PERENCANAAN KEBUTUHAN BAKU EMPING JAGUNG MENGGUNAKAN
METODE
ECONOMIC ORDER QUANTITY
(STUDI KASUS UKM JAYA
BAROKAH SENTOSA, MALANG)
Planning of Raw Material Corn chips Using Economic Order Quantity (EOQ) Method (Study Case in UKM Jaya Barokah Sentosa, Malang)
Rifqi Aulya Rahman1)*, Panji Deoranto2), Rizky L R Silalahi2)
1) Jurusan Teknologi Industri Pertanian – FTP – Universtas Brawijaya, Jl. Veteran – Malang 65145 2)Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian – FTP – Universitas Brawijaya, Jl. Veteran –
Malang 65145
*cryu@rocketmail.com ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perencanaan bahan baku yang dilakukan oleh pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa, menganalisa kuantitas pemesanan bahan baku yang ekonomis untuk kebutuhan bahan baku emping jagung UKM Jaya Barokah Sentosa, menganalisis tingkat persediaan pengaman bahan baku emping jagung yang diperlukan UKM Jaya barokah Sentosa, menganalisis titik pemesanan kembali bahan baku emping jagung UKM Jaya Barokah Sentosa, dengan menggunakan model permintaan bebas dapat digunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ).
Hasil penelitian ini ialah pemesanan bahan baku dilakukan secara periodik yakni setiap 4 hari sekali dengan jumlah pemesanan yang tidak sama. Dalam sebulan pemilik UKM dapat memesan bahan baku sebanyak enam kali. Berdasarkan perhitungan, diketahui jumlah pemesanan bahan baku emping jagung yang ekonomis pada UKM Jaya Barokah Sentosa ialah 7.875,33 kg. Titik pemesanan kembali yang dibutuhkan oleh UKM Jaya Barokah Sentosa sebesar 1.235,35, sedangkan waktu tenggang yang dibutuhkan ialah sebesar 0,08 bulan.
.
Kata kunci: bahan baku, Economic Order Quantity, perencanaan
ABSTRACT
The purpose of this research is to identify the plannig of raw material UKM Jaya Barokah Sentosa’s owner did, analyzing the quantity of economic ordering raw material corn chip, analyzing the level of safety stock of raw materials needed, analyzing the reorder point of raw material corn chips UKM Jaya Barokah Sentosa, using an independent demand model with Economic Order Quantity (EOQ) method.
The results of this study are UKM Jaya Barokah Sentosa’s owner ordering the raw materials periodically every 4 days with the number of ordering that are not same in each other. Within a month UKM Jaya Barokah Sentosa’s owner can order raw materials as much as six times. Based on the accounting, the quantity of economic ordering raw material corn chip UKM Jaya Barokah Sentosa is 7.875,33 kg. Reorder point required of UKM Jaya Barokah Sentosa is 1.235,35 kg, while the lead time is 0.08 month.
Keywords: Economic Order Quantity, raw materials, planning
PENDAHULUAN
Salah satu sektor penyokong perekonomian Indonesia ialah industri kreatif dengan skala kecil menengah, lebih dikenal dengan istilah Usaha Kecil Menengah (UKM). Peranan UKM ditunjukkan dengan penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangi jumlah pengangguran masyarakat Indonesia, di sisi lain dengan adanya UKM akan memunculkan industri lain yang saling berkaitan. Melihat potensi tersebut, pemerintah berupaya untuk menjembatani UKM dengan masyarakat luas,
dengan harapan produktivitas UKM dapat ditingkatkan secara optimal. UKM Jaya Barokah Sentosa merupakan salah satu produsen emping jagung yang berlokasi di kota Malang. Setiap hari UKM Jaya Barokah Sentosa mampu memproduksi delapan kwintal emping jagung berbentuk krecek (emping kering), yang kemudian dijual ke pasaran. Guna menghasilkan emping jagung yang renyah dan berkualitas, pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa sangat selektif dalam memilih bahan baku untuk produksi.
Perencanaan bahan baku yang dibutuhkan untuk UKM Jaya Barokah Sentosa harus mampu mengutamakan ketepatan waktu, efisiensi biaya serta kebutuhan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk produksi sehingga pemesanan bahan baku dapat dilakukan secara berkala.
Produk UKM Jaya Barokah Sentosa merupakan produk yang dibuat berdasarkan permintaan pasar atau konsumen, bahan baku dipesan untuk memenuhi kebutuhan selama produksi agar persediaan bahan baku tidak habis selama produksi berlangsung, dengan kata lain bahan baku UKM Jaya Barokah Sentosa tergolong dalam kategori permintaan bebas (independent demand). Menurut Maarif (2003) model permintaan bebas (independent demand) adalah permintaan yang dipengaruhi oleh pasar, dimana sifatnya bebas. Perencanaan bahan baku dengan model permintaan bebas
(independent demand) dapat direncanakan
menggunakan teknik Economic Order Quantity
(EOQ).
Economical Order Quantity (EOQ)
adalah jumlah pesanan yang dapat meminimumkan total biaya persediaan dan menentukan pembelian yang optimal. Untuk mencari kuantitas pembelian bahan baku yang optimal untuk dibeli dalam setiap kali pembelian untuk menutup kebutuhan selama satu periode (Nasution, 2003).
Nasution (2003), menyatakan bahwa peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah semata-mata dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan dari bagian-bagian yang langsung atau tidak langsung dalam berproduksi, merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan kegiatan produksi dari mulai tahapan bahan baku, proses sampai output yang dihasilkan sehingga perusahaan itu betul-betul dapat menghasilkan barang atau jasa dengan efektif dan efisien. Mengidentifikasi perencanaan bahan baku yang dilakukan oleh pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perencanaan bahan baku yang dilakukan oleh pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa, menganalisa kuantitas pemesanan
kebutuhan bahan baku emping jagung yang ekonomis pada UKM Jaya Barokah Sentosa, menganalisis tingkat persediaan pengaman (safety stock) bahan baku emping jagung yang diperlukan UKM Jaya Barokah Sentosa, menganalisis titik pemesanan kembali (reorder point) bahan baku emping jagung UKM Jaya Barokah Sentosa.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu survei pendahuluan, pengumpulan data, dan analisis. Metode EOQ dimulai dari tahap peramalan, pengujian validitas dan perhitungan EOQ. Tahap pemilihan metode peramalan ini dilakukan dengan melihat pola data kebutuhan bahan baku emping jagung periode bulanan, selama 24 bulan sebelumnya terhitung dari bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2013. Tahap pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan nilai
tracking signal sebesar ± 8 sebagai batas kendali. Tahap perhitungan EOQ digunakan, dengan mempergunakan rumus perhitungan EOQ, yakni:
EOQ =
……….. (1) Selanjutnya dihitung besarnya frekuensi siklus pemesanan (fp) dengan menggunakan persamaan:
fp =
……… (2) Waktu siklus pemesanan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
sp =
……….. (3) dimana:
EOQ = jumlah pemesanan ekonomis (unit/pemesanan)
D = kebutuhan barang (unit/bulan) P = biaya pemesanan (rupiah) H = biaya penyimpanan (rupiah/kg) e = waktu kerja dalam sebulan (hari)
Persediaan pengaman dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
SS = Z x α x ……… (4) Dimana:
SS = persediaan pengaman (safety stock) (kg)
Z = faktor pengaman α = penyimpangan standar
permintaan selama waktu tenggang (kg)
L = lead time (bulan)
Titik pemesanan kembali ditetapkan dengan cara menambahkan penggunaan selama waktu tenggang dengan persediaan pengaman, atau dalam persamaan:
ROP = d x + SS ………. (5) ROP = titik pemesanan kembali (kg) d = tingkat kebutuhan per unit waktu
(kg/bulan)
L = lead time (bulan)
SS = persediaan pengaman (kg)
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan
UKM Jaya Barokah Sentosa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan hasil pertanian, yakni pengolahan jagung menjadi krecek. Krecek ialah emping jagung hasil produksi yang telah dikeringkan, perlu dilakukan proses penggorengan sebelum dikonsumsi, sehingga produk UKM Jaya Barokah Sentosa masih tergolong produk setengah jadi. UKM Jaya Barokah Sentosa terletak di Jalan Teluk Bayur, Dusun Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
UKM Jaya Barokah Sentosa didirikan oleh Bapak Supeno pada tahun 1994. Pada awalnya UKM Jaya Barokah Sentosa hanya memproduksi emping jagung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar Dusun Pandanwangi yang mengolah emping jagung untuk dikonsumsi.
Proses Produksi Emping Jagung
UKM Jaya Barokah merupakan usaha kecil menengah yang memproduksi krecek yang dihasilkan dari jagung sebagai bahan baku utamanya. Proses produksi krecek yang dilakukan oleh UKM Jaya Barokah Sentosa ini tergolong dalam proses produksi terus menerus (continues production). Menurut Ahyari (2002) proses produksi terus menerus adalah apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Terdapat beberapa tahapan dalam proses produksi krecek jagung di UKM Jaya Barokah Sentosa: perebusan, pencucian, perendaman, pengukusan, penirisan, pencetakn, penjemuran, dan pengemasan.
Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada UKM Jaya Barokah Sentosa
Selama ini UKM Jaya Barokah Sentosa melakukan persediaan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku proses produksinya setiap bulannya. Pemesanan bahan baku dilakukan secara periodik yakni setiap 4 hari sekali dengan jumlah pemesanan yang tidak sama, jumlah pemesanan bahan baku hanya berdasarkan pada perkiraan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa.
Pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa biasanya memesanan bahan baku pada hari kedua setelah bahan baku datang. Dalam sebulan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa dapat memesan bahan baku sebanyak enam kali. Lead time atau waktu yang dibutuhkan dari pemesanan sampai barang tiba di UKM Jaya Barokah ialah 2 hari atau 0,33 minggu atau 0,08 bulan.
Kebutuhan Bahan Baku Biji jagung
UKM Jaya Barokah Sentosa membutuhkan sejumlah bahan baku jagung untuk kelancaran proses produksinya. Rata-rata setiap harinya UKM Jaya Barokah Sentosa mampu memproduksi lebih kurang 1 ton jagung. Kebutuhan bahan baku selama penelitian mengalami periode naik dan turun, seperti terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Kebutuhan Bahan Baku UKM Jaya Barokah Sentosa
Bulan Pembelian biji jagung (kg)
2012 2013 Januari 24.350 25.250 Februari 25.250 26.000 Maret 25.100 26.150 April 24.600 25.800 Mei 24.250 26.150 Juni 24.650 26.100 Juli 24.900 26.050 Agustus 25.200 26.050 September 24.750 26.100 Oktober 25.100 26.150 November 25.250 26.150 Desember 25.500 26.000
(Sumber: UKM Jaya Barokah Sentosa, 2014) dimana apabila dimunculkan ke dalam bentuk grafik, akan terlihat seperti pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Kebutuhan Bahan Baku UKM Jaya Barokah Sentosa
Peramalan Permintaan
Dilihat dari gambar 1, pola data yang terbentuk dari data kebutuhan bahan baku UKM Jaya Barokah Sentosa selama 24 bulan yang lalu termasuk ke dalam pola acak (random). Peramalan dengan pola data acak (random) dapat digunakan metode peramalan: Simple
Average, Single Moving Average, Single
Exponential Smoothing, dan Double
Exponential Smoothing.
Hasil perhitungan metode Single Moving Average (MA) seperti yang terdapat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Peramalan Permintaan Kebutuhan Bahan Baku UKM Jaya Barokah Sentosa
Bulan Hasil Peramalan (kg)
Januari 26.075 Februari 26.037,50 Maret 26.056,25 April 26.046,88 Mei 26.051,57 Juni 26.049,23 Juli 26.050,40 Lanjutan tabel 2
Bulan Hasil Peramalan (kg)
Agustus 26.049,82 September 26.050,11 Oktober 26.049,97 November 26.050,04 Desember 26.050,01 Total 312.616,80 Rata-rata 26.051,40 Standar Deviasi 8,58
(Sumber: Pengolahan Data, 2014)
apabila dimunculkan ke dalam bentuk diagram, akan tampak pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Peramalan Kebutuhan Bahan Baku UKM Jaya Barokah Sentosa
Pengujian Validasi
Sebelum melakukan uji validasi, terlebih dahulu melihat nilai Mean Absolute Demand
(MAD) terkecil dari semua metode peramalan yang digunakan. MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan kenyataannya. MAD juga mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan) (Soepeno, 2010). Besarnya nilai MAD untuk masing-masing metode peramalan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Ukuran Akurasi Peramalan
Metode Peramalan
SA MA SES DES
MAD 604,20 268,18 675,58 1.158,69
MSE 460.079,10 107.840,80 552.087,10 1.679.891,00
MAPE 2,35 1,06 2,63 4,49
Berdasarkan tabel 3, nilai MAD terkecil ialah metode Single Moving Average (MA), selanjutnya dilakukan uji validitas dengan menggunakan nilai tracking signal sebagai batas control pengujian. Tracking signal adalah sebuah perhitungan seberapa baik peramalan memprediksi nilai aktual. George Plossl dan Oliver Wight, dua pakar pengendali persediaan, telah menyarankan untuk menggunakan maksimum ±4 MAD untuk produk dengan persediaan tinggi dan ±8 MAD untuk produk dengan persediaan rendah (Heizer dan Render, 2006).
UKM Jaya Barokah Sentosa merupakan salah satu usaha dengan kapasitas produksi rendah, dikategorikan rendah karena sekarang ini UKM Jaya Barokah Sentosa hanya memproduksi 1 ton bahan baku dari kapasitas total sebesar 3 ton yang dapat diproduksi, atau hanya mampu memproduksi 33% bahan baku dari kapasitas total, sehingga nilai tracking signal yang digunakan untuk batas kontrol ialah ±8.
Nilai tracking signal untuk metode
Single Moving Average (MA) terdapat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Nilai tracking signal Single Moving Average
Lanjutan tabel 4
Bulan Nilai tracking signal
23 6,57
24 6,15
(Sumber: Pengolahan Data, 2014)
Nilai trcking signal pada tabel 4 selanjutnya dimuncukan dalam bentuk grafik, seperti pada gambar 3 berikut.
Gambar 3. Nilai tracking signal metode Single Moving Average (MA)
dari gambar 3 di atas, nilai tracking signal
untuk metode Single moving Average (MA) masih dalam batas kendali ±8.
Perhitungan Biaya Persediaan
Biaya persediaan bahan baku yang dihitung pada UKM Jaya Barokah Sentosa dikategorikan menjadi dua, yakni biaya pemesanan bahan baku dan biaya penyimpanan bahan baku. Biaya pemesanan merupakan biaya yang dikeluarkan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa untuk setiap pemesanan bahan baku yang meliputi: biaya telefon, biaya transportasi, dan biaya pengengkutan. Adapun biaya pemesanan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Biaya Pemesanan Bahan Baku
Biaya Pemesanan
Jenis Biaya Jumlah
(Rp) Biaya telefon 500 Biaya transportasi 275.000 Biaya tenaga kerja angkut 90.000 Total 365.500
(Sumber: UKM Jaya Barokah Sentosa, 2014) Biaya telefon merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa untuk memesan bahan baku dari pemasok. Dalam sekali percakapan dengan pemasok, pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa Bulan Nilai tracking signal
1 2 3 1 4 -0,63 5 -1,78 6 -1,53 7 -0,47 8 0,52 9 -0,18 10 0,13 11 1,02 12 1,92 13 1,68 14 3,27 15 4,55 16 3,90 17 4,53 18 5,09 19 5,10 20 5,30 21 5,72 22 6,20
membutuhkan waktu 5 menit guna memesan bahan baku dengan biaya tarif telefon yang dikenakan setiap menit Rp 100,00. Biaya transportasi merupakan biaya yang dikeluarkan UKM Jaya Barokah Sentosa untuk menyewa truk yang membawa bahan baku dari pemasok yang berada di daerah Kediri sampai ke UKM Jaya Barokah Sentosa. Sedangkan biaya tenaga kerja ialah biaya yang dikeluarkan pihak UKM Jaya Barokah Sentosa untuk membayar kuli angkut yang berjumlah 2 orang, dengan membayar masing-masing sebesar Rp 45.000,00 selama proses bongkar muat di gudang bahan baku UKM Jaya Barokah Sentosa.
Setelah mengetahui besarnya biaya pemesanan yang dikeluarkan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa untuk sekali memesan bahan baku emping jagung, selanjutnya menghitung biaya penyimpanan bahan baku pada gudang UKM Jaya Barokah Sentosa. Biaya penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Biaya Penyimpanan Bahan baku Biaya
penyimpanan per bulan
Jenis Biaya Jumlah
(Rp/kg) Biaya lisitrik 0,10 Biaya pegawai gudang 30,68 Biaya modal 20,63 Total 51,41
(Sumber: UKM Jaya Barokah Sentosa, 2014) Biaya listrik ialah biaya yang dikeluarkan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa untuk menerangi gudang penyimpanan bahan baku emping jagung selama sebulan per kilogram bahan baku. Besarnya biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan untuk menerangi gudang penyimpanan bahan baku rata-rata sebesar Rp 2.500. Biaya pegawai gudang yakni biaya yang dikeluarkan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa untuk menggaji pegawai gudang selama sebelan per kilogram bahan baku. Setiap bulan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa menggaji pegawai gudang sebesar Rp 800.000. Sedangkan biaya modal adalah biaya yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku emping jagung selama sebulan perkilogram. Dengan memperhatikan bunga bank dalam setahun sebesar 7,5% atau 0,625% dalam sebulan dikalikan dengan harga jagung perkilogram Rp 3.300.
Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ)
Perhitungan EOQ didasarkan pada pertimbangan biaya pemesanan dan penyimpanan bahan baku yang dilakukan oleh UKM Jaya Barokah Sentosa selama ini, rata-rata kebutuhan bahan baku selama sebulan adalah sebesar 26.051,40 kg dengan frekuensi pemesanan yang dilakukan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa sebanyak enam kali dalam sebulan, atau 4.341,9 kg setiap kali pesan. Dengan total biaya pemesanan bahan baku pada Tabel 4.5 sebesar Rp 365.500 dan biaya penyimpanan pada Tabel 4.6 sebesar Rp 51,41 dapat dihitung besarnya nilai EOQ menggunakan persamaan 3.1
EOQ =
=
= 7.875,33 kg
Selanjutnya dihitung besarnya frekuensi siklus pemesanan (fp) dengan menggunakan persamaan 3.2 berikut:
fp =
=
= 3,3 ≈ 4 kali
Waktu siklus pemesanan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.3 berikut
Waktu siklus pemesanan = = = 6,25 ≈ 7 hari
Perhitungan Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Persediaan pengaman berfungsi sebagai pengaman untuk mengantisipasi apabila terjadi kekurangan bahan baku. Pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa tidak mau mengambil resiko kehabisan bahan baku, dikarenakan model produksi di UKM ialah continuou process
(proses berurutan) sehingga membutuhkan bahan baku setiap kali akan produksi, oleh
karena itu tingkat pelayanan yang diberikan oleh UKM Jaya Barokah Sentosa bernilai 99,9%. Nilai pelayanan 99,9% mempunyai arti bahwa UKM Jaya Barokah Sentosa mengambil resiko 0,1% untuk kehabisan bahan baku. Selain itu, karena nilai pelayanan UKM Jaya Barokah Sentosa 99,9% maka nilai faktor pengamannya menjadi 3 (Amaliyah, 2012).
Persediaan pengaman dapat dihitung menggunakan persamaan 3.4 berikut:
SS = Z x α x = 3 x 8,58 x = 7,28 kg
Nilai persediaan pengaman 7,28 kg, menunjukkan bahwa seharusnya perusahaan melakukan persediaan pengaman bahan baku. Hal ini akan dikarenakan terdapat waktu tenggang (lead time) sebagai antisipasi adanya keterlambatan kedatangan bahan baku.
Perhitungan Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Titik pemesanan kembali dapat digunakan oleh perusahaan untuk menentukan batas minimum bahan baku yang disimpan untuk menunjang proses produksi selanjutnya. Kegunaan adanya titik pemesanan kembali, agar pemilik industri dapat dengan segera memesan bahan baku ketika bahan baku yang tersedia di gudang mencapai titik minimum, sehingga proses produksi tidak akan mengalami permasalahan akibat tidak tersedianya bahan baku untuk produksi. Nilai titik pemesanan kembali (reorder point) dapat dihitung dengan persamaan 3.5 berikut:
ROP = d x + SS
= 4.341,9 x + 7,28 = 1.235,35 kg
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemesanan bahan baku dilakukan secara periodik yakni setiap 4 hari sekali dengan jumlah pemesanan yang tidak sama, bergantung pada perkiraan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa. Pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa biasanya memesanan
bahan baku pada hari kedua setelah bahan baku datang, dalam sebulan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa dapat memesan bahan baku sebanyak enam kali.
2. Berdasarkan perhitungan, diketahui jumlah pemesanan bahan baku emping jagung yang ekonomis pada UKM Jaya Barokah Sentosa ialah 7.875,33 kg. Sehingga dalam sebulan dapat memesan bahan baku sebanyak empat kali.
3. Besarnya nilai persediaan pengaman yang diperlukan UKM Jaya Barokah Sentosa ialah sebesar 7,28 kg.
4. Titik pemesanan kembali (reorder poin) yang dibutuhkan oleh UKM Jaya Barokah Sentosa sebesar 1.235,35 kg, sedangkan waktu tenggang yang dibutuhkan pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa dari memesan bahan baku sampai pesanan datang ialah sebesar 0,33 minggu atau 0,08 bulan.
Saran
1. Pemilik UKM Jaya Barokah Sentosa hendaknya melakukan pembelian ekonomis sesuai dengan metode Economic
Order Quantity (EOQ) untuk
meminimalisasi biaya persediaan bahan baku.
2. Perhitungan metode Economic Order
Quantity (EOQ) untuk penelitian
selanjutnya, dapat dicoba dengan menggunaan waktu mingguan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, A. 2002. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Amaliyah, DR. 2012. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kedelai Pada Agroindustri Produk Tahu “RDS”. Skripsi. UnBraw. Malang.
Heizer, J dan Render, B. 2005. Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta. Maarif, MS. 2003. Manajemen Operasi.
Grasindo. Bogor.
Nasution, AH. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Penerbit Guna Widya. Surabaya.
Soepeno, B. 2010. Peramalan Penjualan. Universitas Politeknik Malang. Malang.