• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

VI-1

BAB VI

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

6.1. RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

6.1.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

6.1.1.1.Isu Strategis

Isu strategis pengembangan permukiman yang terkait dengan Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VI.1

IDENTIFIKASI ISU-ISU STRATEGIS SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA

No Isu Strategis Keterangan

A. Aspek Kependudukan

1. Meningkatnya jumlah penduduk yang berimplikasi pada bertambahnya kebutuhan lahan

untuk permukiman dan

perumahan sebagai tempat tinggal.

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Salatiga meningkat dari Tahun 2009 sampai Tahun 2012 dengan nilai laju pertumbuhan penduduk Tahun 2009 sebesar 1,79% menjadi 4,20% pada tahun 2012

(Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2012). Nilai laju pertumbuhan di Kota Salatiga tersebut sangat mempengaruhi kebutuhan lahan untuk permukiman dan perumahan sebagai tempat tinggal.

2. Masih terdapatnya kondisi penduduk dengan tingkat kesejahteraan dalam kategori “Pra Sejahtera” di Kota Salatiga

Jumlah penduduk yang masuk dalam kategori “Pra Sejahtera: Tahun 2012 di Kota Salatiga mencapai 6.989 jiwa (45,79% dari jumlah penduduk) (Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013).

B. Aspek Lingkungan

1. Masih terdapatnya kawasan kumuh yang dijadikan tempat tinggal penduduk di Kota Salatiga

Dari 9 kelurahan di Kota Salatiga (Bugel, Gendongan, Kalicacing, Kauman Kidul, Kutowinangun, Mangunsari, Pulutan, Salatiga, Sidorejo Lor) luas wilayah kawasan kumuh sebesar 970.674 km2 dengan jumlah KK sebesar 510 KK. (Sumber : Bagian Kesejahteraan Bappeda Kota Salatiga).

C. Aspek Peran Serta Masyarakat/ Swasta

1. Masih terbatasnya keterlibatan masyarakat dalam proses

pembangunan dan

pengembangan perumahan dan permukiman.

Keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan permukiman dan perumahan di Kota Salatiga masih terbatas. Hal tersebut digambarkan dalam pelaksanaan berbagai program pembangunan atau perbaikan rumah secara umum masyarakat hanya sebagai penerima bantuan tanpa terlibat dalam proses pembangunan atau rehabilitasi rumah tersebut.

D. Aspek Lingkungan Permukiman

1. Meningkatnya jumlah penduduk,

yang menuntut adanya

infrastruktur pendukung lingkungan permukiman

Peningkatan jumlah penduduk di Kota Salatiga selain menuntut ketersedian lahan untuk permukiman juga menuntut lingkungan permukiman yang sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana & utilitas (PSU), meliputi: jalan, drainase, persampahan, sanitasi, air bersih dan listrik dan sarana pendukung lainnya.

2. Belum optimalnya pemanfaatan infrastruktur permukiman yang sudah dibangun.

Kurangnya infrastruktur Prasarana dan Sarana Umum (PSU) digambarkan adanya kondisi perumahan yang belum terlayani jaringan pengangkutan persampahan. Tahun 2012 produksi sampah sebesar 409 m3/hari dengan kapasitas sampah yang terangkut sebesar 326 m3/hari, hal itu menggambarkan pelayanan pengangkutan sampah masih sebesar 79,71%. (Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013).

(2)

VI-2 6.1.1.2.Kondisi Eksisting

Kondisi eksisting pengembangan permukiman digambarkan dengan kondisi capaian suatu kota dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Kondisi eksisting pengembangan permukiman adalah kondisi pengembangan permukiman di Kota Salatiga. Selain itu juga perlu terlebih dahulu diketahui peraturan perundangan di tingkat Kota Salatiga yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman. Berikut merupakan gambaran mengenai kondisi eksisting pengembangan permukiman Kota Salatiga.

A. Peraturan perundangan yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan,

pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.

Peraturan perundangan yang digunakan Kota Salatiga dalam mendukung tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman adalah Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 22/PERMEN/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan Rencana strategis Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga yang menangani pengembangan perumahan dan permukiman. Adapun substansi peraturan perundangan yang terkait pengembangan permukiman di Kota Salatiga sebagai berikut:

TABEL VI.2

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA No

Peraturan Perundangan Terkait Pengembangan Permukiman

Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk

Pengaturan No./ Tahun Perihal

1. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 22/PERMEN/ M/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota

 Pemerintah memberikan pelayanan dalam bidang perumahan rakyat agar masyarakat mampu menghuni rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU).

 Pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan urusan perumahan sesuai dengan SPM bidang perumahan rakyat yang terdiri dari jenis pelayanan dasar, indikator, nilai dan batas waktu pencapaian tahun 2009 – 2025. 2. Rencana strategis Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2011-2016 Keputusan Walikota Salatiga Nomor 050/167/ 2012 Program prioritas pembangunan perumahan dan permukiman Kota Salatiga.

 Bidang Tata Ruang dan Bangunan

 Pemenuhan kebutuhan sarana pendidikan pada kawasan peruntukan permukiman

 Pemenuhan kebutuhan sarana kesehatan pada kawasan peruntukan permukiman

 Pemenuhan kebutuhan sarana perdagangan dan niaga pada kawasan peruntukan permukiman

 Bidang Cipta Karya

 Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan rumah layak huni dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat kurang mampu

 Pemenuhan kebutuhan akan rumah sehat sederhana dengan jalan rehab rumah layak

(3)

VI-3

B. Kondisi Pengembangan Permukiman di Kota Salatiga

Kondisi pengembangan permukiman di Kota Salatiga digambarkan sebagai berikut.

TABEL VI.3

DATA KAWASAN KUMUH KOTA SALATIGA TAHUN 2013

No Kelurahan Kecamatan Tingkat Kekumuhan Luas Wilayah Kumuh (m2) Jumlah KK

1 Bugel Sidorejo Sedang 45.841 18

2 Gendongan Tingkir Rendah 45.017 42

3 Kalicacing Sidomukti Rendah 91.375 74

4 Kauman Kidul Sidorejo Rendah 232.202 73

5 Kutowinangun Tingkir Sedang 62.642 99

6 Mangunsari Sidomukti Rendah 23.844 23

7 Pulutan Sidorejo Rendah 281.187 61

8 Salatiga Sidorejo Sedang 53.172 80

9 Sidorejo Lor Sidorejo Rendah 135.393 40

Jumlah 970.674 510

Sumber : Database Pendataan Kawasan Kumuh, Bagian Kesejahteraan Bappeda Kota Salatiga.

Keterangan :

Data baru tersedia di 9 kelurahan, 13 kelurahan lainnya masih dalam tahap studi penyusunan database.

6.1.1.3.Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang terdapat di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL VI.4

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA No Permasalahan Pengembangan

Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi 1. Aspek Teknis

a. Masih terbatasnya capaian pelaksanaan kegiatan penyediaan rumah layak huni di Kota Salatiga, sehingga layanan rumah layak huni belum sepenuhnya dapat dinikmati masyarakat. Hal ini digambarkan dari masih adanya kawasan kumuh di Kota Salatiga yang dijadikan tempat tinggal.

 Perlunya melaksanakan perencanaan, pendataan dan identifikasi kondisi perumahan, sarana dan prasarana perumahan, dan lingkungan permukiman  Perlunya percepatan

peningkatan cakupan pelayanan rumah layak huni kepada masyarakat berpenghasilan rendah.

 Peningkatan penyelenggaraan pembangungan dalam penyediaan rumah khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

 Peningkatan pembangunan dan revitalisasi perumahan tidak layak huni  Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan rumah yang nyaman, bersih dan sehat dengan jalan pembangunan Rusunawa bagi masyarakat yang kurang mampu

 Peningkatan pembangunan rusunawa dan pemenuhan sarana dan prasarana rusunawa

b. Kurangnya sarana prasarana fasilitas umum perumahan permukiman

Perlunya percepatan peningkatan cakupan pelayanan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan permukiman.

 Koordinasi dengan SKPD

Kota/Provinsi/Pusat dalam penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan permukiman  Penyelenggaraan penyediaan

prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan permukiman secara sinergis sesuai dengan rencana induk sistem PSU.

c. Kurangnya aplikasi terapan untuk merencanakan rumah sehat sederhana yang terjangkau masyarakat berpenghasilan rendah

Perlunya penguasaan aplikasi terapan yang digunakan

untuk mndukung

perencanaan rumah sehat sederhana yang terjangkau masyarakat berpenghasilan rendah

 Pelatihan dan pembekalan dalam penguasaan aplikasi terapan yang dapat digunakan dalam merencanakan rumah sehat sederhana

 Penyusunan sistem informasi dan basis

data dalam pengembangan

(4)

VI-4

No Permasalahan Pengembangan

Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

a. Belum optimalnya kapasitas

kelembagaan serta

perangkat organisasi penyelenggara dalam

memenuhi standar

pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Salatiga.

Pentingnya pencapaian target/sasaran pembangunan dalam bidang Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman.

 Peningkatan pelatihan, bimbingan teknis, dan pembinaan dalam optimalisasi kapasitas kelembagaan penyelenggara, sehingga dapat

memenuhi SPM di bidang

pembangunan perumahan dan permukiman.

 Monitoring dan evaluasi hasil kegiatan

pembangunan perumahan

berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat b. Kurangnya pengawasan dan

pengendalian kebijakan pembangunan perumahan permukiman

Perlunya pengawasan dan pengendalian kebijakan pembangunan perumahan secara berkala

 Meningkatkan peran serta Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga sebagai leading sektor dalam pengelolaan perumahan dan permukiman

 Membentuk tim sosialisasi/deseminasi tentang norma standar pelayanan minimal bidang perumahan, permukiman dan penyehatan lingkungan.

 Membentuk tim pengawasan dan pengendalian dalam memantau proses pelaksanaan kebijakan pembangunan perumahan permukiman

3. Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta

a. Masih terbatasnya kerjasama lintas sektor swasta untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.

 Perhatian dan penanganan terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya kegiatan pengembangan

perumahan permukiman

yang masih perlu

ditingkatkan.

 Peningkatan pemahaman kepada pemerintah daerah

bahwa pembangunan

infrastruktur perumahan permukiman saat ini menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kota.

 Koordinasi antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam penyamaan dan sinergitas program-program

penyediaan perumahan dan

permukiman serta PSU.

 Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan pembangunan rumah layak huni dan PSU dilingkungan permukiman tersebut.

 Peningkatan alternatif sumber-sumber pembiayaan melalui kerjasama dengan pihak swasta dalam proses penyediaan perumahan dan permukiman.

b. Masih terbatasnya peran serta masyarakat dalam proses perencanaan,

pembangunan, dan

pengembangan permukiman di Kota Salatiga

Peningkatan peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pembangunan,

dan pengembangan

permukiman di Kota Salatiga

 Membentuk tim kelompok masyarakat

dalam mendukung proses

pembangunan dan pengelolaan perumahan permukiman

 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan perumahan dan permukiman

 Pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pembangunan, dan pengembangan permukiman di Kota Salatiga

(5)

VI-5

No Permasalahan Pengembangan

Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

tidak layak huni sehingga

dapat menyebabkan

terjadinya degradasi lingkungan di Kota Salatiga.

yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) dengan tetap mempertimbangkan aspek pembangunan berkelanjutan.

(Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) dalam lingkungan permukiman.  Penyediaan rumah layak huni yang

diikuti dengan penyediaan ruang terbuka hijau, sehingga mampu menjaga kelestarian lingkungan.  Pengembangan program-program

pengendalian degradasi lingkungan permukiman pada masing-masing lingkungan permukiman.

b. Belum optimalnya

penyediaan prasarana sarana dasar di lingkungan permukiman di Kota Salatiga.

Pentingnya penyediaan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) di lingkungan

permukiman dalam

mendukung terwujudnya lingkungan permukiman yang layak huni dan nyaman.

 Penyediaan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) lingkungan permukiman yang diprioritaskan pada daerah yang mempunyai tinggakt kekumuhan tinggi.

Sumber : Tim Penyusun, 2014

6.1.2. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

Analisis kebutuhan pengembangan permukiman dilakukan dengan mengacu pada beberapa arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kota Salatiga. Beberapa kebijakan di tingkat Pusat yang dapat dijadikan acuan meliputi RPJMN

2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan

Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, Arahan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dan MP3KI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan Indonesia), Arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014.

Sedangkan di tingkat Kota Salatiga acuan kebijakan meliputi target RPJMD, RTRW Kota Salatiga, maupun Renstra SKPD, program PNPM (yang terkait dengan pembangunan rumah layak huni dan permukiman), serta dokumen RPIJM Kota Salatiga Tahun 2013-2017. Mengacu pada beberapa acuan kebijakan tersebut, maka dapat diuraikan perkiraaan kebutuhan program pengembangan permukiman di Kota Salatiga (baik untuk di permukiman perkotaan maupun di permukiman perdesaan) dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Adapun secara rinci perkiraaan kebutuhan program pengembangan permukiman di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut.

(6)

TABEL VI.5

PERKIRAAN KEBUTUHAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DI KOTA SALATIGA UNTUK 5 TAHUN

No Uraian Unit Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

1. Sasaran Penurunan Kawasan Kumuh

Ha  Penyediaan Prasarana dan Sarana penanganan kawasan kumuh di perkotaan (Fisik) Kecamatan Sidorejo.  Sarana dan Prasarana

meliputi : peningkatan jalan lingkungan, perbaikan saluran, MCK, septictank, instalasi air mimum, dan lampu penerangan jalan.

 Penyediaan Prasarana dan Sarana penanganan kawasan kumuh di perkotaan (Fisik) Kecamatan Argomulyo.  Sarana dan Prasarana

meliputi : peningkatan jalan lingkungan, perbaikan saluran, MCK, septictank, instalasi air mimum, dan lampu penerangan jalan.

 Penyediaan Prasarana dan Sarana penanganan kawasan kumuh di perkotaan (Fisik) Kecamatan Sidomukti.

 Sarana dan Prasarana meliputi : peningkatan jalan lingkungan, perbaikan saluran, MCK, septictank, instalasi air mimum, dan lampu penerangan jalan.

 Peningkatan dan pemeliharaan Sarana dan Prasarana meliputi : peningkatan jalan lingkungan, perbaikan saluran, MCK, septictank, instalasi air mimum, dan lampu penerangan jalan.  Peningkatan dan pemeliharaan Sarana dan Prasarana meliputi : peningkatan jalan lingkungan, perbaikan saluran, MCK, septictank, instalasi air mimum, dan lampu penerangan jalan. 2. Kebutuhan Rusunawa

 Pembangunan Rumah Susun

dan infrastruktur

pendukungnya Kota Salatiga (Noborejo), meliputi : Pembangunan jalan poros

dan saluran

Pemeliharaan jalan poros dan saluran

Instalasi air minum Instalasi listrik

 Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya Kota Salatiga (Noborejo), meliputi :

Pemeliharaan jalan poros dan saluran

 Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya Kota Salatiga (Noborejo), meliputi :

Pemeliharaan jalan poros dan saluran

 Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya Kota Salatiga (Noborejo), meliputi : Pemeliharaan

jalan poros dan saluran

 Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya Kota Salatiga (Noborejo), meliputi : Pemeliharaan

jalan poros dan saluran

3. Kebutuhan RSH

Unit  Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa

bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (fisik)

 Pembangunan Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo, meliputi :   Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)  Pembangunan Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec.

 Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)

 Pembangunan Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo, meliputi :

Pemeliharaan bangunan fisik Peningkatan jalan lingkungan

 Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)  Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)

(7)

VI-7

6.1.3. Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan

Permukiman

Dalam pengembangan permukiman di Kota Salatiga terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus. Adapun beberapa kriteria kesiapan sektor pengembangan permukiman yang terdapat di Kota Salatiga sebagai berikut.

TABEL VI.6

KESIAPAN KOTA SALATIGA TERHADAP KRITERIA KESIAPAN SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN No Kriteria Kesiapan Chek List

Kriteria Kesiapan Keterangan 1. Kriteria Umum

 Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas

√ Kota Salatiga mempunyai produk rencana kegiatan rinci dalam pengembangan perumahan permukiman yaitu termuat dalam produk RTRW, RPJMD, RPIJM, serta Renstra SKPD Kota Salatiga.

 Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.

√ Indikator kinerja disesuaikan dengan yang tertuang dalam Renstra SKPD Kota Salatiga. SKPD yang menjadi leading dalam pengembangan perumahan dan permukiman yaitu Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

 Kesiapan lahan (sudah tersedia)

√ Pengembangan perumahan dan permukiman

diarahkan pada lahan-lahan yang mempunyai kesesuaian dengan peruntukan lahan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang.

 Sudah tersedia DED. - Belum tersedianya DED pembangunan perumahan

permukiman di Kota Salatiga.

 Tersedia Dokumen

Perencanaan Berbasis

Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)

- Belum tersedianya beberapa dokumen perencanaan berbasis kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK), sehingga perlu diprioritaskan guna sebagai acuan kegiatan yang lebih teknis.

 Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan

dana daerah untuk

pembiayaan komponen

kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.

√ Tersedianya dana daerah berupa APBD untuk pembiayaan pengembangan permukiman mampu

mendukung proses pembangunan dan

pengembangan perumahan permukiman.

 Ada unit pelaksana kegiatan √ Tersedianya unit pelaksana kegiatan dalam pengembangan permukiman yang diwadahi oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Bidang Cipta Karya, Seksi Perumahan dan permukiman

 Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

- Belum tersedianya lembaga pengelola pasca konstruksi. Misalanya dalam program bantuan rumah layak huni, kegiatan pasca kontruksi sepenuhnya dikelola dan dilakukan oleh pemilik rumah.

2. Kriteria Khusus Rusunawa

 Kesediaan Pemda untuk penandatanganan MoA

√ Pemda Kota Salatiga tentunya akan bersedia melakukan penandatanganan MoA untuk mendukung terlaksananya program pembangunan Rusunawa yang sudah tertuang dalam indikasi program pembangunan dalam bidang perumahan dan permukiman.

 Dalam Rangka penanganan Kawasan Kumuh

√ Salah satu alasan pembangunan Rusunawa di Kota Salatiga (Misalnya : yang direncanakan di Kelurahan Noborejo) adalah sebagai salah satu upaya untuk meminimalisasikan kawasan kumuh.

 Kesanggupan Pemda

menyediakan Sambungan

√ Adanya kesanggupan Pemda Kota Salatiga dalam menyediakan PSU permukiman diwujudkan dengan

(8)

VI-8

No Kriteria Kesiapan Chek List

Kriteria Kesiapan Keterangan

lainnya yang tertuang dalam dokumen pendukung, misalnya

: RIS SPAM, SSK, dan dokumen lainnya.

 Ada calon penghuni √ Calon penghuni yang direncanakan sebagai

penghuni Rusunawa yaitu penduduk dengan kondisi Rumah Tangga Miskin dan yang mempunyai rumah dengan kondisi tidak layak huni.

RIS PNPM

 Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.

√ Kegiatan PNPM di Kota Salatiga sudah dilakukan dengan mengacu kesepakatan dan ketentuan pelaksanaan RIS PNPM.

 Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.

√ Penanganan program/kegiatan PNPM dilakukan dengan mengacu pada RIS PNPM dengan koordinasi SKPD terkait, sehingga tidak terjadi tumpang tindih

program/kegiatan dalam pembangunan

permukiman.  Tingkat kemiskinan desa

>25%.

√ Jumlah penduduk yang masuk dalam kategori “Pra Sejahtera: Tahun 2012 di Kota Salatiga mencapai 6.989 jiwa (45,79% dari jumlah penduduk) (Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013). Hal tersebut menunjukkan bahwa RIS PNPM perlu ditingkatkan penyelenggaraannya sebagai upaya pengentasan kemiskinan.

 Walikota menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM.

√ Pelaksanaan kegiatan PNPM dilakukan mengikuti pedoman dan menyediakan BOP (Bantuan Operasional Pembiayaan) minimal 5% dari BLM (Bantuan Langsung Masyarakat).

3. Kriteria Lain (Ditjen. Cipta Karya) Vitalitas Non Ekonomi

 Kesesuaian pemanfaatan

ruang kawasan dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah atau RDTRK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota

√ Dalam pengembangan permukiman di Kota Salatiga dilakukan dengan mengacu pada kesesuaian pemanfaatan ruang dalam RTRW maupun RDTRK yaitu sebagai kawasan permukiman/ perumahan, sehingga mempunyai legalitas kawasan yang sesuai dengan RTR tersebut.

 Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi

terhadap penanganan

kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.

√ Salah satu dasar dalam pelaksanaan penanganan kawasan kumuh di Kota Salatiga dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik bangunan perumahan yaitu rumah dengan kondisi tidak layak huni.

 Kondisi kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk

√ Salah satu dasar dalam pelaksanaan penanganan kawasan kumuh di Kota Salatiga dilakukan dengan memperhatikan kondisi kependudukan kawasan permukiman yaitu kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi dan kawasan dengan kondisi penduduk masuk dalam kategori RTM (Rumah Tangga Miskin)

Vitalitas Ekonomi Kawasan

 Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah apakah kawasan itu strategis

√ Kriteria tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, dijadikan dasar dalam indikasi program pembangunan perumahan permukiman

(9)

VI-9

No Kriteria Kesiapan Chek List

Kriteria Kesiapan Keterangan

ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada.

penanganan kwasan kumuh masih dengan sumber biaya dari APBN, APBD, dan PNPM.

 Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi lainnya.

√ Salah satu program pengembangan permukiman dilakukan pada lokasi-lokasi yang mempunyai pusat-pusat bisnis/ perdagangan, salah satunya : kawasan perdagangan dan jasa Pusat kota dan koridor Jalan Jendral Sudirman.

Status Kepemilikan Tanah

 Status pemilikan lahan

kawasan perumahan

permukiman.

√ Salah satu dasar dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Salatiga yaitu dengan memperhatikan status pemilikan lahan yang berdasarkan RTR menujukkan bahwa lahan tersebut sebagai lahan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman.

 Status sertifikat tanah yang ada.

√ Selain status pemilikan lahan, adanya status sertifikat tanah juga menjadi syarat dalam pelaksanaan program pembangunan perumahan permukiman.

Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih,

dan Air limbah.

√ Pengembangan permukiman di Kota Salatiga dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi PSU untuk mewujudkan rumah layak huni. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya program-program dari SKPD pendukung PSU permukiman yang tertuang dalam produk pendukung, misalnya : SPAM, SSK dan perbaikan jalan serta kualitas lingkungan perumahan permukiman lainnya.

Komitmen Pemerintah Kota

 Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.

√ Adanya indikasi penyediaan dana baik dari APBD, APBD Kota Salatiga dalam penyediaan rumah layak huni, melalui kelembagaan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, bidang Cipta Karya khususnya Seksi Perumahan dan Permukiman serta SKPD terkait.  Ketersediaan perangkat dalam

penanganan, seperti halnya rencana penanganan (grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya.

- Belum tersedianya skenario penanganan

permukiman, mengingat belum adanya produk studi misalnya : masterplan perumahan dan permukiman, dan rencana rinci lainnya.

Sumber : Tim Penyusun, 2014

6.1.4. Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Usulan program dan kegiatan pengembangan permukiman Kota Salatiga terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah Kota Salatiga. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2-JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima. Usulan dan prioritas program infrastruktur permukiman Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut :

(10)

TABEL VI.7

USULAN DAN PRIORITAS PROGRAM INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KOTA SALATIGA

No Program/Kegiatan Vol Satuan

Sumber Dana (x Rp 1.000)

Lokasi Kriteria Kesiapan

APBN APBD

Prov APBD Kota Masya

Swasta CSR

Rp Murni Phln Rakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

KEGIATAN PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 1 PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

JUMLAH LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN  Kota Salatiga mempunyai

produk rencana kegiatan rinci dalam pengembangan perumahan permukiman yaitu termuat dalam produk RTRW, RPJMD, RPIJM, serta Renstra SKPD Kota Salatiga.

 Pentingnya dokumen NSPK Nasional bidang permukiman, Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan, dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman (RPKP) Perkotaan dan Perdesaan sebagai acuan dalam Pembangunan Permukiman di Kota Salatiga, sehingga diperlukan keberadaannya. 1.a. STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)

1 Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) 1 Laporan 900.000 - 20.000 - - - Kota Salatiga

1.b. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN (RPKP) - - -

1 Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 1 Laporan 830.000 - 20.000 - - - Kota Salatiga 1.c. RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

1 Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)/

Review RP4D 1 Laporan 250.000 - 20.000 - - - Kota Salatiga

2 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

JUMLAH INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN  Adanya komitmen pemerintah/

keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.

 Adanya kegiatan penanganan rumah tidak layak huni yang sudah dilaksanakan di Kota Salatiga, namun belum mengacu pada rencana tindak penanganan kawasan kumuh. Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya dokumen rencana tindak penanganan kawasan permukiman kumuh, sebagai dasar pelaksanaaan yang lebih operasional dalam penanganan 2.a. INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

2.a.1 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh

1 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh 1 Kegiatan 2.200.000 - - - - - - Kota Salatiga 2.a.2 Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh

1 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Sidorejo

Kec. Sidorejo

Peningkatan jalan lingkungan 7.500 m2 975.000 - - - - -

Perbaikan saluran 3.750 m 1.125.000 - - - - -

MCK 10 unit - - 50.000 - - -

Septictank 10 unit - - 22.500 - - -

Instalasi air minum 1 unit - - 75.000 - - -

(11)

No Program/Kegiatan Vol Satuan

Sumber Dana (x Rp 1.000)

Lokasi Kriteria Kesiapan

APBN APBD

Prov APBD Kota Masya

Swasta CSR

Rp Murni Phln Rakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

3 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Argomulyo

Kec. Argomulyo

Salatiga mencapai 6.989 jiwa (45,79% dari jumlah penduduk) (Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013). Hal tersebut menunjukkan bahwa pnyediaaan sarana prasarana permukiman kumuh perlu ditingkatkan penyelenggaraannya sebagai upaya pengentasan kemiskinan.

Peningkatan jalan lingkungan 4500 m2 607.500 - - - - -

Perbaikan saluran 975 m 316.875 - - - - -

MCK 10 unit - - 55.000 - - -

Septictank 10 unit - - 25.000 - - -

Instalasi air minum 1 unit - - 75.000 - - -

4 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Sidomukti Lampu penerangan jalan 10 unit - - 7.000 - - -

Kec. Sidomukti

Peningkatan jalan lingkungan 4500 m2 630.000 - - - - -

Perbaikan saluran 975 m 341.250 - - - - -

MCK 10 unit - - 60.000 - - -

Septictank 10 unit - - 27.500 - - -

Instalasi air minum 1 unit - - 80.000 - - -

2.b. INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA Lampu penerangan jalan 10 unit - - 7.500 - - -

2.b.1 Koordinasi penyelenggaraan pembangunan perumahan 1 laporan - - 252.500 - - - Kota Salatiga  Adanya komitmen pemerintah/ keinginan pemerintah dalam kondisi PSU untuk mewujudkan rumah layak huni. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya program-program dari SKPD pendukung PSU permukiman yang tretuang dalam produk pendukung, misalnya : SPAM, SSK dan perbaikan jalan serta kualitas lingkungan permukiman lainnya.

 Adanya kegiatan pembangunan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih, dan Air limbah, khususnya pada lingkungan permukiman yang mempunyai kondisi PSU belum memadai.

 Pentingnya rencana tindak dan DED penanganan RSH sebagai acuan yang lebih operasional dalam mewujudkan peningkatan kualitas infrastruktur RSH.

2.b.2 Pembangunan sarana prasarana rumah sederhana sehat 1 paket - - 2.551.190 Kota Salatiga

2.b.3 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH

1 Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)

Perumahan PNS di Kecandran (Kecamatan Sidomukti) Kecandran Kelurahan

Kecamatan Sidomukti

 Jalan 3.700 m2 - - 3.912.500 - - -

 Saluran 700 m2 - - 212.500 - - -

Perumahan PNS di Pendem (Argomulyo) Kelurahan Pendem

Kecamatan Argomulyo

 Jalan 3.700 m2 - - 3.912.500 - - -

2 Pembangunan Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo  Saluran 700 m2 - - 212.500 - - -

Pemeliharaan bangunan fisik 57 unit 432.500

Pondok Boro di Dukuh Ngronggo

Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo

Peningkatan jalan lingkungan 1.700 m2 - - 153.000.000 - - -

Perbaikan Saluran 825 m1 - - 10.312.500 - - -

Perbaikan fasilitas umum

 MCK 75 unit - - 26.250 - - -

3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

JUMLAH RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA  Adanya komitmen

pemerintah/keinginan pemerintah dalam rangka penanganan kawasan kumuh

1 Penyusunan AMDAL Rusunawa di Kota Salatiga 1 Paket - - 200.000 - - - Kota Salatiga

(12)

No Program/Kegiatan Vol Satuan

Sumber Dana (x Rp 1.000)

Lokasi Kriteria Kesiapan

APBN APBD

Prov APBD Kota Masya

Swasta CSR

Rp Murni Phln Rakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Pembangunan jalan poros dan saluran 2 kawasan 1.150.000 Noborejo Kota Salatiga

pembangunan Rusunawa.

 Adanya komitmen pemerintah dalam menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya di kawasan Rusunawa.

Pemeliharaan jalan poros dan saluran 4 kawasan 775.000

Instalasi air minum 2 unit 150.000

Instalasi listrik 2 unit 500.000

Sumber : Tim Penyusun, 2014

B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman

Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk terus meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari alternatif sumber pembiayaan dari masyarakat dan swasta (KPS, CSR). Usulan pembiayaan pengembangan permukiman Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VI.8

USULAN PEMBIAYAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA

No Program/Kegiatan

Sumber Dana (x Rp 1.000)

Total

APBN APBD

PROV APBD Kota

Masya

Swasta CSR

RP Murni Phln Rakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

KEGIATAN PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

1 PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

JUMLAH LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

1.a. STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

PERKOTAAN (SPPIP)

1 Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

900.000 - 20.000 - - - 920.000

1.b. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN (RPKP)

1 Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 830.000 - 20.000 - - - 850.000

1.c. RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN

KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

1 Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)/ Review RP4D

250.000 - 20.000 - - - 270.000

2 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

(13)

No Program/Kegiatan

Sumber Dana (x Rp 1.000)

Total

APBN APBD

PROV APBD Kota

Masya Swasta CSR RP Murni Phln Rakat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Perbaikan saluran 1.125.000 - - - - - 1.125.000 MCK - - 50.000 - - - 50.000 Septictank - - 22.500 - - - 22.500

Instalasi air minum - - 75.000 - - - 75.000

Lampu penerangan jalan - - 7.500 - - - 7.500

2 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Tingkir

Peningkatan jalan lingkungan 1.000.000 - - - - - 1.000.000

Perbaikan saluran 300.000 - - - - - 300.000

MCK - - 67.500 - - - 67.500

Septictank - - 30.000 - - - 30.000

Instalasi air minum - - 70.000 - - - 70.000

Lampu penerangan jalan - - 9.000 - - - 9.000

3 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Argomulyo

Peningkatan jalan lingkungan 607.500 - - - - - 607.500

Perbaikan saluran 316.875 - - - - - 316.875

MCK - - 55.000 - - - 55.000

Septictank - - 25.000 - - - 25.000

Instalasi air minum - - 75.000 - - - 75.000

Lampu penerangan jalan - - 7.000 - - - 7.000

4 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Sidomukti

Peningkatan jalan lingkungan 630.000 - - - - - 630.000

Perbaikan saluran 341.250 - - - - - 341.250

MCK - - 60.000 - - - 60.000

Septictank - - 27.500 - - - 27.500

Instalasi air minum - - 80.000 - - - 80.000

Lampu penerangan jalan - - 7.500 - - - 7.500

2.b. INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA

2.b.1 Koordinasi penyelenggaraan pembangunan perumahan - - 252.500 - - - 252.500

2.b.2 Pembangunan sarana prasarana rumah sederhana sehat - - 2.551.190 2.551.190

2.b.3 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH

1 Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)

Perumahan PNS di Kecandran (Kecamatan Sidomukti)

 Jalan - - 3.912.500 - - - 3.912.500

 Saluran - - 212.500 - - - 212.500

Perumahan PNS di Pendem (Argomulyo)

 Jalan - - 3.912.500 - - - 3.912.500

 Saluran - - 212.500 - - - 212.500

(14)

No Program/Kegiatan

Sumber Dana (x Rp 1.000)

Total

APBN APBD

PROV APBD Kota

Masya

Swasta CSR

RP Murni Phln Rakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Peningkatan jalan lingkungan - - 153.000.000 - - - 153.000.000

Perbaikan Saluran - - 10.312.500 - - - 10.312.500

Perbaikan fasilitas umum

 MCK - - 26.250 - - - 26.250

3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

JUMLAH RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

1 Penyusunan AMDAL Rusunawa di Kota Salatiga - - 200.000 - - - 200.000

2 Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya (Fisik)

Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya Kota Salatiga (Noborejo)

13.000.000 - - - 13.000.000

Pembangunan jalan poros dan saluran 1.150.000 1.150.000

Pemeliharaan jalan poros dan saluran 775.000 775.000

Instalasi air minum 150.000 150.000

Instalasi listrik 500.000 500.000

Sumber : Tim Penyusun, 2014

(15)

TABEL VI.9

USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA No

Output

Lokasi Vol Satuan

Sumber Dana (x Rp 1.000) Tahun

Indikator Output APBN APBD

Prov APBD Kota Masya

Rakat Swasta CSR 1 2 3 4 5

Rincian RP Murni Phln

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

KEGIATAN PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 1 PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

JUMLAH LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 1.a. STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

PERKOTAAN (SPPIP)

1 Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP) Kota Salatiga 1 Laporan 900.000 - 20.000 - - -

1.b. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN (RPKP) - - -

1 Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman

Prioritas (RPKPP) Kota Salatiga 1 Laporan 830.000 - 20.000 - - -

1.c. RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

1 Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)/ Review RP4D Kota Salatiga 1 Laporan 250.000 - 20.000 - - -

2 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

JUMLAH INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN 2.a. INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

2.a.1 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh

1 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman

Kumuh Kota Salatiga 1 Kegiatan 2.200.000 - - - - - -

2.a.2 Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh

1 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Sidorejo

Kec. Sidorejo

 Peningkatan jalan lingkungan 7.500 m2 975.000 - - - - -

 Perbaikan saluran 3.750 m 1.125.000 - - - - -  MCK 10 unit - - 50.000 - - -  Septictank 10 unit - - 22.500 - - -

 Instalasi air minum 1 unit - -

75.000 - - -

 Lampu penerangan jalan 10 unit - -

7.500 - - -

2 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Tingkir

Kec. Tingkir

 Peningkatan jalan lingkungan 8.000 m2 1.000.000 - - - - -

 Perbaikan saluran 1.200 m 300.000 - - - - -

 MCK 15 unit - - 67.500 - - -

 Septictank 15 unit - - 30.000 - - -

 Instalasi air minum 1 unit - - 70.000 - - -

 Lampu penerangan jalan 15 unit - - 9.000 - - -

3 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Argomulyo

Kec. Argomulyo

(16)

No

Output

Lokasi Vol Satuan

Sumber Dana (x Rp 1.000) Tahun

Indikator Output APBN APBD

Prov APBD Kota Masya Rakat Swasta CSR 1 2 3 4 5 Rincian RP Murni Phln 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19  Perbaikan saluran 975 m 316.875 - - - - -  MCK 10 unit - - 55.000 - - -  Septictank 10 unit - - 25.000 - - -

 Instalasi air minum 1 unit - - 75.000 - - -

 Lampu penerangan jalan 10 unit - - 7.000 - - -

4 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Sidomukti

Kec. Sidomukti

 Peningkatan jalan lingkungan 4500 m2 630.000 - - - - -

 Perbaikan saluran 975 m 341.250 - - - - -

 MCK 10 unit - - 60.000 - - -

 Septictank 10 unit - - 27.500 - - -

 Instalasi air minum 1 unit - - 80.000 - - -

 Lampu penerangan jalan 10 unit - - 7.500 - - -

2.b. INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA

2.b.1 Koordinasi penyelenggaraan pembangunan perumahan Kota Salatiga 1 laporan - - 252.500 - - -

2.b.2 Pembangunan sarana prasarana rumah sederhana sehat Kota Salatiga 1 paket - - 2.551.190

2.b.3 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH

1 Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)

 Perumahan PNS di Kecandran (Kecamatan Sidomukti)

Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti

Jalan 3.700 m2 - - 3.912.500 - - -

Saluran 700 m2 - - 212.500 - - -

 Perumahan PNS di Pendem (Kecamatan Argomulyo)

Kelurahan Pendem Kecamatan Argomulyo

Jalan 3.700 m2 - - 3.912.500 - - -

Saluran 700 m2 - - 212.500 - - -

2 Pembangunan Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo

 Pemeliharaan bangunan fisik

Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo

57 unit 432.500

 Peningkatan jalan lingkungan 1.700 m2 - - 153.000.000 - - -

 Perbaikan Saluran 825 m1 - - 10.312.500 - - -

 Perbaikan fasilitas umum

MCK 75 unit - - 26.250 - - -

3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

JUMLAH RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

1 Penyusunan AMDAL Rusunawa di Kota Salatiga Kota Salatiga 1 Paket - - 200.000 - - -

2 Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya (Fisik)

(17)

VI-17

6.2. RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PBL (PENATAAN BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN)

6.2.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

6.2.1.1.Isu Strategis

Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti Rencana Tata Ruang (RTR), Skenario Pembangunan Daerah, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi : a). Revitalisasi, b). RTH, c). Bangunan Tradisional/Bersejarah dan d). Penanggulangan Kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan. Adapun isu strategis terkait PBL di Kota Salatiga meliputi :

TABEL VI.10

IDENTIFIKASI ISU-ISU STRATEGIS SEKTOR PBL DI KOTA SALATIGA

No Isu Strategis Keterangan

A. Penataan Lingkungan Permukiman

1. Masih rendahnya Pengendalian pemanfaatan ruang

 Belum adanya /minimnya produk-produk hukum ataupun produk rencana tata ruang seperti Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang bisa digunakan sebagai acuan resmi dalam kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang.  Masih terdapat beberapa kawasan yang tidak sesuai

dengan peruntukannya seperti : PKL di badan jalan utama perkotaan, pelanggaran sempadan sungai, alih fungsi lahan pertanian dan pelanggaran lainnya.

2. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) khususnya pada kawasan perkotaan.

 RTH di Kota Salatiga belum memenuhi persyaratan dari kementerian PU yang mengamatkan bahwa RTH 20%, untuk saat ini pemenuhan RTH di Kota Salatiga belum memenuhi standar tersebut (RTH Eksisting 5,61% dan Rencana versi RDTR 7,67%).

3. Masih rendahnya kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal.

 Belum terpenuhinya sarana prasarana umum terkait penataan lingkungan permukiman seperti : belum meratanya sebaran fasilitas RTH, maupun ruang publik lainnya seperti : tempat bermain anak.

4. Masih rendahnya pelibatan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.

 Belum adanya keterlibatan swasta dan masyarakat secara aktif dalam penataan bangunan dan lingkungan.

B. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1. Belum terlaksananya penyelenggaraan tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan).

 Belum adanya raperda bangunan gedung (proses legalisasi)  Belum adanya pedoman teknis penyelenggaraan tertib

pembangunan dan keandalan bangunan

C. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. Masih perlunya keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan.

 Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Tahun 2011 di Kota Salatiga mencapai 8.212 RTM atau 32.235 jiwa (Sumber : BPS, diverifikasi oleh TNP2K)

Sumber : Tim Penyusun, 2014

6.2.1.2.Kondisi Eksisting

A. Peraturan Daerah Terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/ kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

(18)

VI-18 Gedung yang diikuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang

Pengaturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung serta beberapa Pedoman Menteri Pekerjaan Umum yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan gedung, maka diperlukan pengaturan tentang bangunan gedung diwilayah Kota Salatiga.

Untuk saat ini Kota Salatiga telah dalam proses penyusunan Perda Bangunan Gedung, yang diharapkan dapat menjadi pedoman penyelenggaraan bangunan gedung sesuai dengan tata bangunan dan lingkungan, serta keandalan gedung yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penyelenggaraan bangunan gedung yang handal dan menjamin keselamatan, kenyamanan serta mewujudkan keserasian dan pelestarian lingkungan.

TABEL VI.11

PERATURAN DAERAH TERKAIT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI KOTA SALATIGA No

Peraturan Perundangan Terkait PBL

Amanat Jenis Produk Pengaturan No./ Tahun Tentang 1. Undang-undang No.28 /2002 Bangunan Gedung

 Undang-undang ini mengatur ketentuan tentang bangunan gedung yang meliputi fungsi, persyaratan, penyelenggaraan, peran masyarakat, dan pembinaan.

 Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.

 Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk:

1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;

2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;

3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung. 2. Peraturan Pemerintah No.36/ 2005 Peraturan Pelaksanaan UU Bangunan Gedung

 Undang-undang ini menguraikan tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 3. Peraturan Daerah (Masih draf) .../20... Bangunan Gedung

 Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, maka setiap daerah wajib memiliki Perda Bangunan Gedung.

 Bangunan Gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, pengaturan Bangunan Gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai dengan peraturan perundangundangan. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung, setiap Bangunan Gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis Bangunan Gedung.

Sumber : Tim Penyusun, 2014

B. Penataan Lingkungan Permukiman

Beberapa kondisi eksisting terkait dengan penataan lingkungan permukiman yang ada di Kota Salatiga, meliputi :

(19)

VI-19

TABEL VI.12

PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KOTA SALATIGA

Kawasan Tradisional/Bersejarah RTH Pemenuhan SPM Penanganan

Kebakaran

Nama Kawasan Dukungan

Infrastruktur CK Lokasi/Nama RTH Luas RTH (Ha) % Luas RTH Ketersediaan IMB % IMB HS BGN Instansi Prasarana Kebakaran 1.Kawasan cagar budaya Prasasti Plumpungan Kel. Kauman Kidul

dengan luas area sebesar ± 2.909 m2  Pengaturan perubahan ukuran dan bentuk bangunan;  pengembangan kegiatan kepariwisataan;  Pengaturan lingkungan sekitar kawasan cagar budaya.

1. Taman kota 4,676 0,08% 1.Tahun 2008

= 423 ijin 2.Bangunan bersejarah di Kel. Salatiga, Kel. Kalicacing, Kel. Kutowinangun dan Kel. Sidorejo Lor.

2. Rencana taman kota 36,234 0,64% 2.Tahun 2009 = 384 ijin 3. Agro wisata Salib Putih 72,320 1,27% 3.Tahun 2010 = 384 ijin 4. Kalitaman dan Plumpungan 0,513 0,01% 4.Tahun 2011 = 565 ijin 5. Rencana Taman Wisata Salatiga dan Wisata Religi 14,919 0,26% 5.Tahun 2012 = 523 ijin 6. Taman lingkungan perumahan dan permukiman 1,276 0,02% 7. Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial 1,050 0,02% 8. Hutan kota 1,440 0,03% 9. Rencana hutan kota 12,108 0,21% 10.Kawasan perlindungan bawahannya 83,294 1,47% 11.Pemakaman umum 53,288 0,94% 12.Lapangan olah raga 28,729 0,51% 13.Lapangan upacara 2,397 0,04% 14.Parkir terbuka 0,691 0,01% 15.Sempadan SUTET 47,544 0,84% 16.Sempadan sungai 69,322 1,22% 17.Jalur pengaman jalan 0,627 0,01% 18.Rencana jalur pengaman jalan TOL 5,670 0,10% 19.Kawasan dan jalur hijau 0,443 0,01%

Sumber : Tim Penyusun, 2014

C. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Dalam sistem pengelolaan keuangan negara, bangunan gedung negara dan rumah negara termasuk dalam barang milik negara, yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara dan dalam pengelolaan rumah negara.

Dalam proses pelaksanaan tertib penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara masih sering dijumpai permasalahan terkait dengan Harga Satuan Bangunan Gedung Negara

(20)

VI-20 (HSBGN). Hingga saat ini, masih ada beberapa kabupaten/kota yang belum mengeluarkan

penetapan harga standar pembangunan bangunan gedung negara. Adapun kondisi eksisting terkait dengan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara yang ada di Kota Salatiga, dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VI.13

PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA DI KOTA SALATIGA

No Nama Bangunan Gedung Negara Fungsi

Bangunan

Status Kepemilikan

Kondisi Bangunan

1. Gedung DPPKAD Khusus Kota Baik

2. Gedung Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Khusus Kota Baik

3. Gedung Dinas Kesehatan Khusus Kota Baik

4. Gedung Dinas Pendidikan, Pemuda dan OR Khusus Kota Baik

5. Gedung Kantor Lingkungan Hidup Khusus Kota Baik

6. Gedung Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Khusus Kota Baik

7. Gedung Dinas Pertanian dan Perikanan Khusus Kota Baik

8. Gedung Badan KESBANGPOLLINMAS Khusus Kota Baik

9. Gedung Dinas Bina Marga & Pengelolaan Sumber Daya Air Khusus Kota Baik 10. Gedung Dinas Sosial Ketenagakerjaan & Transmigrasi Khusus Kota Baik

11. Gedung Dinas Kependudukan dan Capil Khusus Kota Baik

12. Gedung Dinas Perhub, Komunikasi, Kebudayaan & Pariwisata Khusus Kota Baik 13. Gedung Bapermas, Perempuan, KB & Ketahanan Pangan Khusus Kota Baik

14. Gedung Dinas Cipta Karya & Tata Ruang Khusus Kota Baik

15. Gedung Badan Pelayanan Perijinan Terpadu & Penanaman Modal Khusus Kota Baik

16. Gedung Balai Kesehatan Paru Masyarakat Khusus Kota Baik

17. Gedung PDAM Khusus Kota Baik

18. Gedung Kantor Pertanahan Kota Salatiga Khusus Kota Baik

19. Gedung Kejaksaan Negeri Salatiga Khusus Kota Baik

20. Gedung Badan Pusat Statistik Khusus Kota Baik

21. Gedung Pengadilan Negeri Khusus Kota Baik

22. Gedung Rumah Tahanan Salatiga Khusus Kota Baik

23. Gedung Pengadilan Agama Khusus Kota Baik

24. Gedung Polres Salatiga Khusus Kota Baik

25. Gedung RSU Sejahtera Bhakti & Holistik Khusus Kota Baik

26. Gedung Kantor Kecamatan Argomulyo Khusus Kota Baik

27. Gedung Kantor Kecamatan Tingkir Khusus Kota Baik

28. Gedung Kantor Kecamatan Sidomukti Khusus Kota Baik

29. Gedung Kantor Kecamatan Sidorejo Khusus Kota Baik

30. Gedung Kantor Perpustakaan Daerah Sosbud Kota Baik

31. Gedung Satuan Polisi Pamong Praja Khusus Kota Baik

32. Gedung Sekretariat Daerah Khusus Kota Baik

33. Gedung Sekretariat Dewan Khusus Kota Baik

34. Gedung Olahraga (GOR) Sosbud Kota Baik

35. Gedung Rumah Dinas Walikota Hunian Kota Baik

36. Gedung Rumah Dinas Wakil Walikota Hunian Kota Baik

Sumber : Tim Penyusun, 2014

D. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Salatiga, salah satunya diwujudkan dalam bentuk fasilitasi peningkatan kualitas infrastruktur permukiman melalui program P2KP/PNPM-Mandiri maupun Program PLPBK kepada sejumlah kelurahan. Program pemberdayaan masyarakat ini, sesungguhnya merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

(21)

VI-21 Adapun kelurahan di Kota Salatiga yang mendapatkan beberapa program pemberdayaan

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VI.14

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SALATIGA No Kecamatan Kegiatan PNPM Perkotaan (P2KP) Kegiatan Pemberdayaan lainnya

1. Argomulyo 1.Kel. Noborejo

2.Kel. Ledok 3.Kel. Tegalrejo 4.Kel. Kumpulrejo 5.Kel. Randuacir 6.Kel. Cebongan PLPBK : Kel. Noborejo Kec. Argomulyo

2. Tingkir 1.Kel. Kutowinangun

2.Kel. Gendongan 3.Kel. Sidorejo Kidul 4.Kel. Kalibening 5.Kel. Tingkir Lor 6.Kel. Tingkir tengah

3. Sidomukti 1.Kel. Kecandran

2.Kel. Dukuh 3.Kel. Mangunsari 4.Kel. Kalicacing

4. Sidorejo 1.Kel. Blotongan

2.Kel. Sidorejo Lor 3.Kel. Salatiga 4.Kel. Bugel 5.Kel. Kauman Kidul 6.Kel. Pulutan

Sumber : Tim Penyusun, 2014

6.2.1.3.Permasalahan dan Tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di Kota Salatiga terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:

TABEL VI.15

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI KOTA SALATIGA

No Aspek PBL Permasalahan Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1. Aspek Teknis  Masih terbatasnya pedoman teknis di daerah terkait Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan

 Perlunya penyusunan pedoman teknis di daerah terkait Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan

 Penyusunan pedoman teknis di daerah terkait Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan 2. Aspek Kelembagaan  Belum optimalnya kapasitas kelembagaan serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang penataan bangunan dan lingkungan  Perlunya peningkatan fasilitasi penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam bidang penataan bangunan dan lingkungan

 Peningkatan pelatihan, bimbingan teknis, dan

pembinaan dalam

optimalisasi kapasitas kelembagaan penyelenggara, sehingga dapat memenuhi SPM di bidang penataan bangunan dan lingkungan  Monitoring dan evaluasi hasil

bidang penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan SPM bidang penataan bangunan dan lingkungan  Fasilitasi penguatan

kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan

(22)

VI-22

No Aspek PBL Permasalahan Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

dalam penataan

lingkungan

permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas penataan lingkungan permukiman pemerintah untuk mendukung percepatan kegiatan dalam peningkatan kualitas penataan lingkungan permukiman

dalam pembiayaan berbagai kegiatan bidang penataan bangunan dan lingkungan

4. Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta

 Masih terbatasnya peran serta masyarakat

dalam kegiatan

penataan lingkungan permukiman

 Perlunya upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam kegiatan penataan lingkungan permukiman

 Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam kegiatan penataan lingkungan permukiman 5. Aspek Lingkungan Permukiman  Masih banyaknya pelanggaran tata ruang akibat minimnya peraturan khususnya terkait bidang penataan bangunan dan lingkungan  Minimnya pengawasan dalam kegiatan penataan lingkungan permukiman  Perlunya pembinaan penyelenggaraan bidang penataan bangunan dan lingkungan

 Bantek Penyusunan RISPK  Fasilitasi penyusunan RTBL  Fasilitasi penyusunan

Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan  Fasilitasi Rencana Tindak

Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH)  Fasilitasi penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional Bersejarah

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1. Aspek Teknis  Masih terbatasnya dokumen perencanaan terkait

penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara

 Perlu adanya dokumen perencanaan terkait penyelenggaraan

bangunan gedung dan rumah negara

 Bantek dan Pendampingan penyusunan Ranperda Bangunan dan Gedung

2. Aspek Kelembagaan

 Kelembagaan

bangunan gedung belum berfungsi efektif dan efisien

 Perlunya peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan

bangunan gedung dan rumah negara

 Bimtek Penguatan

Kelembagaan Bangunan Gedung

 Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

 Perlunya pendataan terhadap aset negara yang belum teradministrasikan

 Pelatihan teknis tenaga pendata bangunan gedung dan keselamatan gedung  Minimnya Sumber

Daya Manusia (SDM)

yang menguasai

keandalan bidang bangunan gedung dan rumah negara

 Perlu adanya peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam bidang

keandalan bidang

bangunan gedung dan rumah negara

 Pelatihan teknis keandalan bidang bangunan gedung dan rumah negara

 Membentuk tim ahli/ lembaga yang dalam bidang keandalan bidang bangunan gedung dan rumah negara 3. Aspek Pembiayaan  Masih rendahnya dukungan pembiayaan terhadap kegiatan penyelenggaraan  Perlunya sumber

pendanaan alternatif non

pemerintah untuk

mendukung percepatan

 Kerjasama dengan pihak swasta/ CSR dan masyarakat dalam pembiayaan berbagai kegiatan penyelenggaraan

Gambar

TABEL VI.8
TABEL VI.10
TABEL VI.13
TABEL VI.14
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data - data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: peta yang terdiri dari peta topografi dan peta daerah irigasi, skema jaringan irigasi sekunder serta skema

Hasil identifikasi manfaat Sistem Pelayanan Santunan Online yang tidak berdampak kepada peningkatanan pendapatan Jasa Raharja, yaitu mempercepat proses transaksi,

Pada bulan September merupakan awal dari musim pancaroba yang tentunya seharusnya belum memiliki hujan yang sering dan intensitas tinggi sehingga

Hasil dari penelitian ini adalah dengan adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi Kabupaten Nganjuk melalui

Kenapa Madinah disebut sebagai identitas sistem sosial normal, tak lain karena jalinan intersubjektivitas (keberterimaan manusia dengan manusia) yang terbangun dari seluruh

Hasil yang diperoleh dari uji Marginal Homogeneity didapatkan nilai ρ value 0,317 (>0,05) maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang bermakna

a) PAK terakhir yang telah dimiliki atau PAK terakhhir yang telah ditambah angka kredit dari prestasi di bidang pelatihan dan pembelajaran yang diperoleh selama dibebaskan

model pembelajaran problem solving sebagai salah satu model pembelajaran alternatif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan, (2) hasil penelitian ini dapat menjadi acuan