• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fernandez, Inyo Yos Bahasa Bima dan Komodo, Kajian Linguistik Historis Komparatif terhadap Dua Bahasa NTB dan NTT Secara Kualitatif dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fernandez, Inyo Yos Bahasa Bima dan Komodo, Kajian Linguistik Historis Komparatif terhadap Dua Bahasa NTB dan NTT Secara Kualitatif dan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M. Gunawan. “Menyingkap Rahasia Keunikan Bahasa Cia-Cia”. www.klikp21.com|News Sport and Lifestyle. diunduh 10 Agustus 2009, pukul 01:11 pm.

Abdullah, Mustafa. 1991. Struktur Bahasa Cia-Cia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Alirman, La Ode. 2010. “Bahasa Cia-Cia dalam Peradaban di Lingkungannya”. makalah dalam Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara. Bau-Bau.

Austin. 1957. “Criteria for Phonetic Similarity”. dalam Language , Vol 33, No 44, Part 1 (Oct – Dec 1957), pp. 538- 544. America: Linguistics Society of America.

Anttila, Raimo. 1989. Historical and Comparative Linguistics. Amsterdam/Philadelphia: John Benjamins Publishing Campany.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Sorawolio dalam Angka. Baubau: BPS Kotamadya Baubau

Badan Pusat Statistik 2012. Kecamatan Pasarwajo dalam Angka. Buton: BPS Kabupaten Buton.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Wabula dalam Angka. Buton: BPS Kabupaten Buton.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Wolowa dalam Angka. Buton: BPS Kabupaten Buton.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Siotapina dalam Angka. Buton: BPS Kabupaten Buton.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Lasalimu Selatan dalam Angka. Buton: BPS Kabupaten Buton.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Lasalimu dalam Angka. Buton: BPS Kabupaten Buton.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Batauga dalam Angka. Baubau: BPS Kotamadya Baubau.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Sampolawa dalam Angka, Buton: BPS Kabupaten Buton.

(2)

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Lapandewa dalam Angka. Buton: BPS Kabupaten Buton.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Batuatas dalam Angka. Buton: BPS Kabupaten Buton.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Binongko dalam Angka. Wakatobi: BPS Kabupaten Wakatobi.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kematan Tongkuno dalam Angka. Raha: BPS Kabupaten Muna.

Berg, Rene van Den. 1991. “Preliminary Notes on The Cia-Cia Language”. dalam Excursice in Celebes. Leiden: KITLV.

Budhasi, I Gede.2007. “Hubungan Kekerabatan Bahasa-Bahasa Sumba”. Disertasi. tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Burhanuddin. 1979. Bahasa-Bahasa Daerah di Sulawesi Tenggara. Laporan Penelitian. Kendari.

Bynon, Theodora. 1977. Historical Linguistics. Cambridge: Cambridge University Press.

Campbell, Lyle. 1998. Historical Linguistics: An Introduction. Edinburgh: Edinburgh University Press.

Chen, Matthew Y. 1976. “Relative Cronology: Three Methods of Reconstruction”. dalam Journal of Reconstruction, Vo; 12 No. 2, (sept 1976) pp 209 – 258. Cambridge: Cambridge University. Coppenger, Caleb. 2011. Misteri Kepulauan Buton: menurut sesepuh dan saya.

Jakarta: Adonai.

Crystal, David. 2008. A Dictionary of Linguistics and Phonetics. Australia: Blackwell.

Crowley, Terry. 1987. An Introduction to General Linguistics. Oxford: Oxford University Press.

Dyen, Issodore. 1963. “Why Phonetic Change is Regular”. dalam Language, Vol 39, No. 4 (Oct – Nov 1963), pp 631 – 637. America: Linguistics Society of America.

Dyen, Issodore. 1975. Linguistics Subgrouping and Lexicostatististics. Paris: Mouton The Hague.

Fernandez, Inyo Yos. 1993. “Dialektologi Sinkronis dan Diakronis: Sebuah Pengantar”. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

(3)

Fernandez, Inyo Yos. 1995. “Bahasa Bima dan Komodo, Kajian Linguistik Historis Komparatif terhadap Dua Bahasa NTB dan NTT Secara Kualitatif dan Kuantitatif di Bidang Leksikon dan Fonologi”. Laporan Penelitian. Yogjakarta: FIB Universitas Gadjah Mada. Fernandez, Inyo Yos. 1996. Relasi Hitoris Kekerabatan Bahasa Flores. Flores:

Nusa Indah.

Fernandez, Inyo Yos. 2010. “Relasi Kekerabatan Antarbahasa dalam Subkelompok Muna-Buton-Wakatobi di Kepulauan Lepas Pantai Sulawesi Tenggara”. dalam Prosiding Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara. Kendari: Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara.

Fernandez, Inyo Yos, Sandra Safitri, dan Yohanes Sanjoko. 2012. “Kekerabatan Bahasa dan Budaya Muna-Buton-Wakatobi di Kawasan Lepas Pantai Provinsi Sulawesi Tenggara: Tahap I” Laporan Penelitian Hibah Kompetitif DIKTI.

Fernandez, Inyo Yos dan Sandra Safitri. 2012. “Relasi Kekerabatan Subkelompok Bahasa Muna-Buton: Tinjauan Antardisiplin Linguistik Diakronis dan Budaya. dalam Prosiding Seminar Internasional Menimang Bahasa Membangun Bangsa. Ahmad Sirulhaq (Ed). Mataram: FKIP Universitas Mataram.

Fernandez, Inyo Yos, Sandra Safitri, dan Sahur Saeruddin. 2013. “Kekerabatan Bahasa dan Budaya Muna-Buton-Wakatobi di Kawasan Lepas Pantai Provinsi Sulawesi Tenggara: Tahap II” Laporan Penelitian Hibah Kompetitif DIKTI.

Fernandez, Inyo Yos dan Sandra Safitri. 2013. “Relation of Cognate Languages and Their Culture in Muna-Buton Subgroup An Interdisciplinary Perspective between Diachronic Linguistics” dalam Medan Bahasa: Jurnal Ilmiah Kebahasaan vol. 7. no. 1. Surabaya: Balai Bahasa Surabaya.

Fernandez, Inyo Yos dan Sandra Safitri. 2013. “Kekerabatan Muna-Wakatobi di Kawasan Lepas Pantai Provinsi Sulawesi Tenggara (Kajian Linguistik Historis Komparatif). dalam Prosiding Seminar VI Bahasa dan Budaya Austronesia dan Non-Austronesia. Bali: Universitas Udayana

Greenberg, Joseph H. 2005. Genetic Linguistics. New York: Oxford University Press.

(4)

Hanan, Sandra Safitri. 2010. ”Ketika Pihak Asing Mencampuri Identitas Bahasa Ibu: suatu tinjauan penggunaan aksara Korea pada bahasa di Buton”. makalah dalam Prosiding Kongres Internasional Bahasa Ibu. Bandung: Balai Bahasa Bandung.

Hanan, Sandra Safitri. 2012. “Bahasa Ciacia: Dulu, Kini, dan Masa Depan” dalam Aspek-Aspek Bahasa Daerah di Sulawesi Bagian Selatan. Editor: Masao Yamaguchi. Kyoto: Hokuto Publishing Inc.

Hanan, Sandra Safitri. 2013. “Penelusuran Etimologi Kata Berpolisemi dalam Bahasa Ciacia: suatu tinjauan semantik diakronis”. dalam Kandai. Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 9, No 1. tahun 2013. Kendari: Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara.

Hanan, Sandra Safitri. 2013. “Fonologi Bahasa Ciacia”. dalam Fonologi Bahasa Daerah di Pulau Sulawesi Bagian Selatan. Editor: Masao Yamaguchi. Kyoto: Hokuto Publishing Inc.

Hock, Hans Henrich. 1986. Principles of Historical Linguistics. Berlin; New York; Amsterdam: Mouton de Gruyter.

Jeffers, Robert J dan Lehiste. 1979. Principles and Methods for Historical Linguistics. Massachusetts, London, England: MIT Press.

Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara. 2007. “Penelitian Kekerabatan dan Pemertaan Bahasa-Bahasa di Sulawesi Tenggara”. la[oran penelitian. Kendari: Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara. Kaseng, Syahruddin, Alimudin, Andi Mahmudin, Rasdiana. 1991. Pemetaan

Bahasa-Bahasa di Sulawesi Tenggara. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas.

Keraf, Gorys. 1991. Linguistik Bandingan Nusantara. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Konisi, La Yani dan Ahid Hidayat. 2001. “Analisis Kategori Kata Bahasa Cia Liwungau”. Kendari: Unit Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Kendari.

Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Laksono, Kisyani. 2004. Bahasa Jawa di Jawa Timur Bagian Utara dan

Blambangan. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Lauder, Multamia, Buha Aritonang, Wati Kurniawati, Hidayatul Astar. 2000. Penelitian Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia: Propinsi Sulawesi Tenggara. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas.

(5)

Lauder, Multamia , Buha Aritonang, Wati Kurniawati, Hidayatul Astar. 2000. Penelitian Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia: Propinsi Sulawesi Selatan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas.

Lauder, Multamia. 1997. Pedoman Pengenalan dan Penulisan Bunyi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional.

Lauder, Multamia. 1990. Pemetaan dan Distribusi Bahasa-Bahasa di Tangerang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Lee, Ho-Young, Tai Hyun Chun, dan Hyosung Hwang. 2010. “The Writing System of The Cia-Cia Language”. makalah dalam Prosiding Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara. Bau-Bau.

Lehman, W.P. 1992. Historical Linguistics. Thrid Edition. Routledge: London and New York.

Mahsun, 1994. “Penelitian Dialek Geografis Bahasa Sumbawa. Jilid 1”. Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis: Sebuah Pengantar. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Mahsun 2006a. “Panduan Analisis Data Pemetaan dan Hubungan Kekerabatan Bahasa-Bahasa di Indonesia”. Makalah. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Mahsun. 2006b. Kajian Dialektologi Diakronis di Wilayah Pakai Bahasa Sumbawa. Yogyakarta: Gama Media.

Mahsun. 2006c. Kajian Dialektologi Diakronis Bahasa Sasak di Pulau Lombok. Yogyakarta: Gama Media.

Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mahsun. 2008. ”Pemetaan Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia”. Makalah dalam Kongres Bahasa Indonesia IX. Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional.

Mahsun. 2010. Genolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Marsono. 2006. Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Maula, Muhammad Jadul, Tony Rudyansyah, Hestu Prahara, dan Sari Damar Ratri 2011. Kesepakatan Tanah Wolio. Depok: Titian Budaya, Pemerintah Daerah Kota Baubau, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

(6)

Mbete, Aron Meko. 2002. Metode Linguistik Diakronis. Denpasar: Universitas Udayana.

Meillet, Antoine. 1970. The Comparative Method in Historical Linguistics. Terjemahan Gordon B. Ford JR. Paris: Librarie Honore Champion.

Nadra. 2006. Rekonstruksi Bahasa Minangkabau. Padang: Andalas University Press.

Nadra dan Reniwati. 2009. Dialektologi, Teori dan Metode. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

Noorduyn, J. 1991. “The Languages of Sulawesi”. dalam Papers in Austronesian Linguistics No. 1. halaman 137-150. H. Steinhauer (Ed). Australia: The Australian National University.

Nothofer, Bernd. 1987. “Cita-Cita Penelitian Dialek”. Dewan Bahasa: 312.

Nsaha, La Ode Tamburaka dan Azis. 1978/1979. “Aneka Budaya Sulawesi Tenggara”. Kendari: Proyek Penggalian Nilai-Nilai Budaya Sulawesi Tenggara.

Poedjosoedarmo, Soepomo. 2008. “Perubahan Bahasa”. Makalah dalam Ceramah Ilmiah Linguistik. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Pusat Bahasa. 2008. Bahasa-Bahasa di Indonesia. Dendy Sugono, Mahsun, Inyo Yos Fernandez, Kisyani Laksono, Multamia Lauder, dan Nadra (Ed). Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional.

Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Hasan Alwi dan Dendy Sugono (Ed). Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Ramadhan, Syahrir. 2012. “Koreanisasi versus Cia-cianisasi” dalam Negeri Seribu

Benteng, Editor: Yusran Darmawan dan Muh. Mu’min F. Baubau: Respect.

Schoorl, Pim. 2003. Masyarakat, Sejarah, dan Budaya Buton. Jakarta: Djambatan bekerja sama dengan Perwakilan KITLV.

Sidu, La Ode. 2001. Pengelompokan Genetis Bahasa-Bahasa di Sulawesi Tenggara. Laporan Penelitian Depdiknas.

SIL. 2006. Bahasa-Bahasa di Indonesia. Jakarta: SIL International.

Sneddon, James N. 1995. ”Situasi Linguistik di Pulau Sulawesi” dalam PELLBA 8. halaman 139-175. Editor: Soenjono Dardjowidjojo. Jakarta: Lembaga Bahasa UNIKA Atma Jaya.

(7)

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

The International Phonetic Association. 2001. Handbook of the International Phonetic Association: A Guide to the Use of the International Phonetic Alphabet. Cambridge: Cambridge University Press.

Trask, R.L. 2000. The Dictionary of Historical and Comparative Linguistics. Edinburgh: Edinburgh University Press.

Trudgill, Peter and J.K.Chambers. Dialectology. Cambridge: Cambridge University Press.

Tryon, Darrel. 1995. “Proto-Austronesian and the Mayor Austronesian Subgroups” dalam The Austronesians, Historical and Comparative Perspectives. Peter Bellwood, James Fox, dan Darrel Tryon (Ed.). Canberra: ANU Press.

Wijana, I Dewa Putu. 2008. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Ilmiah. Yogyakarta: Pustaka Araska.

Wolff, John U. 2010. Proto-Autronesia Phonology With Glossary Volume II. USA: South Asia Program Publications, Cornell University.

Wurm, S.A. dan B. Wilson. 1975. An Etymologies English Finderlist of Reconstructions in Austronesian Languages. Canberra: Australian National University.

Yamaguchi, Masao. 2010. “Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara dalam Kaitannya dengan Genealogi”. dalam Prosiding Kongres Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara. Kendari: Kantor Bahasa-Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara.

Zahari, Abdul Mulku. 1977. Sejarah dan Adat Fiy Darul Butuni Jilid I. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Zahari, Abdul Mulku. 1977. Sejarah dan Adat Fiy Darul Butuni Jilid II. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan

Zahari, Abdul Mulku. 1977. Sejarah dan Adat Fiy Darul Butuni Jilid III. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan

Zuhdi, Susanto. 2010. Sejarah Buton yang Terabaikan: Labu Rope Labu Wana. Jakarta: Rajawali Pers.

Referensi

Dokumen terkait

Makna terminologi istilah yang digunakan dalam pembahasan fiqh Islam- adalah “mengeluarkan sebagian dari harta tertentu yang telah mencapai nishab (takaran tertentu

Informasi harus dapat disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti, dapat disajikan secara detail atau ringkasan, dapat diatur dalam urutan tertentu, dapat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa hasil Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan matematika realistik memberikan pengaruh sedang (ES

Objektif am kajian ini adalah bertujuan untuk mengenalpasti keperluan latihan bagi staf di Jabatan Muzium Dan Antikuiti dan muzium-muzium negeri terpilih selaras dengan

Selain itu perekonomian masyarakat Gresik dan Sidoarjo banyak ditopang dari sektor Usaha Kecil dan Menengah, diantaranya yaitu Industri Songkok, Pengrajin Tas,

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik simpulan bahwa otonomi daerah merupakan pemberian kewenangan yang luas kepada daerah untuk merencanakan dan melaksanakan

Hasil interpretasi kondisi geologi seperti gambaran bentang alam, sebaran produk gunung api muda dan sedimen klastiknya serta dinamika struktur geologi (kinematika sesar dan

Pada bab II dijelaskan mengenai definisi graf, incident dan adjacent, derajat titik dari graf, subgraf, graf beraturan- r, graf komplit, graf bipartisi, graf bipartisi komplit,