• Tidak ada hasil yang ditemukan

Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembentukan Sikap dan Perilaku Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SDN Sibela Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembentukan Sikap dan Perilaku Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SDN Sibela Timur"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

INTERNALISASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM

DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU SISWA

MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN

DI SDN SIBELA TIMUR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

ARVIAN YOGA SEPTIONO A510150046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

▸ Baca selengkapnya: predikat dan deskripsi nilai sikap

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

INTERNALISASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

ARVIAN YOGA SEPTIONO A510150046

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. H. Mulyadi Sri Kamulyan, S.H., M.Pd NIDN.0601045401

▸ Baca selengkapnya: proposal pembentukan ekstrakurikuler

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

INTERNALISASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN

DI SDN SIBELA TIMUR

OLEH

ARVIAN YOGA SEPTIONO A510150046

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Hari Jumat, 31 Januari 2020 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Drs. H. Mulyadi Sri Kamulyan, S.H., M.Pd (...) (Ketua Dewan Penguji)

2. Ratnasari Dyah Utami, S.Pd., M.Si. (...) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Drs. Suwarno M.Pd (...) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum NIDN. 0028046501

▸ Baca selengkapnya: program ekstrakurikuler agama islam sd

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 24 November 2019 Penulis

ARVIAN YOGA SEPTIONO A510150046

(5)

1

INTERNALISASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Internalisasi nilai-nilai agama islam, 2) Pembentukan sikap, 3) Perilaku siswa, dan 4) kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk membentuk kepribaadian muslim siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data di analisis melalui langkah reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data mengunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru agama dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembentukan sikap dan perilaku siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dengan : 1) Membangun landasan kepribadian yang kuat, 2) pembentukan sikap cinta damai, 3) Sikap sosial, 4) sikap toleransi dan rasa tanggung jawab. Dengan demikian apabila telah tertanam dalam dirinya sikap positif maka akan terwujud pula dalam bentuk perilakunya sehari-hari. Adapun faktor pengambatnya yaitu : 1) kurangnya pemahaman siswa tentang ilmu agama, 2) sarana prasarana yang kurang memadai, 3) kurangnya dorongan orang tua, 4) faktor dari muridnya sendiri yang malas dan kurang disiplin. Untuk faktor pendukungnya antara lain minat siswa, pendidiknya, kemudian pendekatan guru terhadap muridnya, suport dari pihak sekolah serta orang tua. Solusi untuk mengatasi faktor penghambat antara lain: 1) evaluasi secara keseluruhan oleh pihak sekolah, 2) melakukan inovasi-inovasi dalam menunjang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, 3) melakukan kerjasama yang baik, 4) pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam mendukung kegiatan tersebut.

Kata kunci: Internalisasi Nilai-nilai agama islam, Sikap, Perilaku, Ekstrakurikuler agama.

Abstract

This study aims to describe: 1) Internalization of Islamic religious values, 2) Formation of attitudes, 3) Student behavior, and 4) religious extracurricular activities to shape the Muslim personality of students. This type of research is a qualitative research with a descriptive research design. Data collection techniques used were observation, interviews and documentation. The data is analyzed through the data reduction step in the presentation of data and drawing conclusions. Data validity checking techniques use triangulation techniques and source triangulation. The informants in this study were the principal, religious teacher and students. The results showed that the formation of students' attitudes and behavior through extracurricular activities can be done by: 1) Building a strong personality foundation, 2) forming a pacifist attitude, 3) Social attitude, 4) tolerance and a sense of responsibility. Thus if it has been embedded in him a positive attitude will also manifest in the form of daily behavior. The inhibiting

(6)

2

factors are: 1) lack of students' understanding of religion, 2) inadequate infrastructure, 3) lack of parent encouragement, 4) factors from students themselves who are lazy and lack discipline. The supporting factors include students' interests, educators, then the teacher's approach to students, supporters from the school and parents. Solutions to overcome the inhibiting factors include: 1) overall evaluation by the school, 2) innovating in supporting religious extracurricular activities, 3) conducting good cooperation, 4) the school with parents of students in supporting these activities.

Keywords: internalization of islamic religious values, attitudes, behavior, extracurricular religion.

1. PENDAHULUAN

Lembaga pendidikan mempunyai peranan memberikan pemahaman dan sebagai benteng pertahanan agar anak dapat terhindar dari jeratan negatif media masa. Lembaga pendidikan selain memberikan bekal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan mengajarkan anak agar dapat berpikir kreatif juga harus membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian, bermoral, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan moral sebagai dasar dari pembentukan demokrasi sangatlah penting dalam usaha mencapai suatu keberhasilan kehidupan yang demokratis (Lickona, 2013:8).

Internalisasi nilai agama Islam adalah suatu proses memasukan nilai-nilai agama secara penuh ke dalam hati, sehingga ruh dan jiwa bergerak berdasarkan ajaran agama Islam. Internalisasi nilai-nilai agama Islam itu terjadi melalui pemahaman ajaran agama secara utuh, dan diteruskan dengan kesadaran akan pentingnya agama Islam, serta ditemukannya posibilitas untuk merealisasikannya dalam kehidupan nyata. Tujuan Pendidikan Islam tidak hanya untuk memperkaya pikiran siswa dengan pengetahuan agama saja, tetapi untuk meningkatkan moral, melatih dan meningkatkan semangat, menghormati nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan perilaku yang jujur dan bermoral, dan mempersiapkan siswa untuk hidup sederhana dan hati yang bersih (Hawa, 2018:373).

Andewi, (2016:126) menjelaskan tentang internalisasi nilai-nilai islami dalam membina akhlak santri di pondok pesantren Miftahul Muhajirin Cidadap, Pagaden, Subang. Internalisasi dilakukan dalam bentuk-bentuk kegiatan

(7)

3

keagamaan yang dilaksanakan berupa: shalat fardlu berjamaah, shalat sunnah Qiyãm al-lail dan Dhuha, puasa sunnah Senin Kamis, dan membaca surat Yasin ba’da Subuh.

Menurut Light dalam Hakim (2012:68) berpendapat bahwa nilai merupakan gagasan umum orang-orang yang berbicara seputar apa yang baik atau buruk, yang diharapkan atau tidak diharapkan. Kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memberikan arahan kepada siswa untuk dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar di kelas, serta berbagai pendorong dalam membentuk sikap dan tingkah laku siswa sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Dengan kata lain, tujuan dasar kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam adalah untuk membentuk manusia terpelajar dan bertaqwa kepada Allah. Mubtadi (2006:4) Juga mengemukakan Bahwa nilai merupakan daya pendorong dalam hidup yang memberi makna dan pengabsahan pada tindakan seseorang.

Sikap dapat didefinisikan sebagai kecenderungan afektif suka tidak suka pada sesuatu obyek sosial tertentu. Sebagai misal seseorang sadar bahwa mandi itu penting bagi kesehatan badan, meskipun cuaca pagi sangat dingin, maka dia paksakan dirinya untuk selalu mandi di waktu pagi setiap hari. Dalam konteks ini, orang tersebut mandi karena adanya obyek sosial yang berhubungan dengan kesehatan badannya, sehingga demi menjaga kesehatan badan, suka tidak suka, meskipun cuaca dingin ia tetap melakukan aktifitas mandi di waktu pagi setiap hari. Ditinjau dari stabilitas kecenderungan afektif pada contoh di atas merupakan deskripsi dari sikap (Bermi 2016:5)

Yulianti (2018:56) mengemukakakn bahwa ekstrakurikuler keagamaan dalam pembentukan karakter religius peserta didik di SD Islam Brawijaya Kota Mojokerto mempunyai implikasi yang kuat akan adanya nilai-nilai Islami baik nilai Ilahiyah maupun Insaniyah yang mencerminkan nilai-nilai karakter religius yang terbentuk dari keaktifan dan semangat belajar yang tinggi peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah dengan tekun dan tanggungjawab. Extra-familial social capital is those resources which are provided by a variety of people beyond pupils’ immediate family members –

(8)

4

school staff, the students’ own friends and other adults and adolescents with whom they are in contact through organised and informal leisure activities and membership in civil society organisations (Behtoui 2019:341).

2. METODE

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel (Arifin, 2011:54). Penelitian ini dilangsungkan di SDN Sibela Timur Kabupaten Kota Surakarta tahun pelajaran 2019/2020. Yang beralamat di Desa Mojosongo, Kecamatan Jebres. Pemilihan tempat ini dipilih karena pertimbangan peneliti disebabkan karena internalisasi nilai-nilai agam islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan belum berjalan dengan baik, serta pelaksanaannya belum maksimal. Waktu penelitian yang digunakan penulis, yaitu semester VIII tahun pelajaran 2019/2020 antara bulan Mei 2019 sampai dengan bulan September 2019. Data bisa berwujud kalimat atau keterangan seseorang yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk statistik maupun bentuk lainnya untuk penunjang penelitian. Mahmud (2011:146) berpendapat bahwa “data adalah serangkaian fakta yang dibentuk atau disusun berdasarkan kerangka berpikir dan metode tertentu, yaitu kerangka berfikir ilmiah. fokus observasi adalah pemahaman siswa dalam memahami internalisasi nilai-nilai agama islam untuk membentuk sikap dan perilaku siswa didalam pembelajaran keagamaan . Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran saat ekstrakurikuler keagaam berlangsung, untuk lebih mengetahui tanggapan siswa dalam pembelajaran Baca tulis alquran. wawancara ini adalah untuk menggali data informasi tentang pemahaman gurudan siswa, penguasaan guru, manfaat, permasalahan yang dialami, dan solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut mengenai internalisasi nilai-nilai agama dalam pembentukan sikap dan perilaku. Hasil dokumentasi berupa dokumen dan arsip-arsip sekolah. Peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk mengecek kredibilitas data dengan

(9)

5

mengecek data yang telah diperoleh melalui kegiatan wawancara terhadap guru dan siswa untuk mengetahui keabsahan data dan Peneliti menggunakan teknik wawancara dengan narasumber secara langsung kemudian dilanjutkan dengan teknik observasi dan dokumentasi. Triangulasi teknik ini dilakukan untuk menguji keabsahan data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Proses Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembentukan Sikap Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SDN Sibela Timur

Sikap terhadap obyek tertentu dapat di pengaruhi nilai-nilai dalam pengalaman hidupnya. Di sekolahan di tanamkan sikap yang berlandaskan pada agama. Dalam pelaksanaannya dijadikan budaya dan aturan yang harus di jalankan. Yang paling dasar pelaksanaannya adalah dengan pembiasaan bersikap baik. Baik kepada guru, teman dan kepada orang tua.

Dari hasil wawancara dijelaskan bahwa cara pembentukan sikap siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di SD N Sibela timur dapat di tarik kesimpulan yaitu untuk membentuk sikap dan perilaku siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini yaitu dengan cara menanamkan kepribadian yang baik melalui pembentukan sikap damai, sikap sosial terhadap lingkungan sekitarnya, serta sikap toleransi menghargai perbedaan agama teman sebayanya dan rasa tanggung jawab, sebab di mulai dari membentuk sikap baik maka perilaku pun mengikuti. Pernyataan tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian (Minsih, 2015:119) yang menjelaskan strategi pembentukan karakter mengarah pada pemahaman, pembiasaan, dan praktek dalam membentuk pribadi unggul untuk membentuk sikap dan perilaku siswa.

3.2 Proses Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembentukan Perilaku Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SDN Sibela Timur

Perilaku keberagamaan dapat dibentuk dan dirubah melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Karena selain dibawah pembinaan dan arahan dari

(10)

6

guru siswa juga dapat berinteraksi antar kelompok dan berkomunikasi dimana terdapat timbal balik dan hubungan yang langsung antara manusia. Seperti pendapat (Puspo Nugroho, 2018:225) Prinsip utama menginternalisasi nilai-nilai agama toleransi adalah menanamkan siswa untuk menerapkan prinsip timbal balik. Nilai-nilai luhur yang tertanam dalam kegiatan tersebut dapat dilihat sebagai dasar untuk pembentukan karakter yang kuat dan perilaku yang sangat baik yang berguna sebagai perisai dalam kehidupan (Diden Rosenda, 2017:137).

Guru bertanggung jawab dalam mendidik dan membina tingkah laku siswa agar tidak menyimpang. Guru juga harus mampu memperlihatkan sikap yang menunjukan tingkah laku seorang muslim atau muslimah, sebab yang berkesan pada anak didik adalah perbuatan dan tingkah laku yang diwujudkan oleh seorang pendidik dan merupakan bimbingan secara tidak langsung pada anak didik, maka tingkah laku anak juga akan di pengaruhi dari pengalaman yang dilaluinya.

Dari hasil wawancara yang menyatakan cara pembentukan perilaku melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD N Sibela Timur dapat di ambil kesimpulan yaitu dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tersebut siswa tidak hanya diberikan pengertian atau penjelasan saja melainkan diarahkan pada pembiasaan, ajakan serta latihan-latihan yang mesti diikutinya dan diharapkan dengan hal tersebut mempengaruhi perilakunya. Dengan demikian apabila telah tertanam dalam dirinya sikap positif maka akan terwujud pula dalam bentuk perilakunya sehari-hari. Pernyataan tersebut sependapat dengan hasil penelitian (Ali Muhtadi, 2006:15) yang menyatakan untuk membentuk sikap dan perilaku dilakukan dengan ajakan serta pembiasaan baik, selanjutnya dengan penyadaran dan pendisiplinan serta penertiban siswa yang melanggar aturan. 3.3 Kendala dalam Pelaksanaan Proses Internalisasi Nilai-Nilai Agama

Islam dalam Pembentukan Sikap dan Perilaku Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SDN Sibela Timur

Berikut faktor pendukung program ekstrakurikuler keagamaan yang didasarkan pada Tap MPR RI dan GHBN diantaranya: Tersedianya sarana dan prasarana yang sudah memadai, memiliki manajemen pengelola yang baik, adanya

(11)

7

semangat pada diri peserta didik, adanya tujuan dan komitmen dari kepala sekolah, guru, serta peserta didik itu sendiri, dan adanya tanggung jawab.

Dari hasil wawancara dapat diambil kesimpulan mengenai faktor pendukung kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yaitu minat siswa, pendidiknya, kemudian pendekatan guru terhadap muridnya serta minat siswa tersebut tidak hanya itu saja namun suport dari pihak sekolah serta orang tua juga menjadi faktor pendukung yang utama.

Berdasarkan pada Tap MPR RI dan GHBN terdapat beberapa faktor penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya: sarana dan prasarana yang kurang begitu memadai, pengelolaan kurang terkoordinir, peserta didik kurang responsif dalam kegiatan, tidak adanya kerjasama yang baik dari kepala sekolah, guru, dan peserta didiknya sendiri, serta kurang adanya tanggung jawab.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru agama SD N Sibela timur dapat diambil kesimpulan mengenai faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yaitu kurangnya pemahaman siswa tentang ilmu agama, sarana prasarana yang kurang memadai kemudian dari faktor kurangnya dorongan orang tua serta faktor dari muridnya sendiri yang malas dan kurang disiplin dalam menjalankan kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

3.4 Solusi untuk Mengatasi Faktor Penghambat dalam Pembentukan Sikap dan Perilaku Siswa SD N Sibela Timur

Dari berbagai hambatan pelaksanaan ekstrakurikuler keagamaan dalam pembentukan sikap dan perilaku siswa pasti ada solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut. Untuk mengatasi faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yaitu melakukan evaluasi secara keseluruhan oleh pihak sekolah untuk melakukan inovasi-inovasi dalam menunjang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Selain itu melakukan kerjasama yang baik dari pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam mendukung kegiatan tersebut. Karena dengan pemberian dorongan serta motivasi dapat menambah semangat para siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler keagamaan. Pihak sekolah juga harus mampu membuat kreatifitas untuk membuat ektrakurikuler tersebut di minati para siswa sehingga rasa malas itu menjadi semangat dan dorongan kepada siswa. Seperti

(12)

8

yang di jelaskan oleh Mars dan Oliver (dalam Sopiatin, 2010:104) menjelaskan partisipasi pada kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan keterlibatan sekolah yang menunjukan pengembangan sikap positif yang lebih terhadap sekolah dan belajar, serta menimbulkan persepsi positif terhadap sekolah dan kemungkinan siswa drop-out yang rendah.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian serta pembahasan yang diuraikan pada bab IV di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: Proses internalisasi nilai-nilai agama islam dalam pembentukan sikap siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SDN Sibela Timur dapat dilakukan dengan cara membangun kepribadian yang kuat melalui pembiasaan dan pembentukan sikap cinta damai, sikap saling sosial terhadap lingkungan sekitarnya, serta sikap toleransi menghargai perbedaan agama teman sebayanya dan rasa tanggung jawab, sebab di mulai dari membentuk sikap baik maka perilaku pun mengikuti.

Proses internalisasi nilai-nilai agama islam dalam pembentukan perilaku siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SDN Sibela Timur dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tersebut siswa tidak hanya diberikan pengertian atau penjelasan saja melainkan diarahkan pada pembiasaan, ajakan serta latihan-latihan yang mesti diikutinya dan diharapkan dengan hal tersebut mempengaruhi perilakunya. Dengan demikian apabila telah tertanam dalam dirinya sikap positif maka akan terwujud pula dalam bentuk perilakunya sehari-hari.

Kendala dalam pelaksanaan proses internalisasi nilai-nilai agama islam dalam pembentukan sikap dan perilaku siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SDN Sibela Timur diantaranya kurangnya pemahaman serta pengetahuan siswa mengenai ilmu agama, sarana prasarana yang kurang memadai kemudian dari faktor kurangnya dorongan orang tua serta faktor dari muridnya sendiri yang malas dan kurang disiplin dalam menjalankan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Selain itu terdapat juga faktor pendukung kegiatan

(13)

9

ekstrakurikuler keagamaan antara lain minat siswa, pendidiknya, kemudian pendekatan guru terhadap muridnya serta minat siswa tersebut tidak hanya itu saja namun suport dari pihak sekolah serta orang tua juga menjadi faktor pendukung yang utama.

Solusi untuk mengatasi faktor penghambat dalam pembentukan sikap dan perilaku siswa SD N Sibela Timur melakukan evaluasi secara keseluruhan oleh pihak sekolah untuk melakukan inovasi-inovasi baru dalam menunjang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Selain itu kerjasama dengan orang tua, karena dengan pemberian dorongan serta motivasi dapat menambah semangat para siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler keagamaan. Pihak sekolah juga harus mampu membuat kreatifitas untuk membuat ektrakurikuler tersebut di minati para siswa sehingga rasa malas itu menjadi semangat dan dorongan kepada siswa.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi beberapa pihak. Saran tersebut ditujukan kepada pihak sebgaai berikut:

4.2.1 Bagi Kepala Sekolah

Pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan dan aktifitas yang dapat membina dan menumbuhkembangkan sikap dan perilaku keberagamaan siswanya.

4.2.2 Bagi Guru

Sebaiknya setiap guru dapat memberikan penilaian kepada siswa bukan hanya dari segi kognitif saja, namun juga dari segi afektif dan psikomotorik, karena tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu, namun juga bertugas untuk membentuk perilaku baik pada diri siswa dengan melalui serangkaian kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan keteladanan yang dapat merangsang siswa agar dapat meniru dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

4.2.3 Kepada Orang Tua

Orang tua hendaknya lebih memperhatikan perilaku anaknya dan dapat menghindarkan anaknya dari pengaruh negatif yang dapat merusak akhlak mereka. Selain itu orang tua harus memperhatikan anaknya dalam hal keagamaan,

(14)

10

karena mampu tidaknya seorang anak dalam membaca al qur’an merupakan tanggung jawab orang tua.

4.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat memberikan penjelasan mendalam tentang internalisasi nilai-nilai agama islam dalam pembentukan sikap dan perilaku siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alireza Behtoui. (2019). Swedish young people’s after-school extra-curricular activities: attendance, opportunities and consequences. British Journal of Sociology of Education. Vol 40(3):340-356

Arifin, Zaenal. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan: Filosofi, Teori, dan Aplikasinya. Surabaya: Lentera Cendekia.

Bermi, Wibawati. (2016). Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam Untuk Membentuk Sikap Dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Mukminun. Jurnal AL Lubab, Vol. 1, No. 1.

Hakim, Lukman. (2012). Internalisasi Nilai-nilai Agama Islam dalam Pembentukan Sikap Dan Perilaku siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Agama Islam – Ta’lim. Vol 10(1):67-77

Hambali, Muh & Eva Yulianti. (2018). Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap Pembentukan Karakter Religius Peserta Didik Di Kota Majapahit. Jurnal Pedagogik, Vol. 05, No. 02.

Hawa, Siti. (2018). Islamic Religious Education (PAI) Learning Management In The Formation Of Student Characters. Journal Islamic. Vol. 2 No. 3. Lickona, Thomas. (2013). Educating For Character. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia Minsih. (2015). Pelaksanaan Layanan Dasar Bimbingan Dalam Membentuk

Karakter Siswa Di Sd Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta. Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2.

Mubtadi, Ali. (2006). Penanaman nilai-nilai agama islam dalam pembentukan sikap dan perilaku siswa sekolah dasar islam terpadu Lukman Al-Hakim Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan evaluasi pendidikan vol. 1, no 1. Muhtadi, Ali. Asrori, M. (2006). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.

(15)

11

Nugroho, Puspo. (2018). Internalization of Tolerance Values in Islamic Education. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 12, Nomor 2.

Rosenda, Diden. (2017). The Attitude Of The Students Participating In The Religious Extracurricular Activities And Its Relation To Their Behavior. International Journal Of Scientific & Technology Research Volume 6, Issue 02.

Sopiatin P. (2010). Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Gahlia. Suhartini, Andewi. (2016). The Internalization Of Islamic Values In Pesantren.

UIN Sunan Gunug Djati Bandung, Vol. 2, No. 3 Desember 2016 M/ 1438 H.

Referensi

Dokumen terkait

Q 100130091, Internalisasi Nilai-nilai Religius untuk Pembentukan Karakter pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN Karangasem II Surakarta, Tesis, Magister Administrasi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi penanaman nilai-nilai karakter islam melalui kegiatan ekstrakurikuler di SDN 3 Limboto, untuk mengetahui

Dari pembahasan hasil penelitian yang penulis paparkan dalam skripsi yang berjudul internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam pada kegiatan kepramukaan dalam

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan menemukan sikap disiplin siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

Qurrotu A‟yuni Alfitriyah, 2018, Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Perilaku Bullying (Studi Kasus MTs Darul Ulum Waru dan SMPN 4 Waru),

Sehingga dapat diartikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mempunyai pengaruh terhadap pembentukan civic dispositions siswa, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang

Proses penanaman nilai-nilai agama Islam di SDIT Luqman Al-Hakim telah berpengaruh pada sikap dan perilaku siswa yang taat kepada Allah, berakhlakul karimah

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Mangarabombang Kabupaten Takalar Dalam konteks pelaksanaan pendidikan agama