• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOBOT POTONGAN KARKAS DAN LEMAK ABDOMEN AYAM RAS PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BOBOT POTONGAN KARKAS DAN LEMAK ABDOMEN AYAM RAS PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BOBOT POTONGAN KARKAS DAN LEMAK ABDOMEN

AYAM RAS PEDAGING YANG DIBERI RANSUM

MENGANDUNG TEPUNG CACING TANAH

(

Lumbricus rubellus

)

(Carcass Parts and Abdominal Fat of Broiler Fed Diet Containing

Lumbricus

rubellus

Earth Worms Meal)

HETI RESNAWATI

Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002

ABSTRACT

This experiment was conducted to evaluate the effect of earthworm meal in the broiler ration on carcass parts and abdominal fat. Eighty day-old chick broilers were placed in twenty wire pens. The chicks were grouped into 2 males and 2 females per pen as replication. Completely Randomized Design experiment with four treatments (0, 5, 10 and 15%) of earthworm meal and five replications were used to determine the effect of treatments on carcass parts (thigh, breast, back, wing, neck) and abdominal fat weights. The results showed that there were no significant different (P>0.05) between treatments on carcass parts and abdominal fat weights. It was concluded that earthworms meal could be used up to 15% in broiler ration without negative effect on carcass yields.

Key words: Broiler, carcass part, abdominal fat, earthworm meal

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh taraf pemberian tepung cacing tanah dalam ransum ayam pedaging terhadap bobot potongan karkas dan lemak abdomen. Sebanyak 80 ekor anak ayam pedaging umur sehari ditempatkan dalam 20 kandang kawat. Setiap kandang diisi 2 ekor jantan dan 2 ekor betina sebagai ulangan. Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan pemberian tepung cacing tanah (0, 5, 10 dan 15%) dan 5 ulangan digunakan untuk menentukan pengaruh perlakuan terhadap bobot potongan karkas (paha, dada, punggung, sayap, leher) dan lemak abdomen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata (P>0,05) antara perlakuan terhadap bobot potongan karkas dan lemak abdomen. Disimpulkan bahwa tepung cacing tanah dapat digunakan sampai 15% dalam ransum ayam pedaging tanpa pengaruh negatif terhadap hasil karkas.

Kata kunci: Ayam ras pedaging, potongan karkas, lemak abdomen, tepung cacing tanah

PENDAHULUAN

Pakan memegang peranan penting dalam usaha peternakan karena sebagai tolok ukur dalam memperoleh kuantitas dan kualitas produksi ternak yang diinginkan. Untuk meningkatkan cara beternak yang efisien secara teknis dan ekonomis, maka perlu dicari berbagai alternatif dalam penyediaan pakan yang dapat memenuhi kebutuhan biologis ternak dan harganya relatif murah.

Cacing tanah (Lumbricus rubellus) adalah salah satu bahan pakan alternatif sebagai

sumber protein. Menurut PALUNGKUN (1999),

cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan karena kandungan gizinya cukup tinggi, yaitu (64−76%), lemak (7−10%), kalsium (0,55%), fosfor (1%) dan serat kasar (1,08%). Selain itu cacing tanah mengandung asam amino esensial dan non esensial. Menurut RESNAWATI. (2003), rataan retensi nitrogen

tepung cacing tanah adalah 0,86% dan energi metabolis 3613,76 Kkal/kg.

Paha merupakan salah satu bagian potongan karkas yang disebut potongan komersial. Paha terdiri dari dua bagian, yaitu

(2)

paha bagian atas dan bagian bawah. Paha bagian atas adalah bagian karkas yang dipotong dari perbatasan persendian paha (femur), sedangkan paha bagian bawah dipotong dari batas persendian tulang kering (tibia) (SOEPARNO, 1994).

Karkas merupakan bagian tubuh yang sangat menentukan dalam produksi ayam pedaging. Produksi karkas berhubungan erat dengan bobot badan dan besarnya karkas ayam pedaging cukup bervariasi. Perbedaan ini disebabkan oleh ukuran tubuh, tingkat kegemukan dan tingkat perdagingan yang melekat pada dada (JULL, 1979). Besarnya

persentase karkas dari bobot hidup sekitar 75% (RASYAF, 1999). Persentase bobot karkas rata-rata ayam pedaging yang diberi ransum mengandung tepung cacing tanah sampai 15% berkisar antara 68,04-71,80%, dengan konversi karkas antara 2,4-2,6 (RESNAWATI, 2002). Bagian potongan karkas komersial yang biasa dipasarkan terdiri dari paha, dada, punggung, sayap dan leher (SIREGAR et al., 1981).

Berdasarkan pertimbangan diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pemberian tepung cacing tanah dalam ransum terhadap bobot potongan karkas dan lemak abdomen ayam pedaging.

MATERI DAN METODE

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80 ekor anak ayam ras pedaging umur sehari terdiri dari 40 ekor jantan dan 40 ekor betina, yang diperoleh dari PT. Charoen Pokphan Jaya Farm. Anak ayam ditempatkan secara acak ke dalam kandang kawat berukuran 60 x 35 x 35 cm yang berjumlah 20 unit dan masing-masing unit diisi 4 ekor ayam.

Ransum yang terdiri dari 4 perlakuan penambahan tepung cacing tanah (TCT) yaitu R0 (0%); R5 (5%); R10 (10%) dan R15 (15%), masing-masing perlakuan ransum mengandung 22% protein dan 2800 Kkal/kg energi metabolis (EM). Sebelum ransum dicampur, kandungan nutrisi bahan baku pakan dianalisis terlebih dahulu di laboratorium kimia Balai Penelitian Ternak. Proses pengeringan cacing tanah dilakukan dengan pemanasan sinar matahari kemudian dihaluskan dengan menggunakan batu penumbuk.

Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan ransum dan 5 ulangan. Komposisi bahan dan zat nutrisi ransum perlakuan (Tabel 1). Peubah yang diamati adalah persentase bobot paha, dada, punggung, sayap, leher dan lemak abdomen.

Tabel 1. Komposisi dan zat nutrisi ransum dengan pemberian tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) selama 0−5 minggu*) Perlakuan Bahan (%) R-0 R-5 R-10 R-15 Komposisi: Jagung Tepung ikan Tepung cacing tanah Bungkil kedelai Dedak halus Minyak Tepung tulang Calcium carbonate Premix 44 15 0 23 13 3 1 0,5 0,5 47 10 5 22 11 3 1 0,5 0,5 52 5 10 20 8 3 1 0,5 0,5 52 0 15 18 10 3 1 0,5 0,5 Total 100 100 100 100 Kandungan nutrisi : Protein kasar, % EM, Kkal / kg Serat kasar, % Lemak, % Calcium, % Phosphor, % 22,82 2821 3,82 5,05 1,28 0,52 22,76 2832 3,57 4,89 1,53 0,55 22,36 2841 3,23 4,72 1,03 0,44 22,08 2862 3,38 4,82 0,86 0,36

(3)

Cara pengukuran bagian potongan karkas dilakukan pada ayam pedaging umur 5 minggu. Pengukuran persentase bobot paha pada penelitian ini terdiri dari bobot paha atas dan paha bawah. Persentase bobot potongan karkas dan lemak abdomen adalah perbandingan bobot potongan karkas (paha, dada, punggung, sayap, leher) dan lemak abdomen dengan bobot karkas dikalikan 100%. Untuk mengetahui pengaruh perlakukan terhadap peubah yang diukur, data dianalisis dengan sidik ragam. Sementara itu, untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan Uji Jarak Duncan (STEEL dan

TORRIE, 1981).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rataan persentase bobot potongan karkas (paha, dada, punggung, sayap, leher) dan lemak abdomen (Tabel 2).

Persentase bobot paha dari masing-masing perlakuan adalah R0 (30,82%); R5 (29,78%), R10 (30,22%) dan R15 (29,91%) R15. Pemberian tepung cacing tanah dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot paha.

Persentase bobot paha pada penelitian ini ternyata lebih besar dibandingkan dengan yang dikemukakan oleh CARD dan NESHEIM (1972) yang memilahnya dalam dua bagian, yaitu 15% paha bagian atas dan 10% paha bagian bawah. Sementara itu, ANONIMOUS (1985) melaporkan

bahwa persentase bobot paha atas 17−18% dan paha bagian bawah 14-15%. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut ESSARY dan DAWSON (1965) paha

merupakan bagian karkas yang banyak mengandung daging sehingga perkembangannya banyak dipengaruhi oleh kandungan protein pakan. Selain itu persentase bobot potongan karkas ditentukan oleh jenis kelamin. Ayam pedaging jantan mempunyai persentase bobot paha atas dan paha bawah lebih besar dibandingkan dengan betina (GREY

et al., 1982)

Besarnya dada dijadikan ukuran menilai kualitas perdagingan karena sebagian besar otot yang merupakan komponen karkas paling besar terdapat disekitar dada (JULL, 1979).

Pemberian taraf tepung cacing tanah dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot dada. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh bobot karkas yang tidak berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh HAYSE dan MORION (1973) bahwa

persentase bobot dada akan bertambah dengan bertambahnya bobot badan dan bobot karkas. Lebih lanjut dikemukakan bahwa persentase bobot dada ayam betina lebih besar dibandingkan dengan ayam jantan.

Rataan persentase bobot dada dalam penelitian ini berkisar 24,13–26,79%, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilaporkan oleh NESHEIM et al..(1979), yaitu 24%, dan BILGILI et al.(1992), yaitu 23,33%. Perbedaan persentase tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan strain yang digunakan. Menurut HAYSE dan MORION

(1973), secara umum faktor utama yang menentukan variasi hasil daging adalah ukuran, jenis kelamin, konformasi tubuh dan genetik unggas.

Nilai rataan persentase bobot sayap terdapat pada kisaran 11,64–12,41%. Pengaruh pemberian taraf tepung cacing tanah terhadap persentase bobot sayap tidak berbeda nyata (P>0,05). Hal ini kemungkinan disebabkan tidak berbedanya kandungan protein dan energi ransum dari masing-masing perlakuan. Menurut RASHEED et al. (1963), dengan

didasarkan pada ukuran dan struktur bulu sayap, dapat diperkirakan zat-zat makanan berupa protein dan energi akan digunakan dalam jumlah besar untuk pembentukan tulang, daging dan bulu.

Persentase bobot punggung berkisar antara 23,20–23,95%. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung cacing tanah tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot punggung. Hal ini berarti bahwa peningkatan taraf tepung cacing tanah sampai 15% dalam ransum ayam pedaging memberikan respon yang sama terhadap persentase bobot punggung. Sejalan dengan yang dikemukakan BASOEKI (1983) bahwa punggung ayam pedaging banyak mengandung jaringan tulang, sehingga kandungan mineral dalam ransum lebih berpengaruh terhadap bobot punggung dibandingkan dengan protein.

(4)

Tabel 2. Rataan persentase bobot potongan karkas dan lemak abdomen ayam ras pedaging umur 5 minggu yang diberi ransum berisi tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus)

Perlakuan (%) Peubah R0 R5 R10 R15 Paha Dada Punggung Sayap Leher Lemak abdomen 30,82a 26,79a 23,20a 12,41a 8,34a 1,66a 29,78a 24,32a 24,85a 11,64a 7,68a 2,11a 30,22a 24,13a 23,95a 11,66a 8,87a 1,50a 29,91a 25,17a 23,65a 11,90a 10,28a 1,68a Huruf superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)

Rataan persentase bobot leher pada masing-masing perlakuan berturut-turut adalah sebesar 8,34% (R0); 8,15% (R5); 8,33% (R10) dan 9,99% (R15). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa persentase bobot leher tidak nyata (P>0,05) dipengaruhi taraf pemberian tepung cacing tanah. Persentase bobot leher yang diperoleh dari penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan yang dilaporkan NESHEIM (1979), yaitu 7,50% dan lebih kecil dari PUDJIASTUTI (1985), yaitu 10-11%. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh cara pemotongan bagian leher dari karkasnya atau banyaknya kulit yang menempel pada daging leher.

Salah satu dari beberapa bagian tubuh yang digunakan untuk menyimpan lemak pada ayam pedaging adalah bagian di sekitar perut yang disebut lemak abdomen. Rataan persentase bobot lemak abdomen dari masing-masing perlakuan adalah 1,66% (R0); 2,11% (R5); 1,50% (R-10) dan 1,68% (R15). Pada pemberian tepung cacing tanah 5% dalam ransum, diperoleh persentase lemak abdomen yang paling tinggi (2,11%) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa pengaruh perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot lemak abdomen. Rataan persentase bobot lemak abdomen pada penelitian ini dalam kisaran 1,50–2,11% yang lebih rendah dibandingkan dengan yang dilaporkan BILGILI et al.(1992), bahwa persentase lemak abdomen ayam pedaging 2,6–3,6%. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan strain dan kandungan nutrisi

MABRAY dan WALDROUP (1980), bahwa

tingkat energi dan asam amino pada ransum nyata mempengaruhi lemak abdomen. Bertambahnya umur ayam pedaging dan meningkatnya energi dalam ransum makin meningkatkan lemak abdomen (DEATON dan LOTT, 1985). Perbedaan strain nyata mempengaruhi bobot lemak abdomen (GRIFFITHS, 1978).

KESIMPULAN

Bobot potongan karkas, yaitu paha, dada, punggung, sayap dan leher ayam pedaging yang diberi tepung cacing tanah dalam kisaran bobot standar penampilan ayam pedaging dan tidak ditemukan adanya abnormalitas. Bobot lemak abdomen yang tersebar di sekitar perut tidak dipengaruhi oleh meningkatnya taraf pemberian tepung cacing tanah. Berdasarkan hasil penelitian ini, tepung cacing tanah yang ditambahkan sampai 15% dalam ransum memberikan respon yang baik terhadap perkembangan bagian-bagian tubuh ayam pedaging.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jessi Malaon, mahasiswi Universitas Djuanda. Ucapan yang sama juga disampaikan pada Haryono dan Endang Sumantri sebagai teknisi Program Unggas dan Aneka Ternak, Balai Penelitian Ternak, Ciawi Bogor atas bantuan dan kerjasamanya.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

ANONIMOUS.1985.Internasional Course on Poultry Husbandry. Balai Penelitian Ternak. Ciawi. BASOEKI, B.D.A. 1983. Pengaruh Tingkat

Pemberian Ampas Tahu Dalam Ransum Terhadap Potongan Karkas Komersial Ayam Broiler Betina Strain Hybro Umur Enam Minggu. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

BILGILI,S.F.,E.T.MORAN,JR. dan N. ACAR. 1992. Strain cross response of heavy male broilers to dietary lysine in finisher feed: Live Performance and Further Processing Yields. Poultry Sci. 71: 850−858.

CARD, L. E. and M. C. NESHEIM. 1972. Poultry Production. 11th Ed. Lea and Febiger,

Philadelphia.

DEATON, J. W. and B. D. LOTT. 1985. Age and

dietary energy effect on broiler abdominal fat deposition. Poultry Sci. 64: 2161-2164. ESSARY, E. O. and L. E. DAWSON. 1965. Quantity of

fryer carcasses as related to protein and fat levels in the diet. Fat deposition and moisture pick-up during chilling. Poultry Sci. 35: 748−755.

GREY,T.C.,D.ROBINSON and J.M. JONES. 1982.

Effect of age and sex on the eviscerated yield, muscle and edible offal of commercial broiler strain. Poultry Sci. 23: 283−298.

GRIFFITHS,L.,S.LESSON and J.D. SUMMERS. Studies on abdominal fat with four commercial strains of male broiler chickens. Poultry Sci. 57: 1198−1203.

HAYSE, P. L. and W. MORION. 1973. Eviscerated field component parts, and meat, skin and bone ratios in the chicken broiler. Poultry Sci. 52: 718−722.

JULL, M. A. 1979. Poultry Husbandry. Tata McGraw Hill Publishing Co. Ltd. New Delhi.

MABRAY, C. J. and P. W. WALDROUP. 1980.

Influence of dietary energy and amino acids levels on abdominal fat development in broiler. Poultry Sci. 59:1966-1967.

NESHEIM,M.C.,R.E.AUSTIC and L.E. CARD. 1979. Poultry Production. 12th. Ed. Lea and Febiger,

Philadelphia.

PALUNGKUN, R. 1999. Sukses Beternak Cacing Tanah Lumbricus rubellus. PT Penebar Swadaya, Jakarta.

PUDJIASTUTI, A. 1985. Pengaruh Cara Pemotongan Sayap Terhadap Persentase Karkas, Persentase Potongan Karkas, Persentase Potongan-Potongan Komersial Karkas, Persentase Giblet, Persentase Lemak Abdomen dan Persentase Bagian yang Terbuang Pada Ayam Broiler. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

RASHEED, A.A., J.E.O. FIELD and A.O. MACKEY.

1963. Effect of clipping wings and tails in chickens. Poultry Sci. 42: 1001−1009. RASYAF, M. 1999. Beternak Ayam Pedaging.

Cetakan ke-18. PT Penebar Swadaya. Jakarta. RESNAWATI, H. 2002. Produksi karkas dan organ

dalam ayam pedaging yang diberi ransum mengandung tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus). Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

RESNAWATI, H. 2003. Pengaruh pengolahan cacing tanag (Lumbricus rubellus) dan Kascing trehadap retensi nitrogen dan energi metabolis murni pada ayam jantan. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

SIREGAR,A.P.,M.SABRANI and P. SUNYOTO. 1981. Teknik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Penerbit Margie Group, Jakarta.

SOEPARNO. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. STEEL, R. G. D. and J. H. TORRIE. 1981. Principles

and Procedures of Statistics. McGraw Hill Book Co., Inc., New York.

(6)

DISKUSI Pertanyaan:

1. Mengapa perlakuan mulai dari taraf 5%?

2. Apakah dampak bau pada daging? Apakah dalam penelitian ini waktu mengeringkan cacing tidak sulit?

3. Bagaimana nilai aplikatifnya?

Jawaban:

1. Untuk menggantikan nilai protein hewani yaitu 5%.

2. Setelah diuji, panelis tidak bisa membedakan daging yang diberikan pakan cacing dan yang tidak, pada saat dioven memang sulit sehingga pengeringan dilakukan secara tradisional (di bawah sinar matahari).

Gambar

Tabel 1. Komposisi dan zat nutrisi ransum dengan pemberian tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus)
Tabel 2.  Rataan persentase bobot potongan karkas dan lemak abdomen ayam ras pedaging umur 5 minggu

Referensi

Dokumen terkait

Ditinjau dari penggunaannya maka secara keseluruhan ( general perspectives) wilayah perencanaan telah menunjukkan adanya vitalitas kawasan, percampuran kegiatan yang saling

Hasil kuisioner tentang pentingnya materi hidolisis amilum enzimatis dan non-enzimatis, serta materi hidrolisis sukrosa enzimatis dan non enzimatis menunjukkan bahwa

Kurang optimalnya hasil belajar peserta didik pada siklus I disebabkan guru belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik yang ditunjukkan dengan masih banyak siswa

[r]

Dengan demikian, mengingat naskah Prudak Sina ini hanyalah berupa takepan yang berisi dialog antara seorang suami (Ki Prudak Sina) dengan isterinya dan membica- rakan tentang

Hal ini dilakukan untuk kelangsungan manuskrip karena banyaknya pengunjung dari mahasiswa, ilmuwan, dosen dan lain-lain menggunakan manuskrip, akses terhadap

S6 : Pelayanan pelanggan S 61 :Kecepatan respon keinginan konsumen S 62 :Pelayanan pelanggan diluar waktu kerja S 63 :Sikap pelayanan S 64 :Kualitas pegawai S 65 :Waktu

UU PVT yang memberikan perlindungan hukum bagi pemulia untuk menikmati manfaat ekonomi dan hak-hak lainnya yang dimiliki pemulia, diharapkan dapat