilangnya sebagian komponen aromatik maka alat

(17)

penepungannya dilengkapi dengan kipas pendingin atau unit air pendingin. Pembuatan tepung kunyit dapat dilihat berikut ini:

- Pembersihan bahan baku (kunyit kering) dengan cara penyaringan dan penghembusan

- Pengeringan kembali sampai kadar air yang tepat (maksimum 9%) - Penepungan sampai kehalusan standar 20 - 60 mesh

- Pengemasan Minyak Atsiri Kunyit

Kunyit mengandung minyak atsiri yang memberikan aroma khas. Ekstraksinya dilakukan dengan menggunakan penyuling uap atau dengan dikukus. Alat penyulingannya dianjurkan terbuat dari bahan baja tidak mudah bekarat (stainless steel). Dengan cara penyulingan uap selama 8 -10 jam dapat dihasilkan minyak atsiri 3 - 5%, sedangkan dengan cara mengukus bahan pada tekanan 1 atmosfir dapat dihasilkan minyak atsiri 2,5 - 7,2%.

Minyak atsiri kunyit mengandung 60% turmeron, 25% zingiberen dan sejumlah kecil d-d flandren, d-sabinen, sineol dan boorneol.

Minyak atsiri kunyit mempunyai sifat sebagai berikut : Warna : kuning-oranye

Aroma : Khas menyengat Indeks bias (24oC) : 1,5130 Bobot jenis (24oC) : 0,9423 Putaran optik (24oC) : -14o Kelarutan dalam alkohol : 1 : 1,8

(18)

Oleoresin Kunyit

Oleoresin adalah hasil ekstraksi dari suatu rempah-rempah dengan menggunakan pelarut organik dan kemudian pelarutnya dipisahkan dari oleoresinnya dengan cara penguapan (Solvent stripping), serta bentuk fisiknya dapat berupa minyak kental sampai padatan berlemak.

Oleoresin kunyit dihasilkan dengan cara mengekstrak tepung kunyit dengan pelarut organik selama 4 - 5 jam dengan cara perkolasi atau sokhle, hasilnya 7,9 - 10,4%. Pelarut yang banyak digunakan adalah etanol, etilen diklorida dan aseton.

Oleoresin kunyit mengandung zat kurkumin, minyak atsiri, minyak lemak, resin dan senyawa ekstraksi lainnya. Dalam dunia perdagangan, mutu oleoresin kunyit ditentukan oleh kandungan kurkuminnya. Oleoresin yang bermutu baik hampir sepertiganya terdiri dari kurkumin.

Ekstraksi oleoresin kunyit cara perkolasi dengan pelarut etanol 96% dan derajat kehalusan tepung kunyit sebesar 60 mesh menghasilkan oleoresin dengan kadar kurkumin tertinggi yaitu 24,56% dan rendemen 35,57%. Mutu oleoresin yang dihasilkan ternyata memenuhi persyaratan dari the Essential Oil Association of America (EOA) yang menetapkan warna dan aroma sebagai kriteria utamanya. Penggunaan etanol sebagai pelarut dianggap lebih baik dibandingkan aseton dan etilen dikhlorida karena relatif lebih murah, mudah didapan dan tidak beracun.

Proses pembuatan oleoresin dapat dilihat pada diagram berikut: - Kunyit kering (utuh atau irisan)

- Penepungan

(19)

- Penguapan pelarut - Oleoresin

Zat Warna Kurkuminoid

Kurkuminoid banyak digunakan sebagai zat warna pada makanan, minuman dan industri tekstil. Zat warna ini dapat diperoleh dengan cara mengekstraknya anatara lain dengan eter. Kadar kurkumin pada kunyit sekitar 6 - 11%, berwarna kuning, berupa serbuk kristal tidak larut di dalam air, agak larut di dalam eter dan asam asetat pekat. Kurkumin ini larut juga dalam larutan alkali, dengan memberi warna kemerahan. Warna dari kurkumin tidak stabil bila kena sinar matahari tetapi stabil bila dipanaskan.

Referensi

1. Internet dan sumber-sumber lain yang mendukung

2. Hapsoh, Yaya Hasanah, Elisa Julianti. Budidaya dan Teknologi Pascapanen Jahe, 201

3. 0. USU Press Art Design, Publishing & Printing Gedung F, Jl. Universitas No. 9, Kampus USU Medan, Indonesia.

4. Agrotecnologi.web.id. Pusat Info Pertanian

5. PAscapanen Jahe. Kumpulan Artikel Budidaya Desa. 2014

6. Feri Manoi, Standart Prosedur Operasional Penanganan Pasca Panen kunyit,Balitro Litbang Pertanian

Gambar

Gambar 2.1. Rimpang Kunyit Sewaktu Dipanen

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada atau tidak ada perbedaan asertivitas remaja akhir ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa

pengumpulan dan penyiapan bahan dalam rangka perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi, pengadministrasian, pengamanan kegiatan, pengembangan

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh antara company size, profitabilitas, leverage, likuiditas dan institutional ownership

Materi tentang jenis sampah, manfaat membuang sampah dan akibat jika tidak membuang sampah dengan benar, dikemas dalam tiga dongeng berjudul Pesta Ulang Tahun

[r]

Untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan antara tingkat inflasi, jumlah tempat hiburan dan pendapatan perkapita sebelum dan sesudah krisis moneter terhadap penerimaan

Pencemaran logam berat merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan aktivitas manusia yang menggunakan logam tersebut, misalnya pertambangan batu bara, pemurnian minyak,

Dalam suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas (kekentalan) yang menghambat lapisan-lapisan fluida ketika lapisan-lapisan tersebut menggeser satu di atas