• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Pemindah Bahan

Mesin pemindah bahan merupakan suatu sistem peralatan yang digunakan untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas.

Mengingat perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kemajuan di bidang industri dan terutama pada pembangunan gedung bertingkat yang memerlukan fasilitas yang membantu untuk memindahkan muatan dalam jumlah besar, ukuran dan serta jarak yang tertentu yang akan dipindahkan dari satu tempat pada tempat lainnya. Maka diperlukan mesin pemindah bahan yang tepat yang akan meningkatkan efisiensi dari aktivitas pemindahan benda tersebut. 2.2 Klasifikasi Mesin Pemindah Bahan

Banyaknya jenis mesin pemindah bahan yang tersedia digunakan, sehingga membuat sulit menggolongkan secara tepat. Didalam penggolongan ini masih dipersulit dari kenyataan sistem kerja dan fungsi, bahwa penggolongan ini juga didasarkan pada berbagai karakteristik, misalnya desain, tujuan, jenis gerak dan lainnya. Mesin pemindah bahan,dalam operasinya diklasifikasikan atas : 1. Mesin Pengangkat

Mesin pengangkat adalah termasuk pada kelompok mesin pemindah bahan yang bekerja secara periodik yang didesain sebagai peralatan swa-angkat atau untuk mengangkat dan memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain

(2)

dengan jarak jangkauan yang relatif terbatas atau juga sebagai mekanisme tersendiri bagi elevator dan crane.

Contohnya : a. Elevator

Elevator adalah mesin pengangkat yang berfungsi mengangkat/memindahkan penumpang atau benda dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi ataupun sebaliknya dengan mekanisme gerakan secara vertikal dengan menggunakan mesin pengangkat puli penggerak atau drum penggerak.

b. Escalator

Escalator adalah sejenis mesin peranti pengangkatan,penyampai yang mengangkat benda atau penumpang dari tingkat satu ketingkat lain dalam sebuah bangunan beringkat dengan mekanisme tangga berjalan yang berputar pada satu lintasan tetap tangga.

c . Crane

Crane adalah Mesin/Alat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat benda dari tempat bahan yang lebih rendah ketempat yang lebih tinggi atau sebaliknya dengan mekanisme gerakan secara verikal dan horizontal juga.

Mesin - mesin pengangkat ini bila digolongkan berdasarkan jenis gerakannya, maka arah lintasan gerakannya dapat dibedakan atas:

1.Gerak naik dan turun (hoist) 2.Gerak transversal

(3)

2. Mesin Pengangkut

Mesin pengangkut adalah kelompok mesin yang mungkin tidak di lengkapi/tidak mempunyai peralatan pengangkat tapi dapat memindahkan muatan secara berkesinambungan dan juga dapat mengangkut muatan dalam jarak relative jauh. Muatan yang dipindahkan dapat berupa tumpahan/curahan (bulk material), dan muatan dalam bentuk satuan (unit load).

Berdasarkan desain konstruksinya mesin pengangkut dibedakan dengan 2 jenis : a. Konveyor dengan alat pembantu pembawa (with puling member)

contohnya : Belt conveyor, Bucket conveyor, apron conveyor, escavator b. Konveyor tanpa alat pembantu pembawa (without puling member) contohnya : Screw conveyor, roller conveyor, oscillating conveyor

2.3 Klasifikasi Elevator Sesuai Kegunaannya 2.3.1 Elevator Sangkar penumpang

Elevator sangkar adalah mesin/alat pengangkat yang ditujukan khusus untuk mengangkat/memindahkan barang atau orang dari lantai satu ke lantai lainnya berada didalam sangkar yang begerak pada rel penuntun tetap dengan mekanisme gerakan secara vertical. Elevator sangkar menggunakan mesin pengangkat jenis puli penggerak dan drum. Pada desain roda puli, penggerak tali melewati roda puli yang digerakkan oleh gaya gesek oleh motor penggerak dan dikendalikan elektromagnet. Pada desain ini dengan puli dan tali yang menahan sangkar yang dikaitkan pada drum dan dililitkan pada permukaannya.

(4)

Gambar 2.1.Elevator Sangkar penumpang

2.3.2 Elevator pengangkat penggerak di udara mampu jinjing dapat berpindah Pengangkat penggerak ini mempunyai penggunaan yang sama seperti jenis pengangkat lainnya.Mekanisme startnya mempunyai desain, badan katup start dari besi tuang di ikat pada penutup bawah dengan baut. Dan pena putar dengan tangkai persegi melewati pusat katup. Pada tangkai persegi dipasang lengan penstart yang dikendalikan oleh dua buah rantai penarik dan pada bagian lainnya bagian katup datar ditutup oleh penutup. Penutupnya mempunyai pegas tirus yang menekan bagian katup ini ke badan.

(5)

2.3.3 Elevator penumpuk/penimbun

Penumpuk dapat digerakkan secara manual ataupun dengan desain yang swagerak.Mekanisme pengangkat ini, roda penutup platform kantilever berjalan sepanjang jalur penuntun vertical, yang terdiri dari beberapa komponen mesin seperti drum, penggerak roda gigi cacing, rem sepatu ganda dengan kendali elektromagnetik dan motor elektrik dengan alat penstartnya. Dan dilengkapi dengan sebuah batas untuk menghentikan platform pada kedudukan terujungnya. Penahan pengaman akan mencegah muatan jatuh bila tali putus. Ketika dipindahkan rangka lipat dengan menggunakan sekrup dengan roda tangan.

Gambar 2.3.Elevator Penumpuk/penimbun 2.3.4 Elevator Ember Vertical

Mekanisme pengangkat ini terdiri dari motor elektrik, puli pengangkat, tali baja dan ember vertical. elevator jenis ini berfungsi untuk mengangkat benda – benda yang berbentuk muatan tumpahan/curah. Contohnya seperti pasir, tanah, semen,dan lainnya.

(6)

2.3.5 Elevator Tipe Tiang

Mekanisme pengangkat ini terdiri dari penggerak cacing, puli pengangkat, dan poros engkol manual,dan tali baja. Elevator ini sama penggunaannya dengan elevator penumpuk/penimbun tetapi system kerja mesin ini digerakkan atau dioperasikan secara manual dengan cara memutar poros engkol manual untuk bisa mengangkat benda yang akan dipindahkan dan ditimbun.

Gambar 2.5.Elevator tipe tiang 2.4 Pemilihan Jenis Mesin Pemindah Bahan

Dalam perencanaan ini dipilih mesin pemindah bahan dengan gerakan naik turun (hoist). Ada pun mesin pemindah bahan yang akan direncanakan nantinya akan ditempatkan dalam suatu ruangan yang mempunyai ruang gerak yang terbatas yang diletakkan di lantai atas, tetapi ada juga yang dibuat dibawah dalam gedung tersebut dan dengan lintasan tertentu juga.

Oleh karena itu faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis mesin pemindah bahan yang sesuai adalah:

1.Penempatan peralatan sedapat mungkin tidak mengganggu aktivitas dan ruang gerak manusia

(7)

3. Nyaman dalam pemakaian, sebab muatan yang akan diangkut adalah manusia.

Sehubungan dengan pertimbangan faktor - faktor kondisi kerja tersebut diatas maka dipilih elevator penumpang sebagai alat pemindah bahan yang sesuai.

2.5 Elevator Penumpang dengan Cara Kerjanya

Elevator penumpang adalah alat pengangkat yang ditujukan khusus untuk mengangkat/memindahkan barang atau orang secara vertical didalam sangkar yang begerak pada rel penuntun tetap.

Adapun cara kerja dari elevator ini adalah dengan gerakan naik turun (hoist) dimana sangkar yang berisi barang atau orang dan beban pengimbang digantungkan pada tali yang ditarik naik atau turun dengan menggunakan puli, dimana puli ini berputar sesuai dengan kebutuhan. Puli digerakkan oleh motor listrik dan gerakan puli dihentikan oleh rem, sehingga barang atau orang tidak akan naik atau turun setelah posisi angkat yang diinginkan tercapai.

2.5.1 Pemakaian Elevator Penumpang dapat dibagi atas beberapa klasifikasi : 1. Pemakaian umum atau perniagaan ( General Purpose or Comercial )

yaitu tipe elevator yang digunakan pada pemakaian yang bersifat umum.

Contohnya:Pada gedung bertingkat, hotel,kantor-kantor,rumah sakit,perusahaan. 2.Pemakaian pada tempat tinggal ( Residential )

Yaitu tipe elevator yang digunakan pada rumah tempat tinggal Contohnya : pada rumah tempat tinggal

(8)

Yaitu tipe elevator yang dipergunakan pada swalayan atau pusat perbelanjaan. 4.Pemakaian pada lembaga - lembaga ( Institutional )

Yaitu tipe elevator dipakai pada bangunan untuk suatu bentuk kelembagaan Contohnya : lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan

2.5.2 Pemasangan Elevator

Ditinjau dari segi pemasangan, ada dua cara pemasangan elevator, yaitu: 1.Pemasangan dengan satu sangkar (Single Car)

Didalam suatu gedung hanya terdapat satu sangkar saja atau dengan kata lain gedung tersebut hanya dilayani oleh satu unit elevator saja. Pemasangan ini biasanya terdapat pada gedung yang tidak begitu tinggi dan tidak luas serta laluan lintasan pemakaiannya tidak ramai.

2.Pemasangan dengan lebih dari satu sangkar (Multi Car)

Pada bangunan tersebut terdapat lebih dari satu sangkar. Jika ada panggilan akan terjadi respon dan interaksi antara beberapa sangkar tersebut. Sangkar yang paling dekat dan tidak sedang bekerjalah yang akan melayani panggilan tersebut. Sistem ini dipakai pada gedung bertingkat banyak serta luas dan mempunyai laluan lintasan pemakaian yang ramai.

2.5.3 Ruang Peletakan Mesin

Bila ditinjau dari ruang tempat peletakan mesin utama dari elevator, terdapat dua tipe sistem peletakannya yaitu :

1.Penthouse Machine Room Type

(9)

2.Basement Machine Room Type

Mesin elevator ditempatkan pada bagian bawah (lantai dasar) sangkar elevator

2.5.4 Sistem Penggerak Elevator

Bila ditinjau dari sistem penggerak elevator, terdapat dua sistem yang digunakan pada gedung – gedung bertingkat, yaitu :

1.Penggerak Elevator Sistem Warp (Electrik) 2.Penggerak Elevator sistem Hidrolik

1. Penggerak Elevator Sistem Warp (Elektrik)

Pada sistem ini penggerak utama dari sangkar elevator tersebut adalah motor listrik, dari motor tesebut akan dikopelkan ke poros mesin elevator (Driving Machine), yaitu suatu alat yang menggerakkan puli penggerak dan selanjutnya puli penggerak akan menarik tali yang diikat pada sangkar elevator dan beban pengimbang. Dengan demikian sangkar elevator dan beban pengimbang akan bergerak naik atau turun sesuai dengan putaran puli penggerak.

Sistem pemasangan tali pada sistem Wrap dapat dibedakan berdasarkan peletakan ruang mesin, yaitu dengan :

a. Penthouse Machine Room

Pemasangan tali pada system warp pada Penthouse Mechine Room type dapat dilihat pada gambar 2.6.

-Single Wrap Roping

Tali dipasang satu kali jalan, tanpa lilitan diletakkan diatas puli dan melalui katrol, kemudian tali diikatkan diatas sangkar elevator dan beban pengimbang ( gambar 2.6.a )

(10)

- Double wrap Roping

Ada dua cara pemasangan tali pada jenis Doble Wrap Roping yaitu tali dipasang satu kali lilit pada puli dan katrol, kemudian tali diikatkan diatas sangkar elevator dan beban pengimbang (gambar c) atau tali dipasang dua kali lilit tali diletakkan diatas puli diatas puli dan dililitkan ke katrol, selanjutnya ke atas sebagai titik tumpuan beban (Point Support). (Lihat gambar 2.6. di bawah ini )

Gambar 2.6. Pemasangan tali pada system Wrap Penthouse Machine Room Type b. Basement Machine Room

Pemasangan tali pada system wrap pada basement Machine Room Type dapat dilihat pada gambar 2.7

-Roping Under Slung

Sangkar elevator dan beban pengimbang ditahan oleh dua buah katrol, selanjutnya puli penggerak yang berada dibawah sangkar akan memutar kedua katrol yang menggerakkan sangkar elevator dan beban pengimbang dalam arah yang saling berlawanan ( gambar a dan b ) (Lihat gambar 2.7.) di bawah ini

(11)

Gambar 2.7. Pemasangan Tali pada Sistem Wrap – Basement Machine Room

Type 2. Penggerak Elevator Sistem Hidrolik

Elevator sistem hidrolik memerlukan daya lebih kecil dibandingkan dengan sistem wrap. Nama hidrolik diberikan karena sangkar ini digerakkan oleh sebuah pompa yang dilayani oleh sebuah motor penggerak, sehingga dengan perubahan tekanan pada minyak (oil) akan menyebabkan naik atau turunnya sangkar elevator.

Sistem hidrolik dan cara kerjanya persis sama dengan dongkrak mobil hidrolik, minyak dari penampung dipompakan oleh plunyer untuk mengangkat sangkar elevator tersebut. Pompa dihentikan sampai titik terbawah, selanjutnya sangkar elevator tersebut diturunkan dengan gaya gravitasi dan bypass control yang juga mengontrol posisi dari sangkar elevator tersebut sampai pada titik tertinggi Sistem kontrol yang digunakan pada elevator dengan sistem penggerak hidrolik biasanya sama dengan yang terdapat pada sistem penggerak wrap. Namun pada sistem penggerak hidrolik ini tidak diberikan beban pengimbang sehingga

(12)

memerlukan motor dengan daya yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan motor untuk keperluan yang sama pada sistem Wrap.

Berdasarkan pertimbangan dari uraian diatas maka pada perencanaan ini system pengerak elevator yang akan dipergunakan adalah system Wrap dengan peletakan motor pada bagian atas sangkar (Penthouse Machine Room Type) dengan pemasangan tali satu kali jalan ( single Wrap Roping).

2.5.5 Methode pengoperasian Elevator

Methode pengoperasian elevator adalah cara kerja elevator dalam memberikan respon terhadap panggilan yang diberikan penumpang.

Methode operasi elevator secra umum dibedakan atas dua cara, yaitu: 1.Pengoperasian Manual

Pengoperasian manual merupakan sistem pengoperasian sangkar elevator dengan kecepatan rendah dan dapat berhenti pada posisi sembarangan titik yang dikehendaki, misalnya untuk kondisi perawatan atau untuk keperluan khusus.

Dalam pengoperasiannya elevator diatur oleh seorang operator. Dengan demikian semua panggilan harus dikirim ke meja operator, kemudian operator mengatur gerakan sangkar elevator ke posisi level lantai yang diinginkan/dipesan penumpang methode ini jarang digunakan mengingat kurang praktisnya di dalam penggunaanya.

2.Pengoperasian Otomatis

(13)

kepada penumpang yang memanggil sangkar elevator. Berdasarkan prinsip kerjanya, metode ini dibedakan atas:

a. Metode Single Automatic Push Bottom

Pada metode operasi ini, pada setiap lantai hanya terdapat satu buah tombol untuk memanggil sangkar sedangkan didalam sangkar elevator terdapat tujuan level lantai yang diinginkan. Selama elevator bekerja, elevator tidak melayani panggilan dari penumpang lain. elevator akan memberikan tanggapannya setelah elevator selesai melaksankan tugasnya. Dengan kata lain elevator baru dapat dipanggil apabila sangkar elevator dalam keadaan tidak bekerja. Dari penjelasan prinsip kerja diatas, dapat dikatakan bahwa methode Single Automatic Push Bottom ini hanya dapat melayani panggilan satu persatu, artinya sangkar baru dapat dipanggil apabila elevator dalam keadaan diam. Dengan demikian metode ini hanya efektif digunakan untuk gedung dengan dua atau tiga lantai. Dengan pemakaian elevator yang tidak terlalu mendesak, misalnya untuk elevator pengangkat barang.

b.Metode Selective – Collective

Pada metode ini terdapat dua buah tombol panggilan pada setiap lantai yaitu tombol panggilan naik dan tombol panggilan turun. Kecuali pada lantai terendah dan tertinggi yang masing - masing hanya terdapat satu tombol panggilan. Didalam sangkar elevator terdapat tombol tujuan level lantai yang digunakan..

(14)

Metode operasi selective – collective ini lebih praktis dan efisien dalam menangani panggilan dibandingkan dengan Single Automatic Push Bottom. Pada methode ini, secara otomatis sangkar elevator akan melayani semua panggilan naik pada saat sangkar elevator naik dan melayani semua panggilan turun pada tiap lantai yang dilaluinya. Dengan demikian methode ini lebih efisien dalam menanggapi panggilan dibanding dengan metode Single Automatic Push Bottom karena sangkar elevator dapat dipanggil walaupun elevator dalam keadaan sedang bekerja.

c.Metoded Duplex-Collective

Pada prinsipnya metode duplex – collective ini hampir sama dengan metode selective - Collective merupakan operasi gabungan dari dua atau lebih elevator yang bekerja secara Selective-Collective.

Pada metode ini, pada tiap lantai terdapat tombol bersama untuk memanggil sangkar elevator. Apabila tombol panggilan ditekan maka sangkar dengan posisi paling dekat dan dengan arah yang sesuai dengan panggilan, akan melayani panggilan tersebut. Hal ini merupakan keistimewaan metode ini dibanding dengan metode Selective-Collective. Tombol tujuan terdapat pada setiap sangkar yang berfungsi untuk mengoperasikan sangkarnya masing-masing.

Dari pertimbangan-pertimbangan pada uraian diatas maka metode pengoperasian elevator yang dipakai disini adalah pengoperasian otomatis dengan prinsip berdasarkan Metode-Duplex-Collective. (lihat gambar 2.8) di bawah ini.

(15)
(16)

Cara kerja pengoperasian otomatis berdasarkan metode-duplex-collective : -Apabila tombol naik (Up Button) ditekan maka arus akan mengalir ke kumparan naik (up Coil). Setelah kumparan berisi arus listrik, kumparan akan mengisi arus ke pengatur waktu otomatis naik (Up Times) dan semua semua switch naik (Up Relay) akan menutup sehingga mengalirkan arus kemotor penggerak. Motor penggerak memutar kekanan mengangkat sangkar elevator pada selang waktu oleh pengatur waktu otomatis naik (Up Times). Apabila pengatur waktu otomatis menyatakan selesai atau waktu untuk langkah tersebut selesai maka arus akan terhenti dan sangkar elevator berhenti pada lantai yang diinginkan oleh pengatur waktu tersebut.

-Apabila tombol turun (down Button) ditekan maka arus akan mengalir pada kumparan turun (down Coil). Setelah kumparan berisi arus, kumparan akan mengisi arus ke pengatur waktu otomatis turun (down times) dan semua swich turun (down relay) akan menutup sehingga akan mengalirkan arus kemotor penggerak. Motor penggerak memutar kekiri dan menurunkan sangkar elevator pada selang waktu yang ditentukan oleh pengatur waktu otomatis turun (down times) sampai pengatur waktu otomatis menyatakan selesai dan sangkar elevator terhenti pada lantai yang diinginkan oleh pengatur waktu otomatis tersebut.

(17)

2.6 Bagian – bagian Utama Elevator

2.6.1 Bagian – bagian pada ruang atas sangkar (Penthouse Machine Room) Sebagian besar peralatan elevator tipe penthouse machine room ditempatkan dibagian atas sangkar elevator, (dapat dilihat pada gamabr 2.9.dibawah ini). Keterangan Gambar : 1. Mesin Pengangkat 2. Elekto motor 3. Rem Elektromagnetik 4. Puli Penggerak 5. Lemari Panel 6. Relay Pengatur

7. Papan Saklar Distributor 8. Pengatur Kecepatan 9. Saklar Pengatur

10. Kerangka kotak lift 11. Sangkar

12. Tongkat pengatur untuk saklar pengatur

13. Penyeimbang 14. Kotak pintu kotak 15. Papan tombol tekan

16. Bagian mekanis dari kunci pintu 17. Bagian listrik dari kunci pintu 18. Blok Penahan untuk kunci pintu 19. Lengan pengayun atas untuk saklar

20. Tongkat pengatur baja untuk saklar pengatur

21. Pemegang kotak 22. Kotak lantai kotak

23. Rel-rel penuntun untuk sangkar 24. Rel-rel penuntun untuk penyeimbang

25. Papan terminal

26. Soket untuk kabel penggantung 27. Saklar pengatur

28. Kabel penggantung 29. Tombol pemanggil 30. Penyeimbang

31. Pengatur kecepatan tekanan beban

32. Lengan Pengayun bawah dari saklar pengatur

33. Penyetop sangkar 34. Portal dengan pintu

35. Pintu masuk dan keluar sangkar 36. Kerangka jaringan kabel 37. Baji penangkap pengamanan 38. Tali pengatur kecepatan 39. Tierod untuk penangkap pengamanan

(18)

Komponen-komponen utama peralatan elevator type Phenthouse Machine Room yang ditempatkan dibagian atas sangkar elevator adalah :

1.Electro motor 2.Mesin Elevator 3.Rem Elevator

4.Lemari Panel Relay 5.Governor

2.6.1.1 Elektro Motor

Penggerak utama elevator adalah sebuah elektromotor yang digerakkan oleh listrik PLN atau generator listrik yang dilengkapi dengan pengatur medan (Field Control) yang dikontrol secara numerik (Numerikal kontrol).

Elektro Motor dikopel ke rangkai Gear Box yang berfungsi untuk mereduksi putaran elektro motor dengan mesin elevator (Elevator Driving Mechine),Puli dan rem Listrik.

(19)

2.6.1.2 Mesin Elevator

Desain elevator disini digunakan mesin pengangkat jenis puli/drum sebagai pengangkat dan roda puli pengarah. Kemudian tali menahan sangkar dan diikatkan lalu tali dililitkan di puli pada permukaannya, sedangkan pada desain roda puli penggerak,tali melewati roda puli yang digerakkan oleh elektro motor, terjadi gaya gesek pada tali dan puli. Dalam perencanaan ini dipilih mesin pengangkat dengan puli penggerak karena memiliki beberapa kelebihan diataranya :

1)Dapat digunakan untuk mengangkat pada segala macam ketinggian 2)Ukurannya lebih kompak

3)Lebih efektif karena gaya traksi pada roda puli penggerak akan hilang bila sangkar yang sedang turun terbentur hambatan. Dalam hal ini, kelonggaran pada bagian tali yang keluar dari puli akan menyebabkan tergelincirnya oleh puli pada tali sehingga tali akan mengencang kembali

4)Penggunaan mesin pengangkat jenis roda puli ini telah mengurangi kecelakaan secara drastis akibat putusnya tali.

Mesin elevator penggerak roda puli untuk elevator penumpang ditunjukkan pada gambar 2.11. dibawah ini :

(20)

2.6.1.3 Rem Elevator

Prinsip kerja rem elevator sama dengan kontak NC ( Numerikal kontrol ) dari suatu relay atau kontaktor, dimana rem dalam keadaan menjepit poros mesin elevator pada saat sangkar elevator tidak bekerja, sebaliknya rem akan melepaskan poros elevator apabila coil rem listrik tersebut berenergi. Dengan demikian apabila sumber arus dari panel utama putus pada saat elevator bergerak, penumpang akan aman dari bahaya benturan yang timbul apabila rem tidak menjepit poros mesin tersebut. Di bawah ini gambar 2.12. akan diperlihatkan konstruksi rem listrik untuk elevator.

Gambar 2.12. Rem Elevator

2.6.1.4 Lemari Panel

Lemari panel merupakan tempat sebagian besar peralatan listrik ( komponen-komponen kontrol ) disambungkan seperti relay, transformator dan penyearah. Tiap unit elevator memiliki masing - masing satu buah lemari panel, dapat dilihat pada gambar halaman berikut ini (gambar 2.13).

(21)

Gambar 2.13 Lemari Panel 2.6.1.5 Governor

Governor adalah merupakan pengaman dan pengatur kecepatan lebih (Over Speed). Dan mempunyai saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Prinsip kerjanya adalah berdasarkan gaya sentrifugal. Tali ( Rope ) governor dihubungkan kebagian atas dan bawah sangkar melalui dua buah puli governor. Puli governor ditempatkan diruang mesin atas dan yang lainnya ditempatkan pada bagian bawah (basement) instalasi elevator, sehingga puli governor akan bergerak apabila sangkar elevator bergerak.

(22)

2.6.2 Bagian-bagian pada Terowongan ( Hoist Way )

Terowongan yang dimaksud pada sistem elevator adalah terowongan vertical yang menjadi jalan atau saluran tempat dimana sangkar elevator dan beban pengimbang bergerak naik dan turun.

Pada terowongan terdapat beberapa peralatan seperti : 1.Saklar pembatas

2.Sangkar elevator 3.Beban pengimbang 4.Tali baja

5.Rel penuntun

6.Alat pengaman elevator 2.6.2.1 Saklar Pembatas

Saklar pembatas berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian dari sistem listrik dari sumbernya tanpa campur tangan operator, akan tetapi diaktifkan oleh sentuhan mekanik dari suatu material.

Pada pengoperasiannya ada beberapa pembatas sebagai saklar bantu untuk pengaturan kerja rangkaian elevator. Pada pengaman beban lebih sangkar elevator, saklar pembatas elevator ini akan bekerja jika beban atau penumpang yang masuk kedalam sangkar melampuai kapasistas ( daya angkat ) elevator tersebut.

Saklar pembatas juga digunakan pada operasi membuka dan menutup pintu elevator serta juga terdapat pada setiap batas level lantai.

2.6.2.2 Sangkar Elevator

Sangkar elevator adalah suatu kerangka kendaraan yang mempunyai ruangan untuk tempat penumpang atau barang yang akan dipindahkan. Sangkar ini

(23)

harus tertutup dan lengkapi dengan pintu.

Sangkar ini harus kokoh, ringan dan desainnya sederhana. Pada bagian dalam sangkar elevator terdapat tombol tombol pengatur arah tujuan dan indikator posisi elevator, lampu penerangan, push button, oper door, close door, ear phone, dan tombol stop hand/auto.

Gambar 2.15.Sangkar elevator

Berikut ini diperlihatkan gambar 2.16. Tata letak peralatan tombol operasi didalam sangkar elevator.

(24)

2.6.2.3 Beban Pengimbang

Beban pengimbang adalah beban pemberat untuk mengimbangi berat sangkar elevator. Gerakan beban pengimbang berlawanan arah dengan sangkar elevator.

Dengan demikian secara tidak langsung beban pengimbang akan mengurangi daya yang harus disediakan oleh hoisting motor.

Beban pengimbang terdiri dari satu kerangka baja dengan desain yang berlapis yang akan memudahkan pengaturan bobot dan penyederhanaan perakitan. Penggunaan beban pengimbang ini adalah untuk memberikan keuntungan konsumsi daya yang diperlukan elevator.

Gambar 2.17.Beban pengimbang 2.6.2.4 Tali Baja

Tali digunakan sebagai penghubung sangkar elevator dengan beban pengimbang melalui puli mesin elevator, disamping itu juga digunakan untuk menghubungkan sangkar elevator dengan governor sebagai sensor kecepatan lebih (Over Speed) lihat gambar 2.18. dan gambar 2.19. berikut ini.

(25)

Gambar 2.18. Lapisan serat tali baja

Gambar 2.19.Konstruksi serat tali baja 2.6.2.5 Rel Penuntun

Sangkar elevator bergerak didalam lorong pada rel penuntun yang terpasang tetap. Untuk keperluan ini kedua sisi sangkar pada bagian atas dan bawah diberi dua penuntun yang bentuknya sesuai dengan rel penuntun.

Rel atau batang penuntun terbuat dari batang baja profil siku T- ganda atau batang kayu dan diikat pada kedua sisi lorong elevator. Rel diberi pelumas gemuk secara teratur. Kerugian gesekan pada rel penuntun diambil sebesar 5-10% dari bobot komponen gerak. Penuntun dipasang pada tempat sempit diantara dua rel, sehingga dapat berfungsi untuk mencegah ketidakserasian sangkar elevator. (Dapat dilihat gambar 2.20).

(26)

Gambar 2.20. Rel Penuntun untuk Elevator

2.6.2.6 Alat Pengaman Elevator

Sangkar elevator harus dilengkapi dengan alat pengaman khusus, yaitu penahan yang akan menghentikan sangkar secara otomatis bila tali putus atau kendur. Banyak desain pengaman elevator yang dilengkapi dengan eksentris, baji, rol penjempit, pisau dan permukaan rem yang halus. Permukaan rem halus yang menjepit jalur penuntun dengan kuat sepanjang permukaan kontak merupakan alat yang efisien operasinya seperti yang telah dibicarakan sebelumnya.

Selain rem terdapat juga alat pengaman elevator lainnya seperti: a. pegas penahan

b. penahan penggerak a.Pegas penahan

Pegas penahan adalah merupakan suatu alat yang ditempatkan pada bagian dasar terowongan. Alat ini berfungsi untuk mengamankan sangkar elevator agar tidak membentur landasan (dasar terowongan) apabila suatu saat tali pengikat elevator dengan beban pengimbang putus. (Lihat gambar 2.21).

(27)

Pegas penahan bekerja berdasarkan hidrolik yang dibantu dengan pegas (spring) dengan demikian bila sangkar jatuh secara tiba-tiba karena putusnya tali maka sangkar akan jatuh menimpa pegas penahan dan oleh pegas redaman hidrolik sangkar akan aman dari benturan yang sangat keras apabila sangkar langsung jatuh kedasar terowongan.

Gambar 2.21. Pegas Penahan b.Penahan Gerak

Penahan gerak berfungsi untuk menghentikan elevator secara otomatis, sebelum kecepatan lebih (over speed). Gerak dari penahan elevator dikontrol oleh governor. Penahan gerak akan menghentikan sangkar bila satu buah tali atau semuanya putus secara bersamaan, bila satu tali di bebani lebih dari kekuatan talinya, dan bila semua tali kendur pada saat yang bersamaan pula dan juga bila kecepatan penurunan menjadi semakin besar. Biasanya penahan gerak akan beroperasi dengan daya yang diberikan oleh pegas, bobot sangkar itu sendiri atau

(28)

bobot pengimbang atau juga gaya udara bertekanan. Dan dibawah ini adalah alat pengaman penahan gerak tersebut, gambar 2.22. Alat ini terdiri dari penahan pengaman dan sebuah pembatas kecepatan tali kawat penahan 7, yang dikencangkan oleh rol 15 dan pemberat 16, melewati alur roda puli pembatas kecepatan 4. Ujung tali kawat diikatkan pada pelat 6 yang dihubungkan dengan engsel lengan 8 pada atap. Bila kecepatan kendaraan normal,maka tali kawat dapat bergerak bersamaan kendaraan dan roda puli 4 ikut berputar. Jika tali putus kecepatan kendaraan maupun kecepatan tali kawat dan roda puli akan meningkat. Bila kecepatan mencapai 140 persen kecepatan ternilainya, pemberat W1 dan W2 yang dipasang pada titik 0 pada roda puli akan terpisah dan lengan 1 dan 3 memindahkan lengan 5 pada kedudukan yang ditunjukkan garis putus. Dalam hal ini rol R1 dan R2 akan jatuh kedalam celah yang dipersempit di antara B1 danB2 roda puli dan rangka diam dari pembatas dan mengerem roda puli yang menjepit tali kawat yang tegang tersebut dan menghentikannya.Karena kendaraan bergerak kebawah lengan 8 dan gandar 9 berputar searah jarum jam. Pada saat yang bersamaan garpu 12 yang ada pada kedua sisi kendaraan akan menaikkan baji X1 dan X2 (sepanjang baji pda setiap sisi) yang bergesr sepanjang blok diam 13 yang dipasang pada atap kendaraan. Permukaan dalam baji yang bergerigi akan menjepit rel penuntun 14 pada kedua sisinya, sangkar yang akan dihambat dan tetap tergantung pda rel penuntunnya. Secara bersamaan, pelat 10 akan menekan pena 11 yang akan membuka kontak yang bersesuaian. Kontak ini akan mengerem dan menghentikan motor mesin pengangkat.

(29)

Gambar 2.22. Elevator dan penahan gerak. Keterangan gambar penahan gerak :

1. Nomor 1 dan 3 = Lengan penahan gerak 2. Nomor 2 = Rangka diam penahan gerak 3. Nomor 4 = Roda puli pembatas kecepatan 4. Nomor 6 = Pelat engsel

5. Nomor 7 = Pembatas kecepatan tali kawat 6. Nomor 5, 8, 9 = lengan dan gandar berputar 7. Nomor 10, 11 = Pelat dan pena

8. Nomor 12 = Garpu penahan gerak 9. Nomor 13 = Blok diam

10.Nomor 14 = Rel penuntun

Gambar

Gambar 2.2.Elevator pengangkat penggerak mampu jinjing dapat berpindah
Gambar 2.3.Elevator Penumpuk/penimbun  2.3.4 Elevator Ember Vertical
Gambar 2.5.Elevator tipe tiang
Gambar 2.6. Pemasangan tali pada system Wrap Penthouse Machine Room Type
+7

Referensi

Dokumen terkait

X yang bisa menyebabkan loss sale; (2) berapa jumlah panggilan yang dapat dimanfaatkan untuk aktifitas panggilan keluar yang dapat menghasilkan peningkatan pendapatan; (3)

Tabel 3 memperlihatkan distribusi pasien berdasarkan skor kualitas hidup (QoL) menunjukkan bahwa 10 pasien (27%) merasa tidak senang dengan kualitas hidupnya, diikuti dengan

Program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab Dinas Kehutanan antara lain: penataan batas kawasan hutan, pembentukan dan operasionalisasi kelembagaan KPH (Kesatuan

Sukarno tentang nasionalisme Indonesia yang dalam perspektif aksiologi. atau filsafat nilai yang terkandung dalam suatu rumusan

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif korelasional, yang menguraikan dan memberikan penjelasan tentang hubungan

Dan, ketika berdiri dan menatap peti mati ayahnya diturunkan ke liang lahat agar bisa beristirahat dengan tenang bersama sang ibu dan adik perempuannya yang masih bayi, hanya

kinerja ini berarti pegawai yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih optimal dalam menunjukkan kinerja mereka, (2) Komitmen organisasi berpengaruh positif

Karena itu, setiap aparat penegak hukum hendaklah menyadari dengan benar bahwa yang harus ditegakkan dalam negara hukum kita bukan lah hanya kertas-kertas