Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
181 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
EVALUASI MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK BUAH JAMBU BIJI MERAH (PSIDIUM GUAJAVA LINN.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN
Revika Rachmaniar1, Sohadi Warya2, Rissa Noor Afriani1
1Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Jl. Soekarno-Hatta No.354 (Parakan Resik),
Bandung
2Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21,
Jatinangor
Corresponding author email: orcavka@gmail.com ABSTRAK
Telah dilakukan formulasi dan evaluasi sediaan masker gel peel off dari ekstrak buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn.) sebagai antioksidan. Senyawa antioksidan dapat mengurangi efek buruk radikal bebas terhadap kulit. Buah jambu biji merah mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Vitamin C sangat baik sebagai zat antioksidan. Selain vitamin C, dalam buah jambu biji terdapat senyawa karotenoid dan senyawa fenolik, seperti kuersetin dan guavin yang juga memiliki aktivitas antioksidan. Formulasi masker gel dibuat dengan basis 10% Polyvinyl Alcohol (PVA) dan 5% Hidroxy-Propyl Metyl Cellulose (HPMC). Konsentrasi ekstrak buah jambu biji yang digunakan dalam formulasi adalah 0,04%, 0,13%, 0,21%, and 0,29%. Evaluasi masker gel meliputi pengamatan perubahan bentuk, warna, bau, pH, dan viskositas selama 28 hari pada suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu pada suhu 8ᵒC, 25ᵒC, dan 40ᵒC. Hasil evaluasi masker gel menunjukkan bahwa seluruh formula masker gel memiliki sifat fisik yang stabil. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode Diphenylhydrazylpicryl (DPPH). Hasil uji antioksidan sediaan menunjukkan bahwa sediaan masker gel yang mengandung 0,29% memiliki efek antioksidan paling tinggi. Nilai IC50 ekstrak buah jambu biji merah sebesar 42,991 µg/mL dan IC50 masker gel sebesar 306,861 µg/mL.
Kata kunci : masker gel peel off, buah jambu (Psidium guajava Linn.), Antioksidan
ABSTRACT
Formulation and evaluation of gel mask peel off from the extract of red guava fruit (Psidium guajava Linn.) as an antioxidant has been conducted. Antioxidant compounds can reduce the adverse effects of free radicals on the skin. Red guava fruit contains high of vitamin C. Vitamin C is very good as antioxidants. In addition to vitamin C, the guava fruit are contains such as carotenoid and phenolic such as quercetin and guavin which also have antioxidant activity. Gel mask formulations was made with a base of 10% Polyvinyl Alcohol (PVA) and 5% hydroxy-methyl Propyl Cellulose (HPMC). The concentration of guava fruit extract which was used in formulation were 0.04%, 0.13%, 0.21%, and 0.29%. Evaluation of gel mask includes observation of changing in consistency, color, odor, pH, and viscosity for 28 days at different storage temperatures which was at temperatures 8ᵒC, 25ᵒC, and 40ᵒC. The result of evaluation of gel mask showed all formulation has stable in physical properties. Antioxidant activity was using Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) method. The best antioxidant activity of gel mask were formula which was contained 0,292% extract of guava fruit. IC50 values of red guava fruit
extract was 42.991 µg/mL and IC50 of gel mask was 306.861 µg/mL.
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
182 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
PENDAHULUAN
Kulit adalah lini pertama perlindungan tubuh dari gangguan luar. Selama proses penuaan, kita dapat menghindari munculnya parut kulit. Kulit bisa mengalami kerusakan, khususnya akibat perubahan suhu yang drastis, misalnya dari paparan langsung udara panas ke udara yang sangat dingin sehingga kulit tak punya cukup waktu untuk melakukan penyesusaian suhu dan sirkulasi. Selain itu, terdapat pula resiko akibat polusi udara yang memicu aktivitas radikal bebas, yaitu molekul perusak di dalam kulit (Bentley, 2006).
Radikal bebas adalah suatu molekul atau senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada kulit terluar. Kereaktifan radikal bebas menimbulkan kerusakan bahkan kematian sel terutama bila reaksi dengan komponen-komponen sel yang penting untuk mempertahankan kehidupan sel secara struktural. Radikal bebas akan mengoksidasi lemak di kulit, baik yang terdapat di antara sel maupun di permukaannya. Zat antioksidan dapat membantu mengatasi kerusakan kulit akibat lingkungan (Bentley, 2006).
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat. Saat ini telah dikembangkan pemanfaatan bahan-bahan alam sebagai sumber antioksidan dalam sediaan kosmetika (Winarsi, 2007).
Buah jambu biji merah sering digunakan untuk bahan baku jus minuman karena kandungan dan manfaatnya sangat banyak salah satunya sebagai antioksidan. Senyawa antioksidan memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan. Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa senyawa antioksidan mengurangi resiko terhadap penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung koroner. Karakter utama senyawa antioksidan adalah kemampuannya untuk menangkap radikal bebas. Metabolit sekunder buah jambu biji merah yang memiliki aktivitas antioksidan adalah karotenoid dan
senyawa fenolik seperti vitamin C, kuersetin, guavin, asam protokatekuat, asam ferulat, asam galat, dan asam kafeat (Kumari, et al, 2013; Rishika dan Sharma, 2012).
Kosmetika wajah tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker. Bentuk sediaan masker yang banyak terdapat di pasaran adalah bentuk pasta atau serbuk, sedangkan sediaan masker bentuk gel masih jarang dijumpai. Masker bentuk gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan. Selain itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik (Harry, 1973).
Berdasarkan latar belakang di atas maka akan dilakukan penelitian mengenai formulasi dan evaluasi sediaan masker gel peel off dari ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antioksidan yang baik, efektif, stabil, dan aman dalam penggunaannya. METODE
Bahan. Buah jambu biji merah (Manoko), akuades (Brataco), etanol 96% redestilasi, ammonia 10% (Brataco), kloroform (Brataco), HCl 2N (Brataco), pereaksi DPPH (Sigma-Aldrich), dan pereaksi-pereaksi untuk skrining pereaksi meyer, pereaksi Dragendorff (Brataco), pereaksi Lieberman-Burchard (Brataco), pereaksi Nessler (Brataco), FeCl3 1% (Brataco), larutan gelatin 1% (Brataco), serbuk Mg (Brataco), eter (Brataco), larutan vanilin 10% (Brataco), H2SO4 pekat (Brataco), KOH 5% (Brataco), larutan α-naftol 5% (Brataco), larutan ninhidrin 1% (Brataco), Polivinil Alkohol (PVA) (Brataco), Hydroxy-propyl Methyl-cellulose (HPMC) (Brataco), trietanolamin (Brataco), gliserin (Brataco), Propil Paraben (Brataco), Metil Paraben (Brataco), dan Kelinci lokal (Orictolagus cuniculus).
Metode Ekstraksi. Buah seberat ± 5kg buah jambu biji merah dipotong kecil-kecil, diblender, kemudian dimaserasi dengan etanol 96% dalam bejana tertutup selama 4 hari sambil sesekali diaduk dan disaring dengan penyaring vakum. Sari dikumpulkan dan diendapkan selama 1 hari kemudian disaring
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
183 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
dengan kertas saring, dan filtratnya diuapkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50ᵒC hingga diperoleh ekstrak kental.
Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Ekstrak. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam sari buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn.) maka dilakukan penapisan fitokimia yaitu pengujian alkaloid, fenolat, tanin, flavonoid, monoterpen dan seskuiterpen, steroid dan triterpenoid, kuinon, saponin (DepKes RI, 2000). Karakterisasi ekstrak dilakukan untuk mengetahui mutu dan kualitas ekstrak. Pengujian yang dilakukan adalah penetapan kadar abu, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol.
Uji Aktivitas Antioksidan. Uji aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak buah jambu biji merah dengan metode penangkapan radikal DPPH (1,1-difenil-2- pikrilhidrazil) oleh antioksidan secara spektrofotometri visible. DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) sebanyak 1.5 mg dilarutkan dalam 25 mL etanol. 5 mL DPPH dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan etanol sampai tanda batas kalibrasi. Ekstrak dilarutkan dalam etanol kemudian larutan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu 100 ppm, 25 ppm, 15 ppm. Masing- masing 1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam vial, ditambahkan 2 mL larutan DPPH 40 ppm. Absorbansi DPPH diukur pada panjang gelombang maksimumnya. Nilai IC50 masing-masing sediaan dihitung. Dari persamaan yang diperoleh ditentukan harga IC50. Nilai IC50 dihitung dari kurva regresi linier antara % inhbisi serapan dengan berbagai konsentrasi sari buah dan vitamin C.
Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan dengan Ekstrak Buah Jambu Biji. Konsetrasi ekstrak buah jambu biji yang digunakan dalam formulasi merupakan nilai IC100 dari hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak buah. Formula dari sediaan masker gel yang dibuat dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Formulasi Masker Gel Antioksidan dari Ekstrak Buah Jambu Biji Merah
Zat Formula Masker Gel Peel Off (g)
F0 F1 F2 F3 F4 PVA 10 10 10 10 10 HPMC 5 5 5 5 5 Gliserin 12 12 12 12 12 TEA 1 1 1 1 1 Nipagin 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Nipasol 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Ekstrak - 0,04 0,13 0,21 0,29 Essence - 0,28 0,28 0,28 0,28 Akuades ad 100 100 100 100 100 Keterangan :
F0 : tidak mengandung fraksi etil asetat ekstrak buah
F1 : mengandung ekstrak buah jambu biji 1 x IC100
F2 : mengandung ekstrak buah jambu biji 3 x IC100
F3 : mengandung ekstrak buah jambu biji 5 x IC100
F4 : mengandung ekstrak buah jambu biji 7x IC100
PVA dikembangkan dalam akuades panas hingga mengembang sempurna kemudian diaduk. HPMC dikembangkan dalam akuades dingin hingga mengembang sempurna kemudian gliserin, nipagin, dan nipasol yang telah dilarutkan dalam akuades panas, HPMC serta TEA ditambahkan secara berturut-turut ke dalam massa PVA, diaduk hingga homogen. Ekstrak yang telah dilarutkan sebelumnya dalam akuades sedikit demi sedikit ditambahkan ke dalam basis yang sudah terbentuk lalu diaduk hingga homogen.
Pengujian Sifat Fisik Masker Gel Peel
Off. Pengujian sifat fisik sediaan masker gel peel off meliputi pengamatan perubahan organoleptis, pengukuran viskositas, dan pengukuran pH selama 28 hari pada kondisi suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu pada suhu 8oC, 25oC, dan 40oC.
Pengujian Waktu Sediaan Mengering. Pengujian waktu mengering dilakukan dengan cara mengoleskan masker gel peel off ekstrak buah jambu biji merah ke punggung tangan dan diamati waktu keringnya, yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya masker hingga benar-benar terbentuk lapisan yang kering. Waktu pengeringan sekitar 10-20 menit. Pengujian dilakukan secara triplo dan dilakukan selama waktu penyimpanan.
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
184 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
Uji Iritasi Sediaan Masker Gel (Metode Draize). Uji iritasi dilakukan pada 3 ekor kelinci (Oryctolagus cuniculus). Kelinci yang digunakan adalah kelinci dewasa, berbadan sehat, dengan bobot badan 1,5 – 2 kg. Rambut punggung kelinci dicukur. Masing-masing masker gel peel off sebanyak 0,5 gram dioleskan pada bagian punggung kelinci lalu ditutup dengan kasa steril dan dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, plester dibiarkan selama 1 jam lalu diamati. Setelah diamati, bagian tersebut ditutup kembali dengan plester yang sama dan dilakukan pengamatan kembali setelah 72 jam.
Pengujian Aktivitas Antioksidan Metode DPPH (Diphenyl Picryl Hydrazyl). Uji aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak buah jambu biji merah dan masker gel peel off dengan metode penangkapan radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) oleh antioksidan secara spektrofotometri visible DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) sebanyak 1.5 mg dilarutkan ke dalam 25 ml etanol kemudian dipipet 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, tambahkan etanol sampai tanda batas kalibrasi. Ekstrak atau sedaian masker gel peel off dilarutkan dalam etanol kemudian larutan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu 100 ppm, 25 ppm, 15 ppm. Masing – masing 1 ml larutan sampel dimasukkan ke dalam vial, ditambahkan 2 ml larutan DPPH. Absorbansi DPPH diukur pada panjang gelombang maksimumnya dan ditentukan persentase inhibisi sediaan dan nilai IC50 dihitung.
% Inhibisi = (𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘−𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐴𝐴𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑘𝑘)
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑋𝑋 100%
Harga IC50 dihitung dari kurva regresi linier antara persentase inhbisi serapan dengan berbagai konsentrasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstrak kental yang didapat dari 1 kg buah segar dalam 1 L etanol 96% adalah sebanyak 55,82 gram. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa rendemen ekstrak sebesar 3,12%.
Tabel 2. Hasil Skrinning Fitokimia Buah dan Ekstrak Golongan senyawa Hasil skrinning buah segar Hasil skrinning ekstrak kental Alkaloid - - Polifenol + + Tannin + + Flavonoid + + Monoterpen dan Seskuiterpen - -
Steroid dan triterpenoid - -
Kuinon + +
Saponin - +
Keterangan : (+) = Terdeteksi (-) = Tidak terdeteksi
Berdasarkan hasil yang diperoleh Tabel 2, buah dan ekstrak kental buah jambu biji merah mengandung senyawa flavonoid dan polifenol. Kedua senyawa merupakan golongan senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
Tabel 3. Hasil Penetapan Parameter Ekstrak Buah Jambu Biji Merah
Parameter Buah Segar Jambu Biji Merah Ekstrak Kental Buah Jambu Biji pH - 3,87 Kadar Abu (%) 1,67 4
Kadar sari larut air (%) 3,4 8,8
Kadar sari larut etanol
(%) 2 4
Berdasarkan hasil penetapan parameter ekstrak buah jambu biji merah, pH ekstrak jambu biji merah bersifat asam dan memiliki kelarutan lebih besar dalam air sehingga mudah diformulasikan menjadi sediaam masker berbentuk gel.
Gambar 1. Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn)
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
185 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
Tabel 3. Tabel Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn)
Formula Bentuk Warna Bau
F0 Kental Bening/ tak
berwarna Tidak berbau F1 Kental Kuning bening + Bau khas F2 Kental Kuning bening ++ Bau khas F3 Kental Kuning bening +++ Bau khas F4 Kental Kuning bening ++++ Bau khas
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin meningkat intensitas warna dari masker gel peel off (Tabel 3). Pada pengamatan bau, masker gel peel off yang tidak mengandung ekstrak (F0) tidak berbau, sedangkan pada F1 hingga F4 berbau essence buah jambu biji yang ditambahkan ke dalam sediaan masker gel peel off. Bentuk gel kental disebabkan oleh gelling agent pada sediaan yaitu Polivinyl Alcohol (PVA) yang memiliki sifat adhesif atau dapat membentuk lapisan film yang dapat dikelupas setelah mengering, dan HPMC (Hydroxy Propyl Metyl cellulose) dalam formula berfungsi sebagai peningkat kekentalan dari basis. Berdasarkan hasil pengamatan organoleptis selama 28 hari pada sediaan masker gel peel off, warna, bau, dan bentuk sediaan tidak mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan masker gel peel off stabil secara organoleptis selama penyimpanan.
Tabel 4. pH Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn)
Suhu
(oC) Sediaan
Hasil Pengamatan pH pada Hari Ke- 1 3 7 14 28 8 F0 8.39 8.2 8.04 7.82 7.76 F1 8.42 8.16 8.02 7.76 7.51 F2 8.4 8.23 8.08 7.79 7.64 F3 8.39 8.23 8.07 7.73 7.55 F4 8.22 8.19 8.02 7.75 7.55 25 F0 8.29 7.9 7.71 7.43 7.16 F1 8.4 7.86 7.7 7.38 7.22 F2 8.58 7.8 7.64 7.36 7.13 F3 8.21 7.87 7.66 7.39 7.15 F4 8.5 7.72 7.53 7.18 6.99 40 F0 8.02 7.38 7.24 6.89 6.19 F1 8.1 7.47 7.28 6.94 6.37 F2 8.3 7.66 7.3 6.91 6.33 F3 8.01 7.63 7.25 6.81 6.12 F4 8.1 7.59 7.29 6.83 6.24
Pengujian pH dilakukan di tiga suhu berbeda yaitu pada suhu 8ᵒC, 25ᵒC dan 40ᵒC bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap pH sediaan. Dari hasil pengujian pH sediaan di tiga suhu tersebut menunjukkan adanya penurunan pH sejalan dengan waktu pada rentang pH 6-8 (Tabel 4). Perubahan pH ini disebabkan karena CO2 dari udara dapat berekasi dengan fasa air sehingga menjadi asam.
Tabel 5. Viskositas Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn)
Suhu
(oC) Sediaan
Hasil Pengamatan Viskositas (dPas) pada Hari Ke-
1 3 7 14 28 8 F0 138.7 138.6 138.3 138.1 137.0 F1 138.6 136.5 138.1 1380 137.5 F2 138.1 135.1 135.0 134.8 135.0 F3 135.0 134.2 135.0 135.0 135.9 F4 130.0 129.0 129.0 128.0 130.9 25 F0 136.9 136.7 136.3 136.2 136.2 F1 136.5 136.4 136.5 136.4 136.2 F2 134.6 134.5 134.5 134.3 134.3 F3 136.5 136.4 136.3 136.4 136.5 F4 136.7 136.5 136.4 136.4 136.3 40 F0 135.1 135.9 135.9 136.0 135.1 F1 136.0 136.0 135.1 135.7 135.6 F2 135.0 135.0 136.0 135.0 135.0 F3 136.0 135.1 135.6 135.6 135.1 F4 135.8 135.8 135.7 135.6 135.6
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
186 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
Pengujian viskositas dilakukan di tiga suhu berbeda yaitu pada suhu 8ᵒC, 25ᵒC dan 40ᵒC bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap viskositas sediaan. Pada suhu 40ᵒC viskositas sediaan menunjukkan nilai yang paling kecil dibandingkan dengan dua suhu yang lain. Hal ini disebabkan kalor yang diberikan terhadap sediaan merupakan energi yang menyebabkan partikel satu dengan partikel lain menjauh dalam sediaan sehingga viskositas turun. Jika suhu diturunkan, partikel dalam sediaan cenderung semakin rapat satu sama lain menyebabkan viskositas sediaan meningkat. Penurunan viskositas juga terjadi selama waktu penyimpanan karena pengaruh lingkungan, seperti udara. Kemasan yang tidak kedap udara menyebabkan sediaan menyerap air dari udara sehingga meningkatkan volume air di dalam sediaan. Tabel 6. Hasil Pengujian Waktu Sediaan
Mengering Sediaan F0 F1 F2 F3 F4 Waktu Pengeringan (menit) 14,1 13,58 14 12,86 13,1
Waktu sediaan masker gel peel off mengering dalam waktu yang masih memenuhi syarat yaitu selama 10-20 menit (Tabel 6).
Sediaan masker gel
peel off
yang dibuat
aman digunakan berdasarkan hasil
pengujian iritasi karena tidak
menyebabkan iritasi berupa
udema
maupun eritema pada kulit kelinci
percobaan.
Gambar 2. Kurva Regresi Linier antara Konsentrasi Ekstrak Dengan Persen Inhibisi
Gambar 3. Kurva Regresi Linier antara Konsentrasi Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn) terhadap Persen Inhibisi
Hasil pengujian aktivitas antioksidan, ekstrak buah jambu biji memiliki nilai IC50 sebesar 42,9910 ppm. Nilai ini menjadi acuan sebagai kadar ekstrak dalam sediaan masker gel peel off.
Hasil pengujian aktivitas antioksidan sediaan masker gel peel off ekstrak buah jambu biji menunjukkan nilai IC50 sebesar 306,861 ppm.
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan maka semakin besar pula persen inhibisinya karena semakin banyak DPPH yang terserap oleh ekstrak. Hal ini menunjukkan bahwa flavonoid dan polifenol yang terkandung dalam sediaan masker gel peel off ekstrak buah jambu biji masih memberikan aktivitas antioksidan.
KESIMPULAN
Ekstrak buah jambu biji dapat diformulasikan menjadi sediaan masker gel peel off yang baik, efektif, dan aman dalam penggunaan. Hasil uji stabilitas fisik sediaan selama penyimpanan menunjukan pH dan viskositas mengalami penurunan seiring dengan berjalannya waktu dan besarnya suhu penyimpanan, sedangkan secara organoleptis sediaan ini stabil selama penyimpanan. Hasil uji iritasi menunjukan bahwa tidak ada iritasi yang terjadi pada permukaan kulit kelinci percobaan setelah diolesi sediaan. Pada hasil pengujian aktivitas antioksidan menggunakan DPPH, sediaan masker gel peel off ekstrak buah jambu biji merah masih memiliki efek antioksidan. y = 0.1334x + 44.265 R² = 0.9077 46 48 50 52 0 20 40 60 % in hi bi si Konsentrasi ekstrak (ppm) y = 0.0297x + 40.877 R² = 0.991 48 50 52 54 56 58 0 200 400 600 % In hi bi si Konsentrasi Sediaan (ppm)
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
187 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Bentley, V., 2006: Siasat Jitu Awet Muda, Jakarta, esensi.
Departemen Kesehatan RI., 2000: Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.
Draize, J.H., 1959: Dermal Toxicity. The Association of Food and Drug Officials of the United States, Austin, TX, Bureau of Food and Drugs. 46-49.
Harry, R.G., 1973: Harry’s Cosmeticology, edisi 6, New York, Chemicals Publishing Cp., Inc, 103-109
Kumari, N., Gautam., dan Ashutosh, C., 2013: Psidium guajava A fruit or Medicine-
An Overview, The Pharma
Innovation- Journal, Vol.2 No. 8. Rishika, D., dan Sharma, R.., 2012: An Update Of
Pharmacological Activity Of Psidium guajava In The Management Of Various Disorders, International Journal Of Pharmaceutical Sciences And Research, Vol.3,Issue 10: 3581. Winarsi, H., 2007: Antioksidan Alami dan