• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sifat penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sifat penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sifat penelitian pengujian hipotesis, karena pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu. Agar dapat memperoleh data yang lengkap serta hasil yang akurat, maka penulis menggunakan jenis investigasi studi kausalitas. Alasannya digunakan jenis investigasi ini karena penulis ingin mengetahui hubungan sebab-akibat antara pengalaman audit, komitmen professional, orientasi etika, dan nilai etika organisasi dalam situasi dilema etika terhadap pengambilan keputusan etis.

Subjek dalam penelitian ini adalah auditor atau lulusan jurusan akuntansi yang telah bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2012 yang berada diwilayah Jakarta.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan etis oleh auditor, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengalaman audit, komitmen profesional, orientasi etika, dan nilai etika organisasi dalam situasi dilema etis. Berikut ini pembahasan definisi operasional yang menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

(2)

B. Definisi Variabel Operasional dan Pengukuran 1. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengalaman audit, komitmen professional, orientasi etika, dan nilai etika organisasi dalam situasi dilema etis.

a. Pengalaman Kerja.

Variabel pengalaman kerja auditor diukur dengan meminta subyek penelitian mengisi pengalaman kerja mereka berapa lama mereka bekerja sebagai auditor dalam satuan tahun dan bulan, seperti yang dilakukan oleh Sasongko (2007).

b. Komitmen Profesional.

Variabel ini dioperasionalisasikan dengan tingkat identifikasi komitmen dan keterlibatan individu dalam profesi. Variabel ini diukur dengan menggunakan 14 item pertanyaan yang di adopsi dari Widyastuti (2011). Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan menjawab pada 5 skala Likert (1=Sangat Tidak Setuju sampai 5=Sangat Setuju Sekali).

c. Orientasi Etika.

Variabel orientasi etika dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang diadopsi oleh Sasongko (2007) yaitu Ethics Position Questionaire (EPQ) yang terdiri dari 18 item kuesioner. EPQ telah banyak digunakan untuk mengukur idealisme dan relativisme, yang merupakan 2 faktor dasar yang paling dari nilai etika individual seperti yang dibahas pada landasan

(3)

teoritik di awal proposal. Sepuluh item kuesioner pertama tentang konstruk idealism versus pragmatism dan delapan kuesioner berikutnya tentang relativism versus absolutism. Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan menjawab pada 5 skala Likert (1=Sangat Tidak Setuju sampai 5=Sangat Setuju Sekali).

d. Nilai Etika Organisasi

Nilai etika organisasi diukur dengan menggunakan lima item pertanyaan Corporate Ethical Value (CEV) yang diadaptasi dari (Hunt et.al, 1989 dalam Sasongko, 2007). CEV menggambarkan tingkat persepsi pekerja terhadap perilaku etis organisasinya, yaitu bagaimana organisasi mempersepsikan dan memperhatikan terhadap isu-isu etika di lingkungan organisasi itu sendiri. Responden diminta menjawab tentang bagaimana persepsi mereka terhadap organisasi di mana responden itu berada tentang tanggapan organisasinya terhadap isu-isu etika. Lima jawaban dengan skala Likert mulai dari sangat setuju sampai ke jawaban sangat tidak setuju (1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat Setuju Sekali).

2. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan etis. Variabel pengambilan keputusan etis diukur dengan instrumen yang diadaptasi dari Sims (1999) dan Widyastuti (2011). Penggunaan skenario dilema etika telah banyak digunakan dalam penelitian tentang pengambilan keputusan etis (Ford dan Richardson, 1994; Louwers, Ponemon dan Radtke, 1997). Penggunaan skenario ini akan membantu untuk menstandarisasikan stimulus sosial dari responden dan pada

(4)

saat bersamaan merupakan gambaran yang lebih nyata dalam proses pembuatan keputusan etis. Instrumen pengambilan keputusan etis tersebut berupa skenario situasi dilema etika dan responden diminta untuk memilih satu dari lima skala Likert jawaban alternatif (yaitu mulai dari 1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat Setuju Sekali). Kemudian responden juga dimintai tanggapan mereka mengenai apakah mereka menyetujui dalam setiap skenario tersebut ada intensitas muatan etika. Jawaban tanggapan tersebut dirancang dengan skala Likert mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju (1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat Setuju Sekali). Hal ini sesuai dengan dua tahapan pertama pengambilan keputusan etis menurut Rest (dalam Zeigenfuss dan Martison, 2002) yaitu :

1. Pemahaman mengenai ada tidaknya muatan etika dan; 2. Pengambilan keputusan etis itu sendiri.

C. Populasi dan Sampel

Populasi didefinisikan sebagai sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi yang menjadi subyek penelitian ini adalah para auditor atau lulusan jurusan akuntansi yang telah bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2012 yang berada diwilayah Jakarta. Dalam penelitian ini dipilih seratus responden sebagai sampel KAP di Jakarta yang terdaftar dalam Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia yang dikategorikan sebagai The Big Four, yaitu KAP Pricewaterhouse

(5)

KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG). Alasan dipilihnya responden berjumlah seratus karena jumlah tersebut dirasa telah cukup mewakili populasi auditor dari keempat KAP tersebut. Selain itu, jumlah sampel telah melebihi batas minimal yang diperbolehkan dalam suatu penelitian kuantititatif yaitu 30 sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya.Data dikumpulkan oleh penulis melalui kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada auditor junior dan senior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP).

Kuesioner yang dibuat berdasarkan pada penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (2011). Untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis menggunakan metode convenience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kemudahan dalam memperoleh data dengan mudah dan cepat. Alasan dipilihnya KAP tersebut karena KAP tersebut merupakan KAP yang termasuk dalam “The Big Four”. Jumlah kuesioner yang dikirimkan kepada responden sebanyak seratus kuesioner, setiap KAP dikirim 25 kuesioner. Jumlah ini dipilih agar pembagian responden pada masing-masing KAP sama perbandingannya dan dirasa cukup untuk mewakili jumlah auditor yang terdapat dalam KAP tersebut.

(6)

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Kualitas

Untuk menguji kualitas data mengenai kebenaran dan valid atau tidaknya kuesioner tersebut digunakan dua pengujian, yaitu :

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana instrument mengukur apa yang ingin diukur, dan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila instrument tersebut menjalankan fungsi ukurannya atau memberikan hasil yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Suatu cara yang digunakan dalam melakukan uji validitas adalah dengan menggunakan Pearson Correlation, dimana dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2001) adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan < 0,05 maka data dinyatakan valid

2. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan > 0,05 maka data dinyatakan tidak valid

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui pengujian validitas konvergen dengan menggunakan confirmatory factor analysis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 13.00. Indikator

(7)

pengujian dalam penelitian ini adalah terpenuhinya kriteriagoodness-of-fitdari model, yang selanjutnya dilihat signifikansi masing-masing item dalam konstrak. Pengujian validitas konvergen dalam penelitian ini dibagi menjadi empat bagian yaitu, model nilai etika organisasi, orientasi etika– idealisme, orientasi etika–nonrelativisme, komitmen profesional dan pengambilan keputusan etis.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok atau subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Selama aspek dalam diri dari kelompok atau subjek yang diukur memang belum bertambah. Uji reliabilitas dengan menggunakan metode cronbach alpha. Menurut Nunnaly (1969) dalam Ghozali (2009), suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60. Butir pertanyaan yang hasilnya menunjukkan nilai yang tidak valid maupun tidak reliabel, tidak akan diikut sertakan dalam analisis data selanjutnya untuk pengujian hipotesa.

Dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas :

Cronbach alpha> 0,60 → Cronboach alpha acceptable (construct reliable)

Cronbach alpha < 0,60 → Cronboach alpha poor acceptable (construct

(8)

2. Statistik Deskriptif

Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Statistik deskriptif dalam penelitian ini pada dasarnya merupakan proses transformasi data dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden (Indriantoro, 2002).

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau variabel residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang lebih kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan ditribusi kumulatif dari distribusi normal. Dalam P-Plot jika banyak nilai yang di plot secara kasar disepanjang garis normal, maka hal ini menunjukkan asumsi normalitas dipenuhi. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji statistik non-parametik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Uji K-S dengan Hipotesa : Ho = data residual berdistribusi normal

(9)

4. Uji Hipotesa

Dalam penelitian ini pengujian hipotesa dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara pengalaman audit, komitmen profesional, orientasi etika, dan nilai etika organisai terhadap pengambilan keputusan etis auditor dalam situasi dilema etika.

1.Goodness of Fit Model (R2)

Goodness of Fit Model digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penelitian menjelaskan variasi dari variable dependen. Beberapa kriteria pengujian yang lazim digunakan antara lain adalah Chi-square Statistic χ2, dan Goodness Fit Index (GFI). Besarnya nilai R2 adalah di antara nol dan satu (0 < R2< 1). Nilai R2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, dan begitu juga sebaliknya.

2.Uji T (Uji individu)

Uji individu digunakan untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara individu apakah mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak. Adapun langkah-langkah pengujian Uji Tes adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila data telah dinyatakan valid dan reliabel serta sah untuk diolah dari kelengkapan pengisian kuesioner, dan kemudian dilakukan pengujian hipotesa dengan melihat Standard Estimates koefisien regresi yang dibandingkan dengan

(10)

Critical Rationya pada Regression Weight dalam aplikasi SPSS versi13. Pengujian ini berlandaskan dengan hipotesis nol yang menyatakan bahwa koefisien regresi antara hubungan antar variabel adalah nol atau tidak ada hubungan kausalitas. Pengujian hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan uji terhadap bobot dari masing-masing kausalitas. Uji ini dalam aplikasi AMOS versi 4 mirip dengan uji-t terhadap regression weights (atau loading factor, λ -coefficient ). Nilai t-hitung dalam proses ini adalah Critical Ratio masing-masing kausalitas dan dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan tingkat signifikan 0,05 dan degree of freedom masing-masing kausalitas. Syarat pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai Critical Ratio (atau t-hitung) > 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak.

b. Jika nilai Critical Ratio (atau t-hitung) < 0.05 maka hipotesis nol (Ha) diterima.

Referensi

Dokumen terkait

Omamen yang digunakan pada bangunan fasilitas olah raga dan rekreasi air dikategorikan menurut keutamaan bangunan. Adaptasi ornamen pada rumah dengan tingkat sosial

taraf signifikansi 5% sebesar 1,980 dengan N=114, dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Prestasi Belajar terhadap

Benda yang letaknya sangat jauh dari teropong (a besar), bayangan dari lensa obyektif akan jatuh di bidang titik api sebelah kanan lensa obyektif dan harus pada titik api

Komunikasi dalam satu budaya sudah ada kesepahaman tentang budaya mereka sehingga mereka dapat mengidentifikasikan orang lain sama seperti dirinya Lain halnya

Perbedaan metode ekstraksi maserasi, perkolasi, sokletasi dan refluks dapat menghasilkan kadar flavonoid total yang berbeda dari ekstrak metanol daun kersen (Muntingia

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat.. Ut wisi enim ad minim veniam,

Sementara pada bulan Oktober 2015 dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan Pak Arif, menuturkan sebuah peristiwa yang terjadi di Kemiri 1 di mana salah seorang