• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Alur singkat cerita Beauty and The beast. yang mengisahkan tentang disihirnya Pangeran Beast yang sombong dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. 1. Alur singkat cerita Beauty and The beast. yang mengisahkan tentang disihirnya Pangeran Beast yang sombong dan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Cerita Beauty and The Beast

1. Alur singkat cerita Beauty and The beast

Beauty and The Beast merupakan cerita dongeng dari Negeri Perancis yang mengisahkan tentang disihirnya Pangeran Beast yang sombong dan angkuh oleh seorang Penyihir Jahat, karena sang Penyihir tidak di izinkan singgah diistananya karena melihat penampilannya yang kumal dan kotor, namun pada saat diusir Penyihir Jahat berubah menjadi sosok yang cantik. Akibat perlakuan Pangeran Beast, Penyihir Jahat tersebut mengutuk Pangeran Beast dengan kekuatan sihirnya menjadi buruk rupa atau biasa disebut dengan Beast, bahkan seluruh pelayan istana yang tidak bersalahpun dikutuk oleh Penyihir Jahat menjadi perabot rumah tangga. Kutukan Penyihir Jahat hanya dapat hilang jika Pangeran Beast menemukan cinta sejatinya, namun jika gagal maka pangeran selamanya akan menjadi buruk rupa. Bertahun-tahun Pangeran Beast menantikan cinta sejati dari seseorang namun tak kunjung datang. Pangeran Beast hampir saja putus asa, sampai pada suatu hari ia dipertemukan dengan seorang gadis cantik bernama Belle yang merupakan cinta sejatinya. Kepada Belle Pangeran Beast menceritakan tentang kutukan Penyihir Jahat yang telah merubahnya menjadi buruk rupa. Cinta Belle inilah yang mampu menghilangkan kutukan Penyihir Jahat yang diberikan kepada Pangeran Beast dan pelayan istananya (Canon Movie Tales, 1991).

(2)

2. Tokoh Penyihir Jahat

Penyihir Jahat merupakan tokoh seorang Penyihir yang mempunyai karakter jahat karena telah mengutuk Pangeran Beast menjadi buruk rupa dengan kekuatan sihirnya, bahkan seluruh pelayan istana yang tidak bersalahpun ikut dikutuk menjadi perabot rumah tangga.

Penyihir Jahat tidak diizinkan singgah di istana oleh Pangeran Beast karena penampilannya yang terlihat kumal dan kotor, Pangeran Beast mengusir Penyihir Jahat untuk pergi dari istananya namun pada saat diusir Penyihir Jahat berubah menjadi sosok yang sangat cantik kemudian mengutuk Pangeran Beast dan seluruh pelayan istana (Canon Movie Tales, 1991).

Berdasarkan kutipan cerita tersebut diatas Penyihir Jahat mempunyai gambaran sosok seorang penyihir yang berwajah cantik dan memiliki karakter tokoh Jahat, karena telah menggunakan kemampuan sihirnya untuk merubah wajah Pangeran Beast menjadi buruk rupa dan mengutuk pelayan istana menjadi perabot rumah tangga.

B. Disain

Disain adalah suatu susunan dari garis, bentuk, warna dan tekstur. Agar menghasilkan disain yang baik harus dilandasi unsur-unsur tersebut serta penyusunannya. Suatu disain yang baik memperlihatkan susunan yang teratur dari bahan-bahan yang digunakan sehingga menghasilkan suatu benda yang indah dan dapat digunakan (Chodijah dan Wisri A.M, 1982: 1).

(3)

Disain adalah rancangan berupa gambar atau sketsa sebagai dasar penciptaan. Membuat disain pada dasarnya adalah menuangkan gagasan dalam bentuk gambar atau sketsa (Eko santoso dkk, 2008: 286). Sedangkan menurut KBBI disain merupakan suatu rancangan atau kerangka bentuk (1991: 227). Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa disain merupakan suatu pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda berwujud gambar yang dihasilkan melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar.

Pengetahuan mengenai unsur-unsur disain dan prinsip disain, harus diketahui dan dipelajari terlebih dahulu sebelum membuat suatu disain:

1. Unsur Disain

Menurut Chodijah dan Wisri A.M, unsur-unsur disain adalah garis, arah, ukuran, bentuk, nilai gelap terang, warna dan tekstur (1982: 8). Unsur disain selalu ada dalam setiap disain, tetapi bentuk dan variasinya selalu berbeda. Suatu disain akan tercipta dengan baik apabila unsur-unsurnya disusun atau dikomposisikan secara baik pula. Adapun unsur-unsur disain adalah:

a. Garis

Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah, dan mempunyai sifat-sifat: pendek, panjang, vertikal, horisontal, diagonal, lurus, melengkung, dan seterusnya (Heri Purnomo, 2004).

(4)

Garis mempunyai karakter sesuai dengan arahnya, karakter garis sesuai dengan arahnya adalah sebagai berikut (Sadjiman Edi Sanyoto, 2009: 107-109)

1) Garis lurus

Garis lurus mempunyai sifat kaku dan memberi kesan sesuatu terlihat kokoh, sungguh-sungguh, atau keras. Garis lurus sesuai dengan arahnya dapat dibedakan menjadi: Garis lurus tegak memberi kesan keluhuran, garis lurus mendatar memberi kesan perasaan tenang, garis lurus miring merupakan kombinasi dari sifat lurus tegak dan sifat lurus mendatar, garis miring mempunyai sifat lebih hidup.

Penerapan garis lurus pada tata rias, terletak pada shading hidung, garis mata bawah, dan pengolesan blush-on.

2) Garis lengkung

Garis lengkung mempunyai sifat memberi karakter indah, dinamis, kesan luwes, terkadang bersifat riang dan gembira. Garis lengkung sesuai dengan arahnya dapat dibedakan menjadi garis sedikit lengkung, garis lengkung biasa dan garis sangat lengkung sehingga merupakan setengah lingkaran.

Penerapan garis lengkung pada tata rias wajah, terletak pada bagian alis, pengolesan pada garis bibir, dan eye linner.

(5)

3) Garis horizontal

Garis horizontal memberikan karakter tenang, damai, pasif, kaku. Garis ini melambangkan ketenangan, kedamaian, dan kemantapan. Penerapan garis horizontal terletak pada tata rias bibir serta eye linner bagian bawah mata.

4) Garis vertikal

Garis verikal mengesankan keadaan tak bergerak, agung, jujur, tegas, cerah, cita-cita/pengharapan. Garis vertikal memberikan karakter seimbang (stabil), megah, kuat, tetapi statis dan kaku. Garis ini melambangkan kestabilan/keseimbangan, kemegahan, kekuatan, kekokohan, kejujuran dan kemasyuran.

Penerapan garis vertical pada tata rias terletak pada bagian shading hidung.

5) Garis diagonal

Garis diagonal memberikan karakter gerakan (movement), gerak lari/meluncur, dinamis, tak seimbang, gerak gesit, lincah, dan menggetarkan.Garis diagonal melambangkan kedinamisan, kegesitan, dan kelincahan.

Penerapan garis diagonal pada tata rias terletak pada pengolesan blush-on.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu garis mempunyai arah yang berbeda dan arah tersebut memiliki karakter yang berbeda pula.

(6)

b. Arah

Menurut Atisah Sipahelut dan Petrus Sumadi, arah adalah wujud benda yang dapat dirasakan adanya arah tertentu dan mampu menggerakan rasa (1991: 35). Sedangkan menurut Sadjiman Edi Sanyoto, Arah merupakan unsur seni yang menghubungkan bentuk raut dengan ruang. Setiap bentuk (garis, bidang, atau gempal) dalam ruang tentu mempunyai arah kecuali bentuk raut lingkaran dan bola. Arah bisa horizontal, diagonal, dan vertikal. Arah kedalam yang membuat sudut dengan tafril akan lebih membentuk ruang maya. Berntuk dengan arah horizontal tampak tenang, damai, kokoh, dan pasif. Bentuk dengan arah vertical tampak stabil, kuat, monumental, tidak bergerak, kaku, dan statis. Bentuk arah diagonal tampak dinamis, bergerak lari/meluncur, tetapi terasa dalam keadaan seimbang (2009: 134).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa arah memiliki makna dan kesan tersendiri untuk pemakaiannya, karena setiap arah itu mampu menggerakkan pandangan kita sesuai dengan kesan yang akan dimunculkan.

Penerapan arah pada tata rias menggunakan arah vertikal, horizontal, dan diagonal.

c. Bentuk

Bentuk sama dengan garis, mempunyai dimensi arah tetapi juga mempunyai lebar. Bentuk adalah bangun, wujud, dan rupa sesuatu. Bentuk apa saja yang ada di alam dapat disederhankan menjadi titik,

(7)

garis, dan bidang (Sadjiman Edi Sanyoto, 2009: 93). Menurut Marwanti Bentuk merupakan bidang yang tersusun dalam suatu ruang, yang mana bidang itu terjadi karena adanya tarikan suatu garis yang menghubungi sendi permulanya (2000: 11).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk adalah suatu bidang maupun ruang yang terbentuk karena susunan garis yang saling berhubungan.

Penerapan bentuk pada tata rias wajah diterapkan untuk menyesuaikan karakter tokoh yang akan dirias.

d. Ukuran

Ukuran yang kontras (berbeda) pada suatu disain dapat menimbulksn perhatian dan menghidupkan suatu disain, tetapi dapat pula menghasilkan ketidakserasian apabila ukuran tidak sesuai. Garis, bentuk, juga ruang antara lain seringkali berbeda ukuran. Ukuran mempengaruhi suatu disain. Kita harus mengatur ukuran dengan baik agar disain memperlihatkan keseimbangan (Marwanti, 2000: 12). Sedangkan menurut KBBI ukuran adalah bilangan yang menunjukan besar satuan suatu benda dapat berupa besar, panjang, lebar, dean luas (1991: 1098).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran merupakan bilangan yang dapat menentukan panjang pendek dan besar kecil bentuk yang dapat menghidupkan disain, tetapi juga dapat menghasilkan ketidakserasian.

(8)

Penerapan ukuran pada tata rias wajah menggunakan 2 jenis ukuran seimbang (simetris) atau tidak seimbang (asimetris).

e. Warna

Menurut Sadjiman Edi Sanyoto, Warna dapat didefinisikan secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan. Warna merupakan fenomena getaran/gelombang dalam hal ini gelombang cahaya. Masing-masing warna mempunyai karakter tersendiri. Seperti: warna ungu melambangkan karakter kejam, arogansi, duka cita, dan keangkuhan. Warna hitam melambangkan karakter kegelapan, misteri, menekan, tegas, malapetaka, kekejaman, amarah, dan duka cita (2009: 13). Sedangkan menurut KBBI warna merupakan kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya (1991: 1125).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa warna merupakan fenomena cahaya yang tertangkap oleh indra penglihatan atau mata, dan warna masing-masing warna mempunyai karakter yang berbeda.

Penerapan warna pada tata rias wajah, terletak pada eye shadow, lip stik dan blush-on yang biasanya disesuaikan dengan karakter tokoh yang akan dirias.

(9)

f. Tekstur

Menurut Sadjiman Edi Sanyoto, Tekstur adalah nilai atau ciri khas suatu permukaan atau raut yang dapat berupa kasar, halus, polos, bermotif, mengkilat, buram, licin, keras, lunak, dan sebagainya. Dari berbagai tekstur tersebut ada yang berifat teraba yang disebut tekstur raba dan ada yang bersifat visual disebut tekstur lihat. Tekstur raba adalah tekstur yang dapat dirasakan lewat indra peraba, tekstur raba mempunyai sifat nyata. Sedangkan tekstur lihat adalah tekstur yang dirasakan lewat panca indra penglihatan, tekstur lihat lebih bersifat semu dalam arti tekstur yang terlihat kasar jika diraba ternyata halus sebagai contoh adalah motif, gambar dan corak (2009: 137). Sedangkan menurut Marwanti tekstur adalah sifat permukaan dari garis, bidang maupun bentuk yang bersifat kaku, lembut, kasar, halus, tebal dan tipis yang dapat dilihat dan dirasakan (2000: 12).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tekstur merupakan suatu sifat permukaan garis, bidang maupun bentuk yang dapat dilihat atau dirasakan.

Penerapan tekstur pada tata rias wajah dapat menggunakan tekstur halus dan kasar, disesuaikan dengan jenis tata rias yang akan dibuat. 2. Prinsip-prinsip disain

Menurut Sadjiman Edi Sanyoto Prinsip disain adalah metode untuk mencipta karya seni dan disain yang meliputi keselarasan, irama/ritme, kesatuan(unity), perbandingan(proporsi), dan keseimbangan (2009: 166).

(10)

Sedangkan menurut Chodijah dan Wisri A.M prinsip-prinsip disain adalah perpaduan dari susunan unsur-unsur disain yang memberikan efek tertentu (1982:25). Adapun kajian tentang teori prinsip-prinsip disain adalah sebagai berikut:

a. Keselarasan (Harmony)

Menurut Sadjiman Edi Sanyoto Keselarasan atau harmony adalah suatu kombinasi dari unit-unit yang memiliki kemiripan dalam satu atau beberapa hal (2009: 205). Sedangkan menurut Chodijah dan Wisri A.M keselarasan adalah suatu prinsip dalam seni yang mencerminkan kesatuan melaui pemilihan dan susunan obyek dan ide-ide (1982: 25). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keselarasan atau harmoni merupakan kesatuan yang memiliki persamaan atau kemiripan sehingga tercapai kesatuan yang harmonis.

Prinsip harmoni terletak pada penerapan unsur disain yang menyatu dengan penataan lainnya.

b. Perbandingan (Proporsi)

Menurut Sadjiman Edi Sanyoto Proporsi atau perbandingan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa untuk memperoleh keserasian. Proporsi pada dasarnya menyangkut perbandingan ukuran yang sifatnya matematis (2009: 273). Perbandingan digunakan untuk menampakkan lebih besar atau lebih kecil, dan memberi kesan adanya hubungan satu dengan yang lain (Chodijah dan Wisri A.M, 1982: 28).

(11)

Berdasarkan kedua pernyataan tersebut perbandingan merupakan prinsip pembanding yang berupa ukuran baik besar atau kecil untuk memperoleh keserasian.

Perbandingan dalam tata rias diterapkan untuk menentukan ukuran yang akan digunakan apakah seimbang atau tidak seimbang.

c. Keseimbangan (Balance)

Menurut Sadjiman Edi Sanyoto Keseimbangan adalah suatu keadaan ketika di semua bagian pada karya tidak ada yang lebih terbebani. Jadi, sebuah karya dikatakan seimbang manakala di semua bagian pada karya bebannya sama, sehingga pada gilirannya akan membawa rasa tenang dan enak dilihat (2009: 257). Sedangkan menurut Chodijah dan Wisri A.M keseimbangan adalah untuk memberikan perasaan tenang dan kestabilan (1982: 29).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapat kedua ahli diatas sependapat, bahwa keseimbangan merupakan sifat perasaan dari suatu disain yang memberikan kesan tenang.

Prinsip keseimbangan diterapkan pada semua penataan baik tata rias wajah, tata rambut, tata rias raga, dan tata kostum, untuk memperoleh hasil penataan yang indah untuk dilihat.

d. Kesatuan (unity)

Menurut Sadjiman Edi Sanyoto Kesatuan (unity) merupakan prinsip dasar, unity bisa juga disebut keutuhan. Karya seni atau disain harus menyatu, utuh, tampak seperti menjadi satu, unsur-unsur yang

(12)

disusun satu sama lain tidak dapat dipisah-piah semua menjadi satu unit (unity) atau utuh (2009: 233).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu desain haruslah mempunyai adanya saling hubungan antar unsur yang disusun. Prinsip kesatuan terletak pada penggunaan warna yang serupa, serta bentuk dari sumber ide yang digunakan yang diaplikasikan pada tata rias wajah, tata rambut, tata rias raga, dan tata kostum.

e. Irama (Ritme)

Menurut Sadjiman Edi Sanyoto Irama adalah gerak yang berukuran (teratur) dan mengalir. Irama dapat berupa gerak berulang dalam keberkalaan unsur-unsur seni/disain (2009: 199). Sedangkan menurut Chodjah dan Wisri A.M irama adalah suatu bentuk pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari satu bagian kebagian lain. Pergerakan dalam irama dapat diadakan dengan cara pengulangan sesuatu secara teratur atau berselingan (1982:31).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa irama merupakan pergerakan pandangan mata dari satu bagian kebagian lain secara teratur dengan cara pengulangan dalam keberkalaan unsur disain. Prinsip irama diterapkan pada penggunaan warna yang berulang, serta dalam pengulangan bentuk yang digunakan baik pada tata rias wajah, tata rambut, tata rias raga, dan tata kostum.

(13)

C. Sumber Ide

Sumber ide sangat diperlukan dalam merancang sesuatu, hal ini dikarenakan tidak semua manusia mempunyai daya khayal. Oleh karena itu perlu adanya sumber yang dapat merangsang lahirnya suatu kreasi.

1. Pengertian Sumber Ide

Menurut Chodijah dan Wisri A.M., sumber ide adalah sesuatu yang dapat merangsang lahirnya kreasi baru, dapat diambil dari lingkungan tempat kita berada, benda-benda disekitar, atau suatu peristiwa-peristiwa. Sumber ide sangat diperlukan karena tidak semua manusia mempunyai daya akal (1982). Sedangkan menurut Sri Widarwati sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide seseorang untuk dapat menciptakan disain ide baru (1996: 58).

Berdasarkan pengertian tentang sumber ide di atas, maka dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang ada disekitar kita dapat menimbulkan seseorang untuk menciptakan disain ide terbaru. Baik sumber ide yang datang dari alam, tumbuhan, binatang, maupun peristiwa-peristiwa tertentu.

2. Pengembangan Sumber Ide

Menurut Triyanto dkk (2011: 23-24). Pengembangan sumber ide terbagi menjadi 4 cara yaitu:

a. Stilisasi

Stilisasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan menggayakan objek dan atau benda yang digambar.

(14)

Cara yang ditempuh adalahmenggayakan disetiap kontur pada objek atau benda tersebut. Teknik yang mudah dari stilisasi dengan menambah bentuk satu demi satu dari bentuk asli kebentuk yang lebih rumit.

b. Distorsi

Distorsi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan –ada pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang digambar.

c. Transformasi

Transformasi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan memindahkan (trans) wujud atau figure dari objek lain ke objek yang digambar.

d. Disformasi

Disformasi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada interprestasi karakter, dengan mengubah objek tersebut dengan menggambarkan sebagian saja yang lebih dianggap mewakili. Langkah yang paling mudah membuat disformasi dengan cara mengurangi satu demi satu bentuk asli menjadi bentuk yang lebih sederhana.

Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa membuat suatu sumber ide dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk memudahkan menggambarkan sumber ide yang akan dibuat.

(15)

3. Sumber Ide Scarab

Kata Scarab berasal dari bahasa latin Scarabaeus Sacer. Ia termasuk salah satu kata hewan anggota dari jenis kumbang. Orang-orang Mesir kuno meyakini tipe kumbang jenis ini sebagai sesuatu yang keramat, disucikan dan dijadikan simbol, tanda, atau jimat dalam kekuatan sihir. Scarab juga biasa digunakan dalam upacara ritual untuk memohon hal-hal yang menyesatkan dan kotor (http://id.wikipedia.org/wiki/simbolsihir).

Gambar 1. Scarab

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/simbolsihir)

Scarab inilah yang akan digunakan dalam cerita dongeng Beauty and The Beast sebagai sumber ide pada Penyihir Jahat yang meliputi rias wajah fantasi, tata rambut, tata rias raga, dan tata kostum. Penerapan Scarab pada tata rias wajah, tata rambut, tata rias raga, dan tata kostum. Secara umum dengan mengambil bentuk Scarab. Pemilihan Scarab sebagai sumber ide untuk Penyihir Jahat karena Scarab merupakan simbol dari kekuatan sihir sehingga simbol ini dapat mewakili karakter dari Penyihir Jahat.

(16)

D. Tata Kostum

Sejak zaman dahulu umat manuia sudah mengenal kostum. Para arkeolog percaya bahwa upacara agama, upacara suku, pawai dan festival zaman dahulu selalu diselenggarakan dengan kostum yang cocok. Penggunaan kostum dari masa kemasa mulai berkembang, dahulu kostum digunakan hanya pada saat upacara keagamaan namun sekarang kostum juga digunakan dipanggung hiburan. Berikut ini beberapa kajian tentang teori kostum:

1. Pengertian Kostum

Kostum berbeda dengan pakaian sehari-hari, bentuk dari kostum biasanya terkesan berlebih atau menyimpang dari apa yang sudah lazim, dan membentuknya dengan model yang berbau sejarah serta potongan eksotis dari negeri yang jauh atau zaman gaib (Joseph Bednarz, 1984: 6). Sedangkan menurut Eko Santosa tata kostum adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh (2008: 310).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulan bahwa kostum merupakan busana yang dikenakan dalam waktu-waktu tertentu seperti pada acara teater, upacara, atau festival yang berbeda bentuknya dari pakaian sehari-hari untuk menggambarkan suatu tokoh.

2. Fungsi Tata Kostum

Menurut Eko Santosa (2008) dalam pengunaannya kostum memiliki beberapa fungsi yaitu :

(17)

Manusia memiliki hasrat untuk mengungkapkan rasa keindahan dalam berbagai aspek kehidupan. Tata kostum dalam teater berfungsi sebagai bentuk ekspresi untuk tampil lebih indah dari penampilan sehari-hari.

b. Membedakan Satu Pemain dengan Pemain Yang Lain

Pergelaran teater menampilkan tokoh yang bermacam-macam karakter dan latar belakang sosialnya. Penampilan kostum yang berbeda akan menunjukan cirri khusus seorang tokoh, sehingga penonton mampu mengidentifikasikan tokoh dengan mudah.

c. Menggambarkan Karakter Tokoh

Perbedaan karakter dalam kostum dapat ditampilkan melalui model, bentuk, warna, motif, dan garis yang diciptakan. Melalui kostum, penonton terbantu dalam menangkap karakter yang berbeda dari setiap tokoh.

d. Memberi Ruang Gerak Pemain

Kostum diciptakan untuk memberikan ruang gerak pemain untuk mengekspresikan karakternya. Kostum diciptakan untuk memberikan ruang gerak pemain sehingga segala bentuk gerak dapat diekspresikan secara maksimal.

e. Memberikan Efek Dramatik

Kostum mendukung dramatika sebuah adegan dalam lakon. Gerak pemain kan lebih ekspresif dan dramatik dengan adanya kostum.

(18)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan kostum sangat berperan penting untuk seorang pemain dalam suatu pertunjukan.

Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan kostum sangat berperan penting untuk seorang pemain dalam suatu pertunjukan.

E. Tata Rias Wajah

Tata rias wajah merupakan suatu hal yang mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang kecantikan fisik. Karena, pada dasarnya tujuan dari merias wajah adalah mempercantik diri seseorang sehingga membangkitkan rasa percaya diri. Berikut beberapa kajian teori tentang tat arias wajah.

1. Pengertian Tata Rias wajah

Tata rias wajah merupakan kombinasi dari dua unsur. Pertama, untuk mempercantik wajah dengan cara menonjolkan bagian-bagian dari wajah yang sudah indah. Dan yang kedua adalah menyamarkan atau menutupi kekurangan yang ditemukan pada wajah (Martha Tilaar, 2010: 9). Menurut Endang Widjanarko Puspoyo, tata rias wajah adalah suatu ilmu yang mempelajari seni merias wajah untuk menampilkan kecantikan diri sendiri atau orang lain, menggunakan kosmetika yang dapat menutupi atau menyamarkan kekurangan pada wajah dan alat-alat wajah serta dapat menonjolkan kelebihan yang ada pada wajah sehingga tercapai kecantikan yang sempurna, (1994:19).

(19)

Sedangkan menurut Nelly Hakim dalam bukunya yang berjudul Tata Kecantikan Kulit menyebutkan bahwa tata rias wajah dapat diterapkan pada berbagai bentuk wajah dengan bermacam-macam tujuan. Wajah seseorang dapat dirias untuk memperoleh citra sederhana dan alamiah, atau mengikuti rias wajah sesuai dengan mode terakhir, atau sesuai dengan kebutuhan. Berdasarakan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa tata rias wajah adalah seni merias wajah untuk menampilkan kecantikan yang dapat terwujud dengan menutupi dan menyamarkan kekurangan pada wajah serta menonjolkan kelebihan yang ada pada wajah sehingga tercapai kecantikan yang sempurna sesuai dengan kebutuhan.

2. Jenis-jenis Tata Rias wajah a. Jenis Rias wajah Dasar

Menurut Endang Widjanarko Puspoyo (1994), tata rias wajah dasar dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Tata Rias Wajah Pagi Hari

Merupakan tata rias minimalis dengan hasil riasan yang natural dan alami namun terlihat segar.

2) Tata Rias wajah sore Hari

Merupakan tata rias minimalis, namun sedikit lebih tajam dari tata rias pagi hari. Pemilihan warna perona mata lebih beragam namun tidak mengkilat.

(20)

Tata rias malam hari tampak lebih tebal dibandingkan rias wajah pagi, siang, dan sore hari.

Berdasarkan uraian di atas tata rias wajah dasar adalah tata rias wajah yang terlihat wajar dan tidak berlebihan dan digunakan sesuai dengan kesempatan baik pagi, sore ataupun malam hari. b. Jenis-Jenis Tata Rias Wajah Khusus

Menurut Endang Widjanarko Puspoyo, tata rias wajah khusus merupakan tindakan yang memiliki keahlian khusus yang dikembangkan berdasarkan pengalaman serta melalui latihan-latihan untuk tata rias wajah sesuai kebutuhan-kebutuhan tertentu (1994:19). Berikut kajian teori beberapa rias wajah khusus meliputi:

1) Tata Rias Panggung

Tata rias wajah panggung adalah rias wajah malam dengan tekanan efek-efek tertentu, supaya perhatian secara khusus tertuju kepada wajah. Rias wajah malam demikian yang bertujuan untuk dilihat dari jarak jauh dibawah sinar lampu yang terang (spot light), harus didukung oleh keserasian optimal. Hendaknya riasan yang dikenakan tebal dan mengkilat, dengan garis-garis wajah yang nyata, dan menimbulkan kontras yang menarik perhatian. Rias wajah panggung dikenakan untuk penampilan dipanggung, misalnya untuk peragawati pada pagelaran busana (fashion show), penyanyi pada pagelaran musik (musical show), penari yang menyuguhkan pertunjukkan tarian modern atau klasik, dan

(21)

sebagainya (Nelly hakim, 1998:139). Sedangkan menurut Herni Kusantati tata rias wajah panggung adalah riasan wajah yang dipakai untuk kesempatan pergelaran atau pertunjukan diatas panggung sesuai tujuan pertunjukan tersebut. Rias wajah panggung merupakan rias wajah dengan penekanan efek-efek tertentu seperti pada mata, hidung, bibir, dan alis supaya perhatian secara khusus tertuju pada wajah (2008:487).

Berdasarkan beberapa kajian tentang tata rias panggung di atas dapat disimpulkan bahwa tata rias wajah panggung merupakan tata rias wajah yang digunakan dalam suatu pertunjukan hiburan diatas panggung yang mana dalam pengaplikasiannya harus memperhatikan penekanan pada efek-efek tertentu dalam rias panggung tersebut.

2) Tata Rias Wajah Karakter

Tata rias wajah karakter adalah riasan yang diberikan kepada seseorang, disesuaikan dengan tokoh yang diperankan diatas panggung, tonil, layar putih dan sebagainya. Riasan ini harus serasi dengan bentuk dan keadaan wajah dari tokoh yang akan dimainkan. Karena itu ahli rias panggung, sebelumnya harus mempelajari dengan seksama bentuk dan keadaan wajah, sifat dari tokoh tersebut

(Djen Moch. Soerjopranoto dan Titi Poerwosoenoe, 1986:123). Menurut Herni Kusantati tata rias karakter adalah seni

(22)

karakter dengan memperhatikan lighting dan titik lihat penonton, tata rias ini merupakan riasan untuk meniru karakter lain yang kemungkinan menghendaki perubahan-perubahan seperti penambahan kumis, jenggot, bentuk mata, alis, dan hidung (2008:499). Sedangkan menurut Eko Santosa tata rias karakter adalah tata rias yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur, watak, bangsa, sifat, dan cirri-ciri khusus yang melekat pada tokoh (2008:277).

Berdasarkan beberapa kajian tentang tata rias karakter di atas dapat disimpulkan bahwa tata rias karakter merupakan tata rias wajah yang merubah karakter seseorang dari karakter aslinya sesuai dengan tokoh yang diperankan.

3. Tata Rias Wajah Fantasi

Tata rias wajah fantasi adalah perwujudan khayalan seorang ahli kecantikan yang ingin melukiskan angan-angannya berupa tokoh sejarah, pribadi, bunga atau hewan, dengan merias wajah, melukis badan, menata rambut dan busana. Yang harus dikembangkan dalam cipta adalah watak tokoh yang akan digambarkan. Dalam hal ini wujud yang nyata dan tidak nyata. Untuk yang nyata riasan biasanya berpedoman pada alam, sebagai petunjuk untuk menitik beratkan watak tokoh yang akan kita gambarkan. Sedangkan untuk yang tidak nyata, dijuwudkan dengan imajinasi yang kreatif dan kebebasan yang luas (Djen Moch. Soerjopranoto dan Titi Poerwosoenoe, 1986:137).

(23)

Menurut Chenny Han tata rias fantasi merupakan suatu gaya riasan yang menonjolkan kekayaan teknik dan imajinasi untuk menciptakan tokoh nyata maupun fiksi yang berkarakter kuat. Bisa diterapkan untuk kebutuhan film, pertunjukan teater, drama musical, video klip, karnaval, musik, pentas tari, dan panggung hiburan lainnya (2010:61). Sedangkan menurut Eko Santosa (2008) tata rias fantasi merupakan suatu riasan yang menampilkan tokoh-tokoh yang secara nyata tidak terdapat dalam kehidupan. Penggolongan dapat meliputi tokoh-tokoh horror, binatang, atau tumbuhan. Beberapa tema yang dapat dijadikan sebagai objek rias wajah fantasi antara lain sebagai berikut:

a) Merias fantasi dengan tema flora yaitu menggambarkan tumbuh-tumbuhan.

b) Merias fantasi dengan tema fauna yaitu riasan yang menggambarkan binatang.

c) Merias fantasi dengan tema legenda yaitu riasan yang menggambarkan cerita/dongeng rakyat.

d) Merias fantasi dengan tema alergoris, yaitu suatu riasan yang dibuat untuk melakukan sindiran terhadap seorang tokoh masyarakat atau terhadap keadaan sosial tertentu.

e) Merias fantasi dengan tema historis atau sejarah, yaitu suatu riasan yang diciptakan untuk memperingati seseorang tokoh sejarah atau suatu peristiwa sejarah yang penting.

(24)

a) Menetapkan gagasan untuk tema tata rias. b) Menelusuri cirri-ciri dari idenya.

c) Membuat disain/pola melalui proses menggambar pada kertas.

d) Menyiapan bahan-bahan kosmetika yang akan digunakan sesuai dengan tema yang telah ditetapkan.

e) Mencobakan disain/pola pada wajah dan tubuh.

f) Membuat disain rambut sesuai dengan tema, sekaligus dicobakan kepada model.

g) Mendisain kostum yang sesuai dan mendukung tema.

h) Praktik tata rias dan body painting serta kostum secara keseluruhsn. (Tim Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, 2001: 1-4).

Gambar 2. Contoh Rias Fantasi Tema

Legenda (Cleopatra)

Gambar 3. Contoh Rias Fantasi Tema Historis (Marrie

Antoinnete)

Gambar 4. Contoh Rias Fantasi Tema Bebas (Baby Dol) (Sumber : www.depositphotosfantasi.com)

Mendramatisir suatu bentuk mata juga dapat diciptakan dengan rias fantasi pada mata, berikut beberapa jenis rias fantasy pada mata:

(25)

Mata kucing dapat menjadi tampilan yang yang luar biasa dan menyenangkan. Tampilan mata dibuat eye linner dengan diaplikasikan bercabang disudut luar mata.

b) Eye glitter fantasy

Riasan fantasy pada mata dengan glitter biasanya digunakan untuk tokoh peri atau putri. Eye shadow berkilau dengan sapuan yang tebal juga dapat diaplikasikan dalam membuat eye glitter fantasy.

c) Eye character fantasy

Rias fantasi mata ini biasanya digunakan untuk acara tertentu seperti holloween atau suatu acara pertunjukan drama teater.

Gambar 5. Contoh Rias Fantasi Mata (eye cut fantasy)

Gambar 6. Contoh Rias Fantasi Mata (eye glitter fantacy)

Gambar 7. Contoh Rias Fantasi

Mata(eye

character fantasy)

(Sumber: www.wholikethat.com)

Berdasarkan beberapa kajian tentang tata rias fantasi diatas dapat disimpulkan bahwa tata rias wajah fantasi merupakan suatu riasan khayalan seseorang dalam mewujudkan suatu tokoh sesuai dengan tema yang diangkat untuk riasan fantasi tersebut.

(26)

4. Tata koreksi wajah

Menurut Nelly Hakim, Tata rias koreksi wajah diperlukan atas prinsip dasar bahwa bentuk muka yang dianggap kurang sempurna dapat diubah sedemikian rupa, sehingga penampilannya menjadi lebih baik. Bentuk wajah yang paling ideal atau sempurna adalah bentuk wajah oval atau bulat telur atau lonjong, dan umumnya bentuk wajah oval bersifat photogenic (1998). Tata rias koreksi bentuk wajah merupakan tindakan yang sangat penting sebelum dilakukan rias wajah, disamping mengetahui juga peralatan dan kosmetika yang hendak digunakan. Pengetahuan tentang bentuk hidung, mata, mulut dan lainnya diperlukan untuk pemilihan kosmetik yang tepat (Endang Widjanarko Puspoyo, 1994).

Berikut menurut beberapa cara tata koreksi wajah pada bagian-bagian wajah yang kurang sempurna:

a. Koreksi bentuk wajah

Bentuk wajah persegi adalah bentuk wajah yang memiliki bentuk dahi dan tulang pipi sama lebar, kemudian bagian dagu lebar dan cenderung berbentuk persegi dengan rahang menonjol. Rahang yang lebar ditutup dengan alas bedak yang lebih tua. Didepan telinga kanan dan kiri diberi alas bedak yang lebih muda. Supaya dagu terlihat panjang berikan alas bedak berwarna lebih terang. Agar wajah tampak oval, kedua pipi dioleskan pemerah pipi dengan arah pengolesan vertikal (Endang Widjanarko Puspoyo, 1994).

(27)

Gambar 8. Contoh Bentuk Wajah Persegi

Gambar 9. Koreksi Bentuk Wajah Persegi

(Mey Warastuti, 2012) b. Tata Koreksi Bentuk Bibir

Koreksi bentuk bibir lebar dan penuh, cara pengoreksiannnya dapat dilakukan dengan cara, Perona bibir dioleskan didalam garis bibir, kedua ujung bibir dibuat meruncing. Berikan garis tegas dengan warna gelap pada garis bibir untuk karakter bibir antagonis (Endang Widjanarko Puspoyo, 1994)

Gambar 10. Koreksi Bentuk Bibir (Mey Warastuti, 2012)

(28)

c. Koreksi bentuk mata

Bentuk mata kenari merupakan bentuk mata ideal. Semua bentuk mata lainnya, dibuat supaya mendekati ideal, dengan menggunakan eye brow pencil, eye liners, atau sipat mata, eye shadow, mascara dan bulu mata palsu. Untuk member kesan mata kenari lebih besar gunakan eye liner pada mata atas kerah luar, aplikasikan perona mata lebih tebal dibagian ujung (Chenny Han, 2010: 61).

Gambar 11. Koreksi Bentuk Mata (Mey Warastuti, 2012) d. Koreksi bentuk alis tebal

Bentuk alis terlalu tebal adalah pada alis dibuat pola terlebih dahulu, lalu rambut-rambut yang terdapat diluar pola dicabuti, sehingga tercapai bentuk alis yang ideal. Untuk memberikan alis terkesan Jahat pada alis dibuat naik keatas sehingga pada ujung alis dilakukan pencabutan rambut agar lebih memudahkan untuk merias alis dan lebih membuat riasan alis terlihat rapi (Endang Widjanarko Puspoyo, 1994).

Alis Tebal

Gambar 12. Koreksi Bentuk Alis (Mey Warastuti, 2012)

(29)

e. Koreksi bentuk hidung pendek

Tulang hidung yang kurang tinggi serta bagian cuping hidung cenderung melebar membuat wajah wanita terlihat kurang cantik dan indah.Kekurangan pada bagian ini perlu mendapat perhatian ekstra bila ingin tampil cantik dan indah, karena bentuk hidung yang ideal memberi kesan dimensi tersendiri pada wajah. Koreksi bentuk hidung merupakan bagian dari terapan dasar tata rias efek gelap (shading) dan terang (highlight) akan membantu memperbaiki bagian ini. Efek tersebut dapat dimunculkan melalui dua tahap yaitu: pembentukan dengan menggunakan bedak padat. Pemberian efek gelap atau terang pada hidung sebaiknya dibuat secara samar-samar (Endang Widjanarko Puspoyo, 1994).

1) Pembentukan

Tahap ini dilakukan sebagai bagian dari aplikasi dasar tata rias wajah dan diterapkan bersamaan dengan proses pembentukan wajah. Tujuannya adalah untuk membentuk hidung terlihat proporsional bagi wajah secara keseluruhan.

2) Teknik yang digunakan

a) Shading, untuk memberi kesan dalam dan mengecilkan. b) Highlight, tint untuk memberi kesan meninggikan.

(30)

Gambar 13. Koreksi Hidung Pendek (Pesek) (Mey Warastuti, 2012)

f. Koreksi bentuk dagu pendek

Dagu terlalu pendek dibuat kesan lebih panjang dengan pemberian warna terang dibagian dagunya, agar dagu terlihat lebih panjang (Endang Widjanarko Puspoyo, 1994).

Gambar 14. Koreksi Bentuk Dagu (Mey Warastuti, 2012) 5. Efek Lampu Pada Warna Tata Rias Wajah

Lighting atau tata lampu untuk panggung teater pada umumnya adalah kombinasi dari warna dingin dan warna hangat yang netral untuk penerangan yang umum. Semua itu secara relatif tidak akan mempengaruhi warna make up. Namun, beberapa lampu gelatin yang lebih kuat menghasilkan warna yang berbeda pada make up (Vincent J-R Kehoe, 1992: 43).

(31)

Table 1: Efek lighting pada riasan

Warna riasan

Warna lampu

Merah Kuning Hijau Biru Ungu

Merah Warnanya menghilang Tetap merah Sangat gelap Gelap Memudar hingga pucat Orange Memudar Sedikit

pudar Gelap Sangat gelap Pudar Kuning Menjadi putih Warna hilang Gelap Menjadi ungu muda Menjadi pink Hijau Sangat gelap Menggelap hingga abu tua Memudar hingga hijau memudar Biru pucat Biru Menggelap ke abu tua Menggelap hingga ke abu Menjadi hijau tua Biru muda Gelap Ungu Gelap ke

hitam Gelap hampir hitam Gelap hampir hitam Menjadi ungu muda Sangat pucat (Sumber: Vincent J-R Kehoe, 1992:44)

6. Kosmetik Khusus Tata Rias Wajah

Pengaplikasian kosmetik sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala oleh bangsa mesir kuno yang konon bangsa ini merupakan bangsa pertama yang menggunakan kosmetik. Penggunaan bahan kosmetik pada zaman dahulu umumnya menggunakan bahan dari tumbuhan, seperti daun inai, nila, kunyit, dan cendana, lalu mineral dan hewan. Lambat laun, kosmetik terus menemani umat manusia dari masa kemasa hingga saat ini. Bahan yang digunakan untuk pembuatan kosmetikpun sekarang ini jauh lebih beragam. Adanya unsur kimia yang diformulasikan sedemikian rupa merupakan salah satu bahan yang sengaja dibuat untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas.

(32)

Selain untuk perawatan kosmetik juga tersedia dalam berbagai jenis untuk diaplikasikan pada riasan. Berikut beberapa jenis kosmetik yang digunakan untuk tata rias wajah:

a. Alas Bedak Krim dan Padat (Foundation cream and Stick)

Kosmetik ini digunakan setelah pemakaian kosmetika pelindung/pemupuk kulit yaitu pelembap. Kosmetik ini merupakan kosmetik yang digunakan sebelum membubuhkan alas bedak dalam merias wajah. Pemilihan alas bedak cream and stick menggunakan alas bedak berjenis waterproof. Kosmetik jenis ini berfungsi untuk dapat menciptakan dasar tata rias wajah yang tahan lama, mampu menyamarkan noda wajah, wajah terlihat halus, dan tahan terhadap keringat, karena pada kosmetik berjenis waterproof terdapat kandungan minyak silicon (silicon-based oil) dan copolyol dimethicone yang mana kedua bahan ini membantu agar kosmetik mudah terserap kulit dan rambut. Selain itu kedua bahan tersebut juga merupakan kosmetik jenis air dalam minyak yang berarti komponen minyak lebih besar dari pada komponen airnya. Komponen minyak pada kosmetik waterproof ini menghalangi penetrasi air kedalam kulit, sehingga riasan akan lebih tahan lama. Maka pemilihan jenis foundation cream and stick waterproof ini juga sangat cocok untuk digunakan dipanggung, dimana gerak pemain dan sorotan cahaya akan membuat keringat lebih cepat keluar sehingga diperlukan kosmetik dengan jenis waterproof.(Retno Iswati Tranggono, 2007: 108).

(33)

Gambar 15. Alas Bedak

Cream

Gambar 16. Alas Bedak Stick (Mey Warastuti, 2012)

b. Bedak (Powder)

Bedak merupakan rangkaian kosmetika yang digunakan untuk tata rias wajah yang dipakai setelah alas bedak atau foundation. Bedak yang digunakan adalah bedak tabur dan bedak padat waterproof. Pemilihan bedak waterproof bertujuan untuk membuat rias wajah tahan lama meskipun terkena keringat. Pada bedak jenis ini terdapat kandungan zinc oxide dan titan dioxide yang mana daya penutupnya tidak akan menurun jika terkena air. Bedak yang digunakan adalah warna putih pemilihan ini bertujuan agar membuat face painting yang berwarna ungu dan hitam terlihat lebih jelas dan tidak kusam (Retno Iswati Tranggono, 2007: 78).

Gambar 17. Bedak Tabur Gambar 18. Bedak Padat (Mey Warastuti, 2012)

(34)

c. Perona mata (Eye Shadow)

Perona mata berfungsi untuk membuat mata lebih indah dan lebih hidup. Kosmetik ini dgunakan pada kulit didekat mata, biasanya pada kelopak mata atas. Karena dikenakan didekat mata maka kosmetik ini memerlukan bahan yang sangat aman dan cara pemakaian yang sangat hati-hati (Retno Iswati Tranggono, 2007: 96).

Gambar 19. Eye shadow (Mey Warastuti, 2012) d. Eye linner cair

Eye linner cair merupakan kosmetik mata yang digunakan untuk mempertajam garis mata, pada bagian mata atas atau bawah berbentuk liquid(Retno Iswati Tranggono, 2007: 96).

Gambar 20. Eye linner cair (Mey Warastuti, 2012) e. Perona Pipi (Blush-on)

Kosmetik ini bertujuan untuk memerahkan pipi, sehingga penggunaannya tampak lebih cantik dan lebih segar. Kosmetik tersedia

(35)

beberapa jenis yaitu padat, serbuk, krim dan cair (Retno Iswati Tranggono, 2007: 93).

Gambar 21. Perona Pipi (Mey Warastuti, 2012) f. Lipstick

Lipstick berguna untuk memberikan warna pada bibir, lipstick adalah kosmetik bibir yang anatomis dan fisologisnya sedikit berbeda dari kulit bagian badan lainnya. Misalnya, stratum corneumnya sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah. Bahan yang terkandung dalam lipstick adalah lilin, minyak, lemak, zat pewarna, anti oksidan, bahan pengawet, dan bahan pewangi. Pada penggunaaan lipstick untuk Penyihir Jahat lipstick menggunakan warna ungu dengan diberi garis bibir warna hiatam kedua warna ini dipilih karena warna ini mewakili dari sifat jahat sang peri (Retno Iswati Tranggono, 2007:100).

Gambar 22. Lipstick (Mey Warastuti, 2012)

(36)

F. Penataan Rambut

Penataan rambut bertujuan untuk memberikan kesan keindahan dan meningkatkan penampilan, kerapian, keanggunan, serta keserasian bagi diri seseorang menurut estetika yang berlaku.

1. Pengertian Penataan Rambut

Penataan rambut merupakan tahap terakhir dari serangkaian tindakan dalam proses penanganan rambut, maka penataan menempati kedudukan penentu (Sartini Harap , 1998:73). Sedangkan menurut Rahardjo Penataan rambut dibedakan menjadi dua arti yaitu penataan rambut dalam arti luas meliputi semua tahap dan semua segi yang dapat diberikan kepada seseorang dalam rangka memperindah penampilan diri melalui pengaturan rambutnya, penataan rambut dalam arti sempit adalah tindakan memperindah bentuk rambut sebagai tahap akhir proses penataan rambut dalam arti luas (Retno Iswati Tranggono, 2007: 93).

2. Pola dan tipe Penataan Rambut

Mode tatanan rambut terus berubah dan berganti sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi apapun jenis penataannya tidak pernah menyimpang dari pola pokok penataan rambut sebagai berikut:

a. Pola Simetris

Pola simetris adalah pola penataan rambut yang memberi kesan seimbang pada model yang bersangkutan.

(37)

Gambar 23. Pola Simetris (Mey Warastuti, 2012) b. Pola Asimetris

Penataan asimetris banyak dibuat untuk memberi kesan dinamis bagi suatu disain tata rambut. Pola ini akan menciptakan kesan tidak seimbang.

Gambar 24. Pola Asimetris (Mey Warastuti, 2012) c. Pola Puncak (Top Style)

Pola penataan rambut ini menitik beratkan pembuatan kreasi tata rambut didaerah ubun-ubun (parietal).

(38)

Gambar 25. Pola Puncak (Mey Warastuti, 2012) d. Pola Belakang (Back Mesh)

Penataan belakang ini menitik berratkan rambut dibagian mahkota atau bagian belakang kepala.

Gambar 26. Pola Belakang (Mey Warastuti, 2012) e. Pola Depan (Front Style)

Penataan depan menitik beratkan rambut didaerah dahi yang dapat berfungsi pula untuk menutup kekurangan pada bentuk dahi.

(39)

Gambar 27. Pola Depan (Mey Warastuti, 2012)

Selanjutnya tipe penataan sesuai dengan waktu dan kesempatannya dibagi dalam lima kategori yaitu:

a. Penataan Pagi atau Siang Hari (Day Style)

Penataan ini biasanya digunakan untuk dirumah, bekerja dikantor maupuhn untuk menghadiri pertemuan yang bersifat resmi.Bentuk penataan ini harus lebih sederhana, mudah diatur dan menarik penggunaan hiasan rambut dibatasi seminimal mungkin.

b. Penataan Sore dan Malam Hari (Evening Style) adalah tata rambut yang dibuat untuk digunakan pada sore dan malam hari, pada umumnya dalam kesempatan yang lebih bersifat resmi. Bentuk biasanya lebih rumit namun tetap dalam batas keindahan.

c. Penataan Cocktail

Penataan cocktail merupakan penataan yang digunakan dalam kesempatan resmi sewaktu pagi, siang, atau menjelang sore hari saja. Bentuknya lebih sedikit meriah dari penataan pagi tetapi sedikit lebih sederhana dari penataan sore atau malam hari.

(40)

d. Penataan Gala (Gala Style)

Penataan gala atau gala stylemerupakan tata rambut yang sesuai untuk dikenakan dalam menghadiri peta-pesta gala, atau pesta-pesta besar.Bentuk, warna-warni, dan hiasan rambut biasanya lebih rumit dan bebas.

e. Penataan Fantasi (Fantasy Style)

Penataan fantasi atau fantasy stylemerupakan tata rambut yang lebih menampilkan kemahiran sang penata rambut dari pada penjelmaan suatu kreasi dengan tujuan mempercantik perwujudan lahiriah seseorang melalui tata rambutnya. Bentuk biasanya rumit, sulit, kompleks, dan besar.Penggunaan warna-warni dan hiasan rambut tidak dibatasi (Kusumadewi dkk, 1999:143):

Menurut Kusumadewi Penataan fantasi masih dibedakan lebih lanjut dalam tiga macam penataan sebagi berikut:

a) Penataan Bebas

Penataan bebas atau free style merupakan penataan yang paling umum dan paling banyak dilakukan, khususnya dalam arena perlombaan. Penataan ini tidak dibatasi oleh ketentuan apapun kecuali oleh sang penatan rambut dalam mewujudkan fantasinya menjadi sesuatu yang dapat dilihat. Dalam penataan rambut Penyihir Jahat menggunakan penataan jenis ini karena penataan bebas lebih memudahkan penata rambut mengekspresikan

(41)

gagasan yang akan diciptakan berdasarkan sumber ide dan karakter jahat yang dimiliki sang penyihir.

b) Penataan Alegoris

Penataan alergori merupakan penataan rambut yang dibuat untuk melakukan sindiran terhadap seorang tokoh masyarakat atau terhadap keadaan sosial tertentu. Contoh penataan alergori adalah penataan klasik, yaitu penataan rambut yang menggunakan hiasan sangkar emas dengan burung didalamnya. c) Penataan Historis

Penataan historis atau sejarah, yaitu suatu penataan yang diciptakan untuk memperingati seorang tokoh sejarah atau suatu peristiwa sejarah yang penting.

Dari kelima kategori tipe penataan di ata, terlihat jelas bahwa masing-masing tipe penataan rambut mempunyai gaya penataan yang berbeda-beda.

3. Kosmetika Khusus Penataan Rambut

Kosmetik yang digunakan untuk penataan rambut atau pembuatan sanggul merupakan kosmetik yang dapat melapisi batang rambut untuk sementara. Seperti hair spray dan colour spray, yang merupakan kosmetika tahap akhir. (Retno Iswati Tranggono, 2007).

(42)

Gambar 28. Hair Spray (Mey Warastuti, 2012) G.Rias raga (Body Painting)

Menurut Martha Tilaar (2010:75). Rias raga/body painting adalah sebuah media seni lukis yang menggunakan media manusia sebagai media lukisnya, mempunyai dua jenis yaitu body painting permanen biasa dikenal dengan tato atau body painting tidak permanen yang biasa dipergunakan untuk pentas kesenian. Sedangkan menurut Titi Poerwosoenoe (1986:136). Rias raga/body painting adalah merupakan latar belakang (background) dari make up wajah, yang menggambarkan tokoh tertentu pada badan.

Gambar 29. Scarab

(43)

H. Pergelaran

1. Pengertian Pergelaran

Pergelaran dari kata gelar yang biasa disebut dengan pergelaran, menurut KBBI (2002:345) pergelaran adalah sebuah pertunjukan drama, wayang, orang dsb. Pergelaran adalah suatu seni pertunjukan yang disajikan dihadapan masyarakat yang menyaksikannya. Bentuk penyajiannya bermacam-macam, baik secara perorangan maupun secara kelompok (Hartaris Andijaning Tyas, 2007: 89).

Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa pergelaran merupakan suatu seni pertunjukan baik drama atau wayang yang ditampilkan kepada masyarakat secara perorangan atau kelompok.

2. Sarana dalam Pergelaran

Sarana merupakan faktor pendukung yang mempunyai peranan penting untuk menunjang suatu pagelaran. Karena faktor sarana sangat berpengaruh dalam suksesnya pencapaian tujuan suatu pagelaran. Faktor sarana meliputi hal yang digunakan dalam pagelaran, seperti:

a. Tata Panggung

Tata panggung merupakan ruang pertunjukan seni yang memiliki arti suatu tempat yang lebih tinggi dari sekitarnya.Bentuk dataran panggung yang lebih tinggi ini dimaksudkan agar penonton bisa melihat pertunjukan dengan jelas. Panggung pertunjukan adapula yang berupa dataran sama tinggi dengan penonton, dan adapula yang lebih rendak dari penonton yang mana penempatan tempat duduk berundak

(44)

kebelakang (Hendro Martono, 2008:1). Dalam sejarah perkembangannya, seni teater memiliki berbagai macam jenis panggung yang dijadikan tempat pergelaran. Perbedaan jenis panggung ini dipengaruhi oleh tempat dan zaman dimana teater itu berada serta gaya pergelaran yang dilakukan. Bentuk jenis-jenis panggung terbagi menjadi tiga, yaitu:

1) Panggung arena

Panggung arena adalah panggung yang penontonnya melingkar atau duduk mengelilingi panggung.Penonton sangat dekat sekali dengan pemain (Pramana Padmodarmaya, 1987: 36).

Gambar 30. Panggung Arena (Sumber: teaterku.wordpress.com)

Berdasarkan kajian diatas panggung arena merupakan jenis panggung yang menitik beratkan pemain diatas panggung pada pusat arena atau pada tengah-tengah arena pentas.

(45)

2) Panggung proscenium

Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksiikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium. Bingkai yang dipasang layar atau gorden inilah yang memisahkan wilayah akting pemain dengan penonton yang menyaksikan pertunjukan dari satu arah (Pramana Padmodarmaya, 1987: 67).

Gambar 31. Panggung Proscenium (Sumber: fariabel.blogspot.com)

Berdasarkan kajian diatas panggung proscenium merupakan jenis panggung yang hanya dapat dilihat dari satu titik saja, dan mempunyai jarak yang cukup jauh dengan penonton.

3) Panggung Thrust

Panggung thrust seperti panggung proscenium akan tetapi dua pertiga bagian depan menjorok earah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk disisi kanan dan kiri panggung. Panggung thrust terlihat seperti gabungan antara

(46)

panggung arena dan proscenium (www.materiteater.blogspot.com diakses tanggal 10 april 20120)

Gambar 32. Panggung Thrust (Sumber: www.materiteater.blogspot.com)

Berdasarkan kajian diatas panggung thrust nerupakan jenis panggung yang mempunyai arah pandang yang sama dengan panggung proscenium, hanya saja pada panggung thrust anatara panggung dengan penonton jaraknya berdekatan.

b. Tata Cahaya atau Lighting

Menurut Vincent J-R Kehoe tata caha atau ligthing adalah diperlukan untuk pengamatan setiap media dan merupakan persyaratan utama dalam memproduksi sebuah gambar film. Bila lampu-lampu ditetapkan untuk sebuah adegan, mata manusia membedakan warna, gerakan dan perbedaan yang ada pada orang. (Vincent J-R Kehoe, 1992: 37). Sedangkan menurut Eko Santosa tata cahaya merupakan unsur tata artistic yang paling penting dalam pertunjukan teater. Tanpa

(47)

adanya cahaya maka penonton tidak akan dapat menyaksikan apa-apa. Fungsi cahaya lampu panggung pada umumnya tergantung dari bagaimana cara kerjanya didalam teater itu. Dalam pembagian fungsinya menurut Eko Santosa cahaya lampu panggung dibagi menjadi empat fungsi (2008: 331-332):

1) Cahaya Sebagai Penerangan

Penerangan adalah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada diatas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bias dilihat tetapi member penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu.

2) Cahaya Sebagai Dimensi

Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggng. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan tingat intensitas serta pemilihan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul.

(48)

3) Cahaya Sebagai Pemilihan

Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan arena yang hendak disinari. Dalam teater, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya.

4) Cahaya Sebagai Atmosfir

Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuan menghadirkan suaana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata atmosfir digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon. Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon.

Berdasarkan kajian di atas keempat fungsi tata cahaya memiliki hubungan yang saling mendukung. Masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerapan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa.

c. Tata musik

Musik adalah satu kesatuan bunyi beserta sarananya yang dipergunakan untuk kebutuhan pergelaran. Musik mendukung pementasan dalam sebuah pergelaran baik yang bersifat instrumen

(49)

maupun lagu, yang menghidupkan suasana dibeberapa adegan atau babak dalam suatu pergelaran. (Harimawan,1988: 146).

Menurut Matius Ali (2006:2) musik dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1) Musik tradisi

Musik tradisi adalah musik yang lahir dan berkembang disuatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.Musik tradisi mempunyai ciri-ciri syair lagu musik tradisi berbahasa daerah, musik tradisi diwariskan secara turun temurun, dan musik tradisi disampaikan oleh komponis tidak melalui tulisan berupa notasi atau partitur, tetapi secara lisan. Dari pengertian dan ciri-ciri musik tradisi tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa musik tradisi cenderung bersifat eksklusif yang artinya musik ini tidak dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat.

2) Musik modern

Berbeda dengan musik tradisi, musik modern tidak lahir dari tradisi suatu masyarakat tertentu. Musik tersebut dibangun berdasarkan suatu aturan komposisi yang jelas, seperti sistem notasi, tangga nada, tekstur, serta instrumen yang telah dikenal masyarakat secara luas dan mudah dipelajari. Selain itu musik modern bersifat terbuka artinya, komposisi dan gaya musik sangat dipengaruhi oleh berbagai pengalaman musikal dari banyak musisi pada suatu masa.

(50)

Berdasarkan kajian diatas kedua jenis music tersebut, mempunyai komposisi pengaturan tata tulis yang berbeda. Musik tradisi cara penyampaian melalui lisan dan tidak tertulis sedangkan musik modern berupa tulisan partitur atau tangga nada.

3. Manajemen Pergelaran

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur (merencanakan). Berkaitan dengan pergelaran drama/teater, manajemen dapat diterapkan pada berbagai usaha dan kegiatan dari sekelompok manusia dalam mencapai tujuan yang telah disepakati. Dengan begitu, dalam menangani suatu pergelaran teater, semua faktor utama seperti orang-orang yang bekerja dibelakang panggung, seniman pelaku, petugas gedung dan pelayanan penonton sudah seharusnya memiliki komitmen bersama, yaitu menggalang kerja sama dan bekerja bersama-sama untuk keberhasilan pertunjukan. Berikut manajemen pergelaran dalam menampilkan sebuah karya (Hartaris Andijaning Tyas 2007: 90-95).

a. Pembentukan Kepanitiaan Pergelaran

Panitia pergelaran adalah sekelompok orang yang memiliki tugas mempersiapkan segala sesuatu untuk pergelaran. Pergelaran dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar, apabila dibentuk suatu kepanitiaan.

b. Menyusun Penjadwalan Persiapan Pergelaran

Menggelar sebuah karya memerlukan persiapan-persiapan yang baik. Persiapan itu harus dilakukan dalam kepanitiaan dan tidak kalah

(51)

penting juga persiapan karya dari setiap peserta yang akan ditampilkan serta orang (talent) yang akan menampilan karya itu. Untuk itu, sebuah pergelaran memerlukan penjadwalan kegiatan sejak dari persiapan sampai acara digelar. Penjadwalan kegiatan ini sudah harus dimulai sejak persiapan pergelaran.

c. Menampilkan Hasil Karya

Setelah segala persiapan sudah dilakukan dengan baik, kini persiapan selanjutnya adalah mempersiapkan karya seni yang akan ditampilkan. Ada beberapa langkah persiapan untuk menampilkan karya seni, diantaranya adalah:

1. Menentukan tema pergelaran untuk diterapkan sebagai tema karya. 2. Membuat karya seni sesuai dengan ketentuan.

3. Mempersiapkan property (perlengkapan) pergelaran. 4. Mempersiapkan penampilan untuk pergelaran.

Gambar

Gambar 1. Scarab
Gambar 2. Contoh  Rias Fantasi Tema
Gambar 5. Contoh  Rias Fantasi Mata  (eye cut fantasy)
Gambar 8. Contoh Bentuk Wajah  Persegi
+7

Referensi

Dokumen terkait

perbedaan temperatur terhadap daya lenting kawat stainless steel Finger. spring pada alat

mempengaruhi manusia dalam membuat mempengaruhi manusia dalam membuat keputusan yang baik. keputusan

Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan depresi antar jenis kelamin antara lain karena adanya faktor biologis seperti genetik atau hormon endokrin perempuan, faktor

ta, sebagian besar responden memiliki ketersedi- aan fasilitas lengkap, sebagian besar responden tidak memiliki tugas rangkap, lebih dari separuh responden telah memegang

Jika penyebab gangguan adalah hasil dari pembelajaran maladaptif, maka perilaku dapat menjadi 'terpelajar' dg menggunakan salah satu

Terbinanya kearsipan seluruh SKPD, Kecamatan, Kelurahan/Desa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung Terlaksananya pembinaan kearsipan di 7 SKPD, 16 Kecamatan, dan 5

Maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak dengan kata lain hipotesis yang diajukan yaitu “Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Balai Penyuluh Pertanian Perikanan

Judul Tesis : PENGARUH PERAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP KESIPAN WANITA DALAM MENGHADAPI KELUHAN MENOPAUSE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH PROVINSI ACEH