• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori I. Pengetahuan a. Pengertian. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu ini terjadi setelah orang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori I. Pengetahuan a. Pengertian. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu ini terjadi setelah orang"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

I. Pengetahuan

a. Pengertian.

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingga (Notoadmodjo, 2003).

b. Tingkat pengetahuan.

Menurut Notoadmodjo, 2000 Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan:

1. Tahu (know)

Tahu dikatakan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebalumnya. Yang termasuk dalam pengetahuan tiungkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu

(2)

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

3. Aplikasi (application)

Yaitu sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riel (sebenarnya). Aplikasi disini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya.

4. Analisis (analysis)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur

(3)

organisasi tersebut dan masih ada dalam kaitanya satu sama lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat

mengambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

5. Sintesis (sinthesys)

Yaitu suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat merncanakan, dapat meringkas, dapat menyusun, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation).

Yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaina itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Sukamto 1999 adalah sebagai berikut:

(4)

Suatu proses menyampaikan bahan materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan (anak-anak) guna mencapai perubahan tingakah laku.

2. Informasi.

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yan lebih luas.

3. Budaya.

Tingah laku manusia atau kelompok manusia daalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bermanfaat non formal.

d. Pengukuran pengetahuan.

Menurut Notoatmojo,2000 Berdasarkan pengetahuan maka

pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang bersangkutan mengungkapkan hal-hal yang diketahui dalam bentuk bukti dan jawaban, baik lisan maupun tulisan. Pertanyaan atau tes dapat

(5)

dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara unum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Pertanyaan Subyektif, misalnya pertanyaan-pertanyaan uraian.

2) Pertanyaan Obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple

choice), betul salah dan pertanyaan menjodohkan.

Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya dengan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena lebih mudah disesuikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat

Sesuatu hal yang diketahui atau dimiliki seseorang karena mendapat informasi, tingkat pengetahuan menurut Arikunto (1996) adalah :

a) Tidak baik : bila responden menjawab < 40 %

b) Kurang : bila responen menjawab benar 40 55 %

c) Cukup : bila rerponden menjawab 56-75 %

d) Baik :bila responden menjawab benar 76-100 %

II. Pendidikan Kesehatan

(6)

Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output).

Pendidikan kesehatan merupakan upaya intervensi terhadap faktor perilaku dalam masalah kesehatan masyarakat dan harus disesuaikan oleh faktor yang mempengaruhi perilaku itu sendiri, yaitu : faktor predispisisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling faktor), faktor penguat (reinforcing faktor). Pendidikan kesehatan (education) adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah) dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2003 : 26).

2. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan adalah :

a. Individu

b. Keluarga

c. Kelompok

(7)

3. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003), tujuan pendidikan kesehatan adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan yang

diperlukan oleh seseorang atau masyarakat, sehingga akan memudahkan terjadinya perilaku sehat.

b. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat

dalam membina dan memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

4. Metode Pendidikan Kesehatan

Dalam memberikan pendidikan kesehatan, teknik yang digunakan adalah pendekatan langsung petugas kesehatan sebagai fasilitator dan atau melatih guru, tokoh agama atau tokoh masyarakat yang merupakan figur yang dapat didengar dan diikuti pada suatu kelompok atau masyarakat. Pada remaja teknik pendekatan uang digunakan adalah melalui teman sebaya (metode pendekatan peer counselor). Menurut Notoatmodjo (2003), metode yang digunakan dalam pendidikan kesehatan yaitu :

(8)

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah.

1) Persiapan.

Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan :

a) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau

disusun dalam diagram atau skema.

b) Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat, slide,

transparan, sound system, dan sebagainya.

2) Pelaksanaan.

Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu

dan gelisah.

b) Suara hendaknya cukup keras dan jelas.

(9)

d) Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.

e) Menggunakan alat-alat bantu (AVA) semaksimal mungkin.

3) Kerugian metode ceramah :

a) Tidak memberikan kesempatan kepada sasaran untuk berpartisipasi

secara aktif

b) Cepat membosankan bila ceramahnya kurang menarik

c) Pesan yang disampaikan mudah dilupakan

d) Sering timbul pengertian lain bila sasarannya kurang memperhatikan.

b. Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

c. Diskusi Kelompok

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama

(10)

lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi atau penyuluh juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Tepatnya mereka dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok ada kebebasan atau keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan berupa pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.

d. Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadilah diskusi.

(11)

e. Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit, tiap dua pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap dua pasang yang sudah beranggotakan empat orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

f. Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group) kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama atau tidak dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.

g. Memainkan Peranan (Role Play)

Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya bagaimana interaksi atau komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

(12)

Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai nama sumber .

5. Metode Pendekatan Peer Counselor

Peer counselor atau konselor sebaya merupakan kader sebaya yang dilatih untuk menjadi konselor bagi teman sebayanya dengan jumlah 10 % dari jumlah siswa SMP dan SMA. Konselor sebaya ini dilatih selama 2-3 hari oleh tenaga kesehatan (Perawat, bidan, dokter atau sarjana kesehatan masyarakat) yang telah terlatih. Materi pelatihan yang diberikan untuk peer counselor adalah : kesehatan reproduksi remaja, tumbuh kembang remaja, IMS (Infeksi Menular Seksual) dan PMS (Penyakit Menular seksual), HIV/AIDS, NAPZA (Narkotika Psikoterapika dan Zat Adiktif lainnya), pendidikan keterampilan hidup sehat, komunikasi dan konseling (Depkes RI, 2006).

1) Kriteria peer counselor

2) Berasal dari kelompok.

3) Dapat berkomunikasi.

(13)

5) Diterima dan disukai anggota kelompok.

6) Mau bekerja, berminat dan memiliki atau menyediakan waktu dalam rangka

upaya penanggulangan masalah-masalah remaja.

Tugas dan peran peer counselor

Segara garis besar tugas dan peran peer counselor adalah:

a. Memberikan pendidikan sebaya.

b. Memberikan konseling

c. Berperan aktif sebagai motivator dalam kegiatan remaja sehat

d. Ikut merencanakan dan merancang materi pendidikan

e. Merujuk kasus remaja.

III. SADARI

a. Pengertian

SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan cara memeriksa payudara sendiri untuk mendeteksi adanya kanker payudara Ca mammae. SADARI dilakukan tiap bulan, dan pemeriksaan klinis payudara tahunan (Clinical Breast Examination /Â CBE) oleh seorang ahli dan mamografi, sangat bermanfaat untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini. Ada tiga langkah penting untuk melakukan SADARI. Untuk mendeteksi secara dini penyakit satu ini,

(14)

pemeriksaan rutin oleh pemilik sendiri sangat dianjurkan. Periksalah payudara secara teratur, minimal sebulan sekali atau seminggu setelah selesai haid. Karena pada waktu itu payudara paling lunak sehingga bila ada tumor atau kelainan tertentu bisa lebih mudah dideteksi. Bagi Anda sudah menopause, pemeriksaan rutin bisa dilakukan setiap awal bulan. (Admin, 2007)

Tidak pandang umur dan golongan, kanker payudara bisa menyerang siapa saja, wanita bahkan pria. Pada tahun 2005, kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim di antara kanker yang menyerang wanita Indonesia. Untuk itulah, segera lakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui apakah ada kelainan pada payudara Anda. Terdapat tiga cara utama untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara, yaitu SADARI (Periksa Payudara Sendiri) atau breast selfexamination, sebaiknya mulai biasa dilakukan pada sekitar usia 20 tahun, minimal sekali sebulan. SADARI dilakukan 3 hari setelah haid berhenti atau 7 hingga 10 hari dari haid Anda. Kedua, lakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan atau (clinical breast examination). Dan ketiga, lakukan Mamografi, yaitu pemeriksaan penunjang dengan X-ray pada payudara. (Mann, 1995).

b. Tujuan

Tujuan dari SADARI adalah untuk memastikan ada-tidaknya perubahan pertanda kanker payudara yang tidak terlihat saat pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini cukup efektif untuk wanita berusia di atas 40 tahun. Selanjutnya, jika ditemukan

(15)

ada kelainan atau kecurigaan dari serangkaian deteksi dini di atas, lakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis pasti.(info-sehat.com)

c. Langkah-langkah SADARI

Cara melakukan SADARI sebenarnya ada beberapa teori yang menyebutkan berbeda. Namun Menurut Titah rahayu (salah satu pengelola rumah kanker indonesia), cara melakukan SADARI adalah sebagai berikut:

1. Inspeksi (melihat) payudara di muka cermin

2. Berdirilah di muka cermin, kemudian gantungkan kedua lengan secara

lemas disisi tubuh. Perhatikan apakah ada kelainan pada payudara, seperti tarikan kulit, putting susu masuk ke dalam, benjolan, borok pada payudara, perubahan warna kulit, pori-pori yang melebar seperti kulit jeruk, atau ketidak samaan bentuk/besar payudara kanan dan kiri. Kemudian angkat kedua lengan di samping kepala. Perhatikan apakah ada kelainan atau ketidak samaan gerakan payudara kanan-kiri pada saat lengan diangkat. Dari pemeriksaan ini pastikan :

3. Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris?

4. Apakah bentuknya membesar/mengeras?

5. Apakah arah putingnya lurus ke depan? Atau berubah arah?

(16)

7. Apakah puting/kulitnya ada yang lecet?

8. Apakah kulitnya tampak kemerahan? Kebiruan? Kehitaman?

9. Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit

jeruk)?

10. Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya

kerutan/cekungan?

11. Palpasi (meraba) payudara sambil berbaring hingga ketiak

12. Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan ujung 4 jari tangan (jari telunjuk sampai dengan kelingking) kecuali jempol. Lakukan perabaan, dengan tangan kiri untuk payudara kanan dan dengan tangan kanan untuk payudara kiri. Pada saat memeriksa payudara sebelah kanan, punggung kiri diganjal bental, demikian pula sebaliknya saat memeriksa payudara kiri.

13. Lakukan palpasi dengan sirkuler (melingkar), mengitari putting susu kemudian pindah ke daerah di atasnya, lakukan itu secara melingkar juga. Demikian seterusnya sampai ke tepi. Perhatikan, apakah ada perbedaan kepadatan anatar payudara kanan dengan payudara kiri, atau teraba benjolan, dan terasa nyeri pada bagian yang anda raba, kalau iya pastikan di mana letaknya.

(17)

14. Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker. Bila dalam pemeriksaan payudara sendiri ini Anda menemukan suatu kelainan (misal benjolan, sekecil apa pun), segera periksakan ke dokter. Jangan takut dan jangan tunda lagi. Karena kanker payudara yang ditemukan pada tahap dini dan ditangani secara benar dapat sembuh secara tuntas (Titah Rahayu, 2005).

15. Memijat putting susu dengan jari

16. Perhatikan apakah ada cairan abnormal yang keluar dari putting susu, seperti cairan jernih, nanah, darah atau yang lainnya.

Cara melakukan SADARI (Dr. Yuliana, 2006).

1. Tahap 1:

Berdiri di depan cermin. Lihat kedua payudara, perhatikan apakah kedua payudara simetris dan kalau-kalau ada sesuatu yang tidak biasa seperti perubahan dalam bentuk payudara, urat yang menonjol, perubahan warna atau bentuk lain dari biasanya. Dan lihat apakah terdapat perubahan pada puting, terjadi kerutan, cawak atau pengelupasan kulit. Kemudian perlahan-lahan angkatlah kedua lengan ke atas sambil memerhatikan apakah kedua payudara tetap simetris. Tetap dalam posisi berdiri, gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan dengan cara merabanya, dan sebaliknya untuk payudara kiri. Angkat tangan kiri Anda. Gunakan

(18)

tiga atau empat empat jari tangan kanan untuk merasakan payudara sebelah kiri dengan teliti dan menyeluruh. Dimulai dari ujung bagian luar, tekan dengan bagian jari-jari yang pipih dalam gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan-lahan di sekitar payudara. Anda dapat memulai pada bagian ujung luar payudara dan secara perlahan-lahan bergerak ke bagian puting, atau sebaliknya. Yakinlah untuk meraba semua bagian payudara dan termasuk daerahsekitar payudara dan ketiak, termasuk bagian ketiak itu sendiri. Dekap tangan Anda di belakang kepala dan tekan tangan Anda ke depan. Kemudian, tekan tangan Anda erat pada pinggul dan sedikit menunduk ke depan cermin ketika Anda menarik punggung dan sikut ke depan. Ini akan melengkapi bagian pemeriksaan payudara di depan cermin.

2. Tahap 2:

Rasakan adanya perubahan dengan cara berbaring. Letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan, lengan kanan di bawah kepala. Periksa payudara kanan dengan tangan kiri dengan meratakan jari-jari secara mendatar untuk merasakan adanya benjolan. Periksa pula lipatan lengan, batas luar payudara, dan ke seluruh payudara.

3. Tahap 3:

Perhatikan tanda-tanda perdarahan atau keluarnya cairan dari puting susu. Caranya dengan memencet puting susu dan melihat apakah ada darah atau cairan yang keluar.

(19)

Lakukan hal serupa pada payudara sebelah kiri, yaitu dengan meletakkan tangan kiri di bawah kepala, lalu gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri. Bila Anda mendapati adanya kejanggalan, segeralah periksakan diri ke dokter. Lakukan tahap-tahap SADARI di atas dengan rutin sekali sebulan. Dengan mengetahui gejalanya sedini mungkin, besar pula kemungkinan kanker payudara dapat disembuhkan.

d. Hal yang perlu Diperhatikan

Selain pemeriksaan secara berkala anda juga harus memperhatikan beberapa hal lain yang bisa memicu timbulnya kanker dipayudara anda. Berikut beberapa hal yang perlu anda perhatikan dan lakukan guna mencegah munculnya kanker pada

1. Berikan ASI pada bayi

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI dengan menurunnya resiko kanker payudara meskipun belum ada kesepakatan yang jelas akan hal ini. Para peneliti menduga bahwa lebih muda dan lebih lamanya seorang ibu dalam memberikan ASI akan semakin baik mencegah kemunculan dan perkembangan kanker. Hal ini didasari pada teori bahwa kanker payudara berkaitan dengan hormone

(20)

estrogen. Pemberian ASI secara berkala akanmengurangi tingkat hormone tersebut.

2. Jika menemukan gumpalan, segera ke dokter

Penelitian menunjukkan banyak wanita yang justru menunda untuk ke dokter jika mereka menemukan gumpalan pada payudaranya, karena alas an takut memiliki kanker. Ini berbahaya. Jika anda menemukan gumpalan pada payudaranya, segeralah konsultasi ke dokter karena ini akan membantu memenangkan pikiran juga memastikan apa sebenarnya gumpalan tersebut.. jika ternyata adalah kanker segera bisa dilakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa anda.

3. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga.

4. Masih perlu banyak penelitian untuk memahami secara menyeluruh

penyebab kanker payudara. Tetapi satu hal yang perlu diyakini, kanker payudara terkait erat dengan factor genetic. Factor ini berpengaruh setidaknya 10% dari semua kasus kanker payudara yang ada, artinya satu dalam 500 orang membawa gen penyakit ini.

5. Perhatikan berat badan.

Obesitas (kegemukan) nampaknya dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Para peneliti menemukan wanita dengan berat 44 sampai 55

(21)

pound setelah umur 18 sebanyak 40% memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker payudara.

6. Olahraga secara teratur.

Beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat menurunkan resiko kanker payudara. Karena semakin kurang berolahraga semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuhnya.

7. Kurangi Makanan Berlemak

Ada banyak perdebatan tentang hubungan kanker payudara dengan diet. Tetapi ada bukti bahwa gaya hidup barat yang umumnya suka berlemak- tingkat resiko penyakit ini lebih besar.

8. Jika lebih dari 50 tahun lakukan screening payudara secara teratur

Factor usia menjadi factor utama kanker payudara. Penelitian membuktikan 80% kanker payudara terjadi pada wanita yang berumur di atas 50 tahun.

(22)

Stres dapat berpengaruh pada semua jenis masalah kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan perdebatan atas temuan ini, menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk kesehatan secara menyeluruh, termasuk resiko kanker payudara.

10. Cegah dengan Makanan

Buah-buahan dan sayur-sayuran segar memainkan peranan penting dalam melindungi tubuh terhadap serangan kanker payudara. Beberapa ahli diet yakin banyak konsumsi buah-buahan, sayuran dan mengurangi lemak jenuh dapat menurunkan kemungkinan terkena kanker payudara.

IV. Sikap

1. Pengertian

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek ( Notoatmodjo, 2003).

Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi dan kesiapan antisipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan (Azwar,2009).

(23)

Newcomb dalam Notoatmodjo,2003) adalah salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Sikap merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku manusia karena pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja, tetapi pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan alternatif yaitu senang atau tidak senang, mendukung atau tidak mendukung, menjauhi atau tidak menjauhi (Azwar, 2009).

A. Ciri ciri Sikap

Sikap mempunyai ciri ciri sebagai berikut :

a. .Sikap bukan dibawa orang sejak lahir, melainkan di bentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.

b. Sikap itu berubah-berubah, karena itu sikap dapat dipelajari dan dapat

(24)

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan terhadap suatu obyek. Sikap terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek yang dapat dirumuskan secara jelas.

d. Objek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi motivasi dan perasaan. Sikap inilah yang

membedakan sikap dari kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki seseorang.

Sikap merupakan suatu pandangan,tetapi dalam hal ini masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu objek tidak sama dengan sikap objek itu. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan mengetahuan terhadap objek itu. Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam cara :

a) Adopsi

Kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.

(25)

Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman sejalan bertambahya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya terdapat objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.

c) Integrasi

Pembentukan sikap disini terdapat secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu.

d) Trauma

Pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat menyebabkan terbentuknya sikap komponen.

2. Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

(26)

2) Merespon (Responding)

Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valving)

Mengajak orang untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab ( Responsibel)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah di pilihan resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Komponen Sikap

Komponen sikap dibagi tiga menurut Notoatmodjo (2003) yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

(27)

Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam pembentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

4. Struktur Sikap

Menurut Azwar (2009) struktur sikap terdiri dari atas 3 komponen yang paling menunjang yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif.

1) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai

seseorang mengenai apa yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan ini terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. Tentu saja kepercayaan itu berbentuk justru dikarenakan kurang atau tidak adanya informasi yang benar mengenai objek sikap yang dihadapi.

2) Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang

terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.

3) Komponen konatif atau konponen perilaku dalam struktur sikap

menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri sesorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

(28)

Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Orang berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.

5. Pembentukan Sikap

Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, instisi, atau lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosi dalam diri individu (Azwar, 2009). Berikut ini akan diuraikan peranan masing-masing faktor tersebut dalam ikut membentuk sikap manusia.

1) Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuk sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif atau negatif, akan tergantung pada berbagai faktor.

(29)

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen yang ikut mempengaruhi sikap. Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghidari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh budaya.

Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap seseorang. Seseorang memiliki pola sikap dan perilaku tertentu dikarenakan mendapat reinforcement (Penguatan, ganjaran) dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut.

4) Media massa.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan berfikir baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Apabila cukup kuat, akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

(30)

5) Lembaga pendidikan dan agama.

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai satu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman tentang baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran ajaran.

V. Anatomi Dan Fisiologi Payudara

Payudara dewasa masing-masing terletak di torak depan dengan dasarnya terletak dari kira-kira iga kedua sampai iga keenam. Medial payudara mencapai pinggir sternum dan dilateral setentang garis mid aksilaris dan meluas keatas ke aksila melalui suatu ekor aksila berbentuk piramid. Payudara terletak diatas lapisan fasia otot pektoralis mayor pada duapertiga superomedial dan sepertiga lateral bawah otot seratus anterior.

Pada 15 % kasus jaringan payudara meluas kebawah garis tepi iga dan 2 % melewati pinggir anterior otot latissimus dorsi. Payudara yang asimetri sering dijumpai diantara wanita normal dan penderita tidak begitu menyadarinya atau mungkin menerimanya sebagai variasi normal. Separoh wanita mempunyai perbedaan volume 10 % antara 2 payudara kiri dan kanan dan seperempatnya dengan perbedaan 20 %. Payudara kiri selalu lebih besar dibanding yang sebelah kanan.

(31)

A. .Sistem Lobus dan Duktus

Payudara terdiri dari lobus-lobus berjumlah sekitar 15 20 %. Jumlah yang banyak tampak pada potongan transvers dari nipel. Masing masing lobus dialiri oleh sistem duktus dari sinus laktiferous (bila distensi mempunyai diameter 5 8 mm) terbuka pada nipel, dan masing-masing sinus menerima suatu duktus lobulus dengan diameter 2 mm atau kurang. Didalam lobus mencapai 40 atau lebih lobulus. Satu lobulus mempunyai diameter 2 3 mm dan dapat terlihat dengan mata telanjang. Masing-masing lobulus mengandung 10 sampai 100 alveoli (Acini) yang merupakan unit dasar sekretori.

B. Sistem Aliran Darah

Suplai darah payudara berasal dari arteri aksilaris melalui arteri torakobrakialis, arteri torasik lateral dan arteri subskapularis dan dari arteri subklavia melalui arteri torasik interna (arteri mammari). Arteri torasik interna mensuplai 3 cabang besar keanterior melalui celah interkostal dua, tiga dan empat. Sistem vena melalui pleksus sub areolar dan mengalir ke vena interkostal, vena aksilaris dan ke vena torasik interna.

(32)

Drainase sistem limfe payudara sangat penting dalam penyebaran pada keganasan tapi sedikit berperan pada penyakit jinak. Beberapa pleksus limfe dari bagian parenkim payudara dan regio subareolar mengalir ke kelenjar getah bening regional yang kebanyakan terletak di aksila. 3 Kebanyakan aliran limfe dari masing-masing payudara melewati sepanjang kelenjar getah bening aksila ipsilateral yang merupakan suatu rantai yang bermula pada kelenjar getah bening aksila anterior (pektoral) dan berlanjut ke group kelenjar getah bening aksila sentral dan apikal. Selanjutnya drainase ke group kelenjar getah bening sub skapular dan interpektoral. Dalam jumlah kecil drainase limfe menyeberang ke payudara kontralateral dan juga turun ke bungkus rektus. Beberapa bagian medial payudara mengalir ke limfe yang bergabung dengan pembuluh darah torasik interna dan mengalir ke group torasik interna dari kelenjar getah bening torak dan mediastinal.

D. Kelenjar Getah Bening Regional

Ada tiga rute drainase kelenjar getah bening aksila yaitu : Aksilari, transpektoral dan mamari interna. KGB intramammari ditandai untuk keperluan staging. KGB supraklavikular diklasifikasi sebagai KGB regional juga untuk maksud staging. Metastase ke KGB yang lain termasuk servikal atau KGB mammari interna kontralateral di klassifikasikan sebagai metastase jauh (M1). (Hughes dkk, 2000). Kelenjar getah bening regional adalah sebagai berikut:

(33)

1.

sepanjang vena aksilaris dan cabang-cabangnya di bagi kedalam beberapa level :

a) Level I (Low axilla) : KGB terletak di sisi lateral dari otot pektoralis

minor.

b) Level II (Mid axilla) : KGB terletak sisi lateral dan medial otot

c) Level III (Apical axilla) : KGB terletak di sisi medial otot pektoralis

minor.

2. Mammari interna (ipsilateral) : KGB terletak di celah interkostal

sepanjang tepi sternum di dalam fasia endotorasik.

3. Supraklavikular : KGB di fossa supraklavikular yang didefinisikan

sebagai

Suatu segitiga yang di bentuk oleh otot omohioideus dan tendon (bagian superior dan lateral), vena jugular interna (bagian medial), klavikula dan vena subklavia(bagian bawah).Diluar dari KGB sekitar segitiga dianggap sebagai KGB

(34)

prognostik yang paling penting pada pasien dengan kanker payudara adalah adanya keterlibatan metastase KGB aksila. Aliran KGB dari payudara penting dalam hubungannya dengan penyakit keganasan melalui kelenjar aksila dan kelenjar mamari interna. Kelenjar aksila menerima kira-kira ¾ dari total aliran KGB., dan ini menggambarkan besarnya frekwensi metastase tumor ke kelenjar ini

Ada ± 20 jumlah KGB diaksila, dengan ± 13 KGB di level I, 5 KGB di level II, dan 2 KGB dilevel III. Beberapa studi menunjukkan bahwa metastase yang sering terjadi adalah pada level I, hanya sebagian kecil yang melibatkan level II dan sejumlah kecil (0-9 %) terjadi pada level III. Diseksi aksila direkomendasikan antara lain untuk pengangkatan dan pemeriksaan patologi KGB aksila yang merupakan prosedur standard pada pasien dengan karsinoma mamma invasif dini, untuk staging yang akurat dan mengurangi rekurensi di aksila. Pengetahuan tentang keterlibatan daerah ini dan kepentingannya perlu dalam merencanakan terapi. KGB aksila merupakan daerah prinsipal dari metastase regional kanker payudara dan ± 40 % dari pasien menunjukkan bukti penyebaran ke KGB aksila. Metastase KGB aksila dapat dilihat pada 12 37 % dari tumor yang berukuran 1 cm atau kurang. Silverstein dan kawan kawan melaporkan metastase KGB aksila hanya 3 % dari 96 pasien dengan tumor berukuran 0,5 cm atau lebih kecil, tapi 50 % pasien-pasien ini menderita karsinoma insitu intraduktal dengan ditemukannya daerah-daerah yang didapati karsinoma mikroinvasif. Data sebelumnya dari penulis juga menyatakan bahwa tumor dengan ukuran 0,5 1 cm, maka resiko keterlibatan KGB aksila

(35)

berhubungan dengan metode deteksi tumor, tumor yang terdeteksi dengan mamografi memiliki insidensi adanya metastase KGB 7 % dan tumor yang teraba memiliki tingkat insidensi adanya metastase sebanyak 24 %. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan pembesaran KGB antara lain: Tumor dengan diferensiasi jelek (grade III). Adanya invasi ke sistem limfatik dan vaskular di dalam dan sekitar tumor (Bundret dkk, 1996). Kemungkinan keterlibatan KGB aksila tampaknya berhubungan langsung dengan ukuran tumor primer. Deteksi keterlibatan KGB aksila dengan pemeriksaan fisik menunjukkan fals (+) dan false (-) yang tinggi. Jika KGB aksila dapat dipalpasi, bukti histologis dari metastase tidak ditemukan pada 25 % pasien. Sebaliknya jika KGB aksila tidak teraba, keterlibatan histologis terdeteksi pada ± 30 % pasien. Keterlibatan histologi KGB aksila mempunyai korelasi dengan prognosis. Pasien dengan tanpa keterlibatan KGB aksila kemungkinan hidup lebih besar dari pada yang terlibat KGB aksilanya. Klasifikasi patologi memerlukan reseksi sekurang-kurangnya pada KGB aksila (level I). Suatu reseksi biasanya meliputi 6 atau lebih KGB.(Hermanek dkk,1997).Mathiesen menunjukkan bahwa indentifikasi mikro metastase yang potensial mencapai 10 KGB pada pengangkatan KGB aksila. (Winchester, 2000).

E. Sistem Persarafan

Pada prinsipnya persarafan payudara oleh nervus sensori somatik dan otonom bergabung pembuluh darah. Secara umum areola dan nipel disuplai oleh sistem otonom yang muncul semata-mata menjadi simpatis. Tidak ada aktivitas

(36)

parasimpatis yang ditunjukkan pada payudara. Suplai nervus sensori somatik superior dan lateral berasal dari nervus supraklavikular (C3 dan C4) dari cabang lateral nervus interkostal torasik (3 4 ). Aspek medial dari payudara menerima suplai dari cabang anterior nervus interkostal torasik yang menembus pektoralis mayor mencapai kulit payudara. Suplai terbesar dari kwadran lateral atas payudara melalui nervus interkostobrakialis ( C8 dan T1 ) (Hughes dkk, 2000).

F. Faktor-faktor Etiologi

Dapat dicatat bahwa faktor etiologi kanker payudara sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, namun Menurut Ramli, 1995, Mann,1999.diduga bahwa penyebabnya sangat mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, seperti

1) Geografi

Dinegara barat angka kejadian kanker payudara banyak dijumpai, merupakan 3-5 % penyebab kematian dan merupakan tumor yang jarang di Jepang. Dinegara berkembang merupakan 1-3 % penyebab kematian.

2) Usia

Karsinoma payudara jarang dijumpai pada usia dibawah 20 tahun. Angka kejadiannya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.

(37)

3) Kelamin

Hanya 1 % angka kejadian kanker payudara pada laki-laki

4) Genetik

Secara umum riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker payudara. Suatu studi analisa tentang hubungan faktor genetik menyatakan bahwa ketidak normalan sering ada pada cabang pendek kromosom 17 pada wanita-wanita dengan riwayat famili kanker payudara dini. Gen sebenarnya masih di teliti. Bagaimanapun ketidak normalan ini dicatat mungkin kurang dari 10 % dari kanker payudara. Petunjuk genetik lainnya penyebab kanker payudara adalah mutasi

5) Diet

Oleh karena kanker payudara sering pada wanita-wanita negara berkembang, faktor diet memainkan peranan sebagai penyebab. Hal ini berhubungan dengan tingginya diet asam lemak jenuh (saturated fatty acids) dan kurang mengkonsumsi vitamin C. Tingginya intake alkohol mungkin juga berhubungan dengan meningkatnya perkembangan kanker payudara.

(38)

Kanker payudara sering dijumpai pada wanita-wanita nullipara dan tidak menyusukan. Juga terlindung pada yang mempunyai anak pertama pada usia dini dan khususnya sehubungan dengan haid pertama yang terlambat dan menopause dini. Diketahui bahwa pada wanita post menopause kanker payudara lebih sering dijumpai pada wanita yang tidak dapat mengontrol berat badan (obese). Ini dipikirkan menjadi penyebab meningkatnya konversi hormon steroid menjadi oestradiol dalam lemak tubuh. Peranan hormon eksogen pada kenyataannya pil kontrasepsi dan terapi penggantian hormon pada kanker payudara di negara-negara berkembang masih kontroversi.

I. . Ca Mammae (Kanker Payudara)

1. .pengertian

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.

(39)

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.

2. Penyebab dan faktor resiko.

Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, riset mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang meliputi:

a. Keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa

b. Usia yang makin bertambah

c. Tidak memiliki anak

d. Kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun

e. Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau

menopause lebih lambat)

(40)

Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting.

Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah 64 tahun. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak serta kurangnya olah fisik.

2. .Diagnosis dan skrining.

Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara dan serta terapi dini dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak pada pasien.Diperkirakan 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah diagnosis sehingga

(41)

(periksa payudara sendiri saat menstruasi) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pada umumnya, kanker payudara dideteksi oleh penderita sendiri dan biasanya berupa benjolan yang keras dan kecil. Pada banyak kasus benjolan ini tidak sakit, tapi beberapa wanita mengalami kanker yang menimbulkan rasa sakit.Selain tes fisik, mamografi tahunan atau dua kali setahun dan USG khusus payudara disarankan untuk mendeteksi adanya kelainan pada wanita berusia lanjut dan wanita berisiko tinggi kanker payudara, sebelum terjadi kanker. Jika benjolan bisa teraba atau kelainan terdeteksi saat mamografi, biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan contoh jaringan guna dilakukan tes di bawah mikroskop dan meneliti kemungkinan adanya tumor.Jika terdiagnosis kanker, maka perlu dilakukan serangkaian tes seperti status reseptor hormon pada jaringan yang terkena. Jenis tes yang baru menyertakan juga tes gen HER2 (human epidermal growth factor receptor-2) untuk tumor. Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker yang agresif. Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan HER2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER2-positif dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan satu dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir memiliki HER2-positif.

3. Faktor Risiko

(42)

a) Usia.

Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Risiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.

b) .Pernah menderita kanker payudara.

Setelah payudara yang terkena diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.

c) Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara

Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.

d) Factor genetic dan hormonal

e) Pernah menderita penyakit payudara non-kanker

f) Menarche (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause

setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.

g) .Pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen.

h) Obesitas pasca menopause.

(43)

Pemakaian alcohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.

j) Bahan kima.

Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara

k) DES (dietilstilbestrol).

Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi menderita penyakit kanker payudara

4. Gejala dan Tanda

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting

(44)

susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu), payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

5. Pencegahan

Banyak factor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum dapat mengurangi angka kejadian kanker payudara. Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembuhan jika masih pada stadium dini.

6. Penilaian penyakit payudara

a. Anamnesis

Riwayat penyakit yang diambil secara sistematis dan teliti sebenarnya sudah separuh dari diagnosis. Biasanya pasien wanita datang pada dokter karena pada waktu mandi merasa pada kelenjar payudaranya ada suatu benjolan.

(45)

Harus ditanyakan apakah benjolan yang terasa itu hingga waktu datang pada dokter menjadi besar atau memperlihatkan perubahan. Juga penting apakah pembesaran yang yang dirasakan pasien itu hanya pada waktu sebelum atau pada waktu haid saja, karena jika ini yang terjadi maka hal ini adalah termasuk fisiologis. Gejala retraction timbul dalam dua hal :

1) Penarikan putting susu sebagai akibat proses di bawah areola dan akan

selalu diketahui penderita

2) Sebagai suatu gejala kanker payudara.

Nyeri merupakan hal yang fisiologis jika timbul sebelum atau sewaktu haid dan dirasakan pada kedua payudara. Tumor-tumor jinak, seperti kista retensi atau tumor jinak lainnya, hamper hamper tidak menimbulkan nyeri. Malahan kanker payudaradalam taraf permulaan pun tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah dimulai.

b. Nipple discharge

Yang dimaksud ialah cairan yang dikeluarkan putting payudara secara sepontan dan memberikan bekas di kutang. Cairan yang keluar ialah sereus atau berdarah. Disebut normal jika wanita mengeluarkan cairan dari putingnya pada

(46)

b) Wanita yang lama masa laktasinya

c) Wanita hamil

Cairan puting yang berdarah biasanya berasal dari intraduktus papilloma atau papillocarcinoma. Pada papiloma di dalam saluran susu sangat sukar menentukan lokalisasi tumor, karena tumornya tidak teraba dari luar. Kanker payudara, selain intraductal papillocarcinoma jarang mengeluarkan cairan dari putting payudara. Penting mengetahui riwayat terahkir penyakit kelenjar payudara sebelumnya. Apakah pernah diinsisi akibat mastitis sebelumnya, ataukah dioperasi karena tumor payudara.

Riwayat reproduksi penting ditanyakan ialah tentang haid, kehamilan, abortus dan partus. Lebih-lebih apakah pasien sering diberi hormone untuk siklus haid yang tidak teratur. Riwayat keluarga juga harus ditanyakan, karena penyakit kanker payudara bersifat familial; apakah ada saudara atau ibu yang berpenyakit kanker payudara

c. Pemeriksaan payudara

a) Pemeriksaan fisik payudara

b) Inspeksi

Harus dilakukan pertama dengan tangan disamping dan sesudah itu dengan tangan ke atas, selagi pasien duduk. Kita akan melihat dilatasi pembuluh-pembuluh

(47)

balik di bawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas di bawah kulit. Perlu diperhatikan apakah kulit pada suatu tempat menjadi merah, misalnya oleh mastitis karsinoma.

Edema kulit harus diperhatikan pada tumor yang terletak tidak jauh di bawah kulit. Kita akan melihat jelas edema kulit seperti gambaran kulit jeruk

c) Palpasi.

Orang yang sakit harus tidur dan diperiksa secara sistematis bagian medial lebih dahulu dengan jari-jari yang halus dan terus ke bawah bagian lateral. Palpasi ini harus meliputi seluruh payudara, dari parasternal kea rah garis aksilla belakang, dan dari subklavikular kea rah paling distal.

palpasi payudara selesai, dimulai dengan palpasi aksilla dan supraklavikular. Untuk pemeriksaan aksilla orang sakit harus duduk, tangan aksilla yang akan diperiksa dipegang oleh pemeriksa, dan dokter pemeriksa mengadakan palpasi aksilla dengan tangan yang kontralateral dari tangan si penderita. Misalnya kalau aksilla kiri orang sakit yang akan diperiksa, tangan kiri dokter menahan tangan kiri penderita dan tangan kanan dokter mengadakan palpasi.

Ada beberapa Metode mutakhir yang dapat menambah sarana pemeriksaan payudara, yaitu; 1) termografi dan 2) mammografi. Di RSCM dipakai screenfilm

(48)

mammografi, di Amerika dipakai xero mammografi: yang memperlihatkan klasifikasi yang kecil-kecil, kadang-kadang satu-satunya petunjuk ke karsinoma.

d. Penatalaksanaan kanker payudara

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.

Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.

(49)

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.

Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.

Kemoterapi

Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche,obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.

Terapi Imunologik

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab. Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk

(50)

membantu 50% pasien yang mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit).

Dokter berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2- positif, trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Selama menyusun tesis ini peneliti menemukan penelitian yang mirip dengan judul penelitian ini yaitu penelitian dengan judul

1.

Faktor Risiko Kanker Payudara (Studi Pada Relawan Wanita Pilar Pkbi Jawa Tengah Bulan Januari-Maret 2008).

2. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara dan sikap

(51)

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan :

- - - - : tidak diteliti

____ : diteliti

D. HIPOTESIS

1. Ada perbedaan antara pengetahuan Ibu nifas yang diberi dan yang tidak

diberi pendidikan kesehatan tentang SADARI baik sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

2. Ada perbedaan antara sikap dalam melakukan SADARI pada Ibu nifas

yang diberi dan tidak diberi pendidikan kesehatan tentang SADARI baik sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Referensi

Dokumen terkait

Yang bisa kami lakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut adalah dengan tetap menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan calon pelanggan, komitmen terhadap apa yang telah

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh pembelajaran model bermain baik digunakan untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan

akuisisi pada perusahaan go-publ ic yang mel ibatkan in- vestor dan emiten (perusahaan yang go-publ ic) dalam pro- ses emisi saham. D€ngan sendi ri nya titik

Ikan nila strain GIFT dengan 3 tingkatan umur yang berbeda yaitu ukuran benih (kurang dari 3 bulan), ukuran konsumsi (antara 3-6 bulan) dan ukuran induk (lebih dari

Pada vlogger keempat, keterbukaan diri yang dilakukan menggunakan media video berupa video blog berfokus pada diri vlogger sendiri. Hal tersebut ditunjukkan dari banyaknya

Objek-objek ini berada pada area pelayanan yaitu area penerimaan (welcome area) dan wisma tamu (guest house), area koleksi yaitu Taman Rhododendron, Taman Sakura, koleksi

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Peran jamur dalam