• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR PSIKOLOGIS PENGGUNA BATU AKIK DI KOTA MALANG. Rizki Kurniawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR PSIKOLOGIS PENGGUNA BATU AKIK DI KOTA MALANG. Rizki Kurniawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR PSIKOLOGIS PENGGUNA BATU AKIK DI KOTA MALANG

Rizki Kurniawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Abstract

This study aims to analysis of the psychological factors the gemstone user in Malang. The research is a qualitative descriptive with phenomenology approach. This approach was chosen because the researchers wanted to examine more about the common experiences of informants while using gemstone. This study uses (6) informant obtained using the snowball of gemstone users who live in Malang. Data collection techniques used is the direct observation, interviews and documentation. Data analysis techniques includes: preparing and reading data, recode, describe coding, narrating themes and interpret the data. The results of studies obtained the following findings. (1) informant has the motivated encouragement external, motivation individual motifs and motivation needs jewelry in using gemstone. (2) the user's perception of gemstone have the notion that by using gemstone one's confidence will increase. (3) learning classified into stimulation impulse (drive) and the stimulation signal (cue) in the use of gemstone. (4) beliefs and attitudes based on three categories: knowledge, feelings and evaluation of the use of gemstone.

Keywords: psychological factors, motivation, perception, learning, beliefs and attitudes, phenomenology

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor psikologis pengguna batu akik di Kota Malang. Jenis penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini dipilih untuk mengkaji lebih mendalam tentang pengalaman para pengguna batu akik. Penelitian ini menggunakan 6 informan yang didapat dengan cara snowball dari pengguna batu akik yang tinggal di Kota Malang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi : mempersiapkan dan membaca data, meng-coding, mendiskripsikan coding, menarasikan tema dan memaknai data. Hasil dari penelitian ini diperoleh temuan sebagai berikut. (1) informan memiliki motivasi dorongan eksternal, motif individu dan kebutuhan perhiasan dalam menggunakan batu akik. (2) persepsi pengguna batu akik memiliki anggapan bahwa dengan menggunakan batu akik kepercayaan diri seseorang akan bertambah. (3) pembelajaran digolongkan menjadi rangsangan dorongan (drive) dan rangsangan pertanda (cue) dalam menggunakan batu akik. (4) keyakinan dan sikap didasari oleh tiga kategori yaitu: pengetahuan, perasaan dan evaluasi dalam menggunakan batu akik.

Kata kunci: faktor psikologis, motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap, fenomenologi

(2)

Pendahuluan

Fenomena penggunaan cincin batu akik atau yang biasa disebut Gemstone belakangan ini sedang meningkat dan menjadi trend untuk masyarakat Indonesia. Pengguna batu akik tidak hanya berasal dari kalangan orang tua saja namun banyak dari kalangan anak muda atau remaja sekalipun yang tak malu untuk menggunakan batu akik sebagai aksesoris seperti cincin maupun kalung. Batu akik atau Gemstone ini memiliki banyak jenis dan ciri khusus yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Harganya pun beragam mulai dari puluhan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah menyesuaikan dengan kombinasi warna, motif dan bentuk dari batu akik itu sendiri. Meningkatnya trend penggunaan batu akik di Indonesia ternyata pada awalnya diawali oleh mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pemicunya adalah saat pemberian cindera mata berupa batu akik jenis Bacan dari Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Seusai pertemuan itu harga batu akik langsung melambung tinggi dan permintaan akan batu akik semakin meningkat.

Fenomena meningkatnya trend penggunaan batu akik pada kenyataannya ikut merubah perilaku konsumen, dimana batu akik menjadi salah satu barang kebutuhan yang harus terpenuhi dan terealisasikan. Perilaku pengguna batu akik ini menggambarkan suatu kegiatan dalam menggunakan suatu produk dengan

tujuan tertentu agar dapat memuaskan kebutuhan dan harapan mereka. Perilaku konsumen ini didefinisikan sebagai perilaku menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman dan Kanuk, 2010). Terdapat banyak faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis (Kotler dan Keller, 2012).

Berbagai macam faktor – faktor dari perilaku konsumen yang telah diuraikan menurut Kotler dan Keller (2012), faktor psikologis dipilih karena sangat cocok dengan sifat pengguna batu akik yang berhubungan langsung dengan diri seseorang tersebut dalam hal pertimbangan yang mempengaruhi seseorang menjadi seorang pengguna batu akik. Faktor psikologis terdiri dari : motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan sikap.

Motivasi berperan penting terhadap faktor psikologis karena motivasi dapat menjadi dorongan yang menggerakkan seorang individu dalam mengarahkan perilakunya untuk memenuhi kebutuhan. Manfaat motivasi untuk pengguna batu akik adalah sebagai penggerak dan merangsang suatu keinginan dalam hal ketertarikan seseorang terhadap batu akik dengan menjadikan batu akik sebagai kebutuhan yang harus terpenuhi dan tujuan yang harus terlaksana.

(3)

Pentingnya persepsi dalam fenomena meningkatnya batu akik adalah tentang hal – hal yang disukai dalam batu akik. Batu akik mempunyai keindahan yang beragam dalam bentuk, motif maupun gambar yang terdapat pada setiap jenis batu akik, hal ini yang menjadikan seseorang mempunyai persepsi yang berbeda – beda dalam menilai keindahan dan keunikan dari batu akik. Situasi ini disebabkan karena persepsi setiap individu yang memiliki sifat subjektif dan berbeda dengan setiap individu yang lain. Manfaat persepsi untuk pengguna batu akik adalah semakin beragamnya masukan - masukan informasi tentang batu akik yang diperoleh dengan saling bertukar informasi sesama pengguna batu akik.

Manfaat pembelajaran yang dialami oleh pengguna batu akik adalah dengan mudah mengenali dan membedakan batu akik yang asli dan yang palsu. Pengetahuan yang diambil dari pengalaman dapat menjadi acuan untuk mengetahui jenis batu akik yang diperoleh dari beberapa sumber melalui media apapun yang dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Keyakinan dan Sikap memiliki 3 indikator utama yang berpengaruh terhadap keyakinan dan sikap yaitu pengetahuan, perasaan dan evaluasi. Pengetahuan berperan penting dalam pertimbangan membeli batu akik sesuai keinginan dan kebutuhan pengguna batu akik. Perasaan berperan penting dalam hal berbisnis pada batu akik, pengguna batu akik yang ingin berinvestasi pada batu akik akan mengandalkan perasaannya dalam

memprediksi trend batu akik yang sedang terjadi dengan melihat potensi pasar penjualan batu akik. Evaluasi berperan penting dalam hal penjualan batu akik, pengguna batu akik yang berbisnis batu akik akan melakukan evaluasi demi menambah pendapatan dengan melakukan observasi terhadap minat dan keinginan dari konsumennya terhadap batu akik.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis motivasi pengguna batu akik dalam menggunakan batu akik. (2) Untuk menganalisis persepsi pengguna batu akik dalam menggunakan batu akik. (3) Untuk menganalisis pembelajaran pengguna batu akik dalam menggunakan batu akik. (4) Untuk menganalisis keyakinan dan sikap pengguna batu akik dalam menggunakan batu akik

Manfaat penelitian ini adalah (1) Manfaat Teoritis : Untuk memberikan referensi dan perluasan wawasan dan konsep ilmu pengetahuan di bidang manajemen pada fokus perilaku konsumen terkait faktor psikologis dalam menentukan keputusan pembelian. (2) Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya : Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian terkait perilaku konsumen tentang faktor psikologis dalam menentukan keputusan pembelian.

Kerangka Kerja Teoritik

Schiffman dan Kanuk (2010) mengemukakan bahwa perilaku

(4)

konsumen merupakan segala hal yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa demi memuaskan kebutuhan mereka. Konsumen memiliki keragaman kebutuhan yang diinginkan dan cara merespon untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.

Perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2012) menjelaskan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor budaya terdiri dari budaya, sub-budaya dan kelas sosial, Faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga, peran dan status, Faktor pribadi terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.

Faktor psikologis menurut Kotler dan Keller (2012) seperti: motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan sikap. Faktor - faktor tersebut adalah hal - hal yang digunakan konsumen dalam berinteraksi dan memperoleh informasi yang dibutuhkan. Faktor - faktor tersebut juga merupakan alat bagi konsumen untuk menganalisis perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi, merumuskan pikiran dan pendapat (opini) dan mengambil tindakan.

Motivasi dari teori Maslow menurut Kotler dan Keller (2012) mengenal lima motivasi tingkat dasar

kebutuhan manusia yang diurutkan berdasarkan pentingnya dari tingkat kebutuhan yang lebih rendah (biogenis) ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi (psikogenis). Teori tersebut mendalilkan bahwa individu berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih rendah sebelum timbul tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.

Persepsi menurut Kotler dan Keller (2012) adalah proses yang digunakan oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan masukan – masukan dari berbagai informasi guna menciptakan gambaran yang memiliki arti karena persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda - beda oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang akan dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansil bisa sangat berbeda dengan realitas, orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses persepsi yaitu perhatian selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif (Kotler dan Keller, 2012).

Proses pembelajaran menurut Kotler dan Keller (2012) dibagi menjadi dua golongan rangsangan yaitu: (1) Dorongan (drive) adalah rangsangan internal kuat yang mendorong tindakan. (2) Pertanda (cue) adalah rangsangan minor yang menentukan kapan, dimana dan bagaimana seseorang merespons.

Keyakinan dan Sikap Kotler dan Amstrong (2008) mendefinisikan

(5)

keyakinan sebagai pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu”. Keyakinan itu didasarkan atas pengetahuan, opini dan keyakinan yang mungkin dipengaruhi atau tidak dipengaruhi rasa emosional. Setelah keyakinan maka akan timbul sikap yang telah dipengaruhi oleh keyakinan sebelumnya. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) mengemukakan sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif diskriptif, karena bertujuan untuk mendalami sebuah latar sosial tertentu, membuat rangkaian kategori - kategori, mengklasifikasikan sekuens atau langkah–langkah, mendokumentasikan mekanisme atau suatu fenomena yang terjadi dan melaporkan latar konteks dari sebuah situasi (Neuman, 2007). Pendekatan ini memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang gejala sosial atau aspek kehidupan tertentu yang ada di masyarakat.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi. Creswell (2010) menjelaskan pendekatan fenomenologi adalah strategi penelitian dimana didalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengalaman pengguna batu akik dalam melihat faktor psikologis dari perilaku

konsumen pengguna batu akik. Perubahan ini mengarah pada sistem perilaku konsumen yang gemar mengoleksi batu akik karena adanya fenomena batu akik yang sedang melonjak atau booming di kalangan masyarakat Indonesia di Kota Malang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive method). Dalam konteks ini, peneliti memilih lokasi di Kota Malang karena salah satu tempat pangsa pasar yang potensial untuk penjualan batu akik karena mempunyai variasi bentuk, warna dan harga. Selain itu Malang juga mempunyai batu akik yang asli khas Malang yaitu batu lumut sendang dan batu naga suwy yang mempunyai pamor yang tidak kalah dengan batu akik jenis lain.

Sumber terdiri dari 2 sumber data yaitu (1) Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi lapangan yang didapatkan peneliti saat melakukan penelitian dan wawancara pada pengguna batu akik, (2) Sumber data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran kepustakaan terhadap data - data yang terkait dengan teori - teori konsumsi. Data - data tersebut didapatkan dari penelitian terdahulu, buku, jurnal dan internet. Pemilihan informan dalam penetilian ini dilakukan dengan cara snowball. Snowball adalah teknik pengambilan sampel dengan bantuan key - informan, dan dari key - informan ini akan berkembang sesuai petunjuknya. Dalam hal ini peneliti hanya menjelaskan kriteria sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel (Subagyo, 2006). Pengumpulan data

(6)

menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Creswell (2010) menjelaskan bahwa reliabilitas kualitatif mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti - peneliti lain dan untuk proyek - proyek yang berbeda. Prosedur reliabilitas menurut Creswell (2010) adalah : (1) Mengecek hasil transkip untuk memastikan tidak adanya kesalahan yang dibuat selama proses transkipsi, (2) Memastikan tidak ada definisi dan makna yang mengambang mengenai kode - kode pada proses coding, (3) Melakukan cross-check dan membandingkan kode - kode yang dibuat oleh peneliti lain dengan kode - kode yang telah dibuat sendiri.

Validitas data dalam penelitian kualitatif merupakan upaya untuk memeriksa terhadap akurasi hasil penelitian dengan melakukan beberapa prosedur tertentu (Creswell, 2010). Berikut prosedur - prosedur validitas yang dilakukan dalam penelitian ini: (1) Mengtriangulasi sumber - sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti - bukti yang bersalah dari sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema - tema secara koheren. Tema-tema yang dibangun berdasarkan jumlah sumber data atau perspektif dari informan akan menambah validitas dari penelitian, (2) Member Checking, digunakan untuk mengetahui akurasi hasil penelitian dengan membawa laporan akhir berupa diskripsi dan tema kepada partisipan (informan) untuk mengecek apakah menurut mereka sudah sesuai dan

akurat atau belum, (3) Membuat diskripsi kaya padat tentang hasil penelitian. Seperti menjelaskan proses pengambilan data dan proses wawancara, (4) Mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti dengan membuat narasi yang terbuka dan jujur, (5) Memanfaatkan waktu yang lebih lama di lokasi penelitian untuk memahami lebih dalam mengenai fenomena yang diteliti.

Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitian dengan menggunakan studi fenomenologi, pengguna batu akik di Malang dalam memaknai meningkatnya trend penggunaan batu akik yang sedang terjadi dikalangan masyarakat Indonesia berkaitan dengan faktor psikologis sebagai berikut: (1) Motivasi pengguna batu akik dalam menggunakan batu akik, (2) Persepsi pengguna batu akik dalam menggunakan batu akik, (3) Pembelajaran pengguna batu akik dalam menggunakan batu akik, (4) Keyakinan dan Sikap pengguna batu akik dalam menggunakan batu akik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pengguna batu akik di Malang dapat dijelaskan bahwa dalam pengguna batu akik memaknai meningkatnya trend penggunaan batu akik terbentuk karena pengalaman langsung yang dialami oleh pengguna batu akik sehingga merubah perilaku atau tindakan untuk mengikuti trend yang sedang terjadi.

Motivasi adalah faktor pertama dari faktor psikologis yang

(7)

mempengaruhi seseorang individu dalam melakukan suatu kegiatan. Motivasi informan pengguna batu akik dipengaruhi oleh 3 varibel yaitu : Dorongan eksternal, Motif individu dan Kebutuhan perhiasan.

Motivasi dorongan eksternal terjadi akibat pengaruh dari faktor eksternal yang kuat yang mengarahkan dan mempengaruhi perilaku seorang individu. Motivasi ini biasanya berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan karena didorong oleh faktor internal maupun faktor eksternal yang kuat untuk menimbulkan terjadinya dorongan motivasi seorang individu. (Marihot, 2009). Faktor eksternal tersebut pengaruh dari trend batu akik yang sedang meningkat dan booming di masyarakat dan juga pengaruh dari orang – orang terdekat yang sudah memakai batu akik terlebih dahulu sehingga informan ikut tertarik untuk menjadi pengguna batu akik untuk meningkatkan status sosial.

Motivasi motif individu dalam konteks pengguna batu akik, mengarahkan perilaku pengguna batu akik pada fungsi tertentu. Mangkunegara (2009) berpendapat bahwa motivasi adalah kondisi yang menggerakkan seseorang agar mampu mencapai tujuan dari motif individunya. Motif individu dari pengguna batu akik beranggapan bahwa dengan menggunakan batu akik yang mempunyai harga yang mahal maka secara otomatis kepercayaan dirinya akan bertambah. Hal ini menjadikan batu akik dengan harga mahal memiliki nilai lebih dimata

pengguna batu akik jika dibandingkan dengan batu akik lain yang memiliki harga yang relatif lebih murah.

Motivasi kebutuhan perhiasan didasari akan adanya pencarian terhadap kebutuhan untuk aksesoris atau perhiasan tangan atau jari seorang laki – laki. Informan merasa ada kekurangan terhadap kebutuhan dirinya tentang perhiasan atau aksesoris tangan seorang laki – laki dan munculnya rasa ingin dihargai oleh orang lain agar mendapat perhatian dari orang lain, Hal ini yang memicu timbulnya motivasi kebutuhan untuk menggunakan batu akik sebagai aksesoris dan perhiasan jari seorang laki - laki guna memenuhi tujuan kebutuhannya dan mendapat perhatian dari orang lain.

Persepsi seseorang tidak pernah lepas dari pemikiran dan pengalaman seorang individu. Hal ini dikarenakan persepsi merupakan suatu proses dalam memahami hubungan peristiwa, objek - objek sosial dengan cara

merasakan dan

menginterpretasikannya lewat pengalaman – pengalamannya. Persepsi pengguna batu akik dibedakan berdasarkan pemberian nilai terhadap batu akik tentang sejauh mana batu akik tersebut merupakan benda yang bernilai bagi pengguna batu akik dan persepsi berdasarkan kepercayaan terhadap kekuatan magis/ghaib.

Informan memiliki ketertarikan lebih kepada batu akik miliknya dan menganggap batu akik tersebut mempunyai nilai lebih, tidak hanya sebagai aksesoris tangan saja namun juga bisa menambah kepercayaan diri

(8)

pemakainya. Informan menciptakan gambaran persepsinya sendiri dengan menilai batu akik tersebut memiliki keunikan tersendiri dalam bentuk motif maupun warnanya. Sehingga menjadikan informan mempunyai rasa kebanggaan tersendiri terhadap batu akiknya karena keunikan batu akiknya menjadi pusat perhatian orang lain.

Persepsi dalam kaitannya tentang anggapan bahwa jenis batu akik tertentu memiliki kekuatan ghaib atau magis yang mendiami batu akik yang dapat memberikan suatu perlindungan diri terhadap penggunanya. Terdapat persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata melalui pengalamannya. Sebagian informan berpendapat bahwa disetiap jenis batu akik tertentu memang mempunyai suatu kekuatan ghaib/magis tersendiri yang mendiami batu akik tersebut, namun mayoritas para informan tidak sependapat dengan persepsi tersebut dan menganggap bahwa batu akik hanyalah benda mati yang tidak mempunyai kekuatan ghaib/magis tetapi hanya sebuah batu yang dipakai untuk perhiasan dan aksesoris seorang laki – laki saja tanpa mempedulikan adanya kekuatan yang ada disetiap jenis batu akik.

Pembelajaran merupakan perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil dari akibat adanya pengalaman. Hasil belajar ini akan memberikan tanggapan tertentu yang cocok dengan rangsangan - rangsangan yang mempunyai tujuan tertentu. Kotler dan Keller (2012) membagi dua

golongan rangsangan dalam proses pembelajaran, rangsangan tersebut adalah : (1) Dorongan (drive) adalah rangsangan internal kuat yang mendorong tindakan, (2) Pertanda (cue) adalah rangsangan minor yang menentukan kapan, dimana dan bagaimana seseorang merespons.

Dorongan (drive) terjadi pada saat informan dibingungkan dalam memilih batu akik yang memiliki banyak sekali model batu akik yang dijual dipasar, entah dalam bentuk yang sudah menjadi batu cincin atau masih berbentuk bongkahan. Informan yang memiliki rangsangan dorongan (drive) akan mengikuti insting dan kepercayaan dalam pemilihan batu akik yang disukainya dan tidak terpengaruh terhadap pihak luar dengan mengandalkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dalam memilih batu akik dan informan juga dapat mengatur sendiri ukuran batu akik tersebut sesuai selera dan memilih emban yang disukai untuk batu akik miliknya.

Pertanda (cue) terjadi pada saat informan memperoleh informasi tentang jenis – jenis batu akik dari teman - teman komunitas dan internet sebagai media mendapatkan informasi tentang jenis – jenis batu akik dan rangsangan inilah yang menentukan cara berpikir informan dalam merespon jenis informasi yang didapat melalui sumber apapun yang dipercaya. Tidak hanya itu proses bertukar informasi mengenai jenis – jenis batu akik ini bisa juga dilakukan dengan mengunjungi pasar akik, hal ini dilakukan untuk menangkap informasi

(9)

dan dapat merespon dengan baik untuk melakukan proses belajar dalam membedakan jenis - jenis dari batu akik dari pengalaman yang telah diperoleh dirinya sendiri.

Keyakinan dan Sikap menurut Kotler dan Amstrong (2008) mendefinisikan keyakinan sebagai pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu”. Keyakinan itu didasarkan atas pengetahuan, opini dan keyakinan yang mungkin dipengaruhi atau tidak dipengaruhi rasa emosional. Setelah keyakinan maka akan timbul sikap yang telah dipengaruhi oleh keyakinan sebelumnya. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) mengemukakan sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide. Keyakinan dan sikap dapat dikategorikan menjadi 3 indikator yaitu pengetahuan, perasaan dan evaluasi.

Pengetahuan dalam konteks pengguna batu akik menjadi salah satu kunci atas dasar pertimbangan yang akan dilakukan sebelum membeli batu

akik. Para informan

mempertimbangkan dari segi harga, kualitas dan bentuk dari batu akik sebagai pertimbangan sebelum membeli batu akik dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki.

Perasaan adalah dasar dari variabel keyakinan dan sikap selanjutnya. Perasaan yang dimiliki informan pengguna batu akik berkaitan dengan investasi terhadap batu akik. Informan yang mengandalkan perasaan justru akan menolak jika diberikan peluang untuk berinvestasi pada batu akik karena menganggap fenomena batu akik ini adalah fenomena musiman dan tidak akan bertahan lama.

Evaluasi adalah dasar dari variabel yang terakhir dari keyakinan dan sikap. Evaluasi yang dilakukan para informan khususnya untuk penjual batu akik pada saat naiknya fenomena trend pengguna batu akik di Indonesia. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat permintaan dan peluang untuk menambah pendapatan mereka dalam penjualan batu akik karena tidak hanya orang tua saja yang menggemari menggunakan batu akik tetapi kalangan anak muda seperti remaja pun gemar untuk memakai batu akik untuk digunakan sebagai perhiasan atau aksesoris jari seorang laki – laki serta mengevaluasi juga digunakan untuk mengetahui jenis batu akik yang laku dijual kepada masyarakat dengan melihat potensi jenis batu akik jenis tertentu yang sedang digemari masyarakat.

(10)

Gambar 1 : Alur Kerangka Pemikiran

ANALISIS FAKTOR PSIKOLOGIS PENGGUNA BATU AKIK DI KOTA MALANG Faktor Psikologis Pengguna Batu Akik di Kota Malang Motivasi  Dorongan Eksternal  Motif Individu  Kebutuhan Perhiasan Persepsi

 Bernilai Tinggi Karena Harga Mahal, Keunikan dan Keindahan Serat Batu Akik Menambah Kepercayaan Diri  Kepercayaan

Mempunyai Kekuatan Magis dan Hanya Sebagai Aksesoris Pembelajaran  Rangsangan Dorongan (drive)  Rangsangan Pertanda (cue)

Keyakinan dan Sikap  Pengetahuan  Perasaan  Evaluasi

(11)

Kesimpulan

Motivasi pengguna batu akik dalam alasan menggunakan batu akik terbagi menjadi 3 yaitu dorongan eksternal, motif individu dan kebutuhan perhiasan

a. Motivasi dorongan eksternal terjadi pada pengguna batu akik karena adanya faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi pengguna batu akik dalam menggunakan batu akik. Faktor eksternal tersebut didasari adanya dorongan yang kuat untuk mengikuti trend saat penggunaan batu akik booming di kalangan masyarakat Indonesia.

b. Motivasi motif individu didasari oleh keinginan pengguna batu akik yang mengarahkan perilakunya lebih senang bila batu akik yang digunakan mempunyai harga yang mahal atau mempunyai kekuatan ghaib didalam batu akik tersebut. Hal itu disebabkan karena batu akik dengan harga yang mahal atau mempunyai kekuatan ghaib dapat menambah kepercayaan diri serta menambah kharisma bagi pemilik batu akik.

c. Motivasi kebutuhan perhiasan pengguna batu akik didasari adanya keinginan dalam pemenuhan kebutuhan terhadap perhiasan atau aksesoris jari seorang laki – laki. Para pengguna batu akik memiliki tingkatan kebutuhan penghargaan karena adanya kebutuhan akan harga diri seseorang untuk dihargai oleh orang lain.

Persepsi para pengguna batu akik terbagi menjadi 2 yaitu persepsi berdasarkan pemberian nilai pada batu akik dan persepsi bersifat subjektif.

a. Persepsi pemberian nilai lebih muncul saat pengguna batu akik menggunakan batu akik merasa kepercayaan dirinya bertambah karena keunikan, harga mahal dan keindahan serat dari batu akik berdampak sangat signifikan terhadap kepercayaan diri seseorang.

b. Persepsi kepercayaan terhadap batu akik yang mempunyai kekuatan magis/ghaib, hal ini menimbulkan adanya persepsi positif dan negatif. Persepsi positif terjadi saat pengguna batu akik tidak percaya terhadap kekuatan magis/ghaib dan menganggap hanya sebagai aksesoris saja dan persepsi negatif saat pengguna batu akik percaya kekuatan magis/ghaib pada batu akik

Proses pembelajaran terbagi menjadi 2 golongan rangsangan yaitu: rangsangan dorongan (drive) dan rangsangan pertanda (cue)

a. Rangsangan dorongan (drive) terjadi saat pengguna batu akik menentukan tindakan pembelian batu akik menurut pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya sendiri tanpa adanya faktor lain yang mempengaruhi pendiriannya melalui rangsangan internal yang kuat. b. Rangsangan pertanda (cue) terjadi saat pengguna batu akik belajar mengetahui jenis – jenis batu akik. Pengguna batu akik mengetahui dan memperoleh informasi tersebut melaui teman, internet atau bahkan dengan mengunjungi pasar – pasar batu akik untuk sekedar menambah informasi tentang jenis – jenis batu akik.

Keyakinan dan sikap dibedakan menjadi 3 indikator yaitu: pengetahuan, perasaan dan evaluasi.

(12)

a. Pengetahuan menjadi faktor utama dalam pertimbangan sebelum membeli batu akik. Pertimbangan ini melihat dari motif dan harga batu akik, motif yang dimiliki batu akik haruslah bagus dengan kualitas gambar atau serat yang unik dan harga yang tidak terlampau mahal dengan mengandalkan pengetahuan yang dimiliki

b. Perasaan menjadikan pengguna batu akik enggan melakukan investasi untuk terjun dalam bisnis batu akik dan cenderung mengikuti emosinya. Mereka menilai bahwa batu akik tidak memiliki prospek jangka panjang dan menganggap bahwa trend batu akik ini akan cepat menghilang seperti trend – trend sebelumnya

c. Evaluasi yang dilakukan oleh pengguna batu akik yang menjual batu akik diperoleh dari naiknya trend batu akik yang sedang terjadi. Penjual batu akik merasa senang karena batu akik sekarang tidak hanya dipakai oleh orang tua saja namun anak – anak muda pun tak malu untuk memakai batu akik. Melihat potensi ini para penjual batu akik melakukan evaluasi secara menyeluruh dengan melakukan observasi terhadap permintaan konsumen terhadap batu akik demi menambah penghasilan dalam penjualan batu akik kedepannya. Saran

(1) Penjual batu akik harus dapat mengetahui selera konsumen dengan melakukan observasi dan evaluasi terhadap pangsa pasar batu akik yang sedang diminati oleh konsumen. Penjual batu akik harus mampu

mengetahui jenis - jenis batu akik dan informasi – informasi penting terkait batu akik karena hal ini akan dapat meyakinkan konsumen untuk tertarik membeli dan menggunakan batu akik. (2) Peneliti berikutnya diharapkan mempunyai banyak stok informan batu akik, tidak hanya pengguna batu akik yang hanya baru 2 atau 3 tahun saja namun carilah informan sudah puluhan tahun menggunakan batu akik. Sehingga data yang didapat nantinya akan akurat dan menjadikan penelitian anda juga memiliki beragam informasi baru dan akan menambah kepadatan isi dari penelitian anda.

Daftar Pustaka

Creswell. 2010. Research Design, Quantitative, Qualitative and Mixed Methods Approaches.

Fawaid, Achmad

(Penerjemah) Research Design, Pendekatan Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kotler & Armstrong. 2008. Prinsip - Prinsip Pemasaran. (Alih bahasa Bob Sabran). Jilid 1. Edisi Kedua Belas. Jakarta : Erlangga.

Kotler & Keller. 2012. Marketing Management. Edition, New Jersey.

Marihot. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grasindo.

(13)

Neuman. 2007. Social Research Methods. 4th Edition. Allyn and Bacon.

Schiffman & Kanuk. 2010. Consumer Behaviour. Prentice-Hall Inc, New Jersey.

Subagyo. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Gambar

Gambar 1 : Alur Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan konsep dan teori demokrasi melahirkan pemikiran lebih maju oleh Dahl (1989:233) yaitu peranan lembaga-lembaga demokrasi yang bersandar normatif ke proses

Hasil penelitian yang diperoleh dari data Rekam Medik pasien kanker kolorektal di bagian Patologi Anatomi Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 2012-2016 didapatkan

Formulir Pernyataan Menjual Saham tersebut bisa didapatkan pada Biro Administrasi Efek (BAE) yaitu PT Datindo Entrycom selama Periode Pernyataan Kehendak Untuk Menjual (22

Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh pembelajaran kooperatif berbantuan flipbook terhadap hasil belajar siswa pada materi virus di kelas X SMA Negeri 1 Salatiga Kabupaten

[r]

Data Flow Diagram (DFD) menunjukkan rancangan proses-proses pada sistem, dimana calon penumpang dapat melakukan proses pemesanan tiket dengan memasukkan data melalui

Kesulitan belajar pada siswa merupakan suatu keadaan di saat peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Hal tersebut tidak boleh dibiarkan dan harus

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan Praktik Pengalaman Lapangan II di