KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MAMLU’ATUL HIKMAH
NIM : 115-13-095
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
iii
KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MAMLU’ATUL HIKMAH
NIM : 115-13-095
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
vii
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).
ءاقب ايندلا ِثداوحل امف
يلايللا ةلزانل ْعَس ْجَت لاَو
Janganlah engkau berduka atas apa yang telah terjadi, karena tidak ada apapun di dunia ini yang abadi
(Imam Syafi’i)
“Sempurnakan Niat Maka Akan Datang Pertolongan”
viii
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kehadirat Allah Swt, atas limpahan rahmat serta karuniaNya,
skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Sukardi dan Ibu Siti Kunarni sebagai wujud
baktiku atas segala yang telah mereka berikan kepadaku, kasih sayang,
ketulusan, dan cinta yang selalu mereka berikan tanpa batas. Merekalah
sumber kebahagiaanku, motivasiku, surgaku dan segalanya untukku.
2. Adekku Nayla Afrida Lutfiani yang selalu menghiburku dan memberi
kecerian dalam hidupku.
3. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan menyemangatiku.
4. Dokter Darwito SH, SPb (K) onk dan mas Mifahul Huda S.Kep yang
disiapkan Allah sebagai penolongku.
5. Bapak Himi Naf’an dan ibu Siti Fatimah sebagai keluarga tercinta di Salatiga
yang selalu membimbingku.
6. Sahabat-sahabatku Murtafiah, Nur Hayati, Nur Rahma, Fika Iktafia, Tyas
Milati, Ida N, Yusuf, Malhan, Arif Hadi, Jufri, Pi’ah, Nur Hayati, Sabil,
Mito, Malhan, Rois, Dewi Setiyawati, Amalia Sulkha terimakasih atas jasa
kalian yang tak bisa ku balas satu per satu.
7. Keluarga besar kost SONY dan kost Pak Parjono Bitha, Meph, Dian, Rita,
ix
8. Keluarga KKN Candi Mulyo, Desa Tempak khususnya dusun Karang yang
sudah memberikan pengalaman berharga dalam sejarah hidupku.
9. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang selalu memberi semangat dalam
berbagi ilmu.
10.Anak-anak lesku Cantika, Alika, Adam, Memey, Fuzan, Alvin, Alea, Putri,
Dila, terimakasih sudah mau berbagi ilmu denganku.
11.Teman-temanku yang tidak bisa kusebutkan namanya satu per satu terimaasih
atas nasehat, saran dan dukungannya.
12.Calon Imamku yang masih dirahasiakan Allah.
x
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا الله مسب
Segala puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERISTIWA ALAM BESERTA DAMPAKNYA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA
KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017” sebagai tugas akhir
perkuliahan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
agung Muhammad SAW yang telah membawa kedamaian di dunia dan yang
selalu kita nanti-nantikan syafaatnya kelak di hari kiamat. Peneliti menyadari
bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuaan yang peneliti
miliki. Meskipun demikian, Alhamdulillah berkat bantuan dan motivasi serta
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
xi
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada
peneliti.
4. Bapak Imam Mas Arum M. Pd. selaku pembimbing akademik yang yang
senantiasa membimbing dengan baik.
5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
7. Ibu Shofia Baroroh, S.Ag. selaku Kepala Sekolah MI Bansari yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di MI Bansari
Temanggung.
8. Bapak Suwaldi S. Pd.I selaku guru mata pelajaran IPA kelas V beserta
guru-guru dan karyawan MI Bansari Temanggung.
9. Siswa kelas V MI Bansari yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian
dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
10. Semua keluargaku, saudaraku, sahabatku, dan teman-teman PGMI angkatan
2013 yang telah berjuang bersama-sama.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan
terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah
xiii
ABSTRAK
Hikmah, Mamlu’atul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Peristiwa Alam Beserta Dampaknya Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, dan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Problem Based Learning dapat meningatkan hasil belajar IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya pada siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas V MI Bansari yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 3 bulan mulai Maret sampai Mei 2017. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran IPA. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Analis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) dan ditandai dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
xvii
2. Jurnal Penelitian oleh Anik Rochimah dan Mujiyono ... 60
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Silabus IPA Kelas V ... 48
Tabel 2.2 Sintaks PBL………… ... 51
Tabel 3.1 Daftar Guru dan Karyawan MI Bansari ... 64
Tabel 3.2 Data Siswa di MI Bansari ... 65
Tabel 3.3 Data Kelas V MI Bansari ... 66
Tabel 3.4 Sarana dan Fasilitas MI Bansari ... 67
Tabel 4.1 Hasil Pra Siklus ... 78
Tabel 4.2 Hasil Pre Test Siswa Siklus I ... 79
Tabel 4.3 Hasil Post Test Siswa Siklus I... 81
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 83
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 84
Tabel 4.6 Hasil Pre Test Siswa Siklus II ... 86
Tabel 4.7 Hasil Post Test Siswa Siklus I... 87
Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 88
Tabel 4.9 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 89
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan PTK ... 12
Gambar 2.1 Gempa Bumi ... 19
Gambar 2.2 Gunung Meletus ... 20
Gambar 2.3 Banjir ... 21
Gambar 2.4 Tanah Longsor... 22
Gambar 2.5 Angin Puting Beliung ... 23
Gambar 2.6 Bagan PTK ... 56
xxi
Lampiran 9 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 135
Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 136
Lampiran 11 Soal Pre Test Siklus II ... 139
Lampiran 12 Hasil Pre Test Siklus II ... 140
Lampiran 13 Soal Diakusi PBL Siklus II ... 141
Lampiran 14 Hasil Diskusi PBL Siklus II ... 142
Lampiran 15 Hasil Post Test Siklus I ... 143
Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa Siklus II... 146
Lampiran 17 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 147
Lampiran 18 Daftar Personalia ... 150
Lampiran 19 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 152
Lampiran 20 Surat Izin Penelitian... 153
Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian ... 154
Lampiran 22 Daftar Riwayat Hidup ... 155
Lampiran 23 Lembar Konsultasi ... 158
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses penting yang harus dilaksanakan setiap
umat manusia. Jumali (2004: 85), mendefinisikan pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia serta keterampilan syang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara. Pendidikan di Indonesia sudah ditekankan untuk semua warga Negara,
hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwasanya setiap manusia diwajibkan untuk
belajar atau menuntut ilmu. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al
-Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalil Al-Qur’an tersebut dapat dipahami betapa pentingnya pendidikan,
berjalan menciptakan proses pembelajaran. Susanto (2013: 18), mendefinisikan
pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar.
Pembelajaran melibatkan dua oarang, yaitu guru dan siswa. Guru bertugas
sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Proses tersebut akan menghasilkan
suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran
(Hasbullah, 2009: 25).
Pembelajaran di Sekolah dasar (SD/MI) membahas pelajaran yang beragam,
salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Jasa (2012:
52), mendefinisikan IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam
semesta, mulai dari hukum fisika dasar, sistem dan mekanisme biologi makhuk
hidup sampai dengan perubahan-perbahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya.
Ilmu pengetahuan alam juga diartikan sebagai rumpun ilmu yang memiliki
karakteristik khusus yaitu kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan
hubungan sebab akibatnya (Wisudawati, 2014: 22). Pembelajaran IPA merupakan
pembelajaran yang penting untuk siswa SD/MI, hal ini karena kehidupan
makhluk hidup sangat tergantung dari alam, zat yang terkandung di dalam, dan
segala jenis gejala yang terjadi di alam.
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap
sulit oleh sebagian besar siswa, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah
menengah. Anggapan sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pelajaran
IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah
(UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standart yang
perolehan rata-rata UAS pendidikan IPA menjadi semakin rendah. Kondisi
pembelajaran IPA di SD saat ini masih banyak yang dilaksanakan secara
konvensional. Guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif
dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai
pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter
materi pelajaran (Susanto, 2013: 165-166).
Berdasarkan Survey yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 Maret 2017 di
MI Bansari Kabupaten Temanggung melalui wawancara dengan guru kelas V
yaitu bapak Suwaldi, S. Pd. I ditemukan masalah dalam pembelajaran IPA.
Masalahnya adalah MI Bansari masih rendah dalam memahami materi IPA. Siswa
belum begitu paham mengenai materi-materi yang ada di mata pelajaran IPA, hal
ini dikarenakan siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran. Guru sendiri
merasa kesulitan dalam mentransfer materi kepada siswa karena karakter setiap
siswa bervariasi. Kemajuan teknologi yang semakin canggih dan berkembang
pesat juga dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Smartphone, Tablet, dan
Handphone merupakan penghambat yang sangat besar bagi siswa karena
menjadikan siswa sulit berkonsentrasi. Meskipun peraturan di sekolah tidak
memperkenankan membawa Handphone namun akibatnya sangat jelas terlihat
dalam pembelajaran. Siswa sering ramai sendiri dalam pembelajaran, dan
pembahasannya adalah seputar Handphone.
Faktor penghambat lainnya adalah guru masih menggunakan model
pembelajaran yang monoton dan hanya mengandalkan pengetahuannya saja.
cenderung pasif. Akibatnya siswa hanya mengetahui hal-hal yang diterangkan
guru tanpa memahami materi dengan mendalam. Siswa mudah lupa karena
mereka cenderung menghafal, hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan
Minimal yang di terapkan pada mata pelajaran IPA di MI Bansari adalah 70.
Siswa yang belum mencapai nilai 70 maka dinyatakan belum tuntas dan harus
melaksanakan perbaikan atau remidi untuk mencapai ketuntasan. Berdasarkan
data pra siklus dari guru kelas V MI Bansari diketahui dari 31 siswa, terdapat 12
siswa yang tuntas belajar dan 19 belum tuntas belajar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penggunan model pembelajaran
PBL diterapkan dalam pembelajaran IPA. Model pembelajaran menurut Ridwan
(2014: 89) merupakan kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang
dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam pengorganisasikan proses
belajar mengajar. Problem Based Learning menurut Jamil (2016: 215-216) adalah
suatu model pembelajaran, yang mana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu
masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student
centre. Problem Based Learning juga diartikan sebagai pembelajaran yang
penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka
dialog (Ridwan, 2014: 140).
Guru menerapkan model pembelajaran PBL untuk membangkitkan
keaktifan siswa agar pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru. Guru tidak lagi
untuk memberikan pelajaran. Guru bersifat sebagai fasilitator yang bertugas
memberikan fasilitas dan mengaktifkan kelompok untuk memastikan siswa
mencapai kemajuan secara bermakna melalui pembahasan masalah yang tersaji
(Jamil, 2016: 217). Siswa diberikan kesempatan untuk menganalisis dan
memecahkan masalah dari suatu tema yang diberikan guru. Siswa diharapkan
akan berfikir secara kritis dan menemukan pemahaman sesuai dengan keadaan
sebenarnya yang diketahui siswa. Penerapan proses pembelajaran ini diharapkan
siswa akan mengalami peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA khususnya
materi peristiwa alam beserta dampaknya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka timbulah masalah yang
mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA
ALAM BESERTA DAMPAKNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS V MI
BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar
IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya pada siswa kelas V MI Bansari
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya melalui model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas V MI Bansari
Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis
Mulyasa (2011: 63), mengartikan bahwa hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang
dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk
diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya
pada siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung
Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator hasil belajar IPA materi Peristiwa alam beserta dampaknya
adalah: (1) Menjelaskan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia; (2)
Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman
pribadi atau laporan surat kabar atau media lainnya tentang peristiwa alam,
peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan, dan lingkungan; (4)
Memberi saran atau usulan cara mencegah banjir
Penerapan model pembelajaran PBL dikatakan efektif apabila indikator
yang diharapkan tercapai, adapun indikator ketuntasan siswa menurut
Depdikbud (dalam Trianto, 2012: 241) adalah sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi peristiwa alam beserta
dampaknya.
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat
nilai ≥ 70.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran yang akan disampaikan secara mendalam. Adapun pelaksanaan
penelitian ini akan bermanfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini sebagai dasar pengembangan kajian ilmu model
pembelajaran dalam bidang IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya
dengan menggunakan model pembelajaran PBL pada siswa kelas V MI
Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
2. Manfaat Praksis
a. Bagi guru memberikan wawasan dan pengetahuan tentang model
pembelajaran PBL;
b. Bagi siswa akan mengalami pengalaman belajar yang menarik karena
desain pembelajaran secara langsung dan pemecahan sebuah masalah
dalam konteks IPA;
c. Bagi sekolah model pembelajaran PBL dapat dijadikan referensi untuk
memajukan hasil belajar siswa;
d. Bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut dengan
menambah permasalahan lain;
e. Bagi pengambil kebijakan sebagai masukan atau saran bagi kepala sekolah
dalam pengambilan kebijakan untuk mengarahkan guru-guru agar
mencoba menerapkan model-model pembelajaran untuk membantu
peningkatan hasil belajar siswa.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Mulyasa (2009: 248) merupakan prestasi belajar
siswa secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dasar dan
derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Pendapat lain dikemukakan
oleh Susanto (2013: 5) hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh
siswa setelah melalui kegiatan belajar, hal ini karena belajar merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
Hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa yang berhasil dalam
pembelajaran adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang ditandai dengan tercapainya nilai Kritera Ketuntasan
Minimal (KKM). Kritera Ketuntasan Minimal yang ditetapkan pada mata
pelajaran IPA di MI Bansari adalah 70.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu proses yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan
mencapai tujuan-tujuan belajar yang sudah ditentukan.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam menurut Jasa (2012: 52) merupakan ilmu yang
mempelajari tentang kenyataan alam semesta, mulai dari hukum fisika dasar,
sistem dan mekanisme biologi makhuk hidup smpai dengan
perubahan-perbahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan rumpun ilmu yang memiliki karateristik khusus yaitu mempelajari
fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau
kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk
anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/
Astrofisika, dan Geologi (Wisudawati, 2014: 22). Pembahasan IPA yang akan
dibahas dalam pembelajaran ini adalah tentang tentang peristiwa alam beserta
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Ridwan (2014: 89), mengatakan model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan
berdasarkan teori dan digunakan dalam pengorganisasikan proses belajar
mengajar. Problem Based Learning diartikan sebagai pembelajaran yang
penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan
membuka dialog (Ridwan, 2014: 140). Berdasarkan pengertian di atas dapat
simpulkan model pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang melatih
siswa untuk aktif dengan memberikan sebuah permasalah terlebih dahulu agar
siswa bisa memecahkannya.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Arikunto
(dalam Suyadi, 2011:18) berpendapat bahwa PTK adalah gabungan dari
pengertian kata “penelitian, tindakan, dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan
mengamati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi
tertentu untuk mendapatkan data yang akurat tentang hal-hal yang dapat
meningkatkan mutu objek yang diamati, selanjutnya tindakan adalah suatu
perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang
dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Kelas
adalah tempat di mana sekelompok peserta diidik belajar bersama dari seorang
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas dengan tujuan tertentu.
Penelitian tersebut dilakukan secara sengaja untuk mengungkap kondisi
ataupun masalah dalam kelas kemudian mencari solusi untuk memecahkannya
dengan menggunakan aturan sesuai metodologi penelitian yang dilakkan
dalam beberapa siklus.
Beberapa alasan penulis memilih PTK yaitu:
a. Melalui PTK, guru akan mengetahui cara pengajaran yang tepat untuk
materi tertentu;
b. Guru menjadi lebih paham terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam
proses pembelajaran di kelasnya;
c. Guru dapat memperbaiki proses pembelajaran melalui rangkaian kegiatan
pembelajaran dengan cermat.
2. Subjek Penelitian
a. Subjek
Subjek dalam PTK ini adalah siswa kelas V MI Bansari dengan
jumlah 31 siswa yaitu 15 laki-laki dan 16 perempuan, sementara
kolaboratornya adalah bapak Suwaldi, S.Pd.I.
b. Lokasi
Dusun Pringapus, Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten
c. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 2 Tahun
Pelajaran 2016/2017.
3. Langkah–langkah Penelitian
Arikunto (2014: 16), berpendapat tahap-tahap dalam PTK terdiri dari
empat tahapan penting yaitu: perencanaaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai
berikut.
Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Sumber: Arikunto, 2014: 16)
a. Tahap Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)
Rancangan tindakan merupakan bagian awal yang harus dilakukan
peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Tahap ini peneliti
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah:
1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran PBL;
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajara RPP;
3) Mempersiapkan sumber belajar dan media yang akan digunakan;
4) Menyusun soal evaluasi untuk siswa.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan
kelas. Penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung, tindakan ini untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PBL. Kegiatan pembelajaran terdiri
dari tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan oleh pengamat, segala aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis
untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Kegiatan refleksi ini, data yang diperoleh dari proses pengamatan
kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui apakah
pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil atau gagal. Hasil analisis
tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji kekurangan
yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi menurut Herdiansyah (2015: 131) adalah sebuah kegiatan
terencana dan terfokus untuk melihat dan mencatat serangkaian perilaku
ataupun jalannya sebuah sistem yang memiliki tujuan tertentu, serta
mengungkap apa yang ada di balik munculnya perilaku dan landasan suatu
sistem tersebut. Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung
di lapangan dan mencatat apa yang ditemukan di lapangan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian. Observasi ini
dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran IPA selama kegiatan
berlangsung dari awal pelaksanaan kegiatan sampai selesainya kegiatan,
baik mengenai materi maupun model pembelajaran yang digunakan dalam
b. Tes
Tes merupakan salah satu instrumen pengumpulan data untuk
mengukur kemampuan siswa dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam. Peneliti menggunakan Pre Test dan Post Test untuk mendapatkan
data dalam penelitian.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil observasi.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data, proses pembelajaran,
struktur organisasi MI Bansari, dan foto- foto saat kegiatan pembelajaran
IPA dengan menggunkan model PBL.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah:
a. Lembar Observasi
Kegiatan observasi secara langsung meliputi observasi aktivitas
kegiatan siswa, observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, dan
bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya dari guru
IPA dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar
melalui penggunaan model pembelajaran PBLntuk membuat kesimpulan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan
pada siklus berikutnya.
b. Tes
Tes/soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa.
dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran PBL dilaksanakan, manfaatnya
adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang
disampaikan dan untuk membatasi ruang lingkup materi yang akan di
ajarkan. Post Test digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam
setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terdapat dalam tes dan
format pengamatan lainnya.
a. Ketuntasan Individual
Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat
mencapai skor ≥ 70 pada materi peristiwa alam beserta dampaknya dapat
dilihat dari nilai hasil tes evaluasi.
b. Ketuntasan Klasikal
Persentase ketuntasan klasikal adalah ≥ 85% dari jumlah total siswa
dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 70. Pengukuran persentase
kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
P =
x 100%
Keterangan:
P : Persentase Ketuntasan
X : Jumlah Siswa yang Tuntas
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan penelitian ini sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab satu mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab dua mencakup kajian teori dan kajian pustaka
BAB III Pelaksanaan Penelitian
Bab tiga mencakup gambaran umum MI Bansari dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab empat mencakup penelitian meliputi diskripsi persiklus dan pembahasan.
BAB V Kesimpulan dan Saran
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kajian Materi Penelitian
a. Peristiwa Alam yang Terjadi di Indonesia
Semua jenis aktivitas alam disebut juga peristiwa alam. Segala
macam bencana alam termasuk dalam peristiwa alam. Sekarang kita
akan mempelajari berbagai macam bencana alam yang pernah terjadi
di Indonesia. Ada peristiwa alam yang dapat kita cegah contohnya
adalah banjir dan tanah longsor. Sedangkan peristiwa alam yang tidak
dapat kita cegah adalah gunung meletus, angin puting beliung, gempa
bumi dll.
1) Gempa Bumi
Gempa dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa vulkanik,
runtuhan, dan tektonik. Gempa yang paling hebat yaitu gempa
tektonik. Gempa tektonik terjadi karena adanya pergeseran kerak
bumi. Sebagian besar gempa tektonik terjadi ketika dua lempeng
saling bergesekan. Gempa bumi ini dapat mengakibatkan
pohon-pohon tumbang, bangunan runtuh, tanah terbelah, dan makhluk
hidup termasuk manusia menjadi korban. Gempa runtuhan atau
juga disebut gempa terban adalah gempa bumi yang terjadi karena
adanya runtuhan misalnya di dalam gua atau daerah tambang dan
tanah longsor, sedangkan gempa vulkanik disebabkan karena
yang berbeda-beda. Kekuatan gempa diukur menggunakan satuan
skala Richter. Alat untuk mengukur gempa yaitu seismograf.
Terjadinya gempa tektonik dimulai dari sebuah tempat yang
disebut pusat gempa. Pusat gempa dapat berada di daratan atau
lautan. Pusat gempa yang berada di lautan dapat menyebabkan
gempa bumi di bawah laut. Gempa seperti ini bisa menyebabkan
gelombang hebat yang disebut tsunami. Gelombang itu bergerak
menuju pantai dengan kecepatan sangat tinggi dan kekuatannya
sangat besar. Kecepatannya dapat mencapai 1.000 km per jam.
Ketika mencapai pantai, gelombang tersebut naik sehingga
membentuk dinding raksasa. Tinggi gelombang laut normal antara
1–2 meter. Namun, saat tsunami tinggi gelombang laut dapat
mencapai 30–50 meter. Gelombang ini akan bergerak cepat menuju
daratan dan merusak segala sesuatu yang dilaluinya.
2) Gunung Meletus
Gunung api yang sedang meletus dapat memuntahkan
awan debu, abu, dan lelehan batuan pijar atau lava. Lava ini
sangat panas. Saat menuruni gunung, lava ini dapat membakar
apa saja yang dilaluinya. Namun saat dingin, aliran lava ini
mengeras dan menjadi batu. Apabila lava ini bercampur dengan
air hujan, dapat mengakibatkan banjir lahar dingin. Gunung
meletus sering disertai dengan gempa bumi. Gempa bumi yang
disebabkan oleh gunung meletus disebut gempa bumi vulkanik.
Misalnya gempa yang terjadi saat Gunung Krakatau meletus
pada tahun 1883. Letusan Gunung Krakatau ini juga
mengakibatkan gelombang tsunami. Letusan gunung api dapat
mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan. Lava pijar
yang dimuntahkan oleh gunung api dapat membakar kawasan
hutan yang dilaluinya.
3) Banjir
Bencana banjir diawali dengan curah hujan yang sangat
tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi jika hujan turun secara
terus-menerus dan besarnya lebih dari 50 mm per hari. Air
hujan dapat mengakibatkan banjir jika tidak mendapat cukup
tempat untuk mengalir. Seringkali sungai tidak mampu
menampung air hujan sehingga air meluap menjadi banjir.
Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi banjir di berbagai daerah.
Banjir melanda kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang,
Solo, Aceh, dan Lampung. Bencana banjir dapat
mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
Gambar 2.3. Banjir (Sumber: Sulistyanto, 2008: 174)
4) Tanah Longsor
Tanah longsor biasanya disebabkan oleh hujan yang deras.
Hal ini karena tanah tidak sanggup menahan terjangan air hujan
meruntuhkan semua benda di atasnya. Selain itu, tanah longsor
dapat menimbun rumah-rumah penduduk yang ada di
bawahnya. Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi tanah longsor
di beberapa daerah. Bencana ini di antaranya terjadi di Brebes
dan Tawangmangu.
Gambar 2.4. Tanah Longsor (Sumber: Satujam.com (online))
5) Angin Puting Beliung
Angin puting beliung merupakan angin yang sangat
kencang dan bergerak memutar. Puting beliung biasanya terjadi
pada saat hujan deras yang disertai angin kencang. Kecepatan
angin puting beliung bisa mencapai 175 km/jam. Angin puting
beliung dapat menerbangkan segala macam benda yang
dilaluinya. Akhir-akhir ini angin puting beliung sering terjadi
di negara kita. Beberapa daerah yang mengalami angin puting
beliung yaitu Magelang, Lampung, Garut, Nusa Tenggara
Gambar 2.5. Angin Puting Beliung (Sumber: Harianterbit.com (online))
b. Membuat Laporan Peristiwa Alam
Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, seperti banjir, gunung
meletus, tsunami, dan gempa bumi dapat kalian buat laporannya.
Laporan tersebut berisi data-data yang terkait dengan peristiwa alam
yang terjadi. Informasi dapat kalian peroleh baik dari media cetak
(koran, majalah, dan lain-lain) ataupun media elektronik (TV, Radio,
atau internet). Kalian tentu dapat membuat suatu laporan yang
menggambarkan peristiwa alam yang terjadi di negeri kita ini. Agar
kalian mudah dalam pembuatan laporan, perhatikan langkah-langkah
pembuatan laporan berikut ini!
1) Menyusun Sebuah Laporan
Langkah awal untuk membuat suatu laporan adalah dengan
cara mengumpulkan informasi-informasi yang memuat peristiwa
atau kejadian yang akan dibuat laporannya. Koran adalah salah
satu media yang dapat dijadikan sumber untuk mencari informasi
dapat disajikan dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Dalam hal ini
kita akan mempelajari bagaimana membuat laporan dalam bentuk
tulisan laporan yang kita buat harus sesuai dengan data yang kita
dapat dari koran ataupun sumber lainnya. Jadi, laporan bukan
sebuah karangan yang kita tulis bebas. Penyajian yang tepat
dengan susunan laporan yang baik akan memudahkan pembaca
memahami laporan yang kita buat. Oleh karena itu, kita harus
mengerti bagaimana penggunaan bahasa yang tepat dan sesuai.
Pembuatan laporan ini dapat dilakukan oleh perorangan ataupun
berkelompok.
2) Sistematika Pembuatan Laporan
Untuk membuat suatu laporan tentang suatu peristiwa alam
yang terjadi di Indonesia, kita perlu membuat urutan-urutan
laporan. Hal ini bertujuan agar hasil laporan kita mudah dipahami
dan sesuai dengan informasi yang kita dapatkan. Urutan-urutan
laporan tersebut kita kenal dengan istilah sistematika pembuatan
laporan. Adapun sistematika pembuatan laporan yang baik adalah
sebagai berikut:
a) Judul Laporan
Judul laporan dibuat dengan kalimat yang singkat dan
jelas tidak terlalu panjang. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan pembaca memahami laporan apa yang akan kita
(1) Tsunami di Aceh;
(2) Gempa Bumi di Yogyakarta;
(3) Banjir di Jakarta.
b) Isi Laporan
Laporan berisikan data-data yang berkaitan dengan
peristiwa alam. Data-data tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut.
(1) Tempat kejadian, misalnya Jakarta beserta derah-daerah
yang meliputi kabupaten, kecamatan, dan kelurahan yang
terkena peristiwa alam tersebut;
(2) Waktu kejadian, memuat hari, tanggal, bulan, dan tahun
peristiwa alam tersebut terjadi. Misalnya Senin, 26 Maret
2007;
(3) Penyebab peristiwa alam tersebut, berisi hal-hal yang
menyebabkan mengapa peristiwa alam tersebut terjadi;
(4) Data korban yang terkena musibah, berisi data korban
meninggal dunia, korban yang mengalami luka ringan,
korban yang mengalami luka berat, dan lain-lain;
(5) Dampak yang ditimbulkan dari peristiwa alam tersebut,
misalnya terganggunya kegiatan belajar karena banjir atau
gempa, warga diungsikan ke tempat yang lebih aman
c) Sumber-sumber Informasi
Memuat peristiwa alam tersebut, misalnya Koran Pikiran
Rakyat, Selasa 22 April 2007 atau Liputan 6 SCTV pada hari,
jam dan sebagainya (Sulistyanto, 2008: 179-180).
c. Dampak Peristiwa Alam yang Terjadi di Indonesia
Peristiwa alam seperti banjir, tsunami, gempa bumi, tanah
longsor, dan gunung meletus yang terjadi pada suatu daerah dapat
mengakibatkan dampak bagi makhluk hidup baik hewan, tumbuhan,
ataupun manusia.
1) Dampak Gempa Bumi Bagi Manusia, Hewan, dan Tumbuhan
a) Korban jiwa dan luka serta penderitaan lahir batin yang dalam;
b) Rumah dan harta benda hancur;
c) Lahan pertanian dan perkebunan rusak dan gagal panen;
d) Rumah, bangunan sekolah, perkantoran dan berbagai sarana
sosia rusak dan tidak dapat digunakan lagi;
e) Jalan dan jembatan rusak;
f) Rel kereta api putus atau bengkok;
g) Banyak hewan mati;
h) Dapat mengakibatkan kepunahan hewan;
2) Dampak Gunung Meletus Bagi Manusia, Hewan, dan
Tumbuhan
a) Dampak Negatif
(1) Terdapat korban jiwa dan luka-luka;
(2) Terjadi kepanikan yang luar biasa;
(3) Rumah dan harta benda rusak;
(4) Lingkungan rusak akibat disapu awan panas;
(5) Pasir dan debu menghalangi pandangan, menyebabkan
gangguan;
(6) Pernapasan, dan mengotori lingkungan;
(7) Tanaman pertanian dan perkebunan yang siap dipanen rusak;
(8) Hewan ternak mati atau hilang;
(9) Terjadi timbunan material yang banyak dan untuk
membersihkannya, diperlukan waktu lama;
(10) Wilayah yang tertimbun lahar rusak parah.
b) Dampak positif
(1) Tanah di sekitar gunung berapi menjadi subur. Muntahan
material dari gunung berapi mengandung zat-zat yang
menyuburkan tanah;
(2) Gejala alam yang muncul setelah letusan dapat dimanfaatkan
sebagai tempat wisata, misalnya sumber air panas dan
3) Dampak Banjir Bagi Manusia, Hewan, dan Tumbuhan;
a) Rumah dan barang berharga hayut ataupun rusak;
b) Menimbukan korban jiwa baik karna hanyut oleh banjir
maupun terserang penyakit paska banjir;
c) Muncul berbagai penyakit seperti: diare, ifeksi saluran
pernafasan (ISPA), alergi/gatal-gatal dll;
d) Resiko gagal panen;
e) Banyak hewan mati karena hanyut oleh banjir;
f) Ekosistem hewan rusak;
g) Dapat mengakibatkan kepunahan hewan;
h) Banyak tumbuhan hanyut oleh banjir;
i) Tumbuhan rusak dan mati (Maryanto, 2009: 170-177).
4) Dampak Tanah Longsor Bagi Manusia, Hewan, dan
Tumbuhan
a) Mengakibatkan kerusakan rumah-rumah di area longsor;
b) Mengaibatkan korban jiwa;
c) Memutuskan jalur transportasi;
d) Banyak tubuhan tumbang;
e) Banyak hewan yang mati tertimpa runtuhan longsor.
5) Dampak Angin Puting Beliung Bagi Manusia, Hewan, dan
Tumbuhan
a) Mengakibatkan kerusakan ruah dan lingkungan;
c) Mengakibatkan puing-puing sampah dari sisa material yang
terkena angina;
d) Banyak pepohonan tumbang terkena angina;
e) Memungkinkan hewan yang mati karena tersapu oleh angina.
Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia mengakibatkan
berbagai dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Tugas
kita sebagai manusia adalah saling membantu dengan
memberikan simpati dan empati terhadap para korban sesuai
dengan kemampuan kita. Contohnya ketika terjadi bencana
tsunami di Aceh yang mengakibatkan berbagai kerugian bagi
manusia dan rusaknya ekosistem laut. Kita sebagai makhluk
sosial pasti ikut merasa sedih dan ingin membantu. Kita dapat
memberikan bantuan berupa makanan, baju, obat-obatan dan
lain-lain.
d. Cara Mencegah Bencana Banjir
Banjir yang terjadi di Jakarta, Bandung, ataupun daerah
sekitarnya sebagian besar disebabkan karena curah hujan yang cukup
tinggi. Namun demikian, ulah manusia yang membuang sampah di
sungai, menebang pohon sehingga hutan menjadi gundul juga memjadi
penyebab terjadinya banjir. Sampah yang di buang ke sungai,
lama-kelamaan akan menumpuk dan apabila hujan datang air sungai akan
meluap karena alirannya terhambat oleh tumpukan sampah yang sangat
dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir di antaranya adalah
sebagai berikut.
1) Membuang sampah pada tempatnya;
2) Tidak menebang hutan secara liar;
3) Membersihkan, selokan atau parit dekat rumah dari sampah
sehingga aliran air menjadi lancar (Sulistyanto, 2008: 181).
2. Kajian Teori
a) Hasil Belajar
1) Pengertian Belajar
Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah
sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini
masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang
berbeda-beda. R. Gagne (1989) (dalam Susanto, 2013: 1) mendefinisikan
belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Oemar (20008: 36) (dalam
Rosma, 2010: 31) mengartikan belajar sebagai proses perubahan
prilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Haris dan Abdul Haris (2013:1), mengartikan belajar sebagai
kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada
keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan
Belajar merupakan usaha seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa,
maupun bertindak (Susanto, 2013: 4). Belajar juga artikan sebagai
tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya
dan latihan yang diperkuatnya (Kastolani, 2014: 56).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha manusia yang dilakukan secara sengaja untuk
memperoleh pengetahuan atau ilmu baru sebagai hasil dari
pengalaman interaksi antara inividu dengan individu lain maupun
individu dengan lingkungan sekitarnya.
2) Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Agus (2011: 5) sebenarnya sangat
banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan
untuk dicapai dengan tindakan intruksional, lazim dinamakan
instructional effect, yang biasa berbentuk pengetahuan dan
keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai
tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effect.
Bentuknya berupa, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap
terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya.
(live in) suatu system lingkungan belajar tertentu. Sedangkan
menurut Kastolani (2014: 66-67) tujuan belajar adalah:
a) Untuk Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berfikir. Kemampuan pengembangan berfikir
membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan
berfikir dapat memerluas pengetahuan.
b) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep memerlukan suatu ketrampilan baik,
keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami, sehingga
menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan
ruhani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan
keterampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan
merumuskan suatu masalah atau konsep.
c) Pembentukan sikap
Guru harus bertindak biijak dalam menumbuhkan sikap
mental, perilaku dan pribadi siswa.
3) Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut S. Nasution (dalam
Kastolani 2014: 71) meliputi:
a) Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka ia harus
b) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain;
c) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran
dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga
baginya;
d) Belajar itu harus terbukti dari perubahan perilakunya;
e) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula
hasil-hasil sambilan atau sampingan. Misalnya ia tidak hanya
bertambah terampil membuat soal-soal ilmu pengetahuan alam
akan tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar untuk bidang
studi itu;
f) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan
(learning by doing);
g) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan
otaknya atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial,
emosional, etis dan sebagainya;.
h) Dalam hal belajar, seseorang (siswa) merupkan bantuan dan
bimbingan dari orang lain;
i) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus
benar-benar dipahami;
j) Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seseorang
k) Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang
menyenangkan;
l) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk
belajar.
4) Pengertian Hasil Belajar
Menurut Mulyasa (2009: 212), hasil belajar merupakan
prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator
kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan. Agus (2011:5), mengartikan hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar juga diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5). Bloom (1995) (dalam
Daryanto, 2012: 27), proses perubahan dapat terjadi dari yang
paling sederhana sampai pada yang paling kompleks yang bersifat
pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam
proes serta hasil belajar.
Merujuk pemikiran Gagne (dalam Agus, 2011: 5), hasil
belajar berupa:
a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi
symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.;
b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Kemampuan intelektual merupakan
kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas;
c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam pemecahan
masalah;
d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani;
e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
5) Macam-macam Hasil Belajar
Macam-macam hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan
bahwa hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),
keterampilan proses (aspek psikomotor) dan sikap (aspek afektif).
a) Pemahaan konsep
Pemahaman menurut Bloom (1979) (dalam Susanto, 2013:
6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi
atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini
adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang akan diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti
apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia
rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia
lakukan. Carin dan Sund (1980) (dalam Susanto (2013: 6-7),
mengartikan pemahaman dengan suatu proses yang terdiri dari
tujuh tahapan kemampuan, yaitu:
(1) Translate major into own words;
(2) Interpret the relationship among major ideas;
(3) Extrapolate or go beyond data to implication major ideas;
(4) Apply their knowledge and understanding to the solution of
new problems in new situation;
(5) Analyze or break an idea into its part and show that they
understand their relationship;
(6) Synthesize or put elements together to farm a new pattern
and produce a unique communication, plan, or set of
abstract relation;
Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Carin da Sund di
atas, dapat dipahami bahwa pemahaman dikategorikan menjadi
beberapa aspek, dengan kriteria-kriteria sebagai beriut:
1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan
dan menginterpretasikan sesuatu; ini bererti seseorang yang
telah memahami sesuatu atau lebih memperoleh
pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan
kembali apa yang telah ia terima;
2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui yang biasanya
hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan
memproduksi apa yang pernah dipelajari. Bagi orang yang
benar-benar paham ia akan mampu memberikan gambaran,
contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan memadai;
3) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena
pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis;
dengan memahami ia akan mampu memberikan uraian dan
penjelasan yang lebih kreatif, tidak hanya memberikan
gambaran dalam satu contoh saja tetapi mampu
memberikan gambaran yang lebih luas dan memadai;
4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang
masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti
menerjemahkan, menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi,
b) Keterampilan proses
Usman dan Setiawati (1993) (dalam Susanto, (2013: 9),
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan
mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
hasil tertentu, termasuk kreativitasnya dalam melaatih
keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula
sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama,
bertanggung jawab dan disiplin sesuai dengan penekanan bidang
studi yang bersangkutan.
c) Sikap
Menurut Lange dalam Azwar (dalam Susanto, (2013: 10),
sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan
mencakup pula aspek respons fisik. Sikap ini harus ada
kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Mental
yang dimunculkan seseorang belum tampak secara jelas dengan
sikap yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar
mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga
komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif,
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu
pemilik sikap. Komponen afektif yaitu perasaan yang
menyangkut emosional. Komponen kognitif merupakan aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang
dimiliki seseorang.
6) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi
hasil belajar menurut Lilik (2013: 24-27) masing-masing faktor
diuraikan sebagai berikut:
a) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar
dari diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor
eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa.
Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor
sosial.
(1) Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.
Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada
dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Aspek
fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar,
rumah, iklim dan cuaca, jarak ke sekolah, sarana
transportasi yang tersedia dan sejenisnya.
(2) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa
dipilah menjadi faktor yang berasal dari keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk
teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam
belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, gaya
pengasuhan orang tua, hubungan antar personil sekolah,
gaya mengajar guru, sikap guru terhadap siswa dan
sebagainya.
b) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada di dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
(1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam
diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
(a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus
jasmani secara umum yang ada di dalam diri individu
tingkat kesehatan, kelelahan, mengantuk dan kebugaran
fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan
bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.
Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang
bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar;
(b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaaan
fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait
dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota
tubuh yang ada dalam diri individu. Pancaindra
merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam
diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh akan sangat
menunjang belajar.
(2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada di
dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain
tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,
kepribadian, kematangan dan lain sebagainya. Tingkat
kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi,
bakat dan minat banyak memberikan warna dalam aktivitas
Faktor ekstern dan intern mempengaruhi keberhasilan
belajar, pengaruhnya bisa bersifat positif atau mendukung,
snamun bisa juga negatif atau menghambat.
7) Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu
kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada
diri siswa. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh
dalam dua bentuk:
a) Siswa akan mempunyai prespektif terhadap kekuatan dan
kelemahannya atas perilaku yang diinginkan;
b) Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah
meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi
kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan
perilaku yang diinginkan (Mulyasa, 2009: 243-244).
Standar nasional pendidikan mengungkapkan bahwa “Penilaian
hasil belajar oleh pendidik dilakukann secara berkesinambungan
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam
bentuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam
bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Dan Ulangan
Kenaikan Kelas” (SNP).
Penilaian pembelajaran menurut Mulyasa (2009: 253-256)
pada umumnya mencakup Pre Test, penilaian proses dan Post Test.
a) Pre Test (Tes awal)
Pre Test merupakan pemberian soal untuk siswa sebelum
guru memberikn materi pembelajaran yang akan dibahas. Pre
Test memiliki banyak kegunaan dalam menjajaki proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pre Test memegang
peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Fungsi
Pre Test ini antara lain:
(1) Untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar, karena
dengan Pre Test maka pilkiran mereka akan terfokus pada
soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan;
(2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa sehubungan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan;
(3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki
siswa mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik
dalam proses pembelajaran;
(4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses
pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah
dikuasai siswa, dan tujuan-tujuan mana yang perlu
mendapat penekanan dan perhatian khusus.
b) Penilaian Proses
Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas
pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar pada siswa,
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari
segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikaitkan berhasil dan
berkulitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar
(75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun
sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukan
kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan
rasa percaya pda diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
perilaku yang positif pada diri siswa seluruhnya atau setidaknya
sebagian besar (75%).
c) Post Test
Post Test merupakan pemberian soal setelah guru
menyampaikan materi pembelajaran. Post Test juga memiliki
banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan
pembelajaran. Fungsi Post Test antara lain:
(1) Mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi
dasar yang telah ditentukan, baik secara individu maupun
kelompok;
(2) Menggetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang
dapat dikuasai oleh siswa, serta kompetensi dasar dan
tujuan-tujuan yang belum dikuasainya;
(3) Mengetahui siswa yang perlu mengikuti kegiatan remedial,
mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul
(kesulitan belajar);
(4) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap
komponen-komponen pembelajaran (modul), dan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap
perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.
b) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1) Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Jasa (2012: 52) adalah
ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam semesta, mulai
dari hukum fisika dasar, sistem dan mekanisme biologi makhluk
hidup samoai dengan perubahan-perubahan reaksi kimia yang
terjadi di dalamnya. IPA merupakan penggabungan tiga istilah
yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”. Ilmu adalah
pengetahuan ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah,
artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui manusia. Sedangkan alam adalah
segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi (Asih, 2014: 23).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
IPA adalah cabang ilmu yang membahas tentang kehidupan di
alam semesta yang mencakup fenomena kehidupan manusia mulai