• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I AZMI AGUSTINA SEJARAH'16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I AZMI AGUSTINA SEJARAH'16"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Biografi merupakan tulisan yang berisi riwayat hidup yang ditulis oleh orang lain. Secara umum biografi berisi narasi perjalanan hidup seseorang tokoh, deskripsi kegiatan peristiwa yang dialaminya, ekspresi termasuk gagasan, perasaan dan pandangan hidup. Biografi juga sangat penting untuk dibaca karena didalamnya terkandung nilai pendidikan atau moral bagi pembacanya.

(2)

yang di dapatkan oleh Rokib yaitu ia terpilih menjadi kepala desa selama dua periode.

Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Menurut Richard L. Daft menyimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah diobservasi, tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk dipahami (Safaria, 2004: 3). Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan NKRI. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan desa.

Adapun kepemimpinan dari Kepala Desa sebelumnya yaitu Mukmin Hartoyo pada saat kepemimpinan Hartoyo desaKarangtengah belum begitu berkembang dan mungkin masih bisa dibilang desa yang tertinggal karena jalan raya di desa Karangtengah masih rusak dan jalan penghubung ke antar RT masih belum di paving. Kemajuan dalam bidang teknologi pun masih memakai mesin ketik belum ada komputer. Perekonomian pada masa Mukmin Hartoyo masih banyak yang bertani dan berkebun tidak seperti masa kepemimpinan Rokib.

(3)

selama dua periode karena masyarakat percaya bahwa Rokib mampu membuat desa Karangtengah menjadi maju. Rokib merupakan pemimpin yang mampu memajukan desa Karangtengah dari segi pembangunan maupun perekonomian masyarakat. Berkat kegigihan dan kerja keras beliau dan bawahannya desa Karangtengah menjadi desa yang lebih maju dari sebelumnya. Sebelum Rokib menjabat sebagai Kepala Desa di desa Karangtengah adapun nama-nama Kepala Desa sebelumnya desa Karangtengah dipimpin oleh beberapa orang antara lain Ki Demang Reksa Negara (1897-1911), Ki Demang Jaya Kerti (1911-1927), Deblang ( 1927-1942), Hasan Miwarso (1942-1954), Achmad Muhajir (1954-1956), Wiryareja (1956-1981), Munarto (1981-1989), Mukmin Hartoyo (1989-1998), Rokib (1998-2013) dan Agus Sinarno (2013- sekarang). Kepemimpinan Rokib termasuk kepemimpinan yang Demokratis dimana setiap orang boleh mengeluarkan pendapat, kritik dan saran.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Biografi Rokib Sebagai Kepala Desa di Desa Karangtengah Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga tahun 2006-2013.

B. Rumusan Masalah

(4)

2. Bagaimana riwayat hidup Rokib (sebagai Kepala Desa) di Desa Karangtengah (2006-2013) ?

3. Apa peran Rokib (sebagai Kepala Desa) di desa Karangtengah dalam pembangunan desa periode 2006-2013 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap : 1. Profil Desa Karangtengah.

2. Riwayat hidup Rokib (sebagai Kepala Desa) di Desa Karangtengah (2006-2013).

3. Peran Rokib (sebagai Kepala Desa) di Desa Karangtengah dalam pembangunan periode 2006-2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

sejarah lokal sebagai bagian dari penulisan sejarah nasional. b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai salah satu

referensi yang berkaitan dengan riwayat kehidupan Rokib dan peranannya dalam masyarakat.

2. Manfaat Praktis

(5)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk semakin menumbuhkan rasa perjuangan agar tercipta sebuah perubahan dalam diri pembaca maupun lingkungannya.

b. Bagi Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk saling menghormati satu sama lain di dalam anggota keluarga terutama kepada Kepala Keluarga.

c. Bagi Kepala Desa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi pedoman bagi Kepala Desa yang sekarang agar mencontoh sikap kedisipinan dan kepemimpinanya kepala desa yang sebelumnya.

E. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Pustaka

a. Biografi

(6)

dicatat sebagai karya yang memang khusus direncanakan untuk diterbitkan secara mandiri ialah biografi. Biografi sebenarnya merupakan kombinasi antara sejarah dan seni artinya faktor-faktor dijaring lewat prosedur ilmiah, sementara penyajiannya dikerjakan dengan prosedur kerja artistik (Kuntowijoyo, 1995: 28).

Penulisan biografi sekalipun ada kekurangannya dalam beberapa hal, tetapi penulis sungguh telah berbuat banyak dalam membantu pemahaman sejarah Indonesia. Dalam hal buku-buku otobiografi, sumbangan itu lebih banyak lagi karena fakta-fakta baru yang diungkapkan (Kuntowijoyo, 1995: 29).

Biografi tokoh lokal menunjukkan adanya semangat interdisipliner di kalangan sejarawan Indonesia masa kini. Kesadaran dalam penggunaan teori dan konsep ilmu telah melahirkan tulisan-tulisan yang sanggup menjelaskan secara struktural. Memang dengan biografi dapat dipahami para pelaku sejarah, zaman yang menjadi latar belakang biografi, lingkungan sosial politiknya. Akan tetapi sebenarnya sebuah biografi tidak perlu menulis tentang hero yang menentukan jalan sejarah, cukup tokoh yang memiliki partisipasi, bahkan orang yang telah dikenal (the unknown) (Kuntowijoyo, 2003: 203-204).

(7)

dipahami para pelaku sejarah, zaman yang menjadi latar belakang biografi, lingkungan sosial-politiknya (Kuntowijoyo, 2003: 203).

Menurut Kartodirjo (2014: 87), rekontruksi biografis amat memerlukan imajinasi yang sangat besar agar dapat dibuat sulaman yang indah dari biodata yang tersedia, tentu saja tanpa menyimpang dari faktor historisitas. Lebih dari cerita sejarah lainnya biografi memerlukan emphaty atau einfuhlung seperti yang digariskan oleh Dilthey sebagai metodologi interpretatif. Dengan empati dapat menempatkan diri seolah-olah ada di dalam situasi tokoh itu, bagaimana emosinya, motivasi dan sikapnya, presepsi dan konsepsinya yang kesemuaannya dapat di reproduksi dalam diri sejarawaan.

Kartodirdjo (1982: 102) menyebutkan bahwa biografi dibedakan dalam tiga macam, yaitu (1) biografi yang komprehensif; (2) biografi topikal; dan (3) biografi yang diedisikan. Biografi yang komprehensif adalah biografi yang panjang dan bersegi banyak, apabila isinya pendek dan sangat khusus sifatnya, biografi itu disebut topikal, sedangkan yang dinamakan biografi yang diedisikan ialah yang disusun oleh pihak lain. Biografi yang saya teliti itu termasuk biografi topikal karna biografi yang akan saya tulis sifatnya itu khusus kepada satu orang.

(8)

kelemahan. Kekuatan otobiografi terletak dalam keterpaduan yang utuh sehingga pembaca tahu bagaimana penulis memahami diri, lingkungan sosial-budaya dan zamannya. Adapun kelemahan otobiografi ialah pandangan yang partikal terhadap sejarah zamannya (orang tidak mungkin mengalami sejarah secara keseluruhan), subjektif (pandangan pribadi tentang sejarah), dan proses sejarah yang belum final (ditulis hanya sampai saat dikerjakan) (Kuntowijoyo, 2003: 204-205).

Dari pengertian di atas peneliti menyimpulkan mengapa penelitian menggunakan teori biografi karena dalam penelitian ini peneliti akan meneliti lebih dalam mengenai biografi Rokib sebagai kepala desa di Desa Karangtengah Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga. b. Kepala Desa

Kepala desa adalah pemimpin suatu wilayah yang di tempati oleh sejumlah penduduk sesuai ketentuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung dibawah camat dan berhak mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya dan bertanggung jawab kepada badan perwakilan desa untuk menyampaikan laporan pelaksanaan tugas tersebut kepada bupati. Kepala desa berkedudukan sebagai alat Pemerintah Desa yang memimpin penyelenggaraan Pemerintah Desa. Berdasarkan kegiatan yang ditetapkan bersama BPD (UU No. 22 th 1999).

(9)

Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk Warga Negara Republik Indonesia, dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat. Dengan demikian bahwa kepala desa adalah seseorang yang dipilih oleh warga desanya secara formal dan mendapatkan kedudukan dan wewenang yang sah berdasarkan ketentuan (UU No. 25 th 1999).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyatakan Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan. Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjabat paling banyak 3 (kali) masa jabatan secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut (UU No. 6 th 2014) .

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa bab IV paragraf 2 pasal 14 menyatakan bahwa kepala desa mempunyai peranan sebagai penyelenggara dan penanggung jawab utama di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, urusan pemerintah umum termasuk pembinaan ketentraman dan ketertiban.

Untuk menjalankan tugas tersebut maka kepala desa mempunyai fungsi berikut ini :

1) Menggerakkan potensi masyarakat

2) Melakasnakan tugas dari pemerintah atasannya

(10)

4) Melaksanakan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya, baik dibidang pemerintahan, pembangunan maupun kemasyarakatan. Sesuai dengan kedudukan kepala desa dalam pemerintahan Indonesia adalah sebagai alat pemerintah daerah dan alat pemerintah desa yang merupakan penyelenggaraan pemerintah desa, mempunyai fungsi dan tugas yang melaksanakan kegiatan dalam rangka menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri, menyelenggarakan partisipasi masyarakat dalam wilayah desanya, menjalankan urusan pemerintahan pembangunan baik dari pemerintah maupun pemerintah desa kemasyarakatan dalam rangka menyelenggarakan pemerintah daerah termasuk pembinaan ketentraman dan keterlibatan di wilayah desanya juga urusan pemerintah lainnya yang tidak termasuk dalam tugas suatu instansi dan ketertiban di wilayah desanya juga urusan pemerintah lainnya yang tidak termasuk dalam tugas suatu instansi dan tidak termasuk urusan rumah tangganya sendiri serta dapat menumbuh kembangkan semangat gotong-royong masyarakat sebagai sendi utama pelaksanaan pemerintah dan pembangunan desa (Widjaja, 2003: 90).

(11)

didesa yang bersangkutan, menyusun rencana program kerja tahunan dan lima tahunan sebagai dasar pelaksanaan tugas dan rencana penerimaan dan pengeluaran keuangan desa sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta memberi pertanggung jawaban kepada lembaga musyawarah desa (Widjaja, 2003: 93).

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat. Dengan demikian bahwa kepala desa adalah seorang yang sudah dipilih oleh warga desanya secara formal dan sudah mendapat kedudukan dan wewenang yang sah berdasarkan ketentuan. Dia bertanggung jawab kepada atasan (camat) dan tidak bertanggung jawab pada bawahan. Kepala desa melaksanakan keputusan-keputusan yang telah diambil dari musyawarah desa (UU No. 22 dan 25 th 1999).

(12)

2. Penelitian yang Relevan

Penelitian dan penulisan biografi seorang tokoh masyarakat memang sudah sering dilakukan oleh para sejarawan. Pada dasarnya penulisan biografi tokoh yang terkenal maupun tokoh yang berjasa dalam suatu lingkup masyarakat, mempunyai alur pemikiran yang terfokus pada alur kehidupan tokoh dan prestasi yang diraihnya tersebut maupun pemikiran-pemikirannya yang bermanfaat bagi yang diraihnya tersebut maupun pemikiran-pemikirannya yang bermanfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa hasil penelitian sejarah yang menjadi referensi peneliti adalah sebagai berikut.

Menurut Endah Tri Susilowati (2006) dengan penelitiannya yang berjudul Pola Kepemimpinan Kepala Desa Pekuncen, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga. Kepemimpinan adalah suatu proses

guna mempengaruhi kegiatan kelompok supaya teratur dalam tugasnya dan usahanya untuk merumuskan dalam mencapai tujuan, segala usaha pekerjaan dan kegiatan melalui proses-proses tertentu untuk membawa masyarakat atau pengikutnya untuk ikut serta aktif dalam usaha mencapai tujuan yang telah di tentukan bersama.

Selain penelitian yang dilakukan oleh Endah Tri Susilowati terdapat pula penelitian yang serupa yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maskanatu Ni’amah (2013) dengan judul skripsinya yaitu mengenai

Biografi Syaikh Mahfudh Al-Hasani Somalungu Kebumen (1901M

(13)

Mahfudh Al-Hasani sangatlah berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat pada saat itu. Latar belakang keluarga dan pendidikan yang baik membuat masyarakat memilihnya menjadi seorang tokoh panutan. Kemampuan cara pandangannya tentang berbagai masalah yang dialami pada saat itu dan cara untuk memecahkan masalah tersebut membuat kagum masyarakat. Banyak ketertarikan masyarakat terhadap Syaikh Mahfudh Al-Hasani yang sangat dihormati.

Sedangkan penelitian menurut Sutrismi (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Biografi Kusno: Mantan Kepala Desa di Desa Bengbulang Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap, memberikan simpulan

bahwa Kusno lahir dari keluarga petani yang hidup berkecukupan, kebergasilan keluarga Kusno bukan karena kekayaan yang dimiliki melainkan karenaa kesederhanaan, selalu bersyukur, taat beribadah dan jiwa sosial yang sangat tinggi. Beliau merupakan pemimpin yang selalu mendengarkan kritik dan saran dari bawahannya. Hasil pembangunan pada masa beliau berupa fisik dan non fisik.

(14)

Setelah melihat beberapa penelitian-penelitian relevan di atas dari ke tiga penelitian yang relevan di atas terdapat kesamaan, yaitu sama-sama meneliti tentang peran seorang tokoh yang dianggap penting dan memiliki banyak pengaruhnya terhadap kehidupan bermasyarakat. Namun, terdapat perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu tokoh dan tempat yang dijadikan bahan penelitian sehingga sudah tentu penelitian yang peneliti lakukan ini bukan merupakan tiruan.

F. Kerangka Teori dan Pendekatan 1. Kerangka Teori

Untuk mempermudah dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini, maka peneliti menggunakan teori. Teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejal terjadi seperti itu. Proposisi-proposisi yang dikandung dan yang membentuk teori yang terdiri atas beberapa konsep yang terjalin dalam bentuk hubungan sebab-akibat. Namun, karena dalam teori juga terkandung konsep teoritis, yang berfungsi menggambarkan realitas dunia sebagaimana yang dapat di observasi (Suyanto, 2005: 34).

(15)

Peran pemipin timbul karena pemimpin memahami bahwa ia bekerja tidak sendirian. Dia mempunyai lingkungan yang setiap saat diperlukan untuk berinteraksi. Lingkungan itu luas dan beraneka ragam, masing-masing pemimpin akan mempunyai suatu lingkungan yang berlainan, tetapi peran yang harus dimainkan pada hakekatnya sama.baik pemimpin tingkat atas, pemimpin tingkat menengah maupun pemimpin tingkat bawah akan mempunyai jenis peranan yang sama, hanya berbeda lingkungan yang akhirnya membuat peran itu berbeda (Moedjiono, 2002: 16).

Adapun kepemimpinan menurut Kimball Young adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk membuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus (Kartono, 2002: 50). Adapun pendapat menurut Bennis kepemimpinan sebagai proses dimana seseorang mempengaruhi bawahannya, untuk bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkannya (Moedjiono, 2002: 4). Ada juga pendapat menurut Jacobs dan Jaques kepemimpinan adalah proses memberikan tujuan (arahan yang berarti) ke usaha kolektif, yang menyebabkan adanya usaha yang dikeluarkan untuk mencapai sebuah tujuan (Yulk, 2005: 4).

(16)

pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti (Moedjiono, 2002: 7). Howard H. Hoyt, menyatakan kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang (Kartono, 2002: 49). Selain itu menurut Geogre R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok (Kartono, 2002: 49).

Selanjutnya itu pendapat menurut Sunindhia dan Widiyanti N (1988: 18) dalam Moedjiono I (2002: 16-17) ada tiga teori kepemimpinan sebagai berikut :

a. Teori Genetis

Teori ini mengatakan bahwa pemimpin bukannya dibuat tetapi dilahirkan karena ia merupakan keturunan pemimpin atau dengan kata lain ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin suatu saat ia akan menjadi pemimpin.

b. Teori Sosial

Teori ini mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup hanya perbedaan faktor pendukung yang mengakibatkan bakat itu dapat tersalurkan atau tidak.

(17)

Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat kepemimpinan atau keturunan pemimpin Moedjiono (2002: 16-17).

Menurut peneliti teori yang sangat relevan bagi penelitian saya adalah teori sosial yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup hanya perbedaan faktor pendukung yang mengakibatkan bakat itu dapat tersalurkan atau tidak. Adapun sifat-sifat sosial yang dimiliki oleh seorang pemimpin menurut Ordway Tead dalam “the Art of Leadership” mengemukakan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin itu ada 9: 1) Energi dan jasmani kuat

2) Semangat untuk mencapai tujuan 3) Ramah-tamah

4) Antusias 5) Jujur

6) Memliki kecakapan teknis

7) Mudah dan cepat mengambil keputusan 8) Memiliki ketrampilan (kecakapan) 9) Mempunyai keyakinan

(18)

lainnya, seperti bagi seorang pemimpin agama dituntut memiliki tipe sifat “keyakinan” sebagai sifat utama, lebih dari kecakapan teknis atau

kecerdasan otak, akan tetapi boleh dikatakan bahwa pada umumnya setiap pemimpin yang baik harus memiliki sifat-sifat tersebut (Moedjiono, 2002: 42). Adapun pendapat dari teorinya Max Weber dikemukakan ada tiga tipe kepemimpinan :

1) Tipe Tradisional

Tipe Tradisional adalah seorang pemimpin dimana sudah lama sekali mempunyai kekuasaan di dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini seringkali hubungan kekeluargaan memegang peran penting seperti hubungan yang turun temurun.

2) Tipe Kharismatik

Tipe Kharismatik adalah seorang pemimpin yang memiliki kharisma yaitu suatu kemampuan khusus yang ada pada diri seseorang. Kemampuan khusus yang melekat pada orang tersebut karena anugerah dari Tuhan YME. Tipe kharismatik tidak diatur oleh kaidah-kaidah, baik yang tradisional maupun rasional.

3) Tipe Rasional Legal

Tipe Rasional Legal adalah seorang pemimpin yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat (Soekanto, 1990: 311-313).

(19)

mendengarkan, pidato yang disampaikan selalu memiliki makna dan pesan yang baik untuk diterapkan dan Rokib juga sudah memiliki jiwa kepemimpinan itu dari muda. Rokib juga sering menjadi penasehat atau penceramah di masjid saat shalat jum’at di masjid Desa Karangtengah.

2. Pendekatan yang digunakan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi dan pendekatan sosiologi. Pendekatan Psikologi digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan atau memberi gambaran bagaimana kehidupan Rokib di dalam keluarga. Psikologi juga memiliki pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk melihat prilaku manusia. Setiap pendekatan memandang manusia dengan cara berlainan, beberapa pendekatan psikologi yang digunakan dalam penelitian ini. Pendekatan prilaku adalah pendekatan yang sangat bermanfaat untuk menjelaskan Interpersonal, konsep diri, eksperimen, sosialisasi, kontrol sosial serta

ganjaran dan hukuman, behaviorisme menganalisis prilaku manusia hanya berdasarkan prilaku yang tampak dan dapat diukur. Behaviorisme percaya bahwa prilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar. Manusia belajar dari lingkungannya dan dari hasil belajar itulah ia berprilaku. Pendekatan behavorial. (Paimun,dkk, 1996:23).

(20)

sosiologi digunakan saat tokoh masyarakat ini berinteraksi dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Soerjono Soekanto (1990), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial. Definisi-definisi sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial kelompok serta lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik.

(21)

G. Metode Penelitian

Penelitian ini berusaha mengungkap sejarah perjalanan hidup seorang tokoh dan prestasi-prestasi yang sudah diraihnya. Guna membantu memperlancar proses penelitian ini, penelitian membutuhkan suatu metode penelitian. Metode penelitian yang tepat dalam penelitian ini adalah metode penelitian historis dan penelitian sejarah. Metode historis atau metode sejarah adalah suatu cara seorang sejarawan mendekati objek penelitian dengan langkah-langkah yang terstruktur sehingga akan mempermudah dalam memperoleh data sejarah (Priyadi, 2013: 111).

Sejarah merupakan manifestasi yang khas dari manusia. Sejarah adalah kenyataan manusiawi yang dapat ditelusuri sejak perkembangan manusia yang paling dini sekalipun. Untuk dapat merekontruksi masa lalu mendekati kenyataan peristiwa yang terjadi diperlukan langkah-langkah penelitian. Sesuai dengan tema yang diambil, maka penulis menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.

1. Heuristik

(22)

Penggunaan sumber sejarah lisan sangat penting dalam sejarah. Selain sumber lisan peneliti juga menggunakan data-data tertulis berupa dokumen/arsip berupa data-data pribadi. Meskipun dalam pengumpulan data-data arsip telah diperoleh, tetapi dalam bagian-bagian data tertentu belum lengkap sehingga peneliti melakukan tinjauan tambahan melalui wawancara dengan para pelaku atau saksi (Priyadi, 2011: 69). Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara secara langsung kepada orang tersebut yaitu narasumber utama Rokib dan Musriyati.

2. Verifikasi

Kritik adalah menyelidiki apakah jejak-jejak itu sejati, baik bentuk maupun isinya. Setelah jejak sejarah dikumpulkan dari hasil wawancara kemudian dinilai, diseleksi dan diuji agar mendapatkan data yang vailid. Kritik dibagi menjadi dua yaitu :

a. Kritik eksteren yang dilakukan terhadap sumber lisan dengan memperhatikan si pelaku dan si penyaksi apakah buta atau tidak, tuli atau tidak, bisu atau tidak, pikun atau tidak (Priyadi, 2011: 75).

b. Selanjutnya kritik intern adalah kritik dari dalam (mengecek kredibilitas dari isi sumber). Informasi di muat dalam sumber lisan dengan melihat kejiwaan serta kebenaran informasi itu sendiri. Tujuan yang hendak dicapai dalam tahap ini adalah untuk memilih sumber yang relevan dengan masalah yang dikaji (Kuntowijoyo, 1995: 98).

(23)

Dalam penulisan sejarah diperlukan dua komponen, yaitu fakta sejarah dan interpretasi. Interpretasi berarti menafsirkan atau memberi makna kepada fakta-fakta atau bukti-bukti sejarah. Interpretasi diperlakukan karena pada dasarnya data sebagai saksi realitas di masa lampau adalah hanya saksi-saksi bisu belaka. Fakta-fakta yang sudah terkumpul kemudian dianalisa untuk menyusun tentang biografi Rokib sebagai kepala desa (Daliman, 2012: 81).

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti fakta-fakta yang terdapat pada sumber sejarah yang telah terkumpul dan sudah mengalami tahap verifikasi kemudian peneliti menafsirkan data tersebut. Sebagai sumber data sehingga memiliki fungsi menjelaskan sesuatu. Penafsiran dilakukan sesuai dengan teori dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. 4. Historiografi

(24)

H. Sistematika Penulisan

Penyusunan yang dilakukan dalam sebuah penelitian secara ilmiah harus sesuai dengan sistematika penulisan yang telah ditentukan. Tujuan dari sistematika penulisan ini adalah agar penelitian yang dilakukan dan hasil yang diperoleh dapat lebih sistematis dan terinci dengan baik. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini membagi kedalam berapa bagian.

Bab satu pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, landasan teori dan pendekatan, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab dua menguraikan tetang keadaan desa Karangtengah, Kec. Kertanegara Kab Purbalingga secara geografis dan secara ekonomi.

Bab tiga menguraikan latar belakang riwayat hidup atau kehidupan awal dari Rokib mantan Kepala Desa Karangtengah pada periode 2006-2013.

Bab empat memaparkan bagaimana peran mantan Kepala Desa Karangtengah dalam pembangunan periode 2006-2013 terdiri dari hasil pembangunan dan hambatan pembangunan di Desa Karangtengah.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

5) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dalam rangka menunjang perbaikan regulasi pengusahaan UCG diperlukan litbang UCG di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan mengingat

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

SEGMEN BERITA REPORTER A Kreasi 1000 Jilbab Pecahkan Muri Rina & Deska. CAREER DAY AMIKOM Adib & Imam Wisuda smik amikom Adib

melaporkan dan menganalisa informasi, informasi dalam data warehouse berada di bawah kontrol pengguna data warehouse sehingga jika sistem sumber data dibersihkan informasi

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI