• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kesalahan ejaan pada karangan siswa kelas V Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis kesalahan ejaan pada karangan siswa kelas V Sekolah Dasar"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Shinta Khristiana Dewi NIM: 161134078. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Shinta Khristiana Dewi NIM: 161134078. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Ibuku tercinta, Pungkas Nani Suprapti yang selalu mendoakan saya dan mengiringi setiap langkah saya dengan penuh cinta dan juga kasih sayang yang tiada henti-hentinya. 2. Ayahku tersayang, Budi Sumartono yang selalu menyakinkanku bahwa aku bisa menyelesaikan kewajibanku. 3. Adikku yang cantik, Christa Ardina Sari yang selalu memberi motivasi kepadaku. 4. Sahabatku yang selalu mendukungku dan menemaniku selama di Jogja, Theresia Dwi Handayani, Valentina Mega Putri, Yohana Bipo dan yang lainnya. 5. Universitas Sanata Dharma, yaitu selaku almamaterku.. iv.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. ―Disiplin adalah jembatan antara cita-cita dan pencapainnya‖ (Jim Rohn) ―Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini‖ (Asarelad) ―Bukan hanya orang pintar saja yang bisa sukses, orang yang rajin akan mengalahkan orang pintar‖ (Shinta K.D). v.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Shinta Khristiana Dewi Universitas Sanata Dharma 2020 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan ejaan yang terdapat dalam karangan siswa kelas V sekolah dasar. Kesalahan tersebut mencakup: a) kesalahan pemakaian huruf, b) kesalahan penulisan kata, c) kesalahan pemakaian tanda baca. Subjek penelitian ini adalah karangan siswa kelas V sekolah dasar. Objek penelitian ini adalah penerapan ejaan yang meliputi kesalahan pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, dan kesalahan pemakaian tanda baca. Instrumen penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Teknik analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah kesalahan penggunaan huruf kapital pada karangan siswa diantarannya disebabkan karena siswa kurang paham dalam penggunaan huruf kapital. Kesalahan dalam penulisan kata yang sering terjadi antara lain: (a) kurang huruf, (b) kelebihan huruf, (c) perangkaian kata, (d) penulisan huruf, dan (e) penulisan kata hubung. Kesalahan tanda baca mencakup kesalahan, yaitu: (a) kesalahan tanda titik pada akhir kalimat, (b) kesalahan tanda koma, (c) kesalahan tanda titik dua, (d) kesalahan tanda hubung. Kata kunci: Pemakaian huruf, Penulisan kata, dan Pemakaian tanda baca. viii.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT AN ANALYSIS OF SPELLING ERRORS IN ESSAYS AT THE FIFTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL Shinta Khristiana Dewi Sanata Dharma University 2020 The objective of the research are to describethe spelling errors contained in the essays of fifth grade elementary school students. These errors included: a) errors in the useof letters, b) errors in writing words,c) errors in using punctuation. The subject of this research was the essay of fifth grade elementary school students. The object of this researchwas the application of spelling which included mistakes in the use of letters, errors in writing words, and errors in the use of punctuation. The instrument of this research was the researcher herself. Data collection techniques used interview and observation techniques. Data analysis techniques used data collection, data reduction, data presentation and conclusions. The results of this study were errors in the used of capital letters in students' essays delivered because students not really understood in the used of capital letters. Errors in writing words which often occur included: (a) lack of letters, (b) excess letters, (c) concatenation of words, (d) writing letters, and (e) writing conjunctions, Punctuationerrors included errors, namely: (a) dot error at the end of a sentence, (b) comma error, (c) colon error, (d) hyphen error. Keywords: Usage of letters, Word writing, and Use of punctuation. ix.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………..………....….. ii HALAMAN PENGESAHAN ……………….………………………………... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………..………. ..iv HALAMAN MOTTO ………….…………………………………….……........ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………...……...……... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…...…...………………………….... vii ABSTRAK ……………………………………………………………....…. …viii ABSTRACT ……………………………………………………………..…… …ix KATA PENGANTAR …………………………………………………………. x DAFTAR ISI ………………………………………………………….......... ….xi DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….…….. …..1 A. Latar Belakang …………………………………..…..………...……...… 1 B. Rumusan Masalah ………………………………..………......…….. …...4 C. Tujuan Penelitian …………………………………..………...…….. …...5 D. Manfaat Penelitian …………………………………………….……….. .5 E. Asumsi …………………………………………..…………......….. ……5 F. Definisi Operasional …………………………………………....…. ……6. xii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI …………………………………..……………… 7 A. Teori-teori yang Mendukung ………………………………...….……..... 7 1. Definisi Analisis ………………………………….…….………..…... 7 2. Perkembangan Bahasa pada Anak …….…………………………….. 7 3. Pembelajaran Bahasa Indonesia ……………………………...…..….10 4. Karangan …………………………………………………............….11 5. Narasi …………………………………….…………………….……12 6. Ejaan ………………………………………….…………….…….….12 B. Penelitian yang Relevan ……………………………..……………….….21 C. Kerangka Berpikir ………………………………………..……………...25 BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………....28 A. Jenis Penelitian …………………..………………………….…………...28 B. Setting Penelitian ……………………..……………..…………...………29 C. Desain penelitian …………………………...………….………..….……30 D. Teknik Pengumpulan Data ……………………...……………………….32 1. Wawancara ……………………………………...……….…..……...32 2.. Observasi ………..…………………………………...….………..…33. E. Instrumen Penelitian …………………………………………......………34 F. Kredibilitas dan Transferabilitas ………………………..….…………....37 1. Kredibilitas ……………………………………….….…….…...........37 2. Transferabilitas …………………...………………………….………37 G. Teknik Analisis Data …………………………………………..………...38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………..……..…..42 A. Hasil Penelitian 1. Kesalahan Pemakaian Huruf …...……………………….……….…. 42 2. Kesalahan Penulisan Kata …………...…………………..…...…...... 44 3. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca ……...……………….……..........44 B. Pembahasan 1. Kesalahan Pemakaian Huruf ………………...…………….…..…….46. xiii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Kesalahan Penulisan Kata ………………………...………....………48 3. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca …………………...…….………..49 BAB V PENUTUP ……………………………………………………………..52 A. Kesimpulan ……………..……………………………….………...…….52 B. Keterbatasan Penelitian …………...……………………………………. 52 C. Saran …………………………………..………………….……....…..….53 DAFTAR PUSTAKA …………………………..………...…………………… 54 LAMPIRAN ……………………………….……………..…………………..…56 DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………...……..………………...…...78. xiv.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kode Data ………………………………………………….…………34 Tabel 4.1 Daftar Judul Karangan Siswa ……………………………...………….42 Tabel 4.2 Kesalahan Ejaan yang terdapat pada Karangan Siswa Kelas V….…..44. xv.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Tabel Analisis Data Kesalahan dan Pembetulan Ejaan Karangan Siswa Kelas V …………………………………………………...………………53 Lampiran 2 Karangan siswa yang sudah dianalisis ………………..……………72. xvi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa dibentuk dengan sejumlah komponen yang berpola dan berkaidah (Agustina, 2004: 14) sedangkan komunikasi merupakan suatu proses sosial dalam bentuk ujaran dipilih sesuai dengan norma-norma dan harapan-harapan yang disadari secara sosial. Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri (Chaer, 2011: 1). Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ketika anggota masyarakat menginginkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, maka orang tersebut akan menggunakan suatu bahasa yang sudah biasa digunakannya untuk menyampaikan sesuatu informasi. Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri (Chaer, 2011: 1). Bahasa memiliki hal yang sifatnya universal yang terdapat pada bahasa apa pun di dunia (Vladimir & Petrova, 2015). Pada umumnya bahasa-bahasa tersebut dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain. Hal ini dapat dikarenakan adanya perbedaan kultur, lingkungan dan kebiasaan yang mereka miliki. Mungkin asumsi beberapa orang berpendapat bahwa tidak hanya bahasa saja yang dapat dijadikan sebagai media komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa terdapat dua orang atau lebih yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Mereka memakai beberapa alat ataupun media untuk menyampaikan suatu kabar yang memang ingin diinformasikan kepada pihak lain. 1.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. dengan menggunakan lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya (Keraf, 2004 : 1) Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Di samping itu, dengan pembelajaran Bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia (Zulela, 2012: 4). Keberadaan bahasa sangat penting bagi manusia. Tanpa adanya bahasa, interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah keterampilan mengarang. Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang ‖ menyimpang‖ dari norma baku atau norma-norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa (Tarigan & Tarigan, 2011: 126) sedangkan analisis kesalahan merupakan suatu prosedur kerja yang biasa digunakan untuk pengumpulan contoh, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam contoh, penjelasan kesalahan, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan (Tarigan & Tarigan, 2011: 60). Menulis juga bisa disebut sebagai keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2008:3-4). Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa dibentuk dengan sejumlah komponen yang berpola dan berkaidah (Chaerdan Agustina, 2004: 14) sedangkan komunikasi merupakan suatu proses sosial dalam bentuk ujaran dipilih sesuai dengan norma-norma dan harapanharapan yang disadari secara sosial.. 2.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Arifin & Tasai (2012: 27) menyatakan ejaan adalah peraturan dalam melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambanglambang itu (pemisahan dan penggabungan dalam suatu bahasa). Salah satu jenis karangan yang dapat dibuat oleh siswa kelas tinggi adalah karangan narasi. Karangan narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang tepat untuk dipelajari bagi siswa kelas V. Keraf (2010) membatasi pengertian narasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin serta dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Kesalahan ejaan berkaitan dengan empat bagian, yaitu (a) kesalahan pemakaian huruf, terutama huruf kapital; (b) kesalahan penulisan kata; (c) kesalahan penulisan unsur serapan; dan (d) kesalahan pemakaian tanda baca (Matanggui dan Arifin, 2012: 21). Analisis kesalahan ejaan tersebut mengacu pada PUEBI. Peneliti hanya mengambil 3 kesalahan ejaan dari empat bagian karena di karangan siswa sekolah dasar jarang sekali terdapat kata serapan maka dari itu peneliti tidak memasukan bagian kesalahan penulisan unsur serapan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan terhadap guru kelas V, saya mendapatkan informasi bahwa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada anak-anak masih mengalami kesulitan. Guru menjelaskan bahwa anak-anak sudah diberikan pelajaran tentang penulisan yang benar akan tetapi banyak anak masih belum paham terhadap penulisan karangan. Banyak dari mereka juga lupa apabila dihadapkan dengan penulisan karangan, karena mereka masih anak-anak maka perkembangan bahasa mereka masih rendah. Maka dari itu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas, ditemukan bahwa siswa tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis. Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai. Mereka terkadang mengalami kesulitan menggunakan ejaan yang tepat di dalam karangan. Kesulitan-kesulitan itu mendorong untuk dilakukan suatu penelitian yang dapat mengungkapkan berbagai macam kesalahan dalam karangan terutama masalah. 3.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. ejaan. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesalahan ejaan dalam penulisan yang dibuat oleh siswa kelas V di salah satu SD swasta kota Yogyakarta dan kemampuan siswa dalam kegiatan menulis karangan. Penelitian ini penting dilakukan karena untuk membantu guru agar dapat mengetahui seberapa jauh anak-anak mengerti dan memahami tentang ejaan penulisan yaitu pemakaian huruf kapital, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Dari penelitian ini juga sebagai tolak ukur guru dalam menyampaikan pembelajaran dalam penulisan karangan. Masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah kesalahan pemakaian huruf, penulisan kata, dan kesalahan pemakaian tanda baca pada siswa SD kelas V. Penulisan ini mengambil data dari karangan siswa SD kelas V dengan tujuan mengetahui kesalahan pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, dan kesalahan pemakaian tanda baca. Penelitian tentang analisis kesalahan bahasa pernah dilakukan oleh Maria Fransiska dan Ika Listyaini dengan judul Analisis Kemampuan Penggunaan Ejaan Dalam Karangan Siswa Kelas V SDN Tlogosari Kulon 05 Semarang. Penelitian ini meneliti tentang penggunaan ejaan siswa, kemampuan penggunaan huruf kapital, kemampuan penulisan, dan kemampuan penggunaan tanda baca. Penelitian ini dibatasi oleh kesalahan ejaan pada karangan siswa kelas IV SD. Jenis penelitian ini adalah peneltian kualitatif dengan tipe penelitian yaitu studi kasus. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut. adalah subjek. penelitian dan tempat penelitian. Tidak hanya itu, dalam penelitian ini peneliti juga meneliti secara lebih mendalam permasalahan yang terjadi dalam penulisan sebuah karangan. Peneliti memilih judul ini karena di Sekolah Dasar sekarang ini masih banyak mengalami permasalahan yang berkaitan dengan penulisan. Hal tersebut terjadi karena siswa dasar sekolah masih kurang mengerti dan memahami dalam penulisan. B. Rumusan Masalah 1.. Bagaimana kesalahan pemakaian huruf dalam karangan siswa SD?. 2.. Bagaimana kesalahan penulisan kata dalam karangan siswa SD?. 3.. Bagaimana kesalahan pemakaian tanda baca karangan siswa SD?. 4.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. C. Tujuan 1. Mendreskripsikan kesalahan pemakaian huruf dalam karangan siswa SD 2. Mendreskripsikan kesalahan penulisan kata dalam karangan siswa SD 3. Mendreskripsikan kesalahan pemakaian tanda baca karangan siswa SD D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru : Memberikan pengetahuan kepada guru dan sekolah mengenai ejaan bahasa Indonesia terhadap kesalahan menulis karangan siswa sekolah dasar. 2. Bagi Siswa : Mengetahi kondisi sebenarnya penguasaan ejaan bahasa Indonesia terhadap kesalahan menulis karangan siswa sekolah dasar. 3. Bagi Peneliti : a. Memberi kesempatan kepada peneliti untuk mengetahui mengenai ejaan bahasa Indonesia terhadap karangan menulis siswa sekolah dasar. b. Sebagai masukan peneliti agar lebih teliti dan cermat dalam menulis apapun terutama dalam menulis tugas akhir skripsi dengan memperhatikan ejaan sesuai dengan PUEBI. c. Sebagai landasan untuk dijadikan tuntunan dalam kegiatan menulis sesuai dengan ejaan dengan berpedoman pada PUEBI. E. Asumsi Asumsi dalam penelitian ini adalah: 1. Pedoman yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada PUEBI. 2. Peneliti menggunakan karangan narasi yang mudah dimengerti oleh anak kelas V SD.. 5.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. F. Definisi Operasional 1.Analisis. adalah. aktivitas. atau. kegiatan. berpikir. mengenai. suatu. peristiwa/karangan dengan cara memahami dan menyelidiki serta mengambil pokok dari bahasannya. 2. Ejaan adalah bunyi huruf, bunyi kata, dan bunyi kalimat dalam suatu bahasa. 3. Karangan adalah karangan yang berisikan rangkaian peristiwa yang diceritakan secara berurutan. 4. Narasi adalah sebuah karangan yang isinya terdapat urutan waktu, tempat dan kejadian. 5. Siswa Sekolah Dasar adalah subjek yang diteliti oleh peneliti. 6. Analisis Kesalahan Ejaan adalah memahami dan menyelidiki kesalahan yang mencakup bunyi huruf, bunyi kata, dan bunyi kalimat dalam suatu bahasa.. 6.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Pada bagaian ini akan dijelaskan kajian teori dan kerangka berpikir dalam penelitian. A. Kajian Teori 1. Teori-teori yang Mendukung a.. Definisi analisis, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:43) adalah: ―Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peritiwa (karangan, perbuatan,. dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkarannya), penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaah bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh bagian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.‖ Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis adalah suatu kegiatan untuk menggali dan mendapatkan informasi penting. 2. Teori Perkembangan Bahasa Pada Anak a. Fase-Fase Perkembangan Bahasa Anak Schaerlaekens (Samsuwiyati, 2011:61) membagi fase-fase perkembangan bahasa anak dalam empat periode. Perbedaan ini didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang khas pada setiap periode. Adapun periode-periode tersebut adalah sebagai berikut: 1) Periode Prelingual (usia 0-1 tahun) Disebut dengan periode prelingual karena anak belum dapat mengucapkan 'bahasa ucapan' seperti yang diucapkan orang dewasa, dalam arti belum mengikuti aturan-aturan bahasa yang berlaku. Namun perkembangan 'menghasilkan' bunyibunyi itu sudah mulai pada minggu-minggu sejak kelahirannya.. 7.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Perkembangan tersebut menurut Chaer melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1). Bunyi resonansi, (2). Bunyi berdekut, (3). Bunyi berleter, (4). Bunyi berleter ulang, (5). Bunyi vokabel. 2) Periode Lingual Dini (usia 1-2,5 tahun) Pada periode ini anak mulai mengucapkan perkataannya yang pertama, meskipun belum lengkap. Misalnya: atit (sakit), agi (lagi), dan seterusnya. Pada masa ini beberapa kombinasi huruf masih terlalu sukar diucapkan, juga beberapa huruf masih sukar diucapkan, seperti: r, s, k, j, dan t. Pertambahan kemahiran berbahasa pada periode ini sangat cepat dan dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu: (a). Periode kalimat satu kata (holophrare), (b). Periode kalimat dua kata, (c). Periode kalimat lebih dari dua kata. 3) Periode Diferensiasi (usia 2,5- 5 tahun) Yang menyolok pada periode ini ialah ketrampilan anak dalam mengadakan diferensiasi dalam penggunaan kata-kata dan kalimat kalimat. 4) Periode Menjelang Sekolah (sesudah usia 5 tahun) Menurut Chaer, yang dimaksud dengan menjelang sekolah di sini adalah menjelang anak masuk sekolah dasar; yaitu pada waktu mereka berusia antara lima sampai enam tahun. Pendidikan di TK, apalagi kelompok bermain (play group) belum dapat dianggap sebagai sekolah, sebab sifatnya hanya menolong anak untuk siap memasuki pendidikan dasar. Pada penelitian ini peneliti memasukan teori perkembangan bahasa karena pada kenyataannya perkembangan bahasa anak sangat berpengaruh terhadap cara berpikir dan cara anak mengemukakan suatu pikiran, perkembangan bahasa yang lambat akan mempengaruhi keterlamabantannya dalam berbahasa mapun berbicara. Melalui teori perkembangan bahasa peneliti mampu mengetahui seberapa besar pengaruh anak dalam menulis karangan. Maka dari itu teori ini juga sangat penting dan dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini.. 8.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan bahasa pada anak mempengaruhi ketrampilan dalam berbahasa dan perkembangannya dimulai sejak lahir. b. Tipe Perkembangan Bahasa Anak Perkembangan bahasa anak dibedakan oleh Yusuf (2007:120) menjadi dua tipe, yaitu sebagai berikut: 1. Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Fungsinya yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun. 2. Socialized Speech, terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau lingkungannya. Dalam tipe ini, perkembangan bahasa anak dibagi menjadi lima bentuk: (a) adapted information, terjadinya saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari, (b) critism, menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain, (c) command (perintah), request (permintaan) dan threat (ancaman), (d) questions (pertanyaan), dan (e) answers (jawaban). Fungsi dari ‘socialized speech’ ini adalah untuk mengembangkan kemampuan penyesuaian social (social adjustment). c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak Yusuf (2007) ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam perkembangan bahasa anak, yaitu: 1) Faktor Kesehatan. Faktor ini sangat berpengaruh dalam perkembangan bahasa seorang anak. Apabila pada dua tahun pertama kesehatan seorang anak sering terganggu, maka perkembangan bahasanya akan terhambat. 2) Intelegensi. Perkembangan bahasa anak akan bisa diketahui dari intelegensinya. Anak yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal atau di atasnya, biasanya mengalami perkembangan bahasa yang pesat. Sedangkan anak yang mengalami kelambatan mental akan sangat miskin dalam berbahasa.. 9.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 3) Status Sosial Ekonomi Keluarga. Dalam beberapa penelitian tentang hubungan antara status sosial ekonomi keluarga dan perkembangan bahasa menyatakan bahwa sebagian besar anak yang berasal dari keluarga miskin akan mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar pada anak dari keluarga miskin dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang mampu. 4) Jenis Kelamin (Sex). Berdasarkan faktor jenis kelamin ini, sejak usia dua tahun ke atas, anak perempuan mempuanyai perkembangan bahasa yang lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. 5) Hubungan Keluarga. Anak yang menjalin hubungan dengan keluarganya secara sehat (penuh perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya) dapat memfasilitasi perkembangan bahasanya. Sebaliknya, jika hubungan anak dan orang tuanya tidak sehat, maka perkembangan bahasa anak cenderung stagnasi atau mengalami kelainan, seperti: gagap, kata-katanya tidak jelas, berkata kasar dan tidak sopan, serta merasa takut untuk mengungkapkan pendapatnya.. 3.. Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki. kemampuan seperti (1) membantu anak didik agar mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara efektif sesuai dengan potensi masing-masing dalam bentuk pengamalisasian dan pengorganisasian ide; (2) membantu atau membimbing anak didik agar memperoleh kemampuan dalam menyimak, berbicara, menulis, dan membaca; (3) memperkenalkan kepada anak didik karya sastra yang bernilai sehingga mereka tertarik dan terdorong untuk membacanya; (4) memperluas pengalaman anak didik melalui media massa serta dapat menyenanginya sehingga memperoleh manfaat terhadapnya terutama dapat mengenal kondisi nasional dan internasional; (5) merangsang perhatian anak didik terhadap bahasa nasional serta menumbuhkan apresiasi mereka yang baik dan mempunyai kemauan untuk menggunakannya sehingga dapat mempercepat. 10.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. keterampilan mereka dalam berbahasa Indonesia, sehingga memberi faedah bagi kelancaran mengikuti bidang studi lain; (6) membimbing anak didik agar memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat serta memiliki kepercayaan kepada diri sendiri, sehingga mampu berkomunikasi dengan baik dan benar dalam berbagai macam situasi; (7) membantu anak didik mengenal aturan bahasa. Indonesia yang baik serta mempunyai rasa tanggung jawab menggunakannya dalam berbahasa, baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan (Semi, 1993:96). 4. Karangan a. Pengertian Karangan Definisi karangan menurut Finosa (2008:228) adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau bahasa. Definisi mengarang menurut Finoza (2008:228) adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Sedangkan definisi mengarang menurut The liang Gie (2003:3) adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulisan kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Jenis-jenis karangan menurut Finoza (2008:232) dibagi menjadi 6, yaitu: 1) Karangan Deskripsi (perian) 2) Karangan Narasi (kisahan) 3) Karanagan Eksposisi (paparan) 4) Karangan Argumentasi (bahasa) 5) Karangan Persuasi (ajakan) 6) Combinasi atau Kombinasi Jadi karangan adalah suatu hasil dari sebuah pikiran yang diolah dan diungkapkan menjadi karya bahasa yang bisa dibaca. Peneliti memilih karanagan narasi sebagai karangan yang diteliti karena dalam karangan narasi anak-anak mampu mengembangkan pikirannya dengan mudah di karangan dan belum sulit dilakukan oleh anak kelas V SD. 11.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 5. Narasi a. Pengertian Narasi Keraf (2010:136) membatasi pengertian narasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin serta dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha menggairahkan suatu kejadian sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Apa yang terjadi tidak lain tindak tanduk yang dilakukan oleh orang-orang dalam suatu rangkaian waktu narasi lebih mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu (Keraf, 2001: 137). b. Ciri-ciri Narasi Suatu karangan atau teks narasi memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan bentuk karangan lainnya. Keraf (2000:136) ciri-ciri narasi adalah sebagai berikut: 1) Narasi lebih menonjolkan unsur tindakan atau perbuatan. 2) Suatu narasi dirangkai dalam suatu urutan waktu yang kronologis. 3) Narasi dibuat sebagai upaya untuk menjawab pertanyaan ―apa yang terjadi?‖ 4) Di dalam narasi pasti terdapat konflik. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa narasi adalah sebuah karangan yang ditulis berdasarkan pikiran pelaku yang di dalamnya terdapat urutan waktu, tempat dan kejadian. 6. Ejaan Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggambungannya dalam suatu bahasa. Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan ialah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca (Arifin, 2008:164)).. 12.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Menurut Suyanto (2011:90) Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang di-lisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ejaan adalah aturan yang berlaku untuk membenarkan sebuah tulisan agar dapat memenuhi stadar penulisan. Pedoman yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah PUEBI. Berikut ini adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016. I. Pemakaian Huruf a. Huruf Abjad Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf. b. Hurif Vokal Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u. c. Huruf Konsonan Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y,dan z. d. Huruf Diftong Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di- lambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi. e. Gabungan Huruf Konsonan Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. f. Huruf Kapital 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.. 13.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan. Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.. 5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama ins- tansi, atau nama tempat. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur na- ma peristiwa sejarah. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.. 14.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. g. Huruf Miring 1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. 2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. 3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. h. Huruf Tebal 1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. 2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian- bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. II. Penulisan Kata a. Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. b. Kata Berimbuhan 1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. 2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. c. Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsurunsurnya. d. Gabungan Kata 1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah 15.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsurunsurnya. 2. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. e. Pemenggalan Kata 1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. a.. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.. b.. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.. c.. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.. 2. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar. 1. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya. 2. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal. 3. Kata Depan : Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. f. Partikel 1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. 2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.. 16.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 3. Partikel per yang berarti „demi‟, „tiap‟,atau „mulai‟ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. III. Pemakaian Tanda Baca a. Tanda Titik (.) 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. 2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. 3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. 4. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit. 5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. b. Tanda Koma (,) 1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. 2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). 3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. 4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. 5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak. 6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.. 17.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. 8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. 9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. 10. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi. 11. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian. c. Tanda Titik Koma (;) 1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata peng- hubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk. 2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. 3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma. d. Tanda Titik Dua (:) 1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan. 2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. 3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. 4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.. 18.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka. e. Tanda Hubung 1.. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.. 2.. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.. 3.. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.. 4.. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.. 5.. Tanda hubung dipakai untuk merangkai a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (seIndonesia, se-Jawa Barat); b. ke- dengan angka (peringkat ke-2); c. angka dengan –an (tahun 1950-an); d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP,di-SK-kan); e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu); f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan g. kata ganti-ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).. 6.. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.. 7.. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.. 19.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 8.. Tanda Pisah (—). 1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat. Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai— diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras. 2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain. 3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‗sampai dengan‘ atau ‗sampai ke‘. 9.. Tanda Tanya (?) 1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. 2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat. yang. disangsikan. atau. yang. kurang. dapat. dibuktikan. kebenarannya. 10. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. 11. Tanda Elipsis (…) 1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan. 2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog. 12. Tanda Petik (―…‖). 20.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. 2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. 3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. 13. Tanda Garis Miring (/) 1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun tarakhir. 2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap. 3.. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.. Nasution (1993:44 dalam Syaiful, 2008:123) masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Guru mengenal masa ini sebagai ―masa sekolah‖, oleh karena itu pada usia inilah untuk pertama kalinya menerima pendidikan formal. Anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6-12 tahun atau biasa disebut dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat seiring dengan bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin beragam. Minat anak pada periode ini terutama terfokus pada segala sesuatu yang bersifat dinamis bergerak. Implikasinya adalah anak cenderung untuk melakukan beragam aktivitas yang akan berguna pada proses perkembangannya kelak (Jatmika, 2005).. 21.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. B. Penelitian yang Relevan Mulyani (2017) meneliti tentang kesalahan ejaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara pengumpulan data kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian kesalahan ejaan pada peserta didik kelas VI A dan VI B, yaitu dalam memperbaiki penulisan kesalahan huruf kapital, memilih jawaban benar atau salah, dan menjawab soal pilihan ganda sedangkan penguasaan ejaan peserta didik kelas VI A dalam memperbaiki penulisan kesalahan huruf kapital sebesar 80% atau kategori baik, pengguasaan dalam memilih jawaban benar atau salah sebesar 69% atau kategori baik, penguasaan dalam memilih jawaban soal pilihan ganda sebesar 42% atau kurang. Kelas VI B dalam memperbaiki penulisan kesalahan huruf kapital sebesar 78% atau kategori baik, pengguasaan dalam memilih jawaban benar atau salah sebesar 65% atau kategori cukup, dan pengguasaan dalam memilih jawaban soal pilihan ganda sebesar 41% atau kategori kurang. Anggi & Avini (2018) penelitian ini bertujuan mengungkap kesalahan ejaan (kesalahan pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca) siswa kelas V sekolah dasar di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah: mengumpulkan data kesalahan berbahasa siswa dan melakukan analisis kesalahan berbahasa. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Margacinta, SDN Manangga, dan SDN Pasanggrahan I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesalahan berbahasa dalam karangan narasi siswa yang meliputi kesalahan ejaan (kesalahan pemakaian huruf, penulisan kata, dan kesalahan pemakaian tanda baca). Jumlah kesalahan ejaan terbesar yaitu SDN Manangga dengan jumlah kesalahan ejaan sebesar 52 (43,33%) dan jumlah kesalahan ejaan terkecil yaitu SDN Margacinta sebesar 27 (22,5%) kesalahan. Susan (2016) penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan ejaan yang terdapat dalam karangan siswa SD. Hasil dari penelitian ini secara umum. 22.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. kesalahan pada karangan siswa SD adalah pemakaian huruf kapital, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Fransiska & Listyarini (2016) tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah menganalisis kemampuan penggunaan ejaan dalam karangan narasi siswa kelas V SDN Tlogosari Kulon 05 Semarang yang meliputi penggunaan huruf kapital, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca dalam karangan narasi siswa. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan penggunaan ejaan siswa termasuk dalam kriteria baik karena tingkat persentase kesalahan penggunaan ejaan siswa mencapai 0% - 21,94%. Kemampuan penggunaan huruf kapital termasuk dalam kriteria baik karena tingkat persentase kesalahan mencapai 21,94%, kemampuan penulisan kata termasuk kriteria sangat baik karena tingkat persentase kesalahan mencapai 5,49%, dan kemampuan penggunaan tanda baca termasuk dalam kriteria sangat baik karena tingkat persentase kesalahan mencapai 11,19% Muammar (2018) Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan ejaan pada Teks Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tertulis yang bersumber dari Teks Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes, dokumentasi, pengamatan, dan pencatatan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesalahankesalahan ejaan dalam penulisan Teks Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu, yang meliputi kesalahan penggunaan huruf kapital, penggunaan huruf miring, penggunaan kata, penggunaan kata depan, penggunaan singkatan, dan penggunaan tanda baca yaitu penggunaan titik dan penggunaan tanda tanya. Winda (2014) fokus masalah dalam penelitian ini adalah mencari tahu dimanakah pada umumnya letak kesalahan siswa dalam menulis karangan dan mengetahui upaya guru dalam mengatasi kesalahan ejaan yang dilakukan oleh siswa. Hasil analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam karangan siswa menunjukkan bahwa 1 responden melakukan kesalahan pemenggalan kata pada ujung baris, 15 responden melakukan kesalahan pemakaian huruf kapital,. 23.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 7responden melakukan kesalahan penulisan kata depan di dan ke, 1 responden melakukan kesalahan penulisan kata singkatan, 15 responden melakukan kesalahan pemakaian tanda baca titik, 5 responden melakukan kesalahan pemakaian tanda baca koma, dan 2 responden melakukan kesalahan pemakaian tanda hubung. Penelitian-penelitian tersebut banyak meneliti tentang penggunaan ejaan pada karangan siswa contohnya pada kesalahan menulis yaitu pemakaian huruf, pemakaian tanda baca dan penulisan kata. Penelitian-penelitian ini difokuskan pada karangan siswa sekolah dasar.. Sri (2017). Anggi & Avini (2018). Susan (2016). Kesalahan Ejaan Peserta Didik SD. Analisis Kesalahan Ejaan Karangan Narasi. Analisis Kesalahan Ejaan Karangan SiswaSD. Yang Perlu Diteliti Analisis Kesalahan Ejaan Pada Karangan Siswa Sekolah Dasar. Maria & Ikha (2016). Muammar (2018). Winda (2014). Analisis Kemampuan Penggunaan Ejaan. Analisis Kesalahan Penulisan Ejaan Siswa. Analisis Kesalahan Ejaan Menulis Karangan. 24.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. C. Kerangka Berpikir Bahasa adalah sarana menjalin komunikasi antarmanusia untuk menunjang proses. Bahasa secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi yang utama dalam kehidupan manusia sehari-hari sehingga tidak mengherankan apabila bahasa mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, bahasa juga merupakan media komunikasi yang paling canggih dan produktif. Hal ini, terbukti dengan semua kelompok manusia mempunyai bahasa. Oleh karena itu, fungsi bahasa sebagai bahasa nasional maupun bahasa negara. Salah satu bentuk bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahasa kenegaraan, yaitu bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, dimulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Namun dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di lapangan yaitu di Sekolah Dasar penggunaan tanda baca dalam tulisan siswa masih kurang. Ketika siswa membuat teks dialog yang mana membutuhkan sekali penggunaan tanda baca yang baik dan benar, baik itu untuk keperluan nada bicara, intonasi, jeda, ataupun makna, masih ada yang belum benar dalam penulisannya bahkan ada yang sama sekali tidak menggunakan tanda baca kerja sama demi kelangsungan hidupnya. Penyampaian materi dalam semua mata pelajaran hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Proses pembelajaran bahasa Indonesia pada anak-anak masih mengalami kesulitan. Guru menjelaskan bahwa anak-anak sudah diberikan pelajaran tentang penulisan yang benar akan tetapi banyak anak masih belum paham terhadap penulisan karangan. Banyak dari mereka juga lupa apabila dihadapkan dengan penulisan karangan, karena mereka masih anak-anak maka perkembangan bahasa mereka masih rendah. Maka dari itu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas, ditemukan bahwa siswa tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis. Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai. Mereka terkadang. 25.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. mengalami kesulitan menggunakan ejaan yang tepat di dalam karangan. Kesulitan-kesulitan itu mendorong untuk dilakukan suatu penelitian yang dapat mengungkapkan berbagai macam kesalahan dalam karangan terutama masalah ejaan. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesalahan ejaan dalam penulisan yang dibuat oleh siswa kelas V di salah satu SD swasta kota Yogyakarta dan kemampuan siswa dalam kegiatan menulis karangan. Penelitian ini penting dilakukan karena untuk membantu guru agar dapat mengetahui seberapa jauh anak-anak mengerti dan memahami tentang ejaan penulisan yaitu pemakaian huruf kapital, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Dari penelitian ini juga sebagai tolak ukur guru dalam menyampaikan pembelajaran dalam penulisan karangan. Masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah kesalahan pemakaian huruf, penulisan kata, dan kesalahan pemakaian tanda baca pada siswa SD kelas V. Penulisan ini mengambil data dari karangan siswa SD kelas V dengan tujuan mengetahui kesalahan pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, dan kesalahan pemakaian tanda baca. Dengan demikian, bahasa diharapkan berguna sebagai pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern sedangkan untuk mencapai tujuan pemakaian bahasa Indonesia baku yang cermat, tepat, dan efisien dalam berkomunikasi, diperlukan penguasaan ejaan dalam mendukung penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Dalam sejarah perkembangan bahasa, ejaan yang pernah berlaku di Indonesia antara lain: Ejaan Van Ophuysen, Ejaan Republika, dan Ejaan yang Disempurnakan kemudian pada tahun 2016 berdasarkan putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) disempurnakan menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang penyempurnaan naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sejak saat itu pengejaan bahasa Indonesia mengikuti ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. 26.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. (PUEBI) memuat pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca maupun penulisan unsur serapan. Tujuan mempelajari dan menaati pedoman tersebut supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengejaan kata. Namun, kenyataan yang terjadi, yaitu adanya kecenderungan kesalahan-kesalahan berbahasa baik lisan maupun tulis. Misal: pemakaian bahasa Indonesia ragam formal dalam komunikasi di sekolah.. 27.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan membahas jenis penelitian, setting penelitian, desain penelitian,. teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, kredibilitas dan. transferabilitas dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif yaitu mengumpulkan data berdasarkan faktor-faktor yang menjadi pendukung terhadap objek penelitian, kemudian menganalisa faktorfaktor tersebut untuk dicari perannya (Arikunto, 2010:151). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, kepercayaan orang yang akan diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. Dalam penelitian ini, teori yang digunakan dalam penelitian tidak dipaksakan untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang telah diteliti (Sulistyo-Basuki, 2006:24) Metode penelitian kualitatif sebagaimana yang diungkapakan Bogdan dan Taylor (L.J. Moleong, 2011:4) sebagai prosedur penelitian yang menghasikan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, metode penelitian kualitatif menurut Syaodih Nana, (2007:60) adalah cara untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6). 28.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Moleong (2014:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya: (1) Perilaku; (2) Persepsi; (3) Motivasi. Flick (dalam Gunawan 2014:81) penelitian kualitatif adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia kehidupan. Metode ini diterapkan untuk melihat dan memahami subjek dan obyek penelitian yang meliputi orang, lembaga berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya. Melalui pendekatan ini akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas sosial, dan persepsi sasaran sosial. Tujuan penelitian kualitatif adalah menggambarkan dan mengungkap (to descrie and explore), dan menggambarkan dan menjelaskan (to describe dan explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.. B. Setting Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu Sekolah Dasar swasta di Yogyakarta. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/ 2020, yaitu pada bulan November 2020.. 3. Subjek Penelitian. Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinnya sesuai dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2002:107).. 29.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 4. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada karangan siswa kelas V SD yang berjumlah 23 anak. Penelitian ini dilakukan di kelas V karena siswa dianggap sudah memahami struktur kalimat lengkap, serta berdasarkan SK dan KD, kelas V telah mempelajari materi mengenai penggunaan ejaan. C. Desain Penelitian Pada penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah penelitian untuk sampai pada hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Desain Penelitian Kualitatif Deskriptif menurut Moleong (2014). Observasi. Analisis. Pelaksanaan. Perencanaan. Temuan. (Desain Penelitian Modifikasi) 1. Observasi Pada tahap awal, peneliti melakukan observasi di dalam kelas untuk mengetahui proses pembelajaran secara umum yang terjadi di kelas. Observasi dilakukan ketika pembelajaran Bahasa Indonesia sedang berlangsung. 2. Tahap perencanaan Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar observasi untuk guru dan siswa dan lembar wawancara untuk guru dan siswa. Mempertajam fokus dan perumusan masalah penelitian.. 30.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Pada waktu peneliti melakukan observasi atau pengamatan tentang proses pembelajaran yang terjadi di kelas masih secara umum atau menyeluruh. Untuk dapat memahami secara lebih mendalam, diperlukan pemilihan fokus penelitian. Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk ke dalam lapangan. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain. 3. Pelaksanaan Pelaksanaan (observasi, interview, dokumen). Pada tahap ini, peneliti terjun langsung ke dalam lapangan. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan wawancara dan observasi untuk mengumpulkan data. Dalam melakukan wawancara dan observasi, peneliti menggunakan pedoman wawancara dan observasi yang telah dibuat. Pedoman ini digunakan agar tidak keluar dari fokus penelitian. Selama melakukan implementasi pada guru dan siswa, peneliti melakukan pencatatan terhadap hasil yang diperoleh dari pengambilan data. 4. Analisis. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2011: 333). Meskipun demikian, dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan dan pengumpulan data. Setelah melakukan pencatatan, peneliti mengolah semua data hasil wawancara dan pengamatan dari narasumber penelitian agar mempermudah peneliti atau pihak lain memeriksa data yang telah diambil dan agar data dapat tersusun dengan rapi. Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan analisis data yang telah diperoleh. Pengecekan kesalahan data. Untuk mengecek keabsahan data atau kepercayaan dalam data dalam penelitian kualitatif dapat melalui kredibilitas dan transferabilitas. Kredibilitas dalam penelitian kualitatif adalah upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu (Creswell, 2007: 285).. 31.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Sedangkan transferabilitas menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut di ambil. 5. Temuan. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.. D. Teknik Pengumpulan Data Burhan Bungin (ed) (2003:42), menjelaskan metode pengumpulan data adalah ―dengan cara apa dan bagaiamana data yang diperlukan dapat dikumpulakan sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable”. Suharmi Arikunto (2002:136), berpendapat bahwa ―metode penelitian adalah berbagai cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya‖. Berdasarkan jenis penelitian kualitatif, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, di antaranya adalah: 1.. Wawancara Moleong (2006: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan wawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan. langsung. kepada. narasumber.. Peneliti. melakukan. wawancara sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat. Panduan wawancara berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara. Panduan ini dibuat agar wawancara lebih terfokus pada permasalahan. Dalam proses wawancara, pertanyaan berkembang sesuai dengan alur jawaban yang diberikan narasumber, karena peneliti menggunakan bentuk wawancara semi terstruktur. Ciri dari wawancara semi terstruktur (Koentjroro, 32.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 2010) adalah petanyaannya terbuka namun ada batasan tema dan alur pembicaraan. Hal itu berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh narasumber tidak dibatasi, sehingga narasumber bebas mengemukakan pendapat apa pun selama masih dalam konteks pembicaraan. Selain itu, dalam wawancara semi terstruktur bersifat fleksibel tetapi terkontrol. Pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel tetapi masih ada kontrol dari peneliti yaitu tema wawancara. Selanjutnya peneliti dapat mengembangkan pertanyaannya sesuai dengan alur pembicaraan. Dalam wawancara semi terstruktur diperlukan pedoman wawancara yang dijadikan patokan atau kontrol dalam mengatur alur pembicaraan. Hasil dari wawancara tersebut akan dikumpulkan menjadi informasi yang akan digunakan sebagai bahan kajian penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara, adapun Deddy (2004:183) menjelaskan bahwa wawancara adalah metode yang memungkinkan pihak. yang. diwawancarai. untuk. mendefinisikan. dirinya. sendiri. dan. lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan. 2. Observasi Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan observasi adalah dengan menggunakan anecdotal record. Anecdotal record adalah deskripsi atau catatan rekaman tentang episode-episode atau peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam situasi natural alias wajar atau natural (Supratiknya, 2012: 47). Dalam penulisan anecdotal record penulis menggunakan anecdotal record tematik, sehingga ada beberapa pedoman yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang penting sesuai dengan tema. Dalam metode anecdotal record, observer mencatat dengan teliti dan merekam perilaku-perilaku yang dianggap penting dan bermakna yang sesuai dengan tema. Teknik penulisan yang digunakan oleh penulis adalah pencatatan naratif. Seperti yang diungapkan oleh Mehrens dan Lehman (1984 dalam Supratiknya, 2010: 47) catatan anekdot yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:. 33.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. a. Berupa deskripsi singkat peristiwa faktual. b. Catatan tidak mengandung inferensi atau kesimpulan, pendapat, atau penilaian dari pengamat. Hal ini berarti bahwa peneliti harus benar-benar menuliskan apa yang terjadi tanpa terpengaruh oleh narasumber aktivitas pengamat. c. Catatan berisi rekaman tentang critical incident atau kejadian penting terkait dengan murid. d. Sesudah memperoleh data yang cukup memadai, pengamat boleh membuat kesimpulan tentang adanya pola perilaku narasumber yang menjadi sasaran pengamatan. Kode Data 05/10/P1/K3. Sesampainya disana aku turun dari Mobil. Kesalahan penulisan huruf kapital Kesalahan penulisan kata Kesalahan penulisan tanda baca. KPHK KPK KPTB. Keterangan: 05/7. : menunjukkan nomor data. P1. : menunjukkan nomor paragraf dalam tulisan. K4. : menunjukkan nomor kalimat dalam paragraf. KPHK : menunjukkan kesalahan penulisan huruf kapital KPK. : menunjukkan kesalahan penulisan kata. KPTB. :menunjukkan. klasifikasi. konjungsi. berdasarkan. ketepatan. penggunaanya E. Instrumen Penelitian Suharmi Arikunto (2002:136), menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat untuk atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. 34.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Arikunto, (2010: 203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (Sugiyono, 2011: 305). Dalam penelitian ini instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu yang berupa pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat guru dan siswa atas pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca sedangkan observasi digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik selama guru dan siswa menulis karangan dan dokumentasi digunakan untuk memberikan bukti atas kegiatan yang telah berlangsung. Selain itu observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh narasumber penelitian secara terbuka dalam wawancara. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti harus ―divalidasi‖ seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen mengenai kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, yang melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri melalui evaluasi diri seberapa jauh kesiapan dan bekal memasuki lapangan. Sebelum peneliti memasuki lapangan untuk melakukan penelitian, peneliti pernah mendapatkan pengalaman dari berbagai hal, di antaranya yaitu pada semester 2 peneliti pernah mengajar pramuka di SD Kanisius Wirobrajan yang berlamat di jalan HOS Cokroaminoto No. 8, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta selama satu semester. Kegiatan pramuka diadakan seminggu sekali pada hari Sabtu selama 2 x 35 jam pelajaran. Pada semester 3 peneliti pernah melakukan bimbingan belajar (bimbel) untuk kelas atas di SD Kanisius Jomegatan yang beralamtkan di jalan Jomegatan, Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan bimbingan belajar diterapkan pada kelas VI. Kemudian pada semester 4 peneliti 35.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. mengadakan bimbingan belajar (bimbel) kelas bawah di SD Bopri Gondolayu yang beralamatkan di jalan Jend. Sudirman No. 24, Gowongan, Kec. Jetis, Yogyakarta selama satu semester. Bimbel diadakan seminggu sekali pada hari Sabtu selama 2 x 35 jam pelajaran. Bimbel kelas bawah ini dilakukan pada siswa kelas II. Tujuan diadakannya bimbingan belajar untuk siswa kelas bawah dan atas ini untuk mendekatkan mahasiswa dengan siswa-siswa SD dan memberikan pengalaman menyampaikan materi atau mengajar kepada siswa SD. Pada semester 5 peneliti mengikuti Program Pengakraban Lingkungan (Probaling) guru di SD Kanisius Kalasan Yogyakarta yang beralamatkan di jalan Solo, Kringinan, Tirtimatani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta selama satu semester. Probaling guru ini diadakan seminggu sekali yaitu pada hari Sabtu selama satu hari penuh. Tujuan dari Probaling guru ini adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman terkait dengan tugas dan kewajiban guru. Selain itu, supaya mahasiswa semakin dekat dengan siswa-siswi SD dan memahami karakteristik mereka. Kemudian pada semester 6, peneliti mengikuti Program Pengakraban Lingkungan (Probaling) Kepala Sekolah di SD N Terbansari 1, Depok, Sleman, Yogyakarta selama satu semester. Probaling diadakan seminggu sekali yaitu pada hari Sabtu selama satu hari penuh. Tujuan diadakannya Probaling Kepala Sekolah adalah agar mahasiswa mengetahui tugas dan wewenang Kepala Sekolah, selain itu agar mahasiswa semakin dekat dengan lingkungan SD dan siswa-siswanya. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut, peneliti sudah familiar dengan lingkungan SD baik kepala sekolah, guru kelas, dan siswa. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan tersebut memberikan sumbangan yang besar kepada peneliti, dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut menjadikan peneliti lebih mengetahui karakteristik lingkungan sekolah baik kepala sekolah, guru kelas, dan siswa-siswi. Selain itu, kegiatan tersebut membantu peneliti dalam memahami karaktersitik siswa Sekolah Dasar sehingga peneliti lebih familiar lagi dengan siswa, serta membantu peneliti dalam memahami bahasa yang digunakan siswa ketika berkomunikasi.. 36.

Gambar

Tabel Judul Karangan
Tabel 1. Kesalahan ejaan yang terjadi pada karangan kelas V
Tabel di atas menunjukan data hasil analisis karangan ejaan siswa kelas V SD.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bila percepatan suatu benda berlawanan arah dengan kecepatannya, berakibat kecepatan benda tersebut akan semakin kecil.. Gerak benda

Model Driven Development (MDD) ini merupakan strategi pengembangan sistem yang menekankan gambar model sistem untuk membantu visualisasi dan menganalisa permasalahan,

Dalam langkah pengumpulan data, pengembang terlebih dahulu menggali informasi pada pendidik untuk mengetahui nilai atau hasil belajar yang di dapat oleh peserta didik

Faktor yang potensial menjadi penyebab komitmen kalkulatif antara lain usia, masa kerja, kepuasan karir dan niat untuk keluar (Dunham dkk., 1994). Usia dan masa kerja

Fotocopy Keputusan Gubernur Bali Nomor 267/03-P/HK/2018 tentang Penerima dan Besaran Honorarium Tenaga Kontrak/Non Pegawai Negeri Sipil sebagai Tenaga Dokter Hewan, Sopir dan

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh penerapan PSAK 50/55 (Revisii 2014) berbasis IFRS tahun 2015 (SAK) dan kualitas audit terhadap praktik

● Dari 4601 DYS yang telah diajukan oleh PTU, sebanyak 177 DYS tidak dapat diajukan untuk penilaian oleh PTPS karena Skor TKBI atau Skor TKDA tidak lengkap, dan bermasalah

hasil pengamatan waktu berkecambah benih bawang merah setelah periode penyimpanan 1 bulanmenunjukkan bahwa varietas Palasa memberikan waktu berkecambah yang lebih cepat