SUMMARY
GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA TENAGA KERJA PENGGILINGAN BATU PT.SINAR KARYA CAHAYA TAHUN 2013
DI DESA BOTUBULOWE KECAMATAN DUNGALIYO
Yulita Pau. 811409101. Gambaran Kapasitas Paru Pada Tenaga Kerja Pengilingan Batu PT. Sinar Karya Cahaya Tahun 2013 Di Desa Botubulowe Kecamatan Dungaliyo. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes dan Pembimbing II Ramly Abudi, S.Psi, M.Kes.
Abstrak
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Sampel yang digunakan adalah para pekerja tetap yang berjumlah 40 orang. Data penelitian diambil melalui observasi, panduan wawancara dengan kuesioner dan pemeriksaan kapasitas paru dengan menggunakan alat ukur Spirometer Digital TKK 11510.
Hasil penelitian dengan menggunakan analisis univariat gambaran kapasitas paru normal dengan masa kerja ≤ 5 tahun yaitu terdapat 3 orang dan tidak normal 11 orang dan masa kerja > 5 tahun tidak ada yang normal dan yang tidak normal 24 orang . Kapasitas paru normal dengan jam kerja ≤ 8 jam 1 orang ,tidak normal 3 orang. Kapasitas paru normal dengan > 8 jam terdapat 2 orang dan yang tidak normal 34 orang. Kapasitas paru normal yang menggunakan masker terdapat 1 orang dan yang tidak menggunakan masker terdapat 2 orang. Tenaga kerja memiliki kapasitas paru tidak normal yang menggunakan masker terdapat 5 orang dan yang tidak menggunakan terdapat 32 orang. Tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal dengan kebiasaan merokok yaitu terdapat 3 orang , dan yang tidak merokok tidak terdapat kapasitas paru normal. Sedangkan tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru tidak normal yang merokok terdapat 33 orang dan yang tidak merokok 4 orang.
Bagi tenaga kerja penggilingan batu PT.Sinar Karya Cahaya untuk dapat lebih memperhatikan penggunaan APD (masker).
I. PENDAHULUAN
Lingkungan kerja yang sering penuh oleh debu, uap, gas dan lainnya yang disatu pihak mengganggu produktivitas dan mengganggu kesehatan di pihak lain. Hal ini sering menyebabkan gangguan pernapasan ataupun dapat mengganggu fungsi paru (Suma’mur, 2009).
Berdasarkan hasil survey dan pengamatan dalam industri penggilingan batu terlihat debu dalam lingkungan kerja dari awal bekerja hingga waktu bekerja selesai . Hal ini dapat menjadi bahaya bagi para pekerja apa lagi terpapar dalam waktu yang lama. Pekerja di penggilingan batu PT. Sinar Karya Cahaya terdapat 40 orang pekerja. Pekerja tersebut bekerja 6-8 jam setiap hari selama 6 hari kerja. Pekerja industri penggilingan batu mempunyai resiko yang besar untuk terpapar debu melalui saluran pernapasan.
PT. Sinar Karya Cahaya telah mengupayakan kebijakan yang belum di upayakan dalam aturan tertulis tetapi dengan pengadaan sarana yaitu berupa penyediaan dan pemeliharaan alat pelindung diri bagi seluruh karyawan berupa masker. Namun pada kenyataannya masih saja ada pekerja yang kurang optimal dan efektif dalam menjalankan kebijakan yang ditetapkan bahkan sebagian besar terlihat tidak efektif. Hal ini dikarenakan pekerja merasa kurang nyaman dalam pemakaian alat pelindung diri dan pekerja merasa tidak berbahaya jika tidak memakai alat pelindung diri dengan kata lain pekerja sudah terbiasa dengan tidak menggunakan masker. Hal ini ditinjau langsung peneliti dalam beberapa kali kunjungan ke perusahaan dan melihat secara langsung, banyak pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri khususnya masker untuk menghindari gangguan pernafasan. Padahal potensi bahaya sudah jelas diketahui oleh pekerja dengan adanya keluhan yang dirasakan oleh pekerja
itu sendiri . Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada bulan februari 2013 dengan beberapa pekerja terdapat berbagai keluhan akibat keterpaparan debu yang langsung terpapar ke saluran pernafasan dengan tidak adanya kepedulian penggunaan alat pelindung diri masker . Keluhan tersebut berupa batuk, bersin-bersin, sesak nafas, hingga nyeri dada. Penyakit saluran nafas banyak ditemukan secara luas dan berhubungan erat dengan lamanya pajanan terhadap debu tertentu karena pada dasarnya saluran pernafasan merupakan salah satu bagian yang paling mudah terpapar oleh bahan-bahan yang mudah terhirup yang terdapat di lingkungan/lingkungan kerja, sehingga perlu adanya antisipasi untuk menghindari keterpaparan secara langsung seperti memakai alat pelindung diri (APD). Agar kebijakan keselamatan kerja, beserta tertib pendukungnya itu efektif kita harus memiliki beberapa sarana untuk pemeriksaan bahwa prosedur dan metode yang disetujui tersebut telah di ikuti, bahwa prosedur tersebut efektif dan untuk mengimplementasikan setiap perubahan, pemeriksaan tersebut akan berguna (Ridley, 2008).
Berdasarkan uraian diatas tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Kapasitas Paru Pada Tenaga Karja Di PT. Sinar Karya Cahaya”. Guna memberikan gambaran tentang kapasitas paru pekerja akibat keterpaparan debu berdasarkan aktifitas pekerja dI lingkungan kerjanya.
II. Metode Penelitian
2.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Lokasi penggilingan batu untuk produksi aspal, Desa Botubulowe Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo.
Waktu penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu 1 bulan yaitu dimulai sejak 4 April – 4 mei 2013.
2.2 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan teknik observasional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kapasitas paru di tinjau dari keadaan lingkungan akibat keterpaparan debu. .
2.3 Sampel
Sampel yang digunakan yaitu para pekerja yang ada di penggilingan batu tersebut. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi yang berada di Penggilingan Batu yaitu sebanyak 40 orang.
2.4 Analisis data
Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Analisis univariat yang bertujuan untuk melihat gambaran atau distribusi responden pada variabel yang diteliti dalam bentuk tabel frekuensi.
III. Hasil Dan Pembahasan
Berikut adalah data dan hasil wawancara yang dilakukan dan pengisian kusioner, di Penggilingan Batu PT.Sinar Karya Cahaya.
a) Gambaran Kapasitas Paru ditinjau berdasarkan Masa Kerja
Tabel 4.6
Gambaran Distribusi Kapasitas Paru Ditinjau Berdasarkan Masa Kerja Di Penggilingan batu
PT.Sinar Karya Cahaya Tahun 2013
No
Masa
Kerja Kapasitas Paru
Jumlah (Tahun) Normal Tidak Normal n % n % n % 1 1 – 5 3 7.5 11 27.5 14 45.0 2 6 – 10 - - 7 17.5 7 17.5 3 11 – 15 - - 7 17.5 7 15.0 4 16 – 20 - - 12 30.0 12 22.5 Jumlah 3 7.5 37 92.5 40 100 Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 dapat dilihat tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal terdapat pada masa kerja 1-5 tahun atau dengan ketegori ≤ 5 tahun yaitu terdiri atas 3 orang (7.5%) dan yang tidak normal terdapat 11 orang (27.5%) . Sedangkan tenaga kerja penggiingan batu dengan masa kerja > 5 tahun yang memiliki kapasitas paru tidak normal yaitu pada kelompok 6-10 tahun terdapat 7 orang (17.5%) , kelompok 11-15 tahun terdapat 7 orang (17.5%) dan kelompok 16-20 tahun terdapat 12 orang (30.0%). Tenaga kerja dengan kapasitas paru tidak normal sebagian besar FVCnya < 70 % dan FEV1 < 80% dengan kategori gangguan fungsi paru kombinasi obstruktif dan restriksi (Mixed) sebanyak 29 orang , restriksi FVC < 70 % terdapat 2 orang dan obstruktif FEV1 < 80 % terdapat 6 orang.
b) Gambaran Kapasitas Paru ditinjau berdasarkan Jam Kerja
Gambaran Distribusi Kapasitas Paru Ditinjau Berdasarkan Jam Kerja Di Penggilingan Batu
PT.Sinar Karya Cahaya Tahun 2013 No Jam Kerja Kapasitas Paru Jumlah Normal Tidak Normal n % n % n % 1 ≤ 8 jam 1 2.5 3 7.5 4 10.0 2 >8 jam 2 5.0 34 85.0 36 10.0 Jumlah 3 7.5 37 92.5 40 100.0 Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 dapat dilihat tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal dengan jam kerja ≤ 8 jam terdapat 1 orang dan yang tidak normal terdapat 3 orang (7.5%). Tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal dengan jam kerja > 8 jam terdapat 2 orang (5.0%) dan yang tidak normal tidak normal terdapat 34 orang (85.0%) dan < 8 jam terdapat 3 orang (7.5%). Tenaga kerja dengan kapasitas paru tidak normal sebagian besar FVCnya < 70 % dan FEV1 < 80% dengan kategori gangguan fungsi paru kombinasi obstruktif dan restriksi (Mixed) sebanyak 29 orang , restriksi FVC < 70 % terdapat 2 orang dan obstruktif FEV1 < 80 % terdapat 6 orang. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa dengan masa kerja > 8 tahun terdapat 2 orang dengan kapasitas paru normal sedangkan ≤ 8 jam hanya terdapat 1 orang saja hal ini dapat terjadi karena dari berbagai faktor seperti pengaruh kerja fisik maupun system imun dari tiap individu pekerja itu sendiri.
c) Gambaran Kapasitas Paru ditinjau berdasarkan Penggunaan Alat Pelindung Diri (Masker).
Tabel 4.8
Gambaran Distribusi Kapasitas Paru Di Tinjau Berdasarkan Penggunaan APD (Masker) Di
Penggilingan Batu PT.Sinar KaryaCahaya
Tahun 2013
No
Penggunaan Kapasitas Paru
Jumlah APD Normal Tidak Normal (Masker) n % n % n % 1 Menggunakan 1 2.5 5 12.5 6 15.0 2 Tidak Menggunakan 2 5 32 80 34 85.0 Jumlah 3 7.5 37 92.5 40 100.0 Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.8 dapat dilihat tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal yang menggunakan masker terdapat 1 orang (2.5%) dan yang tidak menggunakan masker terdapat 2 orang (5.0%). Sedangkan tenaga kerja memiliki kapasitas paru tidak normal yang menggunakan masker terdapat 5 orang (12.5%) dan yang tidak menggunakan masker terdapat 32 orang (80%) .Tenaga kerja dengan kapasitas paru tidak normal sebagian besar FVCnya < 70 % dan FEV1 < 80% dengan kategori gangguan fungsi paru kombinasi obstruktif dan restriksi (Mixed) sebanyak 29 orang , restriksi FVC < 70 % terdapat 2 orang dan obstruktif FEV1 < 80 % terdapat 6 orang. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa hampir seluruh tenaga kerja tidak peduli akan kesehatannya khususnya saluran pernafasan yang bisa mempengaruhi fungsi paru akibat ketrpaparan debu. Dan meskipun sebagian tenaga kerja yang menggunakan APD
(masker) tetapi memiliki kapitas paru tidak normal dikarenakan ketidak patuhan yang tidak continu dalam pemakaiaannya sehingga secara otomatis mempengarungi fungsi paru. d) Gambaran Kapasitas Paru Ditinjau
Berdasarkan Kebiasaan Merokok Tabel 4.9
Gambaran Distribusi Kapasitas Paru Ditinjau Berdasarkan Kebiasaan merokok Di Penggilingan
Batu PT.Sinar KaryaCahaya Tahun 2013 No Kebiasaan merokok Kapasitas Paru Jumlah Normal Tidak Normal n % n % n % 1 Merokok 3 7.5 33 82.5 36 90.0 2 Tidak Merokok - - 4 10 4 10.0 Jumlah 3 7.5 37 92.5 40 100.0 Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9 dapat dilihat tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal dengan kebiasaan merokok yaitu terdapat 3 orang (7.5%) ,dan yang tidak memilki kebiasaan merokok tidak terdapat kapasitas paru normal. Sedangkan tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru tidak normal dengan kebiasaan merokok terdapat 33 orang(82.5%) dan yang tidak merokok 4orang (10.0.). Tenaga kerja dengan kapasitas paru tidak normal sebagian besar FVCnya < 70 % dan FEV1 < 80% dengan kategori gangguan fungsi paru kombinasi obstruktif dan restriksi (Mixed) sebanyak 29 orang , restriksi FVC < 70 % terdapat 2 orang dan obstruktif FEV1 < 80 % terdapat 6 orang.
IV. Simpulan Dan Saran a. Simpulan
1. Tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal terdapat pada masa kerja 1-5 tahun atau dengan ketegori ≤ 5
tahun yaitu terdiri atas 3 orang (7.5%) dan yang tidak normal terdapat 11 orang (27.5%) . Sedangkan tenaga kerja penggiingan batu dengan masa kerja > 5 tahun yang memiliki kapasitas paru tidak normal yaitu pada kelompok 6-10 tahun terdapat 7 orang (17.5%) , kelompok 11-15 tahun terdapat 7 orang (17.5%) dan kelompok 16-20 tahun terdapat 12 orang (30.0%). Tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal dengan jam kerja ≤ 8 jam terdapat 1 orang dan yang tidak normal terdapat 3 orang (7.5%). Tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal dengan jam kerja > 8 jam terdapat 2 orang (5.0%) dan tidak normal terdapat 34 orang (85.0%) dan < 8 jam terdapat 3 orang (7.5%).
2. Tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal dengan jam kerja ≤ 8 jam terdapat 1 orang dan yang tidak normal terdapat 3 orang (7.5%). Tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal denganjam kerja >8 jam terdapat 2 orang (5.0%) dan yang tidak normal tidak normal terdapat 34 orang (85.0%) dan < 8 jam terdapat 3 orang (7.5%).
3. Tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal yang menggunakan masker terdapat 1 orang (2.5%) dan yang tidak menggunakan masker terdapat 2 orang (5.0%). sedangkan tenaga kerja memiliki kapasitas paru tidak normal yang menggunakan masker terdapat 5 orang (12.5%) dan yang tidak menggunakan masker terdapat 32 orang (80.0%) .
4. Tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru normal dengan kebiasaan merokok yaitu terdapat 3 orang (7.5%)
,dan yang tidak memilki kebiasaan merokok tidak terdapat kapasitas paru normal. Sedangkan tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru tidak normal dengan kebiasaan merokok terdapat 33 orang(82.5%) dan yang tidak merokok 4 orang (10.0 %).
5. Saran
a. Tenaga Kerja Penggilingan Batu
1) Perlu adanya pengawasan tentang penggunaan Alat Pelindungan diri (masker) penggilingan batu PT.Sinar Karya Cahaya agar bisa mencegah keterpaparan debu ke saluran pernafasan yang bisa berdampak pada fungsi paru.
2) Tenaga kerja yang memiliki kapasitas paru tidak normal (ada gangguan) perlu adanya pemeriksaan lebih lanjut dan pemeriksaan secara periodik sehingga bisa mencegah maupun menanggulangi gangguan kesehatan akibat keterpaparan debu khusunya terkait mengenai kapasitas paru.
b. Instansi Kesehatan
1) Melakukan kunjungan dan pemantauan untuk mengadakan sosialisasi tentang penggunaan masker.
2) Perlu mengupayakan kunjungan pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja agar dapat segera menaggulangi permasalahan kesehatan akibat lingkungan tenaga kerja .
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : Undip. AMK, Syaifudin. 2003. Anatomi Fisiologi.
Jakarta : EGC
Anizar, 2009. Teknik Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Aditama dan Hastuti,2010. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta : 2010. Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta.
Chandra, Budiman. 2009. Biostatistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : EGC.
Chandra, Budiman.2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta : EGC.
David Eko Rikmiarif, 2012. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pernapasan Dengan Tingkat Kapasitas Vital Paru. Jurnal : Universitas Negeri Semarang http://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph p/ujph Di akses 14 februari 2013 Departemen Kesehatan RI. 2003. Modul
Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta.
Djajadininggrat, Surna. 2004. Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan. Bandung : Rekayasa Sains
Donald J.W.M Kumendon, 2011. Hubungan Antara Lama Paparan dengan Kapasitas Paru Tenaga Kerja Industri Mebel di CV. Sinar Mandiri Kota Bitung. Jurnal : Universitas Negeri
Samratulangi Manado
esmas/article/download/77/73 di akses 14 februari 2013
Fajar,Ibnu.dkk.2004. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Harrianto, Ridwan. 2010. Buku Ajar Kesehatan
Kerja. Jakarta : EGC.
Hastono, Priyo Sutanto. 2006. Statistik Kesehatan . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta : Andi Offset.
Kumaidah, 2009. Analisis Faktor‐faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Mebel PT. Kota Jati Furnindo Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Tesis : Universitas
Diponegoro Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/25008/1/KH UMAIDAH.pdf Di akses 15 februari 2013.
Mengkidi,Dorce.2006. Gangguan fungsi paru dan faktor-faktor Yang mempengaruhinya pada karyawan Pt. Semen tonasa pangkep Sulawesi selatan. Tesis : Universitas Diponigoro.
http://eprints.undip.ac.id/15485/1/Dorc e_Mengkidi.pdf Di akses 15 februari 2013
Mulia, Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan dengan ganngguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba medika
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor per.08/men/vii/2010 Tentang Alat pelindung diri. Diperoleh dari
http://betterworkindonesia.org/wp- content/uploads/2012/05/PER.08-MEN-VII-2010.pdf
Ridiwikdo, Handoko.2010. Statistik Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendekia
Riduwan, 2011. Pengantar Statistika . Bandung : Alfabeta.
Ridley, John. 2006. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga.
Rineka Cipta
Sastrawijaya, A.Tresna. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.
Satria dimas aji, 2012. Dampak paparan debu kayu terhadap keluhan kesehatan Pekerja Mebel Sektor Informal Di Sindang Galih Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya tahun 2012. Jurnal : Universitas siliwangi.
http://journal.unsil.ac.id/download.php?i d=62 Di akses 15 februari 2013
Setiyaningrum, Y dan Hartinah D. 2009 Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Polusi Debu Dengan Penggunaan Masker Pada Pekerja
Meubelcv.Accent House Pecangaan kabupaten Jepara. Jurnal : Stikes Muhammadiyah Kudus http:// e-journal.stikesmuhkudus.ac.id Di akses 15 februari 2013
Soemirat, Juli. 2005. Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada University. Suma’mur. 1996. Higene Perusahaan Dan
Kesehatan kerja. Jakarta : PT Toko Agung
Syah, Djalinus. 2004. Kamus Kedokteran. Jakarta : Rineka Cipta
Yulaekah, Siti. 2007.Paparan Debu Terhirup dan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Industri Batu Kapur. : Semarang Tesis Pascasarjana Universitas Diponegoro. http:// eprints.undip.ac.id/18220/1/SITI_YUL AEKAH.pdf Di akses 25 februari 2013