• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN (Konsep Dasar Inovasi Pendidikan) Dosen: Evy Segarawati Ampry, S. Pd., M. Pd.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN (Konsep Dasar Inovasi Pendidikan) Dosen: Evy Segarawati Ampry, S. Pd., M. Pd."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Kelompok ke-1

MAKALAH

INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN (Konsep Dasar Inovasi Pendidikan)

Dosen:

Evy Segarawati Ampry, S. Pd., M. Pd Oleh:

KELOMPOK VI

NAMA NIM KELAS NO.URUT ERNI 10531213614 TP V.B 14 RISMA 10531212414 TP V.B 04 M. TAUFIQ MULYADI 10531214714 TP V.B 24 SUHERMAN 10531213114 TP V.B 10 ASRIANTO 10531214314 TP V.B 20

PROGRAM STUDI STRATA SATU (S1) JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASAR OKTOBER, 2016

(2)

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum. Wr.Wb

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, kesehatan dan nikmat islam sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Inovasi Pendidikan” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dibalik penyusunan makalah ini, terdapat cara pengupasan yang mungkin kurang ilmiah, disebabkan karena keterbatasan penulis dalam memperoleh bahan-bahan rujukan serta kemampuan menginteprestasi informasi dari buku–buku referensi yang menjadi bahan rujukan.

Dalam menyusun buku ini kami mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun agar dalam penyusunan makalah berikutnya akan dapat lebih baik.

Akhir kata dan harapan penulis semoga penyusunan makalah ini semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Makassar, 25 Oktober 2016

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penulisan ... 3

BAB II PEMBAHASAN ... 4

A. Konsep Inovasi Pendidikan ... 4

1. Pengertian Inovasi ... 4

2. Pengertian Inovasi Pendidikan ... 12

3. Tujuan Inovasi Pendidikan ... 14

B. Inovasi dan Modernisasi ... 15

C. Karakteristik Inovasi Pendidikan ... 18

BAB III PENUTUP ... 22

A. Kesimpulan ... 22

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas. Pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti. Hentinya berputar sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan.

Pada waktu membicarakan inovasi sering mengajukan pertanyaan tentang modernisasi, karena keduanya tampak persamaan yaitu kedua-duanya merupakan perubahan social. Agar dapat mengetahui apa perbedaan dan juga kaitan antara modernisasi dengan inovasi, perlu dipahami apa itu inovasi dan apa modernisasi, baru kemudian dicari kaitan antara keduanya.

Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan kalkulator dan “blue jean “, dalam waktu kurang 1 sampai 5 tahun sudah mereka keseluruh Amerika Serikat, sedangkan penggunaan tali pengaman bagi pengendara mobil baru tersebar merata setelah memakan waktu beberapa puluh tanun.

Perubahan adalah suatu bentuk yang wajar terjadi, bahkan para filosof berpendapat bahwa tidak ada satupun di dunia ini yang abadi kecuali perubahan. Tampaknya perubahan ini merupakan sesuatu yang harus terjadi tetapi tidak jarang dihindari oleh

(5)

manusia. Semua perubahan akan membawa resiko, tetapi strategi mempertahankan struktur suatu kurikulum tanpa perubahan akan membawa bencana dan malapetaka, sebab mengkondisikan kurikulum dalam posisi status quo menyebabkan pendidikan tertinggal dan generasi bangsa tersebut tidak dapat mengejar kemajuan yang diperoleh melalui perubahan. Dengan demikian, inovasi selalu dibutuhkan, terutama dalam bidang pendidikan, untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak hanya terbatas masalah pendidikan tetapi juga masalah-masalah yang mempengaruhi kelancaran proses pendidikan.

Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang atau kelompok adopter lain. Kata "baru" bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama tahu

Berdasarkan batasan dan penjelasan Rogers tersebut, dapat dikatakan bahwa munculnya inovasi karena ada permasalahan yang harus diatasi, dan upaya mengatasi permasalahan tersebut melalui inovasi (seringkali disebut dengan istilah "pembaharuan" meskipun istilah ini tidak identik dengan inovasi). Inovasi ini harus merupakan hasil pemikiran yang original, kreatif, dan tidak konvensional. Penerapannya harus praktis di mana di dalamnya terdapat unsur-unsur kenyamanan dan kemudahan. Semua ini dimunculkan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki situasi/keadaan yang berhadapan dengan permasalahan.

(6)

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan konsep inovasi pendidikan ? 2. Jelaskan inovasi dan modernisasi ?

3. Jelaskan karakteristik inovasi pendidikan ? C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep inovasi pendidikan 2. Untuk mengetahui inovasi dan modernisasi

(7)

BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Inovasi Pendidikan

1. Pengertian Inovasi

Kata innovation (bahasa Inggris) sering diterjemahkan dalam segala hal yang baru atau pembaharuan (S. Wojowasito, 1972; Santoso S. Hamijoyo, 1996), tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata inodesia yaitu “inovasi”. Inovasi juga kadang-kadang dipakai untuk menyatakan penemuan, karena yang baru itu hasil penemuan. Untuk memperluas wawasan serta memperjelas pengertian inovasi pendidikan, maka perlu dibicarakan dulu tentang pengertian discovery, invention dan innovation.

Discoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan Benua Amerika. Sebenarnya Benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemuka oleh Columbus pada rahun 1492, maka dikatakan Columbus menemukan Benua Amerika, artinya Columbus adalah orang Eropa yang pertama menjumpai Benua Amerika.

Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastic, mode pakain dan sebagainya.

(8)

Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri.

Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidkan, sebagai berikut :

a. “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilakasanakan oleh penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari sebelumnya.

b. “Kualitatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsusr-unsur dalam pendidikan. Jadi bukan semata-mata penjumlahan atau penambahan unsur-unsur setiap komponen. Tindakan menambah anggaran belanja supaya tidak lebih banyak mengadakan murid, guru, kelas, dan sebagainya, meskipun perlu dan penting, bukan merupakan tindak inovasi. Akan tetapi, tindakan mengatur kembali jenis dan pengelompokan pelajaran, waktu, ruang kelas, cara-cara menyampaikan pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang sama dapat menjangkau sasaran siswa yang lebih banyak dan dicapai kualitas yang lebih tinggi adalah tindakan inovasi.

(9)

c. “Hal” yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan. Hal-hal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah ide atau rangkai ide. Sementara inovasi karena sifatnya, tetap bercorak mental, sedangkan yang lain memperoleh bentuk nyata. Termasuk hal yang diperbaharui ialah buah pikiran, metode, dan teknik bekerja, mengatur, mendidik, perbuatan, peraturan norma, barang, dan alat.

d. “Kesengajaan” merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidikan dewasa ini. Pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak mengutarakan harapan kalangan pendidkan agar kita kembali pada pembelajaran (learning), dan pengajaran (teaching), dan menghindari diri dari pembaharuan perkakas (gadgeteering). Sering digunakannya kata-kata dan dikembangkannya konsepsi-konsepsi inovasi pendidikan dan kebijakansanaan serta strategi untuk melaksanakannya, membuktikan adanya anggapan yang kuat bahwa inovasi dan menyempurnakan pendidikan harus dilakukan secara sengaja dan berencana, dan tidak dapat diserahkan menurut cara-cara kebetulan atau sekedar berdasarkan hobi perseorangan belaka.

e. “Meningkatkan Kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Pendeknya keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.

(10)

f. “Tujuan” yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Sedangkan tujuan dari inovasi itu sendiri adalah efisiensi dan efektivitas, mengenai sasaran jumlah anak didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya. Hasil inovasi tidak selamanya baik, dapat sebaliknya ataupun tidak penting. Bilamana demikian, apa yang semula dianggap sebagai inovasi setelah diuji,baik secara teori maupun praktis, tidak lagi dianggap sebagai inovasi seperti disebutkan semula.

Kata inovasi sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan dan kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata pene¬muan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris "discovery" dan "invention". Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan.

Timbulnya inovasi di dalam pendidikan disebabkan oleh adanya persoalan dan tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendi¬dikan agar lebih efektif dan efisien.

(11)

Dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskaveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.

Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional. Mattew B. Miller menjelaskan pengertian inovasi pendidikan sebagai berikut: ”To give more concreteness the universe called ”educational innovations” some samples are described billow. They are organized according to the aspect of a social system which they appear to be most clearly associated. In most cases social system involved should be taken to be that of a school or cell although some innovations take place within the context of many larger systems.”

Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B.Miles, dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.

(12)

1) Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial tentu menentukan personal (orang) sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan komponen personal misalnya: peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, aturan tata tertib siswa, dan sebagainya.

2) Banyaknya personal dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berapa jumlah personalia yang terikat dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini misalnya: berapa ratio guru siswa pada satu sekolah dalam sistem PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan ratio 1 : 200 artinya satu guru dengan 200 siswa). Sekolah Dasar di Amerika satu guru dengan 27 siswa, perubahan besar wilayah kepemilikan, dan sebagainya.

3) Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan mendayagunakan berbagai sarana dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan komponen ini misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja), perubahan pengaturan dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang mudah dibuka, sehingga pada diperlukan dua ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium bahasa, penggunaan CCTV (TVCT-Televisi Stasiun Terbatas), dan sebagainya.

4) Penggunaan waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu

(13)

belajar (semester, catur wulan, pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan mahasiswa untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan sebagainya. 5) Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki

rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.

6) Prosedur. Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya: penggunaan kurikulum baru, cara membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.

7) Peran yang diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperlukan kejelasan peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pemakai media (maka diperlukan keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.

8) Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan dan perasaan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan akan

(14)

mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya: wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses, perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum SD yang disempurnakan, dan sebagainya.

9) Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada kejelasan hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: diadakan perubahan pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan mekanisme kerja antar seksi, di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara jurusan, fakultas, dan biro registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan sebagainya.

10)Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam beberapa hal harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain. Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan usaha kesehatan sekolah bekerjasama atau berhubungan dengan Departemen Kesehatan, data pelaksanaan KKN harus kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, dan sebagainya.

11)Strategi. Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan.

(15)

Adapun macam dan pola strategi yang digunakan sangat sukar untuk diklasifikasikan, tetapi secara kronologis biasanya menggunakan pola urutan sebagai berikut:

a) Desain. Ditemukannya suatu inovasi dengan perencanaan penyebarannya berdasarkan suatu penelitian dan obeservasi atau hasil penilaian terhadap pelaksanaan sistem pendidikan yang sudah ada.

b) Kesadaran dan perhatian. Suatu potensi yang sangat menunjang berhasilnya inovasi ialah adanya kesadaran dan perhatian sasaran inovasi (baik individu maupun kelompok) akan perlunya inovasi. Berdasarkan kesadaran itu mereka akan berusaha mencari informasi tentang inovasi.

c) Evaluasi. Para sasaran inovasi mengadakan penilaian terhadap inovasi tentang kemampuannya untuk mencapai tujuan, tentang kemungkinan dapat terlaksananya sesuai dengan kondisi situasi, pembiayaannya dan sebagainya. d) Percobaan. Para sasaran inovasi mencoba menerapkan

inovasi untuk membuktikan apakah memang benar inovasi yang dinilai baik itu dapat diterapkan seperti yang diharapkan. Jika ternyata berhasil maka inovasi akan diterima dan terlaksana dengan sempurna sesuai strategi inovasi yang telah direncanakan.

2. Pengertian Inovasi Pendidikan

Inovasi pendidikan suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja

(16)

diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.

Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosialsesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles, antara lain sebagai berikut: a. Pembinaan personalia

Misalnya, peningkatan mutu guru, system kenaikan pangkat, aturan tata tertib siswa dan sebagainya.

b. Prosedur

Misalnya, pengunaan kurikulum baru, cara membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok dan sebagainya.

Pendidikan kita yang dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, diantaranya:

1) Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapat pendidikan, yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.

2) Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus dan dengan demikian menuntut pendidikan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup.

3) Berkembangnya teknologi yang mempengaruhi manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap kelestarian peranan manusiawi.

(17)

Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional.

Inovasi (pembaharuan) terkait dengan invention dan discovery. Invention adalah suatu penemuan sesuatu yang benar benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Penemuan sesuatu (benda) itu sebelumnya belum pernah ada, kemudian diadakan dengan bentuk kreasi baru. Discovery adalah suatu penemuan (benda), yang benda itu sebenarnya telah ada sebelumnya, tetapi semua belum diketahui orang. Jadi, inovasi adalah usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) baik invention dan discovery.

3. Tujuan Inovasi Pendidikan

Menurut santoso (1974), tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber sumber tenaga, uang dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi,relevansi, kualitas, dan efektivitas. Sarana serta jumlah peserta didik sebanyak banyaknya, dengan hasil pendidikan sebesar besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan jumlah yang sekecil kecilnya.

(18)

tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu :

a. Mengejar ketinggalan ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan kemajuan tersebut.

b. Mengembangkan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolahbagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi. Di samping itu, akan di usahakan peningkatan mutu yang dirasakan semakin menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian sistem yang baru, dihaarpkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil memecahkan masalahnya sendiri.

B. Inovasi dan Modernisasi

Istilah (term) “ modern “ mempunyai berbagai macam arti dan juga mengandung berbagai macam tambahan arti (connotations). Istilah modern ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang tetapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, perumahan, pakaian, serta berbagai macam kebiasaan. Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan kea rah yang lebih baik, lebih maju dalam arti lebih menyenangkan, lebih meningkatkan kesejahteraan hidup.

Dari beberapa defenisi atau pendapat tentang modernisasi menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa semuanya

(19)

sependapat bahwa modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju ( masyarakat industry yang sudah modern).

Perbedaan rumusan definisi modernisasi antara para ahli tersebut hanya pada perbedaan penekanan. Ada yang menekankan pada perubahan sosial secara menyeluruh, seperti yang dikemukakan oleh More, Black, and Chodak, mereka ini mengartikan modernisasi sebagai proses perubahan kehidupan masyarakat. Sedangkan Rogers, Lerner, and Inkeles menekankan pada perubahan pribadi (individu), artinya perubahan individu dari gaya atau pola hidup tradisional ke gaya atau pola hidup modern.

Inkeles mengemukakan secara detail tentang ciri-ciri manusia modern, berdasarkan penelitiannya pada masyarakat yang industrinya sudah maju. Ia mengemukakan ada 11 aspek yang menjadi tanda (karakteristik) manusia modern yaitu:

1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, artinya jika menghadapi tawaran atau ajakan hal-hal baru yang lebih menguntungkan untuk kehidupannya akan selalu mau memikirkan dan kemudian mau menerimanya, tidak menutup diri terhadap perubahan.

2. Selalu siap menghadapi perubahan sosial, artinya siap untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, misalnya partisipasi dalam bidang politik, peningkatan kesempatan kerja bagi wanita, dan sebagainya. Manusia modern siap untuk memahami perubahan yang terjadi di sekitarnya. 3. Berpandangan yang luas, artinya pendapat-pendapatnya tidak

(20)

menerima pendapat yang datang dari luar dirinya serta dapat memahami adanya perbedaan pandangan dengan orang lain. Ia dapat memahami sikap orang lain yang berbeda dengan dirinya. 4. Mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat. Manusia modern akan

selalu berusaha memperoleh informasi tentang apa yang terjadi di lingkungannya dan juga informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kehidupannya.

5. Manusia modern lebih berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang daripada masa lampau. Manusia modern tidak hanya akan mengenang kejayaan atau kegagalan masa lalu, tetapi lebih aktif untuk berfikir bagaimana masa sekarang dan yang datang.

6. Manusia modern berorientasi dan juga percaya pada perencanaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Kehidupan manusia modern selalu direncanakan sebelumnya melalui perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.

7. Manusia modern lebih percaya pada hasil perhitungan manusia dan pemikiran manusia daripada takdir atau pembawaan. Ia percaya bahwa manusia dapat mengontrol kejadian di sekitarnya. 8. Manusia modern menghargai keterampilan teknik dan juga

menggunakannya sebagai dasar pemberian imbalan.

9. Wawasan pendidikan dan pekerjaan. Manusia modern memiliki wawasan yang lebih maju tentang pendidikan dan pekerjaan. 10.Manusia modern menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain

terutama orang yang lemah seperti wanita, anak-anak, dan bawahannya.

(21)

11. Memahami perlunya produksi. Manusia modern dalam mengambil keputusan akan mempertimbangkan juga sejauh mana dampak terhadap hasil produksi dari suatu industry (ia sebagai pegawai perusahaan ikut menyadari akan kepentingan perusahaan).

Berdasarkan uraian tersebut ada keterkaitan antara inovasi dan modernisasi. Inovasi dan medernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan itu. Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi.

C. Karakteristik Inovasi Pendidikan

Everett M. Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, antara lain sebagai berikut:

1. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya atau mungkin dari factor status sosial (gengsi), kesenagngan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yakni sangat penting. Makinmenguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.

(22)

2. Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.

3. Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.

4. Trialabilitas (trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.

5. Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi.

Zaltman, Duncan, dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh atribut inovasi itu sendiri. Suatu inovasi dapat merupakan kombinasi dari berbagai macam atribut (Zaltman, 1973: 32-50). Untuk memperjelas kaitan antara inovasi dengan cepat atau lambatnya proses penerimaan (adopsi), berikut atribut inovasi yang dikemukakan Zaltman, sebagai berikut:

a. Pembiayaan (cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan, baik pembiayaan pada awal (penggunaan) maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui pula bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada kaitannya dengan kualitas inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul di sekolah dasar. Ditinjau dari pengembangan pribadi anak, kemandirian dalam usaha (belajar) mempunyai nilai positif, tetapi karena pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat disebarluaskan.

b. Balik modal (returns to investment), atribut ini hanya ada dalam inovasi di bidang perusahaan atau industri. Artinya, suatu

(23)

inovasi akan dapat dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai dengan modal yang telah dikeluarkan (perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidikan atribut ini sukar dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat diketahui dengan nyata dalam waktu relatif singkat.

c. Efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai masalah/hambatan.

d. Resiko dari ketidakpastian, inovasi akan cepat diterima jika mengandung resiko yang sekecil-kecilnya bagi penerima inovasi. e. Mudah dikomunikasikan, inovasi akan cepat diterima bila isinya

mudah dikomunikasikan dan mudah diterima klien.

f. Kompatibilitas, cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari kesesuaian dengan nilai-nilai (value) warga masyarakat. g. Kompleksitas, inovasi yang dapat mudah digunakan oleh penerima

akan cepat tersebar dengan cepat.

h. Status ilmiah, suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya.

i. Kadar keaslian, warga masyarakat dapat cepat menerima inovasi apabila dirasakan itu hal yang baru bagi mereka.

j. Dapat dilihat kemanfaatannya, suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat.

(24)

k. Dapat dilihat batas sebelumnya, suatu inovasi akan makin cepat diterima oleh masyarakat apabila dapat dilihat batas sebelumnya.

l. Keterlibatan sasaran perubahan, inovasi dapat mudah diterima apabila warga masyarakat diikutsertakan dalam setiap proses yang dijalani.

m. Hubungan interpersonal. Jika hubungan interpersonal baik, dapat mempengaruhi temannya untuk menerima inovasi. Dengan hubungan yang baik maka orang yang menentang akan menjadi bersikap lunak, orang simpati akan menjadi tertarik dan orang yang tertarik akan menerima inovasi.

n. Kepentingan umum atau pribadi (publicness versus privatenes). Inovasi yang bermanfaat untuk kepentingan umum akan lebih cepat diterima daripada inovasi yang ditunjukkan pada kepentingan sekelompok orang saja.

o. Penyuluh inovasi (gatekeepers). Untuk melancarkan hubungan dalam usaha mengenalkan suatu inovasi kepada organisasi sampai organisasi mau menerima inovasi, diperlukan sejumlah orang yang diangkat menjadi penyuluh inovasi.

Demikian berbagai macam atribut inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik dapat menganalisis inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu mempercepat proses penerimaan inovasi.

(25)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Kata inovasai sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan dan kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga yang mengaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan.

Timbulnya inovasi didalam pendidikan disebabkan oleh adanya persoalan dan tantangan yang pelu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar lebih efektif dan efisien.

Modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern). Diantara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi sudah makmur, bidang politik sudah stabil, dan terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan kesehatan.

Perbedaan rumusan definisi modernisasi antara para ahli tersebut hanya perbedaan penekanan. Ada yang menekankan pada perubahan sosial secara menyeluruh yang mengartikan modernisasi sebagai proses perubahan kehidupan masyarakat. Ada juga yang menekankan pada perubahan pribadi (individu), artinya perubahan

(26)

individu dari gaya atau pola hidup tradisional ke gaya atau pola hidup modern. Perubahan sikap, sifat atau gaya hidup individu terjadi sebagai akibat terjadinya perubahan kehidupan masyarakat yakni dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang sudah maju (industri).

Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perbuatan itu. Inovasi menekankan pada ciri adanyan sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang barbagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi.

Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Rogers mengemukakan 5 macam karakteristik inovasi yaitu: keuntungan relative, kompatibel, kompleksitas, triabilitas, dan dapat di amati. Demikian berbagai macam atribut inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik dapat menganalisa inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu mempercepat proses penerimaan inovasi.

Demikian berbagai macam atribut inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik dapat menganalisis inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan,

(27)

sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu mempercepat proses penerimaan inovasi.

B. Saran

Makalah ini diharapkan dapat menjadikan kita menjadi calon guru yang baik dan juga diharapkan bagi teman-teman terutama calon guru untuk memberikan kritik maupun saran yang sifatnya membangum terhadap isi makalah yang kami buat ini guna untuk perbaikan makalah kedepannya.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Nurfadilah, Anugrah. 2013. Konsep Dasar Iovasi Pendidikan. (https://anugrahnurfadila.wordpress.com/2013/06/12/konsep-dasar-inovasi-pendidikan/amp/). Dikutip 12 Juni.

Hamzah, Amriani. 2013. Konsep Dasar Inovasi Pendidikan. (http:// amrianihamzah.blogspot.co.id/2013/03/konsep-dasar-inovasi-pendidikan.html?m=1). Dikutip Sabtu, 09 Maret. 03.23 WIB. Sa’ud, Udin Syaefuddin. 2015. Inovasi Pendidikan. Alfabeta: Bandung Trias. 2012. Contoh Inovasi Dan Difusi Pendidikan.

(http://iyasphunkalfreth.blogspot.co.id/2012/02/contoh-inovasi-dan-difusi-pendidikan.html?m=1). Dikutip Rabu, 01 Februari. 08:00 PM

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2250977pengertian-inovasi/#ixzz27H1TlOW3

Referensi

Dokumen terkait

Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan.. Pernyataan

42.Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan.. Pernyataan

Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan.. Pernyataan

24.Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan.. Pernyataan

Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan.. Pernyataan

Inovasi adalah suatu perubahan yang baru yang menuju kearah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak

8 Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan..

Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan.. Pernyataan