• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peluang Jabatan Widyaiswara Utama Berkembang di Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Oleh: Irwan Widyaiswara Muda BKPP Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peluang Jabatan Widyaiswara Utama Berkembang di Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Oleh: Irwan Widyaiswara Muda BKPP Aceh"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Peluang Jabatan Widyaiswara Utama

Berkembang di Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Oleh: Irwan

Widyaiswara Muda BKPP Aceh

A. Pendahuluan

Fungsi dari Jabatan Fungsional Widyaiswara amat erat kaitannya dengan jenis dan jenjang Diklat yang diselenggarakan oleh Lembaga Diklat Pemerintah. Kegiatan utama Widyaiwara akan terpenuhi bila tersedia sejumlah kegiatan Diklat (struktural, fungsional dan teknis) sesuai tuntutan jenjang jabatannya. Minimnya kegiatan Diklat yang direncanakan oleh penyelenggara, akan mempengaruhi capaian kinerja Widyaiswara.

Jabatan Widyaiswara Utama merupakan jenjang jabatan tertinggi bagi Widyaiswara. Ibarat pohon, makin tinggi menjulang makin kuat angin menerpanya. Begitu pula dengan Widyaiswara Utama, lahan kegiatan kediklatan yang cukup terbatas bagi jabatan ini merupakan terpaan tantangan untuk berkarir dalam jabatan tersebut.

Dari berbagai jenis dan jenjang Diklat yang telah ditentukan dalam PERMENPAN No.14 Tahun 2009, ranah kegiatan Diklat yang sesuai bagi Widyaiswara Utama adalah Diklat Kepemimpinan Tingkat II dan Tingkat I. Diklat tingkat tinggi ini, masih langka diselenggarakan di Daerah. Kesenjangan antara tuntutan kegiatan yang harus dipenuhi oleh Widyaiswara Utama dengan ketersediaan program Diklat sesuai jabatannya merupakan suatu problema yang penting dikaji.

B. Jenjang dan Jenis Pendidikan dan Pelatihan PNS

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, menetapkan ada empat jenjang Pendidikan dan Pelatihan PNS. Pertama Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Tinggi; kedua, Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Menengah; ketiga, Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Lanjutan; keempat, Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Dasar.

(2)

Berikut ini disajikan perbedaan keempat jenjang Diklat tersebut di atas:

Tabel 1

No. Jenjang Diklat Kompetensi Jabatan

1 Diklat Tingkat tinggi 1.1 Diklat Kepemimpinan Tingkat I dan Tingkat II Diklat Teknis lainnya yang setara;

Jabatan struktural Eselon I, Eselon II 1.2 Diklat Fungsional jenjang Tingkat Utama Jabatan fungsional jenjang utama

2 Diklat Tingkat Menengah 2.1 Diklat

Kepemimpinan

Tingkat III, Diklat Teknis lainnya yang setara

Jabatan struktural Eselon III, dan

2.2 Diklat Fungsional jenjang Tingkat

Madya

Jabatan fungsional jenjang madya,

3 Diklat Tingkat Lanjutan 3.1 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Diklat Teknis lainnya yang setara;

Jabatan struktural Eselon IV

3.2 Diklat Fungsional jenjang Tingkat Muda

Jabatan fungsional jenjang muda

4 Diklat Tingkat Dasar

4.1 Diklat Prajabatan Diklat Teknis lainnya yang setara; CPNS 4.2 Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Kompetensi Jabatan Fungsional

Table 1 menunjukkan adanya perbedaan pada persyaratan kompetensi jabatan dan jenis Diklat yang diliputi oleh Tingkat Diklatnya. Misalnya Diklat Tingkat Tinggi dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan jabatan Struktural eselon I dan Eselon II, termasuk jabatan fungsional jenjang utama. Begitu juga dengan

(3)

Tingkatan Diklat lainnya dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan jabatan yang sesuai dengan jenjangnya.

C. Jenjang jabatan dan Kegiatan Widyaiswara

Jabatan Widyaiswara terdiri atas empat jenjang, yaitu Widyaiswara Pertama, Widyaiswara Muda, Widyaiswara Madya dan Widyaiswara Utama. Secara umum perbedaan antara jejang jabatan Widyaiswara tersebut dapat ditinjau dari dua sisi. Pertama pangkat dan kedua kegiatannya. Dari sisi kegiatan Widyaiswara dapat diketahui nantinya pada jenjang dan jenis Diklat bagi Jabatan Widyaiswara yang bersangkutan bertugas.

Berdasarkan Pasal 7 PERMENPAN NO. 14 Tahun 2009, jenjang pangkat dan jenjang jabatan Widyaiswara ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2

No. Jenjang Pangkat &

Golongan Ruang Jabatan Widyaiswara

1 Penata Muda, golongan

ruang III/a; Widyaiswara Pertama

2 Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

3 Penata, golongan ruang

III/c;

Widyaiswara Muda 4 Penata Tingkat I, golongan

ruang III/d

5 Pembina, golongan ruang IV/a

Widyaiswara Madya 6 Pembina Tingkat I, golongan

ruang IV/b

7 Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c

8 Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d

Widyaiswara Utama 9 Pembina Utama, golongan

ruang IV/e

Kegiatan tatap muka pada Diklat PNS bagi Widyaiswara dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

(4)

Tabel 3

No. Jenjang Jabatan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan PNS

1 Widyaiswara Pertama

Diklat Prajabatan Golongan I&II Diklat Prajabatan Golongan III

Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Dasar Diklat Teknis

2 Widyaiswara Muda

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV

Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Lanjutan

Diklat Teknis

3 Widyaiswara Madya

Diklat Kepemimpinan Tingkat III Diklat Fungsional Tingkat Menengah Diklat Teknis

4 Widyaiswara Utama

Diklat Kepemimpinan Tingkat II Diklat Kepemimpinan Tingkat I

Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Tinggi Diklat Teknis

Isi Tabel 2 dan Tabel 3 menggambarkan jenjang Jabatan Widyaiswara beserta Kegiatan Diklat PNS sesuai jenjang jabatannya. Kedua hal tersebut merupakan peta tenaga kediklatan bagi Lembaga Diklat dalam menyelenggarakan Diklat PNS. Dengan kata lain, Penyelenggara Diklat dapat menyesuaikan jenis dan jenjang Diklat yang akan dilaksanakannya dengan ketersediaan Widyaiswara.

Jenis dan jenjang Diklat yang dapat diselenggarakan oleh suatu Lembaga Diklat Pemerintah Daerah juga terbatas, sesuai predikat akreditasi lembaga Diklat yang ditetapkan oleh Instansi Pembina. Bila Lembaga Diklat hanya mendapat akreditasi bagi penyelenggaraan Diklat PIM Tingkat III, maka tidak mungkin lembaga Diklat tersebut menyelenggarakan Diklat PIM Tingkat II. Predikat akreditasi yang diberikan oleh Instansi Pembina didasarkan pada penilaian terhadap unsur tenaga kediklatan, program Diklat dan fasilitas Diklat di lembaga yang bersangkutan.

D. Widyaiswara Utama dan Diklat Tingkat Tinggi di Daerah

Widyaiswara sebagai salah satu komponen tenaga kediklatan menyumbangkangkan nilai bagi akreditasi lembaga Diklatnya. Penilaian terhadap Widyaiswara tidak didasarkan pada jumlahnya, tetapi pada aspek

(5)

pendidikan, kompetensi, pengalaman mengajar dan bidang spesialisasi. Jadi tak selamanya suatu Lembaga Diklat Pemerintah Daerah yang memiliki Widyaiswara dalam jumlah besar, baik pada Jabatan Widyaiswara Utama, Madya, Muda dan Pertama akan serta merta memberikan nilai tambah bagi lembaga.

Tersedianya Widyaiswara dalam jumlah banyak dimungkinkan lewat dua jalur, penerimaan CPNS dan perpindahan jabatan. Berdasarkan pengisian Jabatan Widyaiswara dan adanya penugasan sebagai tenaga pengajar Diklat sesuai jenjang jabatannya akan menghasilkan perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat dan Jabatan Widyaiswara. Kenaikan pangkat dan jabatan pada akhirnya akan mengisi jumlah Widyaiwara pada tiap jenjang jabatannya.

Ada dua sisi yang berkaitan dengan karir Widyaiswara Utama :

• Kondisi yang mendukung. Selama tersedia kegiatan di Lembaga Diklat Pemerintah yang mendukung pengumpulan angka kredit untuk kenaikan pangkat dan jabatan, maka akan terus mengantarkan Widyaiswara ke jenjang jabatan tertinggi, yaitu Jabatan Widyaiswara Utama.

• Kondisi yg tidak mendukung, antara lain: 1) Ketika Lembaga Diklat yang bersangkutan belum memperoleh akreditasi sebagai penyelenggara Diklat Tingkat Tinggi; 2) akreditasinya turun dari akreditasi sebelumnya; 3) sangat terbatasnya penyelenggaraan Diklat Tingkat Menengah (bila Lembaga Diklat telah terakreditasi), begitu juga dengan Diklat Fungsional dan Diklat Teknis; maka perolehan angka kredit bagi Jabatan Widyaiswara Utama akan mengalami kemacetan.

Dampak dari kemacetan tersebut akan menunda kenaikan pangkat dalam Jabatan Widyaiswara Utama yang bisa jadi berujung pada pembebasan sementara, dan bagi Widyaiswara yang tidak mampu memenuhi angka kredit yang ditentukan dalam tenggang waktu 1 tahun akan mengalami pemberhentian dari Jabatan Fungsional Widyaiswara.

(6)

E. Penutup

Pencapaian kenaikan pangkat dan Jabatan Widyaiswara mulai dari Jabatan Widyaiswara Pertama hingga Widyaiswara Utama dipengaruhi oleh Akreditasi yang diperoleh Lembaga Diklat Pemerintah Daerah dan jumlah program Diklat yang dilaksanakan. Selama Lembaga Diklat belum memiliki sertifikat sebagai penyelenggara Diklat Tingkat Tinggi dan program Diklat yang diselenggarakan sangat terbatas, dapat diprediksi Widyaiswara Utama akan kesulitan mengumpulkan angka kredit untuk usul kenaikan pangkat dalam jabatannya. Oleh sebab itu sebaiknya Lembaga Diklat Pemerintah Daerah terus menerus berupaya meningkatkan kualitas unsur Tenaga Kediklatan, Program Diklat dan Fasilitas Diklat sehingga mendapat akreditasi yang memuaskan sebagai Penyelenggara Program Diklat tertentu bagi PNS.

(7)

Daftar Pustaka

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.

Peraturan Bersama Kepala Lembaga Administrasi Negara dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 1 dan No. 2 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 3 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 2 Tahun 2008 Tentang Pedoman Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kondisi lingkungan rumah terhadap prevalensi penyakit respirasi kronis yaitu PPOK, batuk kronis, TB paru,

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) siswa dalam menyelesaikan soal PISA berdasarkan indikator yang telah

Abstrak: Eksistensi, Peran, dan Fungsi Lembaga Bursa Kerja Khusus di Sekolah Menengah Kejuruan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan

Berdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh dari variabel Earning Per Share, Deviden Per Share dan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan dengan keberadaan ahli akuntansi dalam komite audit.. Komisaris

Model regresi ini dapat dikatakan baik karena memiliki nilai F yang tinggi (13,357) dan significance F yang rendah, yaitu 6,081E-06 atau. Nilai ini menunjukkan bahwa model sangat

Sedangkan menurut Durianto, dkk (2004: 30), brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu

Oleh karena itu dokumen-dokumen yang diajukan oleh bank penegosiasi di Singapura kepada PT Bank Central Asia telah sesuai dengan persyaratan L/C yang diterbitkannya,