• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD

(Plant Assets and Intangible Assets)

Sifat Aktiva Tetap dan Tak Berwujud

(Nature of Plant Assets and Intangible Assets)

Tangible Assets yang berumur panjang, sifatnya permanen, digunakan dalam operasi normal perusahaan dan dibeli bukan untuk dijual lagi dalam operasi normal perusahaan diklasifikasikan sebagai Aktiva Tetap (Fixed Assets or property, plant and equipment) Contoh: Land, Building, Equipment

Sedangkan Long term assets dan tidak mempunyai karakteristik fisik dan yang dibeli bukan untuk dijual kembali serta dipakai dalam operasi normal perusahaan, diklasifikasikan sebagai

Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets)

Contoh: Goodwill, Paten, Copyrights

Akuisisi/Perolehan Aktiva Tetap

(Costs of Acquiring Plant Assets)

Cost of acquiring plant assets mencakup pengeluaran yang diperlukan agar asset sampai

di tempat dan siap untuk dipakai, mencakup sales tax, transportation charge, insurance while in transit, installation costs , dan pengeluaran lainnya yang berkaitan.

Biaya-biaya ini di catat dengan mendebet perkiraan Plant Asset yang terkait. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perolehan Plant Assets

L A N D

Harga Beli Pajak Penjualan

Biaya perijinan dari badan pemerintahan Komisi

Balik nama

Tunggakan pajak real estate

Pembongkaran bangunan yang tidak diperlukan

Pengrataan

Pengasapalan jalan umum yang membatasi tanah

Biaya survai

B U I L D I N G

Biaya Arsitek Pajak Penjualan

Biaya Insinyur Reparasi (khusus pembelian bangunan bekas)

Biaya asuransi selama kontruksi Restorasi (khusus pembelian bangunan bekas)

Ijin dari badan pemerintahan Modifikasi sebelum digunakan

Jalan setapak ke dan sekitar bangunan Bunga atas uang yang dipinjam untuk membiayai konstruksi

LAND IMPROVEMENTS

Pepohonan dan rerumputan Penerangan Halaman Pagar Pengaspalan area parkir

MACHINE DAN EQUIPMENT

Pajak Penjualan Asuransi Pengangkutan

Pengangkutan Perakitan Pemasangan Modifikasi Reparasi pembelian (peralatan bekas) Pengujian sebelum digunakan

(2)

Sifat Penyusutan

(Nature of Depreciation)

Depreciation yaitu penurunan manfaat secara periodik atau pengalokasian Cost of Asset

secara sistematik selama masa manfaat dari asset bersangkutan

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan Plant Assets untuk menyediakan manfaat bisa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional.

Penyusutan fisik (physical depreciation) terjadi yang dikarenakan adanya kerusakan dan

keausan ketika digunakan dan juga dapat disebabkan karena cuaca.

Penyusutan fungsional (functional depreciation) terjadi jika Plants Assets yang dimaksud

tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.

Akuntansi untuk penyusutan

(Accounting for Depreciation)

Ada 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusutan:

1.

Harga perolehan (cost)

Cost suatu asset meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.

2.

Nilai residual atau nilai sisa (residual value / salvage value)

Jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat asset tersebut tidak digunakan lagi

3.

Masa atau umur manfaat aktiva tetap (expected useful life)

Plant Assets memiliki masa manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut karena berbagai faktor seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai, kerusakan (kecuali tanah)

Penggunaan Metode Penyusutan (Use of Depreciation Method)

Ada 4 metode Depreciation Plant Asset yang dikenal secara umum yaitu:

1.

Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

2.

Metode Unit Produksi (Units-of-Production Method)

3.

Metode saldo menurun (Declining Balance Method)

4.

Metode jumlah angka tahun (Sum-of-the-Years-Digits Method)

Straight-Line Method

Dalam metode ini, nilai depreciation dibebankan secara merata selama estimasi umur assets. Rumus: Cost - Estimated Residual Value

Estimated Life Contoh (1):

Cost of Machine (rupiah) 20.000

Estimated Residual Value (nilai residu) 0

Estimated Life (tahun) 5

First used on 01 Jan’95

Maka besarnya depreciation per tahun: 20.000 - 0

--- = 4.000 per tahun 5 thn

(3)

Jika dibuat tabel depreciation, akan nampak seperti dibawah ini:

Year Depr. Expense Accumulated Depr. Book Value

0 - - 20.000 1 4.000 4.000 16.000 2 4.000 8.000 12.000 3 4.000 12.000 8.000 4 4.000 16.000 4.000 5 4.000 20.000 0 Penjelasan:

Accumulated Depreciation merupakan kumulatif dari Depreciation expense. Accumulated Depreciation = Accumulated Depreciation + Depreciation Expense Book Value = Cost - Accumulated Depreciation

atau

Book Value = Book Value – Depreciation Expense Pengecekan:

Book Value pada akhir estimated life harus sama dengan Estimated Residual Value. Jika berbeda, berarti telah terjadi kesalahan.

Journal Depreciation (tahun 1)

Date Description P/R Debit Credit

Des 31 Depreciation Expense - Machine 4.000

Accumulated Depreciation - Machine 4.000 Nb: Untuk tahun ke 2 s/d ke 5 juga dibuat journal yang sama, nilainya diambil dari tabel depreciation kolom Depreciation Expense.

Contoh (2)

Cost of Machine (rupiah) 20.000

Estimated Residual Value (nilai residu) 0

Estimated Life (tahun) 5

First used on 16 Sept’ 95

Maka besarnya Depreciation per tahun: 20.000 - 0

--- = 4.000 per tahun 5 thn

Depreciation Expense untuk tahun pertama (16 september s/d 31 desember 1995 = 3 bulan): 4.000* (3/12) = 1.000

(Lihat penjelasan no 2 penyusutan diakui pada bulan terdekat)

Depreciation Expense untuk tahun terakhir (1 januari 2000 s/d 31 september 2000 adalah 9 bulan):

4.000 * (9/12) = 3.000

(Lihat penjelasan no 4 penyusutan diakui pada bulan terdekat ) Jika dibuat tabel Depreciation, akan nampak seperti dibawah ini:

Year Depr. Expense Accu. Depr. Book Value

0 20.000 1 1.000 1.000 19.000 2 4.000 5.000 15.000 3 4.000 9.000 11.000 4 4.000 13.000 7.000 5 4.000 17.000 3.000

(4)

6 3.000 20.000 0 Journal untuk Depreciation di tahun pertama (3 bulan) tahun1995:

Date Description P/R Debit Credit

Des 31 Depreciation Expense – Machine 1.000

Accumulated Depreciaiton - Machine 1.000 Nb: Untuk tahun ke 2 s/d ke 6 juga dibuat jurnal yang sama, nilainya diambil dari tabel Depreciation kolom Depreciation Expense.

Penjelasan:

Prinsip akuntansi yang dipakai untuk tanggal pemakaian dan pelepasan Plant Asset adalah penyusutan diakui pada bulan terdekat artinya:

1. Jika asset yang diperoleh pada atau sebelum tanggal 15 maka bulan yang bersangkutan dianggap telah memiliki sepanjang bulan bersangkutan.

2. Jika asset yang diperoleh setelah tanggal 15, dianggap belum memiliki pada bulan yang bersangkutan.

3. Sebaliknya jika asset yang dijual pada atau sebelum tanggal 15 maka bulan yang bersangkutan dianggap tidak memiliki bulan yang bersangkutan,

4.

Jika asset yang dijual setelah tanggal 15, maka dianggap memiliki bulan yang bersangkutan.

Units-of-Production Method

Menghasilkan Depreciation Expense yang berbeda-beda menurut jumlah penggunaan Asset. Rumus: Cost – Estimated Residual Value

Estimated hours

Contoh:

Cost of Machine (rupiah) 20.000

Estimated Residual Value (nilai residu) 0 Estimated hours - Machine (jam) 10.000 Maka besarnya Depreciation per unit satu jam Machine:

20.000 - 0

Besarnya Depreciation = --- = Rp 2 (depreciation per jam Machine) 10.000 jam

Misalkan di tahun pertama telah digunakan sebanyak 3.300 jam maka besarnya Depreciation adalah:

Date Description P/R Debit Credit

Des 31 Depreciation Expense – Machine 6.600

Accumulated Depreciation – Machine 6.600 Besarnya Depreciation di tahun pertama = 3.300 jam * Rp 2 = 6.600

Declining Balance Method

Menghasilkan Depreciation Expense secara periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi Asset.

Dalam metode ini residual value tidak diperhitungkan.

Persentase yang digunakan adalah perkalian atas tingkat garis lurus yang dikalkulasikan untuk berbagai masa manfaat sebagai berikut:

(5)

Estimasi Masa Manfaat Dalam Tahun

Tarif Garis Lurus 1,5 kali Tarif Garis Lurus

2 Kali Tarif Garis Lurus 4 25% 37.5% 50% 5 20% 30% 40% 10 10% 15% 20% 20 5% 7.5% 10% Penjelasan perhitungan

untuk estimated life selama 4 tahun. Tarif garis lurusnya = (1/4) * 100% = 25%

Jika memakai 1,5 kali tarif garis lurus maka = 25% * 1,5 = 37.5% Jika memakai 2 kali tarif garis lurus maka = 25% * 2 = 50%

Prinsip akuntansi untuk Declining Balance Method yang dipakai adalah Double Declining Balance, berarti memakai 2 kali tarif garis lurus.

Contoh (1):

Cost of Machine (rupiah) 20.000

Estimated Residual Value (nilai residu) 0

Estimated Life (tahun) 5

First used on 01 Jan’95

Sebelum membuat tabel Depreciation, tentukan dulu tarifnya dengan cara: 2 * Tarif Garis lurus = 2 * ((1/5) * 100%) = 2 * 20% = 40% Tabel Depreciation

Year Depr. Expense Accu. Depr. Book Value

0 20.000 1 (20.000 * 40%) = 8.000 8.000 12.000 2 (12.000 * 40%) = 4.800 12.800 7.200 3 (7.200 * 40%) = 2.880 15.680 4.320 4 (4.320 * 40%) = 1.728 17.408 2.592 5 (2.592 * 40%) = 1.037 18.445 1.555 Penjelasan:

Estimated Residual Value tidak dipakai dalam perhitungan tarif depreciation, dan dalam perhitungan penyusutan periodik. Selain itu, asset tidak boleh disusutkan di bawah estimated Residual Value.

Karena Book Value pada akhir tahun estimated life harus sama dengan estimated residual value, maka depreciation tahun ke 5 adalah:

5 2.592 20.000 0

Jadi Tabel Depreciation seutuhnya adalah:

Year Depr. Expense Accu. Depr. Book Value

0 20.000 1 (20.000 * 40%) = 8.000 8.000 12.000 2 (12.000 * 40%) = 4.800 12.800 7.200 3 (7.200 * 40%) = 2.880 15.680 4.320 4 (4.320 * 40%) = 1.728 17.408 2.592 5 2.592 20.000 0 Journal Depreciation

Date Description P/R Debit Credit

Des 31 Depreciation Expense - Machine 8.000

(6)

Depreciation Expense di tahun pertama

Nb: untuk Depreciation di tahun ke 2 s/d tahun ke 5 journal-nya sama, dan nilainya diambil dari tabel depreciation kolom depreciation expense.

Contoh (2):

Cost – Machine (rupiah) 20.000

Estimated Residual Value (nilai residu) 0

Estimated Life (tahun) 5

First used on 01 Jul’95

Sebelum membuat tabel depreciation, tentukan dulu tarifnya dengan cara: 2 * Tarif Garis lurus = 2 * ((1/5) * 100%) = 2 * 20% = 40%

Year Depr. Expense Accu. Depr. Book Value

0 20.000,00 1 (20.000 * 40%) *(6/12) = 4.000,00 4.000,00 16.000,00 2 (16.000 * 40%) = 6.400,00 10.400,00 9.600,00 3 (9.600 * 40%) = 3.840,00 14.240,00 5.760,00 4 (5.760 * 40%) = 2.304,00 16.544,00 3.456,00 5 (3.456 * 40%) = 1.382,40 17.926,40 2.073,60 6 (2.073,6 * 40%) * (6/12) = 829,44 18.755,84 1.244,16 Penjelasan:

Penyusutan di tahun 1 adalah untuk periode 6 bulan (1 jul - 31 Des’95)

Sedangkan penyusutan di tahun terakhir juga untuk periode 6 bulan (1 jan - 30 jun’00)

Karena book value pada akhir tahun estimated life harus sama dengan estimated residual value, maka penyusutan tahun ke 6

6 2.073,6 20.000 0

Jadi Tabel Depreciation seutuhnya adalah:

Year Depr. Expense Accu. Depr. Book Value

0 20.000,0 1 (20.000 * 40%) *(6/12) = 4.000,0 4.000,0 16.000,0 2 (16.000 * 40%) = 6.400,0 10.400,0 9.600,0 3 (9.600 * 40%) = 3.840,0 14.240,0 5.760,0 4 (5.760 * 40%) = 2.304,0 16.544,0 3.456,0 5 (3.456 * 40%) = 1.382,4 17.926,4 2.073,6 6 2.073,6 20.000,0 0 Journal Depreciation

Date Description P/R Debit Credit

Des 31 Depreciation Expense - Machine 4.000

Accumulated Depreciation - Machine 4.000 Depreciation Expense ditahun pertama

Nb: untuk Depreciation di tahun ke 2 s/d tahun ke 6 jurnalnya sama, dan nilainya diambil dari tabel Depreciation kolom Depreciation Expense.

Sum-of-the-Years-Digits Method

Menghasilkan Depreciation Expense periodik yang stabil menurun selama estimated life of asset itu. Pecahan yang semakin kecil berturut-turut diterapkan setiap tahun pada cost awal asset itu dikurangi estimated residual value.

(7)

Dalam metode ini, harus dihitung dulu jumlah penyebutnya dengan rumus: (N + 1) S= N * --- 2 S = Penyebut N = Estimated Life Contoh (1):

Cost - Machine (rupiah) 16.000

Estimated Residual Value (nilai residu) 1.000

Estimated Life (tahun) 5

First Used on 01 Jan’95

Sebelum menghitung Depreciation Expense, hitung terlebih dulu penyebutnya: S = 5 * ((5 + 1) / 2)

S = 15

atau dengan cara lain yaitu: S = 5 + 4 + 3 + 2 + 1 S = 15

Tabel Depreciation

Year Depr. Expense Accu. Depr. Book Value

0 16.000 1 5.000 5.000 11.000 2 4.000 9.000 7.000 3 3.000 12.000 4.000 4 2.000 14.000 2.000 5 1.000 15.000 1.000 Pengecekan:

Book Value akhir tahun harus sama dengan Estimated life. Perhitungan Depreciation Expense tiap tahunnya:

Tahun 1: (16.000 - 1.000) * (5/15) = 5.000 Tahun 2: (16.000 - 1.000) * (4/15) = 4.000 Tahun 3: (16.000 - 1.000) * (3/15) = 3.000 Tahun 4: (16.000 - 1.000) * (2/15) = 2.000 Tahun 5: (16.000 - 1.000) * (1/15) = 1.000 Journal untuk Depreciation

Date Description P/R Debit Credit

Des 31 Depreciation Expense – Machine 5.000

Accumulated Depreciation - Machine 5.000 Depreciation Expense ditahun pertama

Nb: untuk depreciation di tahun ke 2 s/d tahun ke 5 jurnalnya sama, dan nilainya diambil dari tabel depreciation kolom depreciation expense

Contoh (2):

Cost of Machine (rupiah) 16.000

Estimated Residual Value (nilai residu) 1.000

(8)

First used on 01 Okt’95

Sebelum menghitung Depreciation Expense, hitung terlebih dulu penyebutnya: S = 5 * ((5 + 1) / 2)

S = 15

atau dengan cara lain yaitu: S = 5 + 4 + 3 + 2 + 1 S = 15

Tabel Depreciation

Year Depr. Expense Accu. Depr. Book Value

0 16.000 1 1.250 1.250 14.750 2 4.750 6.000 10.000 3 3.750 9.750 6.250 4 2.750 12.500 3.500 5 1.750 14.250 1.750 6 750 15.000 1.000

Perhitungan Depreciation Expense per tahun

Year Description Sub Total Total

1 (16.000 - 1.000) * (5/15) * (3/12) = 1.250 2 (16.000 - 1.000) * (5/15) * (9/12) (16.000 - 1.000) * (4/15) * (3/12) = 3.750 1.000 4.750 3 (16.000 - 1.000) * (4/15) * (9/12) (16.000 - 1.000) * (3/15) * (3/12) = 3.000 750 3.750 4 (16.000 - 1.000) * (3/15) * (3/12) (16.000 - 1.000) * (2/15) * (9/12) = 2.250 500 2.750 5 (16.000 - 1.000) * (2/15) * (3/12) (16.000 - 1.000) * (1/15) * (9/12) = 1.500 250 1.750 6 (16.000 - 1.000) * (1/15) * (3/12) = 750

Journal untuk Depreciation

Date Description P/R Debit Credit

Des 31 Depreciation Expense - Machine 1.250

Accumulated Depreciation - Machine 1.250 Depreciation Expense ditahun pertama

Journal Depreciation untuk tahun ke 2 s/d tahun ke 6 sama journal-nya dan nilainya diambil dari tabel depreciation kolom depreciation expense.

Revisi Estimasi Penyusutan (Revision of Periodic Depreciation)

Bila terjadi kesalahan dalam melakukan estimasi adalah hal yang wajar dan cenderung berulang. Jika terjadi kesalahan seperti ini maka estimasi harus di revisi untuk menentukan jumlah sisa cost of asset yang belum disusutkan untuk dibebankan sebagai expense dalam periode yang akan datang.

Contoh:

Cost of plant assets 130.000

Estimated Life 10 tahun

Estimated Residual Value 10.000 Depreciation Methods Garis Lurus

(9)

First used on awal tahun Jika selama tahun ke 6 diperkirakan bahwa sisa umur asset adalah 10 tahun (bukan 5 tahun) dan residual value sebesar 5.000,- (bukan 10.000), maka depreciation expense untuk setiap tahun sepanjang 10 tahun berikutnya adalah:

Perhitungan:

Sebelum revisi 130.000 - 10.000

--- = 12.000 per tahun 10 tahun

Tabel Depreciation dari tahun 1 s/d ke 5 (sebelum direvisi)

Year Depr. Expense Accu. Depr. Book Value

1 12.000 12.000 118.000 2 12.000 24.000 106.000 3 12.000 36.000 94.000 4 12.000 48.000 82.000 5 12.000 60.000 70.000 Setelah revisi : 70.000 - 5.000 --- = 6.500 10 tahun Penjelasan :

70.000 Æ merupakan book value nilai buku akhir tahun ke 5

5.000 Æ merupakan residual value yang diperkirakan dari hasil revisi 10 tahun Æ merupakan umur yang diperkirakan dari hasil revisi

Tabel Depreciation dari tahun ke 6 s/d 15 (setelah direvisi)

Year Depr. Expense Accu. Depr. Book Value

6 6.500 66.500 63.500 7 6.500 73.000 57.000 8 6.500 79.500 50.500 9 6.500 86.000 44.000 10 6.500 92.500 37.500 11 6.500 99.000 31.000 12 6.500 105.500 24.500 13 6.500 112.000 18.000 14 6.500 118.500 11.500 15 6.500 125.000 5.000

Penyusutan Aktiva Tetap yang Harga Perolehan per unitnya

rendah

(Depreciation of Plant Assets of Low Unit Cost)

Prinsipnya:

1. Tidak perlu dibuatkan dibuatkan Subsidiary Ledgers 2. Tidak diperlukan depreciation method

3. Metode yang dipakai adalah menghitung inventory yang ada, kemudian menaksir nilai wajarnya berdasarkan harga belinya, dan selanjutnya mendebit perkiraan expense dan mengkredit perkiraan plant asset.

(10)

Pengeluaran Modal dan Pendapatan

(Capital and Revenue Expenditures)

Jika pengeluaran diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap upaya mendatangkan pendapatan lebih dari satu tahun fiskal, maka pengeluaran tersebut disebut pengeluaran

modal (Capital Expenditures) dan pengeluaran semacan itu dapat dicatat dengan mendebit

perkiraan asset atau perkiraan accumulated depreciation yang berhubungan..

Jika manfaat mendatang yang diharapkan dari pengeluaran itu sangat tidak pasti, maka pengeluaran tersebut disebut pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditures) dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai Expense.

Capital Expenditures

Contoh Capital Expenditure untuk plant asset setelah diakuisisi dapat berupa: 1. Penambahan (Additions)

2. Perbaikan (Betterments)

3. Reparasi besar-besaran (Extraordinary Repairs)

Penambahan pada Aktiva Tetap (Additions to Plant Assets)

Pengeluaran untuk penambahan plant asset yang ada akan di debit ke perkiraan plant asset. Cost of an addition akan disusutkan selama estimated life of plant asset.

Perbaikan (Betterments)

Pengeluaran yang meningkatkan efisiensi atau kapasitas operasi Plant Asset selama sisa umur manfaatnya disebut Betterments

Pengeluaran biaya untuk perbaikan di catat dengan mendebet perkiraan plant asset yang berhubungan.

Contoh:

Perbaikan unit motor penggerak yang dihubungkan ke sebuah Machine di ganti dengan unit lain yang kapasitasnya lebih besar.

Reparasi besar-besaran (Extraordinary Repair)

Pengeluaran yang menambah umur manfaat asset di atas estimasi semula di namakan

Extraordinary Repair

Pengeluaran ini mendebit perkiraan accumulated depreciation yang berhubungan. Contoh:

Sebuah Machine yang mempunyai cost sebesar Rp 50 juta memiliki umur manfaat 10 tahun dan tanpa nilai residu. Machine tersebut telah disusutkan selama 6 tahun dengan straight-line method (penyusutan tahunan sebesar Rp 5 juta).

Pada awal tahun ke 7, extraordinary repair dilakukan dengan biaya sebesar Rp 11.500.000 yang diperkirakan dapat meningkatkan umur manfaat Machine yang tersisa menjadi 7 tahun (bukan 4 tahun lagi).

Reparasi sebesar Rp 11.500.000 tersebut di catat dengan mendebit perkiraan accumulated depreciation.

(11)

Perhitungan:

Cost of Machine 50.000.000 Dikurangi saldo accumulated depreciation

Depreciation untuk 6 tahun (5 juta * 6) 30.000.000 Debit untuk Extraordinary Repair (11.500.000)

Saldo Accumulated Depreciation 18.500.000 Book Value of Machine setelah Extraordinary Repair 31.500.000 Jadi Depreciation tahunan berikutnya yaitu :

(31.500.000 / 7 tahun ) 4.500.000

Pelepasan Aktiva Tetap

(Disposal of Plant Assets)

Saat Plant Asset tidak bermanfaat lagi, dapat di lepas dengan cara: 1. Pembuangan Aktiva Tetap (Discarding Plant Assets)

2. Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets) 3. Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets)

1. Discarding Plant Assets

Contoh (1):

Cost – Equipment Rp 6.000

Estimated Life 10 tahun

Estimated Residual Value (residu) Rp 0 Depreciation Method Straight-Line

Telah disusutkan selama 10 tahun Equipment tersebut telah dipakai selama 10 tahun, dan sekarang equipment itu dibuang sebagai barang rongsokan.

Perhitungan:

Depreciation Expense = (6.000 - 0) / 10 tahun = 600 / tahun Tabel Depreciation (Straight-Line Method)

Year Depr. Expense Acc. Depreciation Book Value

0 6.000 1 600 600 5.400 2 600 1.200 4.800 3 600 1.800 4.200 4 600 2.400 3.600 5 600 3.000 3.000 6 600 3.600 2.400 7 600 4.200 1.800 8 600 4.800 1.200 9 600 5.400 600 10 600 6.000 0 Penjelasan: Cost 6.000

Accumulated depreciation s/d akhir tahun ke 10 6.000 -

(12)

Penjelasan:

Equipment yang cost-nya sebesar 6.000 dan telah disusutkan penuh sampai dengan 10 tahun, dengan residual value adalah 0, maka book value pada akhir tahun ke 10 adalah sebesar Rp 0 atau sama dengan residual value (Lihat Tabel Penyusutan)

Jika suatu Equipment dengan Book Value sebesar Rp 0, kemudian di buang sebagai barang rongsokan, maka tidak terjadi Loss ataupun Gains. Dengan kata lain impas.

Date Description P/R Debit Credit

Acc. Depreciation – Equipment 6.000

Equipment 6.000

Journal untuk Discarding Plant Asset (tidak terjadi Loss)

Contoh (2):

Cost – Equipment (rupiah) Rp 6.000

Estimated Life 10 Tahun

Estimated Residual Value (rupiah) Rp 0 Depreciation Method Garis lurus

Telah disusutkan selama 7 tahun

Pada akhir bulan maret tahun ke 8, Equipment tersebut dibuang sebagai barang rongsokan. Perhitungan:

Depreciation Expense = (6.000 - 0) / 10 tahun = 600 / tahun

Tabel Depreciation untuk sampai dengan akhir ke 7

Year Depr. Expense Acc. Depreciation Book Value

0 6.000 1 600 600 5.400 2 600 1.200 4.800 3 600 1.800 4.200 4 600 2.400 3.600 5 600 3.000 3.000 6 600 3.600 2.400 7 600 4.200 1.800

Perhitungan Depreciation untuk 3 bulan: Depreciation per tahun sebesar Rp 600. Jadi untuk 3 bulan = 600 * (3/12) = 150

Date Description P/R Debit Credit

Depreciation Expense – Equipment 150

Accumulated Depreciation – Equipment 150 Journal untuk Depreciation selama 3 bulan

Tabel Depreciation sampai dengan akhir bulan maret tahun ke 8

Year Depr. Expense Acc. Depreciation Book Value

0 6.000 1 600 600 5.400 2 600 1.200 4.800 3 600 1.800 4.200 4 600 2.400 3.600 5 600 3.000 3.000 6 600 3.600 2.400 7 600 4.200 1.800

(13)

8 150 4.350 1.650 Penjelasan:

Cost 6.000

Accumulated Depreciation s/d akhir bulan maret tahun ke 8 4.350 -

Book Value 1.650

Karena Equipment masih mempunyai Book Value sebesar Rp 1.650, kemudian Equipment tersebut dibuang sebagai barang rongsokan, maka terjadi Loss sebesar Book Value

Date Description P/R Debit Credit

31/3 Acc. Depreciation – Equipment 4.350 Loss on Disposal of Plant Asset 1.650

Equipment 6.000

Journal untuk Discarding Plant Asset (terjadi Loss sebesar book Value)

2. Selling of Plant Assets

Sebuah Equipment yang dibeli seharga Rp 10.000,- dan disusutkan dengan tarif tahunan 10%, telah dijual secara tunai pada tanggal 12 Oktober, yaitu pada tahun ke 8 Equipment itu dipakai.

Perkiraan accumulated Depreciation per 31 desember tahun lalu (akhir tahun ke 7) mempunyai saldo sebesar Rp 7.000

Jika dijual :

• Seharga Rp 2.250 • Seharga Rp 1.000 • Seharga Rp 3.000 Penjelasan:

Penyusutan dengan tarif tahunan berarti depreciation method yang dipakai adalah straight-line method 10%, berarti Estimated Life selama 10 tahun (100/10), dan tanpa residual value. Perhitungan:

Depreciation Expense per tahun : 10.000 * 10% = 1.000

atau jika memakai Straight-Line Method = (10.000 - 0) / 10 = 1.000

Jadi Accumulated Depreciation s/d akhir tahun ke 7 sebesar Rp 1.000 * 7 = 7.000 Untuk tahun ke 8 di pakai s/d tgl 12 oktober atau sama dengan 9 bulan.

(Lihat penjelasan Depreciation diakui pada bulan terdekat no 3)

Date Description P/R Debit Credit

Okt 12 Depreciation Expense – Equipment 750

Accumulated Depreciation – Equipment 750 Depreciation untuk 9 bulan (1.000 * (9/12) = 750

Jadi tabel Depreciation s/d 12 oktober tahun ke 8 adalah:

Year Depr. Expense Acc. Depreciation Book Value

0 10.000 1 1.000 1.000 9.000 2 1.000 2.000 8.000 3 1.000 3.000 7.000 4 1.000 4.000 6.000 5 1.000 5.000 5.000 6 1.000 6.000 4.000 7 1.000 7.000 3.000 8 750 7.750 2.250

(14)

Jika dijual seharga Rp 2.250

Perhitungan:

Cost 10.000

Accumulated Depreciation s/d 12 okt’ tahun ke 8 7.750 -

Book Value 2.250

Sold at book value 2.250 - Impas (no gain or loss) 0

Date Description P/R Debit Credit

Okt 12 Cash 2.250

Accumulated Depreciation – Equipment 7.750

Equipment 10.000

Sales Journal of Equipment - no gain or loss

Jika dijual seharga Rp 1.000

Perhitungan:

Cost 10.000

Accumulated Depreciation s/d 12 okt’ tahun ke 8 7.750 -

Book Value 2.250

Sold Below Book Value 1.000 - Terjadi Loss sebesar 1.250

Date Description P/R Debit Credit

Okt 12 Cash 1.000

Accmulated Depreciation – Equipment 7.750 Loss on Disposal of Plant Asset 1.250

Equipment 10.000

Jika dijual seharga Rp 3.000

Perhitungan:

Cost 10.000 Accumulated Depreciation s/d 12 okt’ tahun ke 8 7.750 -

Book Value 2.250

Sold above book value 3.000 - Terjadi Gain sebesar 750

Date Description P/R Debit Credit

Okt 12 Cash 3.000

Accumulated Depreciation – Equipment 7.750

Equipment 10.000

Gain on Disposal of Plant Asset 750

3. Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets)

Contoh:

Keuntungan yang tidak diakui (Nonrecognition of gain ) Equipment (lama)

Cost of Asset (lama) 4.000

Accumulated Depreciation per tanggal pertukaran 3.200 Book Value per 19 juni, tanggal pertukaran 800

(15)

Equipment (baru) yang sejenis

Harga Equipment (baru) 5.000

Date Description P/R Debit Credit

Jun 19 Accumulated Depreciation – Equipment 3.200

Equipment (Baru) 4.700

Equipment (Lama) 4.000

Cash 3.900

Perhitungan:

Cost 4.000

Accumulated Depreciation s/d tgl pertukaran 3.200 -

Book Value 800

Dinilai sebesar 1.100 Terjadi Gain sebesar 300

Nb: Gain sebesar Rp 300 tidak diakui, tapi mengurangi Cost of Plant Asset yang baru. Jadi Cost of Plant Asset yang baru sebesar : 5.000 - 300 = 4.700

Kerugian yang diakui (Recognition of loss) Equipment (lama)

Cost 7.000

Accumulated Depreciaiton per tanggal pertukaran 4.600 Book Value per 7 september, tanggal pertukaran 2.400

Equipment (lama) dinilai 2.000

Equipment (baru) sejenis

Cost 10.000

Date Description P/R Debit Credit

Accumulated Depreciation – Equipment 4.600

Equipment (Baru) 10.000

Loss on Disposal of Plant Asset 400

Equipment (Lama) 7.000

Cash 8.000

Perhitungan:

Cost 7.000

Accumulated depreciation s/d 7 sept 4.600

Book value 2.400

Dinilai 2.000

Loss 400

Deplesi (Depletion)

Alokasi periodik harga perolehan biji besi atau barang tambang lainnya yang diambil dari bumi disebut DEPLETION

Penambangan minyak atau gas bumi, penebangan kayu, dan penambangan batu bara, sulfur, timah atau perak merupakan contoh pengolahan yang mengakibatkan habisnya sumber daya ini. Sedangkan beban atas pemakaian sumber daya tersebut disebut Depletion

Expense

Contoh:

Land yang mengandung sumber alam dibeli dengan harga Rp 6.500.000. Harga dari Land itu sendiri setelah pengurasan sumber daya memiliki nilai estimasi sebesar Rp 500.000. Cadangan sumber alam diestimasikan sebanyak 2.000.000 ton. Tahun pertama telah dilakukan penambangan sebanyak 100.000 ton.

(16)

Perhitungan:

Depletion Expense per ton : (6.500.000 - 500.000) / 2.000.000 = Rp 3 per ton Depletion Expense untuk tahun pertama : 100.000 * 3 = Rp 300.000

Date Description P/R Debit Credit

Land 500.000

Mineral Deposit (6.500.000-500.000) 6.000.000

Cash 6.500.000

Pembelian hak tambang

Date Description P/R Debit Credit

Depletion Expense 300.000

Accumulated depletion (Cadangan Mineral) 300.000

Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets)

Prinsip untuk Intangible Assets pada dasarnya sama dengan untuk Plant Asset. Sedangkan masalah utamanya adalah:

1. Penentuan Initial Cost

2. Pengakuan Periodic Cost Expiration yang disebut Amortization Amortization adalah penurunan kegunaan karena berlalunya waktu. Contoh Intangible Assets antara lain:

1. Paten

2. Hak Cipta (Copyrights) 3. Goodwill

ad.1. Paten

Yaitu hak khusus untuk memproduksi dan menjual suatu barang dengan satu spesifikasi tertentu atau lebih.

Hak paten dikeluarkan oleh pemerintah bagi penemunya dan berlaku selama 17

tahun

ad.2. Hak Cipta (Copyrights)

Yaitu hak istimewa untuk menerbitkan dan menjual buku, karya seni atau komposisi musik

Hak ini dikeluarkan oleh pemerintah dan berlaku sampai dengan 50 tahun sampai pengarangnya wafat.

Cost of Copyrights meliputi biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan karya tersebut ditambah biaya untuk memperoleh copyrights.

ad.3. Goodwill

Pengertian goodwill yang dipakai dalam dunia usaha yaitu intangible asset yang terkait ke suatu perusahaan sebagai hasil dari faktor-faktor yang menguntungkan seperti lokasi yang stratefis, keunggulan produk, reputasi perusahaan, dan keahlian manajemen.

Gambar

Tabel Depreciation
Tabel Depreciation
Tabel Depreciation dari tahun 1 s/d ke 5 (sebelum direvisi)
Tabel Depreciation untuk sampai dengan akhir ke 7

Referensi

Dokumen terkait

Pada bulan Januari 2016, dari sebelas sub kelompok dalam Kelompok Bahan Makanan, 7 (tujuh) sub kelompok mengalami kenaikan. indeks dan 2 (dua) sub kelompok

Zat warna bejana yang dirubah menjadi zat warna bejana larut umumnya adalah zat warna bejana jenis IK yang molekulnya relatif kecil, sehingga afinitas zat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh arus kas operasi, earning per share, dan profitabilitas ( net profit margin dan return on equity)

For this reason, honey bees (Figure 111) and bumble bees (Figure 112) are the main pollinators of red clover. Long- tongued bumble bees were introduced into New Zealand for

Kemajuan teknologi dijaman sekarang ini membuat sesuatu menjadi mudah dan cepat, salah satunya yaitu Reservasi Tiket Pesawat Online ini dibuat untuk mempermudah pelanggan

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pene- litian pedomana wawancara adalah alat yang di- gunakan untuk pengambilan data dimana peneliti mendapatkan data

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Didalam bab ini akan dibahas mengenai data yang akan digunakan dalam penelitian, bobot pada setiap kriteria yang akan digunakan

Serangkaian percobaan adsorpsi emas dari larutan thiosulfat hasil pelindian bijih emas dilakukan dengan menggunakan karbon aktif dan 3 tipe resin penukar ion berbeda yaitu resin