• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN SEMPADAN SUNGAI SARIO DI KOTA MANADO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN SEMPADAN SUNGAI SARIO DI KOTA MANADO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

65

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN SEMPADAN SUNGAI SARIO DI KOTA MANADO Putra Rahman Labora1, Dwight M. Rondonuwu, ST. MT² , & Michael M. Rengkung, ST, MSi

1

Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi Manado

2 & 3

Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak. Permasalahan pembangunan perkotaan semakin komplek. Salah satu masalah

yang muncul adalah kebutuhan ruang tidak sebanding dengan ketersediaan ruang. Hal tersebut menyebabkan terjadinya konversi penggunaan lahan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang. Perkembangan penduduk yang cukup pesat serta adanya konversi lahan di wilayah Sungai Sario Kota Manado mengakibatkan intensitas penggunaan lahan yang semakin tinggi dan penyempitan aliran sungai di beberapa tempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian antara penggunaan lahan saat ini dengan ketentuan pemanfaatan ruang sempadan Sungai Sario yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado, maka perlu dilakukannya identifikasi letak bangunan dan karekteristik penggunaan lahan eksisting, serta menganalisis kesesuaian antara ketentuan pemanfaatan ruang sempadan sungai dengan kondisi letak bangunan dan penggunaan lahan eksisting. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode analisis sistem informasi geografi dan pengindraan jauh menggunakan bantuan perangkat lunak ESRI ArcGis. Dari hasil analisis berdasarkan kondisi eksisting diperoleh jumlah bangunan yang terdapat pada daerah sempadan Sungai Sario dengan lebar 5 meter adalah sebanyak 419 unit bangunan, sedangkan jumlah bangunan pada daerah sempadan dengan jarak 15 meter adalah sebanyak 724 unit. Adapun kesesuaian bangunan dan penggunaan lahan pada daerah sempadan Sungai Sario untuk jarak sempadan 5 meter di dominasi penggunaan lahan yang tidak sesuai yaitu 41597,33 m2 (68%) dengan 417 unit bangunan, dan penggunaan lahan yang sesuai sebesar 19234,05 m2 (32%) dengan 2 unit bangunan. Sedangkan sempadan 15 meter didominasi penggunaan lahan yang tidak sesuai yaitu sebesar 126998,01 m2 (69%), dengan 724 unit bangunan dan penggunaan lahan yang sesuai sebesar 58030,94m2 (31%). Kata Kunci : Evaluasi, Penggunaan Lahan, Sempadan Sungai

PENDAHULUAN

Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, disamping dapat menimbulkan terjadinya kerusakan lahan juga akan meningkatkan masalah kemiskinan dan masalah sosial lain, bahkan dapat menghancurkan suatu kebudayaan yang sebelumnya telah berkembang (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2001).

Tidak sebandingnya kebutuhan akan ruang dengan ketersediaan ruang menyebabkan terjadinya konversi penggunaan lahan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kerusakan lingkungan dan merubah karakteristik lahan pada daerah-daerah tertentu seperti sempadan sungai.

Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara dengan kondisi bentang alam daratan dan perbukitan, Selain itu, di wilayah Kota Manado terdapat banyak sungai yang pada

umumnya mengalir dari daerah perbukitan dan bermuara ke pantai di Teluk Manado (RTRW Kota Manado). Keberadaan sungai-sungai tersebut potensial berbahaya jika tidak dilakukan penataan terhadap penggunaan lahan seperti penertiban pengendalian dan pengawasan pembangunan pada sempadan sungai dan badan sungai karena dapat menyebabkan terjadinya penyempitan badan sungai, banjir, erosi, sendimentasi, dan lain-lain seperti halnya pada daerah sempadan Sungai Sario yang sebagian besar telah tertutup bangunan baik bangunan permukiman maupun non permukiman. Berdasarkan data Manado dalam angka daerah Hulu Sungai Sario yaitu di Kecamatan Sario merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat kepadatan paling tinggi yang ada di Kota Manado.

Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian antara penggunaan lahan yang ada saat ini dengan

(2)

66

ketentuan pemanfaatan ruang sempadan Sungai Sario yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode analisis dengan SIG. Kemampuan metode SIG dalam memasukkan, mengolah, memanipulasi dan melakukan analisis data ruang spasial merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk dijadikan sebagai teknik analisis dalam mengevaluasi penggunaan lahan pada daerah sempadan sungai.

Teknik pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk dijadikan sebagai teknik analisis untuk mengevaluasi penggunaan lahan pada daerah sempadan sungai khususnya pada pada daerah sempadan Sungai Sario di Kota Manado.

KAJIAN TEORI Teori Evaluasi Perencanaan

Evaluasi berfungsi untuk memberi informasi yang bermakna dan terpercaya mengenai kinerja kebijakan, memberi masukan pada klarifikasi dan kritik nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan sasaran kebijakan serta memberi masukan pada aplikasi metoda analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan penyusunan rekomendasi (Dunn,1994). Singarimbun (1985) mengemukakan terdapat dua jenis evaluasi perencanaan yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif adalah upaya untuk mengevaluasi program atau kebijakan yang telah selesai dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur apakah tujuan suatu program telah tercapai, sedangkan evaluasi formatif adalah upaya untuk mengevaluasi program atau kebijakan yang masih berjalan (on-going) untuk mendapatkan umpan balik yang berguna untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja program atau kebijakan tersebut. Pada umumnya evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengevaluasi program atau kebijakan yang relatif baru dan lebih dinamis

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu Aspek Lingkungan dan

aspek sosial dan Ekonomi. Aspek Lingkungan adalah lahan bukan saja memberikan wadah fisik kedudukan sistem produksi, tetapi juga memberi input ke, menerima output dari dan dapat memperbaiki kerusakan produksi. Sedangkan aspek Sosial dan Ekonomi adalah kepentingan terhadap lahan lebih kompleks dan memberi keputusan pengggunaan lahan atau perubahannya harus dipelajari secara hati-hati (Iwan Nugroho dkk, 2012).

Sempadan Sungai

Sempadan sungai (riparian zone) adalah zona penyangga antara ekosistem perairan (sungai) dan daratan. Zona ini umumnya didominasi oleh tetumbuhan dan/atau lahan basah. Tetumbuhan tersebut berupa rumput, semak ataupun pepohonan sepanjang tepi kiri dan/atau kanan sungai. Semak dan rerumputan yang tumbuh disempadan sungai berfungsi sebagai filter yang sangat efektif terhadap polutan seperti pupuk, obat anti hama, pathogen dan logam berat sehingga kualitas air sungai terjaga dari pencemaran (PP No. 38 Tahun 2011).

Berdasarkan Perda Kota Manado No, 1 Tahun 2014 dan Perwako Kota Manado No. 55 Tahun 2014 batas sempadan sungai yang berlaku pada daerah sempadan sungai sario yaitu 5 meter dan 15 meter diukur dari tepi tanggul terluar ke arah daratan.

Ruang lingkup dan Batasan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan umum UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 35 “Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi

Berdasarkan ketentuan umum peraturan zonasi RTRW kota manado 2014-2034 untuk kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai); pemanfaatan ruang sempadan dapat di manfaatkan untuk kegiatan penyediaan RTH, budi daya pertanian dengan jenis tanaman yang tidak mengurangi kekuatan struktur tanah, pemasangan reklame dan papan pengumuman, pemasangan bentangan jaringan transmisi tenaga listrik, kabel telepon, pipa air minum, pembangunan prasarana lalu lintas air, bangunan

(3)

67

pengambilan pembuangan air, dan bangunan penunjang sistem prasarana kota.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem informasi geografi merupakan sistem informasi yang bertujuan mengumpulkan, menyimpan, menggunakan kembali saat dibutuhkan, memproses, dan menampilkan data spasial dari dunia sebenarnya untuk tujuan tertentu (Burrough, 1986).

Secara umum terdapat dua jenis fungsi analisis yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis data atribut (Prahasta, 2005). Menurut McCoy dan Johnston (2001) ada dua jenis kerangka analisis spasial yaitu : (1) model berbasis representasi yakni model yang merepresentasikan objek di permukaan bumi (seperti bangunan, sungai, jalan, dan hutan) melalui layer data di dalam SIG dan (2) model berbasis proses yakni model yang mensimulasikan proses yang ada di permukaan bumi dengan memanfaatkan tools analisis spasial.

METODOLOGI

Secara umum penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yakni dengan mendeskripsikan data-data numerikal (angka), lokasi, dan penggunan lahan yang didapat dari hasil pengolahan data di software arcgis 10.3.

Pengolahan Data Spasial

Secara umum teknik pengolahan data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan seperti diuraikan sebagai berikut:

Pembuatan Batas Sempadan

Pembuatan batas sempadan sungai memanfaatkan analisis Proximity (kedekatan) dengan tools multiple ring buffer sehingga didapatkan batas sempadan sungai yang bervariasi 5 meter, dan 15 meter. Tapi sebelum melakukan analisis proximity harus dilakukan digitasi batas tanggul terluar sebagai parameter untuk menentukan batas awal pengukuran sempadan sungai.

Representasi

Representasi

dimaksudkan

untuk

mendeskripsikan objek-objek di permukaan

bumi

(bangunan,

jalan,

sungai

dan

penggunaan lahan) dari data citra satelit

(data raster) yang telah melalui proses

ortho-rektifikasi ke dalam bentuk data vektor (data

spasial) dengan cara digitasi.

Survey Lapangan

Pada tahap ini dilakukan survey

lapangan dengan memanfaatkan peta survey

dengan cara memposisikan data hasil

repsesentasi paling atas kemudian data

sempadan sungai dan terakhir data citra

satelit. Berdasarkan peta survey ini dapat

memudahkan

peneliti

dalam

mengidentifikasi bangunan dan penggunaan

lahan pada lokasi penelitian. Selain peta

survei diperlukan

GPS handled

untuk

penitikan

lokasi

dan

kamera

untuk

dokumentasi.

Editing

Pada tahap ini intinya memperbaiki, mengolah basis data pada data vektor berdasarkan informasi yang didapat dari hasil survey lapangan sehingga menghasilkan informasi baru yang dapat menjawab hasil penelitian.

Overlay

Pada tahap ini dilakukan overlay data-data dari hasil proses editing dengan memanfaatkan tools intersect pada software arcgis 10.3 versi trial sehingga didapatkan data baru. Seperti overlay data penggunaan lahan dengan data administrasi sehingga mendapatkan data baru terkait penggunaan lahan pada masing-masing lokasi penelitian.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di sepanjang daerah sempadan sungai sario kota manado dengan klasifikasi lebar sempadan sebesar 15 meter dengan luas 185028,97m2 dan 5 meter dengan luas 62730,20 m2 diukur dari tanggul terluar ke arah daratan. Lokasi penelitian meliputi Kecamatan Wanea, Kecamatan Sario, dan Kecamatan Malalayang. Lokasi penelitian pada Kecamatan Wanea meliputi Kelurahan Bumi Nyiur, Karombasan utara, Pakowa, Kelurahan Ranotana Weru, Kelurahan Tanjung Batu,

(4)

68

Kelurahan Wanea, dan Kelurahan Karombasan Selatan, Lokasi penelitian pada Kecamatan Sario meliputi Kelurahan Sario Utara, Kelurahan Titiwungan Selatan, Kelurahan Sario Kota Baru, Kelurahan Ranotana, Lokasi penelitian Kecamatan Malalayang berada pada Kelurahan Winangun satu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Eksisting Letak Bangunan

Sempadan sungai Sario

Jumlah bangunan yang berdiri diatas batas sempadan sungai Sario dengan lebar sempadan 5 meter dari batas tepi tanggul terluar yaitu 419 bangunan dengan jumlah bangunan terbanyak terdapat pada tiga Kelurahan yaitu di Kelurahan Sario Utara Kecamatan Sario dengan 71 bangunan, Kelurahan Pakowa dengan 65 bangunan dan Kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea dengan 62 bangunan, selanjutnya bangunan yang paling sedikit terdapat pada Kelurahan Winangun satu Kecamatan Wanea sebanyak 1 unit bangunan.

Jumlah bangunan yang berdiri di atas batas sempadan 15 meter dari batas tepi tanggul terluar yaitu 724 bangunan dengan jumlah bangunan terbanyak terdapat pada dua Kelurahan yaitu di Kelurahan Sario Utara Kecamatan Sario dengan 121 bangunan, dan Kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea dengan 104 bangunan, selanjutnya bangunan yang paling sedikit terdapat pada Kelurahan Winangun satu Kecamatan Wanea sebanyak 3 bangunan

Kondisi Eksisting Penggunaan Lahan

Sempadan sungai Sario

Penggunaan lahan pada daerah sempadan Sungai sario ada 11 jenis penggunaan lahan yaitu penggunaan lahan permukiman, penggunaan lahan kebun campuran, penggunaan lahan tanah kosong (lahan terbuka), penggunaan lahan perdagangan dan jasa, penggunaan lahan sarana pendidikan, penggunaan lahan industri skala rumahan, penggunaan lahan instalasi energi, penggunaan lahan sarana ibadah, penggunaan lahan pertahanan keamanan, penggunaan lahan perkantoran pemerintah, dan penggunaan lahan sarana kesehatan.

Penggunaan lahan pada daerah sempadan 5 meter paling besar digunakan untuk permukiman sebesar 21718,87 m2 dan paling kecil digunakan untuk industri skala kecil atau rumahan sebesar 36,95 m2. untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 1. Penggunaan lahan sempadan sungai sario 5 meter

Kecamatan Penggunaan Lahan Luas (m2)

Wanea Hankam 1931,15

Kebun Campuran 8624,24

kesehatan 60,17

Perdagangan dan Jasa 3807,26 Peribadatan 152,42 Perkantoran Pemerintah 48,16 Permukiman 21718,87 Tanah Kososng 5032,83 Sario Energi 477,22 Industri 36,95 Kantor Pemerintah 215,02 Perdagangan dan Jasa 1911,31 Perkantoran Pemerintah 254,98 Permukiman 10825,01 Sarana Pendidikan 68,68 Tanah Kososng 721,71

Malalayang Kebun Campuran 4207,20

Permukiman 225,73 Sarana Pendidikan 512,48

JUMLAH 60831,38

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2016

Penggunaan lahan pada daerah sempadan 15 meter paling besar digunakan untuk permukiman sebesar 66243,93m2 dan paling kecil digunakan untuk industri skala kecil atau rumahan sebesar 123,28 m2. untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 2. Penggunaan lahan sempadan sungai sario 5 meter

Gambar 1. Peta Administrasi Lokasi Penelitian Sumber : Peneliti, 2016

(5)

69 Kecamatan Penggunaan Lahan Luas (m2)

Malalayang Kebun Campuran 13497,22

Permukiman 820,96 Sarana Pendidikan 1555,87

Sario Energi 1681,10

Industri 123,28 Kantor Pemerintah 644,20 Perdagangan dan Jasa 5767,13 Perkantoran Pemerintah 798,45 Permukiman 32652,14 Sarana Pendidikan 204,44 Tanah Kososng 1994,90 Wanea Hankam 5840,95 Kebun Campuran 26134,07 kesehatan 174,40 Perdagangan dan Jasa 11604,65 Peribadatan 680,91 Perkantoran Pemerintah 151,73 Permukiman 66243,93 Tanah Kososng 14458,65 JUMLAH 185028,97

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2016

Identifikasi Tipologi Penggunaan Lahan dan Letak Bangunan Sempadan Sungai

Berdasarkan identifikasi di lokasi penelitian terdapat beberapa Tipologi pemanfaatan daerah sempadan sungai, dalam hal ini peneliti mengangkat dua jenis tipologi pemanfaatan lahan sempadan sungai dikarenakan dampak yang akan ditimbulkan seperti, resiko tergenang dan resiko penyempitan sempadan sungai. jenis tipologinya adalah sebagai berikut :

(1) Ketinggian muka lahan terhadap aliran sungai sario

(2) Letak Bangunan Terhadap Tanggul

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar indeks tipologi pemanfaatan daerah sempadan sungai

Tabel 3. Tabel Strategi Penanganan Berdasarkan Tipologi Pemanfaatan Lahan

Segmen Tipologi Pemanfaatan

Lahan Strategi Penanganan

Segmen 1

 Pada sisi kiri sungai

terdapat tanah kosong (lahan terbuka) yang belum dimanfaatkan

tepatnya berada

Kelurahan Sario utara, sedangkan pada sisi kanan terdapat jalan lingkungan dan telah didominasi penggunaan banyak berdiri bangunan permukiman tepatnya berada di Kelurahan Titiwungen Selatan

 Tanah kosong yang

terdapat pada

segmen 1 dapat di

jadikan Ruang

terbuka Hijau

seperti Taman Kota untuk menetralisir polusi yang ada di kawasan CBD.  Penertiban bangunan-bangunan permukiman pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di

sepanjang sisi kanan sungai

Segmen 2

 Pada sisi kiri sungai

telah banyak

bangunan-bangunan permukiman tepatnya

berada pada

kelurahan sario utara sedangkan pada sisi kanan sungai terdapat lahan terbuka (tanah kosong) yang belum dimanfaatkan

tepatnya pada

kelurahan Tanjung

Batu.

 Tanah kosong yang

terdapat pada

segmen 2 dapat di

jadikan Ruang

terbuka Hijau pada

daerah ini

teridentifikasi

sebagai muara

sungai moyondog

(sungai kecil) yang

mengalr dari kelurahan tingkulu.  Penertiban bangunan-bangunan permukiman dan non permukiman pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di

sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 3

 Pada sisi kiri sungai

telah banyak

bangunan-bangunan permukiman tepatnya

berada pada

kelurahan Sario Utara sedangkan pada sisi kanan sungai terdapat lahan terbuka atau tanah kosong yang belum dimanfaatkan

dengan ketinggian

lahan lebih rendah dari tanggul hal ini

berpotensi terjadi

genangan pada saat

air sungai sedang

tinggi tepatnya berada di Kelurahan Tanjung Batu.

 Tanah kosong yang

terdapat pada

segmen 3 dapat

dijadikan Ruang

terbuka Hijau skala kecil seperti Taman RT/RW.  Penertiban bangunan-bangunan permukiman pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di

sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 4

 Pada sisi kanan sungai

di dominasi

penggunaan lahan

perdagangan dan jasa tepatnya berada di

kelurahan Wanea

sedangkan pada sisi

 Tanah kosong dapat

dijadikan Ruang

terbuka Hijau skala kecil seperti Taman RT/RW.

 Penertiban

bangunan-Gambar 2. Peta indeks tipologi pemanfaatan lahan Sumber: Peneliti, 2016

(6)

70

Segmen Tipologi Pemanfaatan

Lahan Strategi Penanganan

kiri terdapat lahan tanah kosong atau lahan terbuka yang belum dimanfaatkan tepatnya berada di Kelurahan Sario Kota Baru.

 Pada sisi kanan sungai

terdapat beberapa

bangunan yang

dibangun di atas

tanggul dan beberapa

bangunan di

sempadan sungai ini

bahkan ada yg menggunakan kantilever 1-2 meter sehingga massa bangunan masuk ke dalam sungai. bangunan permukiman dan non permukiman pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di

sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 5

 Pada sisi kanan sungai di dominasi bangunan perdagangan dan jasa tepatnya berada di

kelurahan Wanea

sedangkan pada sisi

kiri didominasi

bangunan

permukiman tepatnya berada di kelurahan Sario Kota Baru.  Pada sisi kanan sungai

terdapat beberapa

bangunan yang

dibangun di atas

tanggul dan beberapa

bangunan di

sempadan sungai ini

bahkan ada yg menggunakan kantilever 1-2 meter sehingga masa bangunan masuk ke dalam sungai.  Penertiban bangunan-bangunan permukiman dan non permukiman  Pembuatan jalan inspeksi di

sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 6

 Pada sisi kiri dan

kanan sungai sungai

telah banyak

bangunan bangunan

permukiman,

sedangkan untuk

ketinggian lahan pada sisi kiri sungai lebih tinggi dari pada sisi kanan sungai hal ini

dapat menyebabkan

atau berpotensi terjadi genangan pada sisi kanan sungai pada saat air sungai sedang tinggi Atau banjir,

 Berdasarkan hasil

wawancara pada

masyarakat sekitar,

ketinggian air pada

waktu banjir yang

melanda kota manado di sisi kanan sungai mencapai atap rumah.

Daerah sisi kanan

 Relokasi

permukiman yang

berada pada daerah rawan banjir.  Penertiban bangunan permukiman pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di

sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen Tipologi Pemanfaatan

Lahan Strategi Penanganan

sungai meliputi

sebagian kelurahan

Pakowa linkungan 1

Segmen 7

 Pada sisi kanan sungai tepatnya berada di

kelurahan pakowa

terdapat tebing yang

cukup terjal yang

berpotensi terjadi

longsoran sehingga

dapat menghambat

aliran air sungai,

akibat terhambatnya aliran air sungai dapat terjadi genangan atau banjir pada sisi kiri

sungai yang

didominasi bangunan-bangunan

permukiman karena

ketinggian lahan yang rendah pada sisi kiri

sungai yaitu pada

kelurahan Ranotana

Weru.

 Diperlukan survei

terhadap tanaman

pada sisi kanan

sungai yang dapat mengurangi

kekuatan struktur

tanah

 Penguatan tanggul

pada sisi kanan

sungai

 Pembuatan sistem

terasering pada sisi kanan sungai untuk mencegah terjadinya longsor  Penertiban bangunan-bangunan permukiman yang

berada pada daerah dataran banjir  Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang kiri sungai. Segmen 8

 Pada sisi kiri sungai

tepatnya pada

kelurahan Ranotana

weru terdapat tanah

kosong (lahan

terbuka) yang belum dimanfaatkan, sedangkan pada sisi kanan tepatnya pada kelurahan bumi nyiur

di dominasi

penggunaan lahan

permukiman

 Tanah kosong yang

terdapat pada

segmen 8 dapat di

jadikan Ruang

terbuka Hijau skala kecil seperti Taman RT/RW.  Penertiban bangunan-bangunan permukiman dan pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di

sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 9

 Pada sisi kanan sungai

tepatnya pada

Kelurahan Bumi nyiur terdapat tanah kosong (lahan terbuka) yang belum dimanfaatkan, sedangkan pada sisi

kiri tepatnya pada

kelurahan Ranotana

weru terdapat

penggunaaan lahan

permukiman dan

ruang terbuka yang siap untuk dibangun

 Diperlukan

pencegahan dan

pengawasan terhadap lahan yang berada pada sisi kanan sungai yang

siap didirikan

bangunan.

 Relokasi bangunan

yang berada pada

daerah sempadan

sungai

 Pembuatan taman

di sisi kanan dan kiri

sungai untuk

mencegah terjadinya konversi lahan menjadi lahan terbangun.

 Pembuatan jalan

(7)

71

Segmen Tipologi Pemanfaatan

Lahan Strategi Penanganan

sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 10

 Pada sisi kiri dan

kanan sungai tepatnya

berada pada

Kelurahan Winangun satu dan Kelurahan Bumi nyiur, ditumbuhi

tanaman tanaman

yang bersifat alami dan ada pula yang sengaja ditanam oleh

masyarakat seperti

kelapa pisang dan lain-lain hal ini mempunyai dampak yang sangat baik untuk kelestarian ekosistem sungai  Diperlukan survei terhadap pohon yang berpotensi tumbang yang dapat menghalangi aliran air.

Sumber: Hasil Penelitian, 2016.

Kesesuaian Ketentuan Pemanfatan Ruang Sempadan Sungai Sario dengan Letak Bangunan dan Penggunaan Lahan

Hasil analisis overlay terhadap Kesesuaian Batas Sempadan Sungai Sario dengan Letak Bangunan dan Penggunaan Lahan dapat dilihat pada uraian berikut:

Kesesuaian Batas Sempadan Sungai 5 Meter

Kesesuaian penggunaan lahan sempadan Sungai Sario dirinci per penggunaan lahan, jumlah bangunan dan luasan di masing masing kecamatan serta kesesuaian pemanfaatan berdasarkan peraturan zonasi RTRW Kota Manado tahun 2014.

Tabel 4. Tabel Kesesuaian Penggunaan lahan per kecamatan pada sempadan 5 meter dengan RTRW

Kota Manado Kec. Penggunaan lahan Luas (m 2) Bangunan (Unit) Kesesua ian Malalaya ng

Kebun Campuran 4207,197 - Sesuai Permukiman 225,731 1 Tidak

sesuai Sarana Pendidikan 512,475 - Tidak sesuai Sario Energi 477,221 2 Tidak sesuai Industri 36,948 - Tidak sesuai Perdagangan dan Jasa 1911,312 18 Tidak sesuai Perkantoran Pemerintah 469,99 3 Tidak sesuai Permukiman 10825,008 144 Tidak sesuai Sarana Pendidikan 68,681 - Tidak sesuai Tanah Kosong 721,711 - Sesuai

Wanea Hankam 1283,08 3

Tidak sesuai Kebun Campuran 8624,238 - Sesuai

Kesehatan 60,173 - Tidak sesuai Perdagangan dan Jasa 3678,144 32 Tidak sesuai Peribadatan 152,421 1 Tidak sesuai Permukiman 21896,138 215 Tidak sesuai Tanah Kosong 5680,904 - Sesuai JUMLAH 60831,38 419

Sumber: Hasil Analisis Penelitian, 2016

Berdasarkan hasil analisis overlay kesesuaian penggunaan lahan dan letak bangunan pada daerah sempadan sungai 5 meter di sungai Sario dengan luas daerah sempadan sebesar 60831,377 m2 teridentifikasi penggunaan lahan yang sesuai dengan RTRW Kota Manado sebesar 19234,05 m2 (32%), dan penggunaan lahan yang tidak sesuai sebesar 41597,32 m2 (68%) dengan 419 unit bangunan.

Kesesuaian Batas Sempadan Sungai 15 meter

Berikut ini tabel kesesuaian penggunaan lahan dan jumlah bangunan dengan ketentuan umum peraturan zonasi rencana tata ruang wilayah Kota Manado pada jarak 15 meter dirinci per kecamatan.

Tabel 5. Tabel Kesesuaian Penggunaan lahan per kecamatan pada sempadan 15 meter dengan RTRW

Kota Manado Kec. Penggunaan lahan Luas (m2) Bangunan (Unit) Kesesu aian Malala yang Kebun Campuran 13497,22 - Sesuai Permukiman 820,96 3 Tidak sesuai Sarana Pendidikan 1555,87 - Tidak sesuai Sario Energi 1681,1 5 Tidak sesuai Industri 123,28 1 Tidak sesuai Perdagangan dan Jasa 5767,13 23 Tidak sesuai

(8)

72 Perkantoran Pemerintah 1442,65 6 Tidak sesuai Permukiman 32652,14 257 Tidak sesuai Sarana Pendidikan 204,44 1 Tidak sesuai Tanah Kosong 1994,90 - Sesuai Wanea Hankam 3894,84 4 Tidak sesuai Kebun Campuran 26134,06 - Sesuai Kesehatan 174,39 1 Tidak sesuai Perdagangan dan Jasa 11174,49 47 Tidak sesuai Peribadatan 680,91 2 Tidak sesuai Permukiman 66825,81 374 Tidak sesuai Tanah Kosong 16404,76 - Sesuai JUMLAH 185028,9 724

Sumber: Hasil Analisis Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan kesesuaian penggunaan lahan dan letak bangunan di Sungai Sario teridentifikasi penggunaan lahan yang sesuai sebesar 58030,94 m2 (31%), dan penggunaan lahan yang tidak sesuai sebesar 126998,01 m2 (69%) dengan jumlah bangunan sebanyak 724 unit.

Untuk lebih jelasnya mengenai kesesuaian penggunaan lahan dan jumlah bangunan pada sempadan Sungai Sario dapat dilihat pada peta overlay bangunan dan penggunaan lahan dengan sempadan sungai dari indeks 1 (satu) sampai dengan indeks 5 (lima) sebagai berikut.

Gambar 4. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 1

Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 5. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 2

Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 6. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 3

Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 3. Peta indeks overlay bangunan dan penggunaan lahan dengan sempadan sungai

(9)

73 KESIMPULAN

1. Jumlah bangunan yang berdiri diatas batas sempadan sungai Sario dengan lebar sempadan 5 meter dari batas tepi tanggul terluar yaitu 419 bangunan, sedangkan jumlah bangunan yang berdiri diatas batas sempadan sungai Sario dengan jarak kurang dari atau sama dengan 15 meter dari batas tepi tanggul terluar yaitu 724 bangunan. 2. Secara garis besar penggunaan lahan

sempadan sungai sario terdiri dari sebelas (11) jenis penggunaan lahan yaitu penggunaan lahan permukiman, penggunaan lahan kebun campuran, penggunaan lahan tanah kosong, penggunaan lahan perdagangan dan jasa, penggunaan lahan sarana pendidikan, penggunaan lahan industri skala rumahan,

penggunaan lahan instalasi energi, penggunaan lahan sarana ibadah, penggunaan lahan pertahanan keamanan, penggunaan lahan perkantoran pemerintah, dan penggunaan lahan sarana kesehatan. 3. secara garis besar kesesuaian bangunan dan

penggunaan lahan pada daerah sempadan sungai sario berdasarkan ketentuan umum peraturan zonasi RTRW kota manado untuk jarak sempadan 5 meter di dominasi penggunaan lahan yang tidak sesuai yaitu 41597,33 m2 (68%) dengan 417 bangunan, dan penggunaan lahan yang sesuai sebesar 19234,05 m2 (32%) dengan 2 unit bangunan. Sedangkan sempadan 15 meter di dominasi penggunaan lahan yang tidak sesuai yaitu sebesar 126998,01 m2 (69%), dengan 724 unit bangunan dan penggunaan lahan yang sesuai sebesar 58030,94m2 (31%),

Saran/Rekomendasi

1) Dilakukan pengawasan dan terhadap pemanfaatan ruang yang sesuai pada daerah sempadan sungai, sehingga tidak akan terjadi alih fungsi lahan yang melanggar ketentuan pemanfaatan ruang

2) Dilakukan penertiban secara bertahap pada daerah yang telah terbangun dimulai dengan batas sempadan lima (5) meter mengingat kemampuan daerah untuk melakukan ganti rugi kepada masyarakat. 3) Dibutuhkan peran serta masyarakat untuk

menjadikan ruang sempadan sungai yang belum terbangun sebagai RTH Privat. 4) Meningkatan pemahaman masyarakat

dengan sosialisasi terkait ketentuan pemanfaatan daerah sempadan sungai dengan memanfaatkan peta dari hasil penelitian ini.

5) Dari penelitian ini diharapkan akan ada penelitian lanjutan yang akan melengkapi penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim“software arcgis for desktop free trial” http://www.esri.com/software/arcgis/arcgis-for-desktop/free-trial.

Arnold yan. 2015. Persepsi dan Preferensi tinggal masyarakat pada area sempadan Gambar 7. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan

Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 4 Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 8. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 5

(10)

74

sungai ( studi kasus: Kelurahan Pakowa Kota Manado). Ejournal: 182-191.

Burrough, P.A. 1986. Principles of Geographical Information Systems for Land Resources Assessment. New York-USA. Oxford University Press Inc.

Campbell, D. G., 1996, Environmental Assessment of Clinacox, Mallinckrodt Veterinary Inc.

Dedy Miswar. 2012.Kartografi Tematik. Bandar Lampung:Aura.

Dunn, William, N. 1994. Public Polcy analysis, New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Edi Prahasta. (2005), SistemInformasi Geografis : Aplikasi Pemograman MapInfo, CV. Informatika: Bandung.

Hardjowigeno dan Widiatmaka. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB: Bogor.

Indarto., dan Faisol, A. 2012. Konsep Dasar Analisis Spasial. ANDI: Yogyakarta. Malingreau, J.P. 1997 Penggunaan Lahan

Pedesaaan Penafsiran Citra Untuk Inventarisasi dan Analisisnya. PUSPICS. UGM: Yogyakarta.

Masri Singarimbun.1985.Metode Penelitian Survey. PT. Pustaka LP3ES Indonesia: Jakarta.

McCoy, J., dan Jhonston, K., 2001, Using ArcGis Spatial Analyst, ESRI Manual Of ArcGis.

Nugroho I, Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah dalam perspektif ekonomi, sosial dan budaya, Penerbit LP3ES: Jakarta

Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa.

Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011

tentang sungai.

Peraturan Walikota Nomor 55 Tahun 2014 tentang penetapan Garis Sempadan Kota Manado.

Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang.

Gambar

Tabel 1. Penggunaan lahan sempadan sungai  sario 5 meter
Tabel 3. Tabel Strategi Penanganan Berdasarkan  Tipologi Pemanfaatan Lahan
Tabel 5. Tabel Kesesuaian Penggunaan lahan per  kecamatan pada sempadan 15 meter dengan RTRW
Gambar 4. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan   Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aplikasi kamus obat hewan berbasis android dengan metode interpolation search mudah dipahami oleh pengguna dan mendapatkan respon yang

asal usul , tempo.t lahir , keturunan, ataupun bahasa dan b u daya sering diguna secara berailih-ganti dengan istilah etnik. K ouniko.n bu dn yo.. 'Cultural h

Berapa waktu yang dibutuhkan nasabah dalam sekali datang ke kantor BNI UI Depok untuk proses transaksi perbankan dengan petugas teller. Berapa lama waktu yang dibutuhkan

Sayfadan girilen ismi 20 defa alt alta yazdıran fonksiyon hazırlamak için;  Editör programını açarak yeni bir html sayfası oluĢturunuz..  Fonksiyonumuzun ismi

Laporan Posisi Keuangan/ Financial Position Statements Untuk tahun yang berakhir pada. December

Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan para warga yang menjadi korban dalam bencana Gunung Sinabung 2010, pihak tim penanggulangan bencana Sinabung membentuk personil khusus

Penelitian ini akan membangun suatu aplikasi yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaaan hematologi di RSUD Curup Kabupaten Rejang

Disajikan teks lisan sederhana menyatakan dan menanyakan kemampuan peserta didik dapat menunjukkan sikap santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi dengan guru dan