• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI

BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN

LITBANG PERTANIAN TAHUN 2004-2006

VIVIT WARDAH RUFAIDAH

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Analisis Kolaborasi Interdisipliner Peneliti Bidang Pertanian: Studi Kasus Penelitian Badan Litbang Pertanian Tahun 2004-2006 adalah karya saya dengan arahan komisi pebimbing dan belum dijadikan bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, Desember 2008 Vivit Wardah Rufaidah NRP G652060115

(3)

ABSTRACT

VIVIT WARDAH RUFAIDAH. Analysis of Interdisciplinarity Collaboration

on Agricultural Researcher : Case Study on Agency for Agricultural Research and Development (AARD) in 2004-2006. Under Direction of SRI

NURDIATI dan MUSTANGIMAH

Analysis of Interdisciplinarity Collaboration on Agricultural Researchers : Case Study on Agency for Agricultural Research and Development (AARD) in 2004-2006. The purpose of this research are (1) to determine Multidisciplinarity and Interdisciplinarity collaboration on agricultural researcher, (2) to identify visualisation pattern of interdisciplinarity using the moleculer graph, and (3) to determine interdisciplinarity effect, collaboration to publication productivity of agricultural researchers.The investigation uses 525 research proposals (RPTP). Co-uthor analysed based on research discipline spesialization are used as a bibliometrics approach to measuring interdisciplinary collaboration in this program and to measuring publication productivity by using questionnaire. Results showed that (1) collaboration among researcher with different spesialization have been conducted in entire researches, (2) there was an average annual publication productivity of 0.58 items per researcher on agricultural researcher, and (3) there was negative correlation between publication productivity and Interdisiplinarity collaboration index.

Keyword: collaboration, interdiscipline, productivity, agricultural research,

(4)

RINGKASAN

VIVIT WARDAH RUFAIDAH. Analisis Kolaborasi Interdisipliner Peneliti

Bidang Pertanian: Studi Kasus Penelitian Badan Litbang Pertanian Tahun 2004-2006. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan MUSTANGIMAH

Peneliti sebagai komunitas pencipta dan pengguna pengetahuan ilmiah mempunyai peran penting dalam penciptaan ilmu melalui penelitian atau kajian ilmiah, dituntut memiliki pengetahuan dan alat-alat serta fasilitas-fasilitas lainnya yang memadai agar dapat mencapai hasil-hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan unit kerja setingkat Eselon I di Departemen Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pertanian dan merupakan institusi penelitian terbesar di Indonesia. Sejak dibentuk pada tahun 1974, Badan Litbang Pertanian mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Sampai periode tahun 2008 Badan Litbang Pertanian memiliki 2036 peneliti yang tersebar di 4 Puslitbang, 2 Pusat, 7 Balai Besar, 15 Balai Penelitian, 1 Balai PATP, 31 Balai Pengkajian, dan 3 Loka Penelitian.

Salah satu bentuk evaluasi yang dapat dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana kegiatan penelitian di Badan Litbang Pertanian telah menstimulasi kerjasama antar peneliti dari berbagai disiplin limu adalah dengan melakukan penelitian dan pengkajian terhadap kegiatan kolaborasi yang telah terjadi dan pengaruh kolaborasi antar disiplin terhadap produktivitas publikasi peneliti. Dengan melakukan evaluasi maka akan diperoleh gambaran mengenai karakteristik, kolaborasi antar disiplin dalam kegiatan penelitian intersidiplin yang dilakukan para peneliti pertanian

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menentukan tingkat kolaborasi interdisipliner peneliti bidang pertanian yang terjadi pada kegiatan penelitian pertanian Badan Litbang Pertanian, (2) Memvisualisasikan pola kolaborasi peneliti bidang pertanian menggunakan graf molekuler berdasarkan indeks interdisipliner, dan (3) Menentukan pengaruh kolaborasi interdisipliner peneliti bidang pertanian terhadap produktivitas publikasi hasil pertanian melalui AGRIS (The International Information System for Agricultural Sciences and Technology) dan publikasi lainnya. Metode penelitian yang dilakukan adalah (1) Analisis dokumen dan (2) Metode survei. Metode Analisis yang dilaksanakan adalah :1). analisis kategori disiplin, 2) pengukuran indeks Multidisiplinaritas, 3) pengukuran indeks Interdisiplinaritas, 4) visualisasi, 5) pengukuran pengaruh kolaborasi interdisiplin peneliti dengan produktivitas publikasi yang diterbitkan.

Hasil menunjukkan bahwa: (1) Kolaborasi di antara peneliti dengan bidang keahlian yang berbeda telah terjadi pada keseluruhan bidang penelitian Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 dengan nilai rata-rata Indeks

Interdisiplinaritas I2 sebesar 78,38. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi antar

peneliti dengan bidang keahlian yang berbeda cukup tinggi. Apabila bidang-bidang penelitian Badan Litbang dikelompokkan dalam 2 kelompok nilai Indeks Interdisiplinaritas maka diperoleh kesimpulan bahwa ada 7 bidang penelitian yang tingkat kolaborasi antar bidang keahlian penelitinya lebih dari 50%, dan hanya ada 3 bidang penelitian yang tingkat kolaborasinya kurang dari 50%, (2) Hasil

(5)

analisis terhadap kategori bidang keahlian peneliti yang termasuk dalam penghitungan nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 dan visualisasi graf molekuler menunjukkan ada 58 bidang keahlian peneliti yang dimiliki oleh peneliti Badan Litbang Pertanian. Keahlian peneliti yang dominan berjumlah 10 keahlian yaitu

Agronomy, Economic Sociology, Plant Breeding, Biotechnology, Postharvest Technology, Mycology, Entomology, Plant Physiology, Pests of Plant, Plant Physiology, dan Plant Diseases. Keahlian Agronomy dan Economic Sociology

berperan di 6 bidang penelitian, sedangkan keahlian Plant Breeding dan

Postharvest Technologi dominan di 5 bidang penelitian. 6 keahlian lainnya

masing-masing berperan cukup besar di 4 bidang penelitian, (3) Hasil analisis terhadap subjek proposal penelitian Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 menunjukkan bahwa ada 52 subjek proposal berdasarkan subject category AGRIS FAO. Subjek yang dominan adalah proposal dengan subjek Development

Economic and Policies (E14) dan subjek Organization, Administration and Management of Agricultural Enterprises or Farm (E20) masing-masing di 5

bidang penelitian, diikuti oleh Crop Husbandry (F01), Seed Production and

Processing (F03), Fertilizing (F04), Cropping Pattern and Systems (F08), Plant Genetics and Breeding (F30), dan Plant Diseases (H20) yang masing-masing

dominan di 4 bidang penelitian. Hal ini sesuai dengan dominansi keahlian peneliti yang dimiliki oleh Badan Litbang Pertanian, (4) Produktivitas publikasi peneliti pertanian (Badan Litbang Pertanian) hanya berkisar antara 0,22 – 0,93 per tahun per peneliti. Peneliti pertanian menulis artikel rata-rata 0,58 artikel per tahun, peneliti bidang Mekanisasi Pertanian (0,93) diikuti oleh peneliti bidang Tanaman Pangan (0,92), sedangkan produktivitas peneliti terendah dalam menulis artikel hasil penelitiannya adalah peneliti bidang Bioteknologi (0,22), (5) Hasil uji korelasi antara kolaborasi peneliti pertanian dengan produktivitas hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam publikasi menunjukkan korelasi negatif, tetapi interdisiplinaritas peneliti terhadap produktivitas publikasi hanya berkontribusi sebanyak 14%

(6)

© Hak cipta milik IPB, tahun 2008

Hal cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalambentuk apapun tanpa izin IPB

(7)

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI

BIDANG PERTANIAN: STUDI KASUS PENELITIAN BADAN

LITBANG PERTANIAN TAHUN 2004-2006

VIVIT WARDAH RUFAIDAH

Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada

Departemen Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan berkembang dalam sebuah proses yang berlangsung secara bertahap dan berubah secara perlahan-lahan. Secara konsisten dan sistematis, ilmu disusun di atas dasar yang telah ada sebelumnya dan membentuk suatu kerangka keilmuan yang bersifat kumulatif. Ilmu baru bergantung dan berkembang berdasarkan ilmu yang telah ada. Ilmu baru berasimilasi dengan ilmu yang lebih dulu ada melalui proses difusi dan pembelajaran di antara para peneliti (Surtikanti, 2004).

Peneliti sebagai komunitas pencipta dan pengguna pengetahuan ilmiah mempunyai peran penting dalam penciptaan ilmu melalui penelitian atau kajian ilmiah, dituntut memiliki pengetahuan dan alat serta fasilitas lainnya yang memadai agar dapat mencapai hasil-hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dalam kajian ilmiah, peneliti adakalanya mengalami hambatan dan kendala dan tidak mampu ditangani sendiri olehnya. Kondisi ini bisa terjadi karena rumit dan kompleksnya permasalahan yang diteliti atau karena kekurangan yang dimiliki oleh peneliti sendiri. Sulistyo-Basuki (1994) menyatakan bahwa semua peneliti secara umum merupakan anggota masyarakat dunia, mereka bekerja sama menjelajahi dan memahami misteri alam serta memberikan basis teori yang kemudian menjadi tumpuan pijakan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu muncullah istilah kolaborasi atau kerjasama yang berkembang sebagai salah satu solusi terhadap kenyataan tersebut.

Kolaborasi dalam sebuah penelitian muncul dalam berbagai tingkatan; pada individu, kelompok, bagian, lembaga, sektor, dan negara. Beberapa kolaborasi bersifat formal dan lebih banyak di antaranya bersifat informal. Kolaborasi kemudian sering dinyatakan dengan gagasan untuk menghilangkan batas penghalang antar disiplin, batas penghalang antara berbagai lembaga seperti antar universitas, antara universitas dengan industri, badan usaha komersial, pemerintah dan layanan umum.

(9)

Kolaborasi dianggap sebagai ujung tombak dunia ilmu pengetahuan sehingga mendapat perhatian besar dari komunitas ilmuwan dan institusi kebijakan ilmu pengetahuan (Nangpaul dalam Surtikanti, 2004). Dalam sebuah penelitian observasi, ditemukan adanya bukti meningkatnya makalah ilmiah dengan kepengarangan ganda dan dianggap merupakan bukti meningkatnya kolaborasi di antara kelompok peneliti (Katz & Martin, 1997).

Dorongan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan juga menjadi dasar bagi para peneliti di bidang pertanian dengan melakukan kegiatan penelitian, pengkajian, percobaan dan penemuan baru secara individual maupun berkelompok dan bekerjasama.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan unit kerja setingkat Eselon I di Departemen Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pertanian dan merupakan institusi penelitian terbesar di Indonesia. Sejak dibentuk pada tahun 1974, Badan Litbang Pertanian mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Sampai periode tahun 2008 Badan Litbang Pertanian memiliki 2036 peneliti yang tersebar di 4 Puslitbang, 2 Pusat, 7 Balai Besar, 15 Balai Penelitian, 1 Balai Pengkajian Aplikasi Teknologi Pertanian, 31 Balai Pengkajian, dan 3 Loka Penelitian.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Badan Litbang Pertanian melaksanakan penelitian terapan untuk menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan dalam rangka mendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan permasalahan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pertanian, Badan Litbang Pertanian merumuskan lima program utama dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2005-2009, yaitu: (1) Program penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian, (2) Program penelitian dan pengembangan komoditas, (3) Program penelitian dan pengembangan sosial ekonomi dan nilai tambah pertanian, (4) Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian, dan (5) Program pengembangan kelembagaan dan komunikasi hasil litbang (Badan Litbang Pertanian, 2008).

. Dalam melaksanakan program utama tersebut Badan Litbang Pertanian menerapkan manajemen penelitian di mana usulan penelitian yang akan

(10)

dilaksanakan dihimpun dalam Rencana Penelitian Tingkat Peneliti (RPTP). Proses penelitian seperti tercantum dalam RPTP meliputi: (1) Perumusan masalah, (2) Tujuan dan luaran, (3) Macam penelitian, (4) Metode penelitian, (5) Rencana pelaksanaan penelitian dan, (6) Pengorganisasian (sumberdaya manusia dan dana/anggaran). RPTP setiap tahunnya dihimpun ke dalam suatu Pangkalan data CARIS (Current Agricultural Research Information System), sedangkan hasil penelitian dihimpun dalam Pangkalan data AGRIS (The International Information

System for Agricultural Sciences and Technology).

CARIS dan AGRIS merupakan jaringan kerjasama informasi yang memberikan informasi tentang kegiatan penelitian yang sedang dilaksanakan (on

going research) dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti atau

ilmuwan atau lembaga ilmiah dari negara yang berpartisipasi dalam jaringan informasi CARIS dan AGRIS atas prakarsa Food and Agriculture Organization (FAO). CARIS dan AGRIS dibentuk pada tahun 1975 untuk mengidentifikasi dan menyediakan fasilitas pertukaran informasi tentang proyek/kegiatan penelitian pertanian terbaru yang sedang dilaksanakan dan hasil-hasil penelitian yang telah dilaksankan di negara berkembang. Hingga tahun 2008 tercatat masing-masing ada 132 dan 240 pusat nasional yang berpartisipasi dalam jaringan informasi CARIS dan AGRIS.

Melalui CARIS, setiap informasi kegiatan penelitian pertanian yang sedang dilaksanakan di negara peserta dapat diakses dan diharapkan bahwa perancangan penelitian yang lebih baru akan mempertimbangkan penelitian yang telah lampau dan yang sedang dilaksanakan di mana pun, agar duplikasi penelitian dapat dihindari. Di sisi lain, melalui AGRIS diharapkan semua informasi hasil-hasil penelitian pertanian dapat diakses dan dapat menjadi media pertukaran informasi bagi negara peserta.

Kegiatan CARIS dan AGRIS di Indonesia mulai aktif sesudah tahun 1981. Pusat Nasional CARIS di Indonesia ada di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA). Sampai saat ini PUSTAKA baru melaksanakan pengolahan informasi penelitian yang sedang dilaksanakan di lingkup Badan Litbang Pertanian, karena adanya keterbatasan dana dan waktu dan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Performans sifat produksi susu dan sifat reproduksi sapi perah SC lebih rendah atau masih di bawah performans sapi perah FH; (2)

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme

Bagi investor yang menyukai kas, cenderung akan memilih perusahaan yang akan melakukan pembagian dividen dalam jumlah besar, sedangkan investor yang lebih menyukai

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menghimpun informasi sebagai bahan dan sumbangan pemikiran bagi instansi terkait mengenai pengaruh kemitraan dalam penyusunan anggaran

Dalam portofolio kita investasi pada lebih dari satu jenis saham dengan nilai investasi yang berbeda, yang menjadi masalah sekarang adalah berapa besarnya return portofolio

Penelitian dilakukan untuk mengetahui kejadian penyakit cendawan ento- mopatogen pada Spodoptera exigua (Lepidoptera: Noctuidae) dalam jaring tritro- fik pada tanaman

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemberian insentif merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai di