• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Jumlah Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tahun Jumlah Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2013"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kuliner adalah salah satu daya tarik yang ditawarkan oleh kota Bandung. Pilihan kuliner yang ada di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini sangat beragam, mulai dari jajanan tradisional sampai menu masakan luar negri. Sejalan dengan hal tersebut pada usaha tata boga, café merupakan salah satu bidang usaha yang bergerak dalam bidang kuliner. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, café adalah tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan musik, atau tempat minum yang pengunjungnya dapat memesan minuman, seperti kopi, teh, bir dan kue-kue atau juga disebut dengan kedai kopi.

Perkembangan bisnis kuliner di Bandung saat ini semakin berkembang pesat, hal ini dapat kita lihat dari jumlah restoran dan rumah makan yang ada di Kota Bandung yang ditunjukan pada data dibawah ini :

Tabel 1.1

Pertumbuhan Restoran dan Rumah Makan Berijin di Kota Bandung Periode 2008 - 2013

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013

415 431 439 512 629 629

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2013

Berdasarkan data yang ada diatas, dapat disimpulkan bahwa saat ini persaingan di bidang kuliner sangat ketat, yang dapat kita lihat dari banyaknya jumlah restoran dan rumah makan yang tersebar di kota Bandung dan akan semakin bertambah lagi jumlahnya, maka diperlukan strategi yang tepat agar perusahaan bisa bersaing dan lebih unggul dibandingkan dengan para pesaing lainnya.

Menurut Coupey (2001, p169) internet dapat digunakan untuk mengembangkan penglihatan tentang kebutuhan pelanggan dan tindakan pesaing. Jumlah

(2)

Sebagai tambahan, pemasar dapat menggunakan internet untuk mengawasi perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi kelangsungan aksi dari strategi yang telah diterapkan.

Saat ini, internet bukan lagi suatu hal yang mewah dan hanya digunakan oleh golongan tertentu saja. Hal tersebut dibuktikan dengan terus bertambahnya pengguna internet di Indonesia sampai tahun 2012. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet Indonesia sampai tahun 2012 ini mencapai 63 juta jiwa. Lebih lanjut menurut APJI, angka pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia akan meningkat sekitar 30 persen atau mencapai 82 juta pengguna di tahun 2013, dan diasumsikan akan bertambah terus menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada 2015.

Gambar 1.1 Statistik pengguna internet di Indonesia dan prediksi pengguna internet di Indonesia sampai pada tahun 2015

(3)

Internet mendukung komunikasi dan kerja sama global antara pegawai, konsumen, penjual, dan rekan bisnis yang lain. Internet memungkinkan orang dari organisasi atau lokasi yang berbeda bekerja sama sebagai satu tim virtual untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan memelihara produk atau pelayanan. Dengan internet memungkinkan aplikasi Electronic Commerce (EC) dapat digunakan pada jaringan global, dan biasanya dilengkapi dengan aplikasi pemrosesan pesanan secara On-line, Electronic Data Interchange (EDI) untuk mengirim dokumen bisnis, dan keamanan sistem pembayaran Electronic Funds Transfer (EFT).

Menurut Haryanto (2009), banyak perusahaan beranggapan bahwa mengaplikasikan internet marketing saja dapat memudahkan dan menambah value bagi produknya, lebih murah dan efisien. Dampaknya terhadap penjualan akan besar jika banyak konsumen dan pelanggan yang berkunjung ke situs tersebut dan mengetahui merek yang sedang ditawarkan. Salah satu tujuan dari pemasaran yang efektif adalah untuk mengenalkan keberadaan suatu produk kepada konsumennya secara luas dan bagaimana membuat merek produk tersebut menjadi top of mind dalam benak konsumen dan menjadikannya brand preferences bagi konsumen saat ketika hendak melakukan sebuah keputusan pembelian.

Andriyanto dan Haryanto (2010) mengatakan bahwa internet marketing juga bertujuan untuk membangun brand awareness (kesadaran merek) dalam benak konsumen dan dengan tujuan sebisa mungkin menjadi top of mind dari konsumen yang dituju. Selain brand awareness, salah satu keunggulan dari internet marketing adalah dengan terbentuknya pembicaraan yang tersebar melalui mulut ke mulut (word of mouth). Internet marketing yang baik akan menciptakan isu atau rumor yang beredar secara cepat bukan hanya di dunia maya tapi juga di dunia nyata dan membuat orang sadar akan kehadiran sebuah merek dan membuat orang tersebut semakin penasaran dan ingin mencari tahu akan produk tersebut dan pada akhirnya memunculkan keputusan untuk mengkonsumsi produk tersebut.

(4)

Dilihat dari fenomena diatas, terlihat bahwa internet marketing mempunyai pengaruh terhadap pembentukan brand awareness, sehingga banyak perusahaan yang menggunakan internet sebagai media promosi untuk memperkenalkan keberadaan produk dan kesadaran merek kepada konsumen.

Disamping internet marketing, experiental marketing juga menjadi salah satu strategi yang dilakukan terhadap pembentukan brand awareness. Menurut Andreani (2007) para pemasar seharusnya tidak hanya melakukan promosi saja tetapi juga harus mampu merealisasikan janji-janjinya secara operasional dan nyata sehingga merek produk dapat tertanam dalam benak konsumen (brand awareness) dengan memberikan kejutan-kejutan emosional dan membangkitkan suasana jiwa mereka dengan pengalaman yang unik. Konsep pemasaran yang memberikan pengalaman unik kepada pelanggan sudah dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan pengalaman yang unik, positif dan mengesankan kepada konsumen. Dengan demikian, konsumen akan merasa terkesan dan pengalaman selama menikmati produk perusahaan ini akan tertanam dalam benak mereka. Sehingga nantinya konsumen tidak hanya akan loyal tapi juga menyebarkan informasi mengenai produk perusahaan secara word of mouth. Dari waktu ke waktu konsep yang memberikan perhatian khusus terhadap pengalaman yang dialami konsumen ketika mengkonsumsi produk ini terus berkembang. Selain itu, semakin banyak juga perusahaan yang menerapkan konsep ini dalam menjalankan bisnisnya. Mereka menerapkan konsep experiential marketing sesuai dengan tujuan dan kebutuhan mereka masing-masing.

Brand awareness merupakan kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirancang dengan kata-kata kunci. Kesadaran ini digunakan sebagai salah satu indikator efektivitas pemasaran Eti Rochaety (2005:35). Sedangkan menurut Peter dan Olson (2000: 190) menyatakan bahwa brand awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.

(5)

Begitu halnya dengan Bober Café. Bober adalah salah satu café di Bandung yang terletak di Jl. R.E Martadinata No 123, bahwa dengan banyaknya persaingan yang semakin kompetitif, maka perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar merek perusahaan tersebut menjadi top of mind dalam benak konsumen dan menjadikannya brand preferences bagi konsumen saat ketika hendak melakukan sebuah keputusan pembelian. Untuk dapat berkembang dengan baik, maka perusahaan harus memperhatikan strategi promosi serta experiential marketing yang dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Internet Marketing dan Experiential Marketing Terhadap Pembentukan Brand Awareness Pada Bober Café di Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah :

1. Apakah terdapat hubungan antara internet marketing terhadap pembentukan brand awareness pada Bober Café ?

2. Apakah terdapat hubungan antara experiential marketing terhadap pembentukan brand awareness pada Bober Café ?

3. Apakah terdapat hubungan antara internet marketing dan experiential marketing secara bersama-sama terhadap pembentukan brand awareness pada Bober Café ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mencari dan mendapatkan informasi serta menambah literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian khususnya dalam rangka untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Internet Marketing dan Experiential Marketing Terhadap pembentukan Brand Awareness. Selain itu, penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh Ujian Sidang dan memperoleh gelar

(6)

Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh internet marketing terhadap pembentukan brand awareness pada Bober cafe Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh experiential marketing terhadap pembentukan brand awareness pada Bober cafe Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh internet marketing dan experiential marketing secara bersama-sama terhadap pembentukan brand awareness pada Bober cafe Bandung

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengalaman, yang lebih luas dalam proses belajar baik secara teoritis maupun praktis, sehingga penulis dapat membiasakan diri dalam melakukan penelitian secara ilmiah dan membiasakan diri dalam membuat laporan yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini berguna untuk mengetahui manfaat dari internet marketing dan experiential marketing pada perusahaan yang mengimplementasikannya.

2. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan masukan bagi perusahaan terutama didalam menyempurnakan strategi guna mencapai keunggualan dalam bersaing.

3. Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi bahan acuan serta sumber informasi untuk penelitian selanjutnya.

(7)

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:58), Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk mencapai tujuan pemasarannya.

Strategi pemasaran dibagi lagi menjadi empat antara lain : 1. Segmentasi Pasar (market segmentation)

Membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda yang mempunyai kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda dan yang mungkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah.

Dalam segmentasi pasar juga dikenal dengan istilah segmen pasar, yang artinya adalah sekelompok konsumen yang merespons dengan cara yang sama terhadap sejumlah usaha pemasaran tertentu.

2. Penetapan Target Pasar (market targeting)

Proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih jumlah segmen yang dimasuki.

3. Positioning

Pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda, dan diinginkan terhadap produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran.

4. Diferensiasi

Benar-benar mendiferensiasikan penawaran pasar untuk menciptakan nilai pelanggan yang tinggi.

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bisnis, dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari suatu bisnis. Strategi Pemasaran mencakup semua kegiatan dasar dan jangka panjang di bidang pemasaran, yang berhubungan dengan analisis situasi awal strategis perusahaan dan perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi yang berorientasi pasar dan karena itu berkontribusi pada tujuan perusahaan dan tujuan pemasaran.

(8)

Model AIDA adalah salah satu model hirarki respon yang cukup populer bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Dalam model respon AIDA menurut (Tjetjep Djatnika : 2007) dijelaskan empat tahapan yang terdiri dari Attetion (perhatian), Interest (minat), Desire (keinginan), dan Action (tindakan), minat beli termasuk dalam tahap kedua yaitu interest (minat). Teori ini yang mengendalikan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya diawali dengan tahapan menarik perhatian (Attention) terhadap barang dan jasa yng kemudian jika berkesan pasti akan melangkah ketahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk dan jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjuk ke tahap berhasrat atau minat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuha-kebutuhannya. Jika hasrat minat belinya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action to buy) barang atau jasa yang ditawarkan.

Internet marketing adalah adalah salah satu strategi pemasaran dan merupakan faktor yang sangat penting bagi yang ingin sukses berbisnis melalui internet. Banyak perusahaan atau institusi bisnis lainnya yang telah mempunyai website namun tidak ada manfaat yang berarti bagi usahanya.

Internet marketing adalah upaya untuk memasarkan produk atau jasa yang menggunakan website sebagai medianya. Dapat disebut juga sebagai salah satu upaya internet marketing yang antara lain, email marketing, newsletter, pemasangan banner, pertukaran link, jejaring sosial dan lainnya.

Pengertian E-Marketing menurut Armstrong dan Kottler (2004:74) adalah:

“E-Marketing is the marketing side of E-Commerce, it consists of company efforts to communicate about, promote and sell products and services over the internet.”

E-Marketing adalah sisi pemasaran dari E-Commerce , yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk mengkomunikasikan suatu produk, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa melalui internet.

(9)

Sedangkan Strauss dan Frost (2001) berpendapat bahwa e-marketing adalah penggunaan data dan aplikasi elektronik untuk perencanaan dan pelaksanaan konsep, distribusi, promosi, dan penetapan harga untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Disamping internet marketing, experiential marketing menjadi salah satu pendekatan didalam pemasaran. Seperti yang dijelaskan www.p4hrul.wordpress.com, experiential marketing merupakan sebuah pendekatan dalam pemasaran yang sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dulu hingga sekarang oleh para pemasar. Pendekatan ini dinilai sangat efektif karena sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi, para pemasar lebih menekankan diferensiasi produk untuk membedakan produknya dengan produk kompetitor.

Menurut Shaz Smilansky (2009: 5) experiential marketing adalah :

“Experiential marketing is the process of identifying and satisfying customers need and aspirations profitability, engaging them through two-way communications that bring brand personalities to life and add value to the target audience.”

Dapat diartikan experiential marketing adalah proses mengidentifikasi dan memuaskan kebutuhan pelanggan dan aspirasi yang menguntungkan, melibatkan dengan menggunakan komunikasi dua arah sehingga memberikan kepribadian terhadap brand tersebut untuk bisa hidup dan menjadi nilai tambah (add value) kepada target pelanggan.

Dengan adanya experiential marketing, pelanggan akan mampu membedakan produk dan jasa yang satu dengan lainnya karena mereka dapat merasakan dan memperoleh pengalaman secara langsung melalui lima pendekatan (sense, feel, think, act, relate), baik sebelum maupun ketika mereka mengkonsumsi sebuah produk atau jasa. Experiential marketing sangat efektif bagi pemasar untuk membangun brand awareness.

(10)

Pada dasarnya tujuan dari pendekatan pemasaran adalah menciptakan kesadaran merek (brand awareness). Berbagai upaya dilakukan suatu perusahaan untuk memperkuat suatu merek dan mendapatkan identitas nama dalam benak konsumen.

Definisi brand awareness menurut Shimp (2003:11) adalah:

“Kemampuan sebuah merk untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan”.

Sedangkan Soehadi (2005:28) memberikan pengertian tentang kesadaran merek (brand awareness) adalah sebagai berikut :

“Membangun brand awareness berarti membuat pelanggan mengerti kategori produk atau layanan dimana brand tersebut bersaing. Pada tingkatan yang lebih luas, keberhasilan membangun brand awareness sangat tergantung pada seberapa jauh pelanggan mengerti bahwa merek tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuan mereka”.

Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand produknya. Sebab, tak bisa dipungkiri bila semakin banyak konsumen yang mengingat brand suatu produk, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan oleh penulis, maka penulis mengambil hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut :

1. Internet marketing berpengaruh terhadap pembentukan brand awareness. 2. Experiential marketing berpengaruh terhadap pembentukan brand

awareness.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap Bober café Bandung. Penelitian ini dilakukan secara langsung ke Bober café untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2013.

Gambar

Gambar 1.1  Statistik pengguna internet di Indonesia dan prediksi pengguna  internet di Indonesia sampai pada tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Untuk keperluan Statuta ini, “kejahatan terhadap kemanusiaan” berarti salah satu dari perbuatan berikut ini apabila dilakukan sebagai bagian dari serangan meluas

Kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta terhadap bencana banjir sudah baik dengan nilai indeks 78,76 dan dapat dikatakan

Serat kayu dengan nilai Muhlstep yang tinggi berarti serat tersebut memiliki dinding yang tebal dan lumen yang sempit sehingga luas area kontak antar serat menjadi kecil [5]..

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang aplikasi yang dapat memudahkan pengguna dalam menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan gabungan.. Aplikasi yang dibangun ini

Keberatan yang muncul atas fenomena ini adalah lebih didasarkan pada metode yang dipakai oleh gereja karismatik untuk menarik banyak anggota jemaat, upaya tersebut biasa

Jika Anda mengurutkan semua perempuan tersebut dari yang terpendek sampai ke yang tertinggi, maka yang di tengah pasti mempunyai tinggi 130 cm. Setengah dari perempuan

Pada saat coil diberikan arus maka pada inti coil akan menjadi magnet yang kemudian menarik kontak-kontak penghubung pada relay tersebut.Pada relay terdapat dua buah kontak

Segmentasi pasar adalah usaha untuk mengelompokkan pasar dari pasar yang bersifat herterogen menjadi bagian-bagian pasar yang memiliki sifat homogen (Sunyoto,