• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU NOMOR TAHUN

TENTANG

RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN ARU, Menimbang

Mengingat

:

:

bahwauntukmelaksanakanketentuanPasal 156 ayat (1) Undang-UndangNomor 28 Tahun 2009 tentangPajak

Daerah danRetribusiDaerah,perlumenetapkanPeraturan

Daerah tentangRetribusiIzin Usaha Perikanan;

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-UndangDasar

NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-UndangNomor 40 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur,

KabupatenSeram Bagian Barat danKabupaten

Kepulauan Aru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4350);

3. Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

(2)

4. Undang-Undang Nomor12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5243);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU dan

BUPATI KEPULAUAN ARU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IZINUSAHA PERIKANAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

DalamPeraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Retribusi Izin Usaha Perikanan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah

pembayaran Retribusi atas pemberian izin untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan.

(3)

3. Objek Retribusi adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan untuk tujuan kepentingan umum.

4. Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan

atau menikmati pelayanan jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah.

5. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut Peraturan

Perundang-Undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu.

6. Retribusi Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah

dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan penggunaan sumberdaya alam, barang, prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

7. Tingkat Penggunaan Jasa adalah jumlah penggunaan jasa yang dijadikan

dasar alokasi beban biaya yang dipikul Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan jasa yang bersangkutan.

8. Bupati adalah Bupati KepulauanAru.

9. Tarif Retribusi adalah nilai rupiah atau persentase tertentu yang

ditetapkan untuk menghitung besarnya Retribusi.

10. Masa Retribusi adalah suatujangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah.

11. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang.

12. Dokumen lain yang dipersamakan adalah surat bukti pembayaran lainnya, berupa karcis,kupon dan kartu langganan yang dibayarkan kepada Wajib Retribusi.

13. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. 14. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah

surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

(4)

BAB II

NAMA, OBJEK, SUBJEK DAN WAJIB RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama Retribusi Izin Usaha Perikanan dipungut Retribusi atas izin usaha perikanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 3

Objek RetribusiI zin Usaha Perikanan adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan.

Pasal 4

Subjek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh izin dari Pemerintah Daerah untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan.

Pasal 5

Wajib Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah orang pribadi atau Badan yang diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi Izin Usaha Perikanan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 6

Retribusi Izin Usaha Perikanan digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 7

(1) Tingkat penggunaan jasa Izin Usaha Perikanan diukur berdasarkan rumus

yang dibuat oleh Pemerintah Daerah.

(2) Rumus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan biaya

penyediaan izin yang dipikul oleh Pemerintah Daerah dalam pemberian Ijin Usaha Perikanan.

(5)

(3) Tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Bupati.

BAB V

PRINSIP DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 8

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Izin Usaha Perikanan

ditetapkan berdasarkan biaya penyediaan izin dengan memperhatikan kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektifitas pengendalian pelayanan tersebut.

(2) Penetapan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)untuk menutupi

seluruh biaya pemberian Izin Usaha Perikanan. BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 9

(1) Tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut :

a. Usaha Pembudidayaan Ikan

1. usaha pembudidayaan ikan

di perairan umum Rp. 50.000,-/unit

2. usaha pembudidayaan ikan

di kolam air tenang Rp. 50.000,-/unit

3. usaha pembudidayaan ikan

di kolam air deras Rp. 50.000,-/unit

4. usaha keramba jaring apung di laut Rp. 50.000,-/unit

5. pembenihan ikan Rp. 50.000,-/unit

6. pembenihan udang di hacthery Rp. 100.000,-/unit

7. usaha kolam pemancingan Rp. 75.000,-/unit

8. tambak teknologi sederhana Rp. 100.000,-/unit

9. tambak teknologi madya Rp. 150.000,-/unit

10. tambak teknologi maju Rp. 200.000,-/unit

b. Izin Usaha Penangkapan Ikan

1. kapal perikanan dengan alat tangkap ikan jenis purse seine (pukat

cincin, pukat cerut, pukat langgar, pukat kase, pukat teri, pukat halus, pukat bawal, senangin tambal, selar, jaring lingkar) dan lain-lain sejenisnyaRp. 50.000,-/unit;

(6)

2. kapal perikanan dengan alat tangkap ikan jenis purse seine net (pukat banting, pukat tuamang, pukat pantai) dan lain-lain sejenisnya Rp.50.000,-/unit;

3. kapal perikanan dengan alat tangkap ikan jenis net (jaring insang,

jaring nilon, jaring udang, jaring salam, jaring insang tetap, jaring tiga lapis) dan lain-lain sejenisnya Rp.15.000,-/unit;

4. kapal perikanan dengan alat tangkap ikan jenis line fishing (pancing

tonda, pancing ulur, pancing rawe, pancing rawe hanyut) dan lain-lain sejenisnya Rp.15.000,-/unit;

5. kapal perikanan dengan alat tangkap ikan jenis trap (tangkul

cacak/tangkul tiang, bubu, belat serok) dan lain-lain

sejenisnyaRp.15.000,-/unit;

6. Kapal perikanan dengan alat tangkap ikan jenis dredge (penggaruk

kerang, salome kepah) dan lain-lain sejenisnya Rp.15.000,-/unit;

7. Kapal perikanan dengan alat tangkap ikan jenis scoop net (pukat

songko) dan lain-lain sejenisnya Rp.50.000,-/unit;

8. Kapal perikanan dengan alat tangkap ikan jenis long bag net (jaring

kantong, pukat apung) dan lain-lain sejenisnya Rp.50.000,-/unit;

9. Kapal perikanan dengan alat tangkap ikan lift net (bagan/tangkul,

tangkul kepiting, jaring angkat) dan lain-lain sejenisnya Rp.15.000,-/unit;

10. Kapal perikanan dengan alat tangkap ikan jenis carier boat (kapal

pengangkut hasil perikanan) Rp.25.000,-/unit. BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal10

Pemungutan Retribusi yang terutang dilakukan diwilayah Kabupaten Kepulauan Aru.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal11

Masa Retribusi Pelayanan Izin Usaha Perikanan adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) Tahun.

(7)

Pasal 12

Saat Retribusi Terutang adalah pada saat diterbitkannya Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB IX

PENENTUAN PEMBAYARAN,TEMPAT PEMBAYARAN, ANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN

Pasal13

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilakukan pada saat diterimanya

Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Pembayaran retribusi dilakukan pada SatuanKerja Perangkat Daerah yang

mempunyai tugas dan tanggung jawab di bidang pelayanan Ijin Usaha Perikanan atau ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(3) Satuan Kerja Perangkat Daerah wajib memberikan bukti Surat Setoran

Retribusi Daerah (SSRD) atau dokumen lain yang dipersamakan kepada Wajib Retribusi.

(4) Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan angsuran dan/atau

penundaan pembayaran, apabila sulit membayar sekaligus dan/atau tepat waktu.

(5) Angsuran dan/atau penundaan pembayaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (4) paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak saat diterbitkannya Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB X PEMANFAATAN

Pasal 14

(1) Pemanfaatan Retribusi diutamakan untuk mendanai penyelenggaraan

pemberian Izin Usaha Perikanan.

(2) Pemanfaatan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

(8)

BAB XI

SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 15

(1) Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau

kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 % (duapersen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan untuk waktu

paling lama5 (lima) bulan.

BAB XII PENAGIHAN

Pasal 16

(1) Penagihan Retribusi terutang dilakukan dengan menggunakan Surat

Tagihan Retribusi Daerah (STRD).

(2) Penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului

dengan Suratteguran.

(3) Penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 1

(satu) Tahun sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi.

(4) Penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tertangguh

apabila :

a. Diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat Paksa; atau b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi.

(5) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.

BAB XIII

PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA Pasal 17

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kedaluwarsa setelah

melampaui waktu 3 (tiga) Tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi.

(2) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk

(9)

(3) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan setelah kedaluwarsa Bupati belum

menetapkan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka dianggap telah dihapus.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 18

Tata cara pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 19

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Aru.

Ditetapkan di Dobo

Pada tanggal

BUPATI KEPULAUAN ARU,

dr. JOHAN GONGA Diundangkan di Dobo

pada tanggal

Plt.SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU,

ARENS UNIPLAITA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU TAHUN NOMOR

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI,

NOVY EDWIN M. SOLISSA,SH NIP. 19711105 200501 1 009

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU, PROVINSI MALUKU : NOMOR /TAHUN

Referensi

Dokumen terkait

kesalahan pada pencitraan oleh radar. Gangguan informasi ini dapat menimbulkan kerugian – kerugian dalam aktifitas yang menggunakan citra radar sebagai

Pada pembelajaran dengan menggunakan modelInside Outside Circle (IOC) diharapkan dapat membuat proses pembelajaran tidak hanya berasal dari guru tapi juga dari murid, murd

Variabel Koefisien Regresi Std.. variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tidak bebasnya. Dengan demikian maka hipotesis pertama yang

Hubungan angka melek huruf dengan tingkat korupsi adalah nilai signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,10, dengan nilai korelasi 0,887, menunjukkan bahwa hubungan produk domestik

Kedua warkat (dokumen) ini diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berbeda dan berlaku mengikat seluruh anggota masyarakat. Cek dan bilyet giro disebut

Rehabilisasi / Pengkayaan / penghijauan yang dilakukan untuk mengurangi emisi hendaknya juga dapat dipilih tanaman yang mempunyai peran besar dalam penyerapan

Kerakyatan menjamin terwujudnya mufakat melalui permusyawaratan, yang dilandasi hikmat kebijaksanaan (meliputi keadilan, kebenaran, keutamaan dan rasionalitas). Bila tidak

Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) Kemendikbud sebagai lembaga yang bertugas untuk melakukan Penyusunan Instrumen Evaluasi Mutu Internal Perguruan Tinggi dan