• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minimalisasi Jumlah Tiang dalam Group Pile Melalui Pemilihan Bentuk Dasar Penampang Pondasi Tiang pada Tanah Lempung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Minimalisasi Jumlah Tiang dalam Group Pile Melalui Pemilihan Bentuk Dasar Penampang Pondasi Tiang pada Tanah Lempung"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Minimalisasi Jumlah Tiang dalam Group Pile Melalui Pemilihan Bentuk Dasar

Penampang Pondasi Tiang pada Tanah Lempung

(Number of Pole Minimization in Pile Group through Election of Basic Form of Cross Section Foundation on Clay)

ISNANIATI,RIDUWAN

ABSTRACT

Having very small coefficient of seepage, wide clog, ,soil bearing capacity is very low., create the complexity of clay. The pole foundation is what frequently used in clay. Mostly the hard layer of clay soil is far lying under ground along with the rare use of hexagonal foundation which had widely been circular and rectangular. Minimizing the pole in pile group is one of the alternatives to reduce the construction budget. By comparing the pole circle-basis, rectangular, and hexagonal section with variation of dimension 0.3; 0.35; 0.4m, an investigation to the number of pole in pile group based on SPT for vertical soil bearing capacity as well as lateral Brooms method at each cross-sectional shape of the pole is carried out. The results obtained shows similar diameter which finds the number of poles at least up to the highest, in the pile group is a consecutive sequence of rectangular cross-sectional shape of the first, second is a circle, and the third is a hexagon. The percentage of number of rectangular pole 78% from circular and 73% from hexagonal shape.

Keywords:Coefficient of seepage, clog soil bearing capacity, SPT, nhitung

PENDAHULUAN

Tanah lempung lunak merupakan tanah yang bermasalah apabila di atasnya didirikan suatu bangunan, terutama bangunan bertingkat. Suatu daerah yang tanahnya merupakan tanah lempung umumnya letak tanah kerasnya berada jauh dibawah permukaan tanah. Tanah lempung mempunyai koefisien rembesan yang sangat kecil, kompresibilitasnya yang tinggi, daya

dukung yang sangat rendah,

kemampumampatan yang besar (Isnaniati, 2011).

Pondasi tiang merupakan pondasi yang biasa dipakai untuk kondisi tanah lempung yang letak tanah kerasnya berada jauh di bawah permukaan tanah dan pemilihan bentuk dasar penampang tiang akan sangat mempengaruhi besarnya daya dukung tanah. Suatu pondasi dikatakan aman apabila dalam perencanaannya memperhitungkan besarnya daya dukung tanah dan penurunan total. Langkanya penggunaan bentuk penampang tiang segienam dan banyaknya penggunaan bentuk penampang tiang lingkaran dan segiempat di lapangan juga mendasari penelitian ini untuk memberikan

alternatif model bentuk penampang tiang tersebut.

Penelitian ini hanya diaplikasikan pada jenis tanah lempung daerah Surabaya dengan cara membandingkan penampang tiang bentuk lingkaran dan segiempat yang pernah diteliti sebelumnya serta penampang tiang segienam yang akan diteliti, diperoleh perilaku macam-macam bentuk dasar penampang tiang berupa besarnya daya dukung pondasi, jumlah tiang dalam group pile dan besarnya penurunan. Dengan demikian dapat diperoleh besarnya daya dukung tanah yang paling besar , jumlah tiang dalam group pile yang paling sedikit.

LANDASAN TEORI

Daya Dukung Pondasi Tiang Berdasarkan Uji SPT

Daya dukung pondasi merupakan kemampuan pondasi / tanah dalam menerima beban dari atas yang diwujudkan dalam bentuk daya dukung ultimate atau daya dukung tanah maximum pada pondasi ,

(2)

dengan:

Qult : daya dukung tanah ultimate pada

pondasi (ton)

Qp : resistance ultimate di dasar pondasi(ton)

Qs : resistance ultimate akibat lekatan

lateral (ton)

Daya dukung ultimate menurut “Luciano

Decourt 1982”

Resistance ultimate didasar pondasi :

Qp = qp.Ap = ( Np .K ).Ap (2) dengan:

qp : tegangan di ujung tiang (ton/m2) Np : harga rata-rata SPT di sekitar 4B di

atas hingga 4B di bawah dasar tiang pondasi.

Ap ; luas penampang dasar tiang (m2)

B : diameter tiang (m)

K : Koefisien karakteristik tanah , Sebagai berikut:

12 t/m2 : 117,7 Kpa, untuk lempung

20t/m2 : 196 Kpa, untuk lanau berlempung

25 t/m2 : 245 Kpa, untuk lanau berpasir

40 t/m2 : 392 Kpa, untuk pasir

Resistance ultimate akibat lekatan lateral : Qs = qs.As = (

Ns

/3+1).As (3)

dengan:

qs : tegangan akibat lekatan lateral (ton/m2)

Ns

: harga rata-rata SPT sepanjang tiang

yang tertanam , dengan batasan : 3  N

 50

As : keliling x panjang tiang yang terbenam

(luas selimut tiang)

Faktor Koreksi

Harga N di bawah muka air harus dikoreksi menjadi N’ berdasarkan perumusan sebagai berikut (Terzaghi & Peck):

N’ = 15 + 0.5 (N – 15) (4)

dengan:

N : Jumlah pukulan kenyataan di lapangan di bawah muka air tanah.

Daya Dukung Ijin Vertikal Tiang (Qvijin)

Daya dukung ijin tiang (

Qv

ijin) dilakukan

dengan membagi daya dukung ultimate terhadap safety factor (angka keamanan)

QV ijin =

SF

Qult

(5) Nilai angka keamanan (SF) ,untuk pondasi adalah 2 s/d 4 sedangkan untuk tiang pancang minimum 2,5 (Tomlinson). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya variasi lapisan tanah.

Daya Dukung Kelompok Tiang (Group Pile)

Pada saat tiang merupakan bagian dari sebuah group , daya dukungnya mengalami modifikasi karena pengaruh dari group tiang tersebut. Dari problema ini dapat dibedakan dua fenomena sebagai berikut:

 Pengaruh group disaat pelaksanan

pemancangan tiang-tiang.

 Pengaruh group akibat sebuah beban

yang bekerja.

Pada saat tiang dipancang dalam tanah kohesif jenuh air , kenaikan tegangan air pori dapat

menurunkan shear resistance dari tanah

disekelilingnya hingga 15 s/d 30% ( brooms)

Untuk memulihkan kekuatan semula,

diperlukan waktu yang bervariasi tergantung dari jenis tanah dan cara eksekusi tiang pondasinya. Beberapa variasi waktu tersebut adalah : Tipe tanah Tipe pondasi Pasir padat Lanau dan pasir lepas jenuh air Lempung Tiang dibor 1 bln 1 bln 1 bln Tiang

dipancang 8 hari 20 hari 1 bln

Proses pemancangan dapat menurunkan

kepadatan di sekeliling tiang untuk tanah yang sangat padat. Namun untuk kondisi tanah didominasi oleh pasir lepas atau dengan tingkat kepadatan di sekitar tiang sedang, pemancangan dapat menaikkan kepadatan bila jarak antara tiang 7 s/d 8 diameter.

Untuk daya dukung group pondasi harus dikoreksi terlebih dahulu dengan apa yang disebut koefisien koreksi Ce

Qult(goup) = Qult(1tiang) x n x Ce (6)

dengan:

n = jumlah tiang dalam group Ce = koefisien koreksi

(3)

Koefisien Koreksi menurut Converse-Labarre Ce = 1 1 2 . 90 ) / arctan( 1 n m o S φ (7) dengan: ø : diameter tiang (B) (m)

m : Jumlah baris tiang dalam group n : Jumlah kolom tiang dalam group S : Jarak antar tiang (jarak as tiang – as tiang )

Berdasarkan pada perhitungan, daya dukung tanah oleh Ditjen Bina Marga Departemen P.U.T.L, mensyaratkan :

S ≥ 2,5 . B S ≤ 3 . B

Repartisi Beban-Beban diatas Tiang Kelompok

Tiang Yang Menerima Beban Vertikal, horisontal dan Momen , maka besarnya vertikal ekivalen yang bekerja pada sebuah tiang , sebagai berikut: Qmax= 2 Σ max . ± 2 Σ max . ± Σ Y Y Mx X X My n V (8) dengan:

Qmax : Beban max yang diterima oleh tiang

pancang (ton)

ΣV :Jumlah total beban normal (ton) V1 : Beban vertikal yang bekerja (ton)

V2 : Berat poer (ton)

n : Banyaknya tiang dalam dalam group pile

My :Momen yang bekerja pada bidang tegak lurus sumbu y (tm)

Mx : Momen yang bekerja pada bidang tegak lurus sumbu x (tm)

Xmax: Absis terjauh tiang terhadap titik berat ke kelompok tiang (m)

Ymax: Ordinat terjauh tiang terhadap titik berat ke kelompok tiang (m)

ΣX2 : Jumlah kuadrat absis-absis

Kontrol Beban Maksimum terhadap Daya Dukung Ijin Tiang

QQijin

e C

max (9)

dengan :

Qmax : beban maksimum yang diterima oleh

tiang pancang (ton)

Qijin : Daya dukung ijin satu tiang (ton)

METODE PENELITIAN

Untuk memilih bentuk penampang dasar pondasi tiang yang paling efektif antara bentuk penampang lingkaran, segi empat, segi enam pada tiang pondasi, digunakan variasi diameter penampang tiang 0,3m, 0,35m, 0,4m, dengan data contoh tanah daerah Surabaya dan menggunakan beban asumsi. Urutan metode penilitian ditampilkan pada Gambar :

GAMBAR 1. Flow chart Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Data tanah

Data tanah ditampilkan pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 3. Rumusan Masalah Studi Literatur Lingkaran Dipakai ø 0,3;0,35;0,4 Segi enam Dipakai ø 0,3;0,35;0,4 Analisa Hasil Perhitungan Segi empat Dipakai ø 0,3;0,35; 0,4 Perhitungan berdasar SPT - Daya dukung ijin vertikal. - Jumlah tiang Perhitungan berdasar SPT -Dayadukung ijin vertikal . -Jumlah tiang Identifikasi data tanah Pengumpulan data tanah

Kesimpulan Bentuk Penampang dasar tiang

Mulai Perhitungan berdasar SPT -Daya dukung ijin vertikal . -Jumlah tiang. Selesai

(4)

TABEL 1.Data tanah bor hole 1 Depth (m) NSPT gsat g' cu f eo w Cc t/m3 t/m3 t/m2 0 % 0 - 3 12 1.678 0.678 0.375 0 1.33 51.44 0.61 3 9 16 1.709 1.708667 0.674333 0 1.27 48.7 9 20 24 1.7522 0.7522 1.3242 0 1.18 44.792

TABEL 2.Data tanah bor hole 2

Depth (m) NSPT gsat g' cu f eo w Cc

t/m3 t/m3 t/m2 0 %

0 - 3 20 1.676 0.676 0.775 0 1.44 54.25 0.87 3 9 27 1.681 0.681 1.208 0 1.41 53.31 9 20 32 1.714 0.714 1.628 0 1.27 48.442

TABEL 3.Data tanah bor hole 3

Depth (m) NSPT gsat g' cu f eo w Cc

t/m3 t/m3 t/m2 0 %

0 - 3 17 1.662 0.662 0.572 0 1.36 53.08 0.61 3 9 32 1.68067 0.680667 1.378667 0 1.33 51.3867 9 20 38 1.7382 0.7382 1.8244 0 1.21 46.164

2. Daya dukung ijin vertikal

Hubungan antara daya dukung ijin vertikal dengan bentuk penampang tiang pada setiap bor hole ditampilkan pada Gambar 2 sampai dengan Gambar 4.

GAMBAR 2.Daya dukung tiang pada bor hole 1

GAMBAR 3.Daya dukung tiang pada bor hole 2

GAMBAR 4.Daya dukung tiang pada bor bole 3

3. Jumlah tiang dalam grup pile :

Hubungan antara jumlah tiang dengan bentuk penampang dan diameter tiang pada setiap bor hole ditampilkan pada Gambar 5 sampai Gambar 7.

GAMBAR 5.Hubungan antara jumlah tiang (nhitung) dan Diameter tiang pada bor bole 1

(5)

GAMBAR 6.Hubungan antara jumlah tiang (nhitung) dan diameter tiang pada bor hole 2

GAMBAR 7.Hubungan antara jumlah tiang (nhitung) dan diameter tiang pada bor hole 3

Dari Gambar 5 sampai dengan Gambar 7 menunjukkan bahwa pada diameter yang sama (0,3; 0,35; 0,4m) menunjukkan jumlah tiang paling sedikit sampai dengan terbanyak berturut-turut bentuk penampang persegi,

bentuk penampang lingkaran, bentuk

penampang segienam. Hal ini dikarenakan

bentuk penampang persegi mempunyai daya dukung tanah paling besar sehingga diperlukan jumlah tiang ( nhitung) paling kecil.

Dari gambar tersebut juga tampak bahwa yang mempunyai jumlah tiang ( nhitung) paling kecil

sd terbesar berturut-turut adalah BH3 diikuti BH2 dan BH1. Hal ini dikarenakan pada BH3 daya dukung ijin tanahnya (Qijin) paling besar

sehingga diperlukan jumlah tiang( nhitung) paling

kecil.

Jumlah tiang dengan bentuk persegi 78% dari jumlah bentuk lingkaran dan 73% dari jumlah tiang bentuk segi enam.

K

ESIMPULAN

D

AN

S

ARAN

Kesimpulan yang dapat disajikan dari hasil analisa perhitungan diatas sbb :

1. Pada dimensi yang sama jumlah tiang

dalam group pile mulai dari yang terkecil

sd yang terbesar bentuk penampang segi empat, bentuk lingkaran, dan bentuk segi enam.

2. Jumlah tiang bentuk persegi adalah 78 % dari jumlah tiang bentuk lingkaran dan 73% dari jumlah tiang bentuk segi enam.

D

AFTAR

P

USTAKA

Bowles, 1992, Analisa Dan Disain Pondasi, Erlangga Jakarta.

Braja M Das,Noor Endah,1995, Prinsip- prinsip Rekayasa Geoteknis, Erlangga.

Braja M Das, Second Edition, Principles of

Foundation Engineering, Company

Boston. Universitas Islam Negeri.

Isnaniati, 2007, Analisa Pengaruh Bentuk Penampang Tiang terhadap Daya Dukung Tanah pada Tanah Lempung, Jurnal Light Fakultas Teknik UMS, 4, 1 : 12-17. Isnaniati, 2013, Optimalisasi daya dukung tanah

melalui pemilihan bentuk dasar

penampang tiang pada tanah lempung, Proseeding SNTT-FGDT Surabaya. John T. Christian , 1977, Numerical Methods in

Company Geotechnical Engineering, McGraw-Hill Book Company.

Narayan V.Nayak, 1982, Foundation Design Manual, Technical & Educational Publishers NAI Sarak Delhi.

Paravita, 2010, pengaruh penurunan kadar air pori tanah Dengan metode elektrokinetik Terhadap daya dukung pondasi tiang , Universitas Kristen Petra .

Paulos Davis, 1980, Pile Foundation Analysis and Design, The University and Sydney. Wahyudi Herman, 1991, Daya Dukung Pondasi

Dalam, ITS Surabaya. PENULIS:

Isnaniati

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya

Jl. Sutorejo No.59 Surabaya

Referensi

Dokumen terkait

Agar tujuan tersebut tercapai maka Dokter Spesialis Farmakologi Klinik (SpFK) berkewajiban untuk memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan asuhan medik profesinya yang berkualitas

Berikut ini simpulan guru dan siswa megenai apa yang telah mereka pelajari: dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa, dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan luas

Berdasarkan penjabaran masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk merancang konfigurasi sistem penyaluran air limbah domestik menuju IPAL dan memodifikasi konfigurasi sistem

Kegiatan pengenalan makroinvertebrata bentik sebagai bioindikator pencemaran pada siswa SMPN I Wonosalam telah dilaksanakan dengan sangat baik, yakni siswa sangat

Diphenylpicrylhydrazyl merupakan radikal bebas yang bersifat stabil dan beraktivitas dengan cara mendelokasi elektron bebas pada suatu molekul, sehingga molekul

Dari seluruh stasiun yang ada di dapatkan persentasi tutunpan karang hidup sebesar 28%, angka tersebut menunjukkan penurunan kondisi terumbu karang dari tahun

Selain meningkatkan nilai pihak internal, Good Corporate Governance juga meningkatkan nilai melalui penerapan dengan para pemegang saham diantaranya menyediakan laporan

menggunakan inti operasional bahasa dengan jelas untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks. Kecerdasan Linguistic mempunyai beberapa ciri khusus dari