• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian kepada remaja yang berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pematangsiantar, yang berada di Jl. Medan Raya Km.5,5 Gang Kapuk Kota Pematangsiantar. Penelitian dilaksanakan pada semester II, Tahun Ajaran 2012/2013, yakni pada bulan Maret sampai Mei 2013. B. Indentifikasi variabel

Variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi: 1. Variabel bebas (X1) : Pola asuh otoritarian

Variabel bebas (X2) : Konformitas teman sebaya 2. Variabel tergantung (Y) : Kenakalan remaja

3. Variabel kontrol : Usia

4. Variabel moderator : Jenis kelamin C. Definisi operasional

1. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum yang dilakukan oleh remaja siswa MTsN Pematangsiantar, yang dapat merugikan dirinya sendiri dan oranglain, ditinjau dari aspek kenakalan remaja. Data diungkap melalui alat ukur skala psikologi yang disusun oleh peneliti. Aspek kenakalan remaja tersebut meliputi: 1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada oranglain, 2. Kenakalan yang

(2)

menimbulkan korban materi, 3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak oranglain, 4. Kenakalan yang melawan status sebagai pelajar.

2. Pola asuh otoritarian

Pola asuh otoritarian adalah perilaku orangtua terhadap anak remaja mereka yang bersifat menghukum, membatasi mengendalikan dengan tegas dan mutlak serta kurang memberikan peluang kepada mereka untuk berdialog. Data pola asuh orangtua tersebut diungkapkan melalui aspek pola asuh orangtua yang diukur melalui alat ukur skala psikologi yang disusun oleh peneliti. Aspek pola asuh otoritarian tersebut, meliputi : 1. Aspek batasan perilaku, 2. Aspek kualitas hubungan orangtua-anak, 3. Aspek perilaku mendukung, 4. Aspek tingkat konfik orangtua-anak.

3. Konformitas teman sebaya

Konformitas teman sebaya merupakan untuk menyesuaikan diri, sikap, atau perilaku remaja lainyang bersifat positif, maupun negatif. Konformitas teman sebaya ditinjau dari aspeknya, yaitu : 1. Pemikiran, sikap, perilaku, 2. Penampilan, yang diungkapkan melalui alat ukur skala psikologi yang disusun oleh peneliti. 4. Usia

Usia adalah waktu dalam tahun yang dihitung sejak subjek dilahirkan sampai saat penelitian dilakukan. Usia yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia 12 sampai dengan 15 tahun.

(3)

5. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan karakteristik fisik sejak individu dilahirkan, yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan, dan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

D. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kota Pematangsiantar, yang berusia 12 sampai dengan 15 tahun, duduk di kelas VII sampai kelas VIII. Siswa dimaksud adalah yang memiliki kriteria nakal menurut data bimbingan konseling di MTsN Pematangsiantar, tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah populasi 74 siswa, sesuai seleksi populasi. Alasan digunakan subjek berusia 12 sampai dengan 15 tahun (remaja), karena kenakalan remaja selalu dimulai dari usia remaja ini. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang menonjol maupun psikis. Remaja mencari identitas diri, mencari perhatian dari keluarga dan memiliki kelompok teman sebaya. Namun demikian, pada usia ini remaja mereka sudah dapat menilai mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya sendiri serta mulai belajar menyesuaikan diri di lingkungan sosialnya. Seleksi populasi dilakukan sebagai berikut :

(4)

Tabel.1

Perolehan populasi sesuai kriteria nakal Kelas Jumlah siswa Jumlah siswa

terseleksi sesuai kriteria VII : VII-1 VII-2 VII-3 VII-4 VII-5 VII-6 VII-7 VII-8 VII-9 36 38 36 36 36 36 34 30 32 0 3 1 4 0 9 6 5 6 Jumlah 314 34 VIII : VIII-1 VIII-2 VIII-3 VIII-4 VIII-5 VIII-6 VIII-7 27 40 40 39 37 39 20 4 5 4 4 9 9 5 Jumlah 242 40 Total 556 74 2. Sampel penelitian

Teknik pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian ini adalah Total sampling, dengan demikian ukuran sampel penelitian sebesar 74 siswa. Pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

E. Alat (instrumen) pengumpulan data

Alat (instrumen) pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi. Menurut Azwar (2011), skala adalah suatu metode

(5)

penelitian dengan menggunakan pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkapkan atribut yang bersangkutan. Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologi selalu berisi banyak aitem. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah, semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh.

Menurut Hadi (1991), ada beberapa anggapan yang dipegang oleh peneliti dalam metode ini, yaitu:

1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri

2. Apa yang dikatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya

3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan sama dengan yang dimaksud peneliti.

Dalam penelitian ini, penulis menyusun tiga jenis skala, yaitu: skala kenakalan remaja, skala pola asuh otoritarian dan skala konformitas teman sebaya, sebagai berikut :

a. Skala kenakalan remaja disusun berdasarkan aspek-aspek kenakalan remaja menurut Jensen (Sarwono, 2000), yaitu:

1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada oranglain 2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi

3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkann korban dipihak oranglain

(6)

4. Kenakalan yang melawan status sebagai pelajar. b. Skala pola asuh otoritarian

Skala pola asuh otoritarian disusun berdasarkan aspek-aspek pola asuh otoritarian menurut Frazier (2000), yaitu:

1. Aspek batasan perilaku (Behavioral quidelines)

2. Aspek kualitas hubungan orangtua-anak (emotional quality of parent-child relantionship)

3. Aspek Perilaku mendukung (Behavioral encouraged)

4. Aspek tingkat konflik orangtua-anak (Level of parent-child conflict)

c. Skala konformitas teman sebaya

Skala konformitas teman sebaya disusun berdasarkan aspek-aspek konformitas teman sebaya menurut Sears, dkk (Susilowati, 2011), yaitu :

1. Prilaku 2. Penampilan 3. Pandangan

Skala yang digunakan berdasarkan skala Likert yaitu :

a. pernyataan yang mendukung (favourable) terdiri dari 4 kategori yaitu ; Sangat Setuju (SS) dengan nilai 4, Setuju (S) dengan nilai 3, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.

(7)

b. pernyataan yang tidak mendukung (unfavourable) terdiri dari 4 kategori yaitu : Sangat Setuju (SS) dengan nilai 1, Setuju (S) dengan nilai 2, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 4. Alat (instrumen) pengumpul data di atas, dikemukakan dalam kisi-kisi, sebagai berikut :

Tabel. 2

Kisi-kisi alat pengumpul data kenakalan remaja

No Variabel Aspek Variabel Indikator Aitem

Fav (+) Unfav (-) 1 Kenakalan remaja 1. Kenakalan yang

menimbulkan korban fisik a.Memukul orang lain 1, 10, 29 2, 11, 30 b.Berkelahi 3, 31, 32 4, 33,55 c.Tawuran 5, 34, 56 7, 35, 57 2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi a.Merusak inven- taris sekolah 6, 36, 58 8, 37, 59 b.Merusak fasilitas umum 9, 38, 60 12, 39, 61 c.Mencuri 13, 40, 62 14, 41, 63 d.Mengompas 15, 42, 64 16, 65, 78 3. Kenakalan sosial yang tidak menimbul kan korban pada pihak lain a.Merokok 17, 43, 66 18, 44, 67 b.Mengkonsumsi zat-zat adiktif 19, 45, 68 20, 46, 69 c.Mengendarai kendaraan (roda 2,4) dengan ke- cepatan tinggi di jalan raya 21, 47, 70 23, 48, 71 4. Kenakalan yang melawan status sebagai pelajar a.Bolos sekolah 22, 49, 72 24, 50, 73 b.Pergi meninggal- kan rumah 15, 51,74 26, 52, 75 c.Melawan (guru, orangtua) 27, 53, 76 28, 54, 77 Total 39 39

(8)

Tabel. 3

Kisi-kisi alat pengumpul data pola asuh otoritarian

No Variabel Aspek Variabel Indikator Aitem

Fav (+) Unfav (-)

1 Pola asuh

otoritarian 1. Aspek batasan perilaku a. Orangtua memaksakan kehendak kepada anak 1, 23, 45 2, 24, 46 b. Orangtua tidak memberi

kesempatan berdiskusi 3, 25, 47 4, 16, 48 c. Cenderung mengontrol

dari pada mengajari anak 5, 27, 64 7, 28, 49 d. Orangtua memberi hukuman 6, 29, 50 8, 30, 65 2. Aspek kualitas hubungan orangtua-anak a. Hubungan orangtua-anak, merupakan hubungan rasa takut anak pada orangtua

9, 31, 51 10, 32, 52 b. Orangtua mem-perlakukan anak sebagai objek 11, 33, 53 12, 34, 54 c. Hubungan orangtua-anak bersifat komunikasi satu arah

14, 35, 55 13, 36, 66

3. Aspek perilaku

mendukung a. Menguatkan perilaku dan pikiran anak yang positif 15, 37, 56 17, 37, 38 b. Memberi penjelasan, mengarahkan, membimbing 16, 39, 58 18, 40, 59 4. Aspek konflik

orangtua-anak a. Perbedaan pertentangan, atau pandangan/pen- dapat, buah pikiran secara terbuka

19, 41, 60 20, 42, 61

b. Perbedaan atau pertentangan,

pandangan/pendapat, buah pikiran secara tertutup

21, 43, 62 22, 44, 63

(9)

Tabel. 4

Kisi-kisi alat pengumpul data konformitas teman sebaya

No Variabel Aspek Variabel Indikator Aitem

Fav (+) Unfav (-) 1 Konformitas

teman sebaya 1. Penampilan a. Menggunakan bahasa gaya remaja 1, 15, 16, 29 2, 3, 17, 30 b. Mengikuti gaya berpakaian, model rambut, dan perhiasan/ assesoris 4, 18, 29, 39 5, 19, 31, 40 2. Pemikiran, sikap, perilaku a. Pemikiran 6, 20, 32 7, 21, 33 b. Perasaan/emosi 8, 22, 34 9, 23, 35 c. Kecenderungan berperilaku 10, 24, 36 11, 25, 38 d. perilaku 12, 13, 26 14, 37, 27 Total 20 20

F. Validitas dan reliabilitas alat ukur

Suatu alat ukur dapat dikatakan baik apabila alat ukur yang digunakan tersebut valid dan reliabel.

1. Validitas

Proses validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana butir soal atau pernyataan skala (alat ukur) menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Secara singkat validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan (mampu mengukur apa yang hendak diukur) dan kecermatan (dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya antara subjek yang satu dengan subjek yang lain).

(10)

Untuk menguji validitas penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson (Hadi, 1994), dengan menggunakan bantuan program SPSS v.17 dengan rumus, sebagai berikut :

[

∑ ∑

]

− = 2 2 2 2) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antar variabel X (skor subjek tiap butir) dengan variabel Y (total skor subjek dari keseluruhan butir)

∑xy : Jumlah dari hasil perkalian antara X dengan setiap Y ∑x : Jumlah skor keseluruhan butir tiap-tiap subjek ∑y : jumlah skor total tiap-tiap subjek

∑x² : Jumlah kuadrat skor X ∑y² : Jumlah kuadrat skor Y N : Jumlah subjek

2. Reliabilitas

Reliabilitas dari suatu alat ukur diartikan sebagai konsistensi dari alat ukur yang pada prinsipnya menunjukkan hasil-hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali kepada subjek yang sama. Reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach yang dikembangkan oleh Cronbach dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Metode ini dikembangkan karena formula KR 20 tidak dapat digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes

(11)

kenyataannya banyak sekali tipe-tipe tes yang tidak mempunyai jawaban benar/salah. Koefisien alpa Cronbach dapat dihitung dengan rumus, sebagai berikut :

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

k : Banyak butir pertanyaan

2 b

σ : Jumlah varians butir

2 t

V : Varians total G. Prosedur penelitian

Adapun prosedur dari penelitian secara keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Persiapan penelitian

2. Menentukan lokasi penelitian 3. Menentukan populasi dan sampel

4. Mempersiapkan alat ukur (skala psikologi) 5. Melakukan penelitian

6. Melaporkan hasil penelitian         −     − =

2 2 11 1 1 t b V k k r σ (Arikunto,1999)

(12)

H. Uji persyaratan 1. Uji normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors, yang menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai probabilitas komulatif normal. Probabilitas tersebut dicari bedanya dengan probabilitas komulatif empiris. Beda terbesar dibanding dengan tabel Liliefors pada Tabel Nilai Quantil Statistik Liliefors Distribusi Normal (Sudjana, 2011).

Uji persyaratan analisis menggunakan uji normalitas data dengan rumus Liliefors, yaitu:

Keterangan :

Xi = Angka pada data

Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal F(x) = Probabilitas komulatif normal

S(x) = Probabilitas komulatif empiris

F(x) = komulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zi, dihitung dari luasan kurva normal mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Zi.

(13)

2. Uji Linieritas Hubungan

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang linier. Variabel bebas dan variabel terikat dianggap linier jika peningkatan nilai pada variabel bebas akan meningkatkan pula nilai variabel terikat. Uji linieritas hubungan digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung serta untuk mengetahui signifikan penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan tersebut tidak signifikan maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji F dengan bantuan program komputer SPSS versi 17 for windows. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p > 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier, sebaliknya jika p <0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier (Sugiono, 2009). Apabila uji asumsi terpenuhi, maka dapat dilanjutkan dengan uji hipotesis.

3. Uji Heterokedastisitas

Pendeteksian terhadap heteroskedestisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual yang tidak acak (random) terhadap variabel bebas atau nilai variabel tergantung, atau jika varian dari residual satu pengamatan yang

(14)

yang lain berbeda di sebut heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas akan memperlemah kemampuan prediksi suatu model regresi, jadi model yang baik harus bebas dari heteroskedastisitas atau homokedastisitas yaitu varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap. Pengujian ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik plot akan nilai prediksai variabel tergantung dengan residualnya dengan menggunakan program SPSS versi 17.

I. Teknik analisis data

Data yang sudah terkumpul dianalisis secara stastistik, karena analisis statistik dapat menguatkan suatu kesimpulan penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis regresi (anareg) berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Menurut Zukarnain (2010), perlu untuk mempelajari analisis data yang terdiri atas banyak variabel, jika memiliki data yang terdiri atas 2 atau lebih variabel, untuk mempelajari bagaimana variabel-variabel berhubungan. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel, studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi.

Analisis regresi berganda disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi yaitu melihat hubungan antara pola asuh otoritarian dan konformitas teman sebaya terhadap kenakalan remaja di MTsN Pematangsiantar. Koefisien analisis regresi berganda dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

(15)

Keterangan:

Y : Variabel tak bebas

b0 : Besarnya variabel tak bebas b1 : Koefisien regresi dari variabel X1 b2 : Koefisien regresi dari variabel X2 X1 : Variabel bebas 1

X2 : Variabel bebas 2

e : sisa atau residu (residual)

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan KUHAP dan beberapa perundang-undangan yang juga mengatur perlindungan terhadap saksi sebagaimana diuraikan di muka yang tidak merumuskan sanksi pidana (kecuali)

Meski ada perubahan kewenangannya yang luar biasa namun masih ada kewenangan-kewenangan yang masih perlu dibanggakan oleh MPR seperti Pasal 3 Ayat 1 berbunyi:

2) ikhtisar penerimaan hasil investasi disertai nncian dan penjelasan yang menggambarkan jumlah penerimaan hasil investasi dari setiap jenis investasi pada periode

Kepuasan hidup diketahui dari skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala kepuasan hidup. Adapun komponen aitem kepuasan hidup antara lain: 1) Pada sebagian besar

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan panjang telapak kaki dengan

Regresi Quasi-Likelihood dapat diterapkan dalam kasus overdispersi karena nilai variansi dari variabel respon pada regresi Quasi-Likelihood diasumsikan lebih besar

Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di

Rencana Kegiatan Pengembangan Fungsi Unit Kanal Pengetahuan dan Informasi Fakultas Kedokteran UGM dalam mendukung komunikasi antar pihak di fakultas dan untuk pihak lain di