• Tidak ada hasil yang ditemukan

- 70,0%. Jumlah rayap satuan pengamatan tidak menyebabkan perbedaan daya tahan hidup dan konsumsi makannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "- 70,0%. Jumlah rayap satuan pengamatan tidak menyebabkan perbedaan daya tahan hidup dan konsumsi makannya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Bidang #mu Hayat

KONSUMSI m K ; A N DAN DAUA T A m N HIDUP RAUAP TANAN

Copt~termes curvignathus NOLMGREN (ISOPTEIPA:WLNOTEMIT1DAE)

PADA PENGUJVhN LABOMTO

Rudi dan Dodi Nandika

') Fakultas Kehutanan, Universitas W W - a M W Smedang

21Fakultas Kehutanan & Peneliti pa& PAU-1111x1 Wayat, IPB

Coytotermes clin~ignathus Holmgren (Isoptera : ainotemitidae) adalah jenis rayap perusak kayu yang terganas dl Indonesia. Serangannya bukan saja sering terjadi pada bangunan dan konstmksi kayu lainnya tetapi juga pada kertas d m bahan berlignoselulosa lainnya. Suatu penelitian laborato~urn dilakukan untuk rnengevaluasi konsumsi makan dan daya tahan hidup rayap tanah C. mwig7zathas Holmgren mengikxti metode Modified Wood Block Test. Gontoh uji dlbuat dari kayu gubal Pin2rs merk~rlsii dengan ukuran 10 mm (T) x 10 mm fR) s 20 mm (L). Setiap contoh uji ditempatkan ditengah-tengah botol gelas (0 45 mm, tinggi 115 mm). Seratus Iima puiuh, 200,250,300,350 d m 400 ekor rayap pekerja dan 10% rayap prajurit dimasukan kedalam masing-masing botol gelas dan ditempatkan di kamar gelap selama 21 hari. Hasll penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi makan rayap berkisar 0,665 mg - 1,670 mgtekorl2 1 hari, sedangkan daya tahan hidupnya berkisar 5 1,7?0

-

70,0%. Jumlah rayap satuan pengamatan tidak menyebabkan perbedaan daya tahan hidup dan konsumsi makannya

PENDGHULUAN

Rayap merupakan hama yang sangat pentins dalam rnenrsak konstruksi-konytuksi kayu dan produk kayu lalnnya yang umumnya terdapat di daerah tropis dan subtropis. (Morimoto, 1975; Su dan Tamashiro, 1987). Rumah-rumah sederhana dari kayu yang masih dominan di negara-negara tropis khususnya Indonesia. Sementara itu mmah-mrnah modern di daerah perkotaan juga relatif mash banyak menggunakan kornpo~len dari kayu dan mebel- rnebel dari kayu. Kecendemngan meningkatnya konsurnsi kayu di nlasa datang dan pernbukaan Iahan untuk pembangunan perurnahan merupakan faktor penyebab utama timbulnya ekonomis oleh serangan rayap. Di Indonesia ditemukan tidak kurqang dari 200 jenis rayap (Tammingkeng, 1971). Dari sekian banyak jenis rayap tenlyata yang paling banyak menimbulkan kemsakan adalah golongan rayap tanah (Subterranean termite), terutama Coyfoter~ftes czir~~zgnafhi~s.

Penelitian tentang pengendalian rayap dengan berbagai metode laboratorium telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Jenis rayap dari famili Rhinoter~itidae seperri Pusat Antar Universitas IImu Hayat IPB

(2)
(3)

Prosidinq Seminar Hasil-Hasil Penelitian Bidana llmu Havaf

rayapada beberapa ukuran kelompok rayap dengan mengunakan A4odiJied Wood Block Tesf

BARAN DAN METODE

Contolm uji. Kayu gubal Pirzus merkz~sii Jungh et de Vr, dengan ukuran 10 mrn (T) x 10 mm (R) x 20 mrn (L), digunakan sebagai sumber bahan makanan. Sebelumnya contoh uji dikeringkan pada suhu 102

+

3°C selama 1 jam (KA = 12 - 18 %), kemudian diadakan

penimbangan awal (W1).

Pengumpanan contoh ujii. Botol gelas dengan volume 180 em3, diameter 4,5 crn dan tinggi 11,5 cm digunakan sebagai tempat media kehldupan rayap. Di dalam botoI gelas tersebut diisi 30 gram pasir (< 20mesh) yang telah dibasahi dengan 6 ml air (Gambar 1).

Masing-masing contoh uji pada penampang 10 x 20 mm ditempatkan diatas pasir Iembab pada tengah-tengah botol gelas. Enam kelompok rayap masing-masing berJumlah 150, 200, 250, 300, 350, dan 400 rayap pekerja ditambah 10 % rayap prajurit pada setiap kelompoknya, kemdian dimasukkan ke dalam botol gelas dan masing-masing botol gelas ditutup dengan cottoll pads dan ditempatkan di kamar gelap (suhu 28°C). Data mortalitas rayap dan kehilangan berat kayu umpan setelah setelah 21 hari pengumpanan dicatat.

Termites Partideboard sample

Gambar 1. Botol Gelas untuk Pengujian Modified Wood Block Test

Pusat Aniar Universitas Ilmu Hayat IPB 187

(4)

Prosidina Seminar Hasii-Hasil Penelitian Bidana llmu Havat

Analisis Data. Setelah 21 hari, contoh uji dibongkar dari botol gelas, dibersihkan dan

dikeringovenkan, kemudian diadakan penimbangan kembali (W2) untuk mengetahui persen kehilangan berat, yaitu dengan menggunakan mmus :

Mehilangan Berat (%) = w 1 - V\72 ) / VV1 x 100

dimana : b71 = Berat contoh trJi sebelum diumpankan rayap

W2 = Berat contoh uji setelah diumpankan rayap

Konsumsi makan rayap rata-rata juga dihitung dengan mmus : Konsumsi Makan per Individu (mg) = CV1- W2) / N

dimana : N = Jumlah rayap pekerja awal

Daya tahan hidup rayap (%) = (NI. - N2) / N1 x 180 dimana : N1 = Jumlah rayap pekerja awal

N2 = Jumlah rayap pekerja yang mati

Hasil perhitungan diatas dianalisis dengan mengpnakan Dllfjcarz Multtiple rmge test untuk mengetahui perbedaan pada tiap kelompok rayap.

NASHL DAN PEMBAEtiASAN

Kehihangan berat csntoh uji dan konsurnsi makan rayap. Hasil penelitian

menunjukan bahwa kehilangan berat contoh uji meningkat dari 19,9% pada kelompok rayap terkecil(150 ekor peke j a ) sampai 41,40% pada kelompok rayap terbesar (400 ekor pekerja). Konsumsi makan rayap meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah rayap yang diberikan (Tabel 1). Analisis varian pada data kehilangan berat menunjukan bahwa jumlah kelompok rayap berpengamh nyata terhadap kehilangan berat.

Konsumsi makan rayap rata-rata per individu pada kelompok rayap yang berbeda tidak menunjukan perbedaan, ha1 ini sama dengan hasil penelitian dari Sornnuwat (1996) yang menggunakan rayap C. gesfr-oi. Dari hasil p e n g l i t b rnenunjukan bahwa konsurnsi

- -

makan rayap rata-rata per individu besarnya antara 0,665 mg - 1,670 rng pada enam

kelompok rayap. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan rayap dalarn mengkonsumsi kayu tidak dlpengamhi oleh penambahan jumlah individu rayap dalam kelompoknya pada metode M W T tersebut.

Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB Bogor, 16 September 1999

(5)

Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Bidang Nn?u Hayat

Tabel I . Rata-rata kehilangan berat contoh uji dan konsurnsi makan per individu rayap C. Ctc~viigi"lafhzds setelah 2 1 hari pengumpanan

Daya tahiln hidup rayap. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata daya tahan hidup rayap pada kelompok rayap yang berbeda tidak rnenunjukan perbedaan (Tabel 2). Daya tahan hidup rayap C curniplathus rata-rata meningkat dari 51,7% pada kelompok rayap terkecil (150 ekor pekerjla) sampai 70,0% pada kdompok rayap terbesar (400 ekor

Konsumsi m k a n (rngindividu) %ran Kelornpok (Jumlah r a y q peke jsl) 150 200 250 300 3 50 400 pekerja) Kehilangan Berat (%I

Tabel 2. Rata-rata daya tahan hidup rayap C. czc~~?ig~afJ11~~ setelah 2 1 hari pengumpanan Keterangan : Angka pada kolom yang sarna diikuti oleh humf yang sama

Menrrnjukan tidak berbeda nyata pada pc0.05 (n=3) 19,9I c 23,53 c 28,69 bc 33,79 ab 25,31 ab 41,40 a

Dari hasil penelitian di atas menunjukan bahwa rata-rata kehilangan berat contoh uji, 0,665 a 0,981 a 1,452 a 1,659 a 1,669 a 1,670 a

konsumsi rnakan rayap dan daya tahan hidup rayap C. c~wvigzuthus lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis rayap (I. gestroi pada metode yang sarna (MWBT-Test). Rayap

C peslroi yang merupakan rayap terganas di Thailand hanya memberikan 8,8% kehilangan beratnya dan h r a n g dari 22% daya tahan hidupnya pada ukuran kelompok rayap yang terkecil f 150 ekor pekerja) (Sornnuwat, 1996), sedangkan C cw~lig~lurhus kehilangan berat yang terjadi besarnya lebih dari 19% dan lebih dari 50% daya tahan hidupnya

-

Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB 189

(6)

Prosidina Seminar Hasil-Hasil Penelitian Bidana llmu Hayat

Hasil penelitian ini diduga bahwa kondisi pengujian lebih disukai oleh rayap sehingga tingkah iaku makan dan daya tahan hidupnya akan lebih baik. Faktor utama yang mempertinggi daya tahan hidup rayap adalah kondisi kelembaban media (botol) d a n kemampuan rayap dalam membuat saluran serangan pada media pasir lembab.

Hal tersebut sering kali dilaporkan bahwa pada ukuran kelompok rayap terbesar dapat meningkatkan tingka l a b makan rayap seperti pada kondisi alaminya. Maksud dari penelitian ini adalah untuk menentukan metode laboratorium yang bisa dipakai pada pengujian rayap C. ctrrvig7.1athz1s. Metode tersebut walaupun digunakan pada koloni rayap yang berbeda, secara umum bisa menggambarkan kemampuan makan bagi koloni rayap tersebut, walaupun terdapat keragaman yang tinggi mengenai tingka Iaku makan rayap diantara koloni yang berbeda (Su and La Fage, 1983). %ran kelompsk rayap kecil (250 - 300 ekor pekerja) relatif mernberikan hasil yang terbaik tentang tingka laku makan rayap pada metode mod@ed ~ i o o d Block test.

Analisis data varian menunjukan bahwa ukuran kelompok rayap tidak menyebabkan pengaruh pada daya tahan hidup rayap untuk metode ini. Metode T-test yang menggunakan botol gelas dengan media pasir lernbab untuk jenis rayap C. clcr~pipiafhrcs bisa digunakan pada pengujian daya makan Vorce-feecJitlg) di laboratorium. Pada ukuran kelompok, 250 - 300 ekor pekerja yang dianjurkan untuk dipakai pada jenis rayap tersebut. Met ode T-Test adalah metode dipaksakan (no-choice feeding) yang sederhana yang dapat dipakai di Indonesia dalam mengevaluasi ketahanan alami suatu jenis kayu dengan waktu yang singkat dan ukuran kelornpok yang kecil.

KESIMPUEAN DAN SAWAN

Kesimpulan. Konsumsi makan rayap meningkat seiring dengan me~lingkatnya

jumlah rayap yang diberikan, sedangkan konsumsi nlakan rayap per individu tidak dipengaruhi oleh penambahan jurnlah individu rayap. Besarnya konsumsi makan rayap C. clcr~~ipmt/?z~s berkisar 0,665 mg - 1,670 mglekorl21 hari. Sementara itu daya tahan hidup rayap

C'.

clcrvigtzath2rs juga tidak dipengaruhi oleh peningkatan jumlah rayap. sedangkan besarnya berkisar 5 1,796-70%.

Saran. Dalam rnengevaluasi tentang tingkahlaku makan rayap C cur?iplathzrs menssunakan metode modified wood block tes (MWBT) standar. Sebaiknva ukuran kelompok rayap yang berjurnlah 250-300 ekor yang hams digunakan.

Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB Bogor, 16 September 1999

(7)

Prosiding Seminar Hasil-Hasil Peneljfian Bidang Ilmu Nayat

DAFTAR PUSTAKA

h e r i c a n Wood Presers' Association Standard M 12-72. 1972. Standard Method for Laboratory Evaluation to determine resistance to Subtenanean termite. A W A Book of Standard. Washinton.

Becker, 6. 1969. Rearing of termites and testing methods used in the laboratory. In: Biology of Termites. Vol.

I

@. K ~ s h n a and F.M. Weesner, ed). Academic Press, New Uork and London. 3 5 1-3 85.

A Satndard. 198 1. 14-Qualitative Standards for Termiticides, Preservative Terrniticides and soil-poisoning Termiticides. Japan Wood Preserving Associantlon 4-2-5, Toranomon Minato-ku, Tokyo.

La Fage, J.P. and M. Jones, 1986. A critical Review of the A W A Standard Method (M-12- 72) for Iaboratorium Evaluation to Determine Resistance to Subterranean Termite. Proc. The 1986 Annual Meeting of Int. Res. Group on Wood Preservation. Stockholm.

Sweden.

L e u , M., R.A. Banett and E.R. Williams. 1983. Implication for Comparability of Laboratory Experiments revealed in studies on the effect of population density on the vigour in group of Coytoterrsrzes lactezrs Froggatt and Nnsutiternzes exitiosus Hill (Isoptera:Rhinotemitidae, Termitidae). Proc. The 1983 Annual Meeting of Int. Res.

Group on Wood Preservation. Stockholm. Sweden. -

Lenz, M. 1986. Implication for Comparability of Laboratory Experiments revealed in studies on the variability in survival and wood wnsumption between colony of Coyfotermes laelerrs Froggatt (lisoptera:Rhinotemitidae), Proc. The 1986 Annual Meeting of Int. Res. Group on Wood Preservation. Stocbolm. Sweden.

Morirnoto, K. 1975. Biology of termites in the Far East. Rev. Plarlf Profecfi Res. 8 : 29-40

Nandika, D., E.A. Husaeni., S. St?rJohsumo and D. Ngilly. 1985. A survey in termite problems in the low cost housing compound of Jakarta and Its Vicinity. Proc. Syrnposiunl of pest Ecology and Pest Management. Special Publication Biotrop. Bogor.

Somuwat, U. 1996. Wood consumption and survival of subterranean termite Coyfoternze.~ gesrroi Wasmann. In: Studies on Damage of Constructions Cause by Subterranean termites and control in Thailand. Proc. The 1996 Annual Meeting of Int. Res. Group on Wood Preservation. Stockholm. Sweden.

Su, N-Y. And J.P. La Fage. 1983. Different in feeding activity among colonies of Fomosan subterranean termite Goplotermes .forn?osar7rds Shiraki. Proc. The 1987 Annual Meeting of Int. Res. Group on Wood Preservation. Stockholm. Sweden.

Pusai Antar Universitas Ilmu Hayat IPB 191

(8)

Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelifian Bidang llmu Hayat

Su, N-Y. And M. Tamashiro. 1987. An Overview of the formosan subterranean termite (Isoptera : Rhinotemitidae) in world. In : Biology and control of the fonnosan subterranean termite. Proc. 67& Meeting of the Pacific Branch, Entomol. Soc. Am.

Honolulu, Hawaii.

Tarurningkeng R.G. 197 1. Biologi dan Pengenalan rayap perusak kajm Indonesia. Laporan No. 13 8. Depa&emen Pedanian. Direktorat Jenderal Kehutanan. Lernbaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor.

Walpole, R.E. 1995. Introduction to statistics. 3rd Edition. PT. Gramedia Pustaka Utarna. Jakarta.

P u s a t A n t a r Universitas IImu Hayat I P B 192

Gambar

Gambar  1.  Botol Gelas untuk Pengujian Modified Wood Block Test
Tabel  I .  Rata-rata  kehilangan  berat  contoh uji  dan  konsurnsi  makan  per  individu  rayap  C

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 karena mampu mengakses fungsi-fungsi internal pada sistem operasi Microsoft Windows. Aplikasi

As฀ the฀ rules-based฀ approach฀ fell฀ out฀ of฀ favor,฀ the฀ context-based฀ approach,฀ strongly฀ advocated฀ by฀ Weaver฀ (1996,฀฀ 1998),฀ became฀ the฀

Madrasah Tsanawiyah Negeri ( MTsN ) Majenang Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap mengundang calon penyedia barang/jasa yang berminat untuk mendaftarkan diri sebagai calon

Oleh karena itu teman-teman, kita harus rajin belajar agar menjadi anak yang pintar dan dapat mengukir..

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pembuatan aplikasi pengumuman dapat dibuat dengan memanfaatkan fitur GCM sehingga aplikasi

orang yang tidak setuju, 1 orang diantaranya adalah remaja laki-laki.. demikian, terlihat bahwa pembentukan sikap remaja terhadap

Bagaimana peran modal sosial dalam renovasi Rumah Tidak Layak Huni sebagai wujud kemandirian masyarakat di Desa Ngasem,

Form “Evaluasi Kecukupan Pemberian Pakan” digunakan untuk mengetahui apakah pakan yang diberikan sudah mencukupi kebutuhan nutrien ternak (BK, TDN, PK, Ca dan P) pada