SURYA 22 Vol.01, No.XIV, April 2013
HUBUNGAN PENATAAN RUANG DAN KELENGKAPAN ALAT RUANG
RAWAT INAP DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG BOUGENVILLE
RSUD dr. SOEGIRI LAMONGAN
Puguh Jaya S, Suratmi
…………...……….…… …… . .….
ABSTRAK
…… … ...………. …… …… . .…. Kepuasan adalah perasaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubunganya dengan harapan seseorang. Berdasarkan survei awal di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan pada 10 responden menunjukkan bahwa sebagian pasien menyatakan belum puas dengan kondisi yang ada, dan sebagian mengatakan sudah puas dengan kondisi yang ada selama di rawat. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan penataan ruang dan kelengkapan alat ruang rawat inap dengan kepuasan pasien di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan.Desain penelitian menggunakan desain analitik, sampel yang diambil sebanyak 69 pasien. Metode sampling menggunakan Simple Random Sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner.Dari uji yang dilakukan maka nilai koefesiensi korelasi spearman’s rho X2 = 0,830dan p = 0,000 dimana p < 0,05 maka H1 diterima artinya terdapat hubungan penataan ruang rawat inap dengan kepuasan pasien di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan. Dan dari uji nilai koefesiensi korelasi spearman’s rho X2 = 0,767dan p = 0,000 dimana p < 0,05 maka H1 diterima artinya terdapat hubungan kelengkapan alat ruang rawat inap dengan kepuasan pasien di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel yaitu penataan ruang dan kelengkapan alat ruang rawat inap dengan kepuasan pasien di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan. Namun selain penataan ruang dan kelengkapan alat ruang rawat inap masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kepuasan pasien dan hal tersebut memerlukan penelitian yang lebih lanjut.
Kata Kunci : penataan ruang rawat inap, kelengkapan alat ruang rawat inap, kepuasan pasien
PENDAHULUAN
. …… . … … . Rumah sakit merupakan pelayanan penyediaan fasilitas rawat inap sesuai dengan yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 2003 maka pembangunan nasional dibidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan mutu sumber daya manusia serta mutu kehidupan manusia melalui kemudahan dan pemerataan pelayanan kesehatan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tercapainya keadaan ini akan ditandai dengan meningkatnya kesejahteraan keluarga, meningkatnya produktivitas kerja dan meningkatnya perilaku hidup sehat di lingkungan masyarakat untuk tercapainya tujuan tersebut, maka kebijakan kesehatandiarahkan untuk mengembangkan tenaga maupun sarana sehingga memadai dan mampu berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2003).
Rumah sakit awalnya merupakan lembaga sosial, tetapi dengan adanya rumah sakit swasta, menjadikan rumah sakit lebih mengacu sebagai suatu industri yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dengan melakukan pengelolaan yang berdasar pada manajemen badan usaha. Seiring dengan itu, terjadi persaingan antara rumah sakit baik rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit milik swasta, semua berlomba-lomba untuk menarik konsumen agar menggunakan jasanya (Novianto, 2004).
SURYA 23 Vol.01, No.XIV, April 2013 Pasien akan merasa puas apabila ada
persamaan antara harapan dan kenyataan pelayanan kesehatan yang diperoleh. Kepuasaan pengguna pelayanan kesehatan mempunyai kaitan yang erat dengan hasil pelayanan kesehatan rumah sakit baik secara medis maupun non medis, dimana salah satu pelayanan kesehatan rumah sakit yang non medis adalah penataan ruang rawat inap (Kotler P, 2002).
Pelayanan pasien di rumah sakit merupakan suatu produk jasa dimana kepuasan dari pasien baik dari medis maupun non medis, salah satu kepuasan pelayanan pasien di rumah sakit adalah dalam segi penataan ruang rawat inap dan kelengkapan alat. penataan ruang dan kelengkapan alat rawat inap merupakan hal yang sangat penting dan bagian dari unsure-unsur utama dalam pelayanan kesehatan secara non medis.
Hasil survei awal yang di lakukan di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri pada tanggal 19 januari tahun 2012 terhadap 10 pasien rawat inap didapatkan data 5 pasien atau 50% yang menyatakan belum puas denagan kondisi yang ada, dan 5 pasien atau 50% mengatakan sudah puas dengan kondisi yang ada selama di rawat.
Faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien yang di rawat inap yaitu penataan ruang dan kelengkapan alat. Penataan ruang meliputi; tata ruang rawat inap, pola penataan ruang, pencahayaan, ventilasi udara, sistim inferior, dan kelengkapan alat meliputi; alat-alat kesehatan non medis yang ada di ruang rawat inap (gunadarma, 2008). Dari indikator yang mempengaruhi kepuasan pasien tersebut dapat menimbulkan respon yang berbeda dari pasien yaitu pasien yang merasa puas terhadap kenyamanan penataan ruang dan kelengkapan alat ruang rawat inap.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti kepuasan pasien terhadap penataan ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri, karena ketidakpuasan pasien dapat mempengarui penurunan jumlah rawat inap yang ada di RSUD dr. Soegiri . Dari uraian di atas terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien yang di rawat inap Ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri, maka peneliti
membatasi pada faktor panataan ruang dan kelengkapan alat ruang rawat inap.
METODE PENELITIAN
.… … .… Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional dengan metode simple random sampling. Populasi penelitian ini adalah Seluruh pasien di Ruang Bougenville dan Ruang Bougenville RSUD. dr. Soegiri lamongan sebanyak 110 orang. Sedangkan sampelnya adalah sebagian pasien di Ruang Bougenville dan Ruang Bougenville RSUD. dr. Soegiri lamongan sebanyak 69 orang. Serta variabel independent penataan ruang dan kelengkapan alat sedangkan variabel dependent kepuasan pasien. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner dan lembar observasi serta pengolahan data meliputi editing, coding, scoring, tabulating dan diuji dengan menggunakan uji spearmanHASIL
.
PENELITIAN
… 1. Data Umum1) Karakteristik Responden
(1) Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan 2012
NO Jenis Kelamin Frekuens i Prosentase (%) 1 2 Laki – laki Perempuan 41 28 59,4 40,6 Jumlah 6 100,0
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin pasien adalah laki – laki sebanyak 41 pasien atau 54%
(2) Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan usia di Ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan 2012
NO Umur Frekuensi Prosentase (%) 1 2 3 4 21-30 th 31-40 th 41 – 50 th > 50 th 16 18 21 14 23,2 26,1 30,4 20,3 Jumlah 69 100,0
SURYA 24 Vol.01, No.XIV, April 2013 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bahwa hampir sebagian berada pada usia 41-50 tahun sebanyak 21 pasien atau 30,4% (3) Distribusi Responden Berdasarkan
Status Pernikahan
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan 2012 NO Pendidikan Frekuensi Prosentase
(%) 1 2 Menikah Belum Menikah 65 4 94 6 Jumlah 69 100,0
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa hampir seluruh pasien berstatus menikah sebanyak 65 pasien atau 94%
(4) Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa
Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan 2012 NO Pendidikan Frekuensi Prosentase
(%) 1 2 Jawa Madura 68 1 98,5 1,5 Jumlah 69 100,0
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa hampir seluruh pasien bersuku Jawa sebanyak 68 pasien atau 98,5%.
(5) Pendidikan Terakhir
Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Ruang Bougenville RSUD. dr. Soegiri Lamongan 2012 NO Pendidikan Frekuensi Prosentase
(%) 1 2 3 SD SMP SMA 42 14 13 60 20,2 18,8 Jumlah 69 100,0
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien berpendidikan SD sebanyak 42 pasien atau 60%
(6) Pekerjaan
Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan 2012 NO Pekerjaan Frekuensi Prosentase
(%) 1 2 3 4 Petani Ibu Rumah Tangga Pedagang Lain-lain 21 24 11 13 30,5 34,8 15,9 18,8 Jumlah 69 100,0
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa hampir sebagian pasien adalah ibu rumah tangga sebanyak 24 pasien atau 34,8%.
2. Data Khusus Responden 1) Kepuasan Pasien
Tabel 7 Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan 2012 NO Tingkat Kepuasan Pasien Frekuensi Prosentase (%) 1 2 3 Baik :76-100 Cukup : 56-75 Kurang : ≥ 55 5 29 35 7 42 51 Jumlah 69 100,0 Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat kepuasan pasien kurang sebanyak 35 responden atau 51% dan sebagian kecil tingkat kepuasan pasien baik sebanyak 5 atau 7%.
2) Penataan Ruang
Tabel 8 Penataan Ruang Di Ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan 2012 NO Penataan Ruang Frekuensi Prosentase (%) 1 2 3 Baik :76-100 Cukup : 56-75 Kurang : ≥ 55 20 23 26 29 33,3 37,7 Jumlah 69 100,0 Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa hampir sebagian pasien menyatakan penataan ruang rawat inap kurang sebanyak 26 pasien atau 37,7% dan hampir sebagian
SURYA 25 Vol.01, No.XIV, April 2013 pasien menyatakan penataan ruang rawat
inap baik sebanyak 20 alat atau 29%. 3) Kelengkapan Alat
Tabel 9 Kelengkapan Alat Di Ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan 2012 NO Kelengkapan Alat Frekuensi Prosentase (%) 1 2 3 Baik :76-100 Cukup : 56-75 Kurang : ≥ 55 20 22 22 29 32 39 Jumlah 69 100,0 Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa hampir sebagian pasien menyatakan kelengkapan alat rawat inap kurang sebanyak 27 pasien atau 39% dan hampir sebagian pasien menyatakan kelengkapan alat rawat inap baik sebanyak 20 pasien atau 29%. 3. Hubungan kepuasan pasien dengan
penataan ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan.
Tabel 10 Tabel Hubungan kepuasan pasien dengan penataan ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan 2012
Tabel 10 menunjukkan bahwa penataan ruang rawat inap yang dinilai kurang sebagian pasien menyatakan tidak puas sebanyak 26 pasien atau 38 %, penataan ruang rawat inap cukup sebagian kecil pasien menyatakan cukup puas sebanyak 14 pasien atau 20 %, dan penataan ruang rawat inap baik sebagian kecil pasien menyatakan puas sebanyak 15 pasien atau 22 %.
Hasil analisis dengan uji Spearmen Rho yang menggunakan program SPSS PC for Windows versi 16,0 tentang hubungan kepuasan pasien dengan penataan ruang dan
kelengkapan alat ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan dapat diketahui bahwa nilai koefesiensi korelasi spearman’s rho X2 = .830** dan p = 0,000 dimana p < 0,05 maka H1 diterima artinya terdapat hubungan kepuasan pasien dengan penataan ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan. 4. Hubungan kepuasan pasien dengan
kelengkapan alat ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan.
Tabel 11 Hubungan kepuasan pasien dengan kelengkapan alat ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan 2012 No Keleng kapan Alat Ruang Rawat Inap
Kepuasan Pasien Jumlah
Tidak Puas Cukup Puas Puas Total 1 2 3 Kurang Cukup Baik 24 (35) 8 (12) 0 (0) 3 (4) 14 (20) 13 (19) 0 (0) 0 (0) 7 (10) 27 (39) 22 (32) 20 (29) Jumlah 32 (47) 30 (43) 7 (10) 69 (100)
Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukkan bahwa kelengkapan alat ruang rawat inap kurang hampir sebagian pasien menyatakan tidak puas sebanyak 24 pasien atau 35 %, kelengkapan alat ruang rawat inap cukup sebagian kecil pasien menyatakan cukup puas sebanyak 14 pasien atau 20 %, dan kelengkapan alat ruang rawat inap baik sebagian kecil pasien menyatakan puas sebanyak 13 pasien atau 19 %.
Hasil analisis dengan uji Spearmen Rho yang menggunakan program SPSS PC for Windows versi 16,0 tentang hubungan kepuasan pasien dengan kelengkapan alat ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan dapat diketahui bahwa nilai koefesiensi korelasi spearman’s rho X2 = .767** dan p = 0,000 dimana p < 0,05 maka H1 diterima artinya terdapat hubungan kepuasan pasien dengan kelengkapan alat ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan. No Penataan
Ruang Rawat Inap
Kepuasan Pasien Jumlah
Tidak Puas (%) Cukup Puas (%) Pua s (%) Total (%) 1 2 3 Kurang Cukup Baik 26 (38) 9(13) 0 (0) 0 (0) 14(20) 15 (22) 0 (0) 0 (0) 5 (7) 26 (38) 23 (33) 20 (29) Jumlah 35 (51) 29 (42) 5 (7) 69 (100)
SURYA 26 Vol.01, No.XIV, April 2013
PEMBAHASAN
.… .… 1. Kepuasan PasienHasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat kepuasan pasien kurang sebanyak 35 responden atau 51%.
Kepuasan adalah perasaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubunganya dengan harapan seseorang (Kotler dalam Wijono, 2000).
Kepuasan pasien terhadap penataan ruang dan kelengkapan alat dipengaruhi oleh karakteristik demografi yang meliputi usia, pendidikan, dan pekerjaaan. Bertambahnya usia seseorang akan lebih memperhatikan masalah kesehatannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Santrock (2002) bahwa pada saat seorang dewasa madya sudah mulai merasakan penurunan fungsi fisik akan lebih memperhatikan kesehatannya. Responden dalam penelitian ini sebagian besar berada rentan usia 41-50 tahun sehingga cenderung memperhatikan informasi yang telah didapatnya, termotivasi untuk menjalankan hidup, menginginkan informasi yang mudah dimengerti sebanyak mungkin dan memiliki harapan yang tinggi untuk kesehatannya.
Sedangkan menurut pendapat Nursalam (2003), bahwa pendidikan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin rendah keinginan untuk mendapatkan kepuasan. Seseorang yang berpendidikan tinggi mempunyai informasi lebih tentang penataan ruang dan kelengkapan alat yang ada diruang. Sehingga harapan mereka pun lebih dibanding yang berpendidikan lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima keadaan penataan ruang dan kelengkapan alat yang ada diruang rawat inap Bougenville.
2. Penataan Ruang Rawat Inap
Penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian pasien menyatakan penataan ruang rawat inap kurang.
Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik
direncanakan maupun tidak. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendaian pemanfaatan ruang.
Menurut Pohan (2006) menjelaskan bahwa penataan ruang rawat inap masih sangat kurang bukan kesalahan rumah sakit, tetapi kesalahan sistem layanan rumah sakit itu sendiri yang menjadikan kurang. Supaya terwujudnya kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan non medis khususnya dalam penataan ruang rawat inap, maka dari rumah sakit melakukan penataan ruang sesuai standart. Misalnya dalam tata ruang, pola penataan, pencahayaan, ventilasi udara dan sistim inferiornya disesuaikan dengan standart penataan ruang rumah sakit.
Dapat disimpulkan bahwa penataan ruang rawat inap diruang rawat inap Bougenville RSUD lamongan masih kurang baik karena dalam penataan di Ruang Bougenville RSUD lamongan belum sesuai dengan standart penataan ruang rawat inap nasional misalnya pola penataan ruang yang masih sederhana, pencahayaan ruangan yang kurang pada saat siang hari, ventilasi udara yang kurang maksimal sehingga udara sedikit dan mengakibatkan ruangan menjadi panas, sistem inferior kurang mendukung, dan kamar mandi yang kotor dan ada beberapa yang rusak.
3. Kelengkapan Alat Ruang Rawat Inap Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian pasien menyatakan bahwa kelengkapan alat rawat inap kurang. Peralatan kesehatan dengan variasi yang besar dari jenis dan harga perlu secara selektif memilih prioritas yang penting, terutama alat yang yang dibeli atau leasing. (Rowland H.S., & Rowland B.L 2001).
Adapun persyaratan teknis peralatan kesehatan tersebut harus memenuhi seluruh kriteria di bawah ini (Rowland H.S., & Rowland B.L 2001) : Kenyamanan dan keamanan, Kemudahan dalam pemeliharaan, Kemudahan dalam perbaikan, Berkualitas, dan Kebutuhan dan pemanfaatanya sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Rumah sakit khususnya ruang pelayanan rawat inap seharusnya segera
SURYA 27 Vol.01, No.XIV, April 2013 melengkapi segala peralatan yang menunjang
optimalisasi pelayanan kesehatan pasien. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelengkapan alat ruang rawat inap diruang rawat inap Bougenville RSUD lamongan masih kurang lengkap. Misalkan almari, kursi, kipas angin, bad, bantal, proteksi kebakaran, dll.
4. Hubungan kepuasan pasien dengan penataan ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan
Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa hasil analisis didapatkan nilai koefesiensi korelasi spearman’s rho2 = .830** dan p = 0,000 dimana p < 0,05 maka H1 diterima artinya terdapat hubungan kepuasan pasien dengan penataan ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan.
Dapat dijelaskan semakin tepat penataan ruang akan memberikan kepuasan yang lebih terhadap pasien, begitu juga sebaliknya jika penataan ruang dan kurang memadai maka kepuasan pasien kemungkinan besar tidak akan puas dengan pelayanan yang diberikan.
Rumah sakit seharusnya memvisualisasikan dirinya sebagai tempat yang bersih, nyaman, aman dan asri sera di tunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai. Disamping itu perlu diingat bahwa rumah sakit akan dapat broperasi dengan baik tidak hanya cukup memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) saja, akan tetapi harus didukung pula oleh sarana dan prasarana yang memadai baik sarana medis dan non medis.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel yaitu penataan ruang rawat inap dengan kepuasan pasien di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan.
5. Hubungan kelengkapan alat dengan kepuasan pasien ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa hasil analisis didapatkan nilai koefesiensi korelasi spearman’s rho X2 = .767** dan p = 0,000 dimana p < 0,05 maka H1 diterima artinya terdapat hubungan kepuasan pasien dengan kelengkapan alat ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan.
Sesuai dengan pendapat Lyne Cuhinghan (1991) yang menyatakan bahwa rumah sakit yang dapat memberikan kepuasan pada pelanggan yaitu rumah sakit yang melayani pasien dengan baik, cepat dalam menanggapi kebutuhan dan permasalahan pasien, mempunyai dokter yang handal, mempunyai repotasi yang baik, memiliki peralatan up to date memberikan citra rumah sakit yang bersih, kelengkapan alat ruang rawat inap yang lengkap,dan memberikan pelayanan makanan dengan rasa dan nilai yang baik serta tidak bising.
Jadi, dapat dijelaskan semakin tepat kelengkapan alat akan memberikan kepuasan yang lebih terhadap pasien, begitu juga sebaliknya jika kelengkapan alat kurang memadai maka kepuasan pasien kemungkinan besar tidak akan puas dengan pelayanan yang diberikan
Dari uraian diatas diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antar variabel yaitu kelengkapan alat ruang rawat inap dengan kepuasan pasien di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan.
KESIMPULAN DAN SARAN
. … 1. Kesimpulan.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Hampir sebagian pasien menyatakan penataan ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan kurang sebanyak 37,7%
2) Hampir sebagian pasien menyatakan kelengkapan alat rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan kurang sebanyak 39%
3) Hampir sebagian tingkat kepuasan pasien kurang terhadap penataan ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan sebanyak 38%
SURYA 28 Vol.01, No.XIV, April 2013 4) Hampir sebagian tingkat kepuasan pasien
kurang terhadap kelengkapan alat ruang rawat inap di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan sebanyak 35%
5) Terdapat hubungan penataan ruang rawat inap dengan kepuasan pasien di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan. 6) Terdapat hubungan kelengkapan alat
ruang rawat inap dengan kepuasan pasien di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan.
2. Saran
Dengan melihat hasil simpulan diatas, maka ada beberapa saran dari peneliti yakni sebagai berikut :
1) RSUD dr. Soegiri Lamongan.
Hendaknya RSUD dr. Soegiri Lamongan. dapat meningkatkan penataan ruang dan kelengkapan alat ruang rawat inap yang dapat memuaskan pasien
2) Profesi Keperawatan
Hendaknya dapat memberikan sumbangsih pikiran, ide-ide kreatif dalam melakukan penataan ruang dan kelengkapan alat kesehatan untuk meningkatkan pelayanan.
3) Instansi Pendidikan
Hasil penelitian dapat dijadikan pendukung teori yang yang sudah ada.
4) Peneliti Selanjutnya
Untuk lebih cermat dalam melakukan penelitian khususnya tentang penataan ruang dan kelengkapan alat ruang rawat inap dengan kepuasan pasien.
. . .
DAFTAR PUSTAKA
. . . Aditama.2003. Pengertian rumah sakit danpembagian rumah sakit. Jakarta : Salemba Medika.
Aziz, Alimul.2003. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan ilmiyah, Jakarta : Salemba Medika
Arwani (2002). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC.
As’ad, Muh (2001). Seri Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri
Depkes RI. 2001. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan ilmiyah. Jakarta : Salemba Medika.
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan (2008). Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan . Jakarta : Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI.
Direktorat Bina Pelayanan Medik (2008). Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta : Depkes RI. Djuhaeni, H (2009). Manajemen Pelayanan
Medik Di Rumah Sakit. pustaka.unpad.ac.id/wp.../manajemen_ pelayanan_medik_di_rs.pdf. diunduh tanggal 15 Januari 2011
Effendy, Nasrul.1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta.
Herry, 2009. Fasilitas Kesehatan Sudah Memadai. www.padang-today.com. Diakses pada 10 desember 2010 Hotmariani, Purba 2008. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Penderita ISPA yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli. www.info@helvetia.ac.id. Diakses pada 19 desember 2010.
Harun.1994.Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Mutu Pelayanan Rumah Sakit Nirmala Suri Sukohardjo dengan Methode Servqual, Tesis Kajian Administrasi Rumah Sakit. Depok: FKUI
Ingerani.2002. Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Kesehatan di Propinsi DKI Jakarta.Jakarta: Dinkes Prop. DKI Jakarta dan Badan Litbangkes Depkes RI Kotler.2002. Mengukur Kepuasan
Pelanggan : Panduan Menciptakan Pelayanan Bermutu. Jakarta : penerbit ppm .
SURYA 29 Vol.01, No.XIV, April 2013 Notoatmojo. 2002. Metodologi Penelitian
Kesehatan, Edisi kedua.Jakarta: Rineka Cipta
Nurcahyo, B (2009). Metode Penelitian. http://www.bagus.staff.gunadarma.ac.i d. diunduh tanggal 5 Januari 2011