• Tidak ada hasil yang ditemukan

gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990 : 456).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990 : 456)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

11

gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990 : 456).

Konsep merupakan peta perencanaan untuk masa depan sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melangkah kedepan. Konsep biasanya dipakai untuk mendekripsikan dunia empiris yang diamati oleh peneliti, baik merupakan gejala sosial tertentu yang sifatnya abstrak. Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu:

2.1.1 Asal-usul

Untuk mengetahui asal usul dari perayaan perahu naga ini masih banyak yang kurang mengetahuinya. Bahkan banyak orang hanya mengatakan asal usulnya adalah “pada zaman dulu kala”. Sebenarnya asal usul perayaan perahu naga ini bermula dari sekitar 2000 tahun yang lalu ketika para penganut kepercayaan yang ada mempercayai bahwa pertandingan perahu dapat membawa kemakmuran dan kesuburan tanaman. Perayaan mengambil waktu pada saat musim panas, waktu dimana banyak terjadi bencana dan kematian, dan dimana manusia merasa tidak berdaya atas kekuasaan alam. Pertandingan itu menjadi simbol atas perlawanan manusia menghadapi alam dan pertarungannya melawan musuh-musuh. Ada pun beberapa kisah yang mendasari asal muasal perayaan ini adalah kisah seorang menteri yang bernama Qu Yuan. Qu Yuan adalah seorang menteri yang sangat peduli dengan negara dan rakyatnya, namun keluarga dari

(2)

12

kerajaan tidak menyukai sang menteri. Oleh karena itu menteri di usir dari negeri Chu. Pengusiran itu membuat menteri Qu Yuan sangat sedih sehingga dia pun memutuskan untuk melompat ke sungai MiLou. Hal ini membuat warga sangat kehilangan Qu Yuan. oleh karena itu lah warga memutuskan bersama-sama untuk mencari menteri Qu Yuan dengan menggunakan perahu naga. Namun pada saat itu jasat dari Qu Yuan tidak ditemukan,sehingga membuat para warga menjadi sedih. akan tetapi mereka tidak berputus asa, mereka terus mencari jasat dari Qu Yuan. 2.1.2 Makna

Menurut Boediono dalam KBBI (2009 : 348), “Makna adalah arti atau maksud yang penting di dalamnya”. Lebih lanjut Nursyrid (2002 : 109) mengemukakan :

“Ada 6 pola makna esensial yang melekat dalam kehidupan masyarakat dan budaya manusia, yaitu : simbol, empirik, estetika, sinoetik (perasaan yang halus), etik dan sinoptik (hubungan agama dan filsafat). Makna Simbolik meliputi bahasa, matematika, termasuk juga isyarat-isyarat, upacara-upacara, tanda-tanda kebesaran dan sebagainya. Makna Empirik mengembangkan kemampuan teoritis, generalisasi berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan yang biasa diamati. Makna Estetik meliputi seni musik, tari, sastra, dan lain-lain, berkenaan dengan keindahan dan kehalusan serta keunikan berdasarkan persepsi subyektif berjiwa seni. Makna Sinoetik berkenaan dengan perasaan, kesan, penghayatan dan kesadaran yang mendalam. Makna Etik berkenaan dengan aspek-aspek moral,

(3)

13

akhlak, perilaku yang luhur, dan tanggung jawab. Makna Sinoptik berkenaan dengan pengertian-pengertian yang terpadu dan mendalam seperti agama, filsafat, pengetahuan alam yang menuntut nalar masa lampau dan hal-hal yang bernuansa spiritual”.

2.1.3 Perayaan

Perayaan merupakan suatu peristiwa yang disambut secara besar-besaran bagi suatu kaum, bangsa, agama atau negara. Perayaan sendiri umumnya dilangsungkan untuk menyambut peristiwa-peristiwa penting, seperti perayaan agama, budaya, hari-hari dan tanggal yang bersejarah bagi yang merayakannya.

Etnis tionghoa sendiri dalam kehidupan budayanya memiliki banyak hari perayaanseperti perayaan tahun baru China (Imlek), upacara perkawinan, upacara kematian, perayaan Cheng Beng, tradisi minum teh, dan masih banyak lagi. Masing-masing dari perayaan etnis Tionghoa tersebut memiliki makna yang penting dan sangat menarik untuk dipelajari. Dalam penelitian ini penulis merasa tertarik untuk meneliti makna dari perayaan Perahu Naga.

2.1.4 Masyarakat Tionghoa

Kata masyarakat berasal dari akar kata bahasa Arab syaraka, yang artinya”ikut serta, berperan serta”. Menurut koentjaraningrat dalam Pengantar Ilmu Antropologi ( 2005 : 122) , “Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat-istiadat tertentu yang sifatnya

(4)

14

berkesinambungan, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama”. Cohen dalam Sosiologi Suatu Pengantar (1992 : 49), “masyarakat ialah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu priode waktu tertentu, mendiami suatu daerah dan akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok lain.

Masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah salah satu etnik di Indonesia. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongyin (hakka). Dalam bahasa mandarin mereka disebut Tang

ren (orang tang). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa di

Indonesia mayaritas berasal dari China selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang, sementara yang berasal dari China utara menyebut diri mereka sebagai Han ren (orang han).

Masyarakat Tionghoa datang ke Sumatera Utara sekitar abad ke-16 sampai kira-kira pertengahan abad ke-19 pada zaman penjajahan Belanda. Imigran dari Cina ini mayoritas berasal dari dua daerah yang berbeda yaitu berasal dari Provinsi Fukien bagian selatan dan provinsi Guandong. Masyarakat Tionghoa di Medan terdiri atas berbagai kelompok suku bangsa dan satu hal yang dapat membedakan kesukuan mereka adalah bahasa pergaulan yang mereka gunakan. Ada beberapa suku bangsa Tionghoayang ada di Medan, diantaranya adalah suku Hokkian, Hakka, Khek, Kwong Fu, Ai lo hong, dan Tio chio.

(5)

15

Awal kedatangan masyarakat Tionghoa ke Sumatera Utara adalah menjadi kuli kontrak, dan buruh kebun bagi orang Belanda melalui penyalur yang berasal di Cina dan disalurkan ke Indonesia khususnya kota Medan. Hingga akhir bangsa Belanda mengakui kekalahannya dan meninggalkan Indonesia, maka masyarakat Tionghoamengambil alih perkebunan Belanda dan menjadikan kebun menjadi ladang untuk mereka mencari nafkah.

2.2 Landasan Teori

Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk mengkaji maupun menganalisis berbagai fenomena dan juga sebagai rujukan utama dalam memecahkan masalah penelitian didalam ilmu pengetahuan. Sejalan dengan hal tersebut maka dalam sebuah penelitian membutuhkan landasan teori yang mendasarinya, karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Untuk mendukung penulis dalam mengkaji asal usul perahu naga dalam melakukan penelitian maka penulis juga menggunakan Teori Historycal yang dikemukan oleh Marx .

Dalam hal ini penulis penulis tidak menggunakan teori pendekatan atau pun semiotik, disebabkan dalam penelitian ini penulis tidak membahas mengenai lambang-lambang atau tanda-tanda dari setiap objek tersebut. Dalam hasil penelitian ini penulis mendapatkan banyak dari masyarakat Tionghoa yang tidak memahami akan makna dari setiap ornamen dari arsitektur perahu naga, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan teori semiotik.

(6)

16 2.2.1 Historycal

Untuk menganalisis rumusan masalah didalam penelitian ini, yaitu bagaimana asal-usul terjadinya perayaan perahu naga, maka penulis menggunakan teori historycal yang dikemukan oleh Marx, dalam tahun 1844 telah sampai pada suatu ide sentralnya, ketika menulis sejumlah catatan atau naskah-naskah kasar yang dikenal sebagai “Manuskrip Ekonomi dan Filsafat” atau Manuskrip Paris. Disinilah untuk pertama kalinya ia memusatkan sesuatu yang kemudian muncullah ide mengembangkan sebuah teori .

Ditingkat ini perkembangan pikiran marx sangatlah kuat dipengaruhi Ludwig Feuerbach, seorang filosof materialis dan pengkritik Hegel. Marx, secara khusus mempergunakan ide Feurbach tentang esensi manusia atau jenis makhluk. Produksi manusia secara alamiah adalah perbuatan kreatif. Dan menempatkan takluk kepada hukum-hukum kapital yang imfersonal – tak menyangkut orang berarti menghancurkan hubungan alamiah antara produsen dan produk. Seberapa jauh konsepsi ini bertahan dalam karya-karyanya yang kemudian menjadi berbeda, namun ide-ide dari tahun 1844 tetap dapat dibaca didalamnya bagi mereka yang mau.

(7)

17

sederhana. Untuk hidup, manusia harus memproduksi alat-alat penyambung hidupnya (makanan dan lain sebaginya). Untuk melakukannya mereka harus berekerjasama didalam suatu pembagian kerja (disini terlihat betapa konsep tentang esensi manusiadilibatkan).Setiap tingkat perkembangan produksi itu sendiri adalah hasil perkembangan sejarah dan hasil pencapaian generasi manusia sebelumnya. Perkembangan produksi mengharuskan keterlibatan bentuk-bentuk kerjasama, pembagian kerja dan karenanya juga organisasi kemasyarakatan.

Didalam penelitian ini, penulis juga akan melihat bagaimana perahu naga sebagai upaya masyarakat cina dalam memproduksi perahu naga sebagai upaya untuk mencari menteri Qu Yuan yang hilang di sungai MiLou.

Sesuai dengan yang diuraikan dalam teori ini, maka penulis akan mencoba menganalisis bagaimana upaya masyarakat cina untuk bersatu dalam kesadaran yang mencoba hadapi dan sepakat untuk melakukan sesuatu,yaitu membuat sebuah perahu yang digunakan untuk mencari sang menteri. Menurut sejarah dari cerita tentang menteri Qu Yuan, Qu Yuan adalah seorang menteri dan sastrawan di kerajaan Chu yang bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya ke sungai pada tanggal lima bulan lima penanggalan Imlek. Pada saat itu r akyat dari kerajaan Chu mengetahui kejadian tersebut masyarakat pun beramai-ramai menuju kesungai untuk mencari jasat dari Qu Yuan dengan cara mendayung perahu. Oleh karena itu, setiap tanggal lima bulan lima penanggalan Imlek, mereka melakukan perlombaan perahu naga untuk memperingati Qu Yuan. Perayaan ini dilakukan

(8)

18

pada waktu setahun sekali, dalam perayaan ini mereka juga melakukan tradisi makan kue cang, adapun kaitannya kue cang ini dengan perayaan perahu naga adalah setelah melompatnya menteri Qu Yuan. Mereka percaya dengan membuang kue cang kedalam sungai dapat mengusir ikan-ikan dan binatang laut, agar tidak memakan jasat dari Qu Yuan. Pada saat itu lah dalam perayaan perahu naga kue cang menjadi salah satu tradisi yang hingga kini masih dijalankan oleh masyarakat tionghoa.

2.2 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan hasil dari penelitian terdahulu yang memaparkan pandangan dan analisis yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti. Kajian pustaka merupakan hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah mempelajari (KBBI 1990 : 951 ).

Sepanjang sepengetahuan penulis belum ada tulisan atau penelitian yang berniat ( menganalisis tentang perahu naga, baik secara asal usul dan budaya perayaan sebagai satu upacara. Oleh karena itu, dalam tinjauan pustaka penelitian ini penulis mencoba mempelajari membaca jurnal atau skripsi maupun buku-buku yang berkaitan dengan teori budaya, dan teori tentang makna). Beberapa tulisan terkait dengan hal ini sebagai berikut:

Sartini (2006) dalam skripsinya yang berjudul “ Tinjauan Teoritik Tentang Semiotik”. Dalam penelitian ini, peneliti membahas mengenai teori semiotik.

(9)

19

Penelitian ini sangat beguna bagi penulis untuk lebih memahami kajian yang menggunakan pendekatan Semiotik.

Sofiani (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Fungsi dan Makna Makanan Tradisional pada Perayaan Upacara Budaya Masyarakat Tionghoa” menjelaskan bahwa, makanan mempunyai fungsi majemuk dalam masyarakat setiap bangsa. Fungsi tersebut bukan hanya sebagai fungsi biologis, tetapi juga sebagai fungsi sosial, budaya, dan agama. Makanan erat kaitannya dengan tradisi suatu masyarakat setempat. Oleh karenya makanan memiliki fenomena lokal. Seluruh aspek dari makanan tersebut merupakan bagian dari warisan tradisi suatu golongan masyarakat. Makanan tradisional dapat menjadi aset atau modal bagi suatu bangsa untuk mempertahankan nilai kebiasaan dari suatu masyarakat yang dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis juga meneliti tentang makanan yang digunakan masyarakat Tionghoa dalam melakukan perayaanperahu naga.

Referensi

Dokumen terkait

Peradilan militer di Indonesia saat ini merupakan penjelmaan dari Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan aturan hukum yang ada

Praktik klinik stase keperawatan anak dilaksanakan di rumah sakit Tipe A. Rumah sakit yang digunakan adalah RSUD Ulin Banjarmasin didasarkan pada ketersediaan kasus

(3) memberdayakan masyarakat pengolah sabut kelapa (UMKM) dalam upaya menemukan strategi pengembangan dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam pengolahan sabut

Lokasi penelitian Sapuregel memiliki indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun I dan diduga penyebabnya diduga juga karena stasiun I memiliki rata-rata nilai salinitas yang

Pengaruh dosis radiasi sinar gamma terhadap persentase hidup tunas Nepenthes pada umur dua bulan setelah perlakuan (atas) dan umur lima bulan pasca perlakuan pada

Analisis Kandungan Protein Terlarut Daun Kedelai Edamame (Glycine max (L.) Merr) Hasil fermentasi Oleh Aspergillus niger.. Noni Anwar

– Cantumkan semua attribute dari relationship R sebagai attribute biasa dalam skema relasi – Primary key dari S biasanya berupa kombinasi dari semua FK yang terbentuk di atas.

Kontras lainnya adalah bahwa penganut teori struktural fungsional melihat anggota masyarakat terikat secara informal oleh nilai-nilai, norma-norma, dan moralitas