• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pencahayaan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia sehari-hari,.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pencahayaan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia sehari-hari,."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pencahayaan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia sehari-hari,. Tanpa pencahayaan yang baik dapat membuat suasana ruangan membosankan dan menghambat dalam melakukan aktivitas.

Sekolah merupakan tempat dimana dilakukannya proses belajar mengajar antara guru dan siswa. Ruang kelas digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, antara lain tempat membaca dan menulis dan kegiatan lainnya berupa interaksi antara guru dan siswa. Pemanfaatan cahaya alami dan buatan di dalam proses belajar mengajar selalu menjadi bagian yang penting dan mampu menciptakan ruangan kelas dengan kualitas visual yang baik. Tingkat pencahayaan berpengaruh terhadap konsentrasi siswa dalam proses belajar-mengajar. Tingkat pencahayaan yang kurang pada ruang kelas menimbulkan ketidaknyamanan siswa. Standar Nasional Indonesia menyatakan pencahayaan ruangan kelas adalah 250 lux, seperti terlihat pada Tabel 1.1.

(2)

Tabel 1.1 Tingkat Pencahayaan Lembaga Pendidikan Fungsi Ruangan Tingkat Pencahayaan (Lux) Ruang kelas 250 Perpustakaan 300 Laboraturium 500 Ruang gambar 750 Kantin 200 Sumber : SNI 03-6197-2000

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh siswa dan guru setiap harinya. Berdasarkan Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 kegiatan rutin memerlukan penerangan sekitar 300 lux yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut.

Tabel 1.2. Intensitas Cahaya di Ruang Kerja

Jenis Kegiatan

Tingkat pencahayaan minimal (lux)

Keterangan

Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus

100 Ruang penyimpanan & ruang

peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar dan terus-menerus

200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusun

Sumber : Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002

(3)

mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti disajikan pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan Keperluan Pencahayaan

(Lux)

Contoh Area Kegiatan

Pencahayaan umum untuk interior

200 Layanan penerangan minimum dalam tugas

300 Meja dan mesin kerja ukuran sedang, proses umum dalam industri kimia dan makanan, kegiatan membaca dan membuat

arsip

450 Gantungan baju, pemeriksaan kantor untuk menggambar, perakitan mesin dan bagian yang halus, pekerjaan warna dan tugas

menggambar kritis. 1500 Pekerjaan mesin diatas meja dan

sangat halus, perakitan mesin dan presisi kecil dan instrumen.

Sumber : www.energyeffeciencyasia.org

Oleh karena itu standar penerangan untuk ruangan kelas adalah 300 lux, berdasarkan SNI, UNEP dan Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002.

Penelitian mengenai tingkat pencahayaan di ruangan kelas telah dilakukan dalam beberapa penelitian antara lain yang dilakukan oleh I Dewa Gede Agung Diasana Putra pada tahun 2004 dengan judul “Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Interior Ruang Kelas”. Penelitian ini dilakukan di ruang kelas Fakultas

(4)

Teknik Universitas Udaya dimana illuminasi yang direkomendasikan adalah 300 lux (audience) dan 500 lux (daerah sekitar papan tulis). Peneliti merekomendasikan jumlah lampu yang diperlukan pada sebuah ruang kelas dengan ukuran 8.9 m x 10.9 m adalah 12 pasang lampu yang disebar secara merata diseluruh kelas dan tambahan sepasang lampu pada ruang sekitar papan tulis.

Penelitian kedua menunjukkan kembali pencahayaan merupakan faktor penting dalam lingkungan kerja dengan adanya riset “Studi Optimasi Sistem Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Cahaya Alam”. Penelitian ini dilakukan oleh Chairul Gagarin Irianto pada tahun 2006 di Gedung Kuliah Universitas Trisakti. Hasil perhitungan untuk ruangan 7,3m x 9,3m direkomendasikan menggunakan lampu TL 36 Watt sebanyak 12 buah luminer dengan total intensitas pencahayaan ruangan adalah 278 lux.

Penelitian yang dilakukan ini mengenai kuat penerangan di lembaga pendidikan RA-MTS AL MUSHLIHIN yang berlokasi di Binjai. Lembaga ini memiliki dua bangunan yang terpisah, bangunan I beralamat di Jalan Kesatria No.34 Binjai. Bangunan II beralamat di Jalan Samanhudi Binjai. Bangunan I terdiri dari dua lantai yang diperuntukkan bagi kelas satu, ruang kepala sekolah, ruangan guru, ruang komputer dan beberapa ruang belajar RA (TK) yang terdapat dilantai 1. Posisi bangunan I ditutupi oleh Mesjid dan pendopo yang terdapat di depannya. Pada bangunan II terdiri dari bangunan ruang guru, ruang kelas dua dan ruang kelas tiga.

(5)

Lembaga ini memiliki jam belajar yang sama dengan sekolah sederajat umumnya, yaitu pukul 7.30 sampai dengan pukul 13.00. Disela jam belajar memiliki waktu istirahat dua sesi, sesi pertama pukul 9.30 – 9.45 dan sesi kedua 11.35 – 11.50. Ruang kelas juga digunakan untuk siswa yang masuk jadwal siang yaitu pukul 13.00 sampai dengan 17.05 dengan waktu istirahat pukul 14.45-15.00 dan 16.15-16.30. Pada bangunan I, setiap ruang kelas memiliki fasilitas dua lampu Neon Kompak 26 watt merek Hannochs tipe 3U.

Pada penelitian awal dan pengamatan langsung yang telah dilakukan di lokasi, didapati tingkat pencahayaan pada bangunan I berkisar antara 97-197 lux dalam keadaan tanpa penerangan tambahan. Pengukuran tersebut dilakukan pada jam 11.00-12.30 WIB. Pencahayaan ruangan ini tidak memenuhi SNI, UNEP dan Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 yang menyatakan kategori rekomendasi pencahayaan untuk ruangan kelas adalah 300 lux.

Minimnya pencahayaan disebabkan oleh posisi sekolah yang ditutupi oleh bangunan Mesjid dan pendopo yang terdapat di depannya. Selain itu terdapat keluhan dari beberapa siswa yang mengatakan ruangan kelas mereka terlalu redup, sehingga mempersulit mereka membaca pelajaran yang dituliskan guru di papan tulis.

Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai kuat penerangan pada bangunan I.

(6)

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adanya ketidaksesuaian tingkat illuminasi di dalam ruang kelas dengan SNI, UNEP dan Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 yang dapat mengganggu proses belajar mengajar di ruangan tersebut.

2. Perlunya perbaikan tingkat pencahayaan ruangan kelas berdasarkan SNI, UNEP dan Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang pencahayaan ruangan kelas yang sesuai SNI, UNEP dan Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/ XI/2002.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini,maka sasaran penelitian ini adalah : 1. Melakukan analisa tingkat pencahayaan pada ruangan kelas dan

perhitungan jumlah luminer dan bola lampu dalam ruangan kelas.

2. Melakukan usulan perbaikan perubahan tingkat pencahayaan SNI, UNEP dan Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002.

(7)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan masukan bagi sekolah dalam perbaikan pencahayaan ruang kelas sehingga dapat meningkatkan produktivitas belajar.

2. Menjadi sarana bagi penulis dalam latihan untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dan membandingkan antara teori yang diperoleh dengan permasalahan pada ruangan kelas.

3. Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian ini.

1.5. Pembatasan Masalah

Batasan masalah karena dalam penelitian ini adalah adalah:

1. Faktor lingkungan kerja lainnya, tidak ikut diteliti.

2. Dampak penerapan setelah perhitungan biaya instalasi tidak diteliti.

1.6. Asumsi yang Digunakan

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Ruangan kelas tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

2. Fasilitas dalam ruangan kelas seperti meja dan kursi belajar tidak dibahas dalam penelitian ini.

(8)

1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

Bab I Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas akhir.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan menguraikan sejarah dan gambaran umum MTs Al-Mushlihin, Ruang lingkup MTs Al-Mushlihin, struktur organisasi dan keadaan sarana fasilitas MTs Al-Mushlihin.

Bab III Landasan Teori menguraikan mengenai teori dasar dan sifat mengenai cahaya, desain pencahayaan, dampak kekurangan cahaya, mengenai pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Juga diuraikan metode pengukuran cahaya, perhitungan kebutuhan lampu serta perhitungan jumlah lampu.

Bab IV Metodologi Penelitian berisikan tahapan-tahapan penelitian mulai dari tempat dan waktu penelitian, objek, jenis penelitian serta kerangka berfikir. Bab ini juga menunjukkan sumber data, tahapan penelitian, prosedur pengumpulan data dan metode pengolahan data yang digunakan.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data memuat data pengukuran kuat penerangan ruang kelas yang diteliti dan menentukan jumlah lumen yang dibutuhkan oleh ruanggan 9m x 8m, melakukan perhitungan biaya listrik aktual ruang kelas, pemilihan jenis lampu serta membuat dua alternatif usulan pemecahan masalah.

Bab VI Analisis dan Pemecahan Masalah berisikan analisis kondisi aktual sekolah, pemecahan masalah seperti rancangan peletakan bola lampu, perhitungan

(9)

biaya setelah penambahan bola lampu, serta pemilihan alternatif II sebagai pemecahan masalah.

Bab VII Kesimpulan dan Saran berisi kesimpulan yang dari hasil penelitian ini serta rekomendasi yang perlu bagi pihak sekolah.

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat Pencahayaan Lembaga Pendidikan  Fungsi Ruangan  Tingkat  Pencahayaan (Lux)  Ruang kelas  250  Perpustakaan  300  Laboraturium  500  Ruang gambar  750  Kantin  200  Sumber : SNI 03-6197-2000
Tabel 1.3 Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan  Keperluan  Pencahayaan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perubahan kadar air, kehilagan berat, perubahan warna, tekstur dan menentukan tingkat kerusakan yang terjadi selama

Simulasi ini bertujuan mengetahui jika sistem ini dapat digunakan dengan baik sebagai sumber STS, kerena profil tegangan pada kedua sumber yaitu 13,8 kV.Baik sumber-A maupun

Halal merupakan salah satu upaya membesarkan ukuran produksi industri halal. Caranya dengan mewajibkan produk tertentu untuk memiliki sertifikasi halal.

Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau

pertanaman, (2) menganalisis produktivitas dan ekonomi akibat peningkatan intensitas pertanaman padi pada lahan sawah irigasi teknis,(3) menyusun model optimum budidaya

Pertambahan bobot badan yang relatif sama diduga meskipun angka konsumsi pada P3 menurun akan tetapi jumlah protein yang dibutuhkan puyuh untuk pertumbuhan puyuh

Hero Digital Printing juga bergerak di bidang penjualan alat-alat percetakan. Menjalin kerjasama dengan perusahan yang bergerak di bidang yang sama sehingga Hero

Segala puji hanyalah milik Allah SWT semata yang telah memperkenankan penulis menyelesaikan penelitian dan menuangkan hasilnya dalam bentuk tesis yang berjudul “ Model Investasi