ANALISIS STRATEGI ONLINE MARKETING DAN PENGARUHNYA TERHADAP PURCHASE INTENTIONS KONSUMEN PRODUK CLEAN & CLEAR
Shinta Apriliya shintaimout@gmail.com
Rahayu
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out what kind of marketing online factors which influence customer purchase intention as well as to examine the significant influence of marketing online factors to the customer purchase intention in purchasing Clean and Clear product in Surabaya. The research data is obtained by distributing questionnaires via online or after knowing from Clean and Clear promotion in the internet, 30 people are selected as respondent. Based on the result of research which is done by using factor analysis instrument 3 factors which influence the customer purchase intention in purchasing Clean and Clear product in Surabaya are found that are: website factor, facebook, and twitter. Based on the result of F test it is found that the whole independent variables: website, facebook, and twitter simultaneously have significant influence to the customer purchase intention in purchasing Clean and Clear product in Surabaya. It is also found the result of t test that variable which has dominant influence to the purchase intention is facebook variable since it has tcount which is
bigger than other variables.
Keywords: website, facebook, twitter, and purchase intentions ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor online marketing apa saja yang mempengaruhi purchase intentions konsumen serta menguji signifikansi pengaruh faktor-faktor online marketing terhadap purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya. Data penelitian diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner pada konsumen yang pemah membeli produk Clean & Clear dengan pembelian secara online atau setelah mengetahui dari promosi Clean & Clear di internet sebanyak 30 orang responden. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 3 faktor yang berpengaruhi terhadap purchase
intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya, yaitu faktor websile,
facebook, dan twitter. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa websife, facebook, dan twitter secara simultan berpengaruh sigmfikan terhadap purchase intentions. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa secara parsial website, facebook, dan twitter berpengaruh terhadap purchase
intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya. Dari hasil pengujian dengan uji t juga diketahui bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap purchase
intentions adalah variabel facebook karena mempunyai t hitung yang lebih besar.
Kata kunci: website, facebook, twitter, dan purchase intentions
PENDAHULUAN
Pemasaran ditujukan untuk meraih pelanggan sebanyak-banyaknya. Pada dasarnya keunggulan teknologi, kemampuan pengiriman, keahlian pelayanan, teori penetapan harga, dan kesempuraan produk digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai salah satu faktor penentu dalam pemasaran, teknologi memiliki peranan yang sangat penting dalam meraih pelanggan, terutama dalam bidang teknologi informasi. Semakin mudah informasi mengenai suatu produk didapat akan semakin meningkatkan peluang untuk meraih pelanggan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan suatu produk.
Salah satu bentuk teknologi informasi yang berkembang sangat pesat akhir-akhir ini ialah internet. Internet dapat menyediakan informasi yang cepat, murah, dan dalam ruang lingkup yang sangat luas. Internet merupakan sarana penyedia informasi yang tidak terbatas dimana informasi terus berubah dan sangat dinamis. Internet mampu menyediakan informasi bagi semua pihak dengan berbagai kepentingan.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat termasuk internet ternyata membawa dampak yang besar bagi segala aspek, tidak terkecuali perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Sekarang sudah sangat banyak orang yang memanfaatkan internet sebagai media pemasaran dan bisnis. Hal ini tidak aneh mengingat jumlah pengguna internet yang terus bertumbuh pesat dapat menjadi sebuah pasar yang potensial untuk dimasuki para pebisnis. Di lain pihak, praktik e-commerce dan e-bisnis ternyata mempunyai banyak keuntungan baik bagi perusahaan ataupun konsumen.
Penggunaan layanan pembelian lewat internet (online shopping) di indonesia juga meningkat drastis. Menurut report global tentang belanja online yang dikumpulkan oleh Nielsen Company, hampir 70% pengguna internet di indonesia yang berpartisipasi dalam survey global online pada Maret 2010 menyatakan mereka berencana melakukan belanja
online dan hanya sepertiganya yang mengaku tidak pernah melakukan belanja online. Hal ini menguatkan hasil survei Nielsen Global Online pada 2007 yang menyatakan bahwa 51% pengguna internet di indonesia pernah belanja online setelah sebelumnya pada tahun 2005 hanya 4% pembeli dari populasi pengguna internet .
Pemanfaatan layanan pembelian melalui internet, selain menghadirkan banyak keuntungan bagi pemasar, juga menghadirkan banyak keuntungan bagi konsumen online. Menurut Kotler dan Amstrong (2007:261) keuntungan bagi konsumen online antara lain memberikan kenyamanan. Pelanggan tidak perlu bergelut dengan lalu lintas, tidak perlu mencari tempat parkir dan berjalan dari toko ke toko. Konsumen dapat membandingkan merk, memeriksa harg,a dan memesan barang dagangan 24 jam sehari dari mana saja. Pembeli online terasa mudah dan pribadi pelanggan menemui sedikit percekcokan sewaktu membeli. Pembelian online menawarkan beberapa keunggulan tambahan. Jasa online komersial dan internet memberi konsumen akses ke informasi pembandingan yang melimpah.
Clean & Clear adalah sebuah produk kosmetik yang diproduksi oleh Johnson & Johnson. Clean & Clear adalah produk perawatan wajah yang berguna untuk menghilangkan jerawat dan membersihkan kulit agar kulit tampak sehat, bersih dan berseri. Dalam pemasarannya Clean & Clear juga menggunakan internet sebagai media untuk memperkenalkan dan menyebarkan pemasarannya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Strategi Online
marketing Dan Pengaruhnya terhadap Purchase Intentions Konsumen Dalam Membeli Produk Clean & Clear Di Surabaya”.
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor online marketing apa saja yang mempengaruhi purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya?
2. Apakah X1 sampai Xn secara simultan berpengaruh terhadap purchase intentions
konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya?
3. Apakah X1 sampai Xn secara parsial berpengaruh terhadap purchase intentions konsumen
dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya? Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor online marketing apa saja yang mempengaruhi purchase
2. Untuk mengetahui apakah X1 sampai Xn secara simultan berpengaruh terhadap purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya.
3. Untuk mengetahui apakah X1 sampai Xn secara parsial berpengaruh terhadap purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya.
TINJAUAN TEORETIS Online Marketing Konsep Internet
Dengan munculnya internet sedikit banyak merubah dunia pemasaran internet dapat membantu sebuah perusahaan menjalankan bisnis dengan lebih cepat, lebih akurat, dapat mengemat waktu dan mencakup ruang yang lebih luas, dengan biaya yang lebih sedikit, dan dengan kemampan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pelanggan dan membuat tawaran menjadi lebih pribadi.sehingga banyak perusahaan yang merubah praktik bisnisnya menggunakan e-commerce.
Internet adalah singkatan dari interconnection networking yang secara sederhana bisa diartikan sebagai a global network of computer networks (Randal dan Latulipe, 2006). Pada era internet memiliki akselerasi hubungan yang sulit dibayangkan, sehingga membentuk sebuah komunitas yang memanfaatkan internet secara maksimum untuk kepentingan hidupnya salah satunya adalah untuk kepentingan berkomunikasi tanpa batas ras, bangsa, geografi kelas dan batasan-batasan lainya.
Internet adalah manifestasi material usaha manuasia terus menerus untuk mencapai suatu era dimana induksi pengetahuan dan kebudayaan manusia mencapai suatu kesempurnaan alamiahnya, sehingga diramalkan membawa dampak terjadinya ledakan komunikasi dan ledakan besar aktifitas ekonomi antar negara yang terjadi secara virtual.
Konsep Website
Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster, Multiply, dan lain-lain. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa di-update oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik.
Berkembangnya penggunaan website saat ini merupakan kabar yang menggembirakan bagi banyak praktisi IT. Situs website banyak diperlukan untuk berbagai kepentingan berkaitan dengan penyampaian informasi mulai dari perusahaan besar, perusahaan kecil, lembaga pemerintahan, pendidikan, dunia hiburan dan masih banyak lagi.Website merupakan sarana yang efektif untuk melakukan promosi produk dan jasa sehinggan cukup banyak perusahaan penjualan barang dan jasa yang membuat website atau dapat disebut dengan istilah e-commerce. Website juga terbukti menjadi media informasi yang diminati selain media informasi lainya. Hal ini disebabkan karena sifat website yang interaktif, menarik, jangkauan global dan informasinya yang up to date.
Untuk menganalisis keberhasilan sebuah situs,kepastian data perlu dilihat beberapa informasi, antara lain:
1. Frekuensi pengunjung
3. Lamanya pengunjung di tiap halaman situs 4. Hal-hal yang diminati pengunjung
5. Kode negara yang melakukan pemesanan.
Minat Beli
Schiffman dan Kanuk (2007:25), menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya
Menurut Simamora (2008:131) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut. Minat juga dapat merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau tindakan. Minat membeli merupakan aktivitas psikis yang timbul karena adanya perasaan (afektif) dan pikiran (kognitif) terhadap suatu barang atau jasa yang diinginkan.
Kotler, Bowen dan Makens (2006:156) berpendapat bahwa minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan di dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah suatu pemusatan perhatian individu terhadap suatu barang yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang tersebut, sehingga minat tersebut menimbulkan keinginan dan kemudian timbul perasaan yang meyakinkan individu bahwa barang tersebut memiliki manfaat, dan individu ingin memiliki barang tersebut dengan cara membeli dengan uang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.
Schiffman dan Kanuk (2007:25), menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah faktor yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal (input) tersebut terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya. Kegiatan pemasaran perusahaan adalah stimulus untuk mendapatkan, menginformasikan serta meyakinkan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk dengan perantara desain kemasan, kuantitas, dan jaminan akan kualitas (Marketing Mix), media massa, dan personal selling sehingga dapat memunculkan minat beli konsumen, sedangkan contoh dari faktor sosial budaya adalah pengaruh yang berasal dari rekomendasi orang lain (words of mouth), misalnya melalui teman, keluarga, maupun pendapat seseorang di koran maupun majalah.
Minat beli kemudian akan dipengaruhi oleh motivasi, persepsi, kepribadian konsumen. Faktor-faktor ini menjadikan konsumen kembali mengalami proses, suatu bentuk pembelajaran dan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan pembelian, yang di mana konsumen akan mempertimbangkan kembali mengenai minatnya untuk membeli sebuah produk, apakah motivasi dari pembelian, bagaimana persepsi konsumen terhadap produk, kepribadian dan perilaku sehari-hari konsumen yang berhubungan langsung dengan proses pengambilan keputusan (apa yang diinginkan oleh konsumen, pengetahuan akan pilihan yang bervariasi, informasi yang mereka dapat, dan hasil evaluasi mereka mengenai produk serta alternatif yang mereka dapat).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :
1. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.
2. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.
3. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya.
4. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.
5. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga faktor online marketing mempengaruhi purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya.
2. Diduga faktor X1 sampai Xn secara simultan berpengaruh terhadap purchase intentions
konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya.
3. Diduga faktor X1 sampai Xn secara parsial berpengaruh terhadap purchase intentions
konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya.
METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Exploratory Research atau penjajakan, karena penelitian ini dimaksud mereduksi atau menemukan beberapa variabel menjadi beberapa faktor. Artinya penelitian ini dirancang untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi purchase intentions pada produl Clean & Clear. Selain itu penelitian ini juga merupakan penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik/kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2011:8).
Gambaran dari populasi (objek) dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah menggunakan media online (website, facebook, dan twitter) di Surabaya dan pernah membeli produk Clean & Clear dengan pembelian secara online atau setelah mengetahui dari promosi Clean & Clear di internet pada tahun 2013 yang jumlahnya tidak dapat diketahui dengan pasti (infinite).
Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah membeli produk Clean & Clear dengan pembelian secara online atau setelah mengetahui dari promosi Clean & Clear di internet pada tahun 2013 yang jumlahnya tidak dapat diketahui dengan pasti (infinite).
Dari populasi, ditentukan sampel secara non probability sampling, yaitu setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk terpilih tidak diketahui (Santoso dan Tjptono, 2001:89). Adapun kriteria yang ditentukan adalah:
1. Merupakan pengguna internet dan pernah membaca atau melihat iklan Clean & Clear di internet.
2. Telah dewasa (> 17 tahun), sehingga dapat memberikan jawaban pada kuesioner secara obyektif dan rasional.
Dasar pengambilan jumlah sampel ditentukan secara quota sampling, yaitu pemilihan sampel yang didasarkan atas ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan (Santoso dan Tjptono, 2001:89). Berdasakan penentuan kuota tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini dipilih sebanyak 100 orang sampel.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi online marketing yaitu pemasaran produk melalui internet atau dunia maya. Variabel-variabel strategi online marketing dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Website (X1)
Website merupakan kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian halaman yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Indikator dari website adalah sebagai berkut:
1) Data teks (X1.1), artinya penjelasan singkat mengenai produk Clean & Clear di
beranda website sangat jelas.
2) Data gambar (X1.2), artinya gambar yang berisi kelengkapan produk Clean & Clear
di website sangat lengkap.
3) Data animasi (X1.3), artinya gambar tentang macam-macam produk Clean & Clear
yang dapat berganti menjadi gambar produk yang berbeda dari gambar produk yang sebelumnya yang ada di dalam menu website yang dikemas secara menarik. 4) Data video (X1.5), artinya video yang memperlihatkan kegiatan promosi produk
Clean & Clear di website sangat meyakinkan. b. Facebook (X2)
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang penggunanya harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu, pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar seperti “Rekan Kerja” atau “Teman Dekat”. Indikator dari Facebook adalah sebagai berkut: 1) Profil pribadi di facebook (X2.1), artinya informasi tentang karakteristik produk Clean
& Clear di facebook sangat jelas.
2) Keterhubungan dengan banyak pengguna (X2.2), artinya pengguna facebook dapat
terhubung dengan banyak pengguna facebook lainnya dalam hal pertemanan karena sama-sama menggunakan produk Clean & Clear sangat banyak.
3) Bertukar pesan (X2.3), artinya pengguna facebook yang berinteraksi dengan pengguna
lainnya mengenai iklan yang ditampilkan oleh Clean & Clear menarik.
4) Pemberitahuan otomatis (X2.3), artinya terdapat pemberitahuan secara langsung
setiap ada perubahan iklan Clean & Clear di menu facebook sangat jelas. c. Twitter (X3)
Twitter adalah sebuah situs web yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Kicauan bisa dilihat secara luar, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka
saja. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut (follower). Semua pengguna dapat mengirim dan menerima kicauan melalui situs Twitter, aplikasi eksternal yang kompatibel (telepon seluler), atau dengan pesan singkat (SMS) yang tersedia di negara-negara tertentu. Indikator dari twitter adalah sebagai berikut:
1) Profil pribadi di twitter (X3.1), adalah informasi gambaran umum mengenai produk
Clean & Clear di twitter sangat jelas.
2) Komentar (X3.2), adalah komentar tentang saran dan kritik produk Clean & Clear di twitter sangat jelas.
3) Followers (X3.3), yaitu jumlah pengikut di twitter produk Clean & Clear banyak.
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli atau purchase intentions, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan sikap individu berupa kekuatan atau dorongan untuk membeli suatu produk. Indikator dari minat beli atau purchase intentions adalah sebagai berkut:
a. Kesadaran akan kebutuhan (Y1) adalah minat beli yang didasari karena produk Clean
& Clear sesuai dengan kebutuhan.
b. Pengenalan produk (Y2) adalah minat beli yang didasari karena mengenal atau karena
mengetahui tentang keunggulan produk Clean & Clear.
c. Evaluasi alternatif (Y3) adalah minat beli yang timbul setelah membandingkan produk
Clean & Clear dengan merek lain
Teknik Analisa Data
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2011:134) bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan.
2. Analisis Faktor
Analisis Faktor, yaitu suatu teknik analisis statistic multivariate yang digunakan untuk mengurangi dan menyimpulkan variabel-variabel menjadi faktor-faktor (Malhotra, 2005:587). Dalam upaya mengolah data guna menarik kesimpulan penelitian maka peneliti menggunakan bantuan komputer melalui Pogram SPSS. Secara umum langkah-langkah pengujian dalam analisis faktor yaitu meliputi:
a. Menyusun matriks korelasi
Langkah ini secara spesifik menguji tingkat korelasi guna menentukan apakah variabel mempunyai kesamaan umum (homogen / common) atau tidak dan menguji tingkat kecakupan sampel. Terdapat 2 analisis penting yaitu :
1) Bartlett test of sphericity
Bertujuan untuk menguji hipotesis nol yang menyatakan bahwa variabel tidak terdapat korelasi, apabila hipotesis nol ini ditolak maka ketepatan model faktor yang digunakan tidak akan meragukan. Caranya adalah apabila chi squarenya < 0,05. Semakin besar nilai BTSnya menandakan adanya korelasi yang tinggi dan model yang dibentuk layak digunakan apabila nilai Bartlett test minimum.
2) Kaiser-Meyer-Olkin (KMO)
Bertujuan untuk mengetahui apakah pengambilan sampel sudah mencukupi atau tidak. Jika nilai KMO berada range 0,5 sampai 1 berarti analisis faktor baik untuk digunakan atau sampel sudah mencukupi.
b. Menentukan metode analisis faktor
Mengunakan Principal Component Analysis (PCA) dimana analisis ini bertujuan untuk memperoleh jumlah minimum dari faktor-faktor yang menghasilkan variance maximum dari data-data untuk digunakan dalam menganalisis multivariate selanjutnya. Untuk menentukan beberapa faktor – faktor yang dapat diterima secara empirik dapat dilihat dari besarnya eigen value (nilai eigen). Apabila nilai eigen lebih dari 1 (>1) maka semakin representatif faktor tersebut mewakili variabel. Sedangkan faktor yang nilai eigennya kurang 1 (<1) dikeluarkan dari model penelitian.
c. Rotasi faktor
Tujuan agar matriks faktor menjadi lebih sederhana lebih mudah untuk diinterprestasikan. Rotasi faktor akan menggunakan prosedur varimax dengan tujuan untuk meminimalisasi variabel – variabel dengan nilai tertinggi pada sebuah faktor. d. Non Redundant
Nilai ini menunjukkan berapa persen data yang berubah setelah dirotasi. Sejauh mana faktor atau variabel yang hilang atau berubah dapat ditoleransi dapat dilihat dari nilai non redundant. Semakin banyak data yang berubah maka model analisis faktor yang terbentuk akan semakin tidak baik. Adapun syarat dari non redundant adalah tidak boleh lebih besar dari 50%, jika lebih besar dari 50% maka model analisis faktor dalam penelitian dinyatakan tidak fit.
e. Interpestasi faktor
Tujuannya adalah menentukan variabel mana yang dapat masuk dalam suatu faktor atau yang tidak masuk dalam faktor. Variabel – variabel yang masuk dalam suatu faktor harus memiliki nilai loading faktor pada range 0,5 akan diabaikan atau tidak dimasukkan dalam faktor.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda mengukur ada atau tidaknya pengaruh antara Website (X1), Facebook (X2), dan Twitter (X3) sebagai variabel bebas terhadap Minat Beli (Y)
sebagai variabel terikat. Rumus regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Keterangan: Y a b1,b2, b3 X1 X2 X3 : : : : : :
variabel terikat Minat Beli konstanta
koefisien regresi variabel bebas 1 sampai 3 variabel bebas Website
variabel bebas Facebook variabel bebas Twitter 4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan uji Durbin-Watson (d) yang dihitung dengan menggunakan software statistik SPSS. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) 1,65 < DW< 2,35 maka tidak ada autokorelasi.
2) 1,21 < DW< 1,65 atau 2,35< DW< 2,79 tidak dapat disimpulkan 3) DW < 1,21 atau DW >2,79 maka terjadi autokorelasi.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel independent dalam persamaan regresi, yang menyebabkan standard error menjadi kurang teliti, dan tingkat signifikansi juga semakin besar. Ketentuannya sebagai berikut:
1) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel bebas dengan variabel-variabel bebas yang lain (terjadi multikolinearitas).
2) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. 5. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan metode analisis uji F. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1) Apabila hasil statistik F pada taraf signifikansi ≤ 0,05 berarti variabel bebas mempunyai pengaruh simultan yang signifikan. secara simultan terhadap variabel terikat.
2) Apabila hasil statistik F pada taraf signifikansi > 0,05 berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel terikat. b. Pengujian Parsial (Uji t)
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan metode analisis uji t. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1) Apabila hasil statistik t pada taraf signifikansi ≤ 0,05 berarti variabel bebas
mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel terikat. 2) Apabila hasil statistik t pada taraf signifikansi > 0,05 berarti variabel bebas tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel terikat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskriptif Variabel Website (X1)
Adapun hasil jawaban rata-rata responden terhadap masing-masing indikator Website (X1) adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Deskripsi Jawaban Responden Untuk Variabel Website (X1)
No. Indikator Website
frekuensi (f) x bobot skor (x)
Total Skor 1 2 3 4 f % f % f % f % 1 Data teks (X1.1) 1 1,0 20 20,0 42 42,0 37 37,0 315 2 Data gambar (X1.2) 12 12,0 21 21,0 22 22,0 45 45,0 300 3 Data animasi (X1.3) 9 9,0 11 11,0 33 33,0 47 47,0 318 5 Data video (X1.4) 8 8,0 10 10,0 32 32,0 50 50,0 324 1.257
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa gambaran jawaban responden atas indikator variabel Website (X1) adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah penjelasan singkat mengenai produk Clean & Clear di beranda website sangat jelas? (x1.1)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 42 orang atau 42,0 % menjawab setuju.
2. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah gambar yang berisi kelengkapan produk Clean & Clear di website sangat lengkap? (x1.2)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 45 orang atau 45,0 % menjawab sangat setuju.
3. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah gambar tentang macam-macam produk Clean & Clear yang dapat berganti menjadi gambar produk yang berbeda dari gambar produk yang sebelumnya yang ada di dalam menu website dikemas secara menarik? (x1.3)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 47 orang atau 47,0 % menjawab sangat setuju.
4. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah video yang memperlihatkan kegiatan promosi produk Clean & Clear di website sangat meyakinkan? (x1.4)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 50 orang atau 50,0 % menjawab sangat setuju.
Seberapa baik suatu variabel dapat diukur dengan membandingkan skor total suatu variabel dengan skor ideal menurut Sugiyono (2011:176). Skor ideal diperoleh dengan perkalian antara skor tertinggi dalam suatu skala, jumlah butir instrumen, dan jumlah responden.
Dalam penelitian ini, skala likert tertinggi adalah 4, variabel Website (X1) dijabarkan menjadi 4 butir indikator, dan jumlah responden adalah sebanyak 100 orang. Sehingga skor ideal adalah 4 x 4 x 100 = 1.600. Dari hasil perhitungan frekuensi diketahui bahwa skor total variabel Website (X1) adalah 1.257, sehingga dapat dihitung bahwa skor relatif variabel Website (X1) adalah 1.257 / 1.600 = 78,56% dari skor ideal.
Deskriptif Variabel Facebook (X2)
Adapun hasil jawaban rata-rata responden terhadap masing-masing indikator facebook (X2) adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Deskripsi Jawaban Responden Untuk Variabel Facebook (X2)
No. Indikator
frekuensi (f) x bobot skor (x) Total Skor 1 2 3 4 f % f % f % f % 1 Profil pribadi di facebook (X2.1) 7 7,0 9 9,0 35 35,0 49 49,0 326 2 Keterhubungan dengan banyak pengguna (X2.2) 3 3,0 14 14,0 45 45,0 38 38,0 318 3 Bertukar pesan (X2.3) 3 3,0 18 18,0 34 34,0 45 45,0 321 4 Pemberitahuan otomatis (X2.3) 6 6,0 24 24,0 29 29,0 41 41,0 305 1.270
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa gambaran jawaban responden atas indikator variabel Facebook (X2) adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah informasi tentang karakteristik produk Clean & Clear di facebook sangat jelas? (x2.1)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 49 orang atau 49,0 % menjawab sangat setuju.
2. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah pengguna facebook dapat terhubung dengan banyak pengguna facebook lainnya dalam hal pertemanan karena sama-sama menggunakan produk Clean & Clear sangat banyak? (x2.2)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 45 orang atau 45,0 % menjawab setuju.
3. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah pengguna facebook yang berinteraksi dengan pengguna lainnya mengenai iklan yang ditampilkan oleh Clean & Clear menarik? (x2.3)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 45 orang atau 45,0 % menjawab sangat setuju.
4. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah terdapat pemberitahuan secara langsung setiap ada perubahan iklan Clean & Clear di menu facebook sangat jelas? (x2.4)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 41 orang atau 41,0 % menjawab sangat setuju.
Seberapa baik suatu variabel dapat diukur dengan membandingkan skor total suatu variabel dengan skor ideal menurut Sugiyono (2011:176). Skor ideal diperoleh dengan perkalian antara skor tertinggi dalam suatu skala, jumlah butir instrumen, dan jumlah responden.
Dalam penelitian ini, skala likert tertinggi adalah 4, variabel Facebook (X2) dijabarkan
menjadi 4 butir indikator, dan jumlah responden adalah sebanyak 100 orang. Sehingga skor ideal adalah 4 x 4 x 100 = 1.600. Dari hasil perhitungan frekuensi diketahui bahwa skor total variabel Facebook (X2) adalah 1.270, sehingga dapat dihitung bahwa skor relatif variabel Facebook (X2) adalah 1.270 / 1.600 = 79,38% dari skor ideal.
Deskriptif Variabel Twitter (X3)
Adapun hasil jawaban rata-rata responden terhadap masing-masing indikator Twitter (X3) adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Deskripsi Jawaban Responden Untuk Variabel Twitter (X3)
No. Indikator Twitter
frekuensi (f) x bobot skor (x) Total Skor
1 2 3 4
f % f % f % f %
1 Profil pribadi di twitter (X3.1) 3 3,0 15 15,0 50 50,0 32 32,0 311 2 Komentar (X3.2) 7 7,0 14 14,0 42 42,0 37 37,0 309 3 Followers (X3.3) 6 6,0 22 22,0 36 36,0 36 36,0 302 922 Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa gambaran jawaban responden atas indikator variabel twitter (X3) adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah informasi gambaran umum mengenai produk Clean & Clear di twitter sangat jelas? (x3.1)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 50 orang atau 50,0 % menjawab setuju.
2. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah komentar tentang saran dan kritik produk Clean & Clear di twitter sangat jelas? (x3.2)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 42 orang atau 42,0 % menjawab setuju.
3. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah jumlah pengikut di twitter produk Clean & Clear banyak? (x3.3)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 36 orang atau 36,0 % menjawab sangat setuju.
Dalam penelitian ini, skala likert tertinggi adalah 4, variabel twitter (X3) dijabarkan
menjadi 3 butir indikator, dan jumlah responden adalah sebanyak 100 orang. Sehingga skor ideal adalah 4 x 3 x 100 = 1.200. Dari hasil perhitungan frekuensi diketahui bahwa skor total variabel twitter (X3) adalah 922, sehingga dapat dihitung skor relatif twitter (X3) adalah 922 /
1.200 = 57,63% dari skor ideal.
Deskriptif Variabel Purchase intentions (Y)
Adapun hasil jawaban rata-rata responden terhadap masing-masing indikator purchase
Tabel 4
Deskripsi Jawaban Responden Untuk Variabel Purchase Intentions (Y)
No.
Indikator
Purchase Intentions
frekuensi (f) x bobot skor (x)
Total Skor 1 2 3 4 f % f % f % f % 1 Kesadaran akan kebutuhan (Y1) 7 7,0 20 20,0 37 37,0 36 36,0 302 2 Pengenalan produk (Y2) 14 14,0 21 21,0 26 26,0 37 37,0 282 3 Evaluasi alternatif (Y3) 7 7,0 15 15,0 33 33,0 45 45,0 316 900
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa gambaran jawaban responden atas indikator variabel purchase intentions (Y) adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakan minat beli Anda didasari karena produk Clean & Clear sesuai dengan kebutuhan? (y.1)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 37 orang atau 37,0 % menjawab setuju.
2. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah Minat beli Anda didasari karena mengenal atau karena mengetahui tentang keunggulan produk Clean & Clear? (y.2)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 37 orang atau 37,0 % menjawab sangat setuju.
3. Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan” Apakah minat beli Anda timbul setelah membandingkan produk Clean & Clear dengan merek lain? (y.3)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 45 orang atau 45,0 % menjawab sangat setuju.
Dalam penelitian ini, skala likert tertinggi adalah 4, purchase intentions (Y) dijabarkan menjadi 3 butir indikator, dan jumlah responden adalah sebanyak 100 orang. Sehingga skor ideal adalah 4 x 3 x 100 = 1.200. Dari hasil perhitungan frekuensi diketahui bahwa skor total variabel purchase intentions (Y) adalah 900, sehingga dapat dihitung bahwa skor relatif variabel purchase intentions adalah 900 / 1.200 = 56,25% dari skor ideal.
Analisis Hasil Penelitian Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur (kuesioner) layak untuk mengukur apa yang diinginkan. Kriteria pengambilan keputusan menurut Sugiyono (2011:134) adalah jika koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid atau kuesioner yang disebarkan layak digunakan. Adapun hasil uji validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Uji Validitas
Variabel Pernyataan Koefisien Korelasi Keterangan
X1 x1.1 0,702 Valid x1.2 0,727 Valid x1.3 0,600 Valid x1.4 0,661 Valid X2 x2.1 0,705 Valid x2.2 0,596 Valid x2.3 0,692 Valid x2.4 0,656 Valid X3 x3.1 0,657 Valid x3.2 0,733 Valid x3.3 0,761 Valid Y y.1 0,586 Valid y.2 0,600 Valid y.3 0,391 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa semua indikator variabel mempunyai koefisien korelasi di atas 0,3 sehingga kuesioner yang disebarkan dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat pengukur yang sama. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan (Umar, 2005:207).
Tabel 6 Uji Realibilitas
Variabel Alpha Cronbach Nilai Kritis Keterangan
X1 0,6866 0,6 Reliabel
X2 0,8731 0,6 Reliabel
X3 0,7304 0,6 Reliabel
Y 0,6286 0,6 Reliabel
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach masing-masing variabel > 0,6 sehingga jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan/reliabel, sehingga analisa kuantitatif dengan kuesioner yang telah ditentukan dapat dilanjutkan.
Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan sebuah kelas prosedur yang digunakan untuk mereduksi dan merangkum data (Malhotra, 2005:311). Faktor-faktor diekstraksi sedemikian rupa sehingga faktor pertama memberi sumbangan tertinggi atas varians di dalam data, faktor kedua memberi sumbangan kedua tertinggi, dan seterusnya. Selanjutnya tiap faktor dianalisis untuk mengetahui item mana yang dapat dilanjutkan ke dalam analisis regresi linear berganda. Secara garis besar analisis faktor melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Bartlett’s Test of Sphericity
Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara masing-masing indikator terhadap faktor yang terbentuk. Adapun hipotesa dari nilai Bartlett’s
Test of Sphericity ini adalah sebagai berikut:
Ha : Ada korelasi antara masing-masing indikator terhadap faktor yang terbentuk Ho : Tidak ada korelasi masing-masing indikator terhadap faktor yang terbentuk
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, maka dapat diketahui bahwa nilai Chi-Square Bartlett’s Test of Sphericity adalah 194,320 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, maka ada korelasi antara masing-masing indikator terhadap faktor yang terbentuk.
,708 194,320 55 ,000 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. Approx. Chi-Square df Sig. Bartlett's Test of Sphericity
Tabel 7
2. Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Test
KMO adalah suatu indeks yang membandingkan besaran koefisien korelasi teramati dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Melalui nilai KMO dapat diketahui ketepatan analisis faktor. Apabila KMO > 0,5, maka analisa faktor dianggap tepat.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, dapat diketahui bahwa nilai KMO sebesar 0,708 > 0,5, berarti analisa faktor yang dilakukan dianggap tepat.
3. Analisa dengan Menggunakan Principal Component Analysis
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh jumlah minimum dari faktor-faktor yang menghasilkan variance maximum dari data-data untuk digunakan dalam menganalisis
multivariate selanjutnya. Untuk menentukan beberapa faktor yang diterima secara empirik dapat dilihat dari besarnya eigen value (nilai eigen). Apabila nilai eigen lebih dari 1 (>1) maka semakin representatif faktor tersebut mewakili indikator. Sedangkan faktor yang nilai eigennya kurang dari 1 (<1) dikeluarkan dari model penelitian.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, maka dapat diketahui bahwa hanya 3 faktor yang dapat diterima secara empirik, karena mempunyai eigenvalue di atas 1, di mana kesembilan faktor tersebut mempunyai kemampuan menjelaskan purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya sebesar 50,828%. Berikut ini dibuat tabel berdasarkan hasil ekstraksi faktor dengan Principal Component Analysis:
Tabel 8
Ekstraksi Analisis Faktor
Faktor Eigenvalue % Variance % Cumulative Var.
1 3,150 28,634 28,634
2 1,329 12,079 40,713
3 1,113 10,115 50,828
4. Rotasi Faktor
Setelah dilakukan ekstraksi faktor selanjutnya dilakukan langkah rotasi faktor untuk memperoleh indikator loading, yaitu indikator yang membentuk masing-masing faktor yang telah terbentuk dengan lebih jelas dan nyata. Pada tahap ini dilakukan transformasi initial matrix menjadi suatu matrix yang lebih mudah diinterpretasikan.
Melalui rotasi faktor juga diperoleh 3 faktor yang menunjukkan distribusi indikator yang jelas dan nyata daripada menggunakan ekstraksi faktor dengan metode Principal
Component Analysis. Berikut ini dibuat tabel berdasarkan hasil rotasi faktor:
Tabel 9
Nilai Rotasi Analisis Faktor
Faktor Eigenvalue % Variance % Cumulative Var.
1 1,957 17,791 17,791
2 1,902 17,292 35,083
3 1,732 15,745 50,828
Berdasarkan hasil rotasi diperoleh 3 faktor yang mempunyai eigenvalue dan varians yang berbeda dengan ekstraksi, di mana total keenam faktor tersebut juga mempunyai kemampuan menjelaskan purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya sebesar 50,828%.
5. Non Redundant
Nilai ini menunjukkan berapa persen data yang berubah setelah dirotasi. Sejauh mana faktor atau variabel yang hilang atau berubah dapat ditoleransi dapat dilihat dari nilai non redundant. Semakin banyak data yang berubah maka model analisis faktor yang terbentuk akan semakin tidak baik. Adapun syarat dari non redundant adalah tidak boleh
lebih besar dari 50%, jika lebih besar dari 50% maka model analisis faktor dalam penelitian dinyatakan tidak fit. Dari hasil penelitian menunjukkan nilai non redundant sebesar 35,0%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini hanya sebesar 35% data yang berubah sedangkan sisanya sebesar 65% tidak berubah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model analisis faktor dalam penelitian ini dikatakan fit.
6. Penentuan Anggota Faktor Baru
Setelah mendapatkan 3 faktor yang terbentuk dengan proses rotasi, maka ditentukan indikator yang masuk dalam faktor. Penentuan indikator yang masuk sebagai anggota salah satu faktor didasarkan atas korelasi terbesar indikator tersebut dengan salah satu faktor. Indikator-indikator yang masuk dalam suatu faktor harus memiliki nilai
loading faktor pada range > 0,5, sedangkan indikator dengan range di bawah 0,5 akan diabaikan. Adapun penentuan anggota faktor adalah sebagai berikut:
Tabel 10
Penentuan Anggota Faktor Baru
No. Indikator Korelasi Faktor
1 X1.1 Data teks di website 0,642 2
2 X1.2 Data gambar di website 0,637 2
3 X1.3 Data animasi di website 0,567 2
4 X1.4 Data video di website 0,702 2
5 X2.1 Profil pribadi di facebook 0,860 1
6 X2.2 Keterhubungan dengan banyak pengguna di facebook
0,571 1
7 X2.3 Bertukar pesan di facebook 0,554 1
8 X2.4 Pemberitahuan otomatis di facebook 0,415 -
9 X3.1 Profil pribadi di twitter 0,522 3
10 X3.2 Komentar di twitter 0,820 3
11 X3.3 Followers di twitter 0,607 3
Dari tabel tersebut dapat diketahui indikator-indikator yang masuk dalam faktor yang mempengaruhi purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya adalah:
a. Indikator Data teks di website (X1.1) berkorelasi terkuat dengan faktor 2 sebesar 0,624 sehingga indikator tersebut lebih tepat masuk dalam faktor 2.
b. Indikator Data gambar di website (X1.2) berkorelasi terkuat dengan faktor 2 sebesar 0,637 sehingga indikator tersebut lebih tepat masuk dalam faktor 2.
c. Indikator Data animasi di website (X1.3) berkorelasi terkuat dengan faktor 2 sebesar 0,567 sehingga indikator tersebut lebih tepat masuk dalam faktor 2.
d. Indikator Data video di website (X1.4) berkorelasi terkuat dengan faktor 2 sebesar 0,702 sehingga indikator tersebut lebih tepat masuk dalam faktor 2.
e. Indikator Profil pribadi di facebook (X2.1) berkorelasi terkuat dengan faktor 1 sebesar 0,860 sehingga indikator tersebut lebih tepat masuk dalam faktor 1.
f. Indikator Keterhubungan dengan banyak pengguna di facebook (X2.2) berkorelasi terkuat dengan faktor 1 sebesar 0,571 sehingga indikator tersebut lebih tepat masuk dalam faktor 1.
g. Indikator Bertukar pesan di facebook (X2.3) berkorelasi terkuat dengan faktor 1 sebesar 0,554 sehingga indikator tersebut lebih tepat masuk dalam faktor 1.
h. Indikator Pemberitahuan otomatis di facebook (X2.4) korelasi tertingginya sebesar 0,415, namun karena < 0,5 sehingga indikator tersebut tidak masuk dalam faktor. i. Indikator Profil pribadi di twitter (X3.1) berkorelasi terkuat dengan faktor 3 sebesar
j. Indikator Komentar di twitter (X3.2) berkorelasi terkuat dengan faktor 3 sebesar 0,820 sehingga indikator tersebut lebih tepat masuk dalam faktor 3.
k. Indikator Followers di twitter (X3.3) berkorelasi terkuat dengan faktor 3 sebesar 0,607 sehingga indikator tersebut lebih tepat masuk dalam faktor 3.
7. Penamaan Faktor Baru
Setelah mendapatkan 3 faktor yang terbentuk dengan proses rotasi dan telah ditentukan indikator-indikator mana yang masuk dalam faktor maka selanjutnya faktor-faktor yang baru terbentuk tersebut (variabel) diberi nama sesuai dengan indikator-indikator anggotanya. Adapun faktor-faktor yang baru terbentuk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11
Pemberian Nama Faktor Baru
No Indikator Nama
faktor Penamaan Baru Eigenvalue
Comulative variance Faktor 1 Data teks diwebsite
Website Situs yang mencakup data teks, data gambar, data animasi, dan data video yang ada dalam website tersebut. 1,957 17,791 Data gambar di website Data animasi diwebsite Data video di website Faktor 2 Profil pribadi di facebook
Facebook situs jejaring sosial yang mencakup profil pribadi yang memungkinkan keterhubungan dengan banyak pengguna dan dapat berkukar pesan di facebook 1,902 35,083 Keterhubungan dengan banyak pengguna di facebook Bertukar pesan di facebook Faktor 3 Profil pribadi di twitter
Twitter situs layanan jejaring sosial yang mencakup profil pribadi, komentar (mentention), dan follower di twitter tersebut. 1,732 50,828 komentar di twitter Followers di twitter
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan mengenai faktor baru yang terbentuk sebagai berikut:
a. Faktor 1, dengan anggota faktor yaitu data teks, data gambar, data animasi, dan data video, maka faktor tersebut lebih tepat diberi nama Faktor Website.
b. Faktor 2, dengan anggota faktor yaitu profil pribadi di facebook, keterhubungan dengan banyak pengguna, dan bertukar pesan, maka faktor tersebut lebih tepat diberi nama Faktor Facebook.
c. Faktor 3, dengan anggota faktor yaitu profil pribadi di twitter, komentar, dan followers, maka faktor tersebut lebih tepat diberi nama Faktor Twitter.
Selanjutnya ketiga faktor (variabel) tersebut beserta indikatornya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel website, facebook, dan twitter terhadap variabel
purchase intentions.
Deskriptif Rata-Rata Variabel
Sebelum dilakukan analisis regresi linear berganda, terlebih dahulu perlu disajikan deskriptif rata-rata variabel untuk mengetahui skor rata-rata variabel secara umum. Adapun rata-rata masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 12
Deskriptif Rata-Rata Faktor 1
Indikator Keterangan Korelasi Rata-Rata
X2.1 Profil pribadi di facebook 0,860 3,26
X2.2 Keterhubungan dengan banyak pengguna di facebook
0,571 3,18
X2.3 Bertukar pesan di facebook 0,554 3,21
Jumlah 1,985 9,65
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa korelasi dan rata-rata variabel dalam faktor 1 yaitu:
1. X2.1 yaitu Profil pribadi di facebook mempunyai korelasi terhadap faktor 1 sebesar 0,86 dan rata-rata sebesar 3,26
2. X2.2 yaitu Keterhubungan dengan banyak pengguna di facebook mempunyai korelasi terhadap faktor 1 sebesar 0,571 dan rata-rata sebesar 3,18
3. X2.3 yaitu Bertukar pesan di facebook mempunyai korelasi terhadap faktor 1 sebesar 0,554 dan rata-rata sebesar 3,21
Tabel 13
Deskriptif Rata-Rata Faktor 2
Indikator Keterangan Korelasi Rata-Rata
X1.1 Data teks di website 0,642 3,15 X1.2 Data gambar di website 0,637 3,00 X1.3 Data animasi di website 0,567 3,18 X1.4 Data video di website 0,702 3,24
Jumlah 2,548 12,57
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa korelasi dan rata-rata variabel dalam faktor 2 yaitu:
1. X1.1 yaitu Data teks di website mempunyai korelasi terhadap faktor 2 sebesar 0,642 dan rata-rata sebesar 3,15
2. X1.2 yaitu Data gambar di website mempunyai korelasi terhadap faktor 2 sebesar 0,637 dan rata-rata sebesar 3,00
3. X1.3 yaitu Data animasi di website mempunyai korelasi terhadap faktor 2 sebesar 0,567 dan rata-rata sebesar 3,18
4. X1.4 yaitu Data video di website mempunyai korelasi terhadap faktor 2 sebesar 0,702 dan rata-rata sebesar 3,24
Tabel 14
Deskriptif Rata-Rata Faktor 3
Indikator Keterangan Korelasi Rata-Rata
X3.1 Profil pribadi di twitter 0,522 3,11 X3.2 Komentar di twitter 0,820 3,09 X3.3 Followers di twitter 0,607 3,02
Jumlah 1,949 9,22
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa korelasi dan rata-rata variabel dalam faktor 2 yaitu:
1. X3.1 yaitu Profil pribadi di twitter mempunyai korelasi terhadap faktor 3 sebesar 0,522 dan rata-rata sebesar 3,11
2. X3.2 yaitu Komentar di twitter mempunyai korelasi terhadap faktor 3 sebesar 0,82 dan rata-rata sebesar 3,09
3. X3.3 yaitu Followers di twitter mempunyai korelasi terhadap faktor 3 sebesar 0,607 dan rata-rata sebesar 3,02
Tabel 15
Deskriptif Rata-Rata Variabel Purchase Intention
Indikator Keterangan Rata-Rata
Y.1 Kesadaran akan kebutuhan 3,02
Y.2 Pengenalan produk 2,92
Y.3 Evaluasi alternatif 3,16
Jumlah 9,10
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata variabel purchase intention yaitu: 1. Y.1 yaitu Kesadaran akan kebutuhan mempunyai rata-rata sebesar 3,02
2. Y.2 yaitu Pengenalan produk mempunyai rata-rata sebesar 2,92 3. Y.3 yaitu Evaluasi alternatif mempunyai rata-rata sebesar 3,16
Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi linier berganda merupakan suatu persamaan yang menggambarkan hubungan antara lebih dari satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Regresi linier berganda diterapkan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel bebas website, facebook, dan twitter terhadap variabel terikat purchase intentions (Y), serta mengetahui besar pengaruhnya.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 16 Koefisien Regresi Coefficientsa ,515 ,213 2,414 ,018 ,191 ,055 ,245 3,463 ,001 ,802 1,247 ,464 ,056 ,576 8,313 ,000 ,833 1,200 ,138 ,056 ,173 2,486 ,015 ,826 1,210 (Constant) X1 X2 X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistiks
Dependent Variable: Y a.
Tabel tersebut menunjukkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas website (X1), facebook (X2), dan twitter (X3) terhadap variabel terikat purchase intentions (Y). Dari tabel, diperoleh model regresi linier berganda yaitu:
Y = 0,515 + 0,191 X1 + 0,464 X2 + 0,138 X3
Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Nilai a sebesar 0,515
Menunjukkan bahwa jika variabel website (X1), facebook (X2), dan twitter (X3) sama dengan
nol, maka purchase intentions (Y) akan konstan sebesar 0,515. 2. Nilai b1 sebesar 0,191
Menunjukkan jika variabel website (X1) meningkat satu satuan, maka akan dapat
meningkatkan purchase intentions (Y) sebesar 0,191 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan.
3. Nilai b2 sebesar 0,464
Menunjukkan jika facebook (X2) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan purchase intentions (Y) sebesar 0,464 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan.
4. Nilai b3 sebesar 0,138
Menunjukkan jika twitter (X3) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan purchase intentions (Y) sebesar 0,138 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan.
Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik harus bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE tersebut maka harus dipenuhi beberapa asumsi klasik sebagai berikut:
1. Analisis Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah Autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi Autokorelasi di dalamnya.
Tabel 17 Nilai Durbin Watson Model Durbin Watson
1 2,119
Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 1,65 < DW< 2,35 maka tidak ada autokorelasi.
b. 1,21 < DW< 1,65 atau 2,35< DW< 2,79 maka tidak dapat disimpulkan c. DW < 1,21 atau DW >2,79 maka terjadi autokorelasi.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa model regresi yang terbentuk tidak terjadi Autokorelasi karena mempunyai angka Durbin Watson di antara 1,65 < DW< 2,35 sebesar yaitu 2,119.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel independen (bebas). Regresi yang baik adalah regresi yang variabel bebasnya tidak memiliki hubungan yang erat atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independennya.
Ketentuan dalam pengujian ini adalah:
a. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel bebas dengan variabel-variabel bebas yang lain (terjadi multikolinearitas).
b. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 18
Nilai Tolerance Dan VIF
No. Variabel Toleransi VIF
1 Website 0,802 1,247
2 Facebook 0,833 1,200
3 Twitter 0,826 1,210
Dari tiga variabel bebas yang ada diketahui memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka penelitian ini bebas dari Multikolinearitas.
Pengujian Pengaruh Simultan dengan Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang didapatkan telah signifikan (telah sesuai untuk menggambarkan pengaruh simultan variabel bebas terhadap variabel terikat). Uji signifikansi model ini dapat dilihat pada nilai F hitung yang telah diperoleh dari program SPSS sebagai berikut:
Tabel 19 Analisis of Varians
Untuk mengetahui variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan (bersama) terhadap variabel dependen digunakan uji F dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Jika hasil statistik F pada taraf signifikansi ≤ 0,05 berarti variabel-variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel terikat dan sebaliknya. Karena nilai sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa keseluruhan variabel bebas website, facebook, dan twitter secara simultan berpengaruh signifikan terhadap purchase intentions.
Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t
Uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi telah signifikan untuk digunakan mengukur pengaruh secara parsial variabel bebas website,
facebook, dan twitter terhadap purchase intentions. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil output t hitung sebagai berikut:
ANOVAb 14,714 3 4,905 51,308 ,000a 9,177 96 ,096 23,891 99 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X3, X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
Tabel 20 Uji Parsial (Uji t)
Prosedur pengujian menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi 0,05.
a. Uji parsial antara variabel bebas website (X1) terhadap purchase intentions (Y), dengan nilai
sig = 0,001.
Karena nilai sig 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa variabel bebas website secara parsial berpengaruh signifikan terhadap purchase
intentions.
b. Uji parsial antara variabel bebas facebook (X2) terhadap purchase intentions (Y), dengan
nilai sig = 0,000.
Karena nilai sig 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa variabel bebas facebook secara parsial berpengaruh signifikan terhadap purchase
intentions.
c. Uji parsial antara variabel bebas twitter (X2) terhadap purchase intentions (Y), dengan nilai
sig = 0,003.
Karena nilai sig 0,015 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa variabel bebas twitter secara parsial berpengaruh signifikan terhadap purchase
intentions.
Dari hasil pengujian dengan uji t juga dapat diketahui bahwa variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap purchase intentions adalah variabel facebook karena mempunyai t hitung yang lebih besar daripada variabel lainnya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan alat bantu analisis faktor ditemukan 3 faktor yang mempengaruhi terhadap purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya, yaitu:
a. Faktor 1, dengan anggota faktor yaitu data teks, data gambar, data animasi, dan data video, maka faktor tersebut lebih tepat diberi nama Faktor Website. Faktor tersebut mampu menjelaskan purchase intentions dengan prosentase variance sebesar 17,292%. b. Faktor 2, dengan anggota faktor yaitu profil pribadi di facebook, keterhubungan
dengan banyak pengguna, bertukar pesan, dan pemberitahuan otomatis, maka faktor tersebut lebih tepat diberi nama Faktor Facebook. Faktor tersebut mampu menjelaskan purchase intentions dengan prosentase variance sebesar 17,791%.
c. Faktor 3, dengan anggota faktor yaitu profil pribadi di twitter, komentar, dan followers, maka faktor tersebut lebih tepat diberi nama Faktor Twitter. Faktor tersebut mampu menjelaskan purchase intentions dengan prosentase variance sebesar 15,754%. Coefficientsa ,515 ,213 2,414 ,018 ,191 ,055 ,245 3,463 ,001 ,802 1,247 ,464 ,056 ,576 8,313 ,000 ,833 1,200 ,138 ,056 ,173 2,486 ,015 ,826 1,210 (Constant) X1 X2 X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Y a.
2. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa keseluruhan variabel bebas website, facebook, dan
twitter secara simultan berpengaruh signifikan terhadap purchase intentions.
3. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa secara parsial variabel bebas website, facebook, dan twitter berpengaruh terhadap purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear di Surabaya.
4. Dari hasil pengujian dengan uji t juga dapat diketahui bahwa variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap purchase intentions adalah variabel facebook karena mempunyai t hitung yang lebih besar daripada variabel lainnya.
Saran
Dengan melihat hasil analisis dan pembahasan, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Johnson & Johnson sebagai produsen produk Clean & Clear sebaiknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi purchase intentions konsumen dalam membeli produk Clean & Clear. Jika perilaku konsumen dapat teridentifikasi, maka perusahaan mudah untuk membuat strategi dalam pemasaran produknya.
2. Johnson & Johnson sebaiknya selalu mengadakan penelitian tentang strategi pemasaran, salah satunya dengan mengadakan penelitian mengenai online marketing dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi purchase intentions, karena perkembangan teknologi yang demikian pesat menuntut dilakukannya inovasi secara terus-menerus.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, P, Bowen dan Makens, J. 2006. Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan. Penerbit PT. Prenhallindo. Jakarta.
_______ dan G. Armstrong. 2007. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Penerbit Indeks. Jakarta.
Malhotra, N.K. 2005. Riset Pemasaran. Edisi Keempat. Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia.
Randall, N dan C. Latulipe. 2006. Plug N-Play Internet. Indiana Sams Publishing. Indianapolis.
Santoso, S dan F. Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Cetakan Ketiga. Penerbit Media Elex Komputindo. Jakarta.
Schiffman, L. G dan L. Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi 7. Penerbit Prentice-Hall Inc. Jakarta.
Simamora, B. 2008. Aura Merek. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-13. Penerbit Alfabeta. Bandung.