• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR

Disusun Oleh : Hanu Rahmantyo

Qurotul Uyun

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2006

(2)

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR

Telah Disetujui Pada Tanggal

---

Dosen Pembimbing Utama.

(3)

PENGANTAR

Sumber daya manusia merupakan kunci sukses kehidupan sebuah bangsa. Sumber daya manusia yang baik adalah sumber daya manusia yang terdidik dan mempunyai ketrampilan yang baik. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kualitas tersebut. Seperti yang dikatakan Dosen fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Drs.John Ritonga, M.Ec mengatakan, kemiskinan cenderung membuat masyarakat terperangkap dalam kebodohan yang akhirnya menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah, karenanya pemerintah harus lebih memprioritaskan pembangunan di bidang pendidikan (kompas, 5 Mei 2001). Dari cuplikan tulisan dari salah satu media masa ibukota tersebut dapat kita ketahui bahwa kesuksesan dalam mencipatakan pendidikan yang baik akan berpengaruh terhadap kemampuan menciptakan sumber daya manusia yang handal. Kesuksesan ini tidak terlepas dari proses belajar mengajar yang baik di dalam lingkungan pendidikan yang ada baik itu di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi

Tampilnya seorang dosen sebagai motivator bagi mahasiswa yang dihadapinya sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Untuk menjadi seorang motivator bagi siswa siswinya, seorang dosen juga harus dapat memberi motivasi bagi dirinya sendiri yang otomatis menjadi motivator bagi dirinya sendiri. Tanpa hal ini rasanya akan sulit bagi seorang guru untuk menjadi motivator bagi siswa-siswinya. Saat ini yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara yang terbaik yang harus dilakukan oleh seorang dosen agar ia dapat melaksanakan fungsinya sebagai seorang motivator.

Secara psikologis, keberadaan seorang dosen bisa mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam belajar. Dosen yang disenangi bisa meningkatkan motivasi mahasiswa. Sebaliknya, kehadiran ‘dosen killer’ yang dihindari mahasiswa bisa menurunkan motivasi mereka dalam belajar. Kuat dan lemahnya motivasi belajar seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar seseorang (Indomedia.2004). Di sisi lain keaktifan mahasiswa sangat memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi, baik itu motivasi ekstrinsik maupun instrinsik. Hal itu didukung oleh pendapat Sardiman (1986), didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif,

(4)

dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Sardiman (1986) juga menyebutkan bahwa untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi.

Adanya beberapa bukti yang didapat dari wawancara yang dilakukan peneliti pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia yang menjelaskan bahwa dari 10 mahasiswa yang diwawancarai ternyata 7 diantaranya mengatakan bahwa dosen membawa pengaruh yang sangat kuat terhadap motivasi belajar mereka. Rendahnya motivasi tersebut dapat dilihat dari perilaku mahasiswa yang cenderung menjadi malas menghadiri kegiatan belajar mengajar di kampus, apabila mereka tidak menyukai keberadaan dosen yang mengajar mata kuliah tertentu mahasiswa cenderung akan membolos atau menitip absen kepada temannya untuk mensiasati persyaratan kehadiran mereka mengikuti kuliah. Hal lain yang menguatkan bukti tersebut adalah bahwa pada saat KRS mereka akan mencari informasi atau memilih dosen-dosen yang mereka sukai karena mereka anggap ketika mendapat dosen tersebut mereka akan mendapat nilai yang baik pada mata kuliah atau tidak akan malas menghadiri mata kuliah yang diajarkan. Persepsi yang negatif mahasiswa akan berdampak buruk bagi peningkatan motivasi mereka dalam belajar, mahasiswa yang mempunyai persepsi buruk terhadap dosen baik dari cara mengajar, kemampuan, kepintaran atau perilaku dosen akan membuat mereka enggan untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik bahkan ada kemungkinan mereka akan cenderung malas menghadiri proses belajar mengajar tersebut.

Kecenderungan-kecenderungan seperti menitip absen, mencontek pekerjaan rumah atau membolos tersebut perlu menjadi perhatian khusus dari para dosen dan para akademisi apakah itu merupakan fenomena menurunnya motivasi belajar mahasiswa atau bukan, dan ketika itu benar-benar merupakan penurunan motivasi belajar maka perlu kita ketahui penyebab-penyebab dari menurunnya motivasi belajar tersebut apakah berhubungan dengan pengaruh lingkungan, kemampuan dosen dalam mengajar, fasilitas kampus yang kurang atau kemampuan intelegensi dari mahasiswa sendiri. Jadi sangatlah penting mengetahui sebab-sebab yang mempengaruhi menurunnya motivasi belajar mahasiswa sehingga bisa dicari jalan keluar yang terbaik bagi peningkatan sistem pendidikan tinggi di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia.

(5)

Merode Penelitian.

Subjek penelitian adalah mahasiswa psikologi Universitas Islam Indonesia angkatan 2003 sampai dengan 2005. Subjek dipilih dengan asumsi bahwa mahasiswa pada angkatan tersebut masih aktif mengikuti kuliah sehingga apabila diberi pertanyaan mengenai pendapat mereka terhadap kemampuan dosen diharapkan bisa memberi jawaban yang valid atau benar. Kuesioner disebarkan ke responden sebanyak 130 buah yang dianggap dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Prosedur pengisian skala adalah dengan cara meminta subjek untuk memilih salah satu diantara 5 alternatif jawaban, dengan interval 1 sampai dengan 5 yang telah disediakan. Data jawaban para responden diberi skor dengan menggunakan sistem Skala stapel, dimana pernyataan sesuai kenyataan maka skor akan mendekati 5 sedangkan apabila pernyataan tidak sesuai dengan kenyataan maka skor akan mendekati 1

Data yang diperoleh akan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian yaitu hubungan antara motivasi belajar dengan persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar. Analisis menggunakan tehnik statistik analisis product moment dari Pearson. Tehnik ini digunakan karena merupakan analisis korelasional yang dapat dipakai untuk menguji hubungan antara dua variabel. Perhitungan statistik dengan komputasi melalui bantuan program SPSS for windows 11.

(6)

HASIL PENELITIAN

Setelah dilakukan uji normalitas dan linieritas, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data untuk melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar dengan motivasi belajar mahasiswa. Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson dalam Program SPSS for Windows 11, dan dari analisis data yang dilakukan hasil menunjukkan koefisien korelasi (r) = 0,316 dan r² = 0,100 dengan p =0,000 (p <0,01), maka hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar dengan motivasi belajar mahasiswa diterima.

PEMBAHASAN

Hasil analisis data dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson menunjukkan hubungan yang signifikan antara antara persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar dengan motivasi belajar mahasiswa dengan koefisien korelasi (r) = 0,316 dan r² = 0,100 dengan p =0,000 (p <0,01) ini berarti hipotesis diterima. Sumbangan aktif variabel persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa ditunjukkan oleh nilai (r²) = 0,100 atau sebesar 10%. Hal ini menunjukkan adanya faktor penentu lain dalam organisasi yang mempengaruhi Motivasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan data deskripsi penelitian pada variabel persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar diperoleh keterangan sebagian besar persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar dalam tingkatan yang tergolong

(7)

sedang meskipun cukup besar pula nilai yang menunjukkan persepsi mahasiswa yang tergolong dalam tingkatan yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar dalam proses belajar mengajar berada dalam taraf yang sedang. Mahasiswa masih merasa bahwa dosen belum maksimal memberikan kemampuan mengajar kepada mereka. Tingkat persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar yang berada pada level sedang ini bisa terjadi karena sebagian besar mahasiswa menilai dosen memiliki kekurangan-kekurangan seperti yang tercantum dalam aspek-aspek skala penelitian yang mereka isi.

Variabel Motivasi belajar mahasiswa memberikan keterangan sebagian besar menunjukkan Motivasi belajar mahasiswa yang mereka miliki berada dalam tingkatan yang tergolong sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa di dalam proses belajar mengajar motivasi belajar mahasiswa kurang tinggi, perilaku yang berhubungan dengan tingkat motivasi belajar mahasiswa ini ditunjukkan dari data yang didapat dari kuesioner yang diisi oleh mahasiswa terhadap pernyataan yang berkenaan dengan aspek-aspek motivasi belajar mereka. Sebagian besar motivasi belajar mahasiswa berada pada tingkat yang sedang, hal ini bisa saja diakibatkan dalam proses belajar mengajar mahasiswa mengalami kendala dalam menyerap ilmu, kurang tertantang, suasana belajar yang tidak nyaman, atau proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan.

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, mahasiswa yang memiliki motivasi yang kuat akan banyak mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman;1986). Ibaratnya seseorang

(8)

itu menghadiri suatu ceramah tetapi karena ia tidak tertarik pada materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan apalagi mencatat isi ceramah tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi ((r) = 0,316 dan r² = 0,100 dengan p =0,000 (p <0,01), dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang mengemukakan adanya hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar dengan motivasi belajar mahasiswa, diterima. Semakin tinggi persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar maka semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa di Fakultas Psikologi, Universitas Islam Indonesia, begitu pula sebaliknya semakin rendah persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar maka semakin rendah pula motivasi belajar mahasiswa.

Sumbangan aktif variabel persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa adalah sebesar 10%. Ini berarti ada faktor penentu lain selain persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar bagi terciptanya motivasi belajar mahasiswa di dalam proses belajar mengajar.

SARAN

Adanya hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar dengan motivasi belajar mahasiswa, maka diharapkan para dosen harus lebih memperhatikan kemampuan mengajar mereka . Dosen disarankan untuk secara maksimal berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi para mahasiswanya dalam proses belajar mengajar. Dosen juga harus mampu memaksimalkan kemampuan mereka

(9)

dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa Penelitian ini menghasilkan kesimpulan adanya faktor lain selain persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar yang mempengaruhi terciptanya motivasi belajar mahasiswa di Fakultas Psikologi, Universitas Islam Indonesia, maka diharapkan pada penelitian mengenai motivasi belajar mahasiswa selanjutnya perlu ditambahkan variabel-variabel lain yang sekirannya dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terciptanya motivasi belajar mahasiswa, bila perlu sample bisa di ambil dari fakultas-fakultas lain sehingga bisa didapat hasil penelitian lain yang lebih sempurna.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. & Suyati, S. (1995), Psikologi Industri Dan Sosial. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Algifari. (1997), Analisis Regresi. Yogyakarta : BPFE As’ad, M. (1991), Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty

Azwar, S. (2002), Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta :Pustaka Pelajar Azwar, S. (2003), Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Gibson. dkk. (1985), Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta : Erlangga

Gufron, M.N (2004) “Hubungan Kontrol Diri Dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disiplin Orangtua Dengan Prokrastinasi Akademik”, Tesis tidak diterbitkan. Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta

Hadi, S. (1993), Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset Hadi, S. (2004), Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offset.

http://www.indomedia.com/bpost/102004/6/opini/opini1.htm

Ishak, A., Henri, T. (2003), Manajemen Motivasi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Istijanto. (2005), Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : PT. Gramedia.

Kerlinger, F.N. (2004), Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Mangkunegara, A.P. (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Margiati, L.(1999), Stres kerja : Latar Belakang Penyebab Dan Alternatif Pemecahannya. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 3 : 71:80. Surabaya : Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

(11)

Ma’rifah. D. (2004), “Pengaruh Motivasi Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pekerja Social Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Social Propinsi Jawa Timur”.

http://www.damandiri.or.id/file/suwandiunairabstract.pdf.

Munandar, A.S. (2001), Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia.

Rivai H.V, (1999), “Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas belajar Mahasiswa”, Jurnal pendidikan dan Kebudayaan, No. 029, Tehun ke-7, Mei 2001.

Sardiman, A.M. (1986), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali

Sekaran U. (1992), Research Methods for Business, 2nd ed. Singapore: Prentice-Hall. Inc.

Subiyakto, H. (1995), Statistika untuk Bisnis, edisi 1, Yogyakarta: Bagian penerbitan STIE YKPN.

Sumanto, W. (2003), Psikologi Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Suprihanto, J. (2003), Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Syah, M. (1997), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Teguh. (2004), “Cara Mudah Melakukan Analisa Statistik Dengan SPSS”. Yogyakarta : Gava Media

Yudo, P.W. (2005), “Budaya Kerja, Kemampuan dan Komitmen Pegawai Negeri Sipil Di Biro Kepegawaian Sekertariat Daerah Provinsi Jawa Timur”, ”. Tesis tidak diterbitkan. Universitas Airlangga.

Yulianti, P. (2000). “Pengaruh stress kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada perusahaan PT. HM. Sampoerno”. Tesis tidak diterbitkan, Universitas Airlangga.

(12)

IDENTITAS PENULIS

Nama : Hanu Rahmantyo

Alamar : Mriyunan, No 90, RT 06/24, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman,Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

(5) Penanggung jawab bidang akademik pendidikan pascasarjana adalah Dekan (untuk program studi monodisiplin dan multidisiplin intrafakultas) dan Direktur PPs (untuk

Isna Nurla, (2011:60) mengungkapkan bahwa percaya diri merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa percaya diri laksana reactor yang membangkitkan segala energy yang

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “MATERIAL ANODA BATERAI ION-Li BERBASIS GRAFIT BEKAS BATERAI PRIMER DAN BERBASIS TiO2 ” belum pernah

Sifat inilah yang digunakan dalam pembuatan nasi dan bubur instan dengan cara memasak lebih dahulu nasi sampai tanak lalu dikeringkan.. Nasi cepat masak harus dapat

medis rawat inap ke unit rekam medis sesuai prosedur rumah sakit yang. telah ditetapkan

Penelitian ini juga bertujuan untuk memahami sikap-sikap dan karakter pada keluarga- keluraga di masyarakat Jawa yang membudaya seperti fenomena “manut”, kebiasaan berdisiplin

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa pasien dengan penyakit Guillain Barre Syndrome (GBS) sebagai salah satu penyakit kronis yang langka, dapat membuat seorang

[r]