• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. kuantitatif atau aspek analisis statistik, dengan tujuan mencari penerapan tata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. kuantitatif atau aspek analisis statistik, dengan tujuan mencari penerapan tata"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

74

Setelah penulis memperoleh data selama mengadakan penelitian, maka dalam bab ini akan penulis analisis dengan menggunakan analisis data kuantitatif atau aspek analisis statistik, dengan tujuan mencari penerapan tata tertib Pesantren.

Data diperoleh dari hasil angket dengan rentang skor 0-60 dengan jumlah sampel 37 santri. Adapun hasil angket dari yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:

59 58 57 56 56 56 55 55 55 55 54 54 54 54 54 54 54 54 53 53

53 53 53 52 52 52 51 51 51 50

50 49 49 48 47 46 45

Dari data tersebut diketahui ∑x = 1952 dan Mx 52,757. Setelah dihitung jumlah skor angket masing-masing sampel, data tersebut ditentukan kategorinya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan rumus:

Menjadi : K = 1+3,3. 1,6 K = 1+4,9

K =5,9 dibulatkan menjadi 6 K=1+3,3 log n

(2)

2. Menentukan rentang data (R)

Untuk menentukan rentang data (R) dengan menggunakan rumus:

Xmax = 59 Xmin = 45 R= 59-45 = 14

3. Menghitung panjang kelas interval (i)

Panjang kelas interval (i) dihitung dengan menggunakan rumus:

i=

14

5,9

= 2,37 dibulatkan menjadi 3

4. Menentukan batas-batas kelas

Nilai terendah Xmin = 45 dengan panjang kelas interval 3, bilangan dasarnya adalah 45, 48, 51, 54, 57 dan 60.

5. Menentukan kelas-kelas interval

Bilangan dasar tersebut menjadi batas-batas bawah kelas interval. Dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Ba : Batas atas kelas interval Bb : Batas bawah kelas interval i : Panjang kelas interval

sehingga diperoleh 47, 50, 53, 56, 69, dan 62. Dengan demikian kelas-kelas intervalnya adalah 45-47, 48-50, 51-53, 54-56, 57-59, 60-62. Kelas-kelas interval ini selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel 8:

Ba = Bb + i – 1 i= R

K

(3)

Tabel 8

Penerapan Tata Tertib Pesantren

No Interval Nilai Frekuensi Kategori

1 60-62 0 Amat Sangat Baik

2 57-59 3 Sangat Baik 3 54-56 15 Baik 4 51-53 11 Cukup 5 48-50 5 Kurang 6 45-47 3 Sangat Kurang Jumlah 37

Dengan melihat tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan tata tertib Pesantren memiliki rata-rata 52,757 termasuk dalam kategori cukup. Jika di dalam tata tertib ada sanksi yang diberikan dengan tegas dan jelas, maka akan menjadikan santri jera dan tidak akan mengulangi perbuatan untuk melanggar tata tertib lagi.

B. Analisis Akhlak Santri

Data akhlak santri juga diperoleh dari hasil angket dengan rentang skor 0-60 dengan jumlah sampel 37 santri. Adapun hasil angket dari yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:

49 48 48 48 48 47 47 46 46 46

(4)

41 41 40 40 39 38 38 38 37 37

37 37 36 35 32 31 30

Dari data tersebut diketahui ∑y = 1528 dan Mx 41,297. Setelah dihitung jumlah skor angket masing-masing sampel, data tersebut ditentukan kategorinya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan banyaknya kelas interval yaitu dengan menggunakan rumus:

Menjadi : K = 1+3,3. 1,6 K = 1+4,9

K =5,9 dibulatkan menjadi 6 2. Menentukan rentang data (R)

Untuk menentukan rentang data (R) maka dengan menggunakan rumus:

Xmax = 49 Xmin = 30 R= 49-30 = 19

3. Menghitung panjang kelas interval (i)

Panjang kelas interval (i) dihitung dengan menggunakan rumus:

i=

19 5,9

= 3,22 dibulatkan menjadi 3

K=1+3,3 log n R=Xmax-Xmin i= R K

(5)

4. Menentukan batas-batas kelas

Nilai terendah Xmin = 30 dengan panjang kelas interval 3, bilangan dasarnya adalah 30, 33, 36, 39, 42, 45 dan 48

5. Menentukan kelas-kelas interval

Bilangan dasar tersebut menjadi batas-batas bawah kelas interval. Dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Ba : Batas atas kelas interval Bb : Batas bawah kelas interval i : Panjang kelas interval

sehingga diperoleh 32, 35, 38, 41, 44, 47 dan 50. Dengan demikian kelas-kelas intervalnya adalah 30-32, 33-35, 36-38, 39-41, 42-44, 45-47 dan 48-50. Kelas-kelas interval ini selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel 9:

Tabel 9

Akhlak Santri Pondok Pesantren Bahrul „Ulum No Interval Nilai Frekuensi Kategori

1 48-50 5 Amat Sangat Baik

2 45-47 8 Sangat Baik

3 42-44 3 Baik

4 39-41 9 Cukup

5 36-38 8 Kuran

6 33-35 1 Sangat Kurang

7 30-32 3 Amat Sangat Kurang

(6)

Dengan melihat tabel tersebut, dapat dikatakan bahwa akhlak santri memiliki rata-rata 41, 297 maka termasuk dalam cukup.

Apabila dilihat dari besarnya nilai rata-rata angket, hasilnya belum maksimal. Kurang maksimalnya nilai rata-rata angket ini dikarenakan:

a) kelemahan angket itu sendiri responden terkadang tidak menjawab sesuai dengan apa yang diharapkan.

b) faktor psikologis santri karena usia yang masih labil.

C. Efektivitas Tata Tertib Pesantren dalam Membentuk Akhlak Santri

Untuk mengetahui efektivitas tata tertib Pesantren dalam membentuk akhlak santri, peneliti melakukan analisis statistik atau analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus regresi. Analisis data ini digunakan untuk menguji hipotesis bahwa “efektivitas tata tertib Pesantren mempunyai pengaruh dalam membentuk akhlak santri”. Peneliti ingin mengetahui hubungan antara efektivitas tata tertib Pesantren dalam membentuk akhlak santri.

Tabel 10

Koefisiensi Korelasi antara Efektivitas Tata Tertib Pesantren dalam Membentuk Akhlak Santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum No Responden Tata Tertib Akhlak Santri Koefisiensi Regresi X Y X2 Y2 XY 1 54 38 2916 1444 2052 2 57 48 3249 2304 2736

(7)

3 52 49 2704 2401 2548 4 58 45 3364 2025 2610 5 54 39 2916 1521 2106 6 54 41 2916 1681 2214 7 53 48 2809 2304 2544 8 54 41 2916 1681 2214 9 53 37 2809 1369 1961 10 53 37 2809 1369 1961 11 56 47 3136 2209 2632 12 47 35 2209 1225 1645 13 59 40 3481 1600 2360 14 54 46 2916 2116 2484 15 56 46 3136 2116 2576 16 55 42 3025 1764 2310 17 55 41 3025 1681 2255 18 54 41 2916 1681 2214 19 56 46 3136 2116 2576 20 55 48 3025 2304 2640 21 50 41 2500 1681 2050 22 51 31 2601 961 1581 23 52 47 2704 2209 2444 24 54 45 2916 2025 2430

(8)

25 51 45 2601 2025 2295 26 45 44 2025 1936 1980 27 51 43 2601 1849 2193 28 52 48 2704 2304 2496 29 46 32 2116 1024 1472 30 48 37 2304 1369 1776 31 53 40 2809 1600 2120 32 49 38 2401 1444 1862 33 54 37 2916 1369 1998 34 50 30 2500 900 1500 35 55 41 3025 1681 2255 36 49 38 2401 1444 1862 37 53 36 2809 1296 1908 Jumlah ∑X = 1952 ∑Y= 1528 ∑𝑋2 =103346 ∑𝑌2 =64028 ∑XY= 80860

Dari tabel diatas maka peneliti memperoleh data sebagai berikut:

N = 37 ∑XY =80860

∑X = 1952 ∑X2 =103346

∑Y =1528 ∑Y2 = 64028

1. Persamaan regresi linier

Dari hasil data diatas maka regresi liniernya adalah Y=a+bX. Untuk menentukan nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut:

(9)

B = n ∑XY - (∑X) (∑Y) n (∑X2)(∑X)2 = 37 (80860)-(1952) (1528) 37 103346 - (1952)2 = 2991820-2982656 3823802- 3810304 = 9164 13498 = 0,679 A = Ῡ - bX = ∑Y n – b ∑X n = 1528 37 -0,679 1952 37 = 41,2973-0,679 (52,75676) = 5,480

Untuk mendapatkan nilai a dan b dapat pula menggunakan SPSS. Output data nilai a dan b dengan menggunakan dengan SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Dari perhitungan diatas didapat nilai a = cosntanta = 5,480 dan

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresinya adalah Y = 5,480+0,679X. Persamaan regresi yang diperoleh dalam suatu proses

(10)

perhitungan tidak selalu tepat. Untuk itu perlu dilakukan analisis persamaan regresi untuk mengetahui apakah variabel X berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y.

2. Pengujian terhadap koefisiensi regresi

a. Menghitung kesalahan Standar Estimasi (Se)

Kesalahan standar estimasi (Se) menunjukan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel dependen yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, semakin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel dependen yang sesungguhnya. Sebaliknya semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, semakin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel dependen yang sesungguhnya. Kesalahan standar estimasi didapat dengan rumus: Se = ∑Y 2 - a∑Y-b∑XY N-2 = 64028- 5,4801528-0,67980860 37-2 =4,652430703 b. Merumuskan hipotesis

Rumusan hipotesisnya adalah:

Ho : β = 0 efektivitas tata tertib Pesantren berpengaruh terhadap akhlak santri.

Ho : β ≠ 0 efektivitas tata tertib Pesantren tidak berpengaruh terhadap akhlak santri.

(11)

c. Menentukan nilai ttest (T hitung) ttest = b-β Sb Dimana Sb

=

Se X2 - (∑X) 2 N = 4,652430703 103346 - 19522 37 = 4,652430703 364, 8108 = 4,652430703 19,10002

=

0,243582489 ttest = b-β Sb = 0,679-0 0,243582489 = 2,787556703 (2,787) d. Menentukan nilai ttabel

Db= N-2 = 37-2=35

Pada tingkat signifikansi 1% nilai ttabel = t 350,01

2 = t (35;0,005) =

2,704

Pada tingkat signifikansi 5% nilai ttabel = t 350,05

2 = t (35;0,025) =

(12)

e. Membandingkan ttest dengan ttabel

Dari hasil perhitungan telah didapat ttest = 2,787 Pada tingkat signifikan 1%

Nilai ttabel = t 350,01

2 = t (35;0,005) = 2,704, maka

ttest = 2,787 > ttabel = 2,704, sehingga H0 ditolak, Ha diterima. Maka disimpulkan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Pada tingkat signifikan 5% Nilai ttabel = t 350,05

2 = t (35;0,025) = 2,021, maka

ttest = 2,787 > ttabel = 2,021, sehingga H0 ditolak, Ha diterima. Maka disimpulkan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

f. Menghitung koefisiensi korelasi

Setiap regresi pasti ada korelasinya, indeks korelasi (r) ditentukan dengan rumus:

r xy = N ∑XY- ∑X (∑Y) (𝑁 𝑋 2−( 𝑋 )2 (𝑁 𝑌2−( 𝑌)2 = 37 80860 - 1952 1528 37 103346 – 1952 2 (37 640282 1528 2

=

(3823802 ) − 3810304 2991820-29826562−( 2369036 −2334784 )2

=

9164 (13498) (34252)

(13)

=

9164

462333496

=

9164

21501, 942

= 0,4261941 dibulatkan menjadi 0,426

Output data korelasi dan koefisiensi determinasi dengan menggunakan SPSS, dapat dilihat tabel berikut ini:

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisiensi determinasi ( R2 )=0, 42619412= 0,181664, yang berarti efektivitas tata tertib pesantren berpengaruh terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Bahrul „Ulum Pemalang sebesar 18,16% sedang sisanya 81,84% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain itu antara lain:

1) Pembinaan dari pengasuh.

2) Teladan dari pengasuh dan pengurus. 3) Kesadaran santri dalam menaati tata tertib.

4) Keoptimalan pengurus dalam melaksanakan tugas. 5) Pengawasan dari pengasuh dan pengurus.

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .426a .182 .158 4.65243

a. Predictors: (Constant), tatib

Referensi

Dokumen terkait

Jika diharapkan kendaraan berhenti pada jarak 30 ft dari truk yang mengalami kecelakaan tersebut, berapa jarak pandang henti yang dibutuhkan oleh pengendara, jika diketahui waktu

Menimbang : bahwa untuk menjamin kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan penyesuaian/ inpassing Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, serta

Pengaturan hukum bagi camat yang membuat surat ganti rugi tanah belum diatur dalam perundang-undangan, oleh karena itu akibat hukum bagi camat yang membuat surat

Beberapa hal yang menjadi permasalahan bagi KUBE Berkat Yakin ini antara lain : kemampuan produksi KUBE yang masih rendah karena pengerjaan masih manual dengan

Jackson (2004) pada salah satu penampang seismik di Cekungan Selat Makassar menunjukkan nilai kecepatan yang naik, kemudian turun pada kedalaman ~300 m dari dasar laut

Menurut Rochmah (2016:48) kecerdasan naturalis pada anak usia dini dapat dilihat berdasarkan kemampuan anak pada ketertarikan dunia alam, kemampuan anak menandai kesamaan

Dalam rangka menjamin ketertelusuran, setiap Produk Pengolahan Ikan yang akan dipasarkan harus dilengkapi label/identifikasi yang memadai yang menunjukkan ringkasan

Peneliti menggunakan jenis penelitian ini, dikarenakan ingin mengetahui secara mendalam tentang situasi dan kondisi pelaksanaan sertifikasi usaha pariwisata bidang