• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DI MI ISLAMIYAH BANYUANYAR - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DI MI ISLAMIYAH BANYUANYAR - Test Repository"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN KOMITE SEKOLAH

DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

DI MI ISLAMIYAH BANYUANYAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

P R I H A T I

NIM : 114 11 019

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

ix

MOTTO









Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Q.S Al-Insyirah ayat 7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Suami dan anak-anak tercinta

3. Teman- teman seperjuangan baik di MI maupun di kampus

(10)
(11)

xi ABSTRAK

Prihati. 2016. Peran Komite Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Pendidikan di MI

Islamiyah Banyuanyar Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Badwan, M.Ag.

Kata kunci: komite, sekolah, manajemen, pendidikan

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana peran komite sekolah terhadap managemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar?, (2) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran komite terhadap managemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar?, dan (3) Cara apa saja yang ditempuh untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut?.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk mencari gambaran dan data yang bersifat deskriptif tentang peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

(12)
(13)

xiii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas

segala limpahan rahmat dan hidayat serta karunia-Nya sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW, sebagai tauladan kita untuk mencapai kebahagiaan dunia

dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini berkat

motivasi, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga yang telah

memberikan kesempatan belajar pada peneliti.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang

telah memberikan izin penelitian.

3. Bapak Drs. Badwan, M.Ag. selaku pembimbing yang penuh kesabaran dan

kearifan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga.

5. Staf dan Karyawan IAIN Salatiga.

6. Ayah dan Ibu yang tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan.

7. Suamiku (Sukono) dan Anakku (Afifah dan Nadzifa) tersayang, yang

memberi motivasi dan bantuan serta setia mendampingi dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

8. Keluarga besar MI Islamiyah Banyuanyar yang telah memberi motivasi dan

(14)

xiv

9. Bapak Komite Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Banyuanyar, yang telah

membantu penulis dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan

pembaca pada umumnya. Atas batuan dan partisipasi semua pihak semoga

mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT.

Salatiga, Pebruari 2017

(15)
(16)

xvi DAFTAR ISI

COVER ... i

NOTA PEMBIMBING ... ii

NOTA PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

G. Tahap-Tahap Penelitian Penelitian ... 13

H. Hipotesis ... 14

D. Sistematika Penelitian ... 15

(17)

xvii

1. Pengertian Manajemen ... 22

2. Pengertian Pendidikan ... 24

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 25

A. Gambaran Umum Mi Islamiyah Banyuanyar ... 25

1. Sejarah MI Islamiyah Banyuanyar ... 25

2. Letak MI Islamiyah Banyuanyar ... 26

3. Visi dan Misi MI Islamiyah Banyuanyar ... 27

4. Status Madrasah ... 28

1. Peran Komite Sekolah di MI Islamiyah Banyuanyar 31 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Komite .. 32

3. Jalan yang ditempuh guna mengatasi Hambatan ... 34

BAB IV PEMBAHASAN ... 36

A. Analisa Peran Komite Sekolah ... 36

1. Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan 39 2. Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung ... 44

3. Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol ... 46

4. Peran Komite Sekolah sebagai Mediator ... 48

B. Analisa Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Komite 49 1. Faktor Pendukung ... 49

2. Faktor Penghambat ... 52

(18)

xviii

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(19)
(20)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang ini perkembangan tekhnologi semakin canggih,

namun hal tersebut ada dampak buruk yang ada pada sebagian diantara kita.

Salah satu dampak buruknya adalah semakin terpuruk akidah dan akhlak dari

generasi muda saat ini. sehingga perlu ditanamkan pondasi agama yang kuat

pada tiap anak didik.

Dalam mewujudkan Tauhid yang kuat pada tiap diri individu, perlu

ditanamkan pendidikan akidah . Dengan demikian pendidikan akidah tidaklah

dipandang sebelah mata dan dikesampingkan. Dengan penanaman pendidikan

akidah akan tercipta pendidikan yang mampu mengarahkan peserta didik pada

pendidikan diri yang lebih mantap.

Apabila pendidikan diri pada setiap manusia telah terarah, maka akan

memperkuat keyakinan dirinya pada sang Kholiq. Sehingga keinginan

manusia untuk hidup bahagia di dunia dan akhirat akan tercapai. Manusia

hidup di dunia ini tidak lain adalah untuk mendapatkan kebahagiaan. Karena

keinginan untuk hidup bahagia merupakan kodrat atau fitrah yang dimiliki

manusia. Sehingga aktifitas yang dilakukan dalam hidupnya didasari

keinginan dan tujuan untuk menemukan kebahagiaan pada dirinya. Menurut

David Kreck dkk., apapun tindakan pikiran manusia pada dasarnya

(21)

2

mengalami perkembangan dan perubahan. Keinginan tersebut lebih tertuju

pada kebahagiaan.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah :

 peliharalah kami dari siksa neraka".

Di era moden sekarang ini, terdapat fenomena pada sebagian

masyarakat yang merasa tidak bahagia walaupun segala kemegahan dan

kemewahan hidup telah terpenuhi. Fenomena ini terjadi karena manusia tidak

bisa memahami siapakah dirinya, berasal darimana, harus kemana, apa tujuan

hidupnya. Manusia yang berada pada kondisi semacam ini, sesungguhnya

terdapat dalam kategori manusia yang mengalami krisis makna hidup.

Ketidak bermaknaan hidup yang terjadi pada manusia modern sekarang ini

dikarenakan terbuangnya tradisi-tradisi religius dan akar-akar spiritual.

Kehidupan modern telah membuat sebagian dari manusia terlena dengan

rutinitas kerja dan bermacam-macam kesibukan lainnya yang terus

menghimpit kehidupannya. Sehinggga banyak manusia yang disibukkan

dengan urusan dunia, dan mereka menghalalkan berbagai cara untuk

Pondasi pendidikan anak pada masa modern sangat dibutuhkan oleh

setiap orang tua. Pendidikan yang paling dini terdapat di dalam keluarga.

(22)

3

kehidupan seorang anak, karena setiap saat anak akan selalu melihat perilaku

dari kedua orang tuanya. Keluargalah yang menanamkan dasar dari

pendidikan spiritual dan moral paling dini. Dalam keluarga yang bahagia dan

sejahtera memiliki ketauladanan yang baik, karena anak selalu melihat dan

menauladani tingkah laku orangtuanya. Sebaliknya, apabila keluarga tersebut

kurang harmonis, keteladanan orang tua tidak ada, anak cenderung meniru

perilaku orangtuanya yang tidak harmonis tersebut sehingga dapat

menjadikan seorang anak tumbuh menyimpang dari sikap moral yang baik.

Sekolah adalah rumah kedua, tempat anak memperoleh pendidikan

formal. Didalam lembaga pendidikan atau sekolah tersebut anak dididik dan

diasuh oleh para guru. Di lingkungan ini anak belajar dan berlatih untuk

meningkatkan kemampuan daya pikirnya dengan didampingi seorang guru.

Disini guru mempunyai peranan yang sangat penting bagaikan pengganti

orangtua.

Sebagai orang tua haruslah dapat memilih lembaga pendidikan yang

berkualitas, dimana pendidikan tidak hanya mementingkan intelektual saja,

namun juga mengedepankan akhlak dan moral. Dengan semakin besar

kebutuhan pendidikan formal, maka banyak sekali bermunculan lembaga

pendidikan. Berkembang dan majunya lembaga pendidikan tidak terlepas dari

berbagai aspek. Sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an Surat Ash

-Shafat ayat 4 yang berbunyi;

(23)

4

Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam barisan teratur seakan-akan seperti bangunan yang tersusun kokoh.

Untuk membangun bangunan yang tersusun kokoh (bunyanun

marshus) diperlukan lembaga dan management yang tangguh serta didukung

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, baik kualitas iman, ilmu

maupun amal shalih. Sumber daya alam yang berkualitas harus ada didalam

sebuah lembaga maupun diluar lembaga. Yang mana di luar lembaga yang

sangat berpengaruh adalah dengan adanya komite sekolah. Untuk itu

hubungan yang solid antara pihak lembaga dengan komite sekolah sangat

dibutuhkan.

Dalam lembaga pendidikan yang sangat berpengaruh adalah

managemen sekolah dan guru (pendidik). Lembaga dan managemen bagaikan

satu tubuh, dimana lembaga adalah jasadnya sedangkan managemen adalah

ruhnya. Selain managemen, faktor pendidik memiliki peran yang sangat

penting. Bagaimanapun, dia adalah seorang yang penyampai ilmu, pemberi

nasehat, dan teladan bagi anak didiknya. Maka dari itu, pendidik harus mampu

mempertahankan penampilan sebagai orang terbaik di mata anak didiknya.

guru juga sangat berpengaruh. Menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam buku

Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer (1991:

56) mensyaratkan bagi setiap pendidik untuk memiliki sifat-sifat asasi, yaitu:

Ikhlas, bertaqwa, berilmu, bersikap dan berperilaku santun, dan memiliki rasa

(24)

5

Komite Sekolah adalah nama badan yang berkedudukan pada satu

satuan pendidikan, baik jalur sekolah maupun luar sekolah, atau beberapa

satuan pendidikan yang sama di satu kompleks yang sama. Dengan adanya

komite lembaga pendidikan akan lebih mudah untuk mengembangkan dan

memajukan lemabaganya. Komite akan membatu dalam memberikan solusi,

penambahan dan pengembangan fasilitas yang dibutuhkan demi maju dan

berkembangnya lembaga pendidikan tersebut. Untuk meningkatkan kinerja

lembaga pendidikan komite sangat berperan dalam membuat perencanaan

demi maju dan berkembangnya lembaga pendidikan.

Ada beberapa pendekatan untuk menyusun rencana (action plan), salah

satunya dengan menggunakan pendekatan pertanyaan W5H1, yaitu What

(apa), Who (siapa), When (kapan), Where (dimana), Why (mengapa), How

(bagaimana). Misalnya , dalam membuat rencana. Apa rencana yang akan

dibuat dan apa manfaatnya dalam menyelesaikan masalah. Siapa yang akan

membuat, bertanggung jawab dan melaksanakan rencana tersebut. Kapan akan

direncanakan dan dilaksanakan serta berapa lama. Dimana rencana akan

dibuat dan dilaksanakan. mengapa rencana tersebut perlu dibuat. Bagaimana

rencana tersebut dibuat. Cara pelaksanaan dan perkiraan target yang akan

dicapai.

Selain membantu dalam membuat perencanaan, komite juga sangat

berperan dalam melaksanakan program yang telah dibuat. Selain itu komite

juga dapat melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilasanakan.

(25)

6

sehingga komite juga berperan untuk melakukan perbaikan. Peran komite

terhadap managemen pendidikan sangatlah diperlukan untuk mencapai

lembaga pendidikan yang maju dan berkualitas. Dengan demikian setiap

lembaga pendidikan terdapat komite sekolah yang mempunyai peran yang

berbeda antara lembaga pendidikan satu dengan yang lain.

Berangkat dari hal tersebut diatas maka peneliti ingin melakukan

penelitian tentang “Peran Komite Sekolah Terhadap Manajemen Pendidikan

di MI Islamiyah Banyuanyar, ampel, Boyolali Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Didalam penyusuna skripsi ini penulis merumuskan masalah yang

akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana peran komite sekolah terhadap managemen pendidikan di MI

Islamiyah Banyuanyar?

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran komite terhadap

managemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar?

3. Cara apa saja yang ditempuh untuk mengatasi hambatan-hambatan

tersebut?

C. Penegasan Istilah

(26)

7

a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1989, peran punya

makna seperangkat tingkat yang diharapkan, yang dimiliki oleh

berkedudukan di masyarakat.

b. Jodenmot, 29 Desember 2012, peran didefinisikan sebagai

expectation about appropriate behavior in job (harapan tentang

tingkah laku yang tepat dalam pekerjaan) .

Peran menurut penulis yaitu suatu harapan yang dimiliki oleh

seseorang dalam suatu bidang tertentu.

2. Komite Sekolah

a. Komite Madrasah/Sekolah (Khaeruddin, 2007: 249) merupakan suatu

badan atau lemabag non-profit dan non-politis, yang dibentuk

berdasarkan musyawarah demokratis para stakeholder pendidikan

madrasah, sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung

jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan.

b. Menurut pendapat Komite Sekolah (Sudarwan Danim, 2006: 267)

yaitu badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam

rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efesiensi pengelolaan

pendidikan di satuan pendidikan sekolah / madrasah baik pada

pendidikan pra sekolah maupun pendidikan dasar dan menengah.

Menurut penulis, komite sekolah adalah suatu badan yang mewadai

dan membahas hal-hal yang menyangkut kepentingan kelembagaan

sekolah untuk meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi

(27)

8

3. Manajemen Pendidikan

a. Menurut Made Pidarto (1988:4) menyebutkan manajemen pendidikan

yaitu sebagai aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar

terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditentukan sebelumnya.

b. Menurut Suryosubroto (1990: 15-16) disebutkan 1) managemen

pendidikan adalah kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan. 2)

Managemen pendidikan yaitu proses untuk mencapai tujuan

pendidikan.

Managemen pendidikan yang dimaksud penulis adalah aktifitas

beberapa orang untuk mencapai dan menyamakan sumber-sumber

pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Madrasah

a. Menurut Hasyim Baiturrahman, madrasah yaitu wadah atau tempat

belajar ilmu-ilmu keIslaman dan ilmu pengetahuan, keahlian lainnya

yang berkembang pada zamannya.

b. Menurut Sejahti Sempurnaa, Madrasah adalah lemabaga pendidikan

yang porsinya lebih terhadap mata pelajaran agama. khususnya Islam.

Madrasah yang dimaksud disini yaitu tempat untuk menimba ilmu

agama Islam dan juga ilmu-ilmu pengetahuan umum yang lain.

(28)

9

1. Untuk mengetahui sejauhmana peran komite sekolah terhadap managemen

pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar.

2. Untuk mengtahui faktor yang mendukung dan menghambat peran komite

sekolah terhadap managemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar.

3. Untuk mengetahui cara-cara yang ditempuh komite sekolah untuk

mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi.

E. Manfaat Penelitian

1. Teoritik

Manfaat secara teoritik yang diperoleh dari penelitian ini adalah

menambah khasanah keilmuan pendidikan pada Jurusan Tarbiyah Progdi

PAI IAIN Salatiga khususnya dalam pengetahuan peran komite.

2. Praktis

Manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah sebagai masukan bagi

komite sekolah untuk meningkatkan perannya. Bagi kepala sekolah

temuan penelitian sebagai rekomendasi untuk lebih erat menjalin

hubungan dengan komite sekolah.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam Moleong

(29)

10

secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam

kawasannya maupun dalam peristilahannya.

Sedangkan pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

mendefinisikan “Metode Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moelong, 1975: 5).

Pndekatan kulitatif bersifat generating theory. Teori yang dihasilkan

bukan teori substansif dan teori-teori yang diangkat dari dasar. Dalam

penelitian ini penulis hanya mencari gambaran dan data yang bersifat

deskriptif tentang peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen

pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar Ampel Boyolali.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan turun

langsung kelapangan untuk mencari instrumen yang dapat digunakan

untuk menunjang keabsahan hasil penelitian.

Ada dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

a. Sumber data utama yang berupa kata-kata atau tindakan (sumber

primer)

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tempat

(30)

11

Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi

langsung tentang peran komite sekolah. Dalam pelaksanaan

manajemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar Ampel

Boyolali 2016. Adapun sumber data primer, penulis dapatkan dari

wawancara dengan pihak komite sekolah, guru dan kelapa sekolah.

b. Sumber sekunder

Data sekunder yaitu data yang berkaitan dengan topik

penelitian guna mendukung penelitian tentang peran komite sekolah

dalam pelaksanaan manajemen sekolah di MI Islamiyah

Banyuanyar. Data ini diperoleh dari buku-buku, majalah dan

dokumentasi.

Dengan adanya sumber data yang dapat digunakan untuk

menunjang keabsahan penelitian, maka digunaka metode pengumbulan

data yaitu:

a. Wawancara

Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud

menkontruksi orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian, dan sebagainya. (Moleong, 1985: 266). Adapun nara

sumber dari wancara disini yaitu anggota komite sekolah, guru, dan

kepala sekolah. Metode ini digunakan penulis untuk mencari data

peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen sekolam di MI

Islamiyah Banyuanyar tahun 2016.

(31)

12

Guba dan Lin Coln Mengemukakan bahwa metode pengamatan

dimanfaatkan sebesar-besarnya supaya dapat melihat sendiri secara

langsung untuk mencatat peristiwa yang terjadi, memahami

situasi-situasi yang sulit atau mungkin komunikasi tidak dapat berlangsung.

(Meleong, 1985: 174)

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu penelitian yang ditujukan pada

penguraian, teknik ini digunakan untuk memuat penjelasan melalui

sumber-sumber. (Surahmat, 1982: 132) Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang;

1) Jumlah anggota komite sekolah MI Islamiyah Banyuanyar

2) Gambaran umum tentang MI Islamiyah Banyuanyar

3) Peran-peran komite di Mi Islamiyah Banyuanyar

4) Pengumpulan dokumen-dokumen yang berguna bagi penelit

3. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini berlokasi di MI Islamiyah Banyuanyar Desa

Banyuanyar Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Waktu pelaksanaan

penelitian adalah semester ganjil tahun ajaran 2016

G. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian dapat dilakukan dengan empat tahap yaitu:

(32)

13

Penulis menentukan focus penelitian yang akan menjadi pokok bahasan

dan melakukan konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan

proposal penelitian serta dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi

penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Penulis melakukan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan wawancara

pengamatan dan dokumentasi penelitian. Maka penulis mulai terjun ke

lapangan tempat penelitian tersebut dilakukan.

3. Tahap Analisis Data

Meliputi analisis data yang diperoleh melalui pengamatan dokumentasi

dan wawancara dengan anggota komite sekolah, guru, kepala sekolah dan

wali murid.

4. Tahap Penulisan Laporan

Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian

kegiatan pengumpulan data hingga pemberian makna. Selain itu peneliti

melakukan konsultasi kepada pembimbing guna penyusunan laporan

selengkapnya.

H. Hipotesis

Kegiatan pendidikan didalam lembaga pendidikan dapat maju dan

(33)

14

berkembangnya suatu satuan pendidikan adalah managemen pendidikan yang

ada dalam lembaga tersebut. salah satu komponen yang mempengaruhi baik

dan tidaknya managemen pendidikan adalah komite sekolah.

Dalam hal ini menunjukkan bahwa dalam satuan pendidikan untuk

menciptakan pendidikan yang maju dan berkembang dibutuhkan managemen

yang baik. Managemen yang baik sangat dipengaruhi oleh peran serta dari

komite dalam memberikan sumbangan demi majunya pendidikan dalam

satuan pendidikan. Apabila komite sekolah dapat memberikan sumbangan

yang baik dalam hal pengembangan lembaga pendidikan maka lembaga

pendidikan tersebut akan menjadi sebuah lembaga yang maju baik kuantitas

maupun kualitasnya. Di satu sisi ketika komite sekolah tidak berperan aktif

(cuek) maka lembaga pendidikan akan sulit berkembang, bahkan lembaga

pendidikan tersebut akan mengalami kemerosotan baik dari kuantitas maupun

kualitasnya, yang pada akhirnya lembaga pendidikan itu akan ditinggalkan

oleh masyarakat. Dengan demikian komite sekolah sangat berperan didalam

peningkatan kuantitas dan kualitas suatu satuan pendidikan.

I. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini disusun secara sistematika, sebagai tata urutan yang

saling terkait satu sama lain. Untuk itu penulisan ini disusun dengan

sistematika sebagai berikut:

Bab pertama diuraikan menyangkut masalah Pendahuluan, yang terdiri

(34)

15

Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tahap-Tahap Penelitian,

Sistematika Penulisan.

Bab kedua di dalam bab ini menyangkut Kajian Pustaka , yang diuraikan

tentang pengertian komite sekolah, peran komite sekolah, unsur komite

sekolah, pengertian manajemen pendidikan.

Bab ketiga di dalam bab ini diuraikan tentang paparan data dan temuan

penelitian, yang berisikan gambaran umum MI Islamiyah Banyuanyar, peran

komite sekolah, faktor pendukung dan penghambat peran komite sekolah,

jalan yang ditempuh guna mengatasi hambatan.

Bab keempat di dalam bab ini memaparkan pembahasan yang terdiri dari

analisis data tentang peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen

pendidikan.

Bab keempat penutup, yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran, dan

(35)
(36)

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Komite Sekolah

1. Pengertian Komite Sekolah

Dalam lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.

044/U/2002 tanggal 2 April 2002, Komite Sekolah yaitu badan mandiri

yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,

pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan,

baik pada pendidikan pra sekolah, pendidikan sekolah, maupun pendidikan

luar sekolah. (Danim, Sudarwan, 2006: 267)

Menurut Khaeruddin (2007: 249) komite sekolah merupakan suatu

badan atau lembaga non-profit dan non-politis yang dibentuk berdasarkan

musyawarah demokratis para stakeholder pendidikan madrasah sebagai

reprentasi dari berbagai unsur yang bertangung jawab terhadap

peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diperjelas bahwa

komite sekolah adalah suatu badan mandiri yang mewadai peran serta dan

aspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab dalam meningkatkan

kualitas pendidikan pada satuan pendidikan.

(37)

18

2. Kedudukan dan Sifat

a. Kedudukan komite sekolah

Kedudukan komite sekolah berada pada satuan pendidikan atau

beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi masih dalam

satu lokasi. (KTSP, 2007: 249)

b. Sifat komite sekolah

Komite sekolah merupakan badan yang bersifat mandiri dan tidak

mempunyai hubungan hirarkis dengan sekolah maupun lembaga

pemerintah lainnya. (KTSP, 2007: 249)

3. Tujuan Komite Sekolah

Dibentuknya suatu komite sekolah pada satuan pendidikan pasti

ada tujuannya. Adapun tujuan pembentukan komite sekolah yaitu:

a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam

melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan pada satuan

pendidikan.

b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan

demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang

(38)

19

B. Unsur Komite Sekolah

Menurut Khaeruddin (2007: 252) bahwa keanggotaan komite sekolah

terdiri atas beberapa unsur. Unsur-unsur tesebut adalah:

1. Unsur masyarakat

2. Unsur dewan guru, paling sedikit 15% dari jumlah anggota komite.

3. Unsur yayasan/lembaga penyelenggaraan pendidikan.

4. Badan pertimbangan desa yang lainnya yang dianggap perlu, dapat juga

dilibatkan sebagai anggota komite sekolah.

5. Perwakilan dari organisasi siswa bagi sekolah menengah atas.

Sementara Sudarwan Danim (2006: 269) dalam buku Visi Baru

Manajemen Sekolah menyebutkan bahwa unsur masyarakat itu bisa berasal

dari orang tua/wali, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha/industri,

organisasi profesi tenaga pendidikan, wakil alumni, dan khusus di pendidikan

menengah wakil dari peserta didik.

Dengan terbentuknya komite sekolah dari berbagai unsur perlu adanya

kepengurusan. Pengurus komite sekolah sekurang-kurangnya terdiri atas:

ketua, sekretaris, bendahara, dan pengurus bidang-bidang tertentu sesuai

kebutuhannya. Setelah terbentuknya kepengurusan komite sekolah, maka

komite sekolah harus mempunyai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Anggaran dasar sekurang-kurangnya memuat:

1. Nama dan tempat kedudukan

2. Dasar, tujuan dan kegiatan

(39)

20

4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus

5. Keuangan

6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat

7. Perubahan AD dan ART dan pembubaran organisasi. (Visi Baru

Manajemen Sekolah, 2006: 269)

Berdasarkan AD dan ART maka diharapkan nantinya peran dari

komite sekolah dalam peningkatan mutu dan kualitas sekolah akan lebih baik.

C. Peran Komite Sekolah

Menurut Sudarman Danim (2006: 268) yang mengacu pada Keputusan

Menteri Pendidikan Nasional nomor: 044/U/2002 tanggal 2 April 2002 telah

ditegas bahwa peran komite sekolah yaitu:

1. Sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan

pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

2. Sebagai pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial,

pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan

pendidikan. Dalam hal ini apabila suatu sekolah mempunyai suatu rencana

dipandang bermanfaat demi peningkatan kualitas dan mutu sekolah sudah

selayaknya komite memberikan dukungan sepenuhnya.

3. Sebagai pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan

pendidikan. Dalam hal ini maka komite sekolah melakukan pengontrolan

(40)

21

kurangnya fasilitas yang mewadahi, maju miundurnya proses KBM.

Sebagai pengontrol maka komite sekolah diharapkan dapat membantu

segala kekurangan yang dimiliki sekolahtersebut.

4. Sebagai mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat

disatuan pendidikan. Maksudnya komite sekolah sebagai media

penghubung antara pemerintah, masyarakat, dan pihak sekolah dalam

kaitannya dengan masalah yang ada hubungannya dengan pendidikan.

Selain komite punya peran dalam dunia pendidikan, komite juga

punya fungsi yang tidak dapat diabaikan. Beberapa funsi komite sekolah

yaitu:

1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

2. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia

usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu.

3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai

kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

4. Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan

pendidikan mengenai:

a. Kebijakan dan program pendidikan

b. Rencana anggaran pendidikan dan belanja sekolah/madrasah

c. Kriteria kinerja satuan pendidikan

(41)

22

e. Hal-hal yang terkait dengan pendidikan.

5. Mendorong orang tua dan masyarakat dalam rangka berpartisipasi dalam

pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan

pendidikan.

6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan

pendidikan di satuan pendidikan.

7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program,

penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

(KTSP, 2007: 251-252)

Sesuai peran dan fungsinya maka komite sekolah melakukan

akuntabilitas sebagai berikut:

a. Komite sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program

sekolah/madrasah kepada stakeholder secara periodik, baik yang berupa

keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran

program madrasah.

b. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban bantuan masyarakat baik

berupa materi (dana, barang tidak bergerak maupun bergerak), maupun

non materi (tenaga, pikiran) kepada masyarakat dan pemerintah setempat.

D. Manajemen Pendidikan

1. Pengertian manajemen

Menurut Scanlan dan key (1979: 32) menyatakan manajemen

(42)

23

manusia, fasilitas maupun sumber daya teknikal lain untuk mencapai

aneka tujuan khusus yang ditetapkan (Visi Baru Manajemen Sekolah,

2006: 32). Sementara Luther Gulick (1965) menyatakan manajemen

sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami

mengapa dan bagaimana orang bekerja sama (Landasan Manajemen

Pendidikan, 1996: 2).

Berdasar dua pendapat di atas maka dapat diperdalam

penjelasannya bahwa manajemen itu dapat dikatakan sebagai ilmu, seni

ataupun profesi.

a. Manajemen Sebagai Ilmu

Manajemen dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki

serangkaian teori, meskipun teori itu masih bersifat umum dan

subyektif. Luther Gulik (Nanang Fattah, 1996:2) menyatakan bahwa

manajemen dapat dikatakan sebagai ilmu, jika teori-teorinya mampu

memberi kejelasan bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi

tertentu dan kemungkinan mereka meramalkan akibat-akibat dari

tindakan itu.

b. Manajemen Sebagai Seni

Menurut Mary Parker Follet (Nanang Fattah: 1996: 3), manajemen

sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang dan

berdasarkan kenyataan bahwa manajemen mencapai tujuan organisasi

dengan cara mengatur orang lain.

(43)

24

Seorang profesional menurut Robert L. Katz harus mempunyai

kemampuan/kompetensi: konseptual, sosial, dan teknikal. Sementara

menurut Scein (Nanang Fattah, 1996: 4-5) banyak indikator yang

menunjukkan bahwa manajemen sedang bergerak kearah peningkatan

profesionalisme.

2. Pengertian pendidikan

Menurut H.B. Hamdani Ali (1993: 8), Pendidikan dalam arti

umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk

mengalihkan pengalamannnya, pengetahuannya, kecakapannya, serta

keterampilannya kepada generasi muda sehingga memungkinkan

melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan

sebaik-baiknya. Menurut Driyarkara (Nanang Fattah, 1996: 4), pendidikan itu

pada intinya memanusiakan manusia muda. Pada dasarnya pendidikan

adalah pengembangan manusia muda ketaraf pendidikan.

Berpijak pada definisi tersebut di atas maka disebutkan bahwa

manajemen pendidikan adalah suatu proses atau aktifitas memadukan

segala sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan

yaitu dapat mengembangkan manusia terutama anak-anak untuk

mencapaitaraf pendidikan dan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan.

Manajemen pendidikan bisa dinyatakan sebagai proses sosial yang

direkayasa untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien

dengan mengikut sertakan kerjasama, serta partisipasi dari seluruh

(44)
(45)

26

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

E. Gambaran Umum MI Islamiyah Banyuanyar

1. Sejarah MI Islamiyah Banyuanyar

Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) Islamiyah Banyuanyar merupakan

pendidikan formal setingkat SD yang terletak di desa Banyuanyar

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, yang dikelola oleh Yayasan Umat

Islam Banyuanyar (YUIB). MI Banyuanyar berdiri pada tanggal 6 Januari

1967 dengan penggagas H. Dimyati, Bpk. Marjuki, Bpk. Syamsuri dan

tokoh lainnya.

Secara operasional MI Islamiyah Banyuanyar mengadakan kegiatan

belajar mengajar dimulai dengan kegiatan belajar sore. Paginya siswa

belajar di bangku sekolah dasar, sorenya baru belajar di madrasah

(diniyah) karena tuntutan dari tokoh masyarakat dan wali murid untuk

menyederhanakan proses pembelajaran umum dan agama dalam satu

waktu. Maka pengurus madrasah mengupayakan kepada pemerintah

(Departemen Agama) menyelenggarakan pendidikan formal. Pada tanggal

2 Januari 1970 mulai menyelenggarakan pembelajaran pagi hari dengan

jumlah siswa 45 anak dan 6 guru pendidik.

Sejak mulai berdiri sampai sekarang MI Islamiyah Banyuanyar telah

mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan madrasah, yaitu:

(46)

27

b. Bapak Suparli, A.Ma Tahun 1997 sampai tahun 2008

c. Bapak Saiful Hadi, S.Pd.I dari tahun 2008 sampai tahun 2005

d. Bapak Suparmo, M.Pd.I dari tahun 2015 sampai sekarang

Mensikapi aturan pendidikan yang digariskan oleh pemerintah,

yayasan mendaftarkan legalisasi MI Banyuanyar di Departemen Agama,

dengan lahirnya piagam pengesahan Perguruan Agama Perwakilan

Departemen Agama Propinsi jawa Tengah dengan nomor

Wk/5.b/383/Pgm/1222/1990 tanggal 22 November 1990. Sejalan dengan

berbagai kemajuan yang ada baik fisik maupun non fisik.

Sejalan dengan berbagai kemajuan yang ada baik fisik maupun non

fisik MI Banyuanyar mendapat status DIAKUI pada tanggal 1 Juli 1993

dengan nomor MK.14 / 5.b / PP.01.1 / 1973. Oleh Kakandepag Kabupaten

Boyolali. Dan pada tanggal 22 Nopember 2006 MI Banyuanyar telah

mendapat status Terakreditasi C dari kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah

dengan nomor KW.11.4 / 4 / PP.01.2 / 623.26.01 / 2006.

2. Letak MI Islamiyah Banyuanyar

Madrasah Islamiyah Banyuanyar merupakan madrasah swasta

yang berada dibawah pembinaan dan pengawasan Kementrian Agama .

MI Islamiyah Banyuanyar terletak di dusun Geneng Rt 04 Rw 01, desa

Banyunyar, kecamatan Ampel, kabupaten Boyolali kode pos 57352 dan

nomer hp 085647112038. Dari pusat kecamatan berjarak kurang lebih 10

(47)

28

3. Visi dan Misi MI Islamiyah Banyuanyar

Setiap lembaga pendidikan tentunya memiliki Visi dan Misi yang

ingin dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan

adanya Visi dan Misi tersebut membuat langkah sistem pembelajaran lebih

terarah.

Adapun Visi dan Misi MI Islamiyah Banyunyar sebagai Berikut:

a. Visi

Terwujudnya generasi Islam yang cerdas, terampil, bertaqwa, berbudi

dan unggul dalam prestasi.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian

prestasi akademik dn non akademik.

2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam menjalankan

ajaran agama Islam.

3) Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu

mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.

4) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga

kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.

5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,

(48)

29

Kecamatan Ampel, Kabupaten

Boyolal.

Banyuanyar dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:

JUMLAH SISWA MI ISLAMIYAH BANYUANYAR

TAHUN 2016/2017

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Jumlah

L P JM L P JM L P JM L P JM L P JM L P JM L P JM

4 2 6 4 8 12 4 2 6 6 5 11 2 8 10 4 6 10 24 31 55

(49)

30

Suber data: arsip data MI Islamiyah Banyuanyar Tahun 2016/2017

7. Data Struktur Organisasi

Struktur organisasi MI Islamiyah Banyuanyar Ampel Boyolali adalah

sebagai berikut:

Struktur Organisasi MI Islamiyah Banyuanyar

(50)

31 8. Sarana prasarana

Dalam proses belajar mengajar MI Islamiyah Banyuanyar memiliki

sarana Prasarana sebagai berikut:

Tabel 3

Sarana Prasara MI Islamiyah Banyuanyar

(51)

32

F. Peran Komite Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Pendidikan di MI

Islamiyah Banyuanyar

4. Peran Komite Sekolah di MI Islamiyah Banyuanyar

Komite Sekolah adalah suatu badan mandiri yang mewadai peran

serta dan aspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab dalam

meningkatkan kualitas pendidikan pada satuan pendidikan. Dengan

demikian komite sekolah sangat penting dalam peningkatan kualitas

pendidikan, ada beberapa peran komite sekolah diantaranya:

a. Sebagai pendukung (supporting)

Komite sekolah memberi motivasi, dukungan baik berupa tenaga

maupun pemikiran demi kemajuan madrasah. Ketika suatu madrasah

mengalami kemunduran atau dari segi kualitas merosot maka komite

sekolah memberikan motivasi dan solusi demi meningkatkan prestasi

belajar.

b. Sebagai pengontrol (monitoring)

Komite sekolah dapat meminta penjelasan kepada sekolah, tentang

berbagi hal mengenai administrasi sekolah. Diantaranya: hasil belajar

siswa, kemajuan belajar siswa, kondisi sekolah, dsb.

c. Sebagai penghubung (mediator)

Komite sekolah sebagai penghubung antara pihak sekolah dengan

masyarakat dalam mengadakan pertemuan yang bertujuan untuk

menjalin kerjasama guna mewujudkan lembaga pendidikan yang

(52)

33

dengan peningkatan mutu sekilah, diantaranya: hasil belajar anak,

sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk peningkatan prestasi dan

juga membahas kendala-kendala yang dihadapi sekolah.

d. Sebagi pemberi pertimbangan (advisory)

Komite sekolah berperan untuk memberikan saran atau masuka.

Memberikan pertimbangan dalam penyusunan rencana anggaran

kegiatan sekolah, memberikan pertimbangan terhadap pengadaan

sarana dan prasara sekolah maupun perbaikan dan pembuatan gedung.

Selain itu komite sekolah juga dapat mengusulkan siswa yang kurang

mampu supaya mendapat keringanan biaya pendidikan atau bahkan

dibebaskan dari beaya pendidikan.

Pengurus Komite 2016 – 2018

Ketua : Drs. Djono

Sekretaris : Ahmadi

Bendahara : Drs. Nur Kholis

Anggota : - Sunarto - Suyadi

- Daryanto - Komarudin, ST

- Suyanto - Ahmad Muhson

5. Faktor pendukung dan penghambat peran komite sekolah

a. Faktor pendukung peran komite

Komite sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai wadah

penampung aspirasi masyarakat yang ikut bertanggung jawab dalam

(53)

34

dari berbagai pihak. Faktor pendukung peran komite sekolah

diantaranya:

1) Kerjasama antara seluruh warga sekolah yaitu mulai dari pengurus

komite, Pihak sekolah diantaranya: pelaksana pendidikan dan

administrasi yaitu guru dan karyawan dalam lebaga pendidikan dan

masyarakat selaku pemperhati dan penerima hasil dari pendidikan.

2) Rasa kekeluargaan yang tinggi dari seluruh warga sekolah. Dengan

rasa kekeluargaan apapun kendala yang ada dalam sekolah dapat di

selesaikan dengan baik.

3) Suasana kerja (budaya kerja) organisasi yang kondusif, baik

komite sekolah maupun pihak sekolah. Dengan adanya budaya

kerja yang kondusif segala permasalahan dan kendala dapat

terpecahkan dengan musyawarah bersama, sehingga keputusan

yang dihasilkan dapat terlaksana dengan baik.

b. Faktor penghambat peran komite

Dalam melaksanakan perannya komite sekolah juga menghadapi

hambatan. Adapun hambatan-hambatan tersebut diantaranya:

1) Persamaan profesi pengurus komite sekolah yang menyebabkan

tidak berjalannya wadah komite sesuai dengan perannya.

Persamaan profesi maksudnya pengurus komite sekolah

sama-sama sebagai tenaga kependidikan atau sama-sama sama-sama sebagai

(54)

35

memperhatikan kondisi dan keadaan sekolah dikarena disibukkan

oleh aktifitasnya masing-masing.

2) Keterbatasan dana dari masyarakat. Dana menjadi salah satu faktor

untuk melaksanakan tujuan. Dengan dana yang terbatas, maka

lembaga pendidikan mengalami hambatan dalam melaksanakan

kegiatan belajar dan mengajar yang direncanakan.

6. Jalan yang ditempuh guna mengatasi hambatan

Dengan adanya hambatan tersebut, ada beberapa cara yang ditempuh

untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh komite sekolah

dalam melaksanakan perannya di MI Islamiyah Banyuanyar. Hambatan

dan cara yang ditempuh untuk memberikan solusi menyelesaikan

permasalahan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

a. Persamaan profesi anggota komite sekolah menyebabkan tidak

berjalannya paguyupan madrasah. Cara yang ditempuh komite untuk

menyelesaikan hambatan tersebut adalah:

1) Berusaha untuk mengalihkan waktu pertemuan, meskipun jalan ini

masih mengalami hambatan juga, yaitu kehadirannya belum

maksimal.

2) Melakukan reformasi kepengurusan dengan mengganti pengurus

yang mau berperan aktif untuk kemajuan Madarasah

b. Keterbatasan dana dari masyarakat.

Untuk mengatasi hal itu maka komite sekolah menempuh jalan

(55)

36

1) Menghubungi para alumnus madrasah yang telah berhasil, supaya

mau membantu madrasah dengan menyisihkan penghasilannya

demi kemajuan madrasah.

2) Melakukan upaya guna memperdayakan lahan yang diperuntukkan

bagi madrasah. Lahan itu merupakan lahan kas desa yang

diperuntukkan untuk madrasah, yang hasilnya untuk membantu

pendanaan madrasah.

3) Membuka usaha,

Pengadaan buku tulis dan seragam sekolah yang dilakukan oleh

madrasah dari keuntungan usaha digunakan untuk menambah

pendanaan.

Demikian uraian data dan temuan penelitian tentang Peran Komite

(56)
(57)

38

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisa Peran Komite Sekolah terhadap Management Pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar.

Berdasarkan data informasi yang berhasil dikumpulkan, maka untuk

langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis terhadap data-data tersebut

guna menjawab permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan sejak

awal penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis generating

theory yaitu teori yang dihasilkan bukan teori substansif dan teori-teori yang

diangkat dari dasar.

Berdasarkan bab-bab terdahulu telah disebutkan peran komite sekolah,

sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas) di Indonesia, pada Pasal 56 Ayat (3)

menyebutkan, bahwa : “Komite Sekolah/Madrasah, dibentuk dan berperan

dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan,

arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan

pendidikan pada tingkat satuan pendidikan” (Depdiknas, 2003:49).

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua,

masyarakat dan pemerintah. Akan tetapi ungkapan bijak tersebut sampai saat

ini lebih banyak bersifat slogan dan masih jauh dari harapan yang sebenarnya.

Bisa dikatakan tanggung jawab masing-masing masih belum optimal,

terutama peran serta masyarakat yang sampai saat ini masih dirasakan belum

(58)

39

Sekolah bukanlah suatu lembaga yang terpisah dari masyarakat, karena

sekolah merupakan lembaga yang bekerja dalam konteks sosial. Sekolah

mengambil siswanya dari masyarakat setempat, sehingga keberadaannya

tergantung dari dukungan sosial dan finansial masyarakat.

Peran komite sekolah, sebagaimana hasil wawancara dengan bapak

kepala sekolah, disebutkan sebagai berikut :

“Komite Sekolah, sebagai stakeholder dan mitra sekolah diharapkan mulai peka dan peduli dengan segala kekurangan yang ada di sekolah,

khususnya sumber pendanaan pendidikan yang minim dalam upaya

membangun sekolah sebagai bentuk upaya peningkatan mutu sekolah.

Komite Sekolah harus berupaya untuk membantu sekolah dalam

penggalangan dana masyarakat sebagai bentuk partisipasi dan peran

serta masyarakat dalam membantu menyukseskan pencapaian mutu

pendidikan”. (Wawancara Bp Kepala Sekolah Suparmo, M.Pd.I)

Bapak Suparmo, M.Pd.I memberikan penegasan terkait peran komite

sekolah sebagai berikut :

“Intinya bahwa peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pendidikan akan tercermin dalam model pengelolaan pendidikan

sesuai dengan tujuan Manajemen Berbasis Sekolah, permasalahan

internal sekolah, baik yang menyangkut proses pembelajaran maupun

sumber daya pendukungnya dapat dibicarakan di dalam sekolah

dengan masyarakatnya, sehingga tidak perlu diangkat ketingkat

pemerintah daerah atau pun ke tingkat pusat.(Wawancara Bapak

(59)

40

Pada kesempatan lain, Ibu Ulfa Nur Hasanah, S.Pd.I memberikan

keterangan terkait tugas pemerintah terhadap pendidikan dalam wawancaranya

sebagai berikut :

“Tugas pemerintah (pusat dan daerah) adalah memberikan fasilitasi dan bantuan pada saat sekolah dan masyarakat menemui jalan buntu

dalam suatu pemecahan masalah. Fasilitasi ini mungkin berbentuk

capacity building, bantuan teknis pembelajaran atau manajemen sekolah, subsidi bantuan sumberdaya pendidikan, serta kurikulum

nasional dan pengendalian mutu pendidikan baik di tingkat daerah

maupun nasional. (Wawancara Ibu Ulfa Nur Hasanah, S.Pd.I)

Dari uraian tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa pendidikan bukan

hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi juga didalamnya

menjadi tanggung jawab semua pihak. Masyarakat adalah stakeholder

pendidikan yang memiliki kepentingan akan keberhasilan pendidikan di

satuan pendidikan. Mereka adalah pembayar atau pelanggan pendidikan, baik

melalui pembiayaan langsung kegiatan sekolah maupun pajak, sehingga

sekolah seharusnya bertanggungjawab kepada masyarakat. Masyarakat yang

dimaksud tersebut tentunya sangat kompleks dan tak terbatas, sehingga

tampak sulit bagi sekolah untuk berinteraksi dengan masyarakat sebagai

stakeholder pendidikan, sehingga dibentuklah komite sekolah. Bagaimana

peran komite sekolah ? Berikut hasil wawancara dengan Bapak Kepala

Sekolah :

“Peran Komite Sekolah berkewajiban untuk menjadi mitra sekolah dalam upaya pemberdayaan dan pengembangkan sekolah sesuai

(60)

41

layanan pendidikan, pengontrol kegiatan layanan, dan penghubung tali

komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah dalam penggalangan

partisipasi masyarakat untuk mendapatkan sumber dana pembiayaan

pendidikan yang minim guna meningkatkan mutu pendidikan secara

optimal, khususnya pada satuan pendidikan dasar dan menengah”.

(Wawancara Bp Kepala Sekolah).

Pada konsep tatanan itu, maka pengembangan sekolah yang berbasis

pemberdayaaan masyarakat sangatlah relevan dengan UU Nomor 20 Tahun

2003 tentang SPN, dimana konsep manajemen sekolah sudah mengutamakan

pemberdayaan masyarakat, baik dalam partisipasi formal yang diatur secara

hukum maupun partisipasi informal yang bergerak atas dasar keinginan

sendiri. Sehingga Komite Sekolah sebagai suatu institusi yang dapat menjadi

mitra sekolah di dalam menjembatani berbagai keperluan dalam

penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan agar berkualitas,

transparan dan akuntabel.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran

komite terhadap management pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

1) Peran Komite sekolah Sebagai Pemberi pertimbangan

Pada umumnya peran komite sebagai pemberi pertimbangan

pelaksanaannya dalam bentuk pemberian masukan terhadap proses

pengelolaan pendidikan di sekolah, memberikan masukan terhadap proses

pembelajaran kepada guru-guru. Selain itu komite sekolah juga

(61)

42

dan prasarana yang dibutuhkan oleh sekolah. Komite sekolah juga

memberikan pertimbangan terhadap penggunaan dan pemanfaatan

anggaran atau dana yang diperoleh sekolah, memberikan masukan tentang

rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS),

menyelenggarakan rapat rancangan anggaran pendapatan dan belanja

sekolah (RAPBS), pertimbangan perubahan dan ikut mengesahkan

RAPBS bersama kepala sekolah.

Namun pada kenyataannya, menurut bapak Kepala sekolah MI

Islamiyah Banyuanyar, tidak semua peran itu dilakukan komite sekolah

yang ada disekolah, apalagi komite sekolah yang ada di sekolah swasta,

salah satunya seperti sekolah yang ada di MI Islamiyah Banyuanyar.

Komite sekolah hanya berperan dalam pemberi pertimbangan dalam hal

sarana dan prasarana saja, itu pun juga harus dirembug lagi dengan

yayasan jika yayasan setuju atas usulan tersebut baru akan dikerjakan.

Komite sekolah tidak ikut campur dalam pemberian pertimbangan

atas penggunaan dana yang berasal dari orang tua murid. Tapi komite

sekolah ikut memberikan pertimbangan atas dana penggunaan dana yang

berasal dari pemerintah daerah. Berikut kutipan wawancara yang peneliti

lakukan dengan pihak sekolah.

“Keberadaan komite sekolah di sini kurang begitu berpengaruh, di sekolah ini malah lebih berpengaruh yayasan, komite sekolah itu

bisa dikatakan pelangkap saja, namun tetap mempunyai peran dan

fungsi walaupun, misalnya perannya sebagai pemberi

pertimbangan, komite sekolah hanya memberikan pertimbangan

(62)

43

komite sekolah tidak berperan, pembuatan laborat komputer dan

mushola di sini atas saran dari komite yang kemudian ditindak

lanjuti oleh yayasan”(disampaikan oleh kepala sekolah).

Pada kesempatan yang sama, Bapak Kepala sekolah menegaskan

terkait kedudukan yayasan dengan komite sekolah dalam wawancaranya

sebagai berikut :

“Yang saya ketahui komite sekolah di sini keberadaannya hanya sebagai pelengkap saja, karena di sini kan sekolah swasta, jadi

kedudukan komite sekolah tidak begitu berpengaruh, malah justru

lebih berpengaruh yayasannya, tapi di sini tetap ada komite

sekolah, sepengetahuan saya peran komite sekolah sebagai pemberi

pertimbangan hanya dalam hal fisik saja, misalnya pertimbangan

penambahan ruangan kelas atau sarana lain yang dibutuhkan oleh

sekolah ini, dalam hal penggunaan dana yang berasal dari orang

tua murid, komite sekolah tidak ikut campur, tetapi kalau dana dari

pemerintah daerah,, komite sekolah memberikan pertimbangan

dalam penggunaannya.(disampaikan oleh kepala sekolah).

Terkait dengan bentuk dan peran komite sekolah, ibu Ulfa Nur

Hasanah, S.Pd.I memberikan keterangan dalam wawancaranya sebagai

berikut :

“Secara teori, Komite sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan

memberikan pertimbangan, arahan, dukungan tenaga, sarana dan

prasarana, serta pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan.

Peran yang dijalani komite sekolah adalah sebagai pemberi

pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan pendidikan dalam

(63)

44

baik yang bersifat finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, serta sebagai

mediator antara pemerintah dan masyrakat di satuan pendidikan.

Di samping itu, peran komite sekolah adalah memberikan

masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan

pendidikan mengenai kebjakan dan program pendidikan. Komite

sekolah juga berfungsi dan terlibat dalam mendorong orang tua dan

masyarakat berpartisipasi dalam pemdidikan dan menggalang dana

masyarakt dalam rangka pembiyaan penyelenggaraan pendidikan

di satuan pendidikan. (Wawancara ibu Ulfa Nur Hasanah, S.Pd.I)

Pada kesempatan yang sama, ditegaskan ibu Ulfa Nur Hasanah,

S.Pd.I maksud keterlibatan masyarakat sebagai berikut :

“Yang dimaksud dengan keterlibatan disini adalah bahwa

masyarakat ikut serta secara langsung, baik secara fisik maupun

melalui konsentrasi uang, barang, sumbangan pikiran sekaligus

ikut serta mengelola dan bertanggung jawab terhadap hasil-hasil

hubungan sekolah dengan masyarakat yang dicapainya.

Sumbangan pikiran tersebut dapat berupa gagasan atau ide yang

dapat diberikan oleh komite sekolah terhadap apa saja yang

berkaitan kepada berlangsungnya kegiatan belajar mengajar,

seperti terhadap manajemen pendidikan jika disana terdapat

kekurangan atau kesalahan.

Secara lebih spesifik, pada pasal 56 UU No.20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas menyebutkan bahwa di masyarakat ada dewan pendidikan dan

komite sekolah atau komite madrasah yang berperan : 1) Dalam

meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan,

(64)

45

dan komite sekolah/madrasah. 2) Dewan pendidikan sebagai lembaga

mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan

pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan

tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat

nasional, propinsi dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan

hirarkis. 3) Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk

dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan

pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta

pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan dalam

penentuan dan pelaksanaan kebijaksanan pendidikan, menuntut

diselenggarakannya kerja sama antara sekolah dengan masyarakat,

mendorong orang tua murid dan masyarakat berpartisipasi dalam

pendidikan, menggalang dana masyarakat dan melakukan evaluasi.

Orang tua yang dimaksud ialah bapak dan ibu yang putra-putrinya

bersekolah disatuan pendidikan tersebut. Mereka menjadi anggota komite

sekolah agar mereka berperan dan bertanggung jawab terhadap produk

pendidikan. Fenomena yang terjadi adalah banyaknya orang tua

menyalahkan guru. Maka orang tua yang menginginkan anaknya maju,

harus berperan secara aktif, bila mempunyai ide dapat disalurkan melalui

komite sekolah.

Dengan demikian, maka orang tua mempunyai potensi yang

(65)

46

memberi tugas prioritas terkait kegiatan sekolah, mendorong aktif kegiatan

sekolah menciptakan diskusi di rumah. Orang tua juga perlu mengetahui

pengalaman anak di sekolah serta menyediakan sarana belajar yang

memadai.

Namun demikian, dalam kenyataannya sebagaimana hasil

wawancara bapak kepala sekolah sebagai berikut :

“Dalam kenyataannya, masalah yang terjadi di lapangan justeru memperlihatkan bahwa kehadiran komite sekolah cenderung

sebagai badan legalitas yang mengesahkan berbagai pungutan dana

oleh pihak sekolah. Disamping itu pihak-pihak yang

berkepentingan dengan pendidikan (orang tua, masyarakat sekitar,

bahkan guru) kurang mengetahui tentang fungsi dan peran komit

sekolah. Tidak sedikit yang beranggapan komite sekolah sama saja

dengan (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan BP3). Hal ini

menunjukkan sosialisasi komite sekolah belum terlaksana dengan

baik kepada masyarakat bahkan kepada komite sekolah itu sendiri.

(Wawancara Kepala Sekolah)

Pada prakteknya, peran komite sekolah sebagai pemberi

pertimbangan di MI Islamiyah Banyuanyar adalah pelaksanaannya hanya

dalam bentuk pemberian masukan dalam hal sarana dan prasarana saja,

padahal masih banyak hal bentuk pertimbangan lain yang harusnya

diberikan komite sekolah seperti mengidentifikasi potensi sumber daya

pendidikan dalam masyarakat, memberikan pertimbangan tentang tenaga

(66)

47

Kurang berperannya komite sekolah dalam pemberian

pertimbangan khususnya di sekolah swasta disebabkan oleh karena di

sekolah swasta kedudukannya sejajar dengan yayasan, sehingga semua hal

yang berkaitan dengan sekolah harus diketahui dan disetujui oleh yayasan,

walaupun sebenarnya juga meminta pertimbangan dari komite sekolah.

2) Peran Komite Sekolah sebagai pendukung

Peran komite sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, baik dalam bentuk materiil,

materiil di sini dalam bentuk barang misalnya saja penambahan komputer,

pemberian buku-buku pelajaran untuk melengkapi perpustakaan, komite

juga memberikan dukungan moril kepada semua pihak sekolah supaya

lebih mengembangkan mutu pendidikan.

Berdasarkan observasi dan wawancara dapat diketahui dukungan

yang diberikan oleh komite sekolah sebagai berikut:

“Menurut pendapat saya dan sejauh pengamatan saya, komite

sekolah sangat mendukung sekolah dalam melaksanakan program

sekolah dan usaha sekolah dalam meningkatkan mutu, dukungan

yang diberikan komite sekolah dalam bentuk materiil dan berupa

beberapa saran atau masukan demi tercapainya tujuan sekolah dan

tercapainya mutu yang lebih baik lagi” (Wawancara ibu Ulfa Nur Hasanah, S.Pd.I)

Pada kesempatan yang lain, Bapak Suparmo, M.Pd.I memberikan

(67)

48

“Dukungan yang diberikan oleh komite sekolah terhadap sekolah

ini berupa dukungan materiil dan non materiil, non disini dalam

bentuk saran atau masukan yang menunjang peningkatan mutu

sekolah.

Bentuk dukungan materiil dalam hal ini diterangkan oleh Ibu Ulfa

Nur Hasanah, S.Pd.I dalam wawancaranya sebagai berikut :

“Dukungan yang diberikan komite tentunya dalam bentuk materiil

misalnya saja dalam bentuk pemberian buku untuk melengkapi

perpustakaan dan pemberian sarana lain yang dibutuhkan oleh

murid ya walaupun tidak dalam jumlah besar.

Selain yang telah diuraikan tersebut di atas, menurut teori, bentuk

dukungan lain berupa pemantauan terhadap kondisi dari pada tenaga

pendidik atau guru dan non pendidik dalam hal ini adalah staf karyawan

merupakan dukungan moril yang diberikan komite sekolah, selain itu

dukungan yang diberikan juga berupa pemantauan kondisi sarana dan

prasarana yang ada di sekolah. Melakukan koordinasi dukungan sarana

dan prasarana di sekolah, memantau kondisi anggaran pendidikan sekolah,

dan mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran sekolah.

Namun demikian, pada kenyataannya berdasarkan observasi

komite sekolah di MI Islamiyah Banyuanyar hanya memberikan dukungan

dalam bentuk materiil saja, itu pun tidak dalam jumlah besar, misalnya

pemberian dukungan materiil berupa pemberian seperangkat komputer

untuk mempermudah siswa, pembelian buku untuk melengkapi koleksi

(68)

49

3) Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol

Peran komite sebagai pengontrol diharapkan perwujudannya

adalah dalam bentuk pengawasan terhadap proses pengambilan keputusan

disekolah, melakukan penilaian terhadap kualitas kebijakan yang diambil

sekolah, melakukan pengawasan terhadap proses dan kualitas perencanaan

dan program sekolah, melakukan pengawasan terhadap organisasi sekolah,

melakukan pengawasan terhadap alokasi anggaran untuk pelaksanaan

program sekolah dan melakukan pengawasan terhadap partisipasi sekolah

pada program sekolah.

Terkait peran komite sekolah sebagai kontrol sebagaimana

wawancara Bapak Kepala Sekolah dalam kutipannya sebagai berikut:

“Kontrol yang dilakukan oleh komite sekolah selama ini dalam

proses pengambilan keputusan disekolah, selain itu juga

melakukan pengawasan terhadap proses dan kualitas perencanaan

dan program sekolah dan melakukan pengawasan terhadap

organisasi sekolah (disampaikan kepala sekolah).

Hal tersebut ditegaskan oleh wakil kepala sekolah dalam kutipan

wawancaranya sebagai berikut :

“Iya komite sekolah kadang melakukan kontrol mulai dari sudah

terlaksananya atau belum program sekolah.

Selain itu komite sekolah juga berperan serta dalam rangka

transparansi penggunaan alokasi dana pendidikan termasuk dalam

(69)

50

agar lebih dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan dana baik yang

berasal dari masyarakat maupun pemerintah dapat benar-benar efektif dan

termonitor alokasinya, apakah sesuai dengan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) yang diajukan satuan

pendidikan/sekolah. Di MI Islamiyah Banyuanyar sendiri penggunaan atau

pengelolaan dana sekolah yang berasal dari pusat atau pemerintah daerah

memang diawasi oleh komite sekolah setiap pemasukan dan . pengeluaran

yang ada selalu dilaporkan kepada komite sekolah. Seperti halnya

dikatakan oleh kepala sekolah, guru dan staf karyawan dalam wawancara

dengan peneliti.

“Komite sekolah juga mengawasi penggunaan alokasi dana

pendidikan termasuk penggunaan dana bantuan dari pusat yang

mengalir ke sekolah. kontrol juga dilakukan dalam hal perolehan

dan penggunaan anggaran atau dana sekolah tapi hanya dana yang

berasal dari pemerintah daerah saja kalau dana yang berasal dari

orang tua komite sekolah tidak ikut campur didalamnya. (oleh

kepala sekolah)

Dari uraian tersebut di atas, dapatlah ditarik benang merah bahwa

kontrol yang dilakukan oleh komite sekolah pada penggunaan anggaran

atau alokasi dana sekolah yang berasal dari pemerintah daerah. Namun

demikian, pada kenyataannya menurut ketua komite sekolah, Bp Drs,

Djono menerangkan dalam wawancaranya sebagai berikut, Komite

Gambar

Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

 Mahasiswa mampu mengevaluasi konsep perencanaan bangunan infrastruktur air dalam suatu wilayah sungai (WS), meliputi irigasi dan saluran (drainase), waduk

Immunomodulatory activity in vivo from EPS was measured using phagocytic activity and phagocytic capacity macrophage cells from mice peritoneal cavity

menyelesaikan pengaduan dapat bekerja sama dengan unit kerja yang terkait dengan permasalahan yang diadukan. 2) Penyampaian hasil penanganan pengaduan secara lisan

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Sistem nilai budaya Jawa yang berperan dalam proses pencapaian kepuasan hidup abdi dalem yaitu nilai rukun, nilai hormat, kepercayaan kepada Tuhan, kepercayaan kepada raja

Skripsi ini membahas tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Adat Mappasili pada Masyarakat Desa Lompo Bulo Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo, tidak dapat

The aim of this study was to test the attenuated priors theory of perception in ASC in a visual social perception task by determining: (1) whether the influence of a prior on

Factors Factors Affecting Affecting Channel Channel CHOICE CHOICE Factors Factors Affecting Affecting Channel Channel CHOICE CHOICE Producer Factors Producer Factors