Komposisi Tubuh
ukuran dan komposisi
cairan ekstraseluler (CES),
intraseluler (CIS), dan
intersitial
integritas membran
Perubahan
yang terjadi pada kompartemen tubuh memiliki efek
yang signifikan pada keseimbangan cairan pada pasien pediatri
persentase dari
lemak tubuh
Culpeper, Theresa, Long, CRNA, PhD. 2000. AANA Journal Course: Update for nurse anesthetist-Intraoperative fluid
Fisiologi Ginjal, cairan, elektrolit
kehamilan 34
minggu nefron ginjal
sudah tersusun
secara sempurna
filtrasi glomerulus
meningkat pada
masa kehamilan
resistensi vaskular
ginjal menurun +
resistensi vaskular
sistemik dan
tekanan arterial
meningkat
peningkatan
aliran darah ginjal
secara dramatis
GFR 24 jam pertama
kehidupan masih
rendah dan baru
dapat meningkat
setelahnya
Saat lahir
area korteks dan nefron
jukstaglomerulus,
volume kapiler
glomerulus dan ukuran
pori-pori membran
glomerulus meningkat
6 minggu pertama
Maturasi
glomerulus
Ambang batas
ginjal terhadap
glukosa pada
neonatus masih
sangat rendah
peningkatan
insiden
glikosuria
yang dapat
menyebabkan
hipoglikemia
Kapasitas tubular
dalam mereabsorpsi
natrium pada bayi
prematur
masih
rendah
bayi prematur lebih
rentan terjadi
hiponatremia
Fisiologi Kardiovaskuler
Lebih sedikitnya jaringan
untuk berkontraksi
Ventrikel kiri yang
kurang komplian dan
berkembang
Perbedaan antara miokardium neonatal dan dewasa antara lain:
Stroke volume yang
relatif tetap
Balck, Ann, Angus McEwan. Pediatric and Neonatal Anaesthetia, Anasthesia in Nutshell, London, 2004
Cardiac output yang
tergantung frekuensi
denyut jantung
Sensitif pada agen
penghambat kalsium
Konsumsi oksigen
miokard relatif tinggi
cadangan katekolamin
endogen yang rendah
dan
respon yang buruk
terhadap katekolamin
eksogen
aktivasi saraf parasimpatis,
overdosis anestesi, atau
hipoksia
bradikardi, peningkatan
resistensi vaskular sistemik
sehingga
mengurangi
cardiac output.
Pada bayi baru lahir atau bayi
prematur memiliki keterbatasan
dalam merespon peningkatan
Kebutuhan Kalori
Bayi-bayi membutuhkan kalori yang lebih banyak dalam untuk memenuhi
energi tubuhnya. semakin bertambahnya hari dan terjadi pertumbuhan
tubuh neonatus, makan kebutuhan kalori akan semakin bertambah
Holiday M. Metabolic rate and organ size during growth from infancy to maturity and during late gestation
and early infancy. Pediatrics 1971; 47:169-179
Berat Badan
Kebutuhan Kalori
3 – 10 kg
100 kkal/kgBB/hari
10 – 20 kg
1000 + 50 kkal/kgBB/hari
≥ 20 kg
1500 + 20 kkal/kgBB/hari
Saat demam, tubuh akan
meningkatkatkan kebutuhan kalori
sebanyak 10-20% setiap 1
o
Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Berat Badan
Kebutuhan Cairan per Jam
Kebutuhan Cairan per Hari
<10 kg
4 ml/kg
100 ml/kgBB
10-20 kg
40 ml + 2 ml/kgBB diatas 10 kg
1000 ml + 50 ml/kgBB diatas 10 kg
>20 kg
60 ml + 1 ml/kgBB diatas 20 kg
1500 ml + 25 ml/kgBB diatas 20 kg
Elektrolit
Anak
Bayi prematur
Na
+
2-3 mmol/kgBB
3-5 mmol/kgBB
K
+
1-2 mmol/kgBB
2-4 mmol/kgBB
Penilaian Preoperatif
Ada beberapa keadaan tertentu yang harus diperhatikan, yaitu:
Bissonnette B. Fluid Therapy. In: Hughes D, Mather S, Wolf A, eds. Handbook of Neonatal Anaestehsia. London: W.B Saunders, 1996: 110-131
DEHIDRASI
Tabel Perkiraan Status Dehidrasi pada Pensentase Berat
Badan, Berdasarkan Pemeriksaan Fisik
Penilaian Pre-operatif
Ada beberapa keadaan tertentu yang harus diperhatikan, yaitu:
Culpeper, Theresa, Long, CRNA, PhD. 2000. AANA Journal Course: Update for nurse anesthetist-Intraoperative fluid
management for the pediatric surgical patient: Birmingham, Alabama: AANA journal/December 2000/vol. 68, No. 6.
PUASA
Tabel Acuan Puasa untuk Operasi Elektif Berdasarkan Usia
Bahan yang dikonsumsi Waktu puasa minimum
Cairan jernih
2 jam
ASI
4 jam
Susu formula
6 jam
Susu non-ASI
6 jam
Makanan ringan
6 jam
Panduan puasa untuk pembedahan elektif (ASA)
ASA Task Force on preoperative fasting : practice guidelines for perioperative fasting and the use of Pharmacologic agents to reduce the risk of pulmonary aspiration: application to healthy patients undergoing elective procedures. Anesthesiology 1999; 90: 896 – 905
Manajemen Cairan Intraoperatif
Pada anak yang melakukan puasa perioperatif
seperti yang dianjurkan ASA, kehilangan cairan
karena puasa sangat sedikit, sehingga tidak
diperhitungkan dalam perhitungan kebutuhan
cairan intraoperatif
Pemberian cairan intraoperatif pada dasarnya untuk memenuhi cairan yang
dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme basal
, mengkompensasi defisit cairan
selama
puasa preoperatif
, dan mengembalikan
kehilangan cairan selama
proses operasi
berlangsung.
Murat, Isabelle. Perioperative Fluid Therapy in Pediatrics. Department of anesthesia d’Enfants Armand Trousseau, Paris France
Pada tahun 1975, Furman
dkk. Mengusulkan 50%
pergantian defisit cairan
dalam 1 jam pertama dan
25% pada jam kedua dan ke
tiga
Pada tahun 1986, Berry
mengajukan panduan
pemberian cairan pada anak
berdasarkan pada usia anak
dan tingkat keparahan
trauma selama operasi
Furman E, et al., specific therapy in water, electrolyte and blood-volume replacement during pediatric surgery. Anesthesiology 1975; 42: 187-193
Pemilihan Cairan
biaya yang murah
rendahnya reaksi
anafilaktik
Kristaloid (normal saline atau ringer laktat) merupakan cairan pertama yang
diberikan untuk mengatasi defisit cairan relatif maupun defisit cairan absolut selama
prosedur pembedahan pada anak
rendahnya efek
koagulasi
So KW, et al., Randomised controlled trial of colloid or crystalloid in hypotensive preterm infants. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 1997; 76: F43-F46
mencegah penularan
agen-agen infeksi
normal saline sama
efektifnya seperti albumin
dalam mengembalikan dan
mempertahankan tekanan
arteri atau untuk mengobati
neonatal polycythemia
Penggunaan cairan kristaloid didasarkan
pada keadaan kardiovaskular. Normalnya,
15 – 20 mL/kg RL selama 15 – 20 menit
akan menstabilkan keadaan
kardiovaskular.
Setelah pemberian total 50mL/kg
kristaloid, dilanjutkan dengan pemberian
cairan koloid untuk menjaga tekanan
osmotik intravaskular.
Hydroxyethyl starch (HES)
HES sama efektifnya
dengan 6% Dextran
dalam menjaga
oksigenasi jaringan
Pemberian HES dihubungkan
dengan rendahnya edema
post operasi jika
dibandingkan dengan RL pada
anak dan infan
Meskipun studi penggunaan HES pada pasien pediatri masih minim, Volume HES
sebesar
55mL/kg
diketahui memberi efek baik tanpa menimbulkan masalah pada
ginjal, hati, dan koagulasi darah
Aly HA, et al., Global tissue oxygenation during normovolemichaemodilution in young children. Paeditr anesth 1997; 7: 197 – 204
Pada anak-anak hanya satu kasus
koagulopati berat yang dilaporkan terjadi
setelah pemberian HES pada anak usia 13
tahun dengan diagnosis Jehovah’s witness
Lockwood DN et al., A severe coagulopathy following volume replacement with HES in a Jehovah’s witness. Anesth 1988; 43: 391-393
Gelatin (Haemacell
TM
)
Haemaccel
TM
terbukti memiliki efektivitas yang sama dengan albumin
4.5% dalam mengelola pasien hipotensi dalam prosedur operasi
mayor pada neonatus
Stoddart PA et al., A comparison of 4.5% human albumin solution and haemaccel in neonates undergoing major surgery. Paediatr anesth 1996; 6: 103-106
Haemaccel
TM
tidak lagi digunakan di
beberapa negara karena
tingginya risiko
reaksi anafilaktik
yang dimiliki
kurang efektif dalam menjaga tekanan osmotik plasma dan
konsentrasi albumin plasma
Albumin
Emery E et al., Randomised Controlled trial of colloid infusin in hypotensive preterm infants. Arch Dis Child 1992; 67:1185-1190
biaya yang mahal
berisiko menularkan agen-agen infeksius
Pada neonatus yang hipotensi, pemberian albumin 4.5% terbukti
sama efektifnya
dengan pemberian Fresh Frozen Plasma dalam
mengembalikan tekanan darah
, tapi lebih efektif jika
dibandingkan dengan albumin 20%
Masalah Cairan Post operatif
terapi cairannya harus
diberikan melalui akses vena
perifer atau melalui akses
vena sentral
kebutuhan
metabolisme basal
tidak memberikan cairan peroral post-op kepada pasien pediatri yang
menjalani prosedur operasi mengurangi kejadian muntah
kehilangan cairan
gastrointestinal
Kearney R et al., withholding oral fluid from children undergoing day surgery reduces vomiting. Paediatr Anesth. 1998; 8: 331-336
Kehilangan cairan
tambahan
Hiponatremia berat mampu merangsang terjadinya
edema serebral, yang kemudian akan mencetuskan
gambaran klinis seperti penurunan kesadaran,
disorientasi, muntah, dan dalam kasus yang berat bisa
terjadi kejang
Post-operative hyponatremia
Mayoritas hiponatremia post
operatif ditemukan pada
pasien anak ASA 1 yang
diberikan cairan hipotonik
saat kapasitas ekskresi
cairan bebas terganggu
Hiponatremia berat (<120-125 mmol/L) berakibat pada kerusakan otak
sementara atau permanen
penurunan fungsi kelenjar
pituitari atau adrenal, jejas
otak atau tumor otak yang
berhubungan dengan
kehilangan garam, dan sekresi
ADH yang tidak terkendali
Arieff AI. Post operative hyponatremic encephalopathy following elective surgery in children. Paediatr Anesth 1998; 8: 1-4