• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM BESERTA DAMPAKNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM BESERTA DAMPAKNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MAMLU’ATUL HIKMAH

NIM : 115-13-095

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

iii

KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MAMLU’ATUL HIKMAH

NIM : 115-13-095

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh

jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah

mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

ءاقب ايندلا ِثداوحل امف

يلايللا ةلزانل ْعَس ْجَت لاَو

Janganlah engkau berduka atas apa yang telah terjadi, karena tidak ada apapun di dunia ini yang abadi

(Imam Syafi’i)

“Sempurnakan Niat Maka Akan Datang Pertolongan”

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Puji Syukur kehadirat Allah Swt, atas limpahan rahmat serta karuniaNya,

skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku, Bapak Sukardi dan Ibu Siti Kunarni sebagai wujud

baktiku atas segala yang telah mereka berikan kepadaku, kasih sayang,

ketulusan, dan cinta yang selalu mereka berikan tanpa batas. Merekalah

sumber kebahagiaanku, motivasiku, surgaku dan segalanya untukku.

2. Adekku Nayla Afrida Lutfiani yang selalu menghiburku dan memberi

kecerian dalam hidupku.

3. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan menyemangatiku.

4. Dokter Darwito SH, SPb (K) onk dan mas Mifahul Huda S.Kep yang

disiapkan Allah sebagai penolongku.

5. Bapak Himi Naf’an dan ibu Siti Fatimah sebagai keluarga tercinta di Salatiga

yang selalu membimbingku.

6. Sahabat-sahabatku Murtafiah, Nur Hayati, Nur Rahma, Fika Iktafia, Tyas

Milati, Ida N, Yusuf, Malhan, Arif Hadi, Jufri, Pi’ah, Nur Hayati, Sabil,

Mito, Malhan, Rois, Dewi Setiyawati, Amalia Sulkha terimakasih atas jasa

kalian yang tak bisa ku balas satu per satu.

7. Keluarga besar kost SONY dan kost Pak Parjono Bitha, Meph, Dian, Rita,

(9)

ix

8. Keluarga KKN Candi Mulyo, Desa Tempak khususnya dusun Karang yang

sudah memberikan pengalaman berharga dalam sejarah hidupku.

9. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang selalu memberi semangat dalam

berbagi ilmu.

10.Anak-anak lesku Cantika, Alika, Adam, Memey, Fuzan, Alvin, Alea, Putri,

Dila, terimakasih sudah mau berbagi ilmu denganku.

11.Teman-temanku yang tidak bisa kusebutkan namanya satu per satu terimaasih

atas nasehat, saran dan dukungannya.

12.Calon Imamku yang masih dirahasiakan Allah.

(10)

x

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Segala puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI PERISTIWA ALAM BESERTA DAMPAKNYA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA

KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017” sebagai tugas akhir

perkuliahan.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

agung Muhammad SAW yang telah membawa kedamaian di dunia dan yang

selalu kita nanti-nantikan syafaatnya kelak di hari kiamat. Peneliti menyadari

bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuaan yang peneliti

miliki. Meskipun demikian, Alhamdulillah berkat bantuan dan motivasi serta

bimbingan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh

karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

(11)

xi

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada

peneliti.

4. Bapak Imam Mas Arum M. Pd. selaku pembimbing akademik yang yang

senantiasa membimbing dengan baik.

5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku Pembimbing Skripsi yang telah

membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam

penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta

bantuan kepada penulis.

7. Ibu Shofia Baroroh, S.Ag. selaku Kepala Sekolah MI Bansari yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di MI Bansari

Temanggung.

8. Bapak Suwaldi S. Pd.I selaku guru mata pelajaran IPA kelas V beserta

guru-guru dan karyawan MI Bansari Temanggung.

9. Siswa kelas V MI Bansari yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian

dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

10. Semua keluargaku, saudaraku, sahabatku, dan teman-teman PGMI angkatan

2013 yang telah berjuang bersama-sama.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan

terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah

(12)
(13)

xiii

ABSTRAK

Hikmah, Mamlu’atul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Peristiwa Alam Beserta Dampaknya Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, dan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Problem Based Learning dapat meningatkan hasil belajar IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya pada siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas V MI Bansari yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 3 bulan mulai Maret sampai Mei 2017. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran IPA. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Analis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) dan ditandai dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.

(14)
(15)
(16)
(17)

xvii

2. Jurnal Penelitian oleh Anik Rochimah dan Mujiyono ... 60

(18)
(19)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Silabus IPA Kelas V ... 48

Tabel 2.2 Sintaks PBL………… ... 51

Tabel 3.1 Daftar Guru dan Karyawan MI Bansari ... 64

Tabel 3.2 Data Siswa di MI Bansari ... 65

Tabel 3.3 Data Kelas V MI Bansari ... 66

Tabel 3.4 Sarana dan Fasilitas MI Bansari ... 67

Tabel 4.1 Hasil Pra Siklus ... 78

Tabel 4.2 Hasil Pre Test Siswa Siklus I ... 79

Tabel 4.3 Hasil Post Test Siswa Siklus I... 81

Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 83

Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 84

Tabel 4.6 Hasil Pre Test Siswa Siklus II ... 86

Tabel 4.7 Hasil Post Test Siswa Siklus I... 87

Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 88

Tabel 4.9 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 89

(20)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan PTK ... 12

Gambar 2.1 Gempa Bumi ... 19

Gambar 2.2 Gunung Meletus ... 20

Gambar 2.3 Banjir ... 21

Gambar 2.4 Tanah Longsor... 22

Gambar 2.5 Angin Puting Beliung ... 23

Gambar 2.6 Bagan PTK ... 56

(21)

xxi

Lampiran 9 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 135

Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 136

Lampiran 11 Soal Pre Test Siklus II ... 139

Lampiran 12 Hasil Pre Test Siklus II ... 140

Lampiran 13 Soal Diakusi PBL Siklus II ... 141

Lampiran 14 Hasil Diskusi PBL Siklus II ... 142

Lampiran 15 Hasil Post Test Siklus I ... 143

Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa Siklus II... 146

Lampiran 17 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 147

Lampiran 18 Daftar Personalia ... 150

Lampiran 19 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 152

Lampiran 20 Surat Izin Penelitian... 153

Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian ... 154

Lampiran 22 Daftar Riwayat Hidup ... 155

Lampiran 23 Lembar Konsultasi ... 158

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses penting yang harus dilaksanakan setiap

umat manusia. Jumali (2004: 85), mendefinisikan pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak

mulia serta keterampilan syang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara. Pendidikan di Indonesia sudah ditekankan untuk semua warga Negara,

hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwasanya setiap manusia diwajibkan untuk

belajar atau menuntut ilmu. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al

-Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dalil Al-Qur’an tersebut dapat dipahami betapa pentingnya pendidikan,

(23)

berjalan menciptakan proses pembelajaran. Susanto (2013: 18), mendefinisikan

pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar.

Pembelajaran melibatkan dua oarang, yaitu guru dan siswa. Guru bertugas

sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Proses tersebut akan menghasilkan

suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran

(Hasbullah, 2009: 25).

Pembelajaran di Sekolah dasar (SD/MI) membahas pelajaran yang beragam,

salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Jasa (2012:

52), mendefinisikan IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam

semesta, mulai dari hukum fisika dasar, sistem dan mekanisme biologi makhuk

hidup sampai dengan perubahan-perbahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya.

Ilmu pengetahuan alam juga diartikan sebagai rumpun ilmu yang memiliki

karakteristik khusus yaitu kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan

hubungan sebab akibatnya (Wisudawati, 2014: 22). Pembelajaran IPA merupakan

pembelajaran yang penting untuk siswa SD/MI, hal ini karena kehidupan

makhluk hidup sangat tergantung dari alam, zat yang terkandung di dalam, dan

segala jenis gejala yang terjadi di alam.

Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap

sulit oleh sebagian besar siswa, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah

menengah. Anggapan sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pelajaran

IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah

(UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standart yang

(24)

perolehan rata-rata UAS pendidikan IPA menjadi semakin rendah. Kondisi

pembelajaran IPA di SD saat ini masih banyak yang dilaksanakan secara

konvensional. Guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif

dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai

pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter

materi pelajaran (Susanto, 2013: 165-166).

Berdasarkan Survey yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 Maret 2017 di

MI Bansari Kabupaten Temanggung melalui wawancara dengan guru kelas V

yaitu bapak Suwaldi, S. Pd. I ditemukan masalah dalam pembelajaran IPA.

Masalahnya adalah MI Bansari masih rendah dalam memahami materi IPA. Siswa

belum begitu paham mengenai materi-materi yang ada di mata pelajaran IPA, hal

ini dikarenakan siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran. Guru sendiri

merasa kesulitan dalam mentransfer materi kepada siswa karena karakter setiap

siswa bervariasi. Kemajuan teknologi yang semakin canggih dan berkembang

pesat juga dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Smartphone, Tablet, dan

Handphone merupakan penghambat yang sangat besar bagi siswa karena

menjadikan siswa sulit berkonsentrasi. Meskipun peraturan di sekolah tidak

memperkenankan membawa Handphone namun akibatnya sangat jelas terlihat

dalam pembelajaran. Siswa sering ramai sendiri dalam pembelajaran, dan

pembahasannya adalah seputar Handphone.

Faktor penghambat lainnya adalah guru masih menggunakan model

pembelajaran yang monoton dan hanya mengandalkan pengetahuannya saja.

(25)

cenderung pasif. Akibatnya siswa hanya mengetahui hal-hal yang diterangkan

guru tanpa memahami materi dengan mendalam. Siswa mudah lupa karena

mereka cenderung menghafal, hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan

Minimal yang di terapkan pada mata pelajaran IPA di MI Bansari adalah 70.

Siswa yang belum mencapai nilai 70 maka dinyatakan belum tuntas dan harus

melaksanakan perbaikan atau remidi untuk mencapai ketuntasan. Berdasarkan

data pra siklus dari guru kelas V MI Bansari diketahui dari 31 siswa, terdapat 12

siswa yang tuntas belajar dan 19 belum tuntas belajar.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penggunan model pembelajaran

PBL diterapkan dalam pembelajaran IPA. Model pembelajaran menurut Ridwan

(2014: 89) merupakan kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang

dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam pengorganisasikan proses

belajar mengajar. Problem Based Learning menurut Jamil (2016: 215-216) adalah

suatu model pembelajaran, yang mana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu

masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student

centre. Problem Based Learning juga diartikan sebagai pembelajaran yang

penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka

dialog (Ridwan, 2014: 140).

Guru menerapkan model pembelajaran PBL untuk membangkitkan

keaktifan siswa agar pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru. Guru tidak lagi

(26)

untuk memberikan pelajaran. Guru bersifat sebagai fasilitator yang bertugas

memberikan fasilitas dan mengaktifkan kelompok untuk memastikan siswa

mencapai kemajuan secara bermakna melalui pembahasan masalah yang tersaji

(Jamil, 2016: 217). Siswa diberikan kesempatan untuk menganalisis dan

memecahkan masalah dari suatu tema yang diberikan guru. Siswa diharapkan

akan berfikir secara kritis dan menemukan pemahaman sesuai dengan keadaan

sebenarnya yang diketahui siswa. Penerapan proses pembelajaran ini diharapkan

siswa akan mengalami peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA khususnya

materi peristiwa alam beserta dampaknya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka timbulah masalah yang

mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA

ALAM BESERTA DAMPAKNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS V MI

BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar

IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya pada siswa kelas V MI Bansari

(27)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil

belajar IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya melalui model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas V MI Bansari

Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis

Mulyasa (2011: 63), mengartikan bahwa hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang

dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk

diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya

pada siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung

Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator hasil belajar IPA materi Peristiwa alam beserta dampaknya

adalah: (1) Menjelaskan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia; (2)

Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman

pribadi atau laporan surat kabar atau media lainnya tentang peristiwa alam,

(28)

peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan, dan lingkungan; (4)

Memberi saran atau usulan cara mencegah banjir

Penerapan model pembelajaran PBL dikatakan efektif apabila indikator

yang diharapkan tercapai, adapun indikator ketuntasan siswa menurut

Depdikbud (dalam Trianto, 2012: 241) adalah sebagai berikut:

a. Secara Individu

Siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi peristiwa alam beserta

dampaknya.

b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat

nilai ≥ 70.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam

pembelajaran yang akan disampaikan secara mendalam. Adapun pelaksanaan

penelitian ini akan bermanfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini sebagai dasar pengembangan kajian ilmu model

pembelajaran dalam bidang IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya

dengan menggunakan model pembelajaran PBL pada siswa kelas V MI

Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran

(29)

2. Manfaat Praksis

a. Bagi guru memberikan wawasan dan pengetahuan tentang model

pembelajaran PBL;

b. Bagi siswa akan mengalami pengalaman belajar yang menarik karena

desain pembelajaran secara langsung dan pemecahan sebuah masalah

dalam konteks IPA;

c. Bagi sekolah model pembelajaran PBL dapat dijadikan referensi untuk

memajukan hasil belajar siswa;

d. Bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut dengan

menambah permasalahan lain;

e. Bagi pengambil kebijakan sebagai masukan atau saran bagi kepala sekolah

dalam pengambilan kebijakan untuk mengarahkan guru-guru agar

mencoba menerapkan model-model pembelajaran untuk membantu

peningkatan hasil belajar siswa.

F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Mulyasa (2009: 248) merupakan prestasi belajar

siswa secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dasar dan

derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Pendapat lain dikemukakan

oleh Susanto (2013: 5) hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh

siswa setelah melalui kegiatan belajar, hal ini karena belajar merupakan suatu

proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

(30)

Hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa yang berhasil dalam

pembelajaran adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran yang ditandai dengan tercapainya nilai Kritera Ketuntasan

Minimal (KKM). Kritera Ketuntasan Minimal yang ditetapkan pada mata

pelajaran IPA di MI Bansari adalah 70.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu proses yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan

mencapai tujuan-tujuan belajar yang sudah ditentukan.

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam menurut Jasa (2012: 52) merupakan ilmu yang

mempelajari tentang kenyataan alam semesta, mulai dari hukum fisika dasar,

sistem dan mekanisme biologi makhuk hidup smpai dengan

perubahan-perbahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Ilmu Pengetahuan Alam

merupakan rumpun ilmu yang memiliki karateristik khusus yaitu mempelajari

fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau

kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk

anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/

Astrofisika, dan Geologi (Wisudawati, 2014: 22). Pembahasan IPA yang akan

dibahas dalam pembelajaran ini adalah tentang tentang peristiwa alam beserta

(31)

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Ridwan (2014: 89), mengatakan model pembelajaran merupakan

kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan

berdasarkan teori dan digunakan dalam pengorganisasikan proses belajar

mengajar. Problem Based Learning diartikan sebagai pembelajaran yang

penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan

membuka dialog (Ridwan, 2014: 140). Berdasarkan pengertian di atas dapat

simpulkan model pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang melatih

siswa untuk aktif dengan memberikan sebuah permasalah terlebih dahulu agar

siswa bisa memecahkannya.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Arikunto

(dalam Suyadi, 2011:18) berpendapat bahwa PTK adalah gabungan dari

pengertian kata “penelitian, tindakan, dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan

mengamati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi

tertentu untuk mendapatkan data yang akurat tentang hal-hal yang dapat

meningkatkan mutu objek yang diamati, selanjutnya tindakan adalah suatu

perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang

dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Kelas

adalah tempat di mana sekelompok peserta diidik belajar bersama dari seorang

(32)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah

kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas dengan tujuan tertentu.

Penelitian tersebut dilakukan secara sengaja untuk mengungkap kondisi

ataupun masalah dalam kelas kemudian mencari solusi untuk memecahkannya

dengan menggunakan aturan sesuai metodologi penelitian yang dilakkan

dalam beberapa siklus.

Beberapa alasan penulis memilih PTK yaitu:

a. Melalui PTK, guru akan mengetahui cara pengajaran yang tepat untuk

materi tertentu;

b. Guru menjadi lebih paham terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam

proses pembelajaran di kelasnya;

c. Guru dapat memperbaiki proses pembelajaran melalui rangkaian kegiatan

pembelajaran dengan cermat.

2. Subjek Penelitian

a. Subjek

Subjek dalam PTK ini adalah siswa kelas V MI Bansari dengan

jumlah 31 siswa yaitu 15 laki-laki dan 16 perempuan, sementara

kolaboratornya adalah bapak Suwaldi, S.Pd.I.

b. Lokasi

Dusun Pringapus, Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten

(33)

c. Waktu

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 2 Tahun

Pelajaran 2016/2017.

3. Langkah–langkah Penelitian

Arikunto (2014: 16), berpendapat tahap-tahap dalam PTK terdiri dari

empat tahapan penting yaitu: perencanaaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai

berikut.

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Sumber: Arikunto, 2014: 16)

a. Tahap Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Rancangan tindakan merupakan bagian awal yang harus dilakukan

peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Tahap ini peneliti

(34)

bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Kegiatan yang dilakukan peneliti

adalah:

1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran PBL;

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajara RPP;

3) Mempersiapkan sumber belajar dan media yang akan digunakan;

4) Menyusun soal evaluasi untuk siswa.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan

kelas. Penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang

tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung, tindakan ini untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran PBL. Kegiatan pembelajaran terdiri

dari tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup.

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan oleh pengamat, segala aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis

untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan

(35)

d. Tahap Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru

pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan

dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

Kegiatan refleksi ini, data yang diperoleh dari proses pengamatan

kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui apakah

pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil atau gagal. Hasil analisis

tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji kekurangan

yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi menurut Herdiansyah (2015: 131) adalah sebuah kegiatan

terencana dan terfokus untuk melihat dan mencatat serangkaian perilaku

ataupun jalannya sebuah sistem yang memiliki tujuan tertentu, serta

mengungkap apa yang ada di balik munculnya perilaku dan landasan suatu

sistem tersebut. Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung

di lapangan dan mencatat apa yang ditemukan di lapangan untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian. Observasi ini

dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran IPA selama kegiatan

berlangsung dari awal pelaksanaan kegiatan sampai selesainya kegiatan,

baik mengenai materi maupun model pembelajaran yang digunakan dalam

(36)

b. Tes

Tes merupakan salah satu instrumen pengumpulan data untuk

mengukur kemampuan siswa dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan

alam. Peneliti menggunakan Pre Test dan Post Test untuk mendapatkan

data dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil observasi.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data, proses pembelajaran,

struktur organisasi MI Bansari, dan foto- foto saat kegiatan pembelajaran

IPA dengan menggunkan model PBL.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah:

a. Lembar Observasi

Kegiatan observasi secara langsung meliputi observasi aktivitas

kegiatan siswa, observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, dan

bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya dari guru

IPA dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar

melalui penggunaan model pembelajaran PBLntuk membuat kesimpulan

pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan

pada siklus berikutnya.

b. Tes

Tes/soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa.

(37)

dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran PBL dilaksanakan, manfaatnya

adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang

disampaikan dan untuk membatasi ruang lingkup materi yang akan di

ajarkan. Post Test digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa

setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran PBL.

6. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam

setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terdapat dalam tes dan

format pengamatan lainnya.

a. Ketuntasan Individual

Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat

mencapai skor ≥ 70 pada materi peristiwa alam beserta dampaknya dapat

dilihat dari nilai hasil tes evaluasi.

b. Ketuntasan Klasikal

Persentase ketuntasan klasikal adalah ≥ 85% dari jumlah total siswa

dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 70. Pengukuran persentase

kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai

berikut:

P =

x 100%

Keterangan:

P : Persentase Ketuntasan

X : Jumlah Siswa yang Tuntas

(38)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan penelitian ini sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab satu mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab dua mencakup kajian teori dan kajian pustaka

BAB III Pelaksanaan Penelitian

Bab tiga mencakup gambaran umum MI Bansari dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab empat mencakup penelitian meliputi diskripsi persiklus dan pembahasan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

(39)

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kajian Materi Penelitian

a. Peristiwa Alam yang Terjadi di Indonesia

Semua jenis aktivitas alam disebut juga peristiwa alam. Segala

macam bencana alam termasuk dalam peristiwa alam. Sekarang kita

akan mempelajari berbagai macam bencana alam yang pernah terjadi

di Indonesia. Ada peristiwa alam yang dapat kita cegah contohnya

adalah banjir dan tanah longsor. Sedangkan peristiwa alam yang tidak

dapat kita cegah adalah gunung meletus, angin puting beliung, gempa

bumi dll.

1) Gempa Bumi

Gempa dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa vulkanik,

runtuhan, dan tektonik. Gempa yang paling hebat yaitu gempa

tektonik. Gempa tektonik terjadi karena adanya pergeseran kerak

bumi. Sebagian besar gempa tektonik terjadi ketika dua lempeng

saling bergesekan. Gempa bumi ini dapat mengakibatkan

pohon-pohon tumbang, bangunan runtuh, tanah terbelah, dan makhluk

hidup termasuk manusia menjadi korban. Gempa runtuhan atau

juga disebut gempa terban adalah gempa bumi yang terjadi karena

adanya runtuhan misalnya di dalam gua atau daerah tambang dan

tanah longsor, sedangkan gempa vulkanik disebabkan karena

(40)

yang berbeda-beda. Kekuatan gempa diukur menggunakan satuan

skala Richter. Alat untuk mengukur gempa yaitu seismograf.

Terjadinya gempa tektonik dimulai dari sebuah tempat yang

disebut pusat gempa. Pusat gempa dapat berada di daratan atau

lautan. Pusat gempa yang berada di lautan dapat menyebabkan

gempa bumi di bawah laut. Gempa seperti ini bisa menyebabkan

gelombang hebat yang disebut tsunami. Gelombang itu bergerak

menuju pantai dengan kecepatan sangat tinggi dan kekuatannya

sangat besar. Kecepatannya dapat mencapai 1.000 km per jam.

Ketika mencapai pantai, gelombang tersebut naik sehingga

membentuk dinding raksasa. Tinggi gelombang laut normal antara

1–2 meter. Namun, saat tsunami tinggi gelombang laut dapat

mencapai 30–50 meter. Gelombang ini akan bergerak cepat menuju

daratan dan merusak segala sesuatu yang dilaluinya.

(41)

2) Gunung Meletus

Gunung api yang sedang meletus dapat memuntahkan

awan debu, abu, dan lelehan batuan pijar atau lava. Lava ini

sangat panas. Saat menuruni gunung, lava ini dapat membakar

apa saja yang dilaluinya. Namun saat dingin, aliran lava ini

mengeras dan menjadi batu. Apabila lava ini bercampur dengan

air hujan, dapat mengakibatkan banjir lahar dingin. Gunung

meletus sering disertai dengan gempa bumi. Gempa bumi yang

disebabkan oleh gunung meletus disebut gempa bumi vulkanik.

Misalnya gempa yang terjadi saat Gunung Krakatau meletus

pada tahun 1883. Letusan Gunung Krakatau ini juga

mengakibatkan gelombang tsunami. Letusan gunung api dapat

mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan. Lava pijar

yang dimuntahkan oleh gunung api dapat membakar kawasan

hutan yang dilaluinya.

(42)

3) Banjir

Bencana banjir diawali dengan curah hujan yang sangat

tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi jika hujan turun secara

terus-menerus dan besarnya lebih dari 50 mm per hari. Air

hujan dapat mengakibatkan banjir jika tidak mendapat cukup

tempat untuk mengalir. Seringkali sungai tidak mampu

menampung air hujan sehingga air meluap menjadi banjir.

Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi banjir di berbagai daerah.

Banjir melanda kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang,

Solo, Aceh, dan Lampung. Bencana banjir dapat

mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Gambar 2.3. Banjir (Sumber: Sulistyanto, 2008: 174)

4) Tanah Longsor

Tanah longsor biasanya disebabkan oleh hujan yang deras.

Hal ini karena tanah tidak sanggup menahan terjangan air hujan

(43)

meruntuhkan semua benda di atasnya. Selain itu, tanah longsor

dapat menimbun rumah-rumah penduduk yang ada di

bawahnya. Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi tanah longsor

di beberapa daerah. Bencana ini di antaranya terjadi di Brebes

dan Tawangmangu.

Gambar 2.4. Tanah Longsor (Sumber: Satujam.com (online))

5) Angin Puting Beliung

Angin puting beliung merupakan angin yang sangat

kencang dan bergerak memutar. Puting beliung biasanya terjadi

pada saat hujan deras yang disertai angin kencang. Kecepatan

angin puting beliung bisa mencapai 175 km/jam. Angin puting

beliung dapat menerbangkan segala macam benda yang

dilaluinya. Akhir-akhir ini angin puting beliung sering terjadi

di negara kita. Beberapa daerah yang mengalami angin puting

beliung yaitu Magelang, Lampung, Garut, Nusa Tenggara

(44)

Gambar 2.5. Angin Puting Beliung (Sumber: Harianterbit.com (online))

b. Membuat Laporan Peristiwa Alam

Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, seperti banjir, gunung

meletus, tsunami, dan gempa bumi dapat kalian buat laporannya.

Laporan tersebut berisi data-data yang terkait dengan peristiwa alam

yang terjadi. Informasi dapat kalian peroleh baik dari media cetak

(koran, majalah, dan lain-lain) ataupun media elektronik (TV, Radio,

atau internet). Kalian tentu dapat membuat suatu laporan yang

menggambarkan peristiwa alam yang terjadi di negeri kita ini. Agar

kalian mudah dalam pembuatan laporan, perhatikan langkah-langkah

pembuatan laporan berikut ini!

1) Menyusun Sebuah Laporan

Langkah awal untuk membuat suatu laporan adalah dengan

cara mengumpulkan informasi-informasi yang memuat peristiwa

atau kejadian yang akan dibuat laporannya. Koran adalah salah

satu media yang dapat dijadikan sumber untuk mencari informasi

(45)

dapat disajikan dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Dalam hal ini

kita akan mempelajari bagaimana membuat laporan dalam bentuk

tulisan laporan yang kita buat harus sesuai dengan data yang kita

dapat dari koran ataupun sumber lainnya. Jadi, laporan bukan

sebuah karangan yang kita tulis bebas. Penyajian yang tepat

dengan susunan laporan yang baik akan memudahkan pembaca

memahami laporan yang kita buat. Oleh karena itu, kita harus

mengerti bagaimana penggunaan bahasa yang tepat dan sesuai.

Pembuatan laporan ini dapat dilakukan oleh perorangan ataupun

berkelompok.

2) Sistematika Pembuatan Laporan

Untuk membuat suatu laporan tentang suatu peristiwa alam

yang terjadi di Indonesia, kita perlu membuat urutan-urutan

laporan. Hal ini bertujuan agar hasil laporan kita mudah dipahami

dan sesuai dengan informasi yang kita dapatkan. Urutan-urutan

laporan tersebut kita kenal dengan istilah sistematika pembuatan

laporan. Adapun sistematika pembuatan laporan yang baik adalah

sebagai berikut:

a) Judul Laporan

Judul laporan dibuat dengan kalimat yang singkat dan

jelas tidak terlalu panjang. Hal ini bertujuan untuk

memudahkan pembaca memahami laporan apa yang akan kita

(46)

(1) Tsunami di Aceh;

(2) Gempa Bumi di Yogyakarta;

(3) Banjir di Jakarta.

b) Isi Laporan

Laporan berisikan data-data yang berkaitan dengan

peristiwa alam. Data-data tersebut di antaranya adalah sebagai

berikut.

(1) Tempat kejadian, misalnya Jakarta beserta derah-daerah

yang meliputi kabupaten, kecamatan, dan kelurahan yang

terkena peristiwa alam tersebut;

(2) Waktu kejadian, memuat hari, tanggal, bulan, dan tahun

peristiwa alam tersebut terjadi. Misalnya Senin, 26 Maret

2007;

(3) Penyebab peristiwa alam tersebut, berisi hal-hal yang

menyebabkan mengapa peristiwa alam tersebut terjadi;

(4) Data korban yang terkena musibah, berisi data korban

meninggal dunia, korban yang mengalami luka ringan,

korban yang mengalami luka berat, dan lain-lain;

(5) Dampak yang ditimbulkan dari peristiwa alam tersebut,

misalnya terganggunya kegiatan belajar karena banjir atau

gempa, warga diungsikan ke tempat yang lebih aman

(47)

c) Sumber-sumber Informasi

Memuat peristiwa alam tersebut, misalnya Koran Pikiran

Rakyat, Selasa 22 April 2007 atau Liputan 6 SCTV pada hari,

jam dan sebagainya (Sulistyanto, 2008: 179-180).

c. Dampak Peristiwa Alam yang Terjadi di Indonesia

Peristiwa alam seperti banjir, tsunami, gempa bumi, tanah

longsor, dan gunung meletus yang terjadi pada suatu daerah dapat

mengakibatkan dampak bagi makhluk hidup baik hewan, tumbuhan,

ataupun manusia.

1) Dampak Gempa Bumi Bagi Manusia, Hewan, dan Tumbuhan

a) Korban jiwa dan luka serta penderitaan lahir batin yang dalam;

b) Rumah dan harta benda hancur;

c) Lahan pertanian dan perkebunan rusak dan gagal panen;

d) Rumah, bangunan sekolah, perkantoran dan berbagai sarana

sosia rusak dan tidak dapat digunakan lagi;

e) Jalan dan jembatan rusak;

f) Rel kereta api putus atau bengkok;

g) Banyak hewan mati;

h) Dapat mengakibatkan kepunahan hewan;

(48)

2) Dampak Gunung Meletus Bagi Manusia, Hewan, dan

Tumbuhan

a) Dampak Negatif

(1) Terdapat korban jiwa dan luka-luka;

(2) Terjadi kepanikan yang luar biasa;

(3) Rumah dan harta benda rusak;

(4) Lingkungan rusak akibat disapu awan panas;

(5) Pasir dan debu menghalangi pandangan, menyebabkan

gangguan;

(6) Pernapasan, dan mengotori lingkungan;

(7) Tanaman pertanian dan perkebunan yang siap dipanen rusak;

(8) Hewan ternak mati atau hilang;

(9) Terjadi timbunan material yang banyak dan untuk

membersihkannya, diperlukan waktu lama;

(10) Wilayah yang tertimbun lahar rusak parah.

b) Dampak positif

(1) Tanah di sekitar gunung berapi menjadi subur. Muntahan

material dari gunung berapi mengandung zat-zat yang

menyuburkan tanah;

(2) Gejala alam yang muncul setelah letusan dapat dimanfaatkan

sebagai tempat wisata, misalnya sumber air panas dan

(49)

3) Dampak Banjir Bagi Manusia, Hewan, dan Tumbuhan;

a) Rumah dan barang berharga hayut ataupun rusak;

b) Menimbukan korban jiwa baik karna hanyut oleh banjir

maupun terserang penyakit paska banjir;

c) Muncul berbagai penyakit seperti: diare, ifeksi saluran

pernafasan (ISPA), alergi/gatal-gatal dll;

d) Resiko gagal panen;

e) Banyak hewan mati karena hanyut oleh banjir;

f) Ekosistem hewan rusak;

g) Dapat mengakibatkan kepunahan hewan;

h) Banyak tumbuhan hanyut oleh banjir;

i) Tumbuhan rusak dan mati (Maryanto, 2009: 170-177).

4) Dampak Tanah Longsor Bagi Manusia, Hewan, dan

Tumbuhan

a) Mengakibatkan kerusakan rumah-rumah di area longsor;

b) Mengaibatkan korban jiwa;

c) Memutuskan jalur transportasi;

d) Banyak tubuhan tumbang;

e) Banyak hewan yang mati tertimpa runtuhan longsor.

5) Dampak Angin Puting Beliung Bagi Manusia, Hewan, dan

Tumbuhan

a) Mengakibatkan kerusakan ruah dan lingkungan;

(50)

c) Mengakibatkan puing-puing sampah dari sisa material yang

terkena angina;

d) Banyak pepohonan tumbang terkena angina;

e) Memungkinkan hewan yang mati karena tersapu oleh angina.

Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia mengakibatkan

berbagai dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Tugas

kita sebagai manusia adalah saling membantu dengan

memberikan simpati dan empati terhadap para korban sesuai

dengan kemampuan kita. Contohnya ketika terjadi bencana

tsunami di Aceh yang mengakibatkan berbagai kerugian bagi

manusia dan rusaknya ekosistem laut. Kita sebagai makhluk

sosial pasti ikut merasa sedih dan ingin membantu. Kita dapat

memberikan bantuan berupa makanan, baju, obat-obatan dan

lain-lain.

d. Cara Mencegah Bencana Banjir

Banjir yang terjadi di Jakarta, Bandung, ataupun daerah

sekitarnya sebagian besar disebabkan karena curah hujan yang cukup

tinggi. Namun demikian, ulah manusia yang membuang sampah di

sungai, menebang pohon sehingga hutan menjadi gundul juga memjadi

penyebab terjadinya banjir. Sampah yang di buang ke sungai,

lama-kelamaan akan menumpuk dan apabila hujan datang air sungai akan

meluap karena alirannya terhambat oleh tumpukan sampah yang sangat

(51)

dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir di antaranya adalah

sebagai berikut.

1) Membuang sampah pada tempatnya;

2) Tidak menebang hutan secara liar;

3) Membersihkan, selokan atau parit dekat rumah dari sampah

sehingga aliran air menjadi lancar (Sulistyanto, 2008: 181).

2. Kajian Teori

a) Hasil Belajar

1) Pengertian Belajar

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah

sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini

masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang

berbeda-beda. R. Gagne (1989) (dalam Susanto, 2013: 1) mendefinisikan

belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Oemar (20008: 36) (dalam

Rosma, 2010: 31) mengartikan belajar sebagai proses perubahan

prilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Haris dan Abdul Haris (2013:1), mengartikan belajar sebagai

kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental

dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti

keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada

keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan

(52)

Belajar merupakan usaha seseorang dengan sengaja dalam

keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau

pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya

perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa,

maupun bertindak (Susanto, 2013: 4). Belajar juga artikan sebagai

tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai

hasil pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya

dan latihan yang diperkuatnya (Kastolani, 2014: 56).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah usaha manusia yang dilakukan secara sengaja untuk

memperoleh pengetahuan atau ilmu baru sebagai hasil dari

pengalaman interaksi antara inividu dengan individu lain maupun

individu dengan lingkungan sekitarnya.

2) Tujuan Belajar

Tujuan belajar menurut Agus (2011: 5) sebenarnya sangat

banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan

untuk dicapai dengan tindakan intruksional, lazim dinamakan

instructional effect, yang biasa berbentuk pengetahuan dan

keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai

tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effect.

Bentuknya berupa, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap

terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya.

(53)

(live in) suatu system lingkungan belajar tertentu. Sedangkan

menurut Kastolani (2014: 66-67) tujuan belajar adalah:

a) Untuk Mendapatkan Pengetahuan

Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan

kemampuan berfikir. Kemampuan pengembangan berfikir

membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan

berfikir dapat memerluas pengetahuan.

b) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep memerlukan suatu ketrampilan baik,

keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami, sehingga

menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan

anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan

ruhani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan

keterampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan

merumuskan suatu masalah atau konsep.

c) Pembentukan sikap

Guru harus bertindak biijak dalam menumbuhkan sikap

mental, perilaku dan pribadi siswa.

3) Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut S. Nasution (dalam

Kastolani 2014: 71) meliputi:

a) Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka ia harus

(54)

b) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan

hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain;

c) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran

dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga

baginya;

d) Belajar itu harus terbukti dari perubahan perilakunya;

e) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula

hasil-hasil sambilan atau sampingan. Misalnya ia tidak hanya

bertambah terampil membuat soal-soal ilmu pengetahuan alam

akan tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar untuk bidang

studi itu;

f) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan

(learning by doing);

g) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan

otaknya atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial,

emosional, etis dan sebagainya;.

h) Dalam hal belajar, seseorang (siswa) merupkan bantuan dan

bimbingan dari orang lain;

i) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus

benar-benar dipahami;

j) Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seseorang

(55)

k) Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang

menyenangkan;

l) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk

belajar.

4) Pengertian Hasil Belajar

Menurut Mulyasa (2009: 212), hasil belajar merupakan

prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator

kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang

bersangkutan. Agus (2011:5), mengartikan hasil belajar adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar juga diartikan sebagai

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil

dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5). Bloom (1995) (dalam

Daryanto, 2012: 27), proses perubahan dapat terjadi dari yang

paling sederhana sampai pada yang paling kompleks yang bersifat

pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam

proes serta hasil belajar.

Merujuk pemikiran Gagne (dalam Agus, 2011: 5), hasil

belajar berupa:

a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

(56)

spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi

symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.;

b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Kemampuan intelektual merupakan

kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas;

c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam pemecahan

masalah;

d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,

sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani;

e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap

merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

perilaku.

5) Macam-macam Hasil Belajar

Macam-macam hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan

bahwa hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),

keterampilan proses (aspek psikomotor) dan sikap (aspek afektif).

(57)

a) Pemahaan konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979) (dalam Susanto, 2013:

6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi

atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini

adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan

memahami pelajaran yang akan diberikan oleh guru kepada

siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti

apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia

rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia

lakukan. Carin dan Sund (1980) (dalam Susanto (2013: 6-7),

mengartikan pemahaman dengan suatu proses yang terdiri dari

tujuh tahapan kemampuan, yaitu:

(1) Translate major into own words;

(2) Interpret the relationship among major ideas;

(3) Extrapolate or go beyond data to implication major ideas;

(4) Apply their knowledge and understanding to the solution of

new problems in new situation;

(5) Analyze or break an idea into its part and show that they

understand their relationship;

(6) Synthesize or put elements together to farm a new pattern

and produce a unique communication, plan, or set of

abstract relation;

(58)

Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Carin da Sund di

atas, dapat dipahami bahwa pemahaman dikategorikan menjadi

beberapa aspek, dengan kriteria-kriteria sebagai beriut:

1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan

dan menginterpretasikan sesuatu; ini bererti seseorang yang

telah memahami sesuatu atau lebih memperoleh

pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan

kembali apa yang telah ia terima;

2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui yang biasanya

hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan

memproduksi apa yang pernah dipelajari. Bagi orang yang

benar-benar paham ia akan mampu memberikan gambaran,

contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan memadai;

3) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena

pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis;

dengan memahami ia akan mampu memberikan uraian dan

penjelasan yang lebih kreatif, tidak hanya memberikan

gambaran dalam satu contoh saja tetapi mampu

memberikan gambaran yang lebih luas dan memadai;

4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang

masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti

menerjemahkan, menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi,

(59)

b) Keterampilan proses

Usman dan Setiawati (1993) (dalam Susanto, (2013: 9),

mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan

keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan

mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,

dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

hasil tertentu, termasuk kreativitasnya dalam melaatih

keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula

sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama,

bertanggung jawab dan disiplin sesuai dengan penekanan bidang

studi yang bersangkutan.

c) Sikap

Menurut Lange dalam Azwar (dalam Susanto, (2013: 10),

sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan

mencakup pula aspek respons fisik. Sikap ini harus ada

kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Mental

yang dimunculkan seseorang belum tampak secara jelas dengan

sikap yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar

mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga

komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif,

(60)

merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu

pemilik sikap. Komponen afektif yaitu perasaan yang

menyangkut emosional. Komponen kognitif merupakan aspek

kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang

dimiliki seseorang.

6) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor

eksternal dan internal. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi

hasil belajar menurut Lilik (2013: 24-27) masing-masing faktor

diuraikan sebagai berikut:

a) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar

dari diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor

eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa.

Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor

sosial.

(1) Faktor Nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu

yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.

Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada

dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Aspek

fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar,

(61)

rumah, iklim dan cuaca, jarak ke sekolah, sarana

transportasi yang tersedia dan sejenisnya.

(2) Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa

dipilah menjadi faktor yang berasal dari keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk

teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam

belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,

keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, gaya

pengasuhan orang tua, hubungan antar personil sekolah,

gaya mengajar guru, sikap guru terhadap siswa dan

sebagainya.

b) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada di dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri faktor

fisiologis dan faktor psikologis.

(1) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam

diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

(a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus

jasmani secara umum yang ada di dalam diri individu

(62)

tingkat kesehatan, kelelahan, mengantuk dan kebugaran

fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan

bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.

Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang

bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar;

(b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaaan

fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait

dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota

tubuh yang ada dalam diri individu. Pancaindra

merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam

diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh akan sangat

menunjang belajar.

(2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada di

dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain

tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,

kepribadian, kematangan dan lain sebagainya. Tingkat

kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh

terhadap proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi,

bakat dan minat banyak memberikan warna dalam aktivitas

(63)

Faktor ekstern dan intern mempengaruhi keberhasilan

belajar, pengaruhnya bisa bersifat positif atau mendukung,

snamun bisa juga negatif atau menghambat.

7) Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu

kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada

diri siswa. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh

dalam dua bentuk:

a) Siswa akan mempunyai prespektif terhadap kekuatan dan

kelemahannya atas perilaku yang diinginkan;

b) Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah

meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi

kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan

perilaku yang diinginkan (Mulyasa, 2009: 243-244).

Standar nasional pendidikan mengungkapkan bahwa “Penilaian

hasil belajar oleh pendidik dilakukann secara berkesinambungan

untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam

bentuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam

bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Dan Ulangan

Kenaikan Kelas” (SNP).

Penilaian pembelajaran menurut Mulyasa (2009: 253-256)

pada umumnya mencakup Pre Test, penilaian proses dan Post Test.

(64)

a) Pre Test (Tes awal)

Pre Test merupakan pemberian soal untuk siswa sebelum

guru memberikn materi pembelajaran yang akan dibahas. Pre

Test memiliki banyak kegunaan dalam menjajaki proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pre Test memegang

peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Fungsi

Pre Test ini antara lain:

(1) Untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar, karena

dengan Pre Test maka pilkiran mereka akan terfokus pada

soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan;

(2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa sehubungan

dengan proses pembelajaran yang dilakukan;

(3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki

siswa mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik

dalam proses pembelajaran;

(4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses

pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah

dikuasai siswa, dan tujuan-tujuan mana yang perlu

mendapat penekanan dan perhatian khusus.

b) Penilaian Proses

Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas

pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar pada siswa,

(65)

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari

segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikaitkan berhasil dan

berkulitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar

(75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun

sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukan

kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan

rasa percaya pda diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses

pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan

perilaku yang positif pada diri siswa seluruhnya atau setidaknya

sebagian besar (75%).

c) Post Test

Post Test merupakan pemberian soal setelah guru

menyampaikan materi pembelajaran. Post Test juga memiliki

banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan

pembelajaran. Fungsi Post Test antara lain:

(1) Mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi

dasar yang telah ditentukan, baik secara individu maupun

kelompok;

(2) Menggetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang

dapat dikuasai oleh siswa, serta kompetensi dasar dan

tujuan-tujuan yang belum dikuasainya;

(3) Mengetahui siswa yang perlu mengikuti kegiatan remedial,

(66)

mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul

(kesulitan belajar);

(4) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap

komponen-komponen pembelajaran (modul), dan proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap

perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.

b) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1) Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Jasa (2012: 52) adalah

ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam semesta, mulai

dari hukum fisika dasar, sistem dan mekanisme biologi makhluk

hidup samoai dengan perubahan-perubahan reaksi kimia yang

terjadi di dalamnya. IPA merupakan penggabungan tiga istilah

yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”. Ilmu adalah

pengetahuan ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah,

artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Pengetahuan adalah

segala sesuatu yang diketahui manusia. Sedangkan alam adalah

segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi (Asih, 2014: 23).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

IPA adalah cabang ilmu yang membahas tentang kehidupan di

alam semesta yang mencakup fenomena kehidupan manusia mulai

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Sumber: Arikunto, 2014: 16)
Gambar 2.1. Gempa Bumi (Sumber: Kholil, 2008: 177)
Gambar 2.2. Gunung Meletus
Gambar 2.3. Banjir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada peningkatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis.. Penelitian

Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar ...64. Besar Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), model

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar Siswa Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) penerapan model pembelajaran Problem

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan metode

Tulisan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tentang pengaruh model pembelajaran problem based learning PBL terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga kelas XI IPA